Parameter :
CEL : Maximum allowable human exposure limit for an airborne or gaseous substance
(such as chlorine, hydrogen chloride, nitrogen dioxide) which is not to be exceeded even
momentarily. Also called ceiling value. See also threshold level value (TLV).
2. Hazard Symbol
7. Biohazard Symbol.
Simbol untuk organisme atau bahan-
bahan yang berasal dari organisme yang
dapat membahayakan kesehatan
manusia atau mahluk hidup lainnya.
3. Hot Surface
4. Others
3. Identifikasi masalah :
A. Hazard and Operability Study (HAZOPS) digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan
dari operasional proses yang dapat mempengaruhi efisiensi produksi dan keselamatan.
HAZOPS merupakan metode identifikasi risiko yang berfokus pada analisis terstruktur
mengenai operasi yang berlangsung.
Dengan menggunakan HAZOPS, kita harus mempelajari setiap tahapan proses untuk
mengidentifikasi semua penyimpangan dari kondisi operasi yang normal, mendeskripsikan
bagaimana bisa terjadi dan menentukan perbaikan dari penyimpangan yang ada.
Metode ini dapat berlaku pada berbagai mode operasi dari suatu proses aliran dan juga dapat
diaplikasikan pada berbagai prosedur atau flowchart. Karakteristik HAZOP adalah:
Sistematik, menggunakan struktur atau susunan dengan mengandalkan guide word dan
gagasan tim untuk melanjutkan dan memastikan safeguard yang sesuai.
Pengkhususan bentuk oleh berbagai multidisiplin ilmu yang dimiliki oleh anggota tim.
Dapat digunakan untuk berbagai macam sistem atau prosedur.
Penggunaannya lebih sebagai sistem pada teknik penafsiran bahaya.
Perkiraan awal, sehingga mampu menghasilkan kualitas yang baik, meskipun kuantitas
berpengaruh.
Teknik kualitatif,teliti, dan sitematis.
Digunakan guide word yang ditentukan dan baku.
Dipertimbangkan penyimpangan dari kondisi normal.
Menemukan permasalahan keselamatan dan operasi.
Beberapa kelebihan dari metode analisa HAZOP adalah:
– Mudah dipelajari
– Memacu kreatifitas dan membangkitkan ide-ide
– Sistematis
– Diterima secara luas sebagai salah satu metode untuk identifikasi bahaya
– Tidak hanya fokus pada safety, karena juga mengidentifikasi hazard (mencegah
kecelakaan) dan operability (berjalan lancarnya suatu proses sehingga meningkatkan plant
performance).
B. What If Analysis
Merupakan suatu metode identifikasi bahaya dengan pendekatan brainstorming dan
melibatkan tim yang multidisiplin. Analisis ini digunakan untuk memeriksa secara sistematis
dari setiap aspek, baik dari facility design dan operasi, misalnya seperti bangunan, sistem
pembangkit tenaga, bahan baku, produk, tanki, prosedur operasi, keamanan pabrik dan lain-
lain
Pelaksanaan Review
– Penjelasan tentang sistem proses termasuk pelaksanaan plant safety equipment, health
control procedure, dan lain-lain
– Untuk sistem yang kompleks, dilakukan pemecahan sistem atas beberapa bagian,
sehingga proses review bisa lebih difokuskan.
Terminologi yang digunakan dalam “What If Analysis” adalah:
Pertanyaan What if
Akibat (hazard/consequence) dan tanggapan/respon dari pertanyaan yang diajukan.
Pengamanan/safeguard dan safety equipment yang sudah ada
Rekomendasi yang akan diberikan atas dasar analisa terhadap konsekuensi dan safeguard yang
ada. Apabila belum terdapat safeguard yang memadai, perlu direkomendasikan.
c. JHA
Job Hazard Analysis (JHA) adalah tekhnik yang berfokus pada tahapan pekerjaan sebagai cara
untuk mengidentifikasi bahaya sebelum suatu kejadian yang tidak diinginkan muncul. Metode ini
lebih fokus pada interaksi antara pekerja, tugas/pekerjaan, alat dan lingkungan. Setelah diketahui
bahaya yang tidak bisa dihilangkan, maka dilakukan usaha untuk menghilangkan atau
mengurangi risiko bahaya ke tingkat level yang bisa diterima (OSHA 3071).
JHA dapat diterapkan dalam berbagai macam jenis pekerjaan, namun terdapat beberapa prioritas
pekerjaa yang perlu dilakukan JHA, antara lain:
• Pekerjaan dengan tingkat kecelakaan/kesakitan yang tinggi
• Pekerjaan yang berpotensi menyebabkan luka,cacat atau sakit meskipun tidak terdapat insiden
sebelumnya
• Pekerjaan yang bila terjadi sedikit kesalahan kecil akan dapat memicu terjadinya kecelakaan
parah atau luka
• Pekerjaan yang baru atau mengalami perubahan dalam proses dan prosedur
• Pekerjaan cukup kompleks untuk ditulis instruksi pelaksanaannya
FMEA
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) merupakan metode identifikasi risiko dengan
menganalisis berbagai pertimbangan kesalahan dari peralatan yang digunakan dan mengevaluasi
dampak dari kesalahan tersebut. Kelemahan metode ini adalah tidak mempertimbangkan
kesalahan manusia. Dalam hal ini, FMEA mengidentifikasi kemungkinan abnormal atau
penyimpangan yang dapat terjadi pada komponen atau peralatan yang terlibat dalam proses
produksi serta konsekuensi yang ditimbulkan.
4. FTA
Fault Tree Analysis (FTA) merupakan suatu teknik yang dapat digunakan untuk memprediksi
atau sebagai alat investigasi setelah terjadinya kecelakaan dengan melakukan analisis proses
kejadian. FTA nantinya akan menghasilkan penilaian kuantitatif dari probabilitas kejadian yang
tidak diinginkan.
FTA merupakan metode yang paling efektif dalam menemukan inti permasalahan karena dapat
menentukan bahwa kerugian yang ditimbulkan tidak berasal dari satu kegagalan. FTA
merupakan kerangka berpikir terbalik di mana evaluasi berawal dari insiden kemudian dikaji
penyebabnya.
5. ETA
Event Tree Analysis (ETA) adalah metode yang menunjukkan dampak yang mungkin terjadi
dengan diawali oleh identifikasi pemicu kejadian dan proses dalam setiap tahapan yang
menimbulkan terjadinya kecelakaan. Dalam melakukan ETA, kita perlu mengetahui pemicu dari
kejadian dan fungsi sistem keselamatan atau prosedur kegawatdaruratan yang tersedia untuk
menentukan langkah perbaikan terhadap dampak yang ditimbulkan.
Identifikasi yang efektif dari resiko yang potensial dan nyata adalah bergantung pada proses yang
proaktif untuk mengumpulkan dan meneliti data dari proses rutin monitoring, incidents, inspeksi
dan audit dari resiko (hazard) apapun, atau potensial resiko (potential hazard), yang dikenali dari
analisa data dan proses kecenderungan yang menandai adanya kebutuhan penyelidikan lebih
lanjut melalui suatu program penilaian resiko untuk menentukan tindakan korektif yang
diperlukan untuk mengurangi (mitigasi) dan/atau menghapuskan (eliminasi) apapun tingkatan
resiko yang tak dapat diterima (unacceptable levels of risk).
Resiko (hazard) yang dikenali dari analisa data yang dikumpulkan melalui Program Keselamatan
dan Pencegahaan Kecelakaan Penerbangan (Flight Safety and Accident Prevention Proramme)
perlu terukur melalui suatu proses penilaian resiko (risk assessment process). Resiko adalah
gabungan dari likelihood (tingkat keseringan kemungkinan yang terjadi) dan Saverity (Keparahan
dari Resiko) yang diramalkan dari hasil atau efek dari Hazard.