Anda di halaman 1dari 31

INSTALASI PENGOLAHAN AIR

LIMBAH DI PT. INDAH JAYA TEXTILE


INDUSTRY
Nanda Handayani (NIM. 082001800045)
Redja Agustin (NIM. 082001800054)
Annisa Nanda Rafi Putri Kadnan (NIM.
082001800077)

Dosen Pengampu :
Riana Ayu Kusumadewi, ST., MT

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS ARSITEKTUR LANSKAP DAN TEKNOLOGI
LINGKUNGAN
UNIVERSITAS TRISAKTI
2021
GAMBARAN UMUM
Lokasi
Jalan Pajajaran No.14 No 62, RT.002/RW.005,
Gandasari, Kec. Jatiuwung, Kota Tangerang

Luas
Total luas 278.574 m2

★ 169.044 m2 yang terletak di Kelurahan


Gandasari Kecamatan Jatiuwung Kota
Tangerang.
★ 109.530 m2 yang terletak di Kelurahan
Binong Kecamatan Curug Kabupaten
Tangerang.
MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud
Mengevaluasi analisis kualitas dan karakteristik influen dan efluen limbah cair di PT. Indah
Jaya Textile Industry.

Tujuan
★ Mengetahui Unit pengolahan limbah di PT. Indah Jaya Textile Industry.
★ Mengetahui sumber penghasil limbah cair di PT. Indah Jaya Textile Industry.
★ Melakukan analisis kualitas dan karakteristik influen dan efluen limbah cair di PT. Indah Jaya
Textile Industry.
PRODUK YANG DIHASILKAN

01 02 03 04

Benang Handuk Kain Rajut Pakaian jadi &


Printing
SUMBER AIR LIMBAH
Air limbah yang dihasilkan berasal dari beberapa
proses produksi, yaitu :

Dyeing (Pencelupan) Knitting

01 02 03 04

Sizing (Pengkajian) Printing


Dyeing (Pencelupan)

Pada tahap ini dilakukan berbagai perlakuan, terutama penambahan zat kimia yang
memberikan berbagai karakter tambahan pada limbah cair yang dihasilkan.
Berikut karakteristik limbah cair yang dihasilkan pada tahapan proses dyeing :

1. Scouring 2. Pencelupan
Mengandung caustic soda Mengandung berbagai jenis
atau Natrium Hidroksida zat warna. Limbah cair yang
(NaOH) yang menyebabkan dihasilkan juga mengandung
air limbah memiliki pH yang zat warna sulfur sehingga
tinggi. menimbilkan bau.
Sizing (Pengkajian)
Proses pengajian merupakan proses pelapisan benang-benang arah memanjang (benang
lusi) dengan campuran zat kimia. Zat kimia yang yang ditambahkan pada tahapan proses
ini adalah kanji dan wax. Limbah cair yang dihasilkan pada tahapan proses produksi ini
mengandung kedua jenis zat tersebut yang ditambahkan pada proses produksi.

Knitting
Proses produksi knitting dimana terjadinya perajutan benang yang telah digulung dalam
beam menjadi selembar kain lalu dilakukan pemberian warna dasar.
Printing

Pada proses ini dilakukannya pemberian corak dan warna pada kain, setelah itu
dilakukan steaming, untuk pengeringan kain dan dilanjutkan dengan washing atau
pencucian kain setelah dicap.
Kemudian dilakukan penyempurnaan dengan menambahkan resin anti kusut, anti
mengkerut, zat pelemas dan terakhir dilakukan inspecting untuk memeriksa kualitas kain
jadi, kemudian dikemas dan jadilah produk kain cap jadi.
Buangan yang dihasilkan dari proses ini mempunyai BOD tinggi (warna), zat kimia dan
panas.
PROSES PRODUKSI

Diagram Alir Produksi


Benang/Spinning
PROSES PRODUKSI

Diagram Alir Produksi


Handuk/Wenving
PROSES PRODUKSI

Diagram Alir Produksi Kain


Rajut/Knitting
PROSES PRODUKSI

Diagram Alir Produksi Pakaian


Jadi/Garmen
KUALITAS DAN KUANTITAS
INFLUEN
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor
P.16/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2019
KUALITAS DAN KUANTITAS
INFLUEN
Kualitas limbah di influen
dibandingkan dengan baku mutu
DIAGRAM ALIR

Diagram alir pengolahan limbah


B3 IPAL di PT. Indah Jaya
UNIT PENGOLAHAN
Bak Ekualisasi
Air limbah setelah melewati barscreen, menuju bak ekualisasi yang merupakan bak penampungan awal
yang berfungsi untuk meratakan debit air limbah serta untuk menghomogenkan air limbah yang akan
disalurkan pada unit instalasi selanjutnya.

Gambar Bak Ekualisasi IPAL di PT. Indah Jaya Gambar Pompa pada Bak Ekualisasi
UNIT PENGOLAHAN
Cooling Tower
Pada bak ekualisasi, air limbah mempunyai suhu yang tinggi yaitu mencapai ± 50 – 80 oC, air limbah ini
harus distabilkan suhunya hingga mencapai sekitar 25 – 35 oC agar pada saat dialirkan ke pengolahan biologis
mikroorganisme pengurainya tidak mati.
Pihak pabrik sudah menyediakan unit untuk menurunkan suhu air limbah dengan menggunakan unit cooling
tower yang berkapasitas 100 m3.

Gambar Cooling Tower IPAL di PT. Indah Jaya


UNIT PENGOLAHAN
Bak Netralisasi

Bak netralisasi berfungsi untuk mengubah nilai pH air


limbah yang akan diolah menjadi nilai pH netral. Air limbah
yang dihasilkan oleh proses produksi sifatnya basa dengan
nilai pH antara 9 – 11, untuk itu penurunan pH di bak
netralisasi ini dilakukan dengan pembubuhan asam klorida
(HCl) yang dimana senyawa tersebut dialirkan
menggunakan pipa berdiameter yang terhubung dengan
tangki asam klorida (HCl).
Pembubuhan asam klorida bertujuan untuk mencapai
nilai pH netral agar saat limbah di pengolahan biologis bisa
terurai dengan mikroorganisme.

Gambar Netralisasi IPAL di PT. Indah


Jaya
UNIT PENGOLAHAN
Bak Aerasi
Unit biologis yang digunakan adalah modifikasi proses lumpur
aktif yaitu complete-mix activated sludge, yang merupakan sebuah
proses yang mencampurkan secara sempurna air limbah dan lumpur
aktif dalam satu reaktor dan diaerasi (Sarah Aphirta, 2017).
Bak aerasi ini berfungsi untuk mengolah air limbah secara
biologi dengan media lumpur sehingga dapat menurunkan kadar
polutan organik yang terkandung air limbah yang ditandai dengan
penurunan parameter BOD5.
Dalam bak aerasi air limbah diuraikan dengan bakteri aerob,
bakteri ini membutuhkan udara agar bisa bertahan hidup untuk
menguraikan polutan yang terdapat di air limbah, oleh karena itu air
limbah dikontakkan dengan udara dengan menggunakan aerator,
aerator ini menggunakan propeller yang setengah terbenam dalam
air, putarannya memecah permukaan air agar lebih banyak bagian air
yang kontak dengan udara dan menyerap oksigen bebas dari udara. Gambar Aerasi IPAL di PT. Indah Jaya
UNIT PENGOLAHAN
Bak Membrane Bio Reactor (MBR)

Membrane Bio Reactor (MBR) pada prinsip proses yang


terjadinya sama dengan conventional system, dimana bahan organik
dalam air limbah mengalami degradasi secara biologis kemudian
terjadi pemisahan biomassa (lumpur). Akan tetapi pada MBR proses
pemisahan biomassa menggunakan membran sedangkan
conventional system menggunakan prinsip gravitasi dalam sebuah
bak, dengan demikian MBR digunakan sebagai ganti dari bak
sedimentasi pada proses pengolahan air limbah.
Penggunaan MBR dalam proses pengolahan air limbah akan
memberikan beberapa keuntungan, antara lain meningkatkan
kualitas effluent dan menghemat lahan. Disamping mempunyai
keuntungan unit MBR ini tergolong unit pengolahan air limbah Gambar MBR IPAL di PT. Indah Jaya
yang mahal.
UNIT PENGOLAHAN
Pembubuhan PAC dan DCA
Poli-aluminium Klorida (PAC) merupakan garam khusus yang
mampu memberikan daya koagulasi dan flokulasi yang lebih kuat
daripada aluminium yang biasa dan garam-garam besi seperti aluminium
sulfat atau ferri klorida.
Kegunaan dari PAC adalah sebagai koagulan atau flokulan untuk
menguraikan larutan yang keruh dan menggumpalkan partikel, sehingga
memungkinkan untuk memisah dari medium larutannya (Anton Budiman,
dkk, 2017).
Dalam setiap harinya PT. Indah Jaya menginjeksikan PAC sebanyak
50 - 80 liter/jam DCA atau decoloring agent larutan yang dapat
menghilangkan warna air limbah yang pekat, mengikat senyawa organik,
anorganik, logam ter-dissolved pada air limbah dan terendapkan menjadi
residu sehingga menghasilkan warna air yang jernih maka dari itu larutan
ini merupakan oksidator. Untuk mempercepat proses reaksi dari DCA ini
perlunya penambahan polimer anion atau kation, maka disini
pembubuhan koagulan memakai larutan PAC cocok untuk di pengolahan
air limbah PT Indah Jaya. Dalam seharinya PT. Indah Jaya
menginjeksikan larutan DCA sebanyak 10 - 20 liter/jam. Gambar Injeksi PAC dan DCA Kedalam
Pipa
UNIT PENGOLAHAN
Bak Sedimentasi
Bak sedimentasi berfungsi untuk menghilangkan materi tersuspensi atau lumpur secara gravitasi. Proses
sedimentasi pada pengolahan air limbah umumnya untuk menghilangkan lumpur sebelum dilakukan proses
pengolahan selanjutnya. Unit ini dilengkapi dengan scrapper yang berputar di sekitar sumbu pusat tangki melingkar
yang berfungsi sebagai pengeruk lumpur yang masuk kedalam bak sedimentasi. Scrapper ini berputar dengan
kecepatan yang sangat lambat yaitu 0,03 rpm. Lumpur dari bak sedimentasi langsung dipompa menuju unit sludge
collector.

Gambar Bak Sedimentasi IPAL di PT. Indah


UNIT PENGOLAHAN
Tangki Filtrasi
Setelah melalui proses sedimentasi, air hasil pengolahan
selanjutnya dipompa menuju tangki filter dengan media zeolit dan
karbon aktif. Terdapat 3 tangki filtrasi dengan kapasitas masing -
masing 5,000 liter ini dipasang secara seri.
Pada proses ini digunakan 2 unit tangki sistem, sehingga jumlah
total tangki 6 unit. Dimana setiap sistem tangki digunakan secara
bergantian (run dan stand by).
Selain proses filtrasi, juga terdapat proses backwash (pencucian
media) dengan menggunakan pompa. Dari proses filtrasi, sebanyak
50% diolah melalui proses RO dan 50% ke Effluent tank. Hasil
proses RO 55% merupakan air dengan standar air minum yang
digunakan untuk proses produksi (dyeing) dan 45% sebagai limbah
(memenuhi baku mutu) dibuang ke kali sabi yang berjarak ± 70
meter.
Pada Instalasi Pengolahan Air Limbah ini sudah dilengkapi
dengan Flow Meter sehingga diketahui debit air limbah yang Gambar Tangki Filtrasi
dihasilkan dan terbuang.
UNIT PENGOLAHAN
Bak Penampung dan Bak Biokontrol
Air hasil olahan yang telah memenuhi syarat dimanfaatkan
kembali (recycling) untuk kegiatan pabrik, seperti pencucian handuk
pada proses dyeing. Bila air hasil olahan melebihi kebutuhan recycling
secara periodik akan terjadi over flow yang mengalir ke kali sabi.
Pada Instalasi Pengolahan Air Limbah ini sudah dilengkapi
dengan Flow Meter sehingga diketahui debit air limbah yang
dihasilkan dan terbuang. Bak penampung ini dihubungkan dengan bak
kontrol yang mengontrol air olahan secara alami dengan
menggunakan indikator biologis yaitu ikan-ikan yang biasa hidup di
air yang bersih, bak ini berfungsi untuk mengetahui secara cepat
apakah air hasil olahan IPAL cukup baik atau belum.
Jika ikan yang ada di dalam bak biokontrol hidup berarti air
olahan IPAL relatif baik dan jika ikan yang ada di dalam bak
biokontrol mati berarti air olahan IPAL buruk. Meskipun ikan di
dalam bak biokontrol hidup belum berarti air olahan sudah memenuhi
baku mutu. Untuk mengetahui apakah air olahan sudah memenuhi Gambar Bak Penampung dan Bak
baku mutu atau belum harus dianalisa di laboratorium. Biokontrol
UNIT PENGOLAHAN
Sludge Collector
Sludge Collector atau Bak penampung lumpur di PT Indah Jaya berjumlah 4 unit yang berkapasitas 20 m 3. Bak
penampung ini berfungsi untuk menampung lumpur yang berasal dari bak sedimentasi yang selanjutnya dipompakan
ke unit pengolahan filter press.

Gambar Sludge Collector


UNIT PENGOLAHAN
Filter Press

Dalam proses ini, padatan yang berbentuk lumpur di press untuk


dilakukan pemisahan secara mekanik dengan air, sehingga
dihasilkan lumpur padat (cake). Lumpur padat tersebut yang berada
di unit filter press dibongkar secara manual satu kali setiap shift
kerja (8 jam sekali). Air yang berada pada lumpur dapat tereduksi
keluar melalui lapisan filter sehingga diperoleh lumpur yang lebih
padat. Air yang disisihkan dari lumpur selanjutnya dialirkan kembali
ke bak ekualisasi, sedangkan lumpur yang sudah kering dimasukkan
kedalam karung plastik dan ditempatkan di TPS B3 untuk
selanjutnya dikirim ke pihak ke-3 sebagai pemusnah dan pemanfaat
yang berijin dari KLHK. Pengiriman lumpur dilakukan max 90 hari
dengan jumlah sludge terkirim lebih dari 6 ton.
Gambar Filter Press
KUALITAS DAN KUANTITAS EFLUEN
Kualitas limbah di efluen
dibandingkan dengan influen dan baku mutu
EFISIENSI PENYISIHAN
KESIMPULAN DAN SARAN
★ IPAL PT. Indah Jaya Textile Industry telah melakukan pengelolaan air limbah dengan mengoperasikan
IPAL yang terdiri dari bak ekualisasi, cooling tower, bak netralisasi, bak aerasi, Membrane Bio Reactor
(MBR), dua bak sedimentasi, 6 tangki filtrasi, dan bak penampung sebelum dialirkan ke badan air Kali
Sabi. Dengan adanya pengolahan tersebut dapat menurunkan parameter kualitas limbah cair sehingga
sesuai dengan standar
★ Berdasarkan data yang diamati pada bulan September, Oktober, dan November tahun 2020 tidak pernah
melampaui nilai baku mutu.
DAFTAR PUSTAKA
Aphirta, S. 2018. Design Of Domestic Wastewater Treatment Plant In Region Of Zone 1 Dki Jakarta. SKRIPSI-
2017. Universitas Trisakti : Jakarta.

Budiman, A., Wahyudi, C., Irawati, W., & Hindarso, H. 2017. Kinerja koagulan Poly Aluminium Chloride (PAC)
dalam Penjernihan Air Sungai Kalimas Surabaya menjadi Air Bersih. Widya Teknik, 7(1), 25-34.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor


P.16/MENLHK/SETJEN/KUM.1/4/2019 Tentang Baku Mutu Air Limbah.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai