Indonesia memiliki banyak pabrik penghasil NaOH atau caustic soda. Berikut daftar
beberapa pabrik penghasil NaOH di Indonesia :
PT Asahimas Chemical
PT. ASC merupakan sebuah pabrik terpadu (integrated plant) dimana produk yang
dihasilkan saling berkaitan dan digunakan pada proses-proses selanjutnya. PT. ASC mempunyai
empat plant (pabrik) utama, yaitu:
Bahan baku utama yang dibutuhkan untuk proses produksi yang dilakukan oleh PT. ASC
antara lain:
1. Etilen (Ethylene), sebanyak 200.000 ton/tahun yang dipasok dari Timur Tengah dan
domistik (PT. Chandra Asri) melalui pipa.
2. Garam Industri (Industrial Salt), sebanyak 630.000 ton/tahun yang dipasok dari Australia
dan India.
3. Tenaga Listrik, sebesar 152 MVA yang diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
4. Oksigen (Oxygen), diperoleh dari PT. Air Liquid Indonesia (Alindo) dan sebagian diproses
sendiri.
5. Air Industri, diperoleh dari PT. Krakatau Tirta Industri (KTI)
Dari bahan baku tersebut yang telah disebutkan di atas, PT. ASC mampu menghasilkan
produk bahan baku kimia dasar, antara lain:
Pada tahap pemurnian kedua, larutan garam (Brine) Lalu diumpankan ke dalam Brine
Resin Tower (Anion / Cation Bed) yang menggunakan Resin Chelatin (R-Na2). Resin tower ini
digunakan untuk mengikat ion-ion pengotor yang masih terikut dalam larutan garam. Larutan
garam yang sudah bersih ini kemudian disebut sebagai BRP (Purified Brine).
BRP diumpankan ke sel elektrolisa pada bagian anoda, sedangkan pada katoda
diumpankan demineralized water (WD). Di dalam sel elektrolisa terdapat membran jenis
monopolar yang hanya dapat ditembus (dilewati) oleh ion Na+. Proses elektrolisa ini dapat terjadi
dengan adanya bantuan energi listrik. Energi listrik dari PLN diubah dari arus bolak balik (AC)
menjadi arus searah (DC) dengan menggunakan Rectifier sesuai dengan kebutuhan energi di sel
elektrolisa.
Bagian Anoda :
𝑁𝑎𝐶𝑙 → 𝑁𝑎+ + 𝐶𝑙 −
𝐶𝑙 − → 1⁄2 𝐶𝑙2 + 𝑒 −
Bagian Katoda :
𝐻2 𝑂 + 𝑒 − → 1⁄2 𝐻2 + 𝑂𝐻 −
𝑁𝑎+ + 𝑂𝐻 − → 𝑁𝑎𝑂𝐻
Gambaran umum proses elektrolisa dapat dilihat pada Gambar 2.2. Sedangkan
perbandingan proses / teknologi yang digunakan pada industri Chlor Alkali dapat dilihat pada
Tabel 2.1.
Hasil yang keluar dari proses elektrolisa yaitu gas Hidrogen (Hydrogen/H2), gas Klorin
(chlorine/Cl2) dan cairan Soda Api (caustic soda / NaOH) dengan konsentrasi ±32 wt%.
Selanjutnya gas hidrogen digunakan sebagai bahan bakar pada furnace. Gas Klorin digunakan
untuk proses pembentukan Etilen di-klorida (EDC).
Tabel 2. Perbedaan sel diafragma, sel merkuri, dan ion exchange membrane
(Sumber: ASC, 2015)
Sebagian cairan NaOH direaksikan dengan gas klorin sehingga membentuk Sodium Hypo
chloride (NaClO) sebagai hasil samping. C/A plant juga menghasilkan cairan HCl 33% dengan
sumber HCl gas dari VCM plant.
Gambar 3. Membran Elektrolisa
(Sumber: ASC, 2015)
PRODUK UTAMA
Soda Kaustik (NaOH)
Soda kaustik (NaOH) merupakan produk utama yang berasal dari plant chlor/alkali yang
dihasilkan dalam bentuk liquid dan flake. Masing-masing jenis soda kaustik memiliki
spesifikasi minimum sebagai berikut :
Soda kaustik berguna pada industri tekstil, rayon, sabun/diterjen, pulp dan kertas. Industri
utama pengkonsumsi soda kostik adalah industri penyedap makanan yaitu pembuatan
monosodium glutamat dan aluminium. Selain itu soda kaustik dapat digunakan dalam
industri farmasi sebagai campuran dalam obat pembersih luka.
PRODUK SAMPING
1. Asam Klorida (HCl)
Asam khlorida merupakan produk samping dari C/A plant danVCM plant. Asam klorida
memiliki konsentrasi 33%-wt dan mengandung maksimum 5 ppm. Hampir semua industri
kimia menggunakan HCl antara lain industri galvani, industri pengolahan air, industri
sengklorida, dll.
2. Gas Klorin (Cl2)
Gas klorin merupakan produk samping dari C/A plant yang digunakan lagi pada proses
pembentukan EDC di plant VCM. Gas klorin memiliki konsentrasi minimum 98,5%-volum
(basis kering) dengan spesifikasi minimum sebagai berikut :
Oksigen maksimum 1%-volum (basis kering)
CO2 maksimum 0,5%-volum (basis kering)
Tekanan 3,5 kg/cm2.G
Kelembaban <50 ppm
Temperatur masksimum 50oC
Klorin banyak digunakan pada industri pengolahan air, sebagai pemutih dalam industri
pulp dan kertas, campuran pada insektisida dan sebagai pelarut.
Oleh :
Raymond Gusrinaldi Tambunan
14/363424/TK/41549