Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dertiani Torina Liukae

NPK : 13.22.0003

Semester : VI

TUGAS MANAJEMEN RISIKO

“ANALISIS PENERAPAN PRODUKSI BERSIH PADA PABRIK PT.INDOCEMENT


TUNGGAL PRAKARSA Tbk. (SEMEN TIGA RODA) UNIT PALIMANAN-
CIREBON”

Sejarah Perusahaan
1985 : PT. Indocement Tunggal Prakarsa didirikan melalui penggabungan usaha 6
perusahaan yang memiliki delapan pabrik semen.
1989 : PT. Indocement Tunggal Prakarsa menjadi perusahaan publik dan
mencatatkan sahamnya di BEI.
1991 : PT. Indocement Tunggal Prakarsa mengakuisisi pabrik ke-9 di Palimanan-
Cirebon, Jawa Barat, dengan kapasitas produksi 1,3 juta ton semen per tahun.
1996 : Pabrik ke-10 di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat selesai dibangun dengan
kapasitas produksi terpasang 1,3 juta ton semen per tahun.
2001 : HeidelbergCement Group menjadi pemegang saham utama.
Komitmen Kebijakan Lingkungan
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Unit Palimanan-Cirebon sejak Agustus 2002 telah
menetapkan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 serta telah disertifikasi oleh badan
sertifikasi nasional PT.SGS, dengan lingkup penerapan meliputi seluruh kegiatan operasional
pabrik. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 yang telah dilakukan terangkum dalam 3
hal, yakni :
1.Management System Cross-Boundary Collaboration Project : Sustainable
Development (SD)
2.Indocement Management System : Integrated System
3.Program Kampung Iklim (ProKlim)
Salah satu kegiatan penerapan produksi bersih pada pabrik PT.Indocement Tunggal
Prakarsa adalah dengan menerapkan prinsip CDM (clean development mechanism)
sebagai upaya pengendalian pencemaran udara dan pengurangan emisi gas rumah
kaca pada semua tahapan proses produksi semen, yang dilakukan melalui 3 cara seperti
berikut (menggunakan prinsip dari 4R, yaitu reduce) :
1. Efisiensi penggunaan energi dalam proses pembuatan semen.
2. Mengganti penggunaan bahan bakar fosil sebagai sumber energi utama
pembakaran dalam kiln dengan bahan bakar alternatif yang berasal dari limbah atau
produk sampingan. Pelaksanaannya melalui Alternative Fuel Project, dengan
pemanfaatan bahan bakar alternatif dalam kiln.
3. Mengubah komposisi semen dengan menaikkan kadar aditif sehingga diperlukan
energi yang lebih sedikit dalam memproduksi semen maupun clinker semen. Upaya
ini dilaksanakan melalui Blended Cement Project, dengan mengurangi kandungan
clinker dan memanfaatkan material alternatif, antara lain limestone, fly-ash dan
pozzolan alami seperti trass, slag, dan lain sebagainya. Penambahan material alternatif
ini bakal menurunkan emisi CO2 secara proporsional, tanpa mengurangi kualitas
produk semen yang dihasilkan. Selain pengendalian CO2, pabrik PT.Indocement
Tunggal Prakarsa juga mengendalikan SO2, NO2, O2, dan debu. Bukan hanya itu, di
pabrik PT.Indocement Tunggal Prakarsa juga tidak lagi menggunakan CFC untuk
penyejuk udara dan telah juga mengganti kandungan dalam alat pemadam apiringan
(APAR) dengan jenis yang lebih ramah lingkungan.
Dalam operasionalnya pabrik PT.Indocement Tunggal Prakarsa juga menghasilkan
limbah. Limbah dari pabrik PT.Indocement Tunggal Prakarsa ini dapat dibedakan menjadi
2 berdasarkan bentuk fisiknya, yaitu limbah cair dan limbah padat. Sedangkan jika
dibedakan berdasarkan kandungannya, meliputi limbah yang mengandung B3 (bahan
berbahaya dan beracun) dan limbah bukan B3. Dan sebagai bentuk tindakan mewujudkan
produksi bersih, limbah tersebut dikelola dan diolah dengan memerhatikan masing-masing
jenis dan bentuk limbah.

 Proses Pengolahan Limbah Produksi Pabrik PT.Indocement Tunggal Prakarsa

1. Limbah Cair

Limbah cair di pabrik PT.Indocement Tunggal Prakarsa adalah air bekas pakai yang
dihasilkan dari proses produksi dan kegiatan lain di pabrik Indocement. Pengelolaan air bekas
pakai dari proses produksi dilakukan dengan mekanisme daur ulang melalui sistem sirkulasi.
Sementara air bekas pakai dari kegiatan bukan produksi, selanjutnya diolah di fasilitas
pengolahan air limbah. Olahan air bekas pakai dari proses produksi digunakan kembali untuk
pendinginan mesin produksi. Sedangkan olahan air bekas pakai dari kegiatan bukan produksi,
dimanfaatkan kembali untuk penyiraman jalan, tanaman maupun yang lain. Dengan demikian
sebagian besar olahan air bekas pakai dapat dimanfaatkan kembali, dan hanya sebagian kecil
yang dibuang ke badan air (menggunakan prinsip dari 4R, yaitu reuse). PT.Indocement
Tunggal Prakarsa secara berkala selalu memantau kualitas olahan air bekas pakai disertai
pengukuran di laboratorarium milik pabrik PT.Indocement Tunggal Prakarsa. Tidak cukup
sampai disitu Indocement juga melakukan beberapa upaya untuk menjaga kualitas air di
dalam sistem drainase di lingkungan pabrik, sekaligus meminimalkan potensi pencemaran
lingkungan. Langkah-langkah yang telah dilakukan antara lain:
• Membuat bangunan khusus dan pembatasan areal pencucian alat berat, serta
membuat bak separator untuk memisahkan lumpur dan minyak dalam buangan air
cucian kendaraan.
• Melakukan penyimpanan bahan bakar dan material alternatif (BBMA), sesuai
Keputusan Kepala Bapedal No. 01/Bapedal/09/1995, tentang Tata Penyimpanan dan
Pengumpulan Limbah.
• Membuat bak separator di areal pemanfaatan BBMA untuk mengantisipasi kondisi
darurat apabila terjadi tumpahan atau ceceran limbah B3.
• Membuat sumur pantau untuk memastikan tidak adanya pencemaran limbah B3
terhadap air tanah.
• Melakukan pemantauan rutin untuk memastikan bahwa seluruh operasional
pemanfaatan BBMA aman terhadap lingkungan.

2. Limbah Padat

Untuk limbah padat pengelolaannya disesuaikan dengan sifat berdasarkan kandungan


materi yang ada di dalamnya, meliputi limbah B3 dan limbah bukan B3. Untuk limbah bukan
B3 diolah dengan dua cara, yakni:

a. Untuk limbah domestik dalam bentuk sampah dimanfaatkan oleh masyarakat


setempat melalui badan usaha milik desa (BUMDes), untuk dijadikan
kompos/pupuk organik (menggunakan prinsip dari 4R, yaitu recycle).
b. Untuk limbah yang tak bisa diolah kembali namun masih memiliki nilai ekonomi,
disimpan di dalam area penyimpanan khusus dan setelah terkumpul diserahkan
kepada pihak ketiga melalui proses penawaran.
Dan khusus limbah B3 yang tidak termasuk dalam daftar negatif dan bisa dikelola,
akan dimanfaatkan (menggunakan prinsip dari 4R, yaitu recovery) sebagai bahan bakar
(bahan bakar untuk kiln). Proses pemanfaatan telah mendapatkan persetujuan dari
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH). Sedangkan limbah B3 yang masuk dalam daftar
negatif dan tidak bisa dikelola, akan diserahkan kepada pihak ketiga berijin untuk pengolahan
selanjutnya. Proses penyimpanan dilakukan di tempat khusus dengan prosedur ketat, disertai
mekanisme pencatatan. Sementara kegiatan pengangkutan beserta pengamanannya selama
pengangkutan menjadi tanggung jawab pihak ketiga dan dilaksanakan dengan
memperhatikan ketentuan yang berlaku.
Bentuk limbah padat lain yang dihasilkan pabrik PT.Indocement Tunggal Prakarsa
adalah kemasan yang rusak dalam proses pembungkusan, yang seluruhnya dapat ditarik
kembali dan dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif. Sedangkan untuk produk yang
sudah terjual, kemasan bekas pakainya belum dimungkinkan untuk ditarik. Namun,
Indocement tetap berupaya meminimalkan dampak yang mungkin timbul dari kemasan bekas
pakai. Hal ini dilaksanakan dengan menggunakan kemasan berbahan dasar kertas yang dapat
terurai secara alami (biodegradable). PT.Indocement Tunggal Prakarsa juga terus melakukan
inovasi dengan meringankan berat kemasan tanpa mengurangi kekuatan dan ketahanannya.

Kesimpulan : Jadi, dapat disimpulkan bahwa PT.Indocement Tunggal Prakarsa telah


melakukan penerapan produksi bersih, baik dengan cara preventif melalui pencegahan
penghasilan limbah yang terlalu tinggi (efisiensi penggunaan sumber daya) dan melakukan
cara maintenance dengan menyediakan fasilitas khusus untuk pengolahan limbah yang
dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai