Anda di halaman 1dari 8

Pabrik NaOH di Indonesia

Indonesia memiliki banyak pabrik penghasil NaOH atau caustic soda. Berikut daftar
beberapa pabrik penghasil NaOH di Indonesia :

Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas (ton/tahun)


DRY
PT Asahimas Subentra Chemicals Cilegon 370.000
PT Sulfindo Adiusaha Serang 215.000
LIQUID
PT Industri Soda Indonesia Sidoarjo 12.000
PT Soda Sumatera Medan 6.400
PT Inti Indorayon Utama Porsea 33.000
PT Indah Kiat Pulp and Paper Riau 10.000
PT Kertas Letjes Probolinggo 9.000
PT Tjiwi Kimia Sidoarjo 7.200
PT Kertas Basuki Rachmat Banyuwangi 6.850
PT Kertas Padalarang Padalarang 750
PT Pakerin Mojokerto 15.000
PT Suparma Surabaya 1.800
PT Miwon Indonesia Gresik 12.000
PT Sasa Fermentasi Sidoarjo 3.600

PT Asahimas Chemical

PT. ASC merupakan sebuah pabrik terpadu (integrated plant) dimana produk yang
dihasilkan saling berkaitan dan digunakan pada proses-proses selanjutnya. PT. ASC mempunyai
empat plant (pabrik) utama, yaitu:

1. Chlor Alkali Plant (tiga unit pabrik)


2. VCM Plant (dua unit pabrik)
3. PVC Plant (tiga unit pabrik)
4. Utility Plant
PT Asahimas Chemical menghasilkan kaustik soda (caustic soda) dengan produk
sampingan berupa gas klorin (chlorine), gas hidrogen, larutan asam klorida dan larutan natrium
hipoklorit (sodium hypochlorite). Dengan kapasitas produksi mencapai 370.000 ton/tahun.

Bahan baku utama yang dibutuhkan untuk proses produksi yang dilakukan oleh PT. ASC
antara lain:
1. Etilen (Ethylene), sebanyak 200.000 ton/tahun yang dipasok dari Timur Tengah dan
domistik (PT. Chandra Asri) melalui pipa.
2. Garam Industri (Industrial Salt), sebanyak 630.000 ton/tahun yang dipasok dari Australia
dan India.
3. Tenaga Listrik, sebesar 152 MVA yang diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
4. Oksigen (Oxygen), diperoleh dari PT. Air Liquid Indonesia (Alindo) dan sebagian diproses
sendiri.
5. Air Industri, diperoleh dari PT. Krakatau Tirta Industri (KTI)

Dari bahan baku tersebut yang telah disebutkan di atas, PT. ASC mampu menghasilkan
produk bahan baku kimia dasar, antara lain:

1. Caustic Soda (NaOH); 370.000 ton/tahun.


2. Flake Caustic Soda (F-NaOH); 30.000 ton/tahun.
3. Sodium Hypochlorite (NaClO); 25.000 ton/tahun.
4. Vinyl Chloride Monomer (VCM); 400.000 ton/tahun.
5. Polyvinyl Chloride (PVC); 285.000 ton/tahun.
6. Hydrochloric Acid (HCl); 67.000 ton/tahun.
Gambar 1. Blok Diagram Proses di PT. Asahimas Chemical
(Sumber: ASC, 2015)

Chlor Alkali Plant (Pabrik C/A)


Garam dari penampung dilarutkan dalam tangki pelarutan garam (Salt Dissolver) dengan
menggunakan air industri, sehingga terbentuk larutan NaCl ±300 g/lt. Larutan ini kemudian
diumpankan ke dalam reaktor pada tahap pemurnian pertama. Dengan penambahan beberapa
bahan kimia, ion-ion pengotor dalam larutan garam tersebut dinon-aktifkan. Kemudian
dimasukkan ke dalam tangki penjernihan (Clarifier), sehingga kotorannya mengendap dan dapat
dipisahkan. Larutan garam tersebut lalu disaring dengan menggunakan saringan pasir (Sand
Filter) agar diperoleh larutan yang benar-benar bebas dari pengotor.

Pada tahap pemurnian kedua, larutan garam (Brine) Lalu diumpankan ke dalam Brine
Resin Tower (Anion / Cation Bed) yang menggunakan Resin Chelatin (R-Na2). Resin tower ini
digunakan untuk mengikat ion-ion pengotor yang masih terikut dalam larutan garam. Larutan
garam yang sudah bersih ini kemudian disebut sebagai BRP (Purified Brine).

Proses selanjutnya BRP direaksikan menggunakan proses elektrolisa (Electrolysis Process)


dengan menggunakan Ion Exchange Membrane Technology, yang biasa disebut dengan Azec
System. Azec System adalah teknologi yang dikembangkan oleh Asahi Glass Co. Ltd., dari
Jepang yang mempunyai keunggulan bebas dari polusi, karena tidak menggunakan unsur
merkuri dan dapat menghemat energi yang disebabkan oleh konsumsi listrik yang rendah.

BRP diumpankan ke sel elektrolisa pada bagian anoda, sedangkan pada katoda
diumpankan demineralized water (WD). Di dalam sel elektrolisa terdapat membran jenis
monopolar yang hanya dapat ditembus (dilewati) oleh ion Na+. Proses elektrolisa ini dapat terjadi
dengan adanya bantuan energi listrik. Energi listrik dari PLN diubah dari arus bolak balik (AC)
menjadi arus searah (DC) dengan menggunakan Rectifier sesuai dengan kebutuhan energi di sel
elektrolisa.

Reaksi yang terjadi pada proses elektrolisa adalah sebagai berikut:

Bagian Anoda :

𝑁𝑎𝐶𝑙 → 𝑁𝑎+ + 𝐶𝑙 −

𝐶𝑙 − → 1⁄2 𝐶𝑙2 + 𝑒 −

Bagian Katoda :

𝐻2 𝑂 + 𝑒 − → 1⁄2 𝐻2 + 𝑂𝐻 −

𝑁𝑎+ + 𝑂𝐻 − → 𝑁𝑎𝑂𝐻

𝑁𝑎𝐶𝑙 + 𝐻2 𝑂 → 1⁄2 𝐻2 + 1⁄2 𝐶𝑙2 + 𝑁𝑎𝑂𝐻

Gambaran umum proses elektrolisa dapat dilihat pada Gambar 2.2. Sedangkan
perbandingan proses / teknologi yang digunakan pada industri Chlor Alkali dapat dilihat pada
Tabel 2.1.

Hasil yang keluar dari proses elektrolisa yaitu gas Hidrogen (Hydrogen/H2), gas Klorin
(chlorine/Cl2) dan cairan Soda Api (caustic soda / NaOH) dengan konsentrasi ±32 wt%.
Selanjutnya gas hidrogen digunakan sebagai bahan bakar pada furnace. Gas Klorin digunakan
untuk proses pembentukan Etilen di-klorida (EDC).

Cairan NaOH 32 wt% kemudian diuapkan (evaporasi) kandungan airnya sehingga


terbentuk cairan NaOH 48% di unit Triple Effect Evaporator. Produk yang terbentuk kemudian
disimpan di dalam tangki penampungan dan siap untuk dipasarkan. Sebagian dari produk larutan
NaOH 48% juga dipekatkan kembali untuk mendapatkan NaOH dalam bentuk padatan (Flake)
dengan konsentrasi sekitar 98%.
Aspek Diafragma Merkuri Membran
Konsentrasi Caustic 50% 12% 33%
Soda
Kualitas Caustic Soda Mengandung <30 Mengandung 1-1,5% Mengandung <50
ppm NaCl berat NaCl ppm NaCl
Bahan Baku Air Pemurnian Pemurnian Kemurnian air garam
Garam diperlukan, tergantung diperlukan, tergantung yang digunakan harus
pada kemurnian air pada kemurnian air tinggi agar tidak
garam yang garam yang mengganggu kinerja
digunakan digunakan` membran
Energi yang ± 3100 KWh/ton ± 2700 KWh/ton 2200 – 2500 KWh/ton
Digunakan
Tingkat Pencemaran Tinggi Tinggi Rendah
Lingkungan

Tabel 2. Perbedaan sel diafragma, sel merkuri, dan ion exchange membrane
(Sumber: ASC, 2015)

Sebagian cairan NaOH direaksikan dengan gas klorin sehingga membentuk Sodium Hypo
chloride (NaClO) sebagai hasil samping. C/A plant juga menghasilkan cairan HCl 33% dengan
sumber HCl gas dari VCM plant.
Gambar 3. Membran Elektrolisa
(Sumber: ASC, 2015)
PRODUK UTAMA
Soda Kaustik (NaOH)
Soda kaustik (NaOH) merupakan produk utama yang berasal dari plant chlor/alkali yang
dihasilkan dalam bentuk liquid dan flake. Masing-masing jenis soda kaustik memiliki
spesifikasi minimum sebagai berikut :

a) Soda kaustik liquid


 kandungan NaCl maksimum 50 ppm
 kandungan Fe maksimum 1 ppm
 kandungan CO32- maksimum 0,04 %
 kandungan NaClO3 maksimum 40 ppm
 kandungan Na2SO4 maksimum 20 ppm
b) b. Soda kaustik flake
 Na2CO3 maksimum 0,1%-berat
 NaCl maksimum 90 ppm
 Ni maksimum 2 ppm

Soda kaustik berguna pada industri tekstil, rayon, sabun/diterjen, pulp dan kertas. Industri
utama pengkonsumsi soda kostik adalah industri penyedap makanan yaitu pembuatan
monosodium glutamat dan aluminium. Selain itu soda kaustik dapat digunakan dalam
industri farmasi sebagai campuran dalam obat pembersih luka.

PRODUK SAMPING
1. Asam Klorida (HCl)
Asam khlorida merupakan produk samping dari C/A plant danVCM plant. Asam klorida
memiliki konsentrasi 33%-wt dan mengandung maksimum 5 ppm. Hampir semua industri
kimia menggunakan HCl antara lain industri galvani, industri pengolahan air, industri
sengklorida, dll.
2. Gas Klorin (Cl2)
Gas klorin merupakan produk samping dari C/A plant yang digunakan lagi pada proses
pembentukan EDC di plant VCM. Gas klorin memiliki konsentrasi minimum 98,5%-volum
(basis kering) dengan spesifikasi minimum sebagai berikut :
 Oksigen maksimum 1%-volum (basis kering)
 CO2 maksimum 0,5%-volum (basis kering)
 Tekanan 3,5 kg/cm2.G
 Kelembaban <50 ppm
 Temperatur masksimum 50oC
Klorin banyak digunakan pada industri pengolahan air, sebagai pemutih dalam industri
pulp dan kertas, campuran pada insektisida dan sebagai pelarut.

3. Natrium Hipoklorit (NaClO)


Natrium hipokhlorit merupakan produk samping dari plant C/A yang memiliki
konsentrasi 10%. Senyawa ini banyak digunakan sebagai bahan pemutih pada industri
benang, kapas, dan serat sintetis. Selain itu, natrium hipokhlorit juga digunakan sebagai
bahan campuran desinfektan.

4. Gas Hidrogen (H2)


Gas hidrogen merupakan produk samping dari C/A plant. Konsentrasi minimum gas
hidrogen adalah 99,9%-volum (basis kering) dengan spesifikasi sebagai berikut:
 O2 maksimum 0,1%-vol (dry base)
 Tekanan 0,86 kg/cm2.G
 Temperatur maksimum 50oC
TUGAS
PROSES INDUSTRI KIMIA
Natrium Hidroksida (NaOH)

Oleh :
Raymond Gusrinaldi Tambunan
14/363424/TK/41549

DEPATEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2018/2019

Anda mungkin juga menyukai