1
B. Unit-Unit yang Digunakan Serta Kondisi Operasinya
Process Flow Diagram (PFD)
2
bahan baku untuk membuang dan memurnikan gas atau bahan yang bersifat racun seperti
Sulfur dan Mercury) dicampur dengan steam dan dipanaskan di mixfeed preheater coil,
hasilnya adalah gas dengan suhu 483°C dan tekanan 36.8 kg/cm2. Adapun, katalis yang
digunakan pada proses di primary reformer adalah nikel oksida. Pada primary reformer
terdapat sembilan baris tube katalis dimana gas hasil dari mixfeed preheater coil akan
bereaksi melalui tube dengan katalis nikel oksida, kemudian keluar melalui bagian bawah
tube dan dikirim ke Secondary Reformer. Suhu gas yang keluar sekitar 810-815°C dan
tekanan 32.5 kg/cm2 dan diharapkan gas CH4 yang lolos kurang dari 1% (Fitri, et al. 2021).
6. Secondary Reformer
Secondary Reformer terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas yang disebut mixing
zone atau combustion zone dan bagian bawah yang disebut reaction zone dengan reaktor
berjenis packed bed menggunakan katalis nikel oksida. Gas proses hasil primary reformer
dan campuran udara steam masuk ke secondary reformer secara terpisah dari bagian atas
dan dicampur dalam mixing zone, sehingga terjadi pembakaran yang menghasilkan panas
untuk digunakan pada reaksi reforming di reaktor packed bed katalis. Suhu gas di bed
berkisar sekitar 870-1200°C dengan tekanan 31.5 kg/cm2. Adapun, kadar CH4 dalam yang
keluar dari secondary reformer hanya 0.3% (Fitri, et al. 2021).
7. High Temperature Shift Reactor
High Temperature Shift Reactor berfungsi untuk mempercepat reaksi (pengubahan CO
menjadi CO2) dengan bantuan katalis FeCr berbentuk tablet. Gas yang keluar memiliki suhu
433°C dan tekanan 30.3 kg/cm2 (Fitri, et al. 2021).
8. Low Temperature Shift Reactor
Low Temperature Shift Reactor berfungsi untuk memperbesar konversi dengan katalis
zinc untuk mengkonversi CO menjadi CO2 yang belum terkonversi keseluruhan di HTSR.
Gas yang keluar memiliki suhu 232°C dan tekanan 28.8 kg/cm2 (Fitri, et al. 2021).
9. Condensate Stripper
Condensate stripper berguna dalam melaksanakan pemanasan dengan melakukan
pertukaran panas dari aliran CO2 serta melakukan pemisahan antara CO2 dan ammonia.
Condensate ini akan dipanaskan oleh process gas yang ada dibagian tube sehingga akan
berubah menjadi steam yang digunakan untuk proses reboiler. Unit ini dapat bekerja
dengan tekanan 3 kg/cm2.
10. CO2 Scrubber
Unit ini memiliki fungsi untuk memisahkan partikel CO2 dengan udara atau gas yang
kerjanya dibantu oleh cairan. Di dalam scrubber terjadi proses pemisahan dikontakkan
dengan lelehan urea yang memiliki suhu 147°C sehingga suhu off gas akan turun sampai
152°C dengan tekanan 32.94 kg/cm2.
11. CO2 Stripper
CO2 stripper (ST-101) didesain untuk meregenerasi pelarut MDEA
(monodiethanolamine) dengan melepaskan karbon dioksida dari larutan MDEA yang di
stripping menggunakan steam. Unit ini beroperasi pada suhu 85°C dan tekanan 10 bar
(Emiliana, 2021).
12. Methanator
Kondisi operasi di methanator memiliki tekanan 26 kg/cm2 dengan suhu mencapai
335°C. Reaksi yang terjadi adalah CO dan CO2 bereaksi dengan H2 menjadi CH4 dan H2O
dan gas yang keluar memiliki tekanan 26 kg/cm2 dengan suhu mencapai 310°C. Katalis
yang digunakan adalah nickel dengan, kadar CO dan CO2 maksimal 0.3 ppm untuk
mengubah CO dan CO2 menjadi metana (Fitri, et al. 2021).
13. Dryer
Dryer merupakan unit yang dapat digunakan dalam pengeringan bahan. Dalam hal ini
dryer mengeringkan kristal ammonium sulfate yang masih mengandung air 2%. Tahapan
pengeringan produk ini bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam kristal ammonium
sulfate sehingga kandungan air di dalam kristal ammonium sulfate yang awalnya 2% (w/w)
menjadi 0,1 % (w/w) atau maksimal 1% (w/w). Alat ini menggunakan udara panas sebagai
3
media pengering dengan suhu 160°C. Udara panas dan uap air serta debu-debu kristal yang
terikut di dalam udara panas ditarik dengan menggunakan dust fan menuju venturi
scrubber.
14. Expander
Expander (Turbin) memiliki fungsi untuk menurunkan tekanan reaktor yang awalnya 12
atm menjadi 3 atm.
15. Purifier
Sebagian besar pabrik ammonia terkini yang dirancang oleh KBR menggunakan proses
Purifier, yang menggabungkan reformasi kondisi sedang dalam reformer primer, pemurni
pencuci N2 cair setelah methanator untuk menghilangkan pengotor dan mengatur rasio
H2:N2, desain boiler buangan panas (waste-heat boiler) yang sesuai, pendingin yang
disatukan, dan reaktor sintesis ammonia horizontal. Keluaran dari unit ini memiliki kondisi
operasi dengan tekanan 150 bar.
16. Synthesis Gas Compressor
Untuk mengkompresi gas synthesis sampai tekanan operasi 140 kg/cm2g agar dapat
direaksikan di ammonia konverter, syngas compressor digerakkan oleh HP steam yang
bertekanan 110 kg/cm2g. Jenis kompressor adalah extraction steam dan condensing steam
turbine. Extraction yang dihasilkan adalah bertekanan 42,5 kg/cm2. Pada suction 3rd stage
dimasukkan sejumlah H2 produk hasil dari recovery H2.
17. Unitized Chiller
Chiller adalah mesin refrigerasi yang memiliki fungsi utama mendinginkan air pada sisi
evaporator, air yang didinginkan selanjutnya didistribusi ke alat penukar panas. Refrigeran
yang akan digunakan dalam chiller ini berpengaruh pada kapasitas pendinginan, penipisan
lapisan ozon (ODP), pemanasan global (GWP) dan tingkat emisi (CO2). Di alat penukar
panas ini cairan ammonia mendinginkan gas make-up yang masuk ke unit sintesis
ammoniak. Akibat penyerapan panas ini, cairan ammonia kembali menguap sebagian.
ammonia yang menerima panas akan menguap dan kemudian uap ammonia tersebut
dikompresi oleh kompresor NH3 dan didinginkan kembali menjadi ammonia cair
(Cappenberg, 2020).
18. Horizontal Magnetite Converter
Untuk loop sintesis ammonia magnetit konvensional, KBR menawarkan konverter
sintesis ammonia horizontal. Konverter berisi dua atau tiga tahap reaksi, masing-masing
dengan aliran vertikal ke bawah dalam katalis magnetit tempat tidur.
19. Refrigeration Compressor
Sistem pendinginan dilakukan dengan mengkondensasikan ammonia pada loop sintesis.
Dalam siklus refrigerant, gas ammonia mengalami kompresi melalui penggunaan
kompresor. Hal ini menyebabkan gas memanas di bawah tekanan. Gas bergerak ke
kondensor di mana panas hilang dalam gulungan. Ini mengembunkan ammonia,
mengubahnya menjadi bentuk cair, tetapi tetap pada tekanan tinggi.
4
c. Kompresor gas sintesis kasus tunggal,
d. Sintesis pada 90 bar,
e. Tidak ada unit pemulihan gas pembersih, dan
f. Mengurangi ruang plot.
Biaya pemeliharaan lebih rendah karena metode KBR menghilangkan primary reformer dan
menyederhanakan kompresor syngas dimana kedua item ini mengeluarkan biaya perawatan
tertinggi di pabrik ammonia konvensional. Metode KBR juga menurunkan kondisi
pengoperasian. Suhu keluar reforming exchanger dan autothermal reformer sekitar 100°C lebih
rendah daripada di pabrik konvensional. Selain itu, tekanan sintesis diatur pada 90 bar jauh lebih
rendah daripada proses lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Amhamed, A. I., Shuibul Qarnain, S., Hewlett, S., Sodiq, A., Abdellatif, Y., Isaifan, R. J., &
Alrebei, O. F. (2022). Ammonia Production Plants—A Review. Fuels, 3(3), 408-435.
Cappenberg, A.D. (2020). Analisis Chiller Dengan Menggunakan R123 dan R134a Pada
Kinerja Pendinginan. Jurnal Kajian Teknik Mesin. Vol. 5. No. 1.
Deny, S. (2016) Revitalisasi 5 Pabrik Pupuk Indonesia Rampung di 2017, Liputan6.com.
Available at:
https://www.liputan6.com/bisnis/read/2569712/revitalisasi-5-pabrik-pupuk-indon
sia-rampung-di-2017 (Accessed: 6 March 2023).
Emiliana., Fermi, M.I. (2021). Perancangan Pabrik Ammonia dari Hidrokarbon dan Udara
dengan Proses KBR dengan Disain Alat Utama CO2 Stripper. Jom FTEKNIK. Vol. 8. pp
1-8.
Fitri D. A. & Fermi M. I, (2021). Pra Rancangan Pabrik Ammonia Dari Hidrokarbon dan Udara
Menggunakan Proses KBR dengan Desain Alat Utama High Temperature Shift Converter
(R-104). Vol (8): FTEKNIK.
Pattabathula, V. and Richardson, J. (2016) ‘Introduction to Ammonia Production’, Chemical
Engineering Progress, 112(9), pp. 69–75.
Syafitri, D.O. (2017). Prarancangan Pabrik Amonium Nitrat Dengan Proses UHDE Kapasitas
160.000 Ton/Tahun. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.