Anda di halaman 1dari 8

Kogenerasi Energi Terbarukan dari Biomassa

(Pemanfaatan Sampah Kota Sebagai Fuel Cell Hydrogen


(Sel Bahan Bakar)
Menggunakan Metode Gasifikasi)

LAILATUL MUFIDA
02311745000003
PENDAHULUAN
Sampah merupakan masalah besar yang dihadapi di kota-kota besar dan daerah-daerah
pedesaan yang ada di Indonesia pada umumnya. Indonesia memiliki banyak industri yang
menghasilkan sangat besar limbah. Kondisi ini sangat memprihatinkan karena masalah
lingkungan yang disebabkan belum optimalnya proses daur ulang dan pemanfaatan limbah
(sampah).
Proses daur ulang dari limbah padat dapat menjadi energi biomassa, dan pemanfaatannya
belum dijadikan sebagai issue dalam mengatasi masalah lingkungan dan pemenuhan energi
terbarukan. Energi biomassa dapat menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan energy masa
depan (energi baru terbarukan) sehingga penggunaan bahan bakar fosil dapat dikurangi.
Sehingga pada jurnal kali ini, penulis ingin membahas lebih mendalam mengenai pemanfaatan
dari lumpur limbah dari sampah padat buangan perkotaan sebagai fuel cell hydrogen (sel bahan
bakar)
Konsep dan Gagasan
Ada berbagai jenis teknologi untuk mengubah biomassa menjadi listrik atau ke sekunder bahan
bakar seperti konversi panas, konversi kimia dan konversi biokimia. Namun, Metode termo-kimia
seperti gasifikasi. Gasifikasi adalah proses yang mengubah organik atau fosil berbahan dasar
karbon menjadi karbon monoksida, hidrogen dan karbon dioksida. Gas bahan bakar yang
diproduksi dapat secara fleksibel digunakan dalam boiler, mesin, turbin gas atau sel bahan bakar.
Sebagai teknologi kunci untuk masa depan yang berkelanjutan pasokan energi. Pembagian yang
dapat diperbarui sebesar 36% (2025) dan 69% (2050) pada permintaan energi total akan
mengarah ke hidrogen saham sebesar 11% pada tahun 2025 dan 34% pada tahun 2050 [10].
Menurut prediksi ke depan, gasifikasi biomassa akan menjadi teknologi yang dominan di masa
depan.
METODOLOGI
Gasifikasi umumnya terdiri dari 4 zona proses, yaitu

• Tahap pengeringan
Sampah organik kering akan dimasukkan ke dalam suatu tangki reaktor gasifier untuk proses
pengeringan dengan pembakaran sampah yang temperatur pembakarannya antara 100 – 200°C
• Tahap Pirolisis
Sampah berada pada daerah pirolisa dengan melakukan pembakaran dengan temperatur suhu antara
200-500°C, dapat menghasilkan gas berupa CO2 (karbondioksida), CO (karbon monoksida), CH4
(metana), dan gas H (hidrogen).
• Oksidasi
Gas yang dihasilkan berupa gas CO dan energi panas, temperature suhu yang digunakan antara
1200-1400°C.
• Reduksi
Pada tahap ini dibakar dengan temperatur suhu antara 500-1200°C dan dilakukan pencampuran gas
udara, yang nantinya keluaran dari proses ini merupakan gas akhir berupa CO, H2, CH4, H2, CO
dan gas lain yang tidak diperlukan, yang nantinya akan dipisahkan melalui proses treatment gas.
Fuel cell yang dibuat terdiri atas elektrolit asam,
Gas hydrogen tersebut kemudian keping platina serta tabung gas oksigen dan
hidrogen, dan menggunakan prinsip reaksi balik
disimpan didalam hydrogen storage dan
terbentuknya air, di mana hidrogen dan oksigen
digunakan sebagai hydrogen fuel cells akan bereaksi dalam larutan asam dan
(sumber penghsil listrik sederhana) menghasilkan air dan listrik dengan arus
sebesar 12 ampere dan tegangan 1,8 volt.
Hasil
Hasil gasifikasi memperoleh hydrogen dari biomassa limbah perkotaan adalah: sebesar 88% dan
45% karbon dioksida pada suhu 600 derajat celcius, tekanan 25 MPa dan lama waktu proses
tekanan 60 menit. Kondisi tersebut akan mendapatkan kerapatan daya maksimum output
tenaga listrik yang dihasilkan oleh hydrogen tersebut adalah 9,24 Watt/cm2 pada suhu 75°C.

Energi terbarukan berupa hydrogen saat ini baru dimanfaatkan


untuk prototype mesin mobil-mobil ramah lingkungan. yang
memanfaatkan hydrogen untuk sumber pembakaran pada
mesin mobil
Rekomendasi
• Aspek Ekologi
Pengembangan teknologi ramah lingkungan melalui penggunaan mesin dan sumber bahan
bakar yang memiliki polutan sangat minim dapat menekan proses pemanasan global dan
menjaga lestarinya lingkungan.
Dari aspek ekologi, pemerintah dapat memberikan insentif bagi siapapun yang dapat mengelola
limbah dengan baik. Sisi industri, akan memperoleh manfaat ketersediaan bahan baku yang
terus menerus bagi usahanya (apapun usahanya). Sedangkan dari sisi masyarakat, akan
memperoleh kualitas lingkungan yang lebih baik.

• Aspek Ekonomi
Negara pengelola sumber energy biomassa dapat memperoleh mata uang asing dalam bentuk
devisi, bila dapat menjadi pen-supply energy terbarukan tersebut (baterai fuel cell dan hydrogen).

Anda mungkin juga menyukai