Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH LAJU ALIRAN UDARA MASUKAN PADA TEMPERATUR

REAKTOR GASIFIKASI DAN KOMPOSISI GAS PADA PLANT


BIOMASSA BERBAHAN BAKAR SERBUK KAYU
ABSTRAK

Sumber energi biomassa merupakan sumber energi alternatif yang terus dikembangkan.
Hasil pembakaran biomassa akan menghasilkan synthetic gas dengan hasil utamanya ialah
gas H2 dan gas CO. Laju udara masukan diperlukan untuk proses pembakaran dalam reaktor
gasifikasi. Temperatur pembakaran reaktor gasifikasi akan terus meningkat seiring dengan
meningkatnya laju aliran udara masukan. Jumlah gas H 2 dan gas CO optimum diperoleh
ketika temperatur pembakaran reaktor gasifikasi mencapai 500-600oC.

Kata kunci : biomassa, laju aliran udara masukan, temperatur pembakaran, synthetic gas

1 PENDAHULUAN
Kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia ialah energi. Energi
dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Dengan semakin besar
jumlah penduduk maka semakin besar pula energi yang dibutuhkan. Akan tetapi dengan
terbatasnya sumber energi fosil mendorong sumber energi alternatif lain untuk terus
dikembangkan.

Sumber energi biomassa merupakan salah satu sumber energi alternatif yang terus
dikembangkan untuk mendukung sumber energi fosil. Indonesia ,sebagai negara agraris
mempunyai potensi dalam pengembangan sumber energi biomassa. Bahan bakar yang bisa
digunakan sebagai biomassa meliputi sekam padi, limbah kayu, dedaunan, dan bahan organik
lainnya. Plant biomassa Teknik Fisika ITB dibuat untuk melakukan penelitian mengenai
biomassa. Dan salah satu bahan bakar bimassa yang digunakan ialah serbuk kayu sisa industri
pengolahan kayu rumahan (home industry). Gasifikasi biomassa memungkinkan pancapaian
efisiensi yang lebih besar dibandingkan dengan teknologi pembakaran secara tradisional
dalam pemanfaatannya[12]

Reaktor gasifikasi merupakan komponen terpenting pada plant biomassa. Di dalam reaktor
gasifikasi terjadi proses pembakaran dari bahan bakar organik sehingga akan dihasilkan gas
CO dan gas H2 yang merupakan produk gas utama dari producer gas yang dihasilkan.

1
Optimasi persentase komposisi gas CO dan gas H 2 dilakukan dengan melakukan analisis
temperatur pembakaran pada reaktor gasifikasi dengan komposisi synthetic gas yang
dihasilkan. Laju aliran udara masukan diatur untuk mendapatkan distribusi temperatur
pembakaran pada reaktor gasifikasi.

DASAR TEORI TEKNOLOGI ENERGI BIOMASSA


1.1 Biomassa

Biomassa ialah suatu material organik yang berasal dari makhluk hidup yang dapat digunakan
sebagai bahan bakar atau bahan baku di industri untuk diolah menjadi bentuk lain yeng
bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Biomassa dapat diaktegorikan
menjadi dua yaitu bahan yang berasal dari tumbuhan dan bahan yang bukan berasal dari
tumbuhan[3].

1.2 Gasifikasi

Gasifikasi ialah proses pengkonversian material yang mengandung bahan karbon dengan
dibakar pada temperatur tinggi dengan jumlah oksigen yang terkontrol. Proses gasifikasi
merupakan proses oksidasi parsial dari bahan bakar yang berbentuk padatan menjadi gas.
Material organik yang dibakar akan menghasilkan gas misalnya CO2,CO,CH4,H2, dan
sebagainya.

2.3 Gasifiaksi Biomassa


Gasifikasi Biomassa yaitu proses pembakaran tidak sempurna dari biomassa di dalam suatu
reaktor pada temperatur tinggi dengan mengatur jumlah udara yang masuk ke reaktor. Proses
pembakaran tidak sempurna tersebut akan menghasilkan karbonmonooksida (CO),
karbondioksida (CO2), metana (CH4), hidrogen (H2), dan hasil lain yang berupa debu dan tar
Gas yang dihasilkan dari reaktor gasifikasi tersebut disebut sebagai producer gas. Setelah
melewati proses selanjutnya, gas tersebut dapat dimanfaatkan langsung dengan dibakar untuk
memanaskan steam boiler yang berfungsi untuk memutar turbin atau untuk menjalankan
motor bakar. Gas yang keluar dari reaktor gasifikasi dan telah melalui proses selanjutnya agar
diperoleh hasil gas yang lebih bersih disebut sebagai synthetic gas.

Dalam reaktor gasifikasi terdapat interaksi yang penting antara oksigen dengan bahan bakar
dalam pembakaran. Pembakaran tidak akan terjadi apabila tidak terdapat oksigen. Ada
beberapa tipe reaktor yang digunakan untuk gasifikasi berdasarkan aliran oksigen dan bahan

2
bakar yang masuk ke dalam reaktor. Tipe-tipe itu antara lain updraft gasifier, downdraft
gasifier, crossdraft gasifier, fluidized bed gasifier[].

Proses yang terjadi dalam gasifier terbagi dalam 4 zona berdasarkan reaksi yang terjadi yaitu
zona pengeringan (drying zone), zona pirolisis (pyrolysis zone), zona pembakaran
(combustion zone), dan zona reduksi (reduction zone)[14].

a. Zona Pengeringan
Proses yang terjadi pada zona pengeringan ialah proses pengeringan dari bahan bakar. Bahan
bakar yang digunakan ialah serbuk kayu sisa pengolahan kayu industry rumahan.

b. Zona Pirolisis
Pirolisis merupakan proses pemisahan secara kimiawi dari material organik melalui
pemanasan tanpa dibutuhkan oksigen. Proses ini terjadi ketika terjadi pembakaran pada bahan
bakar solid seperti kayu atau ampas tebu. Karena pirolisis merupakan proses endotermik, ada
beberapa metode yang digunakan untuk pirolisis biomassa[13] yaitu pembakaran parsial
biomassa dengan menginjeksikan udara, transfer kalor secara langsung menggunakan aliran
gas panas yang dapat didaur ulang proses pengalirannya, transfer kalor secara tidak langsung
melalui pipa penukar panas ( heat exchanger ), dan transfer kalor secara langsung
menggunakan bahan bakar yang dibakar langsung.

c. Zona Pembakaran
Bahan bakar dari biomassa yang digunakan (serbuk kayu) pada umumnya terdiri dari
komposisi elemen karbon, hidrogen dan oksigen. Pada pembakaran sempurna, karbondioksida
dihasilkan dari karbon yang terdapat dalam bahan bakar dan air dihasilkan dari hidrogen yang
pada umumnya berbentuk uap air.. Reaksi kimia yang terjadi dalam pembakaran yaitu :
C  O2  CO2 ∆h = -393 MJ/kg mol (2.1)
2 H 2  O2  2 H 2 O ∆h = -242 MJ/kg mol (2.2)

d. Zona Reduksi
Produk dari pembakaran tak sempurna yang dihasilkan yang berupa uap air, karbondioksida
dan produk pirolisis akan melalui tumpukan bahan bakar yang terbakar yang mengakibatkan
terjadinya proses reduksi[14]. Reaksi yang terjadi yaitu :
C  CO2  2CO ∆h = +164,9 MJ/kg mol (2.3)
C  H 2 O  CO  H 2 ∆h = +122,6 MJ/kg mol (2.4)

3
CO  H 2O  CO2  H 2 ∆h = -42 MJ/kg mol (2.5)
C  2 H 2  CH 4 ∆h = -75 MJ/kg mol (2.6)
CO2  H 2  CO  H 2 O ∆h = +42,3 MJ/kg mol (2.7)

Temperatur pembakaran dalam reaktor yang meningkat hingga kurang lebih 200oC akan
menyebabkan kandungan uap air yang terkandung dalam bahan bakar akan bereaksi keluar.
Pada temperatur antara 200 oC hingga 280 oC akan dihasilkan karbondioksida, asam asetat dan
uap air[14]. Pada temperatur yang meningkat hingga sekitar 500-700 oC, gas hasil biomassa
akan meningkat dan kandungan metanol akan menurun.

PERANCANGAN SISTEM
Reaktor gasifikasi biomassa yang digunakan dalam Tugas Akhir ini ialah reaktor gasifikasi
dari plant biomassa yang terdapat di Teknik Fisika ITB. Reaktor yang digunakan berjenis
downdraft gasifier, dengan jalur aliran udara yang searah dengan bahan bakar yang bergerak
turun dari bagian atas reaktor.

Bagian-bagian dari plant biomassa ialah reaktor gasifikasi, cyclone, condenser, bak
penampung debu dan tar, scrubber, tangki penampung producer gas, dan blower. Bahan bakar
biomassa dimasukkan ke dalam reaktor gasifikasi melalui bagian atas reaktor yang kemudian
dibakar secara manual menggunakan api melalui pipa untuk penyalaan. Gas hasil pembakaran
kemudian masuk ke cyclone dan kondenser untuk memisahkan partikel-partikel berat yang
bercampur dengan producer gas. Setelah melalui kondenser, gas masuk ke scrubber utnuk
disaring kembali kemudian disimpan dalam tangki penampung gas sebelum dikeluarkan
melalui pipa keluaran. Gas yang dikeluarkan inilah yang kemudian akan dimanfaatkan atau
disebut synthetic gas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini

4
Kondenser

7
6

1 4 10
2

Blower 5
8

Cyclone 9

Scrubber

Reaktor Gasifikasi Bak Penampung Tar Blower


Tangki Penyimpan

Gambar 3.1 Skema plant biomassa


Keterangan nomor-nomor pada Gambar 3.1 dapat terlihat pada Tabel 3.1 dibawah ini

nomor keterangan
1 blower
2 Pipa tempat penyalaan
3 Reaktor
4 Pipa keluaran
5 cyclone
6 Condenser dan bak penampung debu dan tar
7 scrubber
8 tangki penampung producer gas
9 blower
10 Pipa keluaran synthetic gas
Tabel 3.1 Keterangan nomor-nomor bagan plant biomassa

Laju aliran udara yang masuk ke dalam reaktor diatur oleh blower. Kecepatan blower diatur
berdasarkan tegangan masukan yang masuk ke blower menggunakan slide voltage regulator
agar didapatkan laju aliran udara yang berbeda-beda. Dengan laju aliran yang berbeda-beda
maka akan diperoleh distribusi temperatur pada reaktor gasifikasi yang diukur menggunakan
termokopel dan dapat diamati melalui modul indikator termokopel.

5
Pada beberapa temperatur pembakaran pada reaktor gasifikasi dilakukan analisis terhadap
komposisi dari synthetic gas. Komposisi synthetic gas kemudian dianalisis menggunakan gas
chromatography.

DATA DAN ANALISIS HASIL PERCOBAAN


4.1 Hubungan Tegangan Masukan Blower pada Laju Aliran Udara Keluaran
Percobaan ini dilakukan untuk mencari hubungan antara tegangan masukan blower pada laju
aliran udara yang dikeluarkan oleh blower. Percobaan dilakukan dengan mengatur tegangan
masukan pada blower untuk tiap kenaikan tegangan sebesar 10 volt dimulai dari 0-120 volt.
Ketika tegangan masukan blower sebesar 10 volt, diukur berapa laju aliran udara keluaran
blower. Tegangan masukan dinaikkan menjadi 20 volt kemudian diukur lagi berapa besar laju
udara blower. Setelah diukur besar laju udaranya, tegangan masukan blower kembali dinaikan
hingga 120 volt lalu diukur kembali besar laju udara yang dihasilkan.

