Anda di halaman 1dari 37

Pengolahan sampah

(Instalasi waste-to-energy, pirolisis dan gasifikasi,


proses termal dengan gasifikasi plasma)

Dini Arista Putri,S.Si.,M.PH


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sriwijaya
Instalasi waste-to-energy
METODE PENGUBAHAN SAMPAH MENJADI ENERGI
• Sampah langsung sebagai sumber energi
• Sampah sebagai sumber energi tidak langsung
Pengubahan sampah menjadi energi
 Proses konversi thermal dapat dicapai melalui beberapa cara, yaitu
insinerasi, pirolisa, dan gasifikasi. Insinerasi pada dasarnya ialah proses
oksidasi bahan-bahan organik menjadi bahan anorganik. Prosesnya
sendiri merupakan reaksi oksidasi cepat antara bahan organik dengan
oksigen.

 Pembangkit listrik tenaga sampah yang banyak digunakan saat


ini menggunakan proses insenerasi .s ampah dibongkar dari truk
pengakut sampah dan diumpankan ke inserator. Di dalam inserator
sampah dibakar. Panas yang dihasilkan dari hasil
pembakaran digunakan untuk mengubah air menjadi uap bertekanan
tinggi. Uap dari boiler langsung ke turbin. Sisa pembakaran seperti
debu diproses lebih lanjut agar tidak mencemari lingkungan (truk
mengangkut sisa proses pembakaran).
Pemanfaatan sampah untuk tenaga listrik di beberapa negara

 Di Amerika Serikat, sekitar 2.500 MW listrik dihasilkan setiap tahunnya dari 35 juta ton
sampah (17% dari total sampah yang dihasilkan). Lebih dari 80% volume sampah di
Denmark dan 60% di Jepang juga diproses di fasilitas WTE. Akibat pola pikir ini
pemerintah maupun masyarakat mau menangani sampah secara maksimal.

 Cara kerja ini mirip dengan sistem thermal biasa (PLTU) hanya saja sumber panas diganti
dari pembakaran bahan bakar fosil menjadi dari pembakaransampah. Dengan kapasitas
penerimaan 740 ton sampah per hari atau sepertiga dari sampah yang dihasilkan di
Kabupaten Bandung, sebuah PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) dapat menghasilkan
listrik sebesar 168.977 MWh/tahun dengan kapasitas daya 21 MW. Jumlah ini sama
dengan kebutuhan rata-rata 57 ribu rumah tangga per tahun.

 Teknologi ini pun mampu mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 165.404 ton
ekuivalen CO2 yang sama dengan emisi dari penggunaan 30.294 mobil bila dibandingkan
energi dari PLTU batu bara.

 Pembangunan diestimasi membutuhkan lahan seluas 14 hektar, dengan biaya awal sekitar
Rp 332 miliar dan biaya operasional tahunan Rp 74 miliar.
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
(PLTSa)

dua alternatif proses pengolahan sampah


menjadi energi, yaitu proses biologis yang
menghasilkan gas-bio dan proses thermal
yang menghasilkan panas
pirolisis dan gasifikasi
Definisi Pirolisis
 Pirolisis adalah degradasi limbah organik
secara thermal dalam kondisi tanpa oksigen
untuk menghasilkan arang karbon, minyak
dan gas yang dapat dibakar.
 Besarnya produk yang akan dihasilkan
dipengaruhi kondisi proses, terutama
temperatur dan laju pemanasan.
 Perbedaan utama pirolisis, gasifikasi dan
insinerasi: jumlah oksigen yang disuplai ke
rekator thermal.
Proses Pirolisis
 Temparatur relatif rendah, yaitu dalam rentang 400-
800 oC.
 Kondisi proses yang bervariasi mengakibatkan
perbedaan produk arang, gas atau minyak yang
dihasilkan.
 Panas disuplai melalui pemanasan tidak langsung,
seperti pembakaran dari gas atau minyak, atau
pemanasan langsung menggunakan transfer gas
panas.
 Pirolisis memiliki kelebihan dalam menghasilkan gas
atau produk minyak dari limbah yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar untuk proses pirolisis
itu sendiri.
Produk Pirolisis
 Pirolisis dari limbah domestik (sampah kota) menghasilkan:
 35% produk arang
 kadar abu hingga 37%
 Pirolisis dengan laju pemanasan yang lambat terhadap
limbah ban akan menghasilkan:
 Arang hingga 50%
 kadar abu sekitar 10%.
 Pemanfaatan arang:
 Digunakan langsung sebagai bahan bakar
 Dipadatkan menjadi briket bahan bakar
 Digunakan sebagai bahan adsorpsi spt karbon aktif
 Dihancurkan dan dicampur dengan produk minyak priolisis
menghasilkan lumpur (slurry) untuk pembakaran.
 Nilai kalori arang relatif tinggi:
 Arang dari sampah kota sekitar 19 MJ/kg,
 Aarang dari ban sekitar 29 KJ/kg
 Arang limbah kayu sekitar 33 MJ/kg

Nilai kalori batu bara 30 MJ/kg.


Arang dari limbah dapat digunakan sebagai bahan bakar kelas menengah.
 Produk minyak dari pirolisis limbah dapat digunakan dalam sistem
pembangkitan listrik secara konvensional, seperti mesin diesel dan turbin
gas.
 Karakteristik dari bahan bakar proses pirolisis tidak sama dengan bahan
bakar minyak alam
 Memerlukan modifikasi sebagai pembangkit tenaga atau peningkatan
kualitas bahan bakar.
 Nilai kalor minyak dari pirolisis
 25 MJ/kg untuk minyak dari limbah domestik (sampah)
 42 MJ/kg untuk minyak dari limbah ban.

Minyak bahan bakar pertroleum memiliki nilai kalor 46 MJ/kg.


 Bila dibandingkan dengan minyak diesel dari petroleum
dari banyak hal, minyak dari limbah mempunyai
beberapa kemiripan.
 Akan tetapi, penggunaan langsung minyak dari limbah
dalam sistem pembakaran yang didesain untuk minyak
petroleum akan menghadapi beberapa kendala, antara
lain:
 minyak dari biomassa dan sampah bersifat viskos,
 tingkat asam tinggi, karena kehadiran asam organik
dalam minyak dan dapat segera terpolimerisasi.
 memungkinkan mengandung partikel solid karena
proses pengangkutan dari reaktor pirolisis.
 Gas yang dihasilkan dari proses pirolisis terhadap sampah
atau biomassa didominasi oleh karbon dioksida, karbon
mono oksida, hidrogen, methan, dan sebagian kecil gas
hidrokarbon lainnya.
 Tingginya konsentrasi gas karbon dioksida dan karbon mono
oksida berasal dari struktur oksigen yang ada dalam bahan
aslinya, antara lain sellulosa, hemisellulosa, dan lignin.
 Pirolisis dari limbah ban dan campuran plastik akan
menghasilkan konsentrasi yang lebih tinggi untuk gas
hidrogen, methan, dan gas hidrokarbon lainnya karena materi
limbah mempunyai senyawa karbon dan hidrogen yg tinggi
dan senyawa oksigen yg lebih kecil.
 Nilai kalor gas hasil pirolisis :
 gas pirolisis sampah 18 MJ/m3
 Gas pirolisis limbah kayu 16 MJ/m3
Reaktor Pirolisis
Definisi Gasifikasi
 Gasifikasi adalah suatu teknologi proses yang mengubah bahan
padat menjadi gas.
 Bahan padat yang dimaksud adalah bahan bakar padat termasuk
diantaranya biomassa, batubara, dan arang. Gas yang dimaksud
adalah gas-gas yang keluar dari proses gasifikasi dan umumnya
berbentuk CO, CO2, H2, dan CH4.
 Proses gasifikasi dari limbah terjadi pada temperatur yang lebih
tinggi dari pirolisis dan dengan penambahan oksigen yang
terkontrol.
 Produk berupa campuran gas CO dan H2 dikenal sebagai syngas
dan bisa digunakan sebagai substitusi gas alami.
 Reaksi dasar gasifikasi adalah:
CnHm + 0,55n O2  nCO + 0,5m H2
 Proses gasifikasi pada hakikatnya mengoksidasi suplai
hidrokarbon pada lingkungan yang terkontrol untuk
memproduksi gas sintetis yang memiliki nilai komersial yang
signifikan.
 Gasifikasi mrp suatu alternatif yang menarik karena proses ini
mencegah pembetukan dioksin dan senyawa aormatik. Proses
gasifikasi juga menghasilkan reduksi utama pada volume input
limbah rata-rata 75%.
 Perbedaan Gasifikasi dengan pirolisis dan pembakaran:
berdasarkan kebutuhan udara yang diperlukan selama proses.
 Jika jumlah udara : bahan bakar (AFR, air fuel ratio) = 0, maka proses
disebut pirolisis.
 Jika AFR < 1,5 maka proses disebut gasifikasi.
 Jika AFR > 1,5 maka disebut proses pembakaran
Klasifikasi Gasifier
 Berdasarkan medium gasifikasi, reaktor gasifikasi
(gasifier) dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok:
 Aliran udara, dimana udara sebagai medium gasifikasinya
 Aliran oksigen, dimana oksigen murni sebagai medium
gasifikasinya
 Berdasarkan metode kontak antara gas dan bahan bakar,
gasifier dapat dibagi menjadi 4 jenis, yaitu:
 Entrained bed
 Fluidized bed (Bubbling atau Circulating)
 Spouted bed (metode semburan)
 Fixed atau moving bed
 Berdasarkan arah aliran dari medium gasifikasi sepanjang
lapisan bahan bakar, fixed atau moving bed gasifier dapat
dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
 Updraft (medium mengalir keatas
 Downdraft (medium mengalir kebawah), dan
 Sidedraft (bahan bakar dimasukkan dari atas dan gas mengalir
dari samping melewatinya).
 Updraft (medium
mengalir keatas
Produk Gasifikasi
 Gasifikasi udara menghasilkan gas dengan nilai panas
yang rendah (5000–6000 kJ/kg atau 3–6 MJ/m3, LHV),
yang terdiri dari sekitar 50% nitrogen dan dapat
digunakan sebagai bahan bakar mesin dan furnace.
 Oksigen yang dialirkan bebas dari pencampur seperti
nitrogen akan menghasilkan LHV yang lebih tinggi
(15000 kJ/kg atau 10-12 MJ/m3).
Gas alam mempunyai LHV sekitar 50000 kJ/kg atau 40
MJ/m3.
Reaktor Gasifikasi

Gasifikasi sistem CFB (circulating fluidized bed)


Gasifikasi sistem BFB (bubbling fluidized bed)
Gasifikasi plasma
Gasifikasi plasma
 Menggunakan voltase listrik yang tinggi untuk menciptakan
medan listrik yang memanasi sampah pada suhu yang sangat
tinggi.
• Intensitas panas bisa memecah molekul organik menjadi
molekul gas yang sederhana misalnya H2, CO dan CO2.
• Bagian anorganik dari MSW diubah (divitrifikasi) menjadi
residu mirip kaca yang dapat digunakan dalam konstruksi atau
bahan paving.
 Filosofi Zero-Waste (Tanpa-Limbah), yaitu
daurulang seluruh bahan kembali ke alam
atau ke pasar sebagai unsur ekonomi,
dengan penekanan pada perlindungan
kesehatan manusia dan alam, tampaknya
mendekati produk yang dihasilkan melalui
proses gasifikasi plasma.
 Teknologi plasma
 Plasma adalah gas yang terionisasi dalam udara superpanas.
Sebuah busur (torch) plasma memanaskan udara secara
reguler. Temperatur di dalam busur sampai mencapai 14.000 o
C. Akibatnya, temperatur di luar yang berkontak dengan bahan
yang akan didestruksi akan mempunyai temperatur sampai
4.400 o C.
 Sumber energi dari busur adalah listrik. Udara super panas ini
akan secara termal mendegradasi material yang kontak
dengannya. Gasifikasi plasma menggunakan sumber panas dari
luar untuk menggasifikasi material. Temperatur yang sangat
tinggi tersebut kemudian perlu diturunkan sampai 300o C atau
kurang sesuai dengan standar yang berlaku. Dengan demikian
akan terjadi penurunan sensible heat, yang akan menghasilkan
uap bertekanan tinggi yang kemudian dapat diumpankan pada
turbin uap untuk menghasilkan enersi listrik.
prosedur
 Proses pertama yang dilakukan dalam gasifikasi plasma adalah
sampah dimasukkan ke dalam konverter atau reaktor plasma.
Plasma yang dihasilkan sangat panas hingga mencapai
5000oC yang dibentuk oleh gas terionisasi.
 Reaktor plasma ini dioperasikan tanpa oksigen masuk ke
dalam reaktor sehingga tidak terjadi pembakaran. Oleh
karenanya, gasifikasi plasma tidak membakar sampah seperti
halnya insinerator, melainkan mendekomposisi sampah ke
dalam struktur dasarnya sehingga zat buangannya dalam
bentuk synthetic gas dan kerak logam yang cendrung tak
berbahaya.
Umumnya terdapat tiga reaksi yang terjadi dalam gasifikasi plasma.
Reaksi pertama adalah
 Thermal Cracking. Pada proses ini molekul berukuran besar diuraikan
menjadi gas (molekul yang lebih kecil dan lebih ringan). Hasil
akhirnya menghasilkan hidrokarbon ringan seperti metana dan
hidrogen.
 Reaksi kedua adalah Oksidasi parsial. Proses ini dapat menghasilkan
karbon monoksida, dan dengan proses oksidasi yang lebih rumit akan
memberikan hasil akhir CO2 dan H2O. Reaksi ketiga adalah
Reforming. Merupakan kombinasi dari reaksi-reaksi yang
berlangsung. Contoh, karbon dapat bereaksi dengan air menghasilkan
CO dan H2 atau karbon bereaksi dengan CO2 menghasilkan dua
molekul CO.
 Reaksi reforming ini memiliki kemungkinan membentuk fuel gas.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai