GASIKASI BIOMASSA
Laporan ini disusun guna untuk memenuhi tugas pratikum Teknologi Pemanfaatan
Batubara.
DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Desi Fitriyanti
Dicky Syahputra
Kemas Ahlun Nazar
Leni Desi Susanti
M. Abdul Jabbar
Steven Raymon Maldhy Sihombing
Rizka Perwita Sari
KELAS
: 5 EGD
INSTRUKTUR
061440411721
061440411722
061440411729
061440411730
061440411734
061440411739
061440412037
GASIFIKASI BIOMASSA
I.
TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini , mahasiswa diharapkan mampu:
1. Memahami pengertian gasifikasi.
2. Mengetahui proses dan hasil pada gasifikasi.
3. Menganalisa proses gasifikasi.
II.
1 buah
1 buah
III.
Secukupnya
Secukupnya
DASAR TEORI
Gasifikasi Batubara adalah suatu teknologi proses yang mengubah
batubara dari bahan bakar padat menjadi bahan bakar gas. Berbeda dengan
pembakaran batubara, gasifikasi adalah proses pemecahan rantai karbon
batubara ke bentuk unsur atau senyawa kimia lain.
Gasifikasi biomassa juga adalah proses pengubahan materi yang
mengandung karbon seperti batu bara , minyak bumi, maupun biomassa kedalam
bentuk karbon monoksida (CO) dan hydrogen (H 2) dengan mereaksikan bahan
baku yang digunakan pada tempratur tinggi dengan jumlah oksigen yang di atur.
Tujuan dari proses ini adalah untuk mengubah unsure-unsur pokok dari bahan
bakar yang digunakan ke dalam bentuk gas yang mudah dibakar, sehingga hanya
menyisahkan arang dan sisa-sisa material (inert).
A.
Prinsip
gasifikasi
biomassa
dilakukan
dengan
cara
melakukan
pembakaran
B.
gas dari gasifier dimana yang telah mencapai keseimbangan pada tempratur
yang ditentukan, seperi yang ditunjukan oleh Tobler dan Sclaepfer (Schlapter &
tobler, 1937).
Caranya adalah dengan mendapatkan kesimbangan massa dari empat
elmen utama yang digunakan (karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen), suatu
keseimbangan energy atas system dari keseimbangan air-gas. Dengan
mengasumsikan sejumlah metan pada produksi gas per kg dari bahan bakar
kering adalah konstan (seperti halnya gasifikasi pada kondisi normal), sebuah
data dapat menjadi perhitungan dari komposisi gas untuk beberapa masukan
parameter (bahan bakar) dan kareteristik system (panas yang hilang karena
konveksi, radiasi dan panas sensible pada gas).
Umumnya hasil yang didapat berdasarakan percobaan, yaitu gasifikasi
dengan tipe downdraught yang dioprasikan dengan kandungan bahan bakar
sedikit atau sedang (kayu 20% dan arang 7%). Table dibawah ini memberikan
komposisi yang terdapat pada kayu pada umumnya dan arang.
Tabel 1. Kandungan Gas Dari Gasifikasi Kayu Dan Arang
Komponen
Nitrogen
Karbon monoksida
Karbon dioksida
Hydrogen
Metan
Proses Gasifikasi/Gasifier
Proses gasifkasi telah dikenal sejak abad lalu untuk mengolah batubara,
gambut. Atau kayu menjadi bahan bakar gas yang kini mulai dimanfaatkan. Pada
tahun-tahun terakhir ini. Proses gasifikasi mendapat perhatian kembali di seluruh
dunia, terutama untuk mengolah biomassa sebagai sumber energi alternatif yang
terbaharukan.
Proses-proses dari gasifikasi meliputi Proses pengeringan, pirolisis, dan
reduksi bersifat menyerap panas (endotermik), sedangkan proses oksidasi
bersifat melepas panas (eksotermik).
1.
Pengeringan
Pada pengeringan, kandungan air pada bahan bakar padat diuapkan oleh
2.
Pirolisis
Pada pirolisis, pemisahan volatile matters (uap air, cairan organik, dan
gas yang tidak terkondensasi) dari arang atau padatan karbon bahan bakar juga
menggunakan panas yang diserap dari proses oksidasi. Pirolisis atau
devolatilisasi disebut juga sebagai gasifikasi parsial. Suatu rangkaian proses fisik
dan kimia terjadi selama proses pirolisis yang dimulai secara lambat pada T 700
C. Komposisi produk yang tersusun merupakan fungsi temperatur, tekanan, dan
komposisi gas selama pirolisis berlangsung. Proses pirolisis dimulai pada
temperatur sekitar 230 C, ketika komponen yang tidak stabil secara termal,
seperti lignin pada biomassa dan volatile matters pada batubara, pecah dan
menguap bersamaan dengan komponen lainnya. Produk cair yang menguap
mengandung tar dan PAH (polyaromatic hydrocarbon). Produk pirolisis
umumnya terdiri dari tiga jenis, yaitu gas ringan (H 2, CO, CO2, H2O, dan CH4),
tar, dan arang.
3.
Oksidasi (Pembakaran)
Pembakaran mengoksidasi kandungan karbon dan hidrogen yang terdapat
4.
Reduksi (Gasifikasi)
Reduksi atau gasifikasi melibatkan suatu rangkaian reaksi endotermik
yang disokong oleh panas yang diproduksi dari reaksi pembakaran. Produk yang
dihasilkan pada proses ini adalah gas bakar, seperti H 2, CO, dan CH4. Reaksi
berikut ini merupakan empat reaksi yang umum telibat pada gasifikasi.
C + H2O --> H2 + CO 131.38 kJ/kg mol karbon
CO2 + C --> 2CO 172.58 kJ/mol
CO + H2O --> CO2 + H2 41.98 kJ/mol
Dengan unsur utama karbon, hidrogen dan oksigen. hampir semua jenis
biomassa dapat dipakai sebagai umpan gasifikasi. Tetapi agar prosesnya berjalan
lancar, ada persyaratan teknis yang perlu diperhatikan:
a. Kadar air biomassa tidak lebih dari 30%.
b. Bentuk partikel mendekati bulat atau kubus, bukan panjang atau pipih.
c. Ukuran partikel antara 0,5 - 5,0 cm.
d. Tidak banyak mengandung zat-zat anorganik.
e. Rapat massanya di atas 400 kg/m2.
proses
gasifikasi
berlangsung
sangat
padat dimana udara dan gas dapat lewat baik ke atas maupun ke bawah. Jenis ini
merupakan tipe yang paling sederhana dan hanya digunakan untuk aplikasi
dalam skala kecil. Yang termasuk dari jenis ini adalah up, down dan cross draft
gasifier. Down-draft gasifier (Gambar 1) dikembangkan untuk merubah bahan
bakar volatile (kayu, biomassa) menjadi gas dengan kandungan tar rendah. Updraft gasifier (Gambar 1) umum digunakan untuk gasifikasi batubara dan bahan
bakar non-volatil seperti arang batu-bara. Namun demikian, karena tingginya
kandungan tar-nya (5-20%) membuatnya tidak praktis untuk bahan bakar motor.
Kros-draft gasifier (Crossdraft gasifier) merupakan gasifier yang paling
sederhana dan paling ringan (Gambar 1). Sedangkan gasifier unggun
terfluidakan (fluidized bed gasifier) lebih umum digunakan untuk skala besar
dan gasifier yang menggunakan partikel yang relatif kecil. Dalam hal ini udara
dialirkan dengan kecepatan tinggi sehingga bisa mengangkat partikel padatan.
Gasifier suspensi partikel (suspended particle gasifier) menggerakkan suspensi
menuju tungku panas, menyebabkan terjadinya pirolisa, pembakaran dan
reduksi. Tipe ini hanya digunakan untuk gasifiksi skala besar. Untuk selanjutnya
hanya akan dijelaskan lebih rinci mengenai gasifier unggun tetap (kros, up dan
down-draft).
Cross-draft gasifier
Pada tipe cross-draft (Gambar 2) ini, udara masuk melalui beberapa
aliran sirkulasi, dan mengalir sepanjang unggun dari bahan baku dan kokas
(char). Hal ini menghasilkan temperatur yang sangat tinggi pada volume yang
sangat kecil sehingga menghasilkan gas tar yang rendah, sehingga memudahkan
pengaturan yang cepat bagian pembakaran gas hasil gasifikasi. Bahan bakar
beserta abu berguna sebagai isolator sepanjang dinding konstruksi gasifier,
sehingga mild-steel dapat digunakan sebagai material konstruksi kecuali tempat
saluran masuknya udara dan grate-nya yang memerlukan bahan lain, refraktori
atau pendingin. Saluran berpendingin udara atau air cukup umum digunakan.
Pencapaian temperatur yang tinggi memerlukan bahan bakar dengan kadar abu
rendah untuk mencegah penyumbatan. Gasifier tipe crossdraft hanya digunakan
untuk kandungan bahan bakar dengan kandungan tar rendah. Beberapa yang
berhasil menemukan adanya biomassa yang tidak terpirolisa, dan memerlukan
pengaturan jarak antara saluran masuk udara dan grate. Bahan baku yang tidak
tersortir dengan baik cenderung menyebabkan bridging, dan chanelling sehingga
menyumbat inti ruang pembakaran yang memicu produksi tar yang tinggi.
Ukuran bahan baku juga sangat penting untuk pengoperasian yang baik [7].
F.
Pemanfaatan Gasfikasi
Gas hasil gasifikasi terutama terdiri dari gas-gas mempan bakar yaitu
CO, H2, dan CH4 dan gas-gas tidak mempan bakar CO 2, dan N2. Komposisi gas
ini sangat tergantung pada komposisi unsur dalam biomassa, bentuk dan partikel
biomassa, serta kondisi-kondisi proses gasifikasi. Dengan panas pembakaran
antara 3000 - 5000 Watt, gas ini dapat diumpankan ke dalam motor bakar torak
maupun sebagaI bahan bakar untuk pemanas.
Motor bensin maupun motor diesel dapat digabungkan dengan
perangkat gasifikasi untuk memanfaatkan gas hasil. Untuk maksud ini, gas hasil
dialirkan ke dalam aliran udara masuk motor, dengan sambungan pipa silang
atau sistem injeksi. Sambungan silang sangat sederhana dan murah sesuai untuk
kapasitas rendah. Sedangkan sistem injektor agak rumit pembuatanya tetapi
dapat memberikan pencampuran gas-udara yang lebih baik, dan sesuai untuk
kapasilas tinggi.
Disamping
panas
pembakarannya,
gas
hasil
harus
memenuhi
dan
pengeringan.
Gasifikasi
biomassa
dapat
mengurangi
IV.
ANALISA PERCOBAAN
Pemanfaatan Teknologi Gasifikasi Biomas untuk berbagai keperluan.
Sebagai bahan bakar, gas biomas mempunyai pemanfaatan yang cukup luas.
Antara lain untuk memasak, menggerakkan turbin gas, menggerakkan motor
bakar dalam, sebagai bahan bakar pada ketel uap, serta untuk penerangan.
Jika gasnya dibakar untuk menghasilkan panas, misalnya pada
pembakaran di kompor, system gasifikasi memiliki kelebihan disbanding
pembakaran biomas secara langsung. Karena bebrbenuk gas, pembakaran gas
biomas jauh lebih mudah dikontrol disbanding pembakaran biomas secara
langsung, sehingga hal tersebut menguntungkan dari segi konservasi energy
serta peneanan polusi udara. Keuntungan gasifikasi antara lain: lebih bersih,
karena pembakaran lebih sempurna sehingga emisi poluta lebih rendah. Selain
itu lebih mudah pengaturan laju pembakarannya. Sedangkan kekurangan
system gasifikasi disbanding pembakaran langsung yaitu peralan lebih rumit
dan lebih mahal serta memerlukan keterampilab yang tinggi.
Pada peneran teknologi gasifikasi biomas untuk pembangkit listrik
melalui teknologi turbin gas maupun dengan motor bakar dalam, gas dari
reactor harus dibersihkan dahulu agar dapat digunakan dengan baik tanpa
merusak atau mengurangi kinerja peralatan. Pada penggunaan gas biomas
untuk pemanasan ketel uap, gas dari reactor tidak memerlukan pembersihan
terlebih dahulu dengan demikian akan menyederhanakan rancangan serta
mengurangi biaya.
V.
KESIMPULAN
1. Gasifikasi biomassa adalah proses pengubahan materi yang mengandung karbon
seperti batu bara , minyak bumi, maupun biomassa kedalam bentuk karbon
monoksida (CO) dan hydrogen (H2) dengan mereaksikan bahan baku yang
digunakan pada tempratur tinggi dengan jumlah oksigen yang di atur.
2. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengubah unsure-unsur pokok dari bahan
bakar yang digunakan ke dalam bentuk gas yang mudah dibakar, sehingga hanya
menyisahkan arang dan sisa-sisa material (inert).
3. Prinsip kerja melakukan pembakaran secara tidak sempurna didalam ruangan
yang mampu menahan temperatur tinggi.
4. Tingkat kualitas gas hasil gasifikasi dapat ditentukan dari kandungan karbon di
dalamnya. Semakin tinggi karbon yang terkandung di dalam gas hasil gasifikasi
tersebut dikatakan berkualitas. Karbon seagai parameter dari kualitas gas hasil
gasifikasi karena karbon merupakan pembangkit utama panas selama
pembakaran.
DAFTAR PUSTAKA
GAMBAR ALAT