36
Grafik hubungan tegangan masukan blower dengan
34 laju udara keluaran
32
Laju u d ara ke lu aran (m /s )

30
y = 0.026x4 - 0.297x3 + 1.661x2 - 3.870x + 2.662
28
26
24
22
20
18
16 laju udara
14 replikasi 1
12 replikasi 2
10
8
6
4
2
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120

Tegangan masukan (V)

Gambar 4.1 Grafik hubungan tegangan masukan blower terhadap laju udara keluaran

Dari data pada Tabel 4.1 dapat terlihat bahwa motor blower belum dapat berputar ketika
menerima tegangan masukan sebesar 10 - 20 volt. Hal ini disebabkan daya listrik dari
tegangan masukan sebesar 10 - 20 volt belum mampu untuk memutar motor blower (ada
minimum power yang diperlukan agar motor blower dapat berputar). Pada tegangan masukan
sebesar 30 Volt, motor pada blower mulai berputar dan menghasilkan laju udara sebesar 0,4

m .
s

6
Dari grafik pada Gambar 4.1, didapatkan fungsi hubungan tegangan masukan blower
terhadap laju udara yang dihasilkan sebagai
y = 0.026x4 - 0.297x3 + 1.661x2 - 3.870x + 2.662.

4.2 Pengaruh Laju aliran Udara Masukan pada Temperatur Reaktor Gasifikasi

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh laju aliran udara masukan pada
temperatur reaktor gasifikasi. Oksigen diperlukan dalam pembakaran bahan bakar organik.
Oksigen didapat dengan mengalirkan udara pada reaktor menggunakan blower. Percobaan
dilakukan dengan mengatur laju aliran udara yang masuk ke dalam reaktor sehingga diperoleh
distribusi temperatur pada reaktor gasifikasi.

Grafik hubungan laju aliran udara masukan dengan


810
780 temperatur pembakaran pada reaktor gasifikasi
750
720
690
660 y = -1.297x 3 + 19.80x2 - 5.139x + 73.86
Te m e p r a t u r r e ak t o r (C )

630
600
570
540
510
480
450
420 percobaan 1
390
360
330
300 replikasi 1
270
240
210
180 replikasi 2
150
120
90
60
30
0

0.0009 0.0042 0.0102 0.0174 0.0225 0.0327 0.0462 0.0660 0.0825 0.0954

Laju aliran udara (m3/s)

Gambar 4.2 Grafik hubungan laju aliran udara masukan dengan temperatur pembakaran pada
reaktor gasifikasi

Berdasarkan di atas, terlihat bahwa terjadi kenaikan temperatur pembakaran pada reaktor
3
yang cukup cepat pada laju aliran udara antara 0,0036 hingga 0,0336 m s Hal ini terjadi

karena terlalu banyak jumlah oksigen yang masuk ke dalam reaktor gasifikasi.

Dari grafik pada Gambar 4.2, diperoleh fungsi antara laju aliran udara masukan dengan
temperatur pembakaran pada reaktor sebagai

y = -1.297x3 + 19.80x2 - 5.139x + 73.86.

7
4.3 Pengaruh Temperatur Pembakaran pada Reaktor Gasifikasi terhadap Persentase
Komposisi Synthetic Gas
Persentase kandungan synthetic gas yang dihasilkan bergantung dari temperatur pembakaran
biomassa di dalam reaktor gasifikasi. Synthetic gas yang dihasilkan diukur komposisinya
menggunakan gas chromatography. Pengambilan data untuk mengukur komposisi dari
synthetic gas dilakukan ketika temperatur pembakaran biomassa berkisar antara 400-650 oC.
Data komposisi synthetic gas dapat dilihat pada grafik dibawah ini

Pengaruh Temperatur Pembakaran pada Reaktor


Gasifikasi terhadap Persentase Komposisi Producer Gas
65

60

55

50

45
K an d u n g a n g as (% )

40
CO2
35
H2
30 N2
CH4
25
CO
20 O2

15

10

0
400 500 600 650

Temperatur Pembakaran (oC)

Gambar 2.3 Grafik pengaruh temperatur pembakaran pada reaktor gasifikasi pada
persentase komposisi synthetic gas

Berdasarkan grafik temperatur reaktor gasifikasi terhadap komposisi producer gas pada
Gambar 4, komposisi gas H2 dan CO yang merupakan komponen gas utama yang dihasilkan
pada plant biomassa mencapai nilai optimum pada temperatur 600oC dengan persentase gas
H2 sebesar 7,0675% dan persentase gas CO sebesar 11,445%. Sehingga gasifikasi terjadi
ketika temeperatur pembakaran mencapai sekitar 600oC. Pada temperatur 300 oC hingga 600
o
C terjadi peningkatan persentase gas H2 dan CO, tetapi mulai menurun persentasenya ketika
telah melewati temperatur 600 oC.

Persentase gas CH4 dan CO2 mengalami penurunan ketika temperatur reaktor melewati 600oC.
Pada tiap pengukuran komposisi gas yang diukur, terdapat gas N2 dalam jumlah yang cukup
besar pada total gas yang dihasilkan yaitu berkisar antara 56-62%. Hal ini terjadi karena gas

8
N2 merupakan komponen gas yang tidak ikut terbakar dalam proses gasifikasi. Masih
terdapatnya kandungan gas O2 pada producer gas yang dihasilkan menunjukkan bahwa masih
terdapat oksigen yang belum bereaksi dalam pembakaran di dalam reaktor.

2 KESIMPULAN
Laju udara yang dihasilkan blower akan meningkat untuk tiap kenaikan tegangan masukan
pada blower. Semakin besar tegangan yang diberikan pada blower maka laju udara yang
dihasilkan akan semakin besar, akan tetapi kenaikannya tidaklah linier. Terdapat daya
masukan minimum (minimum power) agar motor blower dapat berputar. Diperoleh fungsi
antara tegangan masukan blower dengan laju udara yang dihasilkan yaitu y = 0.026x4 -
0.297x3 + 1.661x2 - 3.870x + 2.662.

Temperatur pembakaran pada reaktor gasifikasi dapat diatur dengan mengatur jumlah udara
yang masuk ke dalam reaktor. Semakin besar jumlah udara yang masuk maka temperatur
pembakaran akan semakin meningkat karena pembakaran terjadi dengan lebih cepat. Terdapat
fungsi pengaruh laju aliran udara terhadap temeperatur pembakaran pada reaktor gasifikasi
yaitu y = -1.297x3 + 19.80x2 - 5.139x + 73.86. Pada penelitian ini, temperatur pembakaran
maksimum yang dapat dicapai ialah 715oC.

Gasifikasi biomassa serbuk kayu sisa penggergajian terjadi pada kondisi temperatur
pembakaran berkisar antara 500-600oC. Hal ini ditandai dengan kandungan gas CO optimum
terjadi pada temperatur 500oC dengan persentase gas CO sebesar 16,16% dan kandungan gas
H2 optimum terjadi pada temperatur 600oC dengan persentase gas H2 sebesar 9,5%.

9
3 DAFTAR PUSTAKA

[1] Bain. Richard L, 2004, Biomass Gasification Overview, National Renewable Energi
Laboratory.
[2] Biomass, Oktober 2007, http://en.wikipedia.org/wiki/Biomass.
[3] Biomass, Oktober 2007,
http://www.energisavingtrust.org.uk/generate_your_own_energi/types_of_renewables/
biomass.
[4] Cooper. C David dan Alley. F C, 1994, Air Pollution Control a Design Approach 2nd
Edition, Waveland Press, USA.
[5] FAO Forestry Departement, 1986, Wood Gas as Engine Fuel.
[6] Gasification, Oktober 2007, http://en.wikipedia.org/wiki/Gasification.
[7] Gas Chromatography, Juni 2008, http://www.vt.edu/gaschromatography.
[8] Grabowsky. Paul, 2004, Biomass Thermochemical Conversion, Technical Advisory
Committee, Washington DC.
[9] Katunzi. Mbelwa, 2006, Biomass Conversion in Fixed Bed Experiments,
Eindhoven University of Technology.
[10] Larson. Eric.D, 1998, Small-scale Gasification Based Biomass Power Generation,
Center of Energy and Enviromental Studies Princeton University, Prionceton, New
Jersey, USA.
[11] Pyrolysis, Oktober 2007, http://en.wikipedia.org/wiki/Pyrolysis.
[12] Rajvanshi. Anil K, 1986, Biomass Gasification, Nimbkar Agricultural Research
Institute, India.
[13] Sugiyono. Agus, 1995, Proses Hydrocarb untuk Biomass dan Bahan Bakar Fosil,
BPPT.

10

Anda mungkin juga menyukai