KELOMPOK 1
KAMPUS PALEMBANG
TEKNIK KIMIA
03 DHARMAWAN ANTONIO
SALIM 07 RENITASYA ATHIFAH
(03031282025063)
(03031182025022)
(03031282025029) (03031182025020)
01 Resume Video Gasifiers and Typ
Of Gasifiers
Sumber :
https://www.youtube.com/watch?v=1ohza
Yo6J1M
DEFINISI GASIFIKASI
Diproduksi pada suhu rendah (<1000°C) Diproduksi pada suhu tinggi (>1200°C)
Campuran dari gas yang mudah terbakar Campuran dari gas H₂ dan CO₂
(H₂, CO, CH₄) dan gas tidak mudah
terbakar (N₂, dan CO₂)
Proses eksotermik yang mengkombinasikan gas mudah terbakar dengan oksigen untuk
melepas panas sehingga dapat menghasilkan produk dasar berupa uap air dan CO₂.
2. Drying
Pirolisis adalah proses endotermik dimana terjadi pemanasan pada bahan baku biomassa
dengan kondisi tanpa udara di suhu di atas 430°C. Pirolisis bertujuan untuk mengubah
biomassa kering menjadi arang serta cairan dan gas tar.
4. Reduction
Kebalikan dari proses combustion. Dilakukan dengan mereaksikan gas hasil combustion
(CO₂ dan H₂O) dengan red hot charcoal (carbon) pada bed. Karbon yang sangat reaktif
dengan oksigen akan mereduksi CO₂ sehingga dihasilkan produk 2 molekul CO.
Sementara H₂O direduksi menjadi CO dan H₂.
JENIS GASIFIER
Gasifier yang ada updraft atau disebut juga counter gasifier saat ini
dalam jenis gasifier lemak biomassa bergerak ke bawah dan agen
gasifikasi bergerak ke atas ke biomassa melalui unggun tetap. Abu
biomassa dihilangkan baik sebagai abu kering atau sebagai
pembakaran terak terjadi di dasar unggun. Gasifier dan gas panas
melewati pirolisis, reduksi, dan pengeringan sehingga jumlah oksigen
yang diumpankan untuk pembakaran reaksi dikontrol dengan hati-hati
sehingga suhu zona pembakaran tidak mencapai suhu slagging.
Kerugian dari gasifier ini adalah tar yang berlebihan dalam produk
gas terbentuk.
DOWNDRAFT OR CO-CURRENT
GASIFIER
Dalam jenis gasifier ini agen dapat disuplai di dua zona yang berbeda,
zona pertama berada di dalam fluidized bed untuk mempertahankan
suhu yang diperlukan, zona kedua terletak di atas bed yang bertujuan
untuk mengubah volatil yang tidak terkonversi dan partikel arang
menjadi bahan bakar gas yang terdiri dari bejana. Untuk
mempertahankan suhu yang diperlukan, biomassa diumpankan dari
lokasi ke dalam sarang dimana terjadi devoletisasi partikel arang dan
volatil digasifikasi dan retak. Melalui kontak dengan unggun
terfluidisasi panas, agen gasifikasi dapat disuplai di zona kedua yang
terletak di atas unggun dengan tujuan mengubah dan melatih volatil
yang tidak diubah dan partikel arang menjadi gas bahan bakar.
BUBBLING FLUIDIZED BED
GASIFIER
Keuntungan
1. Menghasilkan produk gas yang seragam.
2. Distribusi suhu yang hampir seragam di seluruh reaktor.
3. Mampu menerima berbagai ukuran bahan bakar.
4. Memberikan tingkat perpindahan panas yang tinggi antara inert,
bahan bakar, dan gas.
5. Konversi yang tinggi dengan tingkat tar rendah dan karbon yang
tidak terkonversi.
Sumber :
https://journal.ubb.ac.id/index.php/
promine/article/view/105
Proses Gasifikasi Batubara
Proses gasifikasi terdiri dari beberapa tahap dan tidak ada batasan yang pasti antara tahap satu
dengan tahap lainnya. Gasifikasi batubara diawali dengan proses pirolisis kemudian diikuti
dengan proses gasifikasi. Hidrokarbon rantai pendek, tar, fenol akan terlebih dahulu dilepaskan
sebagai volatile matter. Arang hasil pirolisis akan bereaksi dengan reaktan gas untuk melepaskan
gas, uap, tar, dan residu padat berupa arang dan abu. Produk utama dari proses gasifikasi adalah
gas yang mengandung CO, H₂, dan sebagian CH₄ dan CO₂. Mekanisme gasifikasi batubara
digambarkan Cortes dkk. (2009) seperti Gambar 7. Sedangkan proses proses yang terjadi di dalam
reaktor gasifikasi menurut Basu (2006); Rajvanshi (1986); Nurhadi dkk (2009); dan Heiskanen
(2011) dapat dilihat pada Gambar 8 pada slide berikutnya.
Gambar Proses Gasifikasi Batubara
Gambar Proses Gasifikasi Batubara
Produk Gas dan Karakteristik yang Dihasilkan
Kondisi Operasi
Kondisi operasi (suhu dan tekanan gasifikasi) Suhu adalah parameter yang paling penting
dalam mengontrol laju gasifikasi. Pada suhu rendah (kurang dari 1050°C) laju gasifikasi
dikontrol oleh reaksi kimia, sedangkan pada suhu tinggi (di atas 1050°C) laju gasifikasi
dikontrol oleh difusi melalui pori (Kim dkk, 2011). Zhang dkk (2006) menyebutkan bahwa
laju gasifikasi meningkat dengan meningkatnya tekanan parsial gas CO₂ atau uap air, hal ini
disebabkan karena jumlah molekul gas CO₂ atau uap air yang mendifusi dan terjerap pada
permukaaan arang meningkat. Ma (2006) menyebutkan bahwa laju gasifikasi meningkat
dengan meningkatnya tekanan total pada rentang low sampai medium pressure. Jika tekanan
total cukup tinggi, pengaruh tekanan total dapat diabaikan. Pada kondisi tekanan tinggi,
terbentuknya gas CO akan menurunkan laju reaksi. Pada kondisi tekanan rendah pengaruh
konsentrasi gas CO terhadap laju reaksi menjadi kecil.
03
Resume Jurnal
Gasifikasi Biomassa
Judul Jurnal : Karakterisasi Proses
Gasifikasi Biomassa Tempurung
Kelapa Sistem
Downdraft Kontinyu dengan Variasi
Sumber : Perbandingan Udara-Bahan Bakar
https://ejurnal.its.ac.id/index.php/t (AFR)
eknik/article/view/1837/533 dan Ukuran Biomassa
Jenis Reaktor Gasifier Yang Digunakan
Note :
● Syngas
Syngas merupakan singkatan dari synthetic gas dan merupakan gas berenergi
yang utamanya tersusun atas karbon monoksida (CO), hidrogen (H₂), karbon
dioksida (CO₂) dan metana (CH₄). Gas-gas ini dihasilkan melalui proses yang
bernama gasifikasi. Nama ini berasal dari penggunaannya sebagai perantara
dalam membuat gas alam sintetis dan untuk memproduksi amonia atau metanol.
Produk Gas & Char Yang Dihasilkan
Note :
● Char
Char merupakan residu karbonan yang padat yang tersisa dari hasil pembakaran
tidak sempurna dari bahan organik. Char dapat dibakar (sebagai bahan bakar)
dan diproses untuk menghasilkan bahan karbon yang segar. Baik proses pirolisis
batubara maupun proses gasifikasi batubara dapat menghasilkan produk char
yang mengandung nilai kalori dan unsur karbon yang tinggi.
04
Perbandingan Video/Jurnal Bahan Baku Batubara
Pada jurnal kita temukan, pada gasifikasi bahan baku batu bara yang digunakan atau diamati hanya gasifikasi downdraft or co-
current gasifier dan cross-draft gasifier, sedangkan pada video terdapat :
3. Cross-draft gasifier.
ii) Reduksi,
iii) Pirolisis,
II) Zona kedua terletak di atas unggun (mengubah volatil dan partikel arang yang tidak
terkonversi menjadi bahan bakar gas).
· Ini memberikan tingkat perpindahan panas yang tinggi antara bahan inert, bahan bakar, dan gas.
· Konversi yang tinggi dimungkinkan dengan tar rendah dan karbon yang tidak terkonversi.
Kerugian dari gasifikasi unggun terfluidisasi gelembung adalah bahwa ukuran gelembung dapat menyebabkan bypass
gas melalui unggun.
05
Perbandingan Video/Jurnal Bahan Baku
Biomassa
Jurnal “Potensi Pemanfaatan Biomassa Sekam Padi
Untuk Pembangkit Listrik Melalui Teknologi
Gasifikasi”
Sumber :
https://stt-pln.e-journal.id/energi/ar
ticle/view/44
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi
produksi biomassa dalam jumlah besar. Salah satu limbah
pertanian adalah sekam padi, berat sekam yang dihasilkan
adalah 22% dari berat gabah kering giling. Diharapkan
potensi sekam padi yang cukup besar ini dapat
dimanfaatkan untuk bahan bakar dan sumber energi listrik
di daerah pedesaan. Pembangunan pembangkit listrik
dengan bahan bakar sekam padi di desa yang terpencil dan
belum terjangkau oleh layanan listrik dapat memacu
pertumbuhan ekonomi setempat.
Jenis Reaktor Gasifier yang Digunakan
Kompor gasifikasi sekam padi adalah suatu alat yang dikembangkan untuk memasak dengan
memanfaatkan sekam padi sebagai bahan bakarnya, dengan proses gasifikasi yaitu mengolah biomassa
(sekam padi) menjadi bahan bakar gas yang hampir serupa dengan gas LPG (Romli, 2009). Proses
gasifikasi dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :
1. Tahap pengeringan : Pada tahap ini bahan baku akan mengalami pengeringan akibat panas reaksi
dari tahap oksidasi.
2. Tahap pirolisa : Bahan baku yang turun lebih ke bawah akan mengalami pemanasan pada suhu
yang lebih tinggi lagi yang menyebabkan bahan baku terpecah menjadi arang, tar, minyak, gas dan
produk pirolisa lain.
3. Tahap oksidasi : Bahan hasil tahap pirolisa akan teroksidasi oleh oksigen dari udara. Panas yang
dihasilkan dari reaksi ini digunakan untuk proses pengeringan, pirolisa dan reaksi endoterm
lainnya.
4. Tahap reduksi : Di bawah daerah oksidasi terjadi reaksi reduksi, reaksi tukar, dan metamasi gas
yang bernilai kalor terutama dihasilkan di tahap ini.
Gambar Proses
Gasifikasi Biomassa
Kelebihan Gasifikasi Biomassa Sekam Padi
Proses gasifikasi biomassa yang dalam hal ini menggunakan kompor gasifikasi sekam padi
memiliki beberapa kelebihan, diantaranya :
1. Mudah untuk dioperasikan.
2. Menghemat biaya pengeluaran. Hal ini dibandingkan dengan penggunaan gas LPG,
penggunaan kompor sekam padi menghemat antara 50%-60% dengan asumsi pemakaian
lamanya memasak sama.
3. Ramah lingkungan karena hampir tidak ada asap yang keluar dari proses tersebut.
4. Terhindar dari bahaya meledak, karena kompor ini beroperasi pada tekanan udara normal.
5. Sisa pembakaran berupa arang sekam, berguna untuk media tanaman.
6. Intensitas api bisa dapat diatur dengan cara mengatur mengatur udara yang masuk ke ruang
pembakaran.
Produksi Gas dari Gasifikasi Biomassa
Sekam Padi
Berikut adalah analisa proksimat dan ultimat gasifikasi sekam padi serta
limbah yang dihasilkan berupa arang dan abu sekam.
Kandungan Tar & Partikulat dari Proses Gasifikasi
Biomassa
Produksi kandungan tar dan partikulat dari proses
gasifikasi biomassa sangat dipengaruhi dari jenis
gasifier yang digunakan. Berikut adalah jumlah
kandungan tar dan partikulat yang dihasilkan oleh
beberapa gasifier pada gasifikasi biomassa.
Daftar Pustaka
https://www.youtube.com/watch?v=1ohzaYo6J1M (Diakses pada tanggal 29 November
2021).
Najib, Lailun dan Sudjud Darsopuspito. 2012. Karakterisasi Proses Gasifikasi Biomassa
Tempurung Kelapa Sistem Downdraft Kontinyu dengan Variasi Perbandingan Udara-
Bahan Bakar (AFR) dan Ukuran Biomassa. JURNAL TEKNIK ITS VOL. 1 NO. 1.
Winarno, Agus dkk. 2018. Sudi Pendahuluan Pengaruh Karakteristik Batubara Peringkat
Rendah Cekungan Kutai Terhadap Gasifikasi Batubara. PROMINE VOL. 4 NO. 2.
THANK YOU