Anda di halaman 1dari 10

Undang-Undang No.

18 Tahun 2008
Tentang Pengolahan Sampah menyatakan adanya perubahan paradigma tentang
sampah yaitu dari memandang sampah sebagai sesuatu yang tidak berguna,
menjadi sumber daya yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

Peraturan Pemerintah RI NO. 81 Tahun 2012, PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH


TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA
1. Pasal 12
Produsen wajib melakukan pembatasan timbulan sampah dengan:
a. Menyusun rencana dan/atau program pembatasan timbulan sampah
sebagai bagian dari usaha dan/atau kegiatannya: dan/atau
b. Menghasilkan produk dengan menggunakan kemasan yang mudah diurai
oleh proses alam dan yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin
2. Pasal 13
1. Produsen wajib melakukan pendaur ulang sampah dengan:
a. Menyusun program pendaur ulang sampah sebagai bagian dari usaha
dan/atau kegiatannya Menggunakan bahan baku produksi yang dapat
didaur ulang; dan/atau
b. Menarik kembali sampah dari produk dan kemasan produk untuk didaur
ulang
2. Dalam melakukan pendaur ulang sampah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), produsen dapat menunjuk pihak lain
3. Pihak lain, dalam melakukan pendaur ulang sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), wajib memiliki izin usaha dan/atau kegiatan
4. Dalam hal pendauran ulang sampah untuk menghasilkan kemasan pangan,
pelaksanaan pendauran ulang wajib mengikuti ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang pengawasan obat dan makanan

Peraturan Pemerintah RI NO. 81 Tahun 2012, PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH


TANGGA DAN SAMPAH SEJENIS SAMPAH RUMAH TANGGA

Pasal 14

Produsen wajib melakukan pemanfaatan kembali sampah dengan:

a. Menyusun rencana dan/atau program pemanfaatan kembali sampah sebagai


bagian dari usaha dan/atau kegiatannya sesuai dengan kebijakan dan strategi
pengelolaan sampah
b. Menggunakan bahan baku produksi yang dapat diguna ulang: dan/atau
c. Menarik kembali sampah dari produk dan kemasan produk untuk diguna ulang

Pasal 15

a. Penggunaan bahan baku produksi dan kemasan yang dapat diurai oleh proses
alam, yang menimbulkan sesedikit mungkin sampah, dan yang dapat didaur
ulang dan/atau diguna ulang sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 sampai
dengan pasal 14 dilakukan secara bertahap persepuluh tahun melalui peta jalan

Pirolisis
Pirolisis adalah proses dekomposisi suatu bahan pada suhu tinggi tanpa adanya
oksigen atau dengan oksigen terbatas. Proses dekomposisi disebut juga sebagai
devolatilisasi, yang merupakan jenis reaksi kimia yang memecah senyawa menjadi
komponen yang lebih sederhana. Produk yang dihasilkan dari pirolisis tergantung
panas yang berlangsung dalam reaktor:

Gas : mengandung hidrogen, metan, karbon monoksida, karbon dioksida, dan


beraneka ragam gas.

Cair: mengandung tar, asam asetat, aseton, metanol, dan hidrokarbon kompleks, yang
dapat digunakan sebagai bahan bakar.

Padat: Arang (char) yang berupa karbon murni, disertai materi-materi solid lain dari
biomas asal.

