Disusun oleh:
Dewi Rakhmawati (13008003)
Herpurna Ahmad Futaqi (13008050)
Kelas 02
Peralatan elektronik merupakan alat-alat yang banyak digunakan saat ini, karena membantu
memudahkan kehidupan masyarakat. Dari mulai lampu yang memberikan penerangan, televisi
maupun radio untuk memudahkan arus informasi, baik secara lokal maupun global, telefon selular
untuk memudahkan komunikasi, komputer maupun laptop untuk kebutuhan kantor maupun
pendidikan, dan lain-lain. Dewasa ini, kehidupan masyarakat dengan peralatan elektronik memiliki
hubungan yang sangat erat. Peralatan elektronik banyak digunakan oleh berbagai kalangan
masyarakat karena kebutuhannya akan alat-alat elektronik. Pada umumnya, di setiap rumah
terdapat minimal satu buah televisi dan atau radio, beberapa perangkat telefon selular, dispenser,
lemari es, dan lain-lain. Sayangnya, kemajuan teknologi yang memudahkan kehidupan masyarakat
ini malah memunculkan masalah baru. Seiring meningkatnya penggunaan gadget dan peralatan
elektronik lainya akan menimbulkan dampak lingkungan yang serius berupa limbah elektronik.
Sampah atau limbah elektronik (e-waste) merupakan sebutan untuk perangkat atau barang
elektronik yang dibuang, akibat telah rusak atau usang. Meningkatnya penggunaan dan penjualan
gadget dan peralatan elektronik tentunya berdampak pada penumpukan sampah elektronik yang
membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia. Menurut Achim Steiner, UNEP Excecutive
Director, saat ini dunia sedang menghadapi gelombang dahsyat serbuan sampah elektronik,
khususnya di negara berkembang. Adapun sampah elektronik per tahun mencapai 36 juta metric
ton, dimana Cina memberikan kontribusi sebesar 2,6 juta metric ton sampah elektronik ke seluruh
penjuru dunia. Sementara itu, Amerika Serikat berada di urutan kedua dengan 3 juta metric ton
sampah elektronik, seperti yang dilansir oleh UNEP (http://www.suaramedia.com/dunia-
teknologi/sains/17777-bagaimana-menanggulangi-limbah-elektronik-yang-kian-membludak.html).
Penumpukan limbah elektronik ini tidak akan menjadi masalah yang besar jika limbah ini
dapat hancur dengan mudahnya. Sayangnya, bahan-bahan pembuatan barang-barang elektronik dan
komponen-komponen di dalamnya merupakan bahan yang sulit terurai. Selain itu, limbah elektronik
juga mengandung racun yang beresiko cukup tinggi untuk manusia, diantaranya timah, air raksa
(mercury), kadmium, polychlorinated biphenyls (PCBs). Akibatnya, limbah elektronik termasuk jenis
limbah B3 (bahan beracun berbahaya). Oleh karena itu, yang menjadi masalah disini adalah proses
pengolahan limbah elektronik tersebut.
Saat ini, kasus limbah elektronik yang menjadi sorotan dunia salah satunya adalah sudah
menjadi tren bagi negara maju untuk melimpahkan limbah elektronik tersebut ke negara
berkembang. Mayoritas negara Uni Eropa, membuang limbah elektroniknya ke negara-negara Afrika,
seperti Ghana dan Nigeria. Sementara itu, Amerika Serikat mengekspor ke Cina secara illegal karena
sejak tahun 2006 Pemerintah Cina sudah memberlakukan undang-undang mengenai pelarangan
impor limbah elektronik.
Salah satu permasalahan yang menjadi sorotan dunia adalah kota Guiyu, neraka limbah
elektronik di Cina. Guiyu memiliki kelebihan dibandingkan tempat penampungan limbah yang lain,
yaitu biayanya lebih murah dan mekanismenya yang mudah, dimana perusahaan tidak terikat
peraturan daur ulang yang ketat. Manajemen pengolahan limbah elektronik di kota Guiyu ini cukup
mengkhawatirkan. Tujuan pengolahan limbah ini adalah untuk mengambil logam-logam yang
terdapat pada limbah tersebut, seperti emas, tembaga, timah, dan perak. Logam-logam tersebut
Pengolahan limbah ini merupakan bentuk paling sederhana dari pengolahan limbah
elektronik. Proses pengolahan limbah elektronik secara ideal memakan waktu yang relatif lama dan
membutuhkan peralatan yang tidak sederhana. Pengolahan limbah elektronik yang dilakukan oleh
masyarakat Guiyu meliputi beberapa tahap, antara lain pembakaran komponen utuh limbah
elektronik, yang bertuujuan untuk memisahkan komponen-komponen logam maupun komponen
lainnya (seperti polimer pelindung kabel). Residu sisa pembakaran tidak diolah secara baik
melainkan dibuang begitu saja ke sungai, mengakibatkan pencemaran air yang mengalir di sungai
tersebut.
Permasalahan lingkungan ini yang bermula dari penumpukan limbah elektronik memiliki
efek domino, yaitu permasalahan kesehatan sekitar, baik lingkungan maupun masyarakat.
Sayangnya, permasalahan ini belum teratasi dengan baik. Oleh karena itu, permasalahan
penumpukan limbah elektronik ini harus dijadikan fokus utama kita bersama karena masalah ini
belum ditangani dengan baik.
Belum ada titik terang dalam penanganan limbah elektronik ini. Saat ini mayoritas negara
belum memiliki peraturan yang jelas mengenai penanganan limbah elektronik. Oleh karena itu,
dibutuhkan adanya undang-undang yang jelas mengenai penanganan limbah elektronik. Dibutuhkan
juga adanya penyeragaman tentang manajemen pengolahan limbah elektronik. Penyeragaman ini
Saat ini telah terdapat beberapa perusahaan telah melakukan manajemen pengolahan
limbah elektronik yang berasal dari produk yang mereka hasilkan. Salah satu perusahaan yang telah
menerapkan sistem ini adalah Nokia. Mereka mengumpulkan produk yang telah rusak dengan cara
menyediakan tempat sampah untuk kemudian diolah kembali secara intern. Sayangnya, belum
semua perusahaan yang memproduksi peralatan elektronik menerapkan sistem ini. Harapan
selanjutnya adalah agar semua perusahaan menerapkan sistem ini agar permasalahan limbah dapae
diatasi lebih baik.
Di Kanada, untuk pertama kalinya dalam sejarah olimpiade, medali yang diberikan utnuk
para pemenang terbuat dari logam yang terdapat komponen elektronik bekas. Namun sayangnya,
materi limbah tidak mendominasi kumpulan komponen. Pembuat medali ini pun mengupayakan
agar medali tersebut pun dapat di daur ulang di kemudian hari. Medali ini digunakan pada Olimpiade
Musim Dingin 2010 di Vancouver, Kanada dan diharapkan menjadi inspirasi untuk berbagai jenis
pertandingan.
Pada pengolahan sampah di Guiyu, terdapat efek samping pada kesehatan masyarakat.
Keuntungan besar dari penjualan logam-logam tersebut harus dibayar mahal dengan kesehatan
jangka panjang penduduk Guiyu. Tingkat dioksin (polusi lingkungan yang mengancam kesehatan
manusia) tertinggi di dunia tercatat di Guiyu dan dilepaskan ke udara oleh pembakaran plastic dan
papan sirkuit. Sebuah studi yang dihasilkan pada 2008 oleh peneliti kesehatan di Shantou
menemukan 81 persen sampel darah dari bayi-bayi Guiyu memiliki kadar timah dalam darah yang
tinggi secara signifikan. Selain itu, tingkat kadmium yang tinggi, sekitar 20,1 persen, ditemukan juga
pada bayi-bayi disana. Hal tersebut menyebabkan kematian saat kelahiran, berat lahir yang rendah
dan kelahiran prematur, serta berdampak pada tingkat pertumbuhan dan perkembangan saraf anak.
Dampak negatif yang diberikan antara lain lingkungan sekitar menjadi kumuh. Hal ini
disebabkan limbah elektronik tidak bisa terdekomposisi di tanah secara mudah sehingga perlu
adanya pengelolaan dari limbah tersebut. Masalah penumpukan limbah elektronik tersebut justru
lebih banyak disebabkan oleh pengelolaan yang dilakukan secara umum oleh umat manusia
sekarang. Pengelolaan dengan membakar limbah elektronik agar didapatkan logam-logam yang
terkandung pada limbah menyebabkan berbagai masalah domino yang lain. Pengelolaan yang masih
sederhana tersebut menimbulkan dampak pada kesehatan masyarakat sekitar, dan kelestarian
makhluk hidup juga.
Kasus Guiyu di dataran Cina merupakan salah satu fakta yang ada bahwa masalah
lingkungan hidup belum benar-benar teratasi dengan baik. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa
masih banyak masyarakat yang belum tercerdaskan tentang pentingnya pelestarian lingkungan, cara
penanganan sampah dengan baik, ataupun dampak dari tindakan perusakan lingkungan baik secara
sadar maupun tak sadar terhadap keberlangsungan hidup umat manusia.
Kemajuan peradaban manusia yang selama ini semata-mata berorientasi hanya pada
kesejahteraan secara ekonomi belum bisa berjalan sinergis dengan kelestarian lingkungan bumi yang
kita tinggali. Kesejahteraan sebenarnya tidak hanya dinilai dari ekonomi saja. Kesejahteraan manusia
juga bisa diartikan dalam kesehatan, kelayakan hidup, maupun kondisi lingkungan yang bisa
menjanjikan kehidupan lebih baik. Manusia seharusnya sadar bahwa kondisi lingkungan yang lebih
baik harus disertai dengan usaha dan pengorbanan yang besar pula dari manusia agar kita bisa
benar-benar merasakan kesejahteraan dalam arti seharusnya, tidak hanya terpaku dengan ekonomi
saja.
Kasus penumpukan limbah elektronik memang harus mendapatkan perhatian yang berlebih
dari kita semua. Seiring dengan kemajuan teknologi, manusia memiliki ketergantungan yang tinggi
pada alat elektronik. Hampir semua kebutuhan manusia dapat terselesaikan oleh alat elektronik,
sehingga produksi alat elektronik semakin meningkat.
Minimalisasi limbah elektronik di setiap negara tentunya juga merupakan tanggung jawab
pemerintah. Semua kepentingan bersama tentunya akan menjadi perhatian pemerintah dan harus
dilakukan solusi dalam pemecahannya, termasuk masalah penumpukan limbah industri ini. Berikut
beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam menanggulangi masalah tersebut.
Perusahaan elektronik juga harus turut bertanggung jawab dalam penanganan masalah
limbah elektronik ini. Setiap perusahaan elektronik harus melakukan penanggulangan serta
pencarian solusi yang terbaik bagi setiap produknya. Apabila setiap perusahaan elektronik tersebut
sudah memiliki solusi yang paten dan terbaik untuk setiap produknya, pengolahan limbah elektronik
akan teratasi. Perusahaan elektronik harus mau melakukan usaha yang sungguh-sungguh dalam
penanganan masalah limbah elektronik, karena apapun perusahaan elektronik tersebut merupakan
pencipta dari produknya, dan pihak yang paling mengerti tentang penanganan produknya itu
hanyalah perusahaan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.cinaoggi.it/id/index.php%253Foption%253Dcom_content%2526view%253Darticle%252
6id%253D2432:vivere-nellinferno-dei-rifiuti-elettronici-le-
immagini%2526catid%253D2:attualita-in-cina%2526Itemid%253D2 (tanggal akses 2
September 2010)
http://www.forum-handphone.org/f348/dampak-limbah-elektronik-terhadap-lingkungan-
kesehatan-10475.html (tanggal akses 2 September 2010)
http://www.kaunee.com/index.php?option=com_content &view=article&id=1502:bersiaplah-
limbah-elektronik-membanjiri-dunia&catid=33:Nasional&Itemid=93 (tanggal akses 2
September 2010)
http://koranburuh.org/index.php?option=com_content&view=article&id=596:uni-eropa-kirim-
limbah-elektronik-ke-negara-miskin&catid=85:eropah&Itemid=82 (tanggal akses 2
September 2010)
http://oi-oi.co.cc/dampak-limbah-elektronik-terhadap-lingkungan-dan-kesehatan.php (tanggal akses
2 September 2010)
http://www.suarakomunitas.net/baca/8283/Pencemaran.Limbah.Elektronik.html (tanggal akses 2
September 2010)