Anda di halaman 1dari 6

J. Tek. Ling Vol.10 No.3 Hal.

265 - 270 Jakarta, Sept 2009 ISSN 1441-318X

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK KECAP SECARA


KOAGULASI DAN FLOKULASI

Indriyati dan Joko Prayitno Susanto


Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Abstract
Soya bean sauce waste water is a high organic wastewater and has dark color, therefore
it is difficult to degrade it biologically and also in getting clear color.
Base on as mentioned above, it is tried to process it with coagulation and flocculation
use Aluminum sulfate and PAC which is added to wastewater with several doses
variation of Alumunium sulfate: (100, 200, 300. 250) ppm and PAC with doses (50,
100, 150, 200) ppm.
Experiment result shows that the experiment which use Aluminum sulfate and PAC as
coagulant could give a good quality of processing and suitable with the threshold of
wastewater. The application of floculant Aquaklir 240 could help the performance of
coagulant that can be seen from the turbidity, suspended solid and flock size form.
Key words : flocculation, coagulation.

1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pencemaran lingkungan merupakan BOD, COD, zat organik, dan berbagai
masalah kita bersama yang semakin penting pencemar beracun.
untuk diselesaikan karena menyangkut Industri pembuatan kecap merupakan
keselamatan, kesehatan, dan kehidupan. jenis industri domestik yang dalam proses
Salah satu permasalahan pencemaran pembuatannya disamping menghasilkan
lingkungan yang harus segera diatasi adalah produk utama yaitu kecap juga menghasilkan
masalah pencemaran air tanah dan sungai limbah dalam bentuk cair yang berasal dari
yang semakin hari semakin membahayakan air rendaman, air rebusan, air dari proses,
bagi sumber kehidupan manusia. maupun air dari bak pencucian alat/botol;
Untuk menyelesaikan masalah serta limbah padat yang berupa ampas
pencemaran lingkungan ini, tentunya kita kedelai.
harus mengetahui sumber pencemar, Produk buangan dari industri kecap
bagaimana proses pencemaran itu terjadi, berupa limbah padat yang berupa ampas
dan bagaimana langkah penyelesaian kedelai dan bumbu serta campuran semi
pencemaran lingkungan itu sendiri. kecap, sedangkan limbah cair berupa
Pencemaran air tanah dan sungai air buangan sisa pencucuian alat/mesin
terutama diakibatkan dari kegiatan domestik produksi dan air sisa rebusan kedelai.
dan industri. Limbah cair domestik terutama Limbah cair pabrik kecap merupakan
berupa BOD, COD, dan zat organik salah satu jenis limbah cair industri yang
sedangkan limbah cair industri menghasilkan mempunyai kandungan bahan organik

Pengolahan Limbah Cair Pabrik, ...J. Tek. Ling.10 (3): 265 - 270 265
cukup tinggi dan kandungan warna yang koagulasi. Menurut Eckenfelder4), koagulasi
cukup pekat. Bahan-bahan yang tekandung adalah proses kimia yang digunakan untuk
dalam limbah ini merupakan bahan-bahan menghilangkan bahan cemaran yang
polutan yang potensial menurunkan kualitas tersuspensi atau dalam bentuk koloid.
lingkungan. Partikel-partikel koloid ini tidak dapat
Hasil pengamatan Sulistiyanti, B. Erika mengendap sendiri dan sulit ditangani oleh
S.1) limbah cair kecap mengandung COD perlakuan fisik. Melalui proses koagulasi,
yang cukup tinggi yaitu 31.698 mg/l, BOD : kekokohan partikel koloid ditiadakan sehingga
21.238 mg/l, padatan tersuspensi : 3.776 mg/l, terbentuk flok-flok lembut yang kemudian
fosfat : 7,47 mg/l, Nitrit : tidak terdeteksi, N dapat disatukan melalui proses flokulasi.
total : 78,40 mg/l, minyak dan lemak : 20 mg/l Penggoyahan partikel koloid ini akan terjadi
dan surfaktan anion : 8,64 mg/l. apabila elektrolit yang ditambahkan dapat
diserap oleh partikel koloid sehingga muatan
Pembuangan air limbah baik yang
partikel menjadi netral. Penetralan muatan
bersumber dari kegiatan domestik (rumah
partikel oleh koagulan hanya mungkin terjadi
tangga) maupun industri ke badan air dapat
jika muatan partikel mempunyai konsentrasi
menyebabkan pencemaran lingkungan
yang cukup kuat untuk mengadakan gaya
apabila kualitas air limbah tidak memenuhi
tarik menarik antar partikel koloid.
baku mutu limbah.
Menurut Migo et al., 5), koagulasi
Berdasarkan baku mutu limbah cair
yang efektif terjadi pada pH tertentu.
yang dikeluarkan oleh Keputusan Menteri
Penggunaan koagulan logam seperti
Negara Lingkungan Hidup No. KEP-51/
aluminium dan garam-garam besi secara
MENKLH/10/1995 tentang Baku Mutu
umum dapat mendekolorisasi limbah cair
Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri 2) ,
yang mengandung melanoidin. Koagulasi
kandungan masing-masing polutan yang
merupakan proses destabilisasi muatan
diijinkan adalah COD : 100 mg/l, BOD :
pada partikel tersuspensi dan koloid.
50 mg/l, padatan tersuspensi : 200 mg/l,
Flokulasi adalah aglomerasi dari partikel
minyak nabati : 5 mg/l, dan minyak mineral
yang terdestabilisasi dan koloid menjadi
: 10 mg/l.
partikel terendapkan. Adapun bahan
Apabila dibandingkan antara koagulan yang sering dipergunakan antara
komposisi limbah cair kecap dengan baku lain : tawas Al2(SO4)3 dan Poly Aluminium
mutu yang diperbolehkan, tampak bahwa Cloride, AlnCl(3n-m)(OH)m (PAC).
kandungan bahan-bahan pencemar yang
Pembentuk flok pada proses koagulasi
terkandung dalam limbah cair kecap jauh
dipengaruhi oleh faktor fisika dan kimia seperti
diatas nilai ambang batas yang diijinkan.
kondisi pengadukan, pH, Alkalinitas, kekeruhan
Atas dasar hal tersebut perlu dilakukan
dan suhu air. Seperti alum apabila digunakan
pengolahan (treatment) terhadap limbah cair
diluar kisaran pH optimumnya (5,8 7,4), maka
agar memenuhi persyaratran untuk dibuang
flok yang terbentuk akan tidak sempurna dan
ke lingkungan.
akan larut kembali. Namun demikian dosis
1.2. Tinjauan Pustaka bahan koagulan optimum yang ditambahkan
Teknologi pengolahan limbah cair harus ditentukan berdasarkan percobaan
dapat diklasifikasikan ke dalam tiga metode laboratorium dengan Jar test6).
yaitu pengolahan fisik, kimia, biologi atau Flokulan merupakan suatu bahan
atau kombinasinya. Penerapan masing- yang dibutuhkan untuk mendekatkan jarak
masing metoda tergantung pada kualitas air antar partikel agar membentuk agregat yang
baku dan kondisi fasilitas yang tersedia3) cukup besar (flok) sehingga mengendap lebih
Salah satu metoda pengolahan cepat. Kecepatan pengendapan biasanya
limbah cair secara fisik adalah pengolahan diperbesar dengan aluminium sulfat.

266 Indriyati dan Susanto, J.P., 2009


Tawas dengan rumus kimia Al2(SO4)3 Kation poly elektrolit : Polymer
(Aluminium Sulfat) merupakan bahan bermuatan positif.
koagulan; yang paling banyak digunakan Polyelektrolit bukan ion : Polymer tak
karena bahan ini paling ekonomis (murah), bermuatan.
mudah didapatkan dipasaran, serta mudah
Bermacam-macam poly elektrolit,
penyimpanannya. Selain itu bahan ini cukup
tergantung dari pabrik yang memproduksinya
efektif untuk menurunkan kadar karbonat.
seperti : Superfloc, Magnifloc, Kononfloc,
Al2(SO4)3 2 Al+3 + 3 SO4-2 Aquafloc dan lain sebagainya. Kisaran dosis
Air akan mengalami : H2O H+ + OH- anion dan kation poly elektrolit adalah 1 10
Selanjutnya : 2 Al + 6 OH
+3 -
2 Al(OH)3 mg/l dan nonionic poly elektrolit.
Selain itu akan dihasilkan asam: 1.3. Tujuan Penelitian
3 SO4-2 + 6 H+ 3 H2SO4 Tujuan penelitian ini adalah melihat
pengaruh dosis koagulan pada proses
Dengan demikian banyaknya dosis
pengolahan limbah cair pabrik kecap
tawas yang ditambahkan menyebabkan pH
secara koagulasi dan flokulasi untuk dapat
makin turun, karena dihasilkan asam sulfat
memenuhi kadar limbah yang dihasilkan
sehingga perlu dicari dosis tawas optimum
terhadap baku mutu limbah cair yang
yang harus ditambahkan. Pemakaian tawas
diijinkan.
paling efektif antara pH 5,8 7,4. apabila
alkalinitas alami dari air tidak seimbang 2. METODOLOGI
dengan dosis tawas perlu ditambah 2.1. Percobaan Jar Test
alkalinitas. Untuk pengaturan (menaikkan) Jar test digunakan untuk menentukan
pH biasanya ditambahkan larutan kapur dosis koagulan yang optimum. Alat yang
Ca(OH)2 atau soda abu (Na2CO3) 4). dipergunakan untuk percobaan Jar test
Koagulan lain yang biasa digunakan adalah floc tester yang dilengkapi dengan
adalah Poly Aluminium Chloride (PAC). Bahan alat-alat gelas dan pengaduk yang sempurna,
ini merupakan polimer dari aluminium chlorida atau dapat dilakukan dengan alat pengaduk
dan baru beberapa tahun terakhir digunakan, sederhana misalnya dengan pengaduk
dikemas dalam bentuk sederhana dan siap batang bamboo. Bahan koagulan yang
pakai. Merupakan bahan koagulasi yang bisa dikerjakan untuk percobaan koagulasi
bermanfaat untuk menurunkan kekeruhan. adalah tawas. Sedangkan untuk pengaturan
Biasanya untuk mendapatkan air kondisi pH biasa digunakan kapur.7)
yang lebih jernih dan mempercepat proses Pada dasarnya percobaan ini
pengendapan ditambahkan Koagulan aid meliputi:
yang berfungsi membantu/memacu proses a. Menentukan dosis bahan koagulan
koagulasi. t a w a s ( A l u m ) d a n PA C y a n g
Bahan yang sering dipakai sebagai ditambahkan variasi dosis tawas
coagulant aid adalah dari bahan polimer yang berbeda-beda. Alum dengan
organik. Polimer organik adalah bahan dosis 100, 150, 200, 250, 300 ppm
organik yang berat molekulnya besar. dan PAC dengan dosis 50, 100, 150,
Biasanya sering disebut juga polielektrolit. 200 ppm.
Bahan ini ada yang asli (alamiah) b. Percobaan pencarian dosis koagulan
dan ada yang sintetis. Polielektrolit sintetis dilakukan dengan penambahan
diklasifikasikan berdasarkan atas jenis muatan flokulan tipe aquaklir PA 240 sebanyak
pada rantai polymer sebagai berikut : 5 ppm untuk membantu pembuatan
Anion poly elektrolit : Polymer flok dan pengendapan.
bermuatan negatif.

Pengolahan Limbah Cair Pabrik, ...J. Tek. Ling.10 (3): 265 - 270 267
c. Limbah cair yang digunakan pH limbah cair termasuk asam, maka pH
mempunyai pH asam sekitar 5,0 dinaikkan menjadi 6,5 untuk selanjutnya
sehingga perlu ditambahkan NaOH dilakukan penelitian dengan menggunakan
agar didapatkan kondisi pH yang Jar test dengan menggunakan dua jenis
optimum. koagulan, yaitu tawas dan PAC.
d. Dengan kondisi pH yang telah dipilih, Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan optimasi berapa dosis dilakukan dengan menggunakan dua macam
tawas dan PAC yang tepat yang harus jenis koagulan yang dibantu dengan koagulan
ditambahkan. aid atau flokulan tipe Aquaklir PA 240 dengan
e. Peralatan yang digunakan antara lain dosis 5 ppm diharapkan membantu kinerja
: floc tester, gelas beker, gelas ukur, dari koagulan yang dilihat berdasarkan flok
pipet ukur, corong gelas, turbidimeter, yang terbentuk cukup besar.
pH meter, kertas saring, alat pengaduk, Pengaruh dosis koagulan terhadap
alat pemeriksa warna. kekeruhan dan suspended solid pada
f. Bahan yang digunakan antara lain proses pengolahan limbah kecap secara
adalah limbah cair pabrik kecap, koagulasi dan flokulasi ditunjukkan pada
bahan koagulan Aluminium Sulfat gambar 1. Hasil penelitian menunjukkan
(tawas), PAC dan flokulan PA 240 bahwa pemberian alum dengan dosis yang
serta digunakan pula indikator pH semakin meningkat dapat menurunkan
(Bromthemol blue, phenol red). turbidity atau kekeruhan yang kemudian
cenderung naik kembali pada dosisi yang
2.2. Cara kerja
terakhir. Sedangkan pemberian koagulan
Cara kerja yang dilakukan untuk PAC dengan dosis yang semakin meningkat,
melihat dosis koagulan dan flokulan dengan nilai turbidity semakin menurun.
menyiapkan floc tester dan 5 buah gelas
beaker. Ditambahkan bahan koagulan
(tawas) dengan dosis yang berlainan 100,
150, 200, 250, 300 ppm kemudian diaduk
cepat selama 3 menit, setelah itu diaduk
lambat selama 5 menit dan didiamkan
selama 15 menit. Diamati bentuk gumpalan,
kecepatan pembentuk gumpalan, setelah itu
disaring dengan kertas saring dan diperiksa
pH, kekeruhan dan warna. Kemudian dipilih
pemakaian tawas optimum yang memberikan
hasil terbaik, dan bilamana tidak mencapai
hasil yan cukup baik diulang dengan
menggunakan koagulan jenis PAC dosis 50,
100, 150, 200 ppm. Percobaan pencarian
dosis koagulan dilakukan penambahan
flokulan tipe aquaklir PA 240 sebanyak 5
ppm untuk membantu pembuatan flok dan Gambar 1. Pengaruh dosis koagulan
pengendapan. terhadap kekeruhan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada percobaan ini limbah cair
pabrik kecap yang digunakan mempunyai
pH antara 5,0 5,2; suspended solid 357
ppm dan turbidity 107 NTU. Oleh karena

268 Indriyati dan Susanto, J.P., 2009


Tabel 1. Pengaruh Dosis Koagulan
terhadap Ukuran Flok yang
terbentuk

Ukuran Flok (cm)*


No Dosis (ppm)
Alum PAC
1 50 2 3
2 100 2 3
3 150 2 3
4 200 2 3
5 250 2 3
6 300 2 3
* Flokulan : PA 240 (5 ppm)
Gambar 2. Pengaruh dosis koagulan
terhadap suspended solid. Dari Tabel tersebut dapat diketahui
bahwa pembentukan flok pada proses
Pengaruh dosis koagulan terhadap pengolahan limbah cair kecap sangat
suspended solid pada proses pengolahan tergantung pada jenis koagulan yang
limbah kecap secara koagulasi dan flokulasi digunakan. Dalam penelitian ini kombinasi
ditunjukkan pada gambar 2. Hasil penelitian penambahan PA 240 sebagai flokulan
menunjukkan bahwa jenis koagulan tawas dan PAC (Poly Aluminium Chloride)
dan PAC untuk parameter suspended solid sebagai koagulan dapat memperbesar
mempunyai pengaruh sangat berbeda ukuran flok yang terjadi (diameter sekitar
sekali pada proses pengolahan limbah cair 3 cm) dibandingkan dengan kombinasi
kecap. Pada penggunaan tawas (Alum), penambahan PA 240 sebagai flokulan dan
penambahan dosis koagulan sampai alum yang hanya dapat membentuk flok
200 ppm meskipun dapat menurunkan dengan ukuran diameter yang lebih kecil
secara tajam kandungan suspended solid yaitu sekitar 2 cm. Namun demikian dari
namun penambahan ini masih belum dapat hasil penelitian ini dapat diketakui bahwa
memenuhi baku mutu yang ditetapkan. baik pada penambahan PAC maupun alum
Penambahan dosisi hingga 300 ppm telah dihasilkan flok yang sangat stabil.
tidak memberikan pengaruh terhadap Dari ketiga hasil penelitian ini dapat
penurunan kandungan suspended solid. diterangkan bahwa di dalam limbah cair
Pada penggunaan PAC, penambahan kecap mengandung partikel-partikel polutan
dosis PAC hingga 150 ppm memperlihatkan dalam bentuk koloid yang terdispersi secara
penurunan tajam pada kandungan suspended stabil dalam cairan limbah. Kestabilan dispersi
solid hingga mencapai kandungan yang koloid ini dikarenakan adanya penolakan
memenuhi baku mutu lingkungan, yaitu lebih elektrostratik antara muatan-muatan negarif
kecil dari 100 ppm. partikel koloid tersebut. Penambahan kation
Dalam penelitian ini juga telah yang berfungsi sebagai bahan koagulan
dipelajari pengaruh dosis koagulan terhadap seperti alum dan PAC dapat menetralisasi
ukuran flok yang terbentuk, sebagaimana muatan koloid dan dapat menyebabkan
dapat dilihat pada Tabel 1 berikut. terjadinya gaya Van der Waals sehingga
partikel-partikel koloid tersebut terflokulasi
menjadi partikel terendapkan. Proses flokulasi
ini dipercepat dengan penambahan bahan
flokulan seperti flokulan PA 240.

Pengolahan Limbah Cair Pabrik, ...J. Tek. Ling.10 (3): 265 - 270 269
Hasil penelitian ini juga menunjukkan DAFTAR PUSTAKA
bahwa secara umum penggunaan PAC pada 1. Sulistiyanti, dan Erika, B., 1994, Unjuk
proses pengolahan limbah cair pabrik kecap Kerja Bioreaktor Fixed Bad Dalam
secara koagulasi dan flokulasi lebih efektif Penanganan Limbah Cair Pabrik
dibandingkan dengan penggunaan alum. Hal Kecap, Skripsi, FMIPA, Universitas
ini disebabkan karena PAC yang memiliki Pakuan, Bogor.
molekul lebih besar dapat membentuk flok 2. Anonim, 1995. Keputusan Menteri
lebih besar sehingga proses pengendapan Negara Lingkungan Hidup No. KEP-
flok lebih cepat dan efektif. 51/MENKLH/10/1995 tentang Baku
4. KESIMPULAN Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap Industri, Kementerian Lingkungan
proses pengolahan limbah cair kecap Hidup RI, Jakarta.
menggunakan bahan koagulan Alum dan 3. Qasim, dan Syed, R., 1985,
PAC serta penggunaan bahan flokulan PA Wastewater Treatment Plants
240 dapat diketahui bahwa : Planning, Design, and Operation, CBS
1. Peningkatan dosis koagulan Alum College Publishing, New York.
dan Poly Aluminium Chloride dapat 4. Eckenfelder, W.W. 1986. Industrial
menurunkan turbidity dan kandungan Water Pollution. Mc Graw Hill, New
suspended solid cairan limbah York.
kecap. 5. Migo, V.P., Matsumura,M., Rosario,
2. Penggunaan koagulan Alum belum E.J.D., dan Kataoka, H., 1993.
dapat menurunkan kandungan Decolorization of Molasses Wastewate
suspended solid yang memenuhi baku Using Inorganic Flocculant. J. Of
mutu yang ditetapkan, sedangkan Fermentation Bioengineering 75(6),
penggunaan Poly Aluminium Chloride 438-442.
memperlihatkan penurunan tajam 6. Perry, J.H., 1963. Chemical Engineers
kandungan suspended solid hingga Hand Book, 4th ed, Mc Graw Hill, New
mencapai kandungan yang memenuhi York.
baku mutu lingkungan pada
penambahan PAC lebih besar dari 7. Anonim, 1973. Physical Chemical
150 ppm. Dengan demikian aplikasi Wastewater Treatment Plant Design
koagulan Poly Aluminium Chloride U.S. Environmental Protection
dengan dosis yang tepat dapat Agency, Technology Transfer Seminar
memberikan kualitas olahan sesuai Publication.
dengan standart baku mutunya.
3. Penggunaan koagulan PAC maupun
Alum dapat menghasilkan flok yang
sangat stabil, dengan flok yang lebih
besar dihasilkan pada penambahan
Koagulan Poly Aluminium Chloride

270 Indriyati dan Susanto, J.P., 2009

Anda mungkin juga menyukai