Proses pirolisis dilakukan di dalam reaktor yang dilengkapi dengan penampung fraksi
berat untuk tar (cairan minyak yang berwarna hitam pekat) dan benda-benda lain
yang terkandung dari asap sebelum sampai pada kondensor. Terdapat pipa indikator
yang berfungsi menunjukkan akhir proses pirolisis yang ditandai dengan tidak adanya
gas yang keluar. Pipa tersebut dipasang dalam bak pendingin. Proses pirolisis diatur
sesuai dengan bahan baku yang diolah, seperti batu bara, sisa makanan, kertas,
karton, plastik, serbuk gergaji, batok kelapa, dan berbagai jenis limbah yang dapat
dimanfaatkan. Hal ini terkait dengan penyesuaian suhu dan waktu. Pada umumnya
proses pirolisis berlangsung pada suhu diatas 300 derajat celcius dalam waktu 4-7
jam. Berdasarkan proses kerjanya, proses pirolisis terbagi menjadi dua jenis yaitu
pirolisis berkelanjutan dan pirolisis batch. Keduanya berbeda dalam hal waktu.
Pirolisis berkelanjutan terus melakukan produksi sambil mengeluarkan residu dan
tidak mempunyai jeda untuk mendinginkan reaktor. Sedangkan pirolisis batch
memiliki jeda untuk mendinginkan reaktor dan dapat mengeluarkan residu dalam
sekali proses.

Reaktor Pirolisis

Reaktor Pirolisis adalah alat pengurai senyawa-senyawa organik yang dilakukan


dengan proses pemanasan tanpa berhubungan langsung dengan udara luar dengan
suhu 300-600 0C. Reaktor pirolisis dibalut dengan selimut dari bata dan tanah
untuk menghindari panas keluar berlebih, memakai bahan bakar kompor minyak
tanah atau gas. Proses pirolisis menghasilkan zat dalam tiga bentuk yaitu padat,
gas dan cairan (Buckingham, 2010).

Minyak RCO

MINYAK RCO (RCO) Rubber Crude Oil adalah Sejenis minyak bakar dari
penyulingan karet (sampah ban bekas). Proses Pembuatan Minyak RCO Ban Bekas
Proses Pengolahan Kondensasi Minyak RCO (reaktor) Karakteristik Minyak RCO

Bentuk : Cairan

Warna : Coklat Tua

Bau : Aromatik, menyengat

Berat jenis : Kg/l


Viscositas (Kekentalan) : 2.47 cst (Encer)

Titik nyala : < 28 C (Mudah terbakar)

Nilai kalori : kkal/kg

Penyimpanan dan Perawatan Minyak RCO

Penyimpanan Dalam tangki tertutup. Jauh dari sumber api. Terlindung dari Hujan dan
panas matahari (dalam ruangan). Hindari kebocoran (cairan mudah terbakar).
Perawatan Periodik drain bagian bawah tangki (menghilangkan air) Cek berkala
kondisi tangki (cek kebocoran) Pengecatan untuk melindungi Korosi

Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan Minyak RCO tidak menimbulkan korosi dan mengendap apabila mesin
tidak digunakan atau dinyalakan dalam jangka waktu relatif lama. Merupakan bahan
bakar pengapian langsung sehingga mudah terbakar karena memiliki titik nyala
rendah pada suhu di bawah 28 derajat celcius. Kalori minyak RCO yaitu kkal/kg,
mendekati kalori solar kkal/kg. Harga lebih murah sehingga dapat menekan biaya
produksi. Hasil pembakaran RCO ramah lingkungan.

Kekurangan - Warna minyak coklat tua, cenderung kehitaman.dan bau yang


menyengat

carbon black

Carbon black adalah istilah yang sering digunakan untuk menamakan beberapa bahan
yang digunkan sebagai penguat bahan karet, sebagai pigment hitam, dank arena
konduktivitasnya digunakan dalam beberapa alat elektrik. Carbon black adalah
sebuah serbuk  yang sangat halus dengan luas permukaan sangat besar dan terdiri
hanya dari atom carbon. Carbon black merupakan salah satu bahan kimia paling stabil
yang ada. Carbon black merupakan material nano yang paling banyak digunakan dan
agregat nya berukuran dari belasan sampai ratusan nanometer, ukuran tertentu akan
memberikan sifat tertentu pada komposit dimana carbon  black digunakan. Carbon
black adalah sebuah bentuk dari unsur karbon yang diproduksi dengan   pembakaran
parsial atau pirolisis terkontrol dari hidrokarbon. Dalam pembuatannya terdapat  
beberapa proses yang telah berkembang, diantaranya oil-furnace, lampblack, thermal
black, acetylene black, dan chanel black. Carbon black berbeda dengan jelaga.
Perbedaan paling mendasar antara keduanya adalah jelaga umumnya banyak
mengandung bahan dengan komposisi tidak diketahui dan merupakan produk
samping yang tidak diinginkan dari   pembakaran tidak sempurna minyak bumi atau
bahan lainnya. Jelaga memiliki kadar karbon yang rendah dan luas permukaan yang
kecil serta ukuran partikel yang lebih besar

Karbon aktif

Karbon aktif adalah padatan yang didominasi amorf yang memiliki luas
permukaan internal dan volume poriyang besar. Karakteristik unik bertugas untuk
penyerapan, yang dieksploitasi diberbagai aplikasi fase liquid dan gas. Karbon aktif
adalah adsorben yang sangat serbaguna karena ukuran dan distribusi pori-pori
dalam matriks karbon dapat dikendalikan untuk memenuhi kebutuhan saat ini
dan pasar yang bermunculanAktivasi cara kimia pada prinsipnya adalah
perendaman karbon dengan senyawa kimia sebelum dipanaskan. Pada proses
pengaktifan secara kimia, karbon direndam dalam larutan pengaktifasi selama 24
jam, lalu ditiriskan dan dipanaskan pada suhu 600-900°Cselama 1-2 jamtanpa
oksigen. Pada suhutinggi bahan pengaktif akan masuk di antara sela-sela lapisan
heksagonal danselanjutnya membuka permukaan yang tertutup. Bahan kimia
yang dapat digunakan yaitu H3PO4, NH4Cl, AlCl3, HNO3, KOH, NaOH,
KMnO4, SO3, H2SO4dan K2S (Kienle, 1986)

KOH + C-O-H⇋C-O-K + H2O


C-O-K + K ⇋K2O + C

KOH akan bereaksi dengan karbon sehingga akan membentuk pori-pori baru
serta menghasilkan karbon dioksida yang berdifusi ke permukaan karbon
(Pujiyanto, 2010). Pori-pori yang terbentuk akan menghasilkan karbon aktif. KOH
juga mencegah pembentukan tar, asam asetat, metanol, dan lain lain
(Atmayudha, 2006). Reaksi kimia yang terjadi sebagai berikut.
4 KOH + C ⇋4 K + CO2 + 2 H2O
6 KOH + 2C ⇋2 K + 3 H2 + 2 K2CO3
4 KOH + 2 CO2⇋2K2CO3 + 2 H2O
(Sudibandriyo, 2008).

Senyawa potassium carbonate (K2CO3)merupakan hasil dari adanya reaksikimia


antara aktifier dengan sampel karbon. Terbentuknya senyawa ini juga disebabkan
oleh reaksi antara aktifier dengan gas CO2 yang didapat selama aktivasi kimia.
Senyawa potassium carbonate merupakan senyawa yang tidak diharapkan
untuk terbentuk dan seharusnya senyawa ini hilang saat dilakukan
pencucian pada proses aktivasi kimia

Metode penelitian

Diagram alir

Limbah ban, diambil dari usaha bengkel motor kemudian dicuci dengan tujuan agar
kotoran yang menempel pada ban bekas hilang kemudian dikeringkan. Selain itu ban
bekas dipotong kecil-kecil sesuai kapasitas reaktor. Pada proses pirolisis temperatur
pengujiannya ditentukan yaitu 350oC, 550oC dan 750Oc dan pirolisis karbon 700,
800, 900.penelitian in difokuskan terhadap hasil minyak RCO dan black carbon dari
limbah ban bekas dengan berat 50 gram

Tahap I Ban dibelah dan dipotong untuk memudahkan saat dimasukkan ke dalam
mesin shredder, yaitu mesin yang dirancang untuk daur ulang sampah dengan
dihancurkan dan dirajang kecil-kecil. Setelah masuk ke mesin shredder, ban dicacah
untuk mendapatkan ukuran yang diinginkan dan sesuai dengan kapasitas mesin.

Tahap II adalah proses pirolisis limbah ban . pertama memmasukkan limbah ban hasil
tahap pertama ke dalam reaktor pirolisis . Kemudian Agar piroliser dapat bekerja dan
memberikan hasil sesuai yang diharapkan, terlebih dahulu thermocontrol diatur untuk
variasi pertama dengan temperatur 350oC. proses pirolisis dilakuakan selama 60
menit dan didapatkan hasil minyak , arang (karbon) dan gas Kemudian dilakukan
proses pirolisis kembali dengan menggunakan limbah ban dengan variasi suhu,
550oC serta 750oC. .Minyak keluar dari reaktor melalui pipa yang langsung masuk ke
dalam penampungan minyak dan dianalisa viskositas, densitas dan nilai kalor. Dan
arang (karbon) diolah kembali untuk menjadi blackcarbon

Tahap III yaitu analisis minyak hasil pirolisis. Analisis viskositas terhadap minyak
hasil pirolisis dengan menggunakan viscometer. Analisis densitas terhadap minyak
hasil pirolisis dengan menggunakan piknometer. Analisis nilai kalor terhadap minyak
hasil pirolisis dengan menggunakan bom kalorimeter.

Tahap IV Bahan baku karbon dihaluskan sampai ukuran +40-50 mesh,


kemudian dilarutkan dalam larutan KOH dengan perbandingan massa 3:1
terhadap massa karbon, campuran dipanaskan 2 jam pada suhu 200oC.
Selanjutnya sampel dimasukan ke dalam furnace dan dilakukan pemanasan
dengan mengalirkan N2. Proses pemanasan dilakukan dengan variasi suhu
700, 800, 900oC, dan variasi waktu 30, 45, 60 menit. Selanjutnya sampel dicuci
dengan larutan HCl dan aquades.kemudian analisa hasilnya

Tahap V analisis carbon black dengan memgitung nilai kadar air, kadar abu, fixed
carbon dan nilai kalori

BAN BEKAS

Pencacahan ban

PIROLISIS PADA TEMPERATUR


350OC, 550OC,dan 750OC
Arang ( karbon ) Minyak RCO Gas

Analisa perhitungan
Arang ( karbon )

ARANG (KARBON)

PENGHALUSAN ARANG
sampaiukuran +40-50 mesh,

PELARUTAN ARANG (KARBON )


DENGAN KOH DENGAN
PERBANDINGAN 3:1 MASSA KOH
DENGAN MASSA ARANG
PEMANASAN CAMPURAN KOH
DAN ARANG PADA SUHU 200OC
SELAMA 2 JAM
Arang ( karbon )

PEMANASAN DENGAN FURNACE


YANG DIALIRI N2 30,45,DAN 60
MENIT

PENCUCIAN HASIL DENGAN HCL


DAN AQUADES

ANALISA PERHITUNGAN

DAFTAR PUSTAKA

https://ptsse.co.id/assets/uploads/company_profile_ptsse_v03_20181024-
compressed.pdf

https://ptsse.co.id/assets/uploads/product-knowledge-3(1).pdf

http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/98/jbptppolban-gdl-sugietaofi-4854-1-daftar--
1.pdf

https://id.scribd.com/doc/59066912/Proses-Produksi-Carbon-Black
Arita, Assalami A, Dina W, 2015. Proses Pembuatan Bahan Bakar Cair dengan
Memanfaatkan Limbah Ban Bekas Menggunakan Katalis Zeolit. Jurnal Teknk
Kimia. Universitas Sriwijaya, Palembang
.
Meilita Taryana, 2002, Arang Aktif (Pengenalan dan Proses Pembuatannya), Skripsi
Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Sumatra Utara

Jurusan
Tutik Muji S., Agus Setiawan, Ganang Pamungkas,2018,Pembuatan Karbon Aktif dari Hasil Pirolisis Ban Bekas
Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri, Universitas Pembangunan Nasional (UPN) “Veteran”
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai