0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
33 tayangan16 halaman
Dokumen ini membahas proses ozonisasi pada limbah cair industri gula untuk menurunkan kadar BOD dan COD. Metode yang digunakan adalah memperlakukan limbah dengan tawas, zeolit, dan kapur sebelum proses ozonisasi selama 45 menit. Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan BOD dari 324 ppm menjadi 19 ppm dan COD dari 660 ppm menjadi 40 ppm, sehingga memenuhi baku mutu limbah yang ditet
Dokumen ini membahas proses ozonisasi pada limbah cair industri gula untuk menurunkan kadar BOD dan COD. Metode yang digunakan adalah memperlakukan limbah dengan tawas, zeolit, dan kapur sebelum proses ozonisasi selama 45 menit. Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan BOD dari 324 ppm menjadi 19 ppm dan COD dari 660 ppm menjadi 40 ppm, sehingga memenuhi baku mutu limbah yang ditet
Dokumen ini membahas proses ozonisasi pada limbah cair industri gula untuk menurunkan kadar BOD dan COD. Metode yang digunakan adalah memperlakukan limbah dengan tawas, zeolit, dan kapur sebelum proses ozonisasi selama 45 menit. Hasilnya menunjukkan penurunan signifikan BOD dari 324 ppm menjadi 19 ppm dan COD dari 660 ppm menjadi 40 ppm, sehingga memenuhi baku mutu limbah yang ditet
Nama Anggota : Firman Toyib H1A011006 Moh Taufik Hidayat H1A011008 Rizki Nuzul Ramahdon H1A011021 Muh Rifqi Rosyadi H1A011022 Irvan M F H1A011024 Ahmad Rizal Safrudi H1A011029 Nouval Said A H1A011030 Novandi Ismail H1A011042 Ridha Masdar Nugraha H1A011044 Fiandy Aminullah Putra H1A011047 Febiyanto H1A011050
Pendahuluan Industri di Indonesia Industri Gula Limbah? Penanggulangan Dampak Analisis BOD,COD Dengan semakin pesat perkembangan industri di Indonesia, tidak dapat dipungkiri bahwa masalah pencemaran lingkungan akibat limbah industri sudah sangat mendesak untuk diwaspadai. Pembangunan industri di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bila dalam perumusan kebijaksanaan pembangunan industri tidak memasukkan unsur-unsur pertimbangan yang berorientasi pada komponen lingkungan air, udara dan tanah maka akan mengalami penurunan kualitas yang mungkin substansial sebagai pencemar oleh limbah industri. Industri di Indonesia Berbagai industri saat ini, termasuk industri gula, banyak membuang limbah ke sungai tanpa ada pengolahan terlebih dahulu atau sudah dilakukan pengolahan tetapi masih belum memenuhi baku mutu limbah cair yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, dengan demikian limbah tersebut dapat menganggu lingkungan sekitarnya. Dalam proses produksi gula dari tanaman tebu yang diproses sampai menjadi gula kasar atau gula murni hingga mempunyai nilai jual yang tinggi, memiliki hasil samping produk berupa limbah. Limbah yang dihasilkan berupa limbah padat yaitu ampas tebu dari proses penggilingan dan penyaringan kotoran setelah dari proses pemerasan tebu, juga limbah cair yang berasal dari air pendingin kondensor baromatik, air pendingin, air proses dari pencucian pada penghilangan warna, pencucian endapan saringan tekan, dan air cuci peralatan pabrik.2 Dalam penelitian ini yang akan diproses adalah limbah cair. Industri gula Sumber utama air limbah adalah air pendingin pada kondensor barometik, air proses dari pencucian pada penghilangan warna, pencucian endapan saringan tekan, dan air cuci lantai dan alat, mempunyai laju alir lebih rendah tetapi mempunyai nilai BOD yang tinggi (sampai 5000 mg/L) dan padatan tersuspensi yang kadar organiknya relatif rendah. Air limbah yang terkumpul mempunyai BOD yang berkisar dari 300 sampai 2000 mg/L dan TSS dari 200 sampai 800 mg/L, tergantung pada faktor proses produksi yang terjadi di dalam pabrik khususnya pada proses pemurnian gula. Sehingga mikroorganisme mati Limbah Adapun parameter utama untuk pabrik penggilingan tebu dan pemurnian gula, adalah BOD dan COD. Parameter sekunder adalah TSS, dan pH, temperatur, nitrogen, minyak dan lemak, sulfida dan padatan keseluruhan. Khusus untuk penelitian kali ini yang akan diamati adalah besaran BOD dan COD, karena keterbatasan waktu yang tersedia di PG Pesantren Baru, Kediri Jawa Timur. Parameter Biological Oxygen Demand (BOD) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk mendegradasi hampir semua zat organik yang terlarut termasuk zat organik yang tersuspensi didalam air. Chemical Oxygen Demand (COD) adalah kebutuhan oksigen kimia adalah jumlah oksigen (mg O2) yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang ada dalam 1 liter sampel air. Parameter Limbah Cair Industri Gula Angka COD merupakan ukuran bagi pencemar air oleh zat-zat organis secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses mikrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut di dalam air. COD dihasilkan dari penambahan senyawa kimia dalam proses sulfitasi atau pemurnian gula. Langkah yang harus dilakukan untuk mengurangi pencemaran, khususnya pencemaran air adalah dengan mengolah air buangan tersebut sebelum di buang ke badan sungai, salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat pencemaran yaitu dengan penyerapan (adsorbsi) menggunakan zeolit maupun bahan pengendap (koagulan) tawas dan erlakuan menggunakan ozon (O3). Penanggulangan Limbah cair keluaran proses kristalisasi gula dan keluaran unit pendingin satu hari mengendap diendapkan dalam kolam dan dilakukan aerasi, beningannya disirkulasi kembali lagi ke dalam pabrik untuk keperluan proses BOD dan COD dalam air limbah semakin tinggi Perlakuan awal sebelum di proses
penambahan zeolit, tawas dan kapur menurunkan nilai BOD dan COD Perlakuan kimia Kadar PH menjadi >7 Zat organik terdegradasi Kadar BOD dan COD menurun Proses ozonisasi pH awal dibuat 8 diperlakukan memakai tawas dengan variasi berat: 0,6 ; 0,8 ; 1,0 dan 1,2 % (% berat). diozonisasi 45 menit. dianalisis BOD dan COD-nya. Metode 1 L limbah Hasil diulang dengan mengganti tawas dengan zeolit dan kapur.. A. Kadar BOD
Gambar 1. Pengaruh penambahan tawas, zeolit dan kapur terhadap nilai BOD pada limbah, dengan waktu ozonisasi 45 menit. Hasil dan Pembahasan O2 + radisi UV O* O* + O2 O3
Reaksi pembentukan ozon
Kadar COD
Gambar 4. Pengaruh penambahan tawas, zeolit dan kapur terhadap nilai COD pada limbah, dengan waktu ozonisasi 45 menit.
Menurut Surat Keputusan Gubenur DIY, No:281/KPTS/19987, seperti yang tercantum dalam Tabel 1 berikut ini, hasil penelitian yang telah dilakukan sudah memenuhi persyaratan yang diminta, baik untuk BOD maupun COD.
Baku mutu limbah cair untuk industri gula
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan dimuka, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pemakaian bahan-bahan koagulan dan absorben tawas, zeolit dan kapur yang dikombinasikan dengan proses ozonisasi dapat menurunkan nilai BOD dan COD limbah cair industri gula dengan sangat signifikan, yaitu BOD dari 324 ppm menjadi 19 ppm dan COD dari 660 ppm menjadi 40 ppm. Sehingga dapat memenuhi baku mutu limbah yang dipersyaratkan. Kesimpilan