Anda di halaman 1dari 9

PENGELOLAAN LIMBAH

Limbah semen dibedakan atas dua bagian yaitu limbah yang termasuk kedalam gas dan
limbah B3, umumnya industry semen akan menghasilkan limbah berupa debu dan partikel.
Limbah gas merupakan suatu limbah yang akan mencemari lingkungan melalui udara, karena
limbah dari hasil prosuksi pabrik ini akan keluar bersamaan dengan udara sehingga akan
menyebabkan pencemaran udara dan akan menurunkan kualitas udara

Debu merupakan suatu partikel zat padat yang timbul akibat proses pengolahan, penghancuran
dan peledakan pada proses industry. Debu pula dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akibat
terlalu kontak secara langsung. Berikiu adalah proses pengolahan limbah pada beberapa industry
semen :

A. Pt. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.


Merupakan salah satu industry semen yang menerapkan system management lingkungan
agar masalah pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh industry tersebut dapat diatasi
dengan tepat. Yang bertujuan agar masyarakat ataupun konsumen dapat percaya dengan industry
ataupun produk yang dihasilkan. Oleh karna itu Pt. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
Menerapkan suatu kegiatan yang efisien untuk meminimalisasi limbah hasil industri. Yang
digolongkan atas 5 tahap operasi dengan susunan neraca bahan sebagai berikut :
1. Neraca Bahan Pada Raw Mill
Proses ini dapat diklasifikasikan bahwa debu yang masuk ke Raw Mill sebanyak
5187745,78 kg/hari, dan debu yang diolah kembali menjadi produk sebanyak 142893,47
kg/hari sehingga produk akhir Raw Mill bertambah dan debu yang masih terbuang
kelingkungan dapat di minimalisasi yaitu sebanyak 288,31kg/hari.

2. Neraca Bahan di Suspension Preheater

Pada proses ini tepung baku masuk SP sebanyak 4772437,81 kg/hari,


yang kemudian terjadi proses kalsinasi awal. Sehingga produk SP yang dihasilkan hanya
3059504,31 kg/hari. Kemudian debu yang keluar dari SP diolah kembali sehingga menghasilkan
produk sebanyak 476289,29 kg/hari.
3. Neraca Bahan Pada Rotary Klin

Proses selanjutnya merupakan proses kalsinasi lanjutan dengan umpan batu bara yang
masuk yang akhirnya menghasilkan klinker yang masih panas . selain itu juga hasil gas panas
kiln akan di alirkan dan akan di manfaatkan di suspension preheater untuk membantu proses
prekalsinasi. Dalam proses ini diperoleh masa yang terakumulasi yaitu masa yang meleleh yang
kemudian menempel pada bata tahan api yang akhirnya akan membentuk coating di kiln.

4. Neraca Bahan Pada Cooler


Proses selanjutnya yaitu klinker masuk cooler, kemudian debu yang
dihasilkan di reduksi untuk menjadi produk di cooler sehingga meminimalisir debu yang
terbuang ke lingkungan.
5. Neraca Bahan pada semen Mill

pada proses ini terdapat proses pemanfaatan kegiatan re-cyle dari klinker dan gypsum
yang masuk dengan mereduksi debu pada kegitan produki di semen mill sehingga meminimalisir
debu yang terbuaang ke lingkungan.
B. PT Holcim Indonesia Tbk pabrik Cilacap

1. PENGURANGAN DAN PEMANFAATAN LIMBAH B3 SEBAGAI BBMA


Industry ini menetapkan program management lingkungan yaitu dengan kegiatan pengurangan
dan peningkatan pemanfaatan limbah B3, baik sebagai pengganti bahan bakar maupun pengganti
bahan baku. Dalam pemanfaatan limbah ini perusahaan memiliki tim khusus. Limbah yang
dihasilkan dimanfaatkan dengan cara di bakar di kiln

2. 3R (REUSE, REDUCE, RECYCLE) LIMBAH PADAT NON B3


Limbah non B3 yang dihasilkan seperti plastic, kertas dan cacahan kayu digunakan sebagai
bahan bakar kiln., scrap logam yang dijual ke pelebur logan, sedangkan limbah dari kertas
semen yang rusak dimanfaatkan kembali untuk bahan baku pembuatan eternit.

3. PENGURANGAN PENCEMAR UDARA


Perusahan ini berkomiten untuk mengurangi pencemaran udara konvensional yang diwujudkan
dalam kebikajakan tertulis, dalam perusahaan ini semua cerobong utama telah dilengkapai
dengan pemantau emsi continu yang terintegrasi dengan sinstem informasi operasi pabrik.
Industry ini menggunakan alat penangkap debu mutakhir, pengendalian bahan mentah dan bahan
bakar sebagai alat untuk mengurangi emisi udara.
Prusahan ini melakukan upaya pengurangan emisi CO2 pada proses distribusi semen dengan
pengiriman semen yang dilakukan dengan cara mengalihkan pengiriman semen dari truk ke
kereta. Selain itu perusahan pula melakukan penyerapan emisi CO2 melalui penanaman hutan
kota.

4. KONSERVASI AIR
Perusahaan ini tidak menggunakan air tanah dalam dalam proses produksinya, Penghematan air
dilakukan dengan cara menutup sumber kebocoran. Perusahaan ini menggunakan air hujan yang
yang ditampung dalam settling pond untuk mencukupi kebutuhannya. Perusahanan ini juga
memanfaatkan air selokan untuk proses pendinginan mesin. Sedangkan air buangan yang
dihasilkan diolah kembali atau diresirkulasi ke proses produksi dan menjadi system tertutup
sehingga semua air buangan dapat dimanfaatkan. Sedangkar air dari kegiatan domestic diolah
kembali dengan air buangan yang dilairkan ke selting fond untuk dimanfaatkan kembali.
Untuk konservasi air tanah perusahaan mengembangkan pembuatan biopori di lingkungan pabrik
dan di luar lingkungan pabrik. Selain itu perusahan ini pula melalukan usaha lain yaitu dengan
penanaman mangrove di sepanjang pesisir pulau nusakambangan dan sungai donan.

C. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.


1. 3R LIMBAH B3
Perusahaan ini melakukan program pemanfaatan dan pengurangan limbah dengan cara
meningkatkan pemeliharaan fasilitas produksi untuk mengurangi limbah B3 dan
pemanfaatan hasil limbah B3 secara Co-Processing yang dilakukan dalam upaya
membantu mengatasi masalah limbah B3 industri dengan cara memanfaatkannya sebagai
bahan baku dan bahan bakar alternatif.

2. 3R LIMBAH PADAT NON B3


Proses pengurangan dan pemanfaatan limbah Padat Non B3 dalam perusahaan ii
dilakukan dengan cara meningkatkan pemeliharaan fasilitas produksi untuk menekan kebocoran
proses, dan meningkatkan pengendalian kualitas untuk mengurangi produk cacat. Selain iti
perusahan juga berkontribusi kepada masyarakat dalam hal pengolahan limbah padat non B3
yaitu dengan menyerakat fallet kayu kepada panti asuhan yang berada di sekitar pabrik, sampah
kertas kraft bekas kantong dikelola dan digunakan sebahai dana LAZIZ.

Selain itu sampah berupa kantong semen yang pecah yang sudah ada di distributor akan
ditarik kembali dan diganti dengan kantong sememn yang baru sedangkan kantong semen yang
rusak akan dikumpulkan untuk kemudian diserahkan kepada industry pembuatan etermit atau
asbes.
3. KONVERSASI AIR DAN PENURUNAN BEBAN PENCEMARAN AIR

Jumlah air yang digunakan untuk produksi dan non produksi :

Dalam proses konversasi air dilakukan dalam berbagai kegiatan yang diantaranya
yaitu meningkatkan fasilitas air untuk mengurangi kebocoran, meningkatkan
pemanfaatan air buanagn dari proses pendinginan mesin dan sanitasi, meningkatkan
pemanfaatan air dari bozen tanah liat dan pemanfaatan stampungan air untuk pengairan
sampah milik masyarakat.
Selain itu industri ini berkontrobusi dalam konversasi air terhadap masyarakat
yaitu dalam pemanfaatan air sebagai pengairan sawah dan lading dan juga dalam bantuan
air bersih untuk kebutuhan pokok masyarakat sekitar pabrik.
Proses produksi pada industry ini merupakan proses kering sehingga dalam
kegiatannya tidak akan menghasilkan limbah cair dan beban pencemaran air.

Anda mungkin juga menyukai