Anda di halaman 1dari 25

C.

4 VAPORIZER (V-101)

Arus 4

Steam In

Steam Out

Arus 3

Gambar C.4.1 Skema Vaporizer (V-101)


Kode : V-101
Jenis : Shell and tube exchanger
Fungsi : Mengubah fase feIed etanol dari fase cair menjadi fase gas.
Komposisi Umpan Vaporizer:
Tabel C.4.1 Komposisi Umpan Vaporizer
Fluida Panas Fluida Dingin
Komponen mol massa Komponen mol massa
(kmol/jam) (kg/jam) (kmol/jam) (kg/jam)
Steam 1516,1541 Etanol 71,3949 3289,0905
Air 7,0148 126,3721
Asetaldehid 0,0571 2,5171
Oksigen 0,0000 0,0000
Nitrogen 0,0000 0,0000
Total 1516,1541 3417,9797

Tujuan : 1. Menentukan bahan konstruksi


2. Menentukan properti fluida panas dan dingin
3. Menentukan tipe alat penukar panas
4. Menentukan spesifikasi shell and tube
5. Koreksi harga A dan UD
6. Menghitung suhu kalorik
7. Menghitung hi, hio dan ho
8. Menentukan dirt factor (Rd)
9. Menentukan pressure drop
1. Menentukan Bahan Konstruksi
Bahan konstruksi yang dipilih untuk annulus Carbon steel SA 283 Grade C
dengan pertimbangan :
a. Harga relatif murah
b. Sifat korosi dari bahan rendah
c. Mempunyai allowable stress yang cukup besar

2. Menentukan Properti Fluida Panas dan Dingin


a. Menentukan Laju Alir massa dan panas
 Fluida Panas (Steam)
W = 1516,15 kg/jam
= 3342,548196 lb/jam
T1 = 407,15 K
= 273,209 F
T2 = 407,15 K
= 273,209 F
ΔQ = 4467425,71 kj/jam
= 4234302,035 btu/jam
 Fluida Dingin (Dari HE-101)
w = 3417,98 kg/jam
= 7535,356 lb/jam
t1 = 338,15 K
= 149 F
t2 = 367,06 K
= 201,034 F
ΔQ = 4467425,71 kj/jam
= 4234302,035 btu/jam
b. Menghitung Viskositas Fluida Panas dan Dingin
 Viskositas fluida panas
Tsteam = 407,15 K
= 273,21 F
Dari figure.15 (Kern, hal.825), didapatkan:
μ steam = 0,0134386 cP
= 0,0325 lb/ft.jam
 Viskositas fluida dingin
Pada t1 = 338,15 K
Komponen etanol dan air berada pada fasa liquid, maka viskositas fluida
dingin untuk komponen etanol dan air dihitung dengan persamaan (C.2),
sedangkan komponen lainnya berada pada fase gas sehingga dihitung
dengan persamaan (C.1).
𝜇𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 = 1,499 + 0,030741 (338,15 K) + (-0,0000044479) (338,15 K)2
= 0,01044 cp
Hasil perhitungan viskositas fluida dingin untuk komponen lainnya
dapat dilihat pada Tabel C.4.2 berikut:
Tabel C.4.2 Hasil Perhitungan Viskositas Pada t1= 338,15 K
Komponen Massa (Kg) Xmassa μ (cP) μi x Xi
Etanol 3289,09048 0,96229 0,01044 0,01004
Air 126,37212 0,03697 0,35405 0,01309
Asetaldehid 2,51706 0,00074 0,01018 0,00001
Total 3417,97966 1,00000 0,02314

Untuk menghitung viskositas campuran dengan persamaan berikut:


campuran   i . Xi .........................................................(Persamaan C.4.1)
Keterangan:
𝜇𝑖 = Viskositas komponen (cp)
Xi = Fraksi berat komponen (%berat)
Dengan persamaan (C.4.1), maka viskositas campuran fluida panas
adalah:
𝜇𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 = (0,96229 x 0,01044 cp) + (0,03697 x 0,35405 cp) + (0,00074
x 0,01018 cp)
= (0,01004 + 0,01309 + 0,00001) cp
= 0,02314 cp x 2,42 lb/ft.jam
= 0,0560 lb/ft.jam
Pada t2 = 367,057 K
Komponen etanol dan asetaldehid berada pada fasa gas, maka viskositas
fluida dingin untuk komponen etanol dan asetaldehid dihitung dengan
persamaan (C.1), sedangkan komponen air berada pada fase liquid sehingga
dihitung dengan persamaan (C.2).
Hasil perhitungan viskositas fluida dingin untuk komponen lainnya
dapat dilihat pada Tabel C.4.3 berikut:
Tabel C.4.3 Hasil Perhitungan Viskositas Pada t2= 367,06 K
Komponen Massa (Kg) Xmassa μ (cP) μi x Xi
Etanol 3289,09048 0,96229 0,01083 0,01043
Air 126,37212 0,03697 0,29769 0,01101
Asetaldehid 2,51706 0,00074 0,01057 0,00001
Total 3417,97966 1,00000 0,02144

Dengan persamaan (C.4.1), maka viskositas campuran fluida panas


adalah:
𝜇𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 = (0,96229 x 0,01083 cp) + (0,03697 x 0,29769 cp) + (0,00074
x 0,01057 cp)
= (0,01043 + 0,01101 + 0,00001) cp
= 0,02144 cp x 2,42 lb/ft.jam
= 0,0519 lb/ft.jam
Pada tav = 352,603 K
Komponen air berada pada fasa liquid, maka viskositas fluida dingin
untuk komponen air dan etanol dihitung dengan persamaan (C.2),
sedangkan komponen lainnya berada pada fase gas sehingga dihitung
dengan persamaan (C.1).
Hasil perhitungan viskositas fluida dingin untuk komponen lainnya
dapat dilihat pada Tabel C.4.4 berikut:
Tabel C.4.4 Hasil Perhitungan Viskositas Pada tav= 352,60 K
Komponen Massa (Kg) Xmassa μ (cP) μi x Xi
Etanol 3289,09048 0,96229 0,54431 0,52378
Air 126,37212 0,03697 0,43272 0,01600
Asetaldehid 2,51706 0,00074 0,00978 0,00001
Total 3417,97966 1 0,53979

Dengan persamaan (C.4.1), maka viskositas campuran fluida panas


adalah:
𝜇𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 = (0,96229 x 0,54431 cp) + (0,03697 x 0,43272 cp) + (0,00074
x 0,00978 cp)
= (0,52378 + 0,01600 + 0,00001) cp
= 0,53979 cp x 2,42 lb/ft.jam
= 1,30629 lb/ft.jam

c. Menghitung Konduktivitas (k) Fluida Dingin


 Pada t1 = 338,15 K
Komponen etanol dan air berada pada fasa liquid, maka konduktivitas
fluida dingin untuk komponen etanol dihitung dengan persamaan (C.6) dan
air dihitung dengan persamaan (C.7), sedangkan komponen lainnya berada
pada fase gas sehingga dihitung dengan persamaan (C.5).
2
338,15𝐾 7
Log10 ketanol = -1,3172 + 0,6987 x 1 − ( 516,25 )

= -8,0169 W/m.K
ketanol = 10-80169
= 0,15787 W/m.K
= 0,1017 Btu/ft2.jam (F/ft)
Hasil perhitungan konduktivitas fluida dingin untuk komponen lainnya
dapat dilihat pada Tabel C.4.5 berikut:
Tabel C.4.5 Hasil Perhitungan Konduktivitas Pada t1=338,15 K
Komponen Massa Xi (%berat) ki (Xi.ki)
Etanol 3289,09048 0,96229 0,15346 0,14767
Air 126,37212 0,03697 0,66174 0,02447
Asetaldehid 2,51706 0,00074 0,01563 0,00001
Total 3417,97966 1,00000 0,17215

Untuk menghitung konduktivitas campuran dengan persamaan berikut:


k campuran   ki . Xi ......................................................... (Persamaan C.4.2)

Keterangan:
𝑘𝑖 = Konduktivitas komponen (W/m.K)
Xi = Fraksi berat komponen (%berat)
Dengan persamaan (C.2.2), maka konduktivitas campuran fluida panas
adalah:
𝑘𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 = (0,96229 x 0,15346) + (0,03697 x 0,66174) + (0,00074 x
0,01563)
= (0,14767 + 0,02447 + 0,00001) W/m.K
= 0,17215 W/m.K x 0,5777893 Btu/jam.ft2(0F/ft)
= 0,0995 Btu/jam.ft2(0F/ft)
 Pada t2 = 367,06 K
Komponen etanol dan asetaldehid berada pada fasa gas, maka
konduktivitas fluida dingin dihitung dengan persamaan (C.5), sedangkan
air berada pada fasa liquid sehingga dihitung dengan persamaan (C.7).
Hasil perhitungan konduktivitas fluida dingin untuk komponen lainnya
dapat dilihat pada Tabel C.4.6 berikut:
Tabel C.4.6 Hasil Perhitungan Konduktivitas Pada t2 = 367,06 K
Komponen massa Xi (%berat) ki (Xi.ki)
Etanol 3289,09048 0,96229 0,15345 0,14767
Air 126,37212 0,03697 0,67078 0,02480
Asetaldehid 2,51706 0,00074 0,01677 0,00001
Total 3417,97966 0,17248

Dengan persamaan (C.2.2), maka konduktivitas campuran fluida panas


adalah:
𝑘𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 = (0,96229 x 0,15345) + (0,03697 x 0,67078) + (0,00074 x
0,01677)
= (0,14767 + 0,02480 + 0,00001) W/m.K
= 0,17248W/m.K x 0,5777893 Btu/jam.ft2(0F/ft)
= 0,09966 Btu/jam.ft2(0F/ft)
 Pada tav = 352,60 K
Komponen etanol dan asetaldehid berada pada fasa gas, maka
konduktivitas fluida dingin dihitung dengan persamaan (C.5), sedangkan
air berada pada fasa liquid sehingga dihitung dengan persamaan (C.7).
Hasil perhitungan konduktivitas fluida dingin untuk komponen lainnya
dapat dilihat pada Tabel C.4.6 berikut:
Tabel C.4.6 Hasil Perhitungan Konduktivitas Pada tav = 352,60 K
Komponen Massa Xi (%berat) ki (Xi.ki)
Etanol 3289,09048 0,96229 0,15787 0,15192
Air 126,37212 0,03697 0,65038 0,02405
Asetaldehid 2,51706 0,00074 0,01452 0,00001
Total 3417,97966 0,17598

𝑘𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 = (0,96229 x 0,15787) + (0,03697 x 0,65038) + (0,00074 x


0,01452)
= (0,15192 + 0,02405 + 0,00001) W/m.K
= 0,17598 W/m.K x 0,5777893 Btu/jam.ft2(0F/ft)
= 0,1017 Btu/jam.ft2(0F/ft)
d. Menghitung Kapasitas Panas (cp) Fluida
 Pada t1 = 338,15 K
Komponen etanol dan air berada pada fasa liquid, maka kapasitas panas
fluida dingin untuk komponen etanol dan air dihitung dengan persamaan
(C.4), sedangkan komponen lainnya berada pada fase gas sehingga dihitung
dengan persamaan (C.3).
𝐶𝑝𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 = 59,342 + 0,36358 (338,15 K) + (-0,0012164) (338,15 K)2 +
0,000001803 (338,15 K)3
108,8087 J/mol.K
= 46,069 kg/kmol

= 2,4509 J/kg.K x 0,238846 Btu/lb.F


= 0,6004 Btu/lb.F
Hasil perhitungan kapasitas panas fluida dingin untuk komponen lainnya
dapat dilihat pada Tabel C.4.7 berikut:
Tabel C.4.7 Hasil Perhitungan Kapasitas Panas Pada t1 = 338,15 K
Komponen massa (kg/jam) Xi (%berat) Cp Xi.Cpi
Etanol 3289,0905 0,9623 2,4509 2,3585
Air 126,3721 0,0370 4,1680 0,1541
Asetaldehid 2,5171 0,0007 1,3577 0,0010
Total 3417,9797 1,0000 2,5136

Untuk menghitung kapasitas panas campuran dengan persamaan


berikut:
Cpcampuran   Cpi . Xi .................................................... (Persamaan C.4.3)

Keterangan:
𝐶𝑝𝑖 = Kapasitas panas komponen (Joule/mol.K)
Xi = Fraksi berat komponen (%berat)
Dengan persamaan (C.4.3), maka konduktivitas campuran fluida panas
adalah:
𝐶𝑝𝑐𝑎𝑚𝑝 = (0,9623 x 2,4509) + (0,0370 x 4,1680) + (0,0007 x 1,3577)
= (2,3585 + 0,1541 + 0,0010) J/kg.K
= 2,5136 kJ/kg.K x 0,238846 Btu/lb.0F
= 0,6004 Btu/lb.0F
 Pada t2 = 367,06 K
Komponen etanol dan asetaldehid berada pada fasa gas, maka kapasitas
panas fluida dingin dihitung dengan persamaan (C.3), sedangkan komponen
air berada pada fase liquid sehingga dihitung dengan persamaan (C.4).
Hasil perhitungan kapasitas panas fluida dingin untuk komponen lainnya
dapat dilihat pada Tabel C.4.8 berikut:
Tabel C.4.8 Hasil Perhitungan Kapasitas Panas Pada t2 = 367,06 K
Komponen massa (kg/jam) Xi (%berat) Cp Xi.Cpi
Etanol 3289,0905 0,9623 1,6462 1,5841
Air 126,3721 0,0370 4,1853 0,1547
Asetaldehid 2,5171 0,0007 1,4215 0,0010
Total 3417,9797 1,0000 1,7399

Dengan persamaan (C.4.3), maka konduktivitas campuran fluida panas


adalah:
𝐶𝑝𝑐𝑎𝑚𝑝 = (0,9623 x 1,6462) + (0,0370 x 4,1853) + (0,0007 x 1,4215)
= (1,5841 + 0,1547 + 0,0010) J/kg.K
= 1,7399 kJ/kg.K x 0,238846 Btu/lb.0F
= 0,4156 Btu/lb.0F
 Pada tav = 353,60 K
Komponen etanol dan asetaldehid berada pada fasa gas, maka kapasitas
panas fluida dingin dihitung dengan persamaan (C.3), sedangkan komponen
air berada pada fase liquid sehingga dihitung dengan persamaan (C.4).
Hasil perhitungan kapasitas panas fluida dingin untuk komponen lainnya
dapat dilihat pada Tabel C.4.8 berikut:
Tabel C.4.8 Hasil Perhitungan Kapasitas Panas Pada tav = 353,60 K
Komponen massa (kg/jam) Xi (%berat) Cp Xi.Cpi
Etanol 3289,0905 0,9623 2,5038 2,4094
Air 126,3721 0,0370 4,1725 0,1543
Asetaldehid 2,5171 0,0007 1,3895 0,0010
Total 3417,9797 1,0000 2,5647

Dengan persamaan (C.4.3), maka konduktivitas campuran fluida panas


adalah:
𝐶𝑝𝑐𝑎𝑚𝑝 = (0,9623 x 2,5038) + (0,0370 x 4,1725) + (0,0007 x 1,3895)
= (1,5419 + 0,1543 + 0,0010) J/kg.K
= 2,5647 kJ/kg.K x 0,238846 Btu/lb.0F
= 0,6126 Btu/lb.0F
e. Densitas Fluida Dingin
 Pada t1 = 338,15 K
Perhitungan densitas dingin pada t1 dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (C.8) sebagai berikut:
T
 (1 )
 ( gr / ml)  A( B Tc
) n

338,15 𝐾 0,2367
−(1− )
𝜌𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 = 0,2657 𝑥 (0,2639 516,25 𝐾 )

= 0,748,3703 gr/ml x 1000 kg/m3


=748,3703 kg/m3
Hasil perhitungan densitas fluida dingin untuk komponen lainnya dapat
dilihat pada Tabel C.4.9 berikut:
Tabel C.4.9 Hasil Perhitungan Densitas Pada t1 = 338,15 K
Komponen Massa Xi (%berat) ρi (kg/m3) ρi .Xi
Etanol 3289,0905 0,9623 748,3703 720,1499
Air 126,3721 0,0370 990,0433 36,6046
Asetaldehid 2,5171 0,0007 717,0990 0,5281
Total 3417,9797 1,0000 757,2826

Untuk menghitung densitas campuran dapat dihitung dengan persamaan


berikut:
 campuran   i . Xi ........................................................(Persamaan C.4.4)
Keterangan:
 = Densitas (kg/m3)
Xi = Fraksi berat komponen (%berat)
Dengan persamaan (C.4.4), maka densitas campuran fluida dingin
adalah:
𝜌𝑐𝑎𝑚𝑝 = (0,9623 x 748,3703 kg/m3) + (0,0370 x 990,0433 kg/m3) +
(0,0007 x 717,0990 kg/m3)
= (720,1499 + 36,6046 + 0,5281) kg/m3
= 757,2826 kg/m3 x 0,06242796 lb/ft3
= 47,2756 lb/ft3
 t2 = 367,06 K
Dikarenakan pada t2 berada pada fase gas, maka perhitungan densitas
dapat dicari dengan persamaan-persamaan berikut:
P.BM
g  ....................................................................(Persamaan C.4.5)
Z .R.T
Dimana, Z gas dapat dihitung menggunakan rumus (Smith) sebagai berikut:
BPc Pr
Z  1 . ..............................................................(Persamaan C.4.6)
RTc Tr
Dimana Tr dan Pr masing-masing dapat dicari dengan persamaan berikut:
T
Tr  ..........................................................................(Persamaan C.4.7)
Pc
P
Pr  ..........................................................................(Persamaan C.4.8)
Pc
Nilai BPc/RTc dapat dicari dengan persamaan berikut:
BPc
 B 0   . B ' ........................................................... (Persamaan C.4.9)
RTc
Dimaan B0 dan B’ masing-masing dihitung dengan persamaan berikut:
0,422
B 0  0,0863  ......................................................(Persamaan C.4.10)
Tr 1, 6
0,172
B'  0,139  ..........................................................(Persamaan C.4.11)
Tr 4, 2
Z campuran   Zi .Yi .................................................. (Persamaan C.4.12)

Nilai Tc, Pc, dan 𝜔 masing-masing komponen dapat ditentukan dari


(Yaws, hal.1) yang dapat dilihat pada Tabel C.4.10 berikut:
Tabel C.4.10 Data Tc, Pc dan 𝜔
Komponen Tc Pc 𝜔
Etanol 516,25 63,84 0,637
Air 647,13 220,55 0,345
Asetaldehid 461 55,5 0,317
Oksigen 154,58 50,43 0,022
Nitrogen 126,1 33,94 0,04

BM campuran dapat dihitung dengan persamaan berikut:


BMcamp = ∑ 𝑌𝑖. 𝐵𝑀𝑖 .......................................................(Persamaan C.4.13)
Keterangan:
Z = Faktor kompresibilitas
Pr = Reduced Pressure
Tr = Reduced Temperature
P = Tekanan komponen (atm)
Pc = Tekanan kritis komponen (atm)
T = Suhu komponen (K)
Tc = Suhu kritis komponen (K)
B0 = Function, generalized Second-Virial Coefficient Correlation
B’ = Second Virial Coefficient, Pressure expantion
𝜔 = Acentric factor
BM = Berat molekul komponen
Yi = Fraksi mol
Dari neraca massa diketahui:
Tabel C.4.11 Data BM Masing-masing Komponen
Komponen Mol Yi BM (kg/kmol)
Etanol 71,3949 0,9099 46,069
Air 7,0148 0,0894 18,015
Asetaldehid 0,0571 0,0007 44,053
Oksigen 0,0000 0,0000 31,998
Nitrogen 0,0000 0,0000 28,014
Total 78,4668 1,0000

Dengan menggunakan persamaa (C.4.13), maka BM campuran


didapatkan:
BMcamp = (0,9099 x 46,069 kg/kmol) + (0,0894 x 18,015 kg/kmol) +
(0,0007 x 44,053 kg/kmol)
= (41,9170 + 1,6105 + 0,0320) kg/kmol
= 43,5595 kg/kmol
Dengan menggunakan persamaan (C.4.7) dan (C.4.8), maka nilai Tr dan
Pr masing-masing untuk komponen etanol adalah:
367,06 𝐾
Tretanol = 516,25 𝐾
= 0,7110
1 𝑎𝑡𝑚
Pretanol = 63,84 𝑎𝑡𝑚

= 0,0157
Dengan diketahui nilai Tr maka nilai B0 dan B‘ masing-masing dapat
dihitung dengan persamaan (C.4.10) dan (C.4.11) berikut:
0,422
B0etanol = 0,0663 − 0,71101,6

= -0,6420
0,172
B’etanol = 0,139 − 0,71104,2

= -0,5815
Sehingga dengan persamaan (C.4.9), maka nilai BPc/RTc dapat
dihitung sebagai berikut:
𝐵𝑃𝑐
= -0,6420 + (0,637 x -0,5815)
𝑅𝑇𝑐 𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙

= -1,0124
Maka nilai Z untuk komponen etanol dihitung dengan persamaan
(C.4.6), sebagai berikut:
0,7110
Zetanol = 1 + (−1,0124) (0,0157)

= 0,8896
Hasil perhitungan Z untuk komponen lainnya dapat dilihat pada Tabel
C.4.12 berikut:
Tabel C.4.12 Hasil Perhitungan Z Masing-masing Komponen
𝐵𝑃𝑐
Komponen Tr Pr Bo B' 𝑅𝑇𝑐 Pr/Tr Zi Zi.Yi
Etanol 0,7110 0,0157 -0,6420 -0,5815 -1,0124 0,0220 0,9777 0,8896
Air 0,5672 0,0045 -0,9592 -1,7222 -1,5534 0,0080 0,9876 0,0883
Asetaldehid 0,7962 0,0180 -0,5214 -0,3089 -0,6193 0,0226 0,9860 0,0007
Oksigen 2,3746 0,0198 -0,0195 0,1344 -0,0165 0,0084 0,9999 0
Nitrogen 2,9109 0,0295 0,0099 0,1371 0,0154 0,0101 1,0002 0
Total 0,9786

Dengan persamaan (C.4.12), nilai Z campuran adalah sebagai berikut:


Zcamp = (0,9099 x 0,9777) + (0,0894 x 0,9876) + (0,0007 x 0,9860)
= 0,8896 + 0,0883 + 0,0007
= 0,9786
Sehingga densitas gas dapat dihitung dengan persamaan (C.2.5),
didapatkan:
1 𝑎𝑡𝑚 𝑥 43,5595 𝑘𝑔/𝑘𝑚𝑜𝑙
𝜌𝑔 = 𝑚3
0,9786 𝑥 82,06 𝑐𝑚3 .𝑎𝑡𝑚/𝑚𝑜𝑙.𝐾 𝑥 𝑥 367,06 𝐾
106 𝑐𝑚3

= 1477,8011 kg/m3 x 0,06242796 lb/ft3


= 92,2561 lb/ft3
 tav = 352,603 K
Perhitungan densitas dingin pada tav dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (C.8) sebagai berikut:
338,15 𝐾 0,2367
−(1− )
𝜌𝑒𝑡𝑎𝑛𝑜𝑙 = 0,2657 𝑥 (0,2639 352,60 𝐾 )

= 0,7331560 gr/ml x 1000 kg/m3


= 733,1560 kg/m3
Hasil perhitungan densitas fluida dingin untuk komponen lainnya dapat
dilihat pada Tabel C.4.13 berikut:
Tabel C.4.13 Hasil Perhitungan Densitas Pada tav = 352,603 K
Komponen Massa Xi (%berat) ρi (kg/m3) ρi .Xi
Etanol 3289,0905 0,9623 733,1560 705,5093
Air 126,3721 0,0370 976,0365 36,0868
Asetaldehid 2,5171 0,0007 694,6089 0,5115
Oksigen 0,0000 0,0000 0 0,0000
Nitrogen 0,0000 0,0000 0 0,0000
Total 3417,9797 1,0000 742,1076

Dengan persamaan (C.4.4), maka densitas campuran fluida dingin


adalah:
𝜌𝑐𝑎𝑚𝑝 = (0,9623 x 733,1560 kg/m3) + (0,0370 x 976,0365 kg/m3) +
(0,0007 x 694,6089 kg/m3)
= (705,5093 + 36,0868 + 0,5115) kg/m3
= 742,1076 kg/m3 x 0,06242796 lb/ft3
= 46,3283 lb/ft3
3. Menentukan Tipe Heat Exchanger
a. Menentukan ΔLMTD
ΔLMTD dapat dihitung dengan persamaan 5.14 (Kern, hal.89) berikut:
Δt 2 - Δt 1
ΔTLMTD  .......................................................(Persamaan C.4.14)
 Δt 
2,3 log  2 
 Δt 1 
Keterangan:
ΔTLMTD = Log Mean Temperature Difference
T1 = Suhu fluida panas masuk
T2 = Suhu fluida panas keluar
t1 = Suhu fluida dingin masuk
t2 = Suhu fluida dingin keluar
Hot Fluid Cold Fluid Diff.
392 Higher Temp (F) 201,04 190,97 Δt2
392 Lower Temp (F) 149,00 243,00 Δt1
-52,03 Δt2 - Δt1

Dengan menggunakan persamaan (C.4.14), maka didapatkan ΔTLMTD berikut:


−52,03 0 𝐹
ΔLMTD = 190,97 F
2,3 log( )
243,00 F

= 216,1818 0F
b. Menentukan UD Asumsi
Berdasarkan Tabel 8 (Kern, hal.840) untuk sistem steam-medium organic
range UD yaitu 50-100 btu/jam.ft2.F. Diambil UD asumsi = 100 btu/jam.ft2.F
c. Menentukan Luas Perpindahan Panas
Luas permukaan panas dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Q
A ...................................................................(Persamaan C.4.15)
U D .TLMTD
Keterangan:
A = Luas perpindahan panas
Q = Laju perpindahan panas
UD = Koefisien menyeluruh untuk kondisi kotor
Dengan menggunakan persamaan (C.4.15), maka:
4790730,769 btu/jam
A = 100 btu/jam.ft2 .F x 216,1818 F

= 221,6066 ft2
Dikarenakan A > 200 ft2, maka digunakan heat exchanger jenis Shell and Tube.
4. Menentukan Spesifikasi Shell ant Tube
a. Asumsi Spesifikasi Shell and Tube
Dari table 9 dan tabel 11 (Kern, hal.184) digunakan spesifikasi shell and tube:
 Shell
ID = 13 ¼ in
Pass = 1 pass
 Tube
Lenght = 16 in
OD = 1 in
BWG = 16
Ousite Surface (a”)= 0,3271 ft2/ft
Pass = 2 pass
Dipasang secara square pitch dengan jarak 1 ¼ in, dengan pertimbangan:
 Bagus untuk kondisi yang memerlukan pressure drop rendah.
 Baik untuk pembersihan luar tube secara mekanik.
 Baik untu menangani fluida fouling.
b. Menentukan jumlah tube yang digunakan
Untuk menentukan jumlah tube yang digunakan dapat dihitung
menggunakan persamaan berikut:
A
Nt  ...........................................................................(Persamaan C.4.16)
L  A' '
Keterangan:
Nt = Jumlah tube
L = Panjang tube
a” = Outside surface
Dengan persamaan (C.4.16), maka jumlah tube yang digunakan:
221,6066 ft2
Nt = 16 𝑖𝑛 × 0,2618 𝑙𝑖𝑛 𝑓𝑡

Nt = 52,9045 tube

5. Koreksi harga A dan UD


Dari Tabel 9 (Kern, hal.841) untuk 1 in OD tubes on 1 ¼ in Square Pitch
dengan 2 pass tube, jumlah tube yang mendekati perhitungan yakni pada ID shell
13 ¼ in dengan jumlah tube (Nt) sebanyak 56 buah.
Koreksi Luas permukaan panas dapat dihitung dengan rumus berikut:
A  Nt  a' 'L ....................................................................... (Persamaan C.4.17)
Sedangkan rumus untuk UD terkoreksi dapat dihitung dengan rumus berikut:
Q
UD  ...................................................................(Persamaan C.4.18)
A  TLMTD
Dengan persamaan (C.4.17), maka luas permukaan panas teroreksi adalah:
A = 56 x 0,2618 ft2/ft x 16 in
= 234,57 ft2
Sedangkan dengan persamaan (C.4.18), UD terkoreksi adalah:
4790730,769 btu/jam
UD = 234,57 ft2 x 216,1818 F

= 94,4724 btu/jam. ft2.F


6. Menghitung Suhu Kalorik
Dikarenakan viskositas fluida panas dan dingin kurang dari 1 cp maka
𝜇 0,14
digunakan Taverage dan nilai (𝜇𝑤) diasumsikan sama dengan 1.

1
Tav = (T1  T2 )
2
= 392 0F
1
tav = (t1  t2 )
2
= 175,017 0F
7. Menentukan hi, hio dan ho
SHELL: FLUIDA DINGIN TUBE: FLUIDA PANAS
Preheating:
a. Flow Area a. Flow area
ID  C 'B Nt  a ' t
as  At 
144  PT 144  n
C '  PT  OD Dari Tabel 10 (Kern, hal.843)
C’ = 1,25 – 1 a’t = 0,594 in2
56 ×0,594 in2
= 0,25 in At = 144 ×2 𝑝𝑎𝑠𝑠
ID shell
B = 0,1155 ft2
5
13,25
B= 5

= 2,65 in dibulatkan menjadi 3 in


(13,25 𝑖𝑛 ×0,25 𝑖𝑛 ×3 𝑖𝑛)
As= 144 ×1,25 𝑖𝑛

= 0,0552 ft2
b. mass velocity b. Mass Velocity
w W
Gs  Gt 
as At
7535,3566 𝑙𝑏/𝑗𝑎𝑚 3727,7301 𝑙𝑏/𝑗𝑎𝑚
Gs = Gt =
0,0552 𝑓𝑡 2 0,1155 𝑓𝑡 2

= 136489,4775 lb/hr.ft2 = 32274,7195 lb/hr.ft2


c. Menghitung bilangan reynold c. Menghitung Bilangan Reynold
Ds.Gs Dt .Gt
Re s  Re t 
 
Pada t1 = 338,15 K Pada Tsteam = 473,15 K
𝜇 = 1,3063 lb/ft.jam Dari figure 15 (Kern, hal 824)
Dari figure 28 (Kern, hal 838) 𝜇 = 0,016 cp
Ds = 0,99 in = 0,03872 lb/ft.jam
= 0,0825 ft Dari Tabel 10 (Kern, hal 843)
0,0825 𝑓𝑡 𝑥 118589,2181 lb/jam.ft2 Dt = 1,870 in
Res = 1,3063 lb/ft.jam
= 0,0725 ft
Res = 8620,1041 lb/jam.ft2
0,0725 𝑓𝑡 𝑥 32274,7195 lb/jam.ft2
Ret = 0,03872 lb/ft.jam

= 60431,7450 lb/jam.ft2
d. Menentukan jH
Dari figure 28 (kern, 838) didapatkan:
jH = 55
e. Menghitung Bilangan Prandtl
1
 Cp  μ  3
Pr   
 k 
Pada t1 = 338,15 K
Cp = 0,6004 Btu/lb.F
k = 0,1017 Btu/jam.ft2 (F/ft)
1
0,6004 Btu/lb.F x 1,3063 lb/jam.F 3
Pr = ( )
0,1017 Btu/jam.ft2 (F/ft)

Pr = 1,9758
f. Menghitung ho f. hio untuk condensing steam
1 0,14 hio = 1500 Btu/jam.ft2.F
k  c x μ 3  μ 
h O  jH x x  x 
Ds  k   μ w 
0,1017 Btu/jam.ft2 (F/ft)
ho= 55 x x 1,9758 x 1
0,0825 ft

ho = 133,9295 Btu/jam.ft2.F

g. Menghitung Up

Untuk menghitung UP dapat dicari dengan menggunkan rumus berikut:


hio.ho
UP  ......................................................................(Persamaan C.4.19)
hio  ho
Keterangan:
Up = Koefisien menyeluruh untuk preheating
hio = Koefisien perpindahan panas pada diameter luar inner tube
Dengan menggunkan persamaan (C.4.19), maka nilai UP adalah:
(1500 Btu/jam.ft2.F x 133,9295 Btu/jam.ft2.F)
UP = (1500 + 133,9295) Btu/jam.ft2.F

= 122,9516 btu/hr.ft2.F
h. Menghitung AP

Q
AP  ................................................................(Persamaan C.4.20)
U P  TLMTD
Dengan menggunkan persamaan (C.4.20), maka nilai AP adalah:
4790730,769 Btu/jam
AP = 122,9516 btu/jam.ft2.F x 216,1818 F

= 180,2388 ft2
Vaporization: Shell Side
i. Menghitung Bilangan Reynold
Ds.Gs
Re s 

Pada t2 = 367,06 K didapatkan:
µ = 0,0518 lb/ft.jam
Dari figure 28 (Kern, hal 838)
Ds = 0,99 in
= 0,0825 ft
0,0825 𝑓𝑡 𝑥 136489,4775 lb/jam.ft2
Res = 0,0518 lb/ft.jam

= 217025,3203 lb/jam.ft2
j. Menghitung jH
Dari figure 28 (kern, 838) didapatkan :
jH = 300
k. Menghitung Bilangan Prandtl
1
 Cp  μ  3
Pr   
 k 
Pada t2 = 367,06 K didapatkan:
µ = 0,0518 lb/ft.jam
c = 0,4156 btu/lb.F
k = 0,0265 btu/jam.ft2.F/ft
1
0,4156 Btu/lb.F x 0,0518 lb/jam.F 3
Pr = ( )
0,0265 Btu/jam.ft2 (F/ft)

= 0,9334
l. Menghitung ho l. hio untuk condensing steam
1 0,14 hio = 1500 Btu/jam.ft2.F
k cxμ  μ  3
h O  jH x x  x 
Ds  k   μ w 
0,0265 Btu/jam.ft2 (F/ft)
ho = 300 x x 0,9334 x 1
0,0825 ft

ho = 90,0008 Btu/jam.ft2.F

m. Menghitung UV
hio.ho
UV  ......................................................................(Persamaan C.4.21)
hio  ho
Keterangan:
Uv = Koefisien menyeluruh untuk vaporization
hio = Koefisien perpindahan panas pada diameter luar inner tube
Dengan menggunkan persamaan (C.4.21), maka nilai UV adalah:
(1500 Btu/jam.ft2.F x 90,0008 Btu/jam.ft2.F)
UV = (1500 + 90,0008) Btu/jam.ft2.F

= 84,9064 btu/hr.ft2.F
Q
AV  ...............................................................(Persamaan C.4.22)
U V  TLMTD
4790730,769 Btu/jam
AV = 84,9064 btu/jam.ft2 .F x 216,1818 F
= 261,0010 ft2
n. Menghitung Uc

AC  AP  AV .......................................................................(Persamaan C.4.23)
Keterangan:
AC = Luas perpindahan panas untuk kondisi bersih
Ap = Luas perpindahan panas untuk preheating
AV = Luas perpindahan panas untuk vaporization
Dengan menggunkan persamaan (C.4.23), maka nilai AC adalah:
AC = 180,2388 ft2 + 261,0010 ft2
= 441,2398 ft2
U  A
UC  ......................................................................(Persamaan C.4.24)
Ac
Keterangan:
UC = Koefisien menyeluruh untuk kondisi bersih
Dengan menggunkan persamaan (C.4.24), maka nilai UC adalah:
(122,9516 btu/hr.ft2 .F×180,2388 ft2 )+(84,9064 btu/hr.ft2 .F×261,0010 ft2 )
UC =
441,2398 ft2

= 100,4472 btu/jam ft2.F


8. Menghitung Dirt Factor (Rd)
UC U D
Rd = .........................................................................(Persamaan C.4.25)
UC U D
Keterangan:
RD = Faktor pengotoran
Dengan menggunkan persamaan (C.4.25), maka nilai RD adalah:
(100,4472- 94,4724) Btu/jam.ft2.F
RD = (100,4472 Btu/jam.ft2.F x 94,4724 Btu/jam.ft2.F)

= 0,0006 jam.ft2.F/Btu
RD minimal untuk organic vapor adalah 0,0005 dan untuk steam (non-oil
bearing) adalah 0,0 (Kern, hal 845), sehingga RD hitung > RD ketentuan (memenuhi
syarat)
9. Menghitung Pressure Drop
Shell: Fluida Dingin Tube: Fluida Panas
Preheater:
a. Menentukan f dan s a. Menentukan f dan s
Untuk Res = 8620,1041 lb/jam.ft2 Untuk Ret = 60431,74496 lb/jam.ft2
Dari figure 29 (Kern, hal.839) Dari figure 26 (Kern, hal.836)
didapatkan: f = 0,00018
f = 0,0023 Dari Tabel 7 (Kern, hal), specific volume
Pada t1 = 338,15 K pada tekanan 2 bar (29,00755 psi) dapat
ρ = 47,2756 lb/ft3 dihitung dengan interpolasi sebagai
 berikut:
s
62,5 13,746-16,303
Vfg = 16,303+ (30-25)psi×(29,0076-25)psi
47,2756 lb/ft3
s= 62,5 = 14,2535
= 0,7564 1
s
De = 13,25 in/12 Vfg  62,5
= 1,1042 ft 1
s = 14,2535×62,5
b. Panjang Zona Preheating
= 0,0011
AP
LP  L  b. Menghitung ΔP Tube
AC
1 f .G 2 . L . n
180,2388 ft2 Pt 
LP = 16 × 441,2398 ft2 2 5,22  1010.D. s.t
= 6,5357 ft 1 0,00018 × 32274,71952 ×16×2
ΔPt = 2 5,22×1010 ×0,0725×0,0011×1
c. Menghitung No. of Crosses
ΔPt = 0,7062 psi
L
N  1  12  P
B
6,5357 ft
N+1 = 12 × 3

= 26,1429
d. Menghitung ΔP Zona Preheating
f .Gs2 . De . N  1
Ps 
5,22  1010.D. s. s
0,0023×136489,47752 ×1,1042×26,1429
ΔPs = 5,22×1010 ×0,0825×0,7564×1

ΔPs = 0,1898 psi

Vaporization zone:
a. Menentukan f dan s
Untuk Res = 217025,3203 lb/jam.ft2
Dari figure 29 (Kern, hal.839)
didapatkan:
f = 0,0012
Pada t2 = 367,06 K
ρ = 92,2561 lb/ft3

s
62,5
92,2561 lb/ft3
s= 62,5

= 1,4761
s1  s 2
smean 
2
0,7564 + 1,4761
smean = 2

= 0,1163
b. Panjang Zona Penguapan
L V  L  LP
Lv = 16 - 6,5357 ft
= 9,4643 ft
c. Menghitung No. of Crosses
9,4643 ft
N+1 = 12 × 3

= 37,8571
d. Menghitung ΔP Zona Vaporization
f .Gs2 . De . N  1
Ps 
5,22  1010.D. s. s
0,0012×136489,47752 ×1,1042×9,4643
ΔPs = 5,22×1010 ×0,0825×0,7564×1

ΔPs = 0,1106 psi

ΔPs total = ΔPs zona preheating + ΔPs


zona vaporization
ΔPs total = 0,1898 psi + 0,1106 psi
= 0,3004 psi

Rangkuman
Kode : V-101
Tipe : Shell and Tube Exchanger
Fungsi : Merubah fase feed etanol dari fase cair
menjadi fase gas..
Clean Overall Coefficient (UC) : 100,4472 Btu/jam.ft2.F
Design Overall Coefficient (UD) : 105,8576 Btu/jam.ft2.F
Fouling Factor Minimal (RD min) : 0,0005 ft2.jam.F/Btu
Fouling Factor Calculation (RD) : 0,0006 ft2.jam.F/Btu
Jumlah Tube : 56 buah

Shell: Fluida Dingin Tube: Fluida Panas


t1 : 338,15 K T1 : 473,15 K
t2 : 367,06 K T2 : 473,15 K
ID : 13 ¼ in OD : 1 in
Pass: 1 pass Pass: 2 pass
ΔPs : 0,3004 psi ΔPt : 0,7062 psi

Anda mungkin juga menyukai