Anda di halaman 1dari 18

Pengolahan Limbah

Cair PT Maya Food


Industri Pengalengan
Ikan Sardine
Anas Fikri Muliawan
21080119130093
Tugas Pengelolaan Buangan
Industri
Table Of Content

1. Karakteristik Limbah Cair Industri


Perikanan

2. Sistem Pengolahan Limbah Cair di PT


Maya Food

3. Perbandingan dengan di Literatur dan


Buku Tentang Penyisihan
Nitrogen/ammonia
Dasar Peraturan
● PP No 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
● Permen LHK No 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah Industri
● Perda Jawa Tengah No 5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Air Limbah Industri
● PP No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran
Air
● Kep 51 MenLH No 10 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Air Limbah Industri
Karakteristik Secara Umum Limbah Industri Perikanan
1. Karakteristik Fisik
Air limbah dari Farmasi pada umumnya terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-
bahan padat dan suspensi serta adanya kandungan lemak/minyak. Biasanya berwarna keruh yang
dapat diakibatkan adanya kandungan Suspended Solid dan timbul bau amis/ bau ikan dari proses
produksinya
2. Karakteristik Kimia
Air Limbah yang dihasilkan dari proses produksi mengandung bahan dan campuran zat kimia
anorganik seperti Sulfida, Sianida, klor, Ammonia, dan lain lain yang berasal dari sisa produksi
pengalengan ikan dan dari limbah domestik (kamar mandi, westafel, dapur) maupun campuran
dari zat organik.
3. Karakteristik Biologi
Di dalam Air limbah terdapat kandungan total coliform, yang dimana hal ini terjadi dari
pembuangan air limbah domestik yang berasal dari kamar mandi dan westafel.
Karakteristik Secara Umum Limbah Industri Perikanan
Baku Mutu Limbah Cair Industri Perikanan Menurut Permen
LHK No 5 Tahun 2014
Baku Mutu Limbah Cair Industri Perikanan Menurut Perda
Jawa Tengah No 5 Tahun 2012
Pengolahan Limbah Cair PT Maya Food
Industri Pengalengan Ikan PT Maya Food dalam proses produksinya Limbah Proses
maupun dalam pelaksanaan operasional kegiatannya menghasilkan Air Produksi
Limbah. Sumber Limbah tersebut berasal dari kegiatan produksi dan
operasional, kegiatan di workshop, dan dari kegiatan rumah tangga
(westafel, dapur, kamar mandi). PT Maya Food sudah memiliki Instalasi

Sumber Limbah Cair


Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara mandiri untuk mengolah air
limbahnya. Limbah
Dengan adanya IPAL ini, diharapkan Air Limbah yang sudah diolah Workshop
di IPAL saat dibuang ke badan air sudah memenuhi baku mutu dari
peraturan yang ada dan tidak mencemari lingkungan perairan dan penduduk.
Dasar Peraturan yang digunakan tentang Baku Mutu Air Limbah Industri
Perikanan adalah Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No 05 Tahun 2012
dan Permen LHK No 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah Industri
Limbah Domestik
Pengolahan Limbah Cair PT Maya Food
Bar Screen dan
Bak Pengumpul Grease Trap
Saluran Pembawa

Bak Aerasi Bak Anaerobik Bak ekualisasi Sedimentasi 1

Sedimentasi 2 Advanced Wetland Effluent

Bak Penampung
Lumpur (Thickener)

Sludge Drying Bed


Pengolahan Limbah Cair PT Maya Food
Limbah Cair yang berasal dari Limbah Domestik, Limbah Produksi, dan Limbah
Bak Pengumpul
Workshop masuk ke dalam bak pengumpul dan tergabung/terintegrasi.

Limbah yang tergabung masuk melewati bar screen untuk memisahkan sampah,
Bar Screen dan partikel kasar, benda padat dan kotoran yang terbawa, lalu mengalir di saluran
Saluran Pembawa pembawa

Dari Saluran Pembawa, air limbah masuk ke Grease Trap. disini terjadi proses
flotasi dimana lemak/minyak tersaring dan tidak ikut masuk ke pengolahan
Grease Trap selanjutnya, sehingga lemak/ minyak akan mengapung di air dengan bantuan
gelembung udara dan dengan perbedaan berat jenisnya.

Selanjutnya Air limbah dari grease trap dipompa menuju bak pengendapan 1.
Sedimentasi 1 Disini, timbul lumpur dari partikel atau padatan yang mengendap secara gravitasi.
waktu yang dibutuhkan sekitar 6 jam untuk padatan mengendap.
Dari Bak Sedimentasi 1, air limbah dipompa menuju bak ekualisasi. Ekualisasi
bertujuan untuk menghomogenkan limbah cair agar tidak terjadi pengendapan serta
Bak Ekualisasi
menampung limbah cair. Dalam homogenisasi limbah cair agar tidak terbentuk
endapan didasar kolam digunakan mixer yang terdapat dalam bak
Pengolahan Limbah Cair PT Maya Food
Selanjutnya Air limbah dipompa dari bak ekualisasi menuju ke bak anaerobik. Disini
Bak Anaerobik digunakan bakteri anaerob fakultatif untuk mendegradasi zat organik dan untuk
menyisihkan nitrogen dalam proses denitrifikasi. Keaktifan bakteri anaerob ditandai
dengan bau air limbah yang tidak amis dan keluarnya gelembung udara dari dasar
kolam sebagai proses denitrifikasi.
Selanjutnya Air limbah masuk ke bak aerasi. Disini terjadi transfer gas (penambahan
Bak Aerasi oksigen) dengan memakai aerator yang berfungsi untuk membantu mikroorganisme
dalam mendegradasi partikel organik dalam air.

Selanjutnya Air limbah masuk ke bak Sedimentasi 2 dari Bak aerasi. Disini padatan
Sedimentasi 2 dalam air seperti lumpur biomassa dan lain lain akan turun dan mengendap secara
gravitasi. Apabila lumpur sudah mencapai level tertentu, lumpur akan dipompa ke
dalam bak penampung lumpur (Thickener)..
Selanjutnya air dari bak sedimentasi 2 dialirkan secara overflow dan gravitasi menuju Area
Advanced Wetland. Disini terdapat berbagai jenis tanaman yang ditumbuhkan dengan media
Advanced Wetland
kerikil, setiap tanaman memiliki tugas menyerap zat-zat tertentu. Tanaman tersebut
berfungsi sebagai penyaring dan menyerap zat anorganik yang terdapat dalam air limbah.
Tanaman yang digunakan antara lain tanaman melati air, rumput gajah, reed, lidah mertua.

Effluent Selanjutnya dari Advanced Wetland air dilepas ke sungai. dan telah memenuhi baku
mutu dari peraturan yang ada
Penyisihan Nitrogen Metcalf Eddy
Ada 3 langka proses penyisihan parameter nitrogen dalam Instalasi Pengolahan Air Limbah, antara
lain :
1. Proses Denitrifikasi Preanoksik
2. Proses Denitrifikasi Postanoksik
3. Proses nitrifikasi/denitrifikasi do dan siklik rendah
Menurut Ludzak Ettinger (MLE, EPA AS, 1993) Proses yang paling umum digunakan untuk
pengihilangan parameter nitrogen biologis dalam pengolahan air limbah kota/industri yaitu dengan
penambahan tangki anoksik diikuti oleh tangki aerasi dimana nitrifikasi terjadi. Nitrat yang
dihasilkan dalam tangki aerasi didaur ulang kembali ke tangki anoksik.
Karena substrat organik dalam air limbah influen menyediakan donor elektron untuk reaksi reduksi
oksidasi menggunakan nitrat, proses ini disebut denitrifikasi substrat. Selanjutnya, karena proses
anoksik mendahului tangki aerasi, proses ini dikenal sebagai denitrifikasi preanoksik. Proses ini bisa
dilihat pada gambar a disebut sebagai proses Denitrifikasi Preanoksik
Penyisihan Nitrogen Metcalf Eddy
Pada Gambar b, denitrifikasi terjadi setelah nitrifikasi dan sumber donor elektron berasal dari
peluruhan endogen. umumnya disebut denitrifikasi postanoksik karena pembuangan BOD influen air
limbah telah terjadi terlebih dahulu dan tidak tersedia untuk mendorong reaksi reduksi nitrat. Ketika proses
denitrifikasi postanoksik hanya bergantung pada respirasi endogen untuk energi, ia memiliki laju reaksi
yang jauh lebih lambat daripada proses preanoksik menggunakan BOD air limbah. Seringkali sumber
karbon eksogen seperti metanol atau asetat ditambahkan ke proses postanoxie untuk menyediakan BOD
yang cukup untuk reduksi nitrat dan untuk meningkatkan laju denitrifikasi.
Proses denitrifikasi preanoksik dan postanoksik yang dijelaskan menggunakan bakteri heterotrofik
untuk reduksi nitrat, tetapi ada jalur lain untuk penyisihan nitrogen biologis. Denitrifikasi juga dapat
dicapai dengan bakteri nitrifikasi heterotrofik dan autotrofik, bakteri autotrofik juga dapat mencapai
denitrifikasi dalam kondisi anaerobik
Penyisihan Nitrogen Metcalf Eddy
Gambar disamping adalah proses
Nitrifikasi/Denitrifikasi siklik Do rendah.
Denitrifikasi ini dapat dicapai dalam sistem lumpur
aktif reaktor tunggal tanpa zona nitrifikasi dan
anoksik permanen. Proses nitrifikasi / denitrifikasi
reaktor tunggal ini bergantung pada metode
operasional untuk aerasi dan pencampuran untuk
mencapai penyisihan nitrogen, alih-alih memiliki
zona aerobik dan anoksik yang berbeda seperti pada
proses preanoksik dan postanoksik. . Nitrit dan
nitrat yang dihasilkan oleh nitrifikasi di zona
aerobik dapat berdifusi ke zona anoksik bagian
dalam bersama dengan substrat sehingga
denitrifikasi terjadi di dalam kedalaman flok
Penyisihan Nitrogen Menurut Literatur Jurnal 1
Penyisihan Nitrogen Limbah Cair Artifisial NPK Menggunakan Sistem Floating Treatment Wetlands
(FTWs). Lahan Basah Terapung atau Floating Treatment. Wetlands (FTWs) merupakan salah satu alternatif
pengolahan limbah secara alamiah untuk mengurangi cemaran pada suatu badan air dengan memanfaatkan akar
tanaman sebagai penyerap polutan. Sistem FTWs tersusun dari tanaman-tanaman emergent (mencuat dengan akar
menempel pada substrat) yang ditempatkan pada bak-bak yang mengapung di badan air yang berfungsi untuk
pengolahan air dan estetika. FTWs dibentuk menggunakan media apung yang mendukung pertumbuhan tanaman
secara hidroponik (Sample & Fox, 2013). Secara umum FTWs terdiri atas tanaman air, media tanam dan media
apung (bouyant material dan bouyant mat) serta sistem tambatan (anchoring) (Pusparinda dan Santoso, 2016).
Tanaman yang diuji coba dalam penelitian ini antara lain tanaman melati air (Echinodorus berteroi (Spreng.)
Fassett) dan pisang–pisangan (Helliconia psittaforum).
Floating Treatment Wetlands menggunakan tanaman melati air (Echinodorus berteroi (Spreng.) Fassett) dan
pisang–pisangan (Strelitzia reginae Banks) mampu menurunkan konsentrasi nutrien N. Tanaman melati air dapat
menyisihkan konsentrasi ammonia sebesar 91,19%, konsentrasi nitrat sebesar 100% dan konsentrasi TN sebesar
77,04%, sedangkan tanaman pisang-pisangan dapat menyisihkan konsentrasi ammonia sebesar 90,30%,
konsentrasi nitrat sebesar 100% dan konsentrasi TN sebesar 67,12%. Kedua jenis tanaman menunjukkan
pertumbuhan yang baik, dengan ditandai tumbuhnya daun, batang, bunga, dan akar tanaman.
Penyisihan Nitrogen Menurut Literatur Jurnal 2
Penyisihan Material Organik dan Nitrogen dengan Proses Aerasi Menggunakan Microbubble
Generator (MBG) pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Asrama. Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) Bulaksumur Residence (BR) dibangun pada Januari tahun 2020 dan dikelola oleh UGM Residence yang
merupakan pihak pengelola seluruh unit asrama di UGM. Unit pengolahan pada IPAL BR meliputi sistem
activated sludge dan on-off aeration dengan jenis aerator yang digunakan berupa Microbubble Generator (MBG).
IPAL Bulaksumur Residence dirancang dengan kapasitas pengolahan sebesar 8,06 m3/hari. Proses pengolahan air
limbah pada IPAL BR terdiri dari 5 unit tangki pengolahan antara lain tangki ekualisasi, tangki aerasi 1, tangki
aerasi 2, tangki clarifier dan tangki penampungan. Tujuan penelitian ini diantaranya untuk mengetahui kinerja
penyisihan kandungan COD, fosfat, total nitrogen, dan efisiensi nitrifikasi – denitrifikasi, serta mengetahui total
konsumsi energi dan biaya operasional yang dibutuhkan untuk menyisihkan kontaminan dengan sistem aerasi
intermiten menggunakan MBG.
Hasil evaluasi performa IPAL dalam menyisihkan beban pencemar pada masing-masing tangki pengolahan
dapat dikatakan cukup baik, karena IPAL telah berada pada kondisi steady state saat dilakukan pengamatan.
Parameter COD dan amonia telah memenuhi baku mutu PerMenLHK No. 68 Tahun 2016. Sedangkan parameter
fosfat masih belum memenuhi baku mutu PerDa DIY No.7 Tahun 2016, sehingga performa penyisihan fosfat
masih perlu dioptimalkan. Rerata efisiensi penyisihan pada tangki aerasi 1 pada paramater COD sebesar
73,6±17,46%; PO4-P sebesar 39,12±14,96%; Nitrifikasi sebesar 73,1±20.07%; Denitrifikasi sebesar
61,72±27,48%; TN, 56,15±19,6%.
Perbandingan Pengolahan Eksisting dengan di Literatur
Dengan membandingkan Unit Pengolahan di IPAL PT Maya Food Industri dengan literatur lain
tentang penyisihan nitrogen, maka bisa dikatakan untuk IPAL PT Maya Food untuk Unit pengolahannya
terutama di bagian Unit bak Anaerobik, bak Aerobik dan Area advanced Wetland dapat menyisihkan
parameter nitrogen (Ammonia) dengan baik dan sudah sesuai literatur. Untuk Prosesnya sendiri, IPAL PT
Maya Food menggunakan konsep Pre-Anoxic, yaitu air limbah yang masuk ke tangki anaerobik dalam
kondisi anoxic (sedikit oksigen). disini terjadi proses denitrifikasi pengubahan NO3- menjadi NO2 dan
terakhir menjadi N2 dengan bantuan donor elektron dari substrat organik dalam air limbah. Lalu setelah itu,
baru air limbah dialirkan ke bak aerobik yang disini terjadi proses nitrifikasi yang menghasilkan Nitrat
(NO3-) Nitrat akan dikirim ke Tangki anaerobik untuk di denitrifikasi. Namun, untuk sistem bak aerasinya
tidak dilakukan dengan lumpur aktif, sebagaimana tertulis dalam buku metcalf and eddy yang dimana hal
ini kurang efektif dalam pengolahan air limbah tetapi tidak menghambat dalam proses penyisihan organik
dan nitrogen.
Selain itu, terdapat Unit Advanced Wetland di IPAL PT Maya Food yang dimana menurut literatur
unit ini juga dapat menyisihkan parameter Total Nitrogen, ammonia dan nitrat. Tanaman yang efektif dan
menurut penelitian dapat menyisihkan nitrogen dan sudah diterapkan di PT Maya Food yaitu Tanaman
Melati Air. Tanaman ini dapat menurunkan konsentrasi ammonia sebesar 91,19%, konsentrasi nitrat sebesar
100% dan konsentrasi TN sebesar 77,04%.
Daftar Pustaka

● Elkana DI. (2014). TEKNIK PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PENGALENGAN IKAN
SARDINE DI PT. MAYA FOOD INDUSTRIES, PEKALONGAN, JAWA TENGAH. Magelang
Jawa Tengah
● Hafasatya M P., Johan S M., Sri Puji S. (2022). Jurnal Ilmu Lingkungan Penyisihan Material
Organik dan Nitrogen dengan Proses Aerasi Menggunakan Microbubble Generator (MBG)
pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Asrama. Semarang. In Universitas Diponegoro.
● Metcalf and Eddy revised by George Tchobanoglous etc. (2014). Wastewater Engineering
Treatment and Resource Recovery 5th edition. Diakses pada 18 November 2022
● Sugiarti, dkk. (2020). Jurnal Ilmu Lingkungan Penyisihan Nutrien Nitrogen pada Limbah Cair
Artifisial NPK Menggunakan Sistem Floating Treatment Wetlands (FTWs). Semarang. In
Universitas Diponegoro
● Tjandra Setiadi, Ismail Guntur A. (2019). Pedoman Pengolahan Air Limbah Industri
Pengolahan Ikan di Indonesia, Diakses pada 18 November 2022.

Anda mungkin juga menyukai