(Melia)
Melia Ariyanti
Balai Besar Industri Hasil Perkebunan
Jl. Prof. Dr. H. Abdurahman Basalamah No.28 Makassar
e-mail: melia_ariyanti31@yahoo.co.id
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu biji kakao yang difermentasi 5 dan
6 hari di Belopa, Kab. Luwu Sulawesi Selatan berdasarkan SNI 2323-2008. Bahan baku yang
digunakan dalam penelitian adalah biji kakao dari petani di Dusun Batu Titik Desa Batu Lappa,
Belopa Kab. Luwu. Biji kakao yang telah difermentasi selama 5 dan 6 hari kemudian
dikeringkan dengan dijemur di bawah sinar matahari, selanjutnya dianalisa di Laboratorium
Pengujian BBIHP Makassar. Parameter uji berdasarkan syarat mutu biji kakao SNI 2323-2008
meliputi syarat umum dan syarat khusus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa biji kakao
fermentasi 5 dan 6 hari berukuran 94 dan 95 biji per 100 gram, termasuk golongan A.
Berdasarkan syarat umum SNI 2323-2008, biji kakao fermentasi 5 dan 6 hari belum memenuhi
syarat mutu untuk kadar air, sedangkan syarat khusus biji belum memenuhi syarat mutu untuk
kadar kotoran. Berdasar syarat khusus, biji kakao fermentasi 5 dan 6 hari hasil penelitian dari
Kab. Luwu termasuk mutu III.
Kata kunci: biji kakao, fermentasi, mutu, SNI 2323-2008.
ABSTRACT The aim of this research was to determine the quality of 5 and 6 days fermented
cocoa beans in Belopa, Luwu District, South Sulawesi by ISO 2323-2008. Raw materials used
in the study was the cocoa beans from farmers in Batu Titik Village Batu Lappa subdistrict,
Belopa, Luwu Districts. Cocoa beans fermented for 5 and 6 days dried in the sun, then analyzed
in the laboratory testing BBIHP Makassar. Test parameters based on the quality requirements
of ISO 2323-2008 cocoa beans include general conditions and special requirements. The
results showed that the cocoa bean fermentation for 5 and 6 days measuring 94 and 95 seeds
per 100 grams, including class A. Based on the general requirements ISO 2323-2008,
fermented cocoa beans 5 and 6 days not yet meet the quality requirements for water content,
while the special requirements seeds not meet the quality requirements for the levels of
impurities. Based on the special requirements, fermented cocoa beans 5 and 6 days of
research result from Luwu Districts including quality III.
Key words: cacao beans, fermentation, quality, ISO 2323-2008.
34
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol. 12 No. 1 Juni 2017: 34-42
35
Karakteristik Mutu Biji Kakao…..(Melia)
Kurangnya kuantitas biji kakao yang untuk disimpan dalam waktu lama, tetapi
difermentasi menyebabkan suhu jika kadar air terlalu rendah biji kakao
fermentasi tidak tercapai sehingga cenderung rapuh (Ndukwu, 2009). Untuk
bukan fermentasi biji yang dihasilkan, kadar air biji kakao maksimum 7,5%
tetapi biji yang berjamur (Hatmi & memerlukan kelembaban relatif ruang
Rustijarno, 2012). simpan 75% (Dumadi, 2011).
Fermentasi bertujuan untuk Menurut Wahyudi et al (2013),
melepaskan pulp dari keping biji, ukuran berat dan kadar lemak biji kakao
sehingga mempermudah proses sangat dipengaruhi oleh faktor genetik
pengeringan, kulit biji tersebut mudah (klon) tanaman, kondisi lingkungan
dilepaskan dari keping biji (Rohan, (musim) selama perkembangan buah,
1963). Selain itu fermentasi juga perlakuan agronomis dan cara
bertujuan untuk mematikan biji, dan pengolahan, sedangkan karakter fisik biji
memberikan kesempatan terjadinya kakao pasca pengolahan seperti kadar
proses menuju ke pembentukan warna, air, tingkat fermentasi dan kadar kulit
rasa dan aroma (Yusianto et al, 1997). berpengaruh pada rendemen lemak biji
Proses pembalikan pada saat fermentasi kakao.
harus dilakukan setelah 48 jam. Hal ini Penelitian ini bertujuan untuk
untuk diperolehnya keseragaman mengetahui karakteristik mutu biji kakao
fermentasi biji kakao. Biji kakao yang dari Belopa, Kabupaten Luwu dengan
tidak dibalik saat difermentasi, maka biji perlakuan waktu fermentasi selama 5
kakao yang ditengah dihasilkan panas hari dan 6 hari berdasar standar mutu
optimum sehingga fermentasi maksimal, SNI biji kakao SNI 2323-2008.
sedangkan yang diatas, di bawah, dan
samping akan berakibat sebaliknya. METODOLOGI
Wahyudi et al (2013),
menyatakan terdapat variasi yang Penelitian fermentasi biji kakao
sangat besar mengenai waktu dilaksanakan di Belopa, Kabupaten
fermentasi yang diterapkan oleh negara- Luwu dan pengujian dilakukan di
negara penghasil kakao, yakni mulai 1,5 Laboratorium Pengujian Balai Besar
- 10 hari. Perbedaan utama terjadi Industri Hasil Perkebunan Makassar
karena varietas kakao, utamanya biji pada bulan Mei sampai Juli 2016.
kakao mulia lama fermentasinya 2-3
hari, sedangkan kakao lindak 6-8 hari. Bahan dan Alat
Beberapa faktor yang mempengaruhi Bahan baku penelitian yaitu buah
waktu proses fermentasi antara lain: kakao yang dikumpulkan oleh petani
tebal pulp biji, metode fermentasi, dan dari kebun kakao di Dusun Batu Titik,
jumlah biji yang diolah. Desa Batu Lappa, Kec. Larompong,
Salah satu tahapan pasca panen Belopa Kabupaten Luwu, Sulawesi
biji kakao adalah pengeringan biji yang Selatan.
biasa dilakukan petani setempat dengan Alat pendukung penelitian berupa:
cara menjemur biji kakao di bawah terik kotak fermentasi styrofoam kapasitas
matahari. Pengeringan biji kakao 150 kg biji basah masing-masing 1 buah
bertujuan untuk mengurangi kandungan untuk perlakuan fermentasi 5 dan 6 hari,
air biji kakao dari lebih kurang 60% karung, jaring penjemur. Alat-alat untuk
menjadi sekitar 7%, kadar air ini untuk pengujian antara lain: timbangan
menjaga biji agar dapat disimpan lama. analitik, cawan petridis, gelas ukur, dan
Kadar air > 8% berbahaya karena jamur cutter.
akan tumbuh dan bila kadar air < 5% biji
sangat rapuh sehingga mudah pecah Metode Penelitian
selama pengangkutan (Afoakwa et al, Proses penanganan biji kakao
2014). Standar kadar air biji kakao mutu fermentasi kering melalui beberapa
ekspor maksimum 7,5% jika lebih tinggi tahap, yaitu sebagai berikut:
dari nilai tersebut biji kakao tidak aman
36
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol. 12 No. 1 Juni 2017: 34-42
Analisis Data
Panen buah kakao masak Metode analisa data yang digunakan
adalah metode analisa deskriptif, yaitu
analisa untuk menggambarkan keadaan
Pemecahan buah kakao
data secara umum. Dalam penelitian ini
data yang dianalisa adalah data hasil
pengujian sampel biji kakao fermentasi 5
Fermentasi biji kakao selama dan 6 hari yang digunakan untuk
5 dan 6 hari mengetahui standar mutu biji kakao
sesuai SNI 2323-2008. Analisis data
menggunakan rancangan acak lengkap
Pengeringan biji kakao pola faktorial dengan 2 kali ulangan.
dengan dijemur
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 1. Diagram alir proses pengolahan
biji kakao fermentasi kering. Penggolongan Mutu
Berdasarkan SNI 2323:2008
Buah kakao dipetik dan tentang standar mutu biji kakao, biji
dikumpulkan dari kebun petani di kakao digolongkan dalam dua jenis yaitu
Kabupaten Luwu, buah dipilih yang jenis mulia (fine cocoa/F) dan jenis
sudah matang berwarna merah lindak (bulk cocoa/B). Menurut jenis
kekuningan. Buah selanjutnya dipecah tanamannya, biji kakao dari Kab. Luwu
dengan balok kayu dan biji dikeluarkan. Sulawesi Selatan sebagian besar
Setelah dipisahkan dari plasenta termasuk ke dalam jenis lindak (bulk
kemudian biji ditimbang dan dimasukkan cocoa/B) yang berasal dari tanaman
ke dalam kotak fermentasi. Kotak kakao jenis Forastero dan dikelola oleh
fermentasi ditutup dengan daun pisang petani kakao setempat.
dan karung goni untuk menjaga agar Penggolongan biji kakao menurut
suhu tetap stabil. Setiap kotak ukuran berat bijinya, yang dinyatakan
fermentasi mempunyai kapasitas kurang dengan jumlah biji per 100 g contoh, biji
lebih 150 kg biji kakao basah. Pada kakao digolongkan dalam 5 golongan
proses fermentasi 5 hari (F.5) setelah biji ukuran dengan penandaan:
difermentasi dalam kotak styrofoam AA : maksimum 85 biji per seratus
selama 2 hari (48 jam), terus dibalik dan gram
fermentasi 2 hari (48 jam) berikutnya A : 86-100 biji per seratus gram
kemudian biji dikeringkan pada hari ke 5. B : 101-110 biji perseratus gram
Sedangkan pada proses fermentasi 6 C : 111-120 biji perseratus gram
hari (F.6) biji difermentasi dalam kotak S : lebih besar dari 120 biji per
styrofoam selama 2 hari (48 jam), terus seratus gram
dibalik dan fermentasi 3 hari (72 jam) Biji kakao kering menurut
berikutnya kemudian biji dikeringkan persyaratan mutunya terbagi menjadi 3
pada hari ke 6. Pengeringan dengan kelas, yaitu mutu kelas I, II, dan III,
cara dijemur langsung di bawah sinar dengan ketentuan telah memenuhi
matahari selama + 5 hari. Biji kakao persyaratan umum dan khusus.
kering dikemas menggunakan karung Persyaratan-persyaratan tersebut
goni. sebenarnya telah tercakup dalam
Sampel biji kakao kering diambil standar mutu biji kakao SNI 2323-2008.
secara acak sebanyak kurang lebih 1 kg Standar tersebut belum di
untuk masing-masing perlakuan implementasikan secara baik dan
kemudian diuji di laboratorium Balai massal, sehingga biji kakao Indonesia
Besar Industri Hasil Perkebunan masih mempunyai citra yang kurang
Makassar sesuai parameter mutu SNI baik dengan ciri-ciri tidak difermentasi,
biji kakao 2323-2008. kurang kering, ukuran biji tidak seragam
37
Karakteristik Mutu Biji Kakao…..(Melia)
dan banyak mengandung kotoran biji, akan tetapi bila kadar air biji kurang
(Mulato, 2011). dari 5% akan menyebabkan biji mudah
Biji kakao dalam penelitian ini pecah (Basri, 2010).
sebanyak 94 biji untuk fermentasi 5 hari
dan 95 biji untuk fermentasi 6 hari. 8.7
Jumlah biji kakao ini termasuk ke dalam 8.65
golongan A dengan jumlah biji 86 – 100
8.6
biji per 100 gram contoh.
Menurut Widyotomo et al (2004), 8.55
ukuran biji kakao yang memenuhi 8.5
Kadar Air
kriteria standar ekspor adalah AA, A dan 8.45
B (101-110 biji per 100 g). Secara umum 8.4
biji kakao fermentasi dari daerah Belopa, 8.35
Kab. Luwu memenuhi standar untuk 8.3
diekspor. Biji dan pulp kakao mengalami F5 F6
penurunan berat sampai 25% selama
proses fermentasi sebagai akibat Gambar 2. Grafik perbandingan kadar air biji
penguapan air (Nasution et al, 1985). kakao fermentasi 5 dan 6 hari
Ukuran biji kakao kering sangat
dipengaruhi oleh jenis (klon) tanaman, Semakin lama waktu fermentasi
kondisi lingkungan (curah hujan) selama maka kadar air biji kakao yang
perkembangan buah dan tindak dihasilkan semakin rendah. Ini sesuai
agronomis pada tanaman. Menurut dengan hasil penelitian sebelumnya dari
Mulato dkk (2004), makin besar ukuran Marwati (2013). Penurunan kadar air ini
biji maka semakin besar pula kadar terjadi karena semakin lama proses
airnya, begitupun dengan rendemen fermentasi menyebabkan aktifitas
lemaknya. mikroba makin meningkat dan aktifitas
enzim lebih aktif. Reaksi ini
Syarat Umum menghasilkan panas selama proses
fermentasi sehingga pulp menjadi encer
Kadar Air dan menyebabkan jaringan kompleks
Hasil analisa biji kakao dari dalam biji kakao terdegradasi dalam
Belopa dengan fermentasi 5 dan 6 hari bentuk senyawa organik yang lebih
sudah memenuhi syarat umum standar sederhana (Nasution et al, 1985).
mutu biji kakao sesuai SNI 2323-2008 Menurut Permana dkk (1997),
dengan tidak adanya serangga hidup, hancurnya pulp dari biji menyebabkan
biji berbau asap/ hammy dan benda pori-pori biji terbuka dan hal ini
asing yang ditemukan, hanya parameter mempermudah pengeluaran air bebas
kadar air yang masih belum sesuai sehingga mempermudah dalam proses
standar. Hasil penelitian kadar air biji pengeringan. Selain itu selama proses
kakao fermentasi 5 dan 6 hari dari fermentasi akan terjadi kematian biji
Belopa, Kab. Luwu (Gambar 2) masih yang akan mengakibatkan sifat
diatas syarat SNI 2323-2008 yaitu semipermeabilitas dinding sel menjadi
maksimum 7,5%, artinya komoditas biji rusak, sehingga juga dapat
kakao dari Luwu masih belum memudahkan keluarnya air selama
memenuhi standar persyaratan kadar air proses pengeringan.
biji kakao dari SNI. Kemungkinan hal ini Pengeringan menggunakan sinar
disebabkan pengeringan yang dilakukan matahari memiliki sisi positif dan negatif.
petani kurang efektif menurunkan kadar Sisi positifnya, akan diperoleh warna biji
air biji, serta faktor cuaca yang tidak kakao coklat kemerahan dan tampak
mendukung. Kadar air biji kakao yang lebih cemerlang. Namun demikian,
lebih dari 8% menyebabkan biji mudah pengeringan menggunakan sinar
diserang jamur dan serangga, sehingga matahari memiliki kendala disebabkan
meningkatkan risiko terhadap kerusakan kondisi cuaca terutama saat hujan.
38
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol. 12 No. 1 Juni 2017: 34-42
39
Karakteristik Mutu Biji Kakao…..(Melia)
12
10
8
6
F5
4
F6
2
0
Kadar Biji Kadar Biji Kadar Biji Kadar Kotoran Kadar Biji
Berjamur Slaty (biji/biji) Berserangga (waste) Berkecambah
(biji/biji) (biji/biji) (biji/biji) (biji/biji)
Gambar 3. Grafik perbandingan hasil uji syarat khusus biji kakao fermentasi 5 dan 6 hari.
40
Jurnal Industri Hasil Perkebunan Vol. 12 No. 1 Juni 2017: 34-42
41
Karakteristik Mutu Biji Kakao…..(Melia)
42