Anda di halaman 1dari 5

PENGOLAHAN LINDI TPA DENGAN PROSES KOAGULASI

Oleh
Angga Ade Saputra
H1E110063
Program Studi Teknik Lingkungan

Abstrak

Di banyak Negara, TPA (Tempat Pembuangan Akhir) adalah suatu tempat
atau cara umum untuk membuang limbah padat perkotaan. Padahal di TPA
tersebut dapat menghasilkan suatu :at cair yang disebut dengan lindi (leachate).
Lindi, terutama dari TPA, merupakan polutan yang dapat membahayakan
kesehatan manusia dan mencemari lingkungan disekitarnya, termasuk biota
perairan, karena lindi mengandung bahan kimia organik dan anorganik fuga
bakteri phatogen. Lindi dapat membuat keruh air permukaan maupun air tanah,
karena kadar BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD (chemical Oxygen
Demand) pada lindi TPA sangat tinggi melampaui standar bakunya. Perhatian
khusus harus diberikan untuk pengolahan yang efektif dan bagaimana cara
pembuangannya.
Pada paper ini, cara pengolahan lindi TPA yang digunakan adalah dengan
proses koagulas. Proses koagulasi yang akan difelaskan dengan menggunakan 3
macam cara yaitu proses koagulasi-flokulasi, proses koagulasi-biofilter
anaerobik, dan proses koagulasi dengan poli-aluminium klorida. Diharapkan
dengan menggunakan 3 macam cara proses koagulasi ini dapat digunakan
sebagai alternatif pengolahan untuk menurunkan kadar BOD dan COD pada
lindi TPA.

Keywords : Lindi, TPA, BOD, COD, Proses Koagulasi, Koagulasi-Flokulasi,
Koagulasi-Biofilter Anaerobik, Poli-Aluminium Klorida.

1. PENDAHULUAN
Di banyak Negara, TPA adalah teknik yang paling umum untuk
membuang limbah padat perkotaan. Padahal di TPA tersebut dapat
menghasilkan suatu zat cair yang disebut dengan lindi (leachate). Lindi adalah
limbah cair yang timbul akibat masuknya air eksternal (seperti air hujan) ke
dalam timbunan sampah, melarutkan dan membilas materi materi terlarut,
termasuk juga materi organik hasil proses dekomposisi biologis. Lindi TPA
sangat tercemar air limbah yang memiliki potensi tinggi untuk mencemari air
permukaan dan air tanah, terutama di daerah yang curah hujan dan muka air
tanahnya tinggi. Meskipun pelapis alami dan sintetis berbagai jenis telah
digunakan untuk mencegah pergerakan lindi ke air tanah, namun tidak dapat
menangkap semua lindi yang dihasilkan.
Lindi mengandung berbagai bahan kimia organik dan anorganik dan
bakteri phatogen. Apabila lindi TPA masuk kedalam air permukaan maupun air
tanah akan mengakibatkan kekeruhan pada air sehingga dapat membunuh biota
air. Hal ini dikarenakan kadar BOD dan COD pada lindi TPA sangat tinggi
melampaui standar bakunya. Hal ini di buktikan oleh uji laboratorium AKL
Depkes Yogyakarta (2001), bahwa lindian yang melalui TPA Piyungan
Yogyakarta menuju kolam pengolahan mengandung BOD 10032 mg/ltd dan
COD 1351 mg/lt, sedangkan Baku Mutu Lingkungan belum memenuhi
standar (BML BOD 150 mg/lt dan BML COD 300 mg/lt). Selain itu, bakteri
phatogen apabila masuk kedalam perut kita dalam jumlah banyak maka akn
mengakibatkan sakit perut dan diare.
Lindi mungkin berisi sejumlah besar bahan organik, di mana komponen
komponen humictype terdiri dari sebuah kelompok besar, seperti amonia-
nitrogen, logam berat, garam klorin organik dan anorganik. Untuk itu perlu
adanya pengolahan lindi secara baik, sederhana, dan murah dalam biaya
operasinya agar tidak semakin membahayakan lingkungan dan makhluk hidup.
Paper ini bertujuan untuk menurunkan kadar BOD dan COD dalam lindi
dengan posess koagulasi, Proses koagulasi yang akan dijelaskan mengunakan 3
macam cara yaitu proses koagulasi-Ilokulasi, proses koagulasi-bioIilter
anaerobik, dan proses koagulasi dengan poli-aluminium klorida.

2. MATERI DAN METODE
2.1 Pengertian Proses Koagulasi.
Koagulasi adalah metode untuk menghilangkan bahan bahan limbah
dalam bentuk koloid, dengan menambahkan koagulan. Dengan koagulasi,
partikel-partikel koloid akan saling menarik dan menggumpal membentuk
sedimentasi/endapan. Pengolahan lindi dengan proses koagulasi yaitu
mengolah lindi dengan menggunakan tawas dan kapur yang bertujuan
untuk menghilangkan kekeruhan. Tawas berIungsi sebagai koagulan dan
kapur merupakan bahan untuk mengatur pH. Pada metode koagulasi pH
yang di butuhkan antara 5 sampai 8.

2.2 Proses Kogulasi Dengan Cara Koagulasi-Flokulasi.
Koagulasi-Ilokulasi adalah proses penting dalam pengolahan air dan
juga pada pengolahan air limbah industri. Beberapa penelitian melaporkan,
pengolahan lindi TPA dengan cara koagulasi-Ilokulasi menggunakan
beberapa persyaratan untuk mengoptimalkan kinerjanya, yaitu dengan
memilih koagulan yang terbaik, menentukan kondisi eksperimental,
mengevaluasi pengaruh pH dan menginvestigasi penambahan Ilokulan.
Penambahan Ilokulan pada lindi dapat mengakibatkan pengikatan partikel
dan koloidal yang saling bertumbukan sehingga bersama sama
mengendap.
Sama dengan prinsip sedimentasi dengan pembubuhan kapur, pada
prinsip koagulasi-Ilokulasi ini hanya koagulan yang digunakan bisa
alumunium sulIat |Al (SO4)| dan Ierri khloride |Fe Cl3|. Hasil dari uji
tersebut antara lain;
Koagulan alumunium sulIat.
Dosis 100 mg/L menyisihkan COD 10 dan Fe sampai 60.
Dosis 1000 mg/L menyisihkan COD 10 dan Fe sampai 96.
Koagulan Ierri khloride.
Dosis 100 mg/L menyisihkan COD sampai 12 dan Fe sampai 21
Dosis 1000 mg/L menyisihkan COD sampai 16,3 dan Fe sampai 95

2.3 Proses Koagulasi Dengan Koagulasi-BioIilter Anaerobik.
Proses koagulasi-bioIilter anaerobik lebih meningkatkan
pengoptimalan proses pengolahan lindi, karena proses dilakukan secara
bertahap, sehingga bahan organik dapat terurai lebih banyak. Pengolahan
lindi dengan proses koagulasi-bioIilter anaerobik ini menggunakan variasi
selang waktu 1 jam, 2 jam dan 3 jam. Pengolahan terdiri dari 3 bagian
yaitu : bak ekualisasi, bak koagulasi dan bak anaerobik; masing masing
dengan volume 120 liter.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pengolahan lindi dengan
model koagulasi-bioIilter anaerobik dapat menurunkan BOD pada setiap
variasi selang waktu. Hal ini disebabkan adanya pembentukan koloidal
dari bahan organik yang bergabung menjadi partikel yang lebih besar dan
kemudian mengendap.
Tabel hasil penelitian :











Dari Tabel 1 terlihat rata rata pengolahan kadar BOD terendah
terjadi pada pengolahan dengan selang waktu 3 jam. Setelah dilakukan
pengolahan kadar BOD pada lindi masih belum memenuhi standar Baku
Mutu Lingkungan. Dari table 2 terlihat bahwa pengolahan lindi dengan
cara koagulasi-bioIilter anaerobik dengan selang waktu 3 jam mampu
menurunkan BOD sebesar 90.5.

2.4 Proses Koagulasi Menggunakan Poli-Aluminium Klorida.
Poli-Aluminium Klorida (PAC) digunakan sebagai koagulan yang
belum menjadi koagulan umum dalam pengolahan lindi. Didalam proses
ini juga poly-aluminum klorid digunakan untuk memeriksa eIisiensi
didalam menghilangkan COD, suspensi padat, warna, dan kekeruhan. EIek
kimia dan variabel Iisik (konsentrasi, pH, kecepatan pencampuran dan
waktu pencampuran) diperiksa oleh percobaan pos-test. Penambahan 1.9
g/L PAC kedalam lindi berhasil mengubah pH secara optimal sebesar 7.5
dengan kecepatan pencampuran yang paling cepat 80 putaran/menit
selama 45 detik dan kecepatan pencampuran yang paling lambat 40
putaran/menit selama 15 menit. Penyelesaian yang paling optimal
menghabiskan waktu selama 30 menit.
Table 1. Rerata hasil pemeriksaan
BOD (mg/lt). Pre-test (0 jam) dan
Post-test (1 jam, 2 jam dan 3 jam)
Kelompok Kontrol dan Perlakuan.
Tabel 2. Rerata penurunan kadar
BOD (mg/lt) Kelompok Kontrol
dan Perlakuan pada variasi selang
waktu lindi.

Hasil penelitian dari proses koagulasi menggunakan poli-aluminium


klorida ini menunjukan menunjukkan dapat menghilangan 97 dari
warna, menurunkan 61 COD, menghapusan hampir semua padatan
tersuspensi (SS) dan kekeruhan yang diperoleh di bawah kondisi optimum.

3. KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
(1)Koagulasi adalah metode untuk menghilangkan bahan-bahan
limbah dalam bentuk koloid, dengan menambahkan koagulan.
(2)Metode Koagulasi-Flokulasi dengan koagulan alumunium sulIat
dengan dosis 1000 mg/L dapat menyisihkan COD 10 dan Fe
sampai 96, dan dengan koagulan Ierri khloride dengan dosis
1000 mg/L dapat menyisihkan COD sampai 16,3 dan Fe sampai
95.
(3)Metode Koagulasi-BioIilter Anaerobik dapat digunakan
menurunkan BOD pada lindi dengan selang waktu 3 jam mampu
menurunkan sebesar 90.5.
(4)Metode Koagulasi dengan Poli-Aluminium Klorida dapat
menghilangan 97 dari warna, menurunkan 61 COD,
menghapusan hampir semua padatan tersuspensi (SS) dan
kekeruhan yang diperoleh di bawah kondisi optimum.
(5)Untuk menurunkan kadar BOD pada lindi yang paling optimal
dapat menggunakkan Metode Koagulasi-BioIilter Anaerobik yaitu
sebesar 90.5 dan untuk menurunkan kadar COD pada lindi yang
paling optimal dapat menggunakan Metode Koagulasi dengan
Poli-Aluminium Klorida yaitu sebesar 61.

3.2 Saran
(1) Hasil dari penelitian dari 3 macam proses koagulasi ini diharapkan
dapat digunakan sebagai alternatiI pengolahan lindi TPA untuk
menurunkan kadar BOD dan COD didalamnya agar tidak terlalu
parah mencemari lingkungan.
(2) Perlu penelitian lanjutan untuk penerapan langsung di lapangan
sebagai alternatiI teknologi untuk mengolah lindi TPA.














4. REFRENSI

Dikshit, Anil Kumar, dan Shabiimam M.A., 2011, Treatment of Landfill
Leachate using Coagulation, International ConIerence on Enviromental
Science and Technology IPCBEE Vol. 6, IACSIT Press, Singapore.
GaneIati, Sri Puji, dan Joko Prayitno S., 2008, Pengolahan Lindi (Leachate)
dengan Model Coagulation-Biofilter Unaerobic, J. Teknik Lingkungan Vol.
9 No.2 Hal. 191-196, Jakarta.
Shamidi, M.T., dkk, 2010, Hamadan Landfill Leachate Treatment by
Coagulation-Floculation Process, J. Environ Health. Sci. English Vol. 7
No. 3 pp. 235-225, Iran.
http://eprints.utp.edu.my, Shanin Ghafari, 21 April 2010, Coagulation Process
for Semi-Aerobic Leachate Treatment Using Poly-Aluminum Chloride,
Diakses tanggal 14 Oktober 2011.

Anda mungkin juga menyukai