Anda di halaman 1dari 16

Proses Ozonisasi pada Limbah

Cair Industri Gula


Nama Anggota :
Firman Toyib H1A011006
Moh Taufik Hidayat H1A011008
Rizki Nuzul Ramahdon H1A011021
Muh Rifqi Rosyadi H1A011022
Irvan M F H1A011024
Ahmad Rizal Safrudi H1A011029
Nouval Said A H1A011030
Novandi Ismail H1A011042
Ridha Masdar Nugraha H1A011044
Fiandy Aminullah Putra H1A011047
Febiyanto H1A011050


Pendahuluan
Industri di
Indonesia
Industri Gula
Limbah?
Penanggulangan Dampak
Analisis
BOD,COD
Dengan semakin pesat perkembangan industri di Indonesia,
tidak dapat dipungkiri bahwa masalah pencemaran lingkungan
akibat limbah industri sudah sangat mendesak untuk
diwaspadai. Pembangunan industri di Indonesia diharapkan
dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bila dalam
perumusan kebijaksanaan pembangunan industri tidak
memasukkan unsur-unsur pertimbangan yang berorientasi pada
komponen lingkungan air, udara dan tanah maka akan
mengalami penurunan kualitas yang mungkin substansial
sebagai pencemar oleh limbah industri.
Industri di Indonesia
Berbagai industri saat ini, termasuk industri gula, banyak
membuang limbah ke sungai tanpa ada pengolahan terlebih
dahulu atau sudah dilakukan pengolahan tetapi masih belum
memenuhi baku mutu limbah cair yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah, dengan demikian limbah tersebut dapat
menganggu lingkungan sekitarnya. Dalam proses produksi gula
dari tanaman tebu yang diproses sampai menjadi gula kasar
atau gula murni hingga mempunyai nilai jual yang tinggi,
memiliki hasil samping produk berupa limbah. Limbah yang
dihasilkan berupa limbah padat yaitu ampas tebu dari proses
penggilingan dan penyaringan kotoran setelah dari proses
pemerasan tebu, juga limbah cair yang berasal dari air
pendingin kondensor baromatik, air pendingin, air proses dari
pencucian pada penghilangan warna, pencucian endapan
saringan tekan, dan air cuci peralatan pabrik.2 Dalam penelitian
ini yang akan diproses adalah limbah cair.
Industri gula
Sumber utama air limbah adalah air pendingin pada kondensor
barometik, air proses dari pencucian pada penghilangan warna,
pencucian endapan saringan tekan, dan air cuci lantai dan alat,
mempunyai laju alir lebih rendah tetapi mempunyai nilai BOD
yang tinggi (sampai 5000 mg/L) dan padatan tersuspensi yang
kadar organiknya relatif rendah. Air limbah yang terkumpul
mempunyai BOD yang berkisar dari 300 sampai 2000 mg/L dan
TSS dari 200 sampai 800 mg/L, tergantung pada faktor proses
produksi yang terjadi di dalam pabrik khususnya pada proses
pemurnian gula. Sehingga mikroorganisme mati
Limbah
Adapun parameter utama untuk pabrik penggilingan tebu
dan pemurnian gula, adalah BOD dan COD. Parameter
sekunder adalah TSS, dan pH, temperatur, nitrogen,
minyak dan lemak, sulfida dan padatan keseluruhan.
Khusus untuk penelitian kali ini yang akan diamati adalah
besaran BOD dan COD, karena keterbatasan waktu yang
tersedia di PG Pesantren Baru, Kediri Jawa Timur.
Parameter
Biological Oxygen Demand (BOD) adalah jumlah
oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk
mendegradasi hampir semua zat organik yang terlarut
termasuk zat organik yang tersuspensi didalam air.
Chemical Oxygen Demand (COD) adalah kebutuhan
oksigen kimia adalah jumlah oksigen (mg O2) yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik yang
ada dalam 1 liter sampel air.
Parameter Limbah Cair Industri Gula
Angka COD merupakan ukuran bagi pencemar air oleh zat-zat
organis secara alamiah dapat dioksidasi melalui proses
mikrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya oksigen
terlarut di dalam air. COD dihasilkan dari penambahan senyawa
kimia dalam proses sulfitasi atau pemurnian gula. Langkah yang
harus dilakukan untuk mengurangi pencemaran, khususnya
pencemaran air adalah dengan mengolah air buangan tersebut
sebelum di buang ke badan sungai, salah satu langkah yang
dapat dilakukan untuk mengurangi tingkat pencemaran yaitu
dengan penyerapan (adsorbsi) menggunakan zeolit maupun
bahan pengendap (koagulan) tawas dan erlakuan
menggunakan ozon (O3).
Penanggulangan
Limbah
cair
keluaran proses
kristalisasi gula dan
keluaran unit pendingin
satu hari
mengendap
diendapkan dalam
kolam
dan dilakukan aerasi,
beningannya
disirkulasi kembali
lagi ke
dalam pabrik untuk
keperluan proses
BOD dan
COD dalam air
limbah semakin
tinggi
Perlakuan awal sebelum
di proses


penambahan
zeolit, tawas dan
kapur
menurunkan
nilai
BOD dan COD
Perlakuan kimia
Kadar PH menjadi
>7
Zat organik
terdegradasi
Kadar BOD dan COD
menurun
Proses
ozonisasi
pH awal dibuat 8
diperlakukan memakai tawas dengan
variasi berat:
0,6 ; 0,8 ; 1,0 dan 1,2 % (% berat).
diozonisasi 45 menit.
dianalisis BOD dan COD-nya.
Metode
1 L limbah
Hasil
diulang dengan mengganti
tawas dengan zeolit dan kapur..
A. Kadar BOD









Gambar 1. Pengaruh penambahan tawas, zeolit dan kapur
terhadap nilai BOD pada limbah, dengan waktu ozonisasi 45
menit.
Hasil dan Pembahasan
O2 + radisi UV O*
O* + O2 O3







Reaksi pembentukan ozon

Kadar COD








Gambar 4. Pengaruh penambahan tawas, zeolit dan kapur
terhadap nilai COD pada limbah, dengan waktu ozonisasi
45 menit.

Menurut Surat Keputusan Gubenur DIY, No:281/KPTS/19987,
seperti yang tercantum dalam Tabel 1 berikut ini, hasil penelitian
yang telah dilakukan sudah memenuhi persyaratan yang diminta,
baik untuk BOD maupun COD.


Baku mutu limbah cair untuk industri gula

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan
dimuka, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pemakaian bahan-bahan koagulan dan absorben tawas,
zeolit dan kapur yang dikombinasikan dengan proses
ozonisasi dapat menurunkan nilai BOD dan COD limbah
cair industri gula dengan sangat signifikan, yaitu BOD
dari 324 ppm menjadi 19 ppm dan COD dari 660 ppm
menjadi 40 ppm. Sehingga dapat memenuhi baku mutu
limbah yang dipersyaratkan.
Kesimpilan

Anda mungkin juga menyukai