Anda di halaman 1dari 15

Oleh : kelompok 4

PENGOLAHAN
LIMBAH CAIR
INDUSTRI GULA
Latar belakang
Industri mempunyai dampak negatif yaitu adanya pencemaran
lingkungan akibat limbah industri. Limbah industri dapat berupa
limbah padat, cair, dan gas. Pabrik gula menghasilkan produk utama
gula pasir serta produk sampingan berupa tetes tebu yang menjadi
bahan untuk memproduksi alkohol, spiritus, dan penyedap masakan.
Limbah cair industri gula berasal dari sisa produksi, air jatuhan
kondensor, dan air abu boiler. Limbah cair ditampung dan
diendapkan dalam beberapa kolam.
Pengertian
Proses produksi gula merupakan proses mengubah tebu (bahan baku
utama) menjadi nira melalui beberapa tahapan seperti proses ekstraksi,
pembersihan kotoran, penguapan, kritalisasi, afinasi, karbonasi,
penghilangan warna, dan terakhir pengemasan.
Dari proses produksi gula dihasilkan produk samping, yang salah
satunya berupa limbah cair industri gula. Limbah cair merupakan sisa
dari suatu hasil usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair yang
dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas
lingkungan.
Limbah cair Pabrik Gula berasal
dari:

2. Proses 3.Tumpahan
1. Kondensor evaporator
dan sisa nira
buangan ketel dan tetes
pencucian dan peralatan
lain.
Karakteristik limbah cair pabrik gula
Secara umum, karakteristik limbah cair kondensor
mengandung senyawa organik yang sangat rendah.
Berbeda dengan limbah cair yang berasal dari boiler dan
air bekas pencucian mengandung senyawa organik yang
tinggi sehingga memerlukan pengolahan terlebih dahulu
sebelum dibuang ke badan air maupun digunakan
kembali dalam proses produksi.
Pengolahan limbah cair industri gula
Secara umum menggunakan metode fisika (primary treatment) dan
metode biologi (secondary treatment).

Penggunaan metode fisika dalam pengolahan limbah cair di industri gula


bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi serta minyak yang
terkandung dalam air limbah. Berbeda dengan metode fisika, penerapan
metode biologi bertujuan untuk menghilangkan bahan organik
biodegradable (dapat didegradasi secara biologis).
Dampak limbah cair pabrik gula terhadap
lingkungan sekitar

1.Menyebabkan berubahnya warna pada air, yang semula jernih menjadi


keruh, hitam kehijauan.
2.Menyebabkan timbulnya bau yang tidak sedap dan menyengat pada
selokan ataupun sungai.
3.Merusak ekosistem air dan makhluk hidup didalamnya, karena biasanya
limbah cair yang dialiran bersuhu tinggi.
4.Dapat mempengaruhi kondisi kesehatan warga disekitar jika dampak
limbah diatas tidak segera ditangani.
Kandungan limbah cair
industri pabruk gula
BOD COD TSS pH
350 - 2.750 1.000 - 4.340 80,5 - 110,3 7,2 - 7,3
mg/L mg/L mg/L

Baku Mutu Air Limbah (BMAL) :


1. BOD : 60 mg/L
2. COD : 100 mg/L
3. TSS : 50 mg/L
4. pH : 7,2 - 7,3
PENANGANAN LIMBAH CAIR
Limbah cair yang dihasilkan oleh industri gula secara umum dapat digolongkan menjadi
limbah polutan yang berasal dari proses produksi dan jatuhan kondensor

1. Untuk treatment jatuhan kondensor yang memiliki karakteristik suhu tinggi, ditampung
pada bak control dan menuju unit spray pond untuk diturunkan temperaturnya.

2. Untuk treatment air limbah yang memiliki karakteristik berminyak dan lemak masuk
kedalam grease trap terlebih dahulu untuk menangkap minyak dan lemak yang
terkandung.
PENANGANAN LIMBAH CAIR

3. Bak ekualisasi dibutuhkan untuk pencampuran air limbah yang berfungsi untuk menghomogenkan
dan menetralkan konsentrasi air limbah sebelum masuk ke treatment selanjutnya.

4. Bak sedimentasi terjadi proses pengendapan partikel secara gravitasi atau bila perlu dengan
penambahan koagulan. Sedimentasi dibutuhkan pada unit sistim pengolahan dikarenakan jenis limbah
yang memiliki suspended solid yang cukup tinggi. Jika kekeruhan dari influent tinggi sebaiknya
dilakukan proses sedimentasi awal (primary sedimentation) didahului dengan koagulasi dan flokulasi,
dengan demikian akan mengurangi beban pada treatment berikutnya.
PENANGANAN LIMBAH CAIR
5. Setelah proses sedimentasi, air limbah masuk ke dalam cooling tower yang berguna untuk
menurunkan suhu air limbah sehingga siap untuk proses selanjutnya yaitu kolam aerasi.
Fungsi Cooling Tower adalah sebagai alat untuk mendinginkan air panas dari kondensor
dengan cara dikontakkan langsung dengan udara secara konveksi paksa menggunakan fan/
kipas.

6. Kolam aerasi secara umum berfungsi sebagai tempat berlangsungnya degradasi material.
organik air limbah oleh bakteri-bakteri menjadi material yang lebih sederhana. Dibutuhkan.
suplai oksigen melalui diffuser dan nutrien yang berupa senyawa nitrogen (N) dan phosphor
(P) ke dalam proses aerasi tersebut.
PENANGANAN LIMBAH CAIR

7. Selanjutnya air limbah masuk ke dalam clarifier, unit clarifier digunakan untuk memisahkan lumpur dengan air
limbah dengan cara mengendapkan air limbah secara gravitasi setelah air limbah diolah secara biologi pada
kolam aerasi.

8. Filter/Filtrasi digunakan sebagai treatment lanjutan sebagai penyaringan akhir sebelum air limbah masuk
kedalam kolam penampung. Filtrasi adalah suatu proses pemisahan campuran antara padatan dan cairan yang
mungkin masih tersisa dengan cara melewatkannya melalui media penyaringan.

9. Air limbah yang telah dilakukan treatment pada IPAL akan masuk kedalam kolam penampung sebelum
dibuang ke badan air, kita dapat mengambil sampel pada kolam penampung untuk mendapat hasil outlet IPAL
sehingga dapat mengetahui efektifitas kinerja proses IPAL..
PENANGANAN LIMBAH CAIR
pemanfaatan limbah cair pabrik gula

Limbah cair yang dikeluarkan pabrik merupakan limbah


organik dan bukan Limbah B3 (bahan beracun dan
berbahaya).

Limbah dari pabrik gula yaitu tetes, dapat dipakai sebagai


bahan baku pabrik alcohol, MSG, Asam sitrat.
kesimpulan

Limbah cair pabrik gula tebu mengandung berbagai unsur yang


dapat berpotensi mencemari lingkungan serta mengganggu
kesehatan masyarakat. Namun dampak negatif ini masih bisa
diupayakan menjadi hal yang lebih positif, bila berhasil
dimanfaatkan dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai