Anda di halaman 1dari 67

TEKNIK PENGENDALIAN

KOROSI
Teknik Pengendalian Korosi
• Seleksi material
• Desain
• Alterasi Lingkungan
• Coating
• Proteksi katodik
• Proteksi anodik
Seleksi material
• Mengubah komposisi logam
• Mengubah struktur mikro
• Mengubah kondisi tegangan dan permukaan. 
Dalam pengubahan komposisi logam, peningkatan daya tahan korosi dapat
dilakukan dengan pemaduan (alloying). Hasil paduan tersebut dapat bersifat:

1). Passivatif, misalnya penambahan Cr (11%), Ni dan Mo dalam baja tahan karat
dan dalam baja tahan asam.

2). Katodik, mendorong proses pasifasi misalnya penambahan unsur-unsur Cu, Ag,
Pd atau Pt dalam baja tahan asam; Ni dalam aluminium.

3). Penetral, misalnya Ti, Nb dan ta sebagai pembentuk karbida dalam austenitic
stainless steel; ce, Ti dan Cu untuk menetralkan unsur S dalam baja; demikian pula
Mg dan Mn untuk menetralkan Fe dan Si dalam aluminium.

4). Pembentuk oksida, misalnya Cr, Al dan Si dalam baja tahan panas; Al, Be dan
Mg dalam tembaga untuk meningkatkan daya tahan terhadap korosi.

5). Inhibiting, misalnya As atau Sb dalam kuningan (brass)untuk mencegah


pengawa-seng-an (dezincification).
DESAIN
Prinsip-prinsip desain yang berkaitan dengan masalah
korosi adalah :
a. Hindari sudut-sudut lancip, benda kerja dibuat sudut
tumpul.
b. Hindari kemungkinan munculnya celah.
c. Hindari yang memungkinkan terperangkapnya cairan.
d. Penggabungan dua logam dengan pengelasan
Fig. 5 Site location as a design consideration. (a) Topographic features must be considered in choosing a site.
Location C would be the preferred site. (b) In marine atmospheres, prevailing winds should be taken into
account; location B is the preferred site. (c) Local industry can affect corrosion of chimney stacks and similar
structures. "Lick-over" of gases, which relates to stack height, location, and prevailing winds, should be
avoided. (d) Plant structures should be located upwind from stacks. (e) spares and components should be
stored away from the prevailing wind.
Insulation represents another area for potential c
Inhibitor
• Inhibitor adalah suatu bahan kimia yang jika
ditambahkan dalam jumlah yang kecil saja
kepada lingkungan media yang korosif, akan
menurunkan kecepatan korosi.
Jenis inhibitor
• Inhibitor anodik
• Inhibitor katodik
• Inhibitor campuran
• Inhibitor anodik menghambat reaksi anodik
Inhibitor anodik bekerja dengan membentuk lapisan
pelindung yang pasif dipermukaan logam akibat
reaksi logam dengan inhibitor tersebut (sama
dengan reaksi korosi logam dengan inhibitor).
Inhibitor semacam ini menaikkan potensial korosi
bebas logam sampai dicapai potensial pasifasi, seperti
ortofosfat, silikat, nitrit, kromat, dan benzoate.
• Inhibitor katodik yaitu inhibitor yang bekerja
dengan membentuk lapisan ataupun endapan
pada permukaaan logam. Lapisan atau endapan
tersebut akan menghambat akses oksigen
kepermukaan logam, sehingga akan
menghambat reaksi katodik. Inhibitor jenis ini
menurunkan potensial korosi bebas logam.
• Inhibitor campuran, yaitu suatu penggabungan
inhibitor anodik dan katodik
Contoh Soal
Suatu logam dalam larutan asam teraerasi. Koefisien
tafel katodik (ßc)= - 120 mV/decade dan koefisien tafel
anodik (ßa)= 60 mV/decade. Digunakan dua buah
inhibitor organic, yang satu sebagai inhibitor anodik
dan yang lainnya sebagai inhibitor katodik. Kedua
inhibitor mampu mengubah potensial korosi logam
dengan harga yang sama, yaitu 50 mV tanpa
mengubah koefisien tafel. Jelaskan inhibitor yang lebih
efektif (penjelasan disertai gambar)!
KELEMAHAN DALAM PENGGUNAAN INHIBITOR

• Tidak semua media dapat diberi inhibitor sebab dapat


mengkontaminasi  lingkungan.
• Banyak inhibitor adalah racun sehingga pemakaianya
terbatas pada media yang tidak dipakai untuk penyimpanan
makanan atau berhubungan langsung dengan manusia,
sehingga sudah mulai dilarang untuk dilakukan.
• Inhibitor terutama dipakai sistem tertutup atau sistem
sirkulasi dan tidak praktis untuk sistem one-through.
• Biasanya inhibitor kehilangan efektifitasnya jika konsentrasi
dan suhu media naik.
COATING
Dilihat dari jenis material pelapis, maka pelapisan dapat
dikategorikan atas tiga jenis, yaitu :
• Organic Coating
• Anorganik Coating
• Metal coating

MACAM – MACAM PELAPISAN LOGAM


1.      Pelapisan Dekoratif
2.      Pelapisan Protektif
3.      Pelapisan untuk sifat khusus permukaan
• Coating Organik (cat)
Coating organik bertindak sebagai penghalang
antara material dengan lingkungan korosif. Lapisan
organik diterapkan sebagai cairan dengan bantuan
kuas, roll atau penyemprotan. Umumnya, pelapis
organik ini disebut cat yang terdiri dari partikel padatan
yang terdispersi dalam media cairan pengikat. Selain
itu, cat mengandung juga pelarut dan thinner yang
mengendalikan viskositas dan menyediakan sifat-sifat
yang diperlukan padampemakainya.
Umumnya, sistem pengecatan tidak hanya dengan
satu lapis cat, sedikitnya diperlukan dua lapis cat
untuk mengurangi kemungkinan terbentuknya
lubang-lubang halus. Unsur utama pengecatan
adalah priming coat, under coat, dan finishing
coat.
Surface preparation
Surface preparation merupakan bagian terpenting
dalam proses coating logam baik secara listrik atau
pencelupan kedalam reaksi kimia. Biasanya tahap
persiapan permukaan dilakukan dua tahap Yaitu:
• Pembersihan bahan anorganik seperti kerak dan
produk korosi lainnya
• Pembersihan bahan organik seperti lemak dan
minyak
Surface preparation
Cara pembersihan:
• Pembersihan secara mekanik
• Pembersihan dengan pemanasan
• Pembersihan secara kimia dengan pikling
Anorganic coating
Pelapisan anorganik terdiri dari lapisan Portland cement
dan vitreus enamels, glass lining dan porcelain lining

1.Pelapisan dengan Portland cement

2.Pelapisan vitrous enamel, glass lining dan porcelain


lining
METAL COATING (PELAPISAN METALIK)
Secara teknis, pelapisan metalik dapat dilakukan
dengan beberapa cara, antara lain adalah dengan cara
sebagai berikut:
• Hot Dipping
• Metal Spraying
• Cladding
• Conversion Coating
• Electroplating
Hot Dipping
Pelapisan dengan celup panas dilakukan dengan
cara mencelupkan logam yang akan dilapisi
kedalam logam pelapis yang berada dalam
keadaan cair. Karena itu titik cair logam yang akan
dilapisi harus lebih tinggi dari titik cair logam
pelapis, contohnya pelapisan sheet baja dengan
Zinc pada pembuatan atap seng
Metal Spraying
Pelapisan dengan penyemprotan
logam dilakukan dengan
menyemprotkan logam cair dalam
bentuk partikel-partikel halus
kepermukaan logam yang akan dilapisi
hingga membentuk suatu lapisan.
Metal spraying ini dapat dilakukan
dengan alat yang mirip alat tembak
(Gun) dengan tiga bentuk logam
pengumpan, yaitu :
1. Bentuk kawat,
2. Bentuk bubuk,
3. Bentuk plasma.          
CLADDING
Cladding merupakan pelapisan logam dengan logam lain
dengan ketebalan yang tinggi.
Tujuan pelapisan dengan perbedaan potensial elektrokimia
yang kecil adalah untuk menghindari efek korosi galvanik
antara keduanya selama masa operasi. Contoh pelapisan
logam yang pernah dilakukan, diantaranya adalah :
1. Plat baja tebal ¾ inch, dilapis cladding dengan stainless
steel 1/8 inch.
2. Plat baja 1 inch dilapis dengan plat nikel 1/8 inch.
3. Paduan aluminium dilapis dengan aluminium murni. 
CLADDING
Proses cladding umumnya dilakukan dengan dua
cara yaitu :
·         Hot Rolling
·         Exsplosive forming
CONVERSION COATING
• Conversion coating merupakan pelapisan logam yang
dilakukan dengan cara ‘mengkorosikan’ permukaan logam
tersebut sehingga membentuk lapisan yang kuat serta
protektif. Beberapa pelapisan konversi yang sudah luas
dikenal saat ini adalah :
A.      Pelapisan posfat
B.      Pelapisan kromat
C.       Anodizing.
Anodizing
Anodizing adalah proses pembentukan lapisan tipis
(film) oksida pada permukaan benda kerja.
Lapisan yang dihasilkan berbentuk poros-poros yang
berpori.
Lapisan ini bertujuan untuk memberikan
perlindungan terhadap logam dari reaksi korosi.
Proses anodisasi ini merupakan proses elektrolisis
dengan aluminium ditempatkan sebagai anoda.

4Al + 3O2 = Al2O3


Anodizing
• Pewarnaan Lapisan Oksida
Pewarnaan hasil proses anodizing bertujuan untuk dekoratif,
sehingga permukaan logam menjadi lebih indah dan menarik. Zat
warna dapat diserapkan ke dalam pori-pori lapisan oksida. Hal ini
dimaksudkan supaya lebih tahan lama dan tidak mudah hilang
akibat sinar matahari. Zat wana yang digunakan dapat berupa zat
warna organik maupun anorganik.
a. Zat warna organik
Setelah proses anodisasi dan dicuci dengan air, lapisan oksidasi
pada permukaan aluminium dapat diberi warna dengan
mencelupkan ke dalam larutan zat warna organik pada
temperatur. Pelarut zat warna ini tidak harus air tetapi dapat juga
pelarut organik seperti alcohol, benzene, dst.
b. Zat warna anorganik
Beberapa zat warna anorganik dapat diserap ke dalam pori-pori oleh larutan
lainnya. Karena itu, ada dua tahap dalam proses pewarna ini.
• Tahap 1 : menyerapkan zat warna organik dalam pori-pori lapisan oksida.
• Tahap 2 : mengendapkan zat organik dalam pori-pori dengan larutan
pengendapnya.
Contoh: tahap 1 dalam larutan kalium ferrosianida, tahap 2 dalam larutan
ferri nitrat, maka akan diperoleh endapan ferri-ferro sianida yang berwarna
biru.
c. Pengendapan logam
Pewarnaan dapat juga dilakukan dengan menggunakan garam logam.
Garam-garam ini diserapkan ke dalam pori-pori lapisan oksida. Logam
garam tersebut diendapkan secara elektrolitik. Logam-logam yang dapat
diendapkan dengan cara ini adalah nikel, kobalt, timah, besi, tembaga, dst.
Logam aluminium yang dikerjakan secara ini akan lebih tahan terhadap
panas dan keadaan.
ELECTROPLATING
Proses pelapisan dengan
elektroplating disebut juga
dengan electrodeposition.
Terdapat empat unsur
pokok dalam electroplating,
yaitu :
1.      Sirkuit luar,
2.      Katoda,
3.      Elektrolit
4.      Anoda,
Prinsip Proteksi Katodik
• Prisip proteksi katodik adalah menurunkan potensial
logam sampai daerah imun.

Metode proteksi katodik ada dua, yaitu:


• Proteksi Katodik Metoda Anoda Korban (sacrifical
anode)

• Proteksi Katodik Metoda Arus Terpasang (Impressed


Current)
Sacrifical anode

Anoda korban
yang sering
digunakan
adalah paduan
magnesium
(Mg), seng (Zn),
dan aluminium
(Al).
Impressed Current
Proteksi anodik
Prinsip Proteksi anodik
Pada proteksi anodik objek yang akan dilindungi
dipasang sebagai anoda dari suatu sel galvanic
atau biasanya sel elektrolitik. Kemudian tegangan
elektrodanya digeser kearah positif sehingga untuk
logam-logam tertentu akan terjadi pasifasi kimiawi.
https://chem.libretexts.org

Anda mungkin juga menyukai