Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN LINGKUNGAN

Nama : Devita Utami M. Hanif Isma Nur Azizah M. Naufal Mahdy


NIM : 171424008 171424013 171424015 171424024
Nira Aulia H. Rawiyah K. S. Risyda Fuadah
171424027 171424029 171424030
Kelas : 3A-TKPB
Tugas ke-1 (Manajemen Lingkungan Industri dengan PROPER Hijau

Manajemen Lingkungan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor


PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor adalah salah satu industri proses yang bergerak di
bidang pertambangan. Untuk menjaga kelestarian lingkungannya, industri ini berpegangan
pada dokumen ANDAL, RPL, RKL, dan rencana pascatambang yang telah disepakati. Salah
satu kebijakan yang diambil oleh PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor adalah menerapkan target
kadar limbah yang lebih kecil daripada baku mutu yang diberikan oleh KLH untuk mencegah
terjadinya dampak-dampak buruk bagi lingkungan sekitar.
Tabel 2. Baku Mutu Limbah menurut
Tabel 1. Baku Mutu Limbah menurut KLH
(Objective Target Internal) OTI Antam
Parameter Kadar Maksimum Parameter Kadar Maksimum
- -
CN kurang dari 0,5 ppm CN kurang dari 0,32 ppm
SS kurang dari 200 ppm SS kurang dari 50 ppm
pH 6-9 pH 6-9
Sumber : PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor Sumber : PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor
PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor sendiri telah memperoleh PROPER Hijau dari KLH.
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) terdiri atas lima tingkatan yaitu
emas, hijau, biru, merah dan hitam dengan penilaian sebagai berikut :

PROPER Hijau berarti PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor telah melakukan pengelolaan
limbah lebih dari yang dipersyaratkan (beyond compliance) melalui pelaksanaan sistem
pengelolaan lingkungan, pemanfaatan sumber daya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce,
Reuse, Recycle, Recovery) dan melakukan upaya tanggung jawab sosial (CSR/Comdev) dengan
baik. Untuk memperoleh peringkat tersebut, PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor mengambil
beberapa kebijakan lingkungan :
1. Mengembangkan dan menerapkan sistem manajemen lingkungan yang mengacu
pada peraturan Perseroan dan peraturan perundangan yang berlaku.
2. Mengupayakan penggunaan sistem, teknologi, metode, peralatan, dan bahan-bahan
yang memiliki dampak negatif minimal bagi lingkungan dalam setiap kegiatan
pertambangan.
3. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam pengelolaan lingkungan.
4. Meminimalkan lahan terganggu dan merehabilitasi sesuai dengan peruntukannya
termasuk melindungi flora dan fauna di dalamnya.
5. Menggunakan sumber daya alam secara optimal dalam rangka konservasi dan
meminimalkan limbah.
6. Melakukan upaya pencegahan pencemaran lingkungan dan pengendalian
dampaknya.
7. Mendukung program penurunan emisi gas rumah kaca dengan upaya-upaya produktif
dan inovatif dalam kegiatan pertambangan.
8. Mendukung upaya pembangunan yang berkelanjutan serta mempertimbangkan
kebutuhan masyarakat sekitar operasi pertambangan.
9. Melakukan evaluasi untuk meningkatkan kinerja lingkungan secara berkelanjutan.

Berikut adalah poin-poin penilaian yang menyebabkan PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor
memperoleh PROPER Hijau :

A. Sistem Manajemen Lingkungan


Untuk menjaga kualitas pengelolaan lingkungan, PT ANTAM Tbk UBPE
Pongkor menjalankan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001:2004. Sistem
pengelolaan lingkungan ini diintegrasikan dengan Sistem Manajemen Mutu (SMM)
ISO 9001:2008 dan Sistem Manajemen Kesehatan dan Kecelakaan Kerja (K3) OHSAS
18001:2007 menjadi salah satu sistem yang diberi nama Sistem Manajemen Operasi
dengan struktur sebagai berikut:
1. Kebijakan Operasional, yang merupakan integrasi dari Kebijakan Mutu, Kebijakan
Lingkungan dan Kebijakan K3 yang disahkan oleh General Manager.
2. Pedoman Operasional, yang digunakan sebagai pedoman dalam implementasi
sistem manajemen dalam operasinya termasuk implementasi Sistem Manajemen
Lingkungan yang disahkan oleh General Manager.
3. SOP (Standard Operating Procedure) dan WI (Work Instruction), yang menjadi
panduan dalam melakukan aktivitas karyawan pada masing-masing area.
4. Catatan mutu, lingkungan dan K3 yang merupakan rekaman pengendalian
aktivitas.
Setiap aktivitas baik yang baru direncanakan, sedang dilakukan maupun yang
telah selesai dilakukan oleh satuan kerja yang ada di lingkungan PT. ANTAM Tbk
UBPE Pongkor dilakukan identifikasi aspek lingkungan secara terstruktur dengan
mempertimbangkan dampak dari kegiatan, produk dan jasa yang dihasilkan sesuai SOP
080.05.
B. Hubungan dengan Masyarakat
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan ini sebagai bentuk nyata
kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat yakni :
1. Pembangunan Pusat Penelitian dan Pendidikan Pohon dan Tanaman Asli (P4TA)
yang terdiri atas:
a. Green House dan Media Storage
b. Fasilitas Ruang Kerja
c. Laboratorium
2. Seminar pembangunan kawasan yang berkelanjutan dengan konsep Public Private
Partnership oleh Sustainable Management Group, hasil kerjasama dengan
Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, dan Institut Pertanian Bogor.
3. Pelepasan 40 ekor Jalak Putih Strunus Melanopterus
4. Penanaman pohon seluas 1000 Ha di Kawasan TNGHS
5. Pemanfaatan lumpur Tailing Dam menjadi batako yang digunakan pada beberapa
bagian jalan di kampung-kampung yang terlewati akses jalan menuju PT Antam
C. Keanekaragaman Hayati
PT. ANTAM Tbk. UBPE Pongkor terletak pada kawasan Taman Nasional
Gunung Halimun Salak (TNGHS) yang merupakan habitat dari berbagai jenis flora dan
fauna. Oleh karena itu, perusahaan ini memiliki tanggung jawab untuk menjaga
lingkungan sekitar agar aktivitas penambangannya tidak mengganggu keanekaragaman
hayati. Cara yang dilakukan adalah menerapkan sistem penambangan bawah tanah
secara cut and fill, selain itu diterapkan kebijakan operasional dalam poin lingkungan
yaitu mencegah dan/atau mengurangi dampak dari limbah B3, limbah padat, cair dan
gas serta melakukan reklamasi lahan.
D. 3R Limbah B3
Kegiatan operasional PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor menghasilkan limbah
padat dan cair baik yang bersifat Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) maupun limbah
Non-B3. Limbah B3 yang dihasilkan kegiatan operasi dikelola dengan pendekatan
Reduce-Reuse-Recycle. Apabila tidak dapat dimanfaatkan kembali, PT ANTAM Tbk
UBPE Pongkor bekerja sama dengan pihak ketiga yang memiliki izin untuk
mengangkut, mengumpulkan, dan mengolah akhir limbah B3. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah No.101 Tahun 2014 limbah kegiatan operasional tailing emas
dikategorikan sebagai limbah B3 sumber spesifik khusus. Tailing telah dimanfaatkan
sebagai lantai kerja tambang bawah tanah (underground) di UBP Emas dan campuran
bahan konstruksi, paving block, batako, rigid pavement, bata ringan (habel), cone block,
pre-cast, genteng, gorong-gorong, dan tembok beton sesuai dengan SK Menteri
Lingkungan Hidup Nomor: 07.86.10 Tahun 2014 tentang Izin Pemanfaatan Limbah B3
PT. ANTAM (Persero) Tbk UBP Emas, sedangkan sisanya ditimbun pada lokasi
landfill.
PT. ANTAM Tbk UBPE Pongkor juga menghasilkan limbah berupa grease
bekas, kemasan bekas kontaminasi, botol bekas kimia, aki bekas dan sludge, sedangkan
limbah abu insinerator tidak lagi dihasilkan pada tahun 2016 dikarenakan PT ANTAM
Tbk UBPE Pongkor telah menghentikan penggunaan insinerator per tanggal 16 Januari
2015. Pengelolaan limbah B3 tersebut diserahkan kepada pihak ketiga yaitu PT
Wiraswasta Gemilang Indonesia dan PT Wastec International.
E. Efisiensi Energi
PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor sudah berupaya dalam mengefisienkan energi, yaitu
dengan cara:
1. Good Housekeeping
PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor sudah menerapkan wajib 5R seperti pengaturan
suhu ruangan, penggunaan jenis lampu hemat energi, dan memastikan peralatan
kantor dimatikan pada saat tidak digunakan, sehingga konsumsi listrik berkurang.
2. Pemanfaatan Tailing
PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor membuat pabrik pengolahan tailing, Green Fine
Aggregate (GFA). Tailing sebelumnya ditimbun di tailing dam (serupa landfill),
metode ini memerlukan luas area dan biaya yang besar serta dibutuhkan
pemantauan lingkungan selama kurang lebih 30 tahun setelah tailing dam ditutup.
GFA mengolah tailing menjadi komponen penyusun beton dengan metode
solidifikasi dan geopolimerisasi untuk komponen bahan bangunan.
3. Pemanfaatan Air Limbah IPAL Tambang
Air hasil penambangan diolah di IPAL dengan menambahkan reagen koagulan dan
flokulan untuk menurunkan TSS (Padatan Tersuspensi) sehingga air dapat
digunakan pada proses produksi di pabrik. Sebagian lagi dikirim ke WTP (Water
Treatment Plant) agar dapat digunakan di laboratorium dan keperluan karyawan
sehingga dapat mengurangi pengambilan air permukaan.
4. Transfer karbon aktif di tangki CIL Plant 2 sudah tidak menggunakan pompa tetapi
dengan menggunakan air lift. Prinsip kerja air lift adalah dengan memanfaatkan
perbedaan tekanan udara. Perbedaan tekanan udara dalam pipa menyebabkan
karbon aktif dapat terhisap ke dalam pipa dan berpindah ke tangki CIL selanjutnya
sehingga dapat mengurangi kerusakan karbon akibat karbon dengan demikian dapat
mengurangi make-up karbon aktif pada tangki CIL.
F. Penurunan Beban Pencemaran Air
Dalam mengolah air limbah yang berasal dari kegiatan operasional seperti
penambangan, pengolahan, dan pemurnian bijih mineral diproses hingga memenuhi
baku mutu sebelum dilepas ke badan air, PT ANTAM Tbk UBPE Pongkor memiliki
dua Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yakni IPAL Tambang dan IPAL Cikaret
sehingga dapat menurunkan beban pencemaran air.
1. IPAL Tambang
Umpan IPAL tambang adalah air limbah yang dihasilkan dari proses pertambangan
dan overflow pabrik. Air hasil olahan digunakan untuk keperluan pabrik. Proses
yang dilakukan adalah proses koagulasi dan flokulasi (pengendapan) karena air
limbah tambang tidak mengandung sianida. Reagen yang digunakan ialah koagulan
dan flokulan.
2. IPAL Cikaret
Berasal dari proses pengolahan bijih emas (bijih) untuk menjadi dore bullion.
Umpan limbah cair yang akan masuk ke IPAL Cikaret telah memiliki kadar sianida
yang cukup rendah karena sebelumnya, tailing yang dihasilkan dari pabrik
pengolahan telah melalui treatment terlebih dahulu. Umpan limbah cair dari pabrik
pengolahan dialirkan ke tailing dam melalui dua buah pipa untuk dua plant. Tailing
yang dihasilkan memiliki TSS yang cukup tinggi sehingga lebih banyak lumpur
daripada air.
Air limbah dari tailing dam akan dialirkan menuju Effluent Tank di IPAL Cikaret
dan akan diinjeksi dengan reagen berupa H2O2, koagulan, dan flokulan. H2O2
digunakan untuk mengurangi kadar sianida pada air limbah. Proses destruksi
sianida di IPAL Cikaret ini menggunakan metode Degussa, yaitu destruksi sianida
menggunakan H2O2 dan CuSO4.5H2O, sedangkan koagulan dan flokulan
digunakan untuk mengurangi nilai TSS pada air limbah. Air limbah dari proses
tersebut dialirkan menuju decant pond untuk dilakukan pengendapan SS agar air
limbah lebih jernih saat dibuang ke lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai