Anda di halaman 1dari 20

TUGAS PENGENDALIAN LIMBAH

INDUSTRI MINYAK DAN GAS BUMI

PRAHAYA GILANG PAMUNGKAS


22960054
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA
• Limbah Industri kegiatan ekplorasi dan produksi Minyak dan gas bumi bersifat
cair, padat dan gas.
• Limbah yang difokuskan dalam penelitian jurnal ialah limbah cair.
• Limbah yang dihasilkan dari kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas
bumi adalah limbah cair, limbah tersebut berasal dari pemisahan crude oil dan air.

Limbah sebelum dibuang ke lingkungan harus dilakukan pengelolaan


terlebih dahulu untuk mengurangi dampak negatif terhadap
Lingkungan Hidup.
Polutan Industri minyak bumi akan menyebabkan terancamnya kehidupan biota pada
lingkungan. Polutan ini mengandung mengandung senyawa hidrokarbon alifatik dan aromatik
yang mempunyai berat molekul rendah sampai tinggi (Udiharto, 1992). Polutan ini terbentuk
dari minyak mentah (crude oil) dengan struktur bangun kimia alifatik dan aromatik. Polutan ini
masuk ke dalam lingkungan berkaitan dengan kegiatan eksplorasi dan produksi, penyulingan,
pengangkutan dan penggunaan bahan bakar minyak (Gunalan, 1996).
Metode pengolahan limbah crude oil dan air limbah menggunakan 3 metode penelitian,
yaitu :

1. Metode comprehensive solution (Bioremediasi-Biotreatment-Biofiltrasi)


2. Metode secara biologi dengan bakteri aerob
3. Metode Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan sistem Dissolved Air Flotation
(DAF)
Suatu kegiatan yang mempengaruhi kelangsungan Lingkungan Hidup sudah memiliki
Baku Mutu Lingkungan yang sudah diatur dalam kebijakan dan peraturan daerah. Pada
penelitian ini Baku Mutu Lingkungan yang digunakan adalah Peraturan Gubernur Daerah
Jawa Timur No 72 Tahun 2013 dan Peraturan Gubernur Sumatera Selatan No 18 Tahun
2005.
Metode Comprehensive Solution (Bioremediasi-Biotreatment-Biofiltrasi)
• Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah air limbah minyak, medium Busnel Mineral
Salt (BHMS) cair, BHMS padat, medium zobel agar, medium minyak, ,medium Suminarti,
arang aktif, medium Plate Count Agar (PCA), alkohol, kertas saring, kertas merang,
aluminium foil dan kapas bebas minyak.
• Peralatan yang digunakan adalah mikrokosmos, aerator, sprayer, termos plastik, masker,
jerigen plastik dan seperangkat alat untuk analisis.
Bioremediasi didefinisikan sebagai teknologi yang menggunakan mikroba untuk mengolah
limbah melalui mekanisme biodegradasi alamiah atau meningkatkan mekanisme
biodegradasi alamiah dengan menambah mikroba, nutrient, donor elektron dan/atau akseptor
elektron (enhanced bioremediation). pada penelitian skala mikrokosmos tahap pertama
adalah pengolahan limbah hasil dari isolasi. Penentuan komposisi konsorsium ditentukan
berdasarkan populasi bakteri minimum > 8,5 x 106 CFU/ml dan bakteri yang mampu tumbuh
bersama secara sinergis, hasil uji interaksi sinergis. Pada tahap ini ditambahkan oksigen
sebagai aerator. Biotreatment yaitu dengan memberikan kesempatan bakteri yang telah
ditambahkan sehingga mampu menginisiasi pembentukan flok. Pada tahap ini limbah cair
dialirkan secara perlahan dan tidak dilakukan aerasi sehingga terbentuk flok-flok yang
diinisiasi oleh bakteri,
Biofiltrasi mengalirkan limbah ke bagian akhir bioreactor yang mengandung arang aktif.
Arang aktif yang ada telah mengandung bakteri pada bagian permukaannya sehingga limbah
cair yang melewati akan mengalami biofiltrasi.
• Tiga tahapan tersebut mampu mengolah limbah sehingga parameter yang dipersyaratkan
yaitu H2S, Fenol, pH, COD, minyak-lemak dan amoniak menurun hingga di bawah BML
dalam Pergub Sumatera Selatan no 18 Tahun 2005.
• Pengolahan limbah skala mikrokosmos menggunakan agen biologis.
• Pada hasil uji coba pengolahan skala mikrokosmos sampai 16 (enam belas)
• Hasil pengujian kimia limbah pada mikrokosmos kontrol sampling T0 sampai T8 adalah
H2S : 0,144-0,015 mg/l, Fenol 1,6537-0,405 mg/l, pH 9,07-9,13, COD 9372-1132 mg/l,
minyak-lemak 52-471 mg/l dan amoniak 3,713-0,1373 mg/l
• Hasil uji kimia pada mikrokosmos dengan metode Comprehensive Solution adalah H2S :
0,160-0,014 mg/l, Fenol 0,0529-0,0105 mg/l, pH 8,45-9,70, COD 7613,76-2332,76,
minyak-lemak 752-256 mg/l dan amoniak 3,713-0,110 mg/l.
• Berdasarkan perhitungan regresi linier terhadap penurunan parameter uji limbah pada
mikrokosmos dengan metode Comprehensive Solution diperkirakan membutuhkan waktu
pengolahan sekitar 41 hari, hampir tiga kali lebih efektif jika dibandingkan dengan
metode IPAL biasa (Chasri, 2010).
• Sesuai dengan Pergub Jatim No 72 Tahun 2013 Baku Mutu Air Limbah fasilitas eksplorasi
dan produksi migas fasilitas darat (On-Shore) baru , untuk parameter COD 200 mg/L, BOD
100 mg/l. Limbah cair minyak bumi memiliki konsentrasi COD 1264,03 mg/l dan BOD
538,88 mg/l, hal ini berarti kandungan minyak bumi melebihi standart baku mutu yang ada.
• Secara biologi aerob dapat menurunkan kandungan minyak pada limbah cair dan dapat
memisahkan minyak yang terakumulasi di dalam limbah cair, dan perlakuan aerasi juga
dapat menurunkan nilai BOD dan COD karena dengan pemberian oksigen ke dalam limbah
cair akan dapat memenuhi kebutuhan oksigen untuk oleh mikroorganisme pengurai yang ada
dalam limbah cair dan kebutuhan oksigen untuk oksidasi bahan kimia yang ada di dalam
limbah cair. Dengan menggunakan proses aerasi secara biologi dapat menurunkan COD
sampai 90% (Anonim, 2015).
Oksigen membantu mikroba aerob untuk mengoksidasi senyawa organik dan
membentuk sel-sel baru dan bentuk yang lebih stabil. Berikut gambaran reaksi secara
aerob
Senyawa organik + Mikroba + O2 → CO2, NH3, H2O + Sel baru
Kecepatan reaksi mikrobiologis ini dikontrol oleh adanya enzim katalis biologis
yang dihasilkan oleh mikroba. Enzim mempunyai spesifik yang tinggi, mengkatalisanya
hanya reaksi yang khusus dan dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan seperti
suhu, pH, dan lain sebagainya (Artikazzani,2010)
Hasil Penelitian Suyasa, (2013), Penurunan kadar minyak dan COD air limbah operasional
pembangkit listrik dengan flotasi dan lumpur aktif, nilai COD air limbah operasional
pembangkit listrik PT Indonesia Power sebelum pengolahan adalah 122,09mg/l, setelah
melalui tahap flotasi nilai COD turun menjadi 93,96mg/l, Nilai COD setelah proses flotasi
masih derada diatas Baku Mutu Air Kelas III Pergub Bali No. 8 Tahun 2007 oleh sebab itu
dilakukan pengolahan lanjutan dengan proses lumpur aktif untuk menurunkan nilai COD
tersebut. Penurunan nilai COD selama 24 jam perlakuan lumpur aktif. Nilai COD baik
kontrol maupun sampel pada jam ke 4, perlakuan telah berada dibawah Baku Mutu Air Kelas
III Pergub Bali No. 8 tahun 2007 yaitu sebesar 42,12mg/l dan 31,20mg/l. Nilai COD sampel
terendah diperoleh pada jam ke-24 dengan nilai sebesar 27,63mg/l. (Suyasa, 2013).
Hasil penelitian Haydar, dkk, 2007, “Pengolahan Biologi Limbah Tekstil Menggunakan
Proses Lumpur Aktif”. Sebuah model skala kontinyu terdiri dari sebuah tangki aerasi dan
clarifier dengan variasi waktu 4-12 jam dan mikroorganisme 1500 sampai 3500 mg/l rata-rata
COD nya 1300 mg/l dan rata-rata BOD nya 900 mg/l. Hasil penelitian menunjukan bahwa
efisiensi di atas 90% penurunan BOD dan 80% penurunan COD (Haydar, dkk, 2007).
Hasil Penelitian Lucky, dkk, 2017, “Pengolahan Limbah Cair Minyak Bumi Secara Biologi
Aerob Proses Batch” mencari waktu terbaik pada perlakuan aerasi biologi terhadap penurunan
COD dan BOD Limbah Cair Minyak Bumi dan pengaruh konsentrasi mikroorganisme
terhadap persentase penurunan kadar COD dan BOD pada Limbah Cair Minyak Bumi. Hasil
terbaik yang diperoleh terhadap penurunan COD dan BOD adalah pada waktu aerasi 2 jam
dengan konsentrasi mikroorganisme 1600 mg/l, COD yang diperoleh = 172,52 ml/l, dan
persentase hasil penurunan adalah 86,35 %, sedangkan BOD adalah 86,26 mg/l , persentase
hasil penurunan adalah 83,99 % (Lucky, dkk, 2017)
Grafik hubungan COD dengan aerasi (Gambar 1) dan BOD dengan aerasi (Gambar 2) dalam
penelitian Lucky, dkk, 2017.

Gambar 1. Hubungan Antara COD (%) dan Hubungan Antara BOD (%) dan Waktu Aerasi (jam)
Waktu Aerasi (jam) dalam (Lucky, dkk, 2017) dalam (Lucky, dkk, 2017)
Metode penelitian lain menggunakan metode Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan
sistem Dissolved Air Flotation (DAF). Hasil pengolahan Limbah sebelum proses pengolahan,
bahwa pengolahan air limbah secara kimia (Koagulan dan Flokulan), dari padatan tersuspensi
dengan nilai 10.348 ml/L, BOD 100 ml/L, dan COD 300 ml/L. Maka dapat menurunkan
padatan tersuspensi 4.194 ml/L, BOD 80 ml/L dan COD 160 ml/L, dengan nilai persen
penurunan padatan tersuspensi 85-95%, penurunan BOD 50-70%, dan penurunan COD 50-
70% (Nindy, dkk, 2016).
Dari Hasil ketiga metode penelitian ini berhasil menurunkan nilai konsentrasi COD 50-86%,
nilai konsentrasi BOD 50-84% dan padatan tersuspensi 85-95%. Metode Secara Biologi paling
besar dalam menurunkan konsentrasi COD dan BOD, untuk Metode Waste Water Treatment
Plant (WWTP) dengan Sistem Dissolved Air Flotation (DAF) paling berperan besar dalam
menurunkan padatan tersuspensi dan Metode Comprehensive Solution (Bioremediasi-
Biotreantment-Biofiltrasi) berperan besar dalam menurunkan konsentrasi minyak-lemak.
Daftar Pustaka :
• Anonim, 2015. Bakteri Pengolah Limbah Minyak Bumi Yang Ramah Lingkungan.
(http://www.esdm.go.id/berita/56artikel/3507 bakteri pengolah limbah minyak bumi yang ramah
lingkungan.pdf) Diakses tanggal 30 mei 2016 pukul 08.20 WIB.
• Artikazzani, 2010. Mekanisme Penguraian Limbah Cair Organik Secara Aerob. (
https://artikazzani.wordpress.com/2010/10/25/mekanisme-penguraian-limbah-cair-organik-secara-a
erob/
)
• Fatimah, Yuliasri, L dan Nedeak, T.E.Y. 2005. Penggunaan Lumut (Octoblepharum ablbidum Hedw)
Untuk Menyerap Fenol dari Limbah Pengeboran Minyak Bumi. Jurnal Penelitian Sains. No 17 : 66-
75.
• Gunalan, 1996. Penerapan Bioremediasi pada Pengolahan Limbah dan Pemulihan Lingkungan
Tercemar Hidrokarbon Petrolium. Majalah Sriwijaya. 32 (1): 1-9. Universitas Sriwijaya,
Palembang.
• Haydar, S. J. A. Aziz and M. S. Ahmad, 2007. Biological Treatment of Tannery Wastewater Using
Activated Sludge Process. Associate Professor, Institute of Environment Engineering and Research,
Daftar Pustaka :
• Igirisa, Nindy, W, Husain, Jamal, R dan Bakri, Hasbi. 2016. Pengolahan Limbah Cair Minyak Bumi
Pada Job Pertamina-Medco E & P Tomori Sulawesi Kabupaten Morowali Utara Provinsi Sulawesi
Tengah. Jurnal Geomine. Vol 4 (1) : 28-32. Universitas Muslim Indonesia dan Universitas
Hasanuddin. Sulawesi Selatan.
• Komar, M.S. dan Irianto. 2000. Pengaruh Penambahan Kultur Bacillus UK41 dan UK44 terhadap
Biodegradasi Fenol pada Proses Bioremediasi Tanah Tercemar Minyak Bumi. Jurnal Sains dan
Matematika. Vol. 8 (1): 1-5. ITB, Bandung.
• Nurhayati, Chasri. 2010. Pengolahan Limbah Cair Kegiatan Eksplorasi Minyak dan Gas Bumi
dengan Metode Comprehensive Solution (Bioremediasi, Biotreatment dan Biofiltrasi). Jurnal
Dinamika Penelitian BIPA. Vol. 21 (37): 19-27. BIP, Palembang.
• Udiharto. 1992. Aktivitas Mikroba dalam Mendegredasi Minyak. Proccedings Diskusi Ilmiah VII
Hasil Penelitian Lemigas. Jakarta : 464-467. Diakses tanggal 7 Maret 2009 pukul 13.50 WIB.
Daftar Pustaka :
• Utami, Lucky, I, Wihandhita, W, Marsela, S dan Wahyusi, Kindriari, N. 2017. Pengolahan Limbah
Cair Minyak Bumi Secara Biologi Aerob Proses Batch. Jurnal Teknik Kimia Vol 11. (2) : 37-41.
UPN. Jawa Timur.
• Suyasa, I Wayan Budiarsa 2013. Penurunan Kadar Minyak Dan Cod Air Limbah Operasional
Pembangkit Listrik Dengan Flotasi Dan Lumpur Aktif. Program Magister Ilmu Lingkungan PPS
Unud, Jurusan Kimia FMIPA Unud. Denpasar.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai