Anda di halaman 1dari 65

TIM PENYUSUN

Pengarah
Helmiati

Penyusun
Nurharyadi
Ichsan Nur Ahadi
Angga Conni Saputra
Fedian Putranto
Cipto Santoso

PUSAT DATA DAN INFORMASI


Badan Penelitian dan Pembangunan, Pendidikan dan Pelatihan, dan Informasi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
2016
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

KATA PENGANTAR

Pembangunan kawasan perdesaan dengan desa-desa yang menjadi


wilayah pengembangannya bertujuan untuk pemenuhan standar pelayanan
minimum desa sesuai dengan kondisi geografisnya, penanggulangan
kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi masyarakat desa,
pembangunan sumber daya manusia, peningkatan keberdayaan, dan
pembentukan modal sosial budaya masyarakat desa, pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan hidup berkelanjutan, serta penataan ruang kawasan
perdesaan, dan pengembangan ekonomi kawasan perdesaan untuk
mendorong keterkaitan desa-kota. Untuk itu pada tahun 2015 telah
ditetapkan sebanyak 108 kawasan perdesaan yang tersebar di 72 kabupaten
dengan diantaranya Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari.

Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari meliputi 5 desa


terletak di Kecamatan Teluk Pandan (Desa Teluk Pandan dan Kandolo) dan
Sangatta Selatan (Desa Sangatta Selatan, Sangkima, dan Teluk Singkama),
Kabupaten Kutai Timur. Buku ini berisi tentang profil, kebijakan daerah dalam
arahan pembangunan dan pengembangan yang beririsan dengan Kawasan
Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari. Dalam penyajian informasi kawasan
perdesaan ini, pendekatannya melalui data-data per kecamatan dan desa
sesuai dengan yang tersedia di lintas sektor.

Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu


dalam penyediaan data dan informasi maupun dalam proses penulisan buku
ini. Harapan kami semoga sajian informasi Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan
Agribis Lestari, Kabupaten Kutai Timur dapat bermanfaat dalam menunjang
perencanaan dan pengambilan kebijakan pengembangan kawasan perdesaan.
Jakarta, Desember 2016
Kepala Pusat
Data dan Informasi

Helmiati

i
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

ii
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

DAFTAR ISI
Hal.
Kata Pengantar...................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................... iii
Daftar Tabel .......................................................................................... v
Daftar Gambar ...................................................................................... vi
Daftar Lampiran .................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .................................................................. 1
1.2. Tujuan ............................................................................. 2
1.3. Ruang Lingkup Pembahasan ............................................ 2
1.4. Metode Penulisan ............................................................ 3
II. PROFIL KABUPATEN MALANG …………………………………………………. 9
2.1. Letak Geografis, Wilayah administrasi, dan Aksesibilitas. 9
2.2. Iklim dan Hidrologi ………………………………………………………. 9
2.3. Penggunaan Lahan ………………………………………………………. 10
2.4. Kependudukan …………………………………………………………….. 11
2.5. Pendidikan …………………………………………………………………… 11
2.6. Kesehatan …………………………………………………………………… 12
2.7. Agama …………………………………………………………………………. 12
2.8. Transportasi dan Komunikasi ……………………………………….. 13
2.9. Perekonomian ……………………………………………………………… 13
2.10. Pertanian ……………………………………………………………………… 17
2.11. Indeks Pembangunan Desa ………………………………………….. 24
III. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KABUPATEN KUTAI TIMUR ………… 27
3.1. Kebijakan Penataan ruang dalam RTRW Kabupaten Kutai
Timur ……………………………………………………………………………. 27
3.2. Kebijakan Pembangunan ………………………………………………. 30
3.3. Pengembangan Kawasan Strategis di Kabupaten Kutai
Timur ……………………………………………………………………………. 31
3.4. Potensi Pengembangan Wilayah …………………………………. 35
IV. KAWASAN PERDESAAN PINGGIR HUTAN AGRIBIS LESTARI …….. 43
4.1. Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari ........... 43
4.2. Kependudukan …………………………………………………………….. 43
4.3. Pendidikan dan Kesehatan …………………………………………… 45

iii
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

4.4. Keagamaan ………………………………………………………………….. 45


4.5. Pertanian ……………………………………………………………………… 45
4.6. Peternakan …………………………………………………………………… 47
4.7. Indeks Pembangunan Desa ………………………………………….. 48
4.8. Arahan Pengembangan ……………………………………………….. 50
V. PENUTUP …………………………………………………………………………………. 51
LAMPIRAN ……………………………………………………………………………….. 53

iv
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 1.1 Struktur Data Aktivitas …………………………………………………. 4
Tabel 1.2 Struktur Tabel LQ …………………………………………………………. 4
Tabel 2.1 Jenis Penggunaan Tanah di Kabupaten Kutai Timur
Tahun 2014 ………………………………………………………………….. 10
Tabel 2.2 Banyak Sekolah dan Murid Menurut Jenis Sekolah di
Kabupaten Kutai Timur ……………………………………………...... 11
Tabel 2.3 Jenis dan Jumlah Fasilitas di Kabupaten Kutai Timur …….. 12
Tabel 2.4 Nilai PDRB Kabupaten Kutai Timur Tahun 2010 dan 2013
berdasarkan Harga Berlaku dan Harga Konstan tahun
2000 …………………………………………………………………………….. 15
Tabel 2.5 Kontribusi (%) dan Pertumbuhan (%) Nilai PDRB
Kabupaten Kutai Timur Tahun 2010 dan 2013 Menurut
Lapangan Usaha …………………………………………………………… 16
Tabel 2.6 Lembaga Ekonomi Bank dan Koperasi di Kabupaten Kutai
Timur …………………………………………………………………………… 17
Tabel 2.7 Keragaan Pengusahaan Tanaman Pangan di
Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014 dan Perhitungan
Location Quotient ………………………………………………………… 17
Tabel 2.8 Jumlah Produksi 8 Tanaman Buah-Buahan di
Kabupaten Kutai Timur Tahun 2015 ................................ 19
Tabel 2.9 Luas Panen 12 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim di
Kabupaten Kutai Timur Tahun 2015 ................................. 20
Tabel 2.10 Keragaan Pengusahaan Tanaman Perkebunan
Rakyat di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014 dan
Perhitungan Location Quotient …………………………………… 21
Tabel 2.11 Populasi Ternak dan Kontribusinya di Kabupaten Kutai
Timur Tahun 2014 ……………………………………………………….. 23
Tabel 4.1 Luas Panen Tanaman Pangan dan Luas Tanaman
Perkebunan di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta
Selatan Berikut Kontribusinya Terhadap Kabupaten Kutai
Timur tahun 2014 .................................................... 46
Tabel 4.2 Jenis Ternak di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta
Selatan Berikut Kontribusinya Terhadap Kabupaten Kutai
Timur tahun 2014 ................................................... 47
Tabel 4.3 Desa-Desa dan Status IPD di Kecamatan Teluk Pandan
dan Sangatta Selatan ……………………………………………………. 48

v
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 2.1 Luas Panen (Ha) Padi Sawah dan Padi ladang per
Kecamatan di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014 …… 18
Gambar 2.2 Luas Tanam (Ha) Karet dan Kelapa Sawit per
Kecamatan di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014 …… 22
Gambar 2.3 Dimensi IPD ……………………………………………………………… 24
Gambar 2.4 IPD 2014 Kabupaten Kutai Timur ……………………………… 25
Gambar 4.1 Penghasilan Utama Sebagian Besar Penduduk Desa
pada Sektor Pertanian di Desa Wilayah
Pengembangan Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan
Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur ………………… 44
Gambar 4.2 Status Perkembangan Desa (IPD 2014) di Desa
Wilayah Pengembangan Kawasan Perdesaan Pinggir
Hutan Agribis Lestari, di Kabupaten Kutai Timur ………. 49

DAFTAR LAMPIRAN
Hal.
Lampiran 1 Luas Panen (Ha) Padi Sawah dan Padi Ladang per
Kecamatan di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014 …… 54
Lampiran 2 Luas Tanam (Ha) Karet dan Kelapa Sawit per
Kecamatan di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014 …… 55

vi
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan


utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan,
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Dalam UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, pembangunan kawasan
perdesaan merupakan perpaduan pembangunan antar-Desa dalam 1
(satu) Kabupaten/Kota (Pasal 83 Ayat (1)). Pembangunan kawasan
perdesaan dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan pihak ketiga yang terkait
dengan pemanfaatan Aset Desa dan tata ruang Desa wajib melibatkan
Pemerintah Desa (Pasal 84 Ayat (1)).

Dalam RPJMN 2015-2019 arah kebijakan dan strategi


pembangunan desa dan kawasan perdesaan adalah (1) Pemenuhan
Standar Pelayanan Minimum Desa sesuai dengan kondisi geografisnya,
(2) Penanggulangan kemiskinan dan pengembangan usaha ekonomi
masyarakat Desa, (3) Pembangunan sumber daya manusia, peningkatan
keberdayaan, dan pembentukan modal sosial budaya masyarakat Desa,
(4) pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup berkelanjutan,
serta penataan ruang kawasan perdesaan, dan (5) pengembangan
ekonomi kawasan perdesaan untuk mendorong keterkaitan desa-kota.

Untuk melaksanakan pembangunan kawasan perdesaan, pada


tahun 2015 Direktorat Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan
(Ditjen. PKP)1 telah menetapkan 108 kawasan perdesaan yang tersebar di
72 Kabupaten dan diharapkan akan menjadi lokus dalam pembangunan
kawasan perdesaan di tahun-tahun berikutnya. Pelaksanaan
pembangunan di kawasan perdesaan yang telah ditetapkan tersebut

1 Direktorat Perencanaan Pembangunan Kawasan Perdesaan, Ditjen PKP (2016).

1
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

tentunya harus searah dengan kebijakan dan arahan dalam penataan


ruang yang ditetapkan di wilayah tersebut.

Salah satu kawasan perdesaan yang ditetapkan pada tahun 2015


tersebut adalah Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari, di
Kecamatan Sangatta Selatan dan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur,
Provinsi Kalimantan Timur. Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis
Lestari tersebut mempunyai wilayah pengembangan sebanyak 5 desa,
yaitu Desa Sangatta Selatan, Sangkima, dan Teluk sangkima (Kecamatan
Sangatta Selatan) serta Desa Kandolo dan Teluk Pandan (Kecamatan
Teluk Pandan). Potensi unggulan yang akan dikembangkan dalam
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari adalah pertanian (padi),
peternakan, dan perkebunan (karet dan kelapa sawit). Sebagai bahan
informasi kepada masyarakat, maka kegiatan penyusunan data dan
informasi tentang kawasan perdesaan menjadi penting untuk dilakukan.

1.2. Tujuan

Tujuan penyusunan buku ini adalah untuk menyajikan informasi


mengenai Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari, di Kecamatan
Sangatta Selatan dan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur.

1.3. Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam penyajian informasi Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan


Agribis Lestari, di Kecamatan Sangatta Selatan dan Teluk Pandan,
Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur, ruang lingkup
pembahasannya meliputi:

a. Profil Kabupaten Kutai Timur yang meliputi letak wilayah administrasi,


letak geografis, dan aksesibilitas, kondisi fisik daerah, dan aspek sosial
diantaranya kependudukan, pendidikan, dan kesehatan,
perekonomian (PDRB dan pertumbuhan ekonomi), komoditas yang
cukup potensial dikembangkan di daerah tersebut diantaranya
pertanian, perkebunan, hortikultura, dan peternakan.

2
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

b. Kebijakan pemerintah daerah dalam perencanaan dan pelaksanaan


pembangunan di Kabupaten Kutai Timur.

1.4. Metode Penulisan

a. Metode Pengumpulan dan Jenis Data yang Dikumpulkan

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan perjalanan


dinas ke Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur untuk
mendapatkan data dan informasi di BPS Kabupaten Kutai Timur,
Rencana Pembangunan Daerah (RPJMD atau RTRWP/RTRWK) di
Bappeda Kabupaten Kutai Timur, serta data dan informasi pendukung
dari SKPD terkait, Kecamatan Sangatta Selatan dan Teluk Pandan, dan
desa wilayah pengembangan Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan
Agribis Lestari. Data-data penunjang lainnya diperoleh dari unit-unit
kerja di Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi serta didapatkan
dari sumber-sumber lain, misalnya dari internet.

b. Metode pengolahan data


b.1. Location Quotient

Data yang diperoleh berupa data sekunder, selanjutnya diolah


dengan membuat tabulasi data untuk selanjutnya digunakan sebagai
bahan analisis. Untuk mengetahui pemusatan/basis (aktifitas)
digunakan metode analisis Keunggulan Komparatif Wilayah (Location
Quotient/LQ Analysis). Location Quotient merupakan suatu indeks
untuk membandingkan pangsa sub wilayah dalam aktifitas tertentu
dengan pangsa total aktifitas tersebut dalam total aktifitas wilayah.
Secara lebih operasional, LQ didefinisikan sebagai rasio persentase
dari total aktifitas pada sub wilayah ke-j terhadap persentase aktifitas
total wilayah yang diamati.

Analisis LQ dilakukan terhadap pengusahaan tanaman pangan,


perkebunan, dan hortikultura di Kecamatan Sangatta Selatan dan
Teluk Pandan dibandingkan dengan Kabupaten Kutai Timur. Struktur
data aktifitas tertera pada Tabel 1.1, sedangkan struktur tabel LQ

3
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

tertera pada Tabel 1.2. Asumsi yang digunakan dalam analisis ini
adalah bahwa (1) kondisi geografis relatif seragam, (2) pola-pola
aktifitas bersifat seragam, dan (3) setiap aktifitas menghasilkan produk
yang sama.

Persamaan dari LQ adalah:

LQ  X /X
IJ .J
IJ
X /X
I. ..

Di mana:
Xij : derajat aktifitas ke-i di sub wilayah ke-j
X.j : total aktifitas di sub wilayah ke-j
Xi. : total aktifitas ke-i di wilayah
X.. : derajat aktifitas total di wilayah
Tabel 1.1 Struktur Data Aktifitas
Sektor Kecamatan Lokasi Jumlah Xi.
i Nama Komoditas (j) (Kabupaten)
1 X1j X1.
2 X2j X2.
… ... ... ...
n Xnj Xn.
Jumlah X.j X..

Tabel 1.2 Struktur Tabel LQ


Sektor
LQ Kecamatan (j)
i Nama Komoditas
1 LQ1j
2 LQ2j
… … ...
n LQnj

Untuk dapat menginterpretasikan hasil analisis LQ, digunakan batasan


sebagai berikut:

4
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

1) Jika nilai LQij > 1, maka hal ini menunjukkan terjadinya konsentrasi
suatu aktifitas di kecamatan-j secara relatif dibandingkan dengan
total kabupaten atau terjadi pemusatan aktifitas di kecamatan-j.
2) Jika nilai LQij = 1, maka kecamatan-j tersebut mempunyai pangsa
aktifitas setara dengan pangsa total atau konsentrasi aktifitas di
kecamatan-j sama dengan rata-rata total kabupaten.
3) Jika nilai LQij < 1, maka kecamatan-j tersebut mempunyai pangsa
relatif lebih kecil dibandingkan dengan aktifitas yang secara umum
ditemukan di seluruh kabupaten.
b.2. Shift-Share Analysis
Shift-share Analysis(SSA) digunakan melengkapi Location
Quotient Analysis. Shift-share analysis merupakan teknik analisis
untuk memahami pergeseran struktur aktifitas di suatu lokasi tertentu
dibandingkan dengan suatu referensi (dengan cakupan wilayah lebih
luas) dalam dua titik waktu (Panuju dan Rustiadi, 2005)2. Pemahaman
struktur aktifitas dari hasil SSA juga menjelaskan kemampuan
berkompetisi (competitiveness) aktifitas tertentu di suatu wilayah
secara dinamis atau perubahan aktifitas dalam cakupan wilayah lebih
luas. Hasil SSA menjelaskan kinerja (performance) suatu aktifitas di
suatu sub wilayah dan membandingkannya dengan kinerjanya di
dalam total wilayah.

Shift-share Analysis mampu memberikan gambaran sebab-


sebab terjadinya pertumbuhan suatu aktifitas di suatu wilayah. Sebab-
sebab yang dimaksud dibagi menjadi tiga bagian yaitu: sebab yang
berasal dari dinamika lokal (sub wilayah), sebab dari dinamika
aktifitas/sektor (total wilayah), dan sebab dari dinamika wilayah
secara umum. Dari hasil SSA ini diperoleh gambaran kinerja aktifitas di
suatu wilayah. Gambaran kinerja ini dapat dijelaskan dari 3 komponen
hasil analisis, yaitu:

2 Panuju DR dan Rustiadi E. 2005. Dasar-Dasar Perencanaan Pengembangan Wilayah. Departemen Ilmu Tanah dan
Sumberdaya Lahan. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

5
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

1) Komponen Laju Pertumbuhan Total (Komponen share). Komponen


ini menyatakan pertumbuhan total wilayah pada dua titik waktu
yang menunjukkan dinamika total wilayah.
2) Komponen Pergeseran Proporsional (Komponen proportional
shift). Komponen ini menyatakan pertumbuhan total aktifitas
tertentu secara relatif, dibandingkan dengan pertumbuhan secara
umum dalam total wilayah yang menunjukkan dinamika
sektor/aktifitas total dalam wilayah.
3) Komponen Pergeseran Diferensial (Komponen differential shift).
Ukuran ini menjelaskan bagaimana tingkat kompetisi
(competitiveness) suatu aktifitas tertentu dibandingkan dengan
pertumbuhan total sektor/aktifitas tersebut dalam wilayah.
Komponen ini menggambarkan dinamika (keunggulan/
ketidakunggulan) suatu sektor/aktifitas tertentu di sub wilayah
tertentu terhadap aktifitas tersebut di sub wilayah lain.

Persamaan SSA adalah sebagai berikut :


 X ..   X X ..   X X 
  1      
( t1) i ( t1) ( t1) ij ( t1) i ( t1)
SSA      
 X .. (t 0)   X i (t 0) X ..
(t 0)   X ij ( t 0 ) X i (t 0) 

a b c
dimana:

a : komponen share
b : komponen proportional shift
c : komponen differential shift
X.. : Nilai total aktifitas dalam total wilayah
Xi. : Nilai total aktifitas tertentu dalam total wilayah
Xij : Nilai aktifitas tertentu dalam unit wilayah tertentu
t1 : titik tahun akhir
t0 : titik tahun awal
Dari hasil analisis LQ dan SSA diharapkan dapat diperoleh gambaran
mengenai lapangan usaha yang tumbuh dan memiliki keunggulan di
sub wilayah tertentu terhadap aktifitas lapangan usaha dalam wilayah.

6
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

c. Metode Pembahasan

Metode pembahasan yang digunakan dalam penulisan buku ini


adalah secara deskriptif hasil dari pengolahan data dan informasi yang
diperoleh baik di daerah survey maupun dari lembaga terkait.

7
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

8
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

BAB II
PROFIL KABUPATEN KUTAI TIMUR
2.1. Letak Geografis, Wilayah Administrasi, dan Aksesibilitas

Kabupaten Kutai Timur adalah salah satu kabupaten di Provinsi


Kalimantan Timur, Indonesia. Kutai Timur terletak di wilayah khatulistiwa
dengan koordinat di antara 115°56'26"-118°58'19" BT dan 1°17'1" LS-
1°52'39" LU. dengan batas-batas sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Kabupaten Berau,


 Sebelah Timur : Selat Makassar,
 Sebelah Selatan : Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Bontang,
 Sebelah Barat : Kabupaten Kutai Kartanegara.
Kabupaten Kutai Timur merupakan kabupaten hasil pemekaran
dari Kabupaten Kutai berdasarkan UU Nomor 47 Tahun 1999, Tentang
Pemekaran Wilayah Provinsi dan Kabupaten yang diresmikan oleh
Menteri Dalam Negeri pada tanggal 28 Oktober 1999. Kabupaten Kutai
Timur luas wilayahnya adalah sekitar 35.747,50 km². Ibu kota kabupaten
ini terletak di Sangatta, dengan wilayah administrasi meliputi 18
kecamatan dengan 134 desa.

2.2. Iklim dan Hidrologi

Wilayah Kutai Timur terdiri dari daratan dan perairan, yang mana
untuk wilayah daratan tidak terlepas dari gunung/pegunungan yang
jumlahnya sekitar 8 (delapan) gunung dan yang tertinggi adalah Gunung
Menyapa dengan ketinggian mencapai 2000 m. Sedangkan wilayah
perairan berupa laut/pantai, sungai dan danau, untuk sungai terdapat
diseluruh kecamatan namun yang terpanjang Sungai Kedang Kepala
terletak di Kecamatan Muara Wahau dengan panjang 319 km, hal ini
berbeda dengan danau yang hanya terdapat di Kecamatan Mura Bengkal
yaitu Danau Ngayau dan Danau Karang.

9
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

2.3. Penggunaan Lahan

Berdasarkan data Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka tahun 2015,


penggunaan lahan tahun 2014 di wilayah Kabupaten Kutai Timur untuk
permukiman, sawah, tegal/kebun, areal perkebunan, hutan negara,
hutan rakyat, tambak rakyat, dan lainnya adalah sebesar 315.043 ha.

Penggunaan tanah yang dominan adalah untuk tegal/kebun yaitu


seluas 98.641 ha atau 31,3%. Luas penggunaan tanah lain yang dominan
adalah penggunaan tanah lainnya (21,5%) dan hutan negara (19,7%).
Jenis penggunaan tanah secara rinci di Kabupaten Kutai Timur pada tahun
2014 tertera pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Jenis Penggunaan Tanah di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014
Penggunaan Tanah
Jenis Penggunaan Tanah
Luas (Ha) %
1. Awan 24.398,11 0,76
2. Belukar 1.200.864,08 37,65
3. Belukar Rawa 183.741,25 5,76
4. Hutan Mangrove Primer 16.464,70 0,52
5. Hutan Mangrove Sekunder 10.723,77 0,34
6. Hutan Primer 412.862,52 12,94
7. Hutan Rawa Primer 348,40 0,01
8. Hutan Rawa Sekunder 25.404,56 0,80
9. Hutan Sekunder 815.506,97 25,57
10. Hutan Tanaman 92.985,8 2,92
11. Pertanian Lahan Kering Campur Semak 40.332,70 1,26
12. Perkebunan 296.119,33 9,28
13. Permukiman 10.468,87 0,33
14. Pertanian Lahan Kering 450,01 0,01
15. Rawa 30.776,26 0,96
16. Pertambangan 22.410,51 0,70
17. Tambak 3.175,20 0,10
18. Transmigrasi 2.833,00 0,09
Jumlah 3.189.866,04 100,0
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.

10
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

2.4. Kependudukan

Penduduk Kabupaten Kutai Timur berdasarkan proyeksi penduduk


tahun 2015 sebanyak 337.677 jiwa yang terdiri atas 183.653 jiwa
penduduk laki-laki dan 154.024 jiwa penduduk perempuan.
Dibandingkan dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2014, penduduk
Kutai Timur mengalami pertumbuhan sebesar 5,72 persen dan jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk hasil Sensus Penduduk 2010
jumlah penduduk Kutai Timur mengalami pertumbuhan sebesar 32,95
persen. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2015
penduduk laki-laki terhadap penduduk perempuan sebesar 1,19.

Kepadatan penduduk di Kabupaten Kutai Timur tahun 2015


mencapai 9 jiwa/km2 dengan rata-rata jumlah penduduk per rumah
tangga 4 orang. Kepadatan Penduduk di 18 kecamatan cukup beragam
dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di kecamatan Rantau
Pulung dengan kepadatan sebesar 66 jiwa/km² dan terendah di
Kecamatan Busang sebesar 2 jiwa/Km².

2.5. Pendidikan

Berdasarkan data Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka (2015),


jumlah murid SD sampai dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
(SMU/SMK) adalah 66.157 orang siswa yang belajar di 442 sekolah
(Negeri dan Swasta). Banyaknya sekolah dan murid menurut jenis sekolah
umum di Kabupaten Kutai Timur tertera pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Banyak Sekolah dan Murid Menurut Jenis Sekolah di Kabupaten Kutai
Timur

Sekolah Jumlah Murid


Jenis Sekolah
Negeri Swasta Jumlah Negeri Swasta Jumlah
1. SD 181 26 207 35.556 7.070 42.626
2. SMP 60 26 86 10.766 3.243 14.009
3. SMU 17 5 22 3.994 451 4.445
4. SMK 10 12 22 2.224 2.853 5.077
Jumlah 268 174 442 52.540 13.617 66.157
Sumber: Kabupaten Kutai Dalam Angka, 2015.

11
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

2.6. Kesehatan

Berdasarkan data Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka (2015),


jumlah fasilitas kesehatan yang tersedia di Kabupaten Kutai Timur
meliputi 7 Rumah Sakit, Puskesmas 19 buah, Posyandau 243 buah, serta
Balai Pengobatan 15 buah. Jenis dan jumlah fasilitas kesehatan di
Kabupaten Kutai Timur tertera pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Jenis dan Jumlah Fasilitas di Kabupaten Kutai Timur


Jenis Fasilitas Kesehatan Jumlah
1. Rumah Sakit Umum Pemerintah 7
2. Puskesmas 19
3. Puskesmas Pembantu 105
4. Balai Pengobatan 15
5. Posyandu 243
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.

Jumlah fasilitas kesehatan yang cukup banyak untuk tiap jenisnya


tersebut didukung oleh tenaga kesehatan sebanyak 148 medis, 462
perawat, 266 bidan, 32 farmasi, 10 ahli gizi, 36 teknisi medis dan 10 ahli
sanitasi.

2.7 Agama
Berdasarkan data dari Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka (2015)
penduduk berdasarkan agama di Kabupaten Kutai Timur sebagian besar
73,94% beragama Islam selebihnya 21,08% beragama Kristen Protestan
4,33% beragama Kristen Katolik, 0,59% Beragama Hindu, 0,04%
beragama Budha. Jumlah sarana ibadah di Kabupaten Kutai Timur dari
tahun ketahun senantiasa mengalami peningkatan seiring dengan
meningkatnya jumlah pemeluk agama sebagai akibat adanya
pertumbuhan penduduk, pada tahun 2013 jumlah tempat ibadah
meningkat menjadi 821 unit. Jumlah ini mengalami peningkatan 26 unit
disbanding tahun 2010 Sarana tempat ibadah tersebut terdiri atas
Mesjid sebanyak 335 unit, Langgar sebanyak 261 unit, Gereja Katholik

12
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

sebanyak 54 unit, Gereja Protestan sebanyak 152 unit, Pura sebanyak


19 unit dan Vihara sebanyak 0 unit.

2.8. Transportasi dan Komunikasi

Panjang jalan di Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2014


mencapai 1.292,00 km dengan jenis permukaan jalan aspal 86,170 km,
kerikil 781,210 km, tanah 307,586 km dan yang belum terinci 80,093
km jalan. Jalan kondisi baik sepanjang 669,21 km, kondisi sedang 331,77
km, rusak 199,02 km dan rusak berat 92,00 km.

Untuk memenuhi moda transportasi darat, kendaraan angkutan


utama yang harus tersedia adalah kendaraan bermotor. Jumlah
kendaraan bermotor pada tahun 2013 adalah sebanyak 4.697 unit. Yang
terdiri dari 4 jenis kendaraan, diantaranya mobil bus sebanyak 144
unit, mobil penumpang sebanyak 88 unit, mobil khusus sebanyak 6
unit, dan mobil barang sebanyak 4.459 unit.

Di tahun 2014 jumlah Surat yang dikirim melalui pos sebanyak


17.775 surat, dengan jumlah surat terbanyak ada di PT. POS Indonesia
Unit Sangatta yaitu 10.728 surat. Wesel yang dikirim sebanyak 110.644
dan terbanyak adalah dengan menggunakan jenis pengiriman instan,
yaitu sebanyak 108.800 wesel. Sedangkan untuk pengiriman paket POS
dalam negeri adalah sebanyak 12.400 paket dengan pengiriman
menggunakan paket pos biasa sebanyak 7.453 dan dengan pengiriman
kilat khusus sebanyak 4.947. Untuk pengiriman ke luar negeri adalah
sebanyak 15 surat dan 28 paket.

2.9. Perekonomian
Setiap perencanaan pembangunan wilayah memerlukan batasan
praktikal yang dapat digunakan secara operasional untuk mengukur
tingkat perkembangan wilayahnya. Secara umum tampaknya
pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan kinerja ekonomi yang
paling populer.

13
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan ukuran


produktifitas wilayah yang paling umum dan paling diterima secara luas
sebagai standar ukuran pembangunan dalam skala wilayah dan negara.
PDRB pada dasarnya merupakan total produksi kotor dari suatu wilayah,
yakni total nilai dari semua barang dan jasa yang diproduksikan oleh
seluruh rakyat di wilayah tersebut dalam periode satu tahun.

Nilai PDRB dihitung berdasarkan harga berlaku atau berdasarkan


harga konstan dengan menggunakan tahun dasar yang telah ditentukan.
PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat struktur ekonomi
suatu daerah, sedang PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk
melihat pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Jika PDRB dibagi dengan
jumlah penduduk suatu daerah, maka diperoleh pendapatan per kapita
daerah tersebut.
2.9.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Struktur ekonomi suatu daerah dapat dilihat berdasarkan nilai


PDRB atas dasar harga berlaku. Berdasarkan PDRB ini dapat dilihat sektor
yang dominan di daerah tersebut. Tetapi PDRB atas harga berlaku ini
tidak mencerminkan perekonomian daerah yang sesungguhnya, karena
dalam PDRB atas dasar harga berlaku masih mengandung nilai inflasi,
artinya meskipun angka PDRB tahun sekarang lebih tinggi dibandingkan
tahun sebelumnya, belum berarti bahwa perekonomian daerah tersebut
tumbuh. Hal ini tergantung besarnya inflasi pada tahun saat PDRB akan
dihitung. Nilai PDRB di Kabupaten Kutai Timur menurut lapangan usaha
tahun 2010 dan 2013 berdasarkan harga berlaku dan konstan tahun 2000
disajikan pada Tabel 2.4.

Berdasarkan Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka (2015) nilai PDRB


atas dasar harga berlaku Kabupaten Kutai Timur tahun 2010 adalah
34.247.873,45 Juta Rupiah dan pada tahun 2013 adalah sebesar
54.584.879,79 Juta Rupiah. Tiga besar lapangan usaha yang mempunyai
kontribusi terbesar pada tahun 2010 dan 2013 adalah lapangan usaha
pertambanga dan penggalian, pertanian dan kehutanan, serta
perdagangan, hotel dan restoran. Kontribusi (%) nilai PDRB di Kabupaten

14
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

Kutai Timur tahun 2010 dan 2013 serta pertumbuhannya menurut


lapangan usaha disajikan pada Tabel 2.5.

Tabel 2.4 Nilai PDRB Kabupaten Kutai Timur Tahun 2010 dan 2013 berdasarkan
Harga Berlaku dan Harga Konstan tahun 2000

Harga Berlaku Harga Konstan Tahun 2000


Lapangan Usaha
2010 2013* 2010 2013*
1. Pertanian dan 1.292.751,66 1.966.877,26 604.158,54 722.108,76
Kehutanan
2. Pertambangan 29.705.414,58 47.499.219,20 14.942.745,98 19.530.556,16
dan Penggalian
3. Industri 95.255,08 122.922,38 44.809,28 45.426,21
Pengolahan
4. Listrik, Gas dan 32.177,87 44.360,23 11.584,44 12.574,68
Air Bersih
5. Bangunan 731.254,70 1.031.582,73 327.468,15 361.359,19
7. Perdagangan, 1.213.959,58 2.062.218,37 677.004,99 847.883,23
Hotel dan
Restoran
8. Pengangkutan 597.836,41 1.007.665,64 216.637,14 244.905,40
dan Komunikasi
9. Keuangan, 289.273,69 356.737,15 136.236,67 151.043,20
Persewaan dan
Jasa Perusahaan
10. Jasa-Jasa 289.949,88 493.296,83 122.701,62 135.004,09
Jumlah 34.247.873,45 54.584.879,79 17.083.346,81 22.050.860,92
Keterangan: *Angka Sementara.
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.

Pertumbuhan nilai PDRB berdasarkan lapangan usaha pada


tahun 2013 dibandingkan tahun 2010 berdasarkan harga berlaku
tahun 2000 sebesar 22,53%. Lapangan usaha yang mempunyai
persentase pertumbuhan terbesar berturut-turut adalah lapangan
usaha pertambanga dan penggalian, perdagangan, hotel dan restoran,
serta pertanian dan kehutanan. Lapangan usaha tersebut juga

15
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

merupakan tiga besar lapangan usaha yang kontribusinya terbesar


di Kabupaten Kutai Timur baik pada tahun 2010 maupun 2013.

Tabel 2.5 Kontribusi (%) dan Pertumbuhan (%) Nilai PDRB Kabupaten Kutai
Timur Tahun 2010 dan 2013 Menurut Lapangan Usaha

Harga Berlaku Pertumbuhan


Berdasarkan
Lapangan Usaha
2010 2013 Harga Konstan
Tahun 2000
1. Pertanian dan Kehutanan 3,77 3,60 16,33
2. Pertambangan dan Penggalian 86,74 87,02 23,49
3. Industri Pengolahan 0,28 0,23 1,36
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,09 0,08 7,87
5. Bangunan 2,14 1,89 9,38
7. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,49 3,78 20,15
8. Pengangkutan dan Komunikasi 1,98 1,85 11,54
9. Keuangan, Persewaan dan Jasa 0,90 0,65 9,80
Perusahaan
10. Jasa-Jasa 0,63 0,90 9,11
Jumlah 100,00 100,00
Pertumbuhan 22,53
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015 (diolah).

2.9.2. Lembaga Ekonomi

Lembaga ekonomi yang terdapat di Kabupaten Kutai Timur berupa


Bank dan Koperasi. Berdasarkan data Kabupaten Kutai Timur Dalam
Angka tahun 2015, Bank berjumlah 24 buah. Lembaga ekonomi lain
adalah koperasi yang terdapat di semua kecamatan dengan jumlah
mencapai 956 koperasi. Bank dan koperasi di Kabupaten Kutai Timur
tertera pada Tabel 2.6.

16
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

Tabel 2.6 Lembaga Ekonomi Bank dan Koperasi di Kabupaten Kutai Timur

Jenis Lembaga Ekonomi Jumlah


1. Bank 24
2. Koperasi
a. Koperasi Unit Desa (KUD) 39
b. Koperasi non KUD 913
c. Koperasi Puskopbun (Sekunder) 4
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.

2.10. Pertanian

Komoditi yang dihasilkan Kabupaten Kutai Timur dari pertanian


dirinci dalam beberapa jenis yaitu tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan.

2.10.1. Pertanian Tanaman Pangan

Tanaman pangan yang relatif luas diusahakan di Kabupaten


Kutai Timur adalah padi sawah dan padi ladang. Secara rinci luas
panen 8 komoditas tanaman pangan disajikan pada Tabel 2.7.
Tabel 2.7 Keragaan Pengusahaan Tanaman Pangan di Kabupaten Kutai
Timur Tahun 2014 dan Perhitungan Location Quotient

Kecamatan Teluk
Kabupaten Kutai
Pandan dan Sangatta
Komoditas Timur LQ
Selatan
Ha % Ha %
1. Padi Sawah 651 77,5 6.071 44,6 1,74
2. Padi Ladang 80 9,5 6.343 46,6 0,20
3. Jagung 32 3,8 452 3,3 1,15
4. Ubi Kayu 38 4,5 279 2,1 2,20
5. Ubi Jalar 10 1,2 115 0,8 1,41
6. Kacang Tanah 19 2,3 192 1,4 1,60
7. Kedelai 7 0,8 90 0,7 1,26
8. Kacang Hijau 3 0,4 57 0,4 0,85
Jumlah 840 100,0 13.599 100,0
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015 (diolah).

17
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

Gambar 2.1 Luas Panen (Ha) Padi Sawah dan Padi Ladang per Kecamatan di
Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014.

18
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

Terhadap 8 komoditas tanaman pangan, kontribusi luas panen


padi sawah adalah 44,6% dengan jumlah produksi sebanyak 27.434
ton. Sedangkan luas panen padi ladang sebesar 46,6% dengan
jumlah produksi sebesar 15,788 ton.

Untuk wilayah Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan,


dimana sebagian desanya menjadi wilayah pengembangan Kawasan
Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari hanya padi sawah yang luas
panennya mempunyai kontribusi besar yaitu 77,5% dengan produksi
2.920 ton. Hasil perhitungan Location Quotient (LQ) menunjukkan bahwa
komoditas padi sawah mempunyai nilai LQ > 1, hal ini menunjukkan
bahwa padi sawah merupakan komoditas basis di Kecamatan tersebut.
Perhitungan SSA tidak dilakukan disebabkan keterbatasan data yang
diperoleh.

2.10.2. Pertanian Tanaman Buah-Buahan (Tahunan)

Produksi tanaman buah-buahan di Provinsi Kalimantan Timur


didominasi oleh pisang, durian, jeruk siam dan rambutan (Tabel
2.8).
Tabel 2.8 Jumlah Produksi 8 Tanaman Buah-Buahan di Kabupaten
Kutai Timur Tahun 2015

Produksi
Komoditas
(Kuintal)
1. Pisang 703.481
2. Durian 74.182
3. Jeruk Siam 48.335
4. Rambutan 47.450
5. Mangga 21.032
6. Nangka/Cempedak 19.598
7. Belimbing 16.064
8. Pepaya 10.467
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.

19
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

2.10.3. Pertanian Tanaman Hortikultura Semusim (Sayuran)

Pengusahaan tanaman hortikultura semusim dan produksinya


di Provinsi Kalimantan Timur ditunjukkan pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9 Luas Panen 12 Jenis Tanaman Hortikultura Semusim di
Kabupaten Kutai Timur Tahun 2015

Luas Panen Jumlah Produksi


Komoditas
(Ha) (Kuintal)
1. Kacang Panjang 168 1.791
2. Jamur 164 2.011
3. Kangkung 156 2.890
4. Ketimun 151 1.844
5. Bayam 149 2.110
6. Cabe Rawit 126 1.087
7. Sawi 125 3.108
8. Terung 114 1.349
9. Tomat 66 816
10. Cabe Besar 56 470
11. Buncis 55 743
12. Semangka 53 1.022
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.

2.10.4. Perkebunan
Jenis- jenis tanaman
perkebunan yang dikembangkan
masyarakat di Kabupaten Kutai
Timur antara lain karet, kelapa,
kopi, lada, kakao, dan kelapa
sawit. Luas tanaman perkebunan
rakyat di Kutai Timur Tahun 2014
adalah 101.422,97 ha. Selain itu
masih terdapat perkebunan besar
swasta dengan jenis tanaman
kelapa sawit seluas 318.025,81 ha. Untuk perkebunan rakyat dari
perkebunan seluas 101.422,97 ha didominasi oleh tanaman kelapa

20
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

sawit yaitu 84,9%. Demikian juga dengan pengusahaan tanaman


perkebunan rakyat di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta
Selatan, kontribusi kelapa sawit terhadap luas tanaman perkebunan
juga besar yaitu 49,7% (Tabel 2.10).
Tabel 2.10 Keragaan Pengusahaan Tanaman Perkebunan Rakyat di
Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014 dan Perhitungan Location
Quotient

Kecamatan Teluk
Kabupaten Kutai
Pandan dan Sangatta
Komoditas Timur LQ
Selatan
Ha % Ha %
1. Karet 1.116,00 35,4 9.047,80 8,9 3,97
2. Kelapa 93,85 3,0 1.275,22 1,3 2,37
3. Kopi 37,50 1,2 220,27 0,2 5,48
4. Lada 27,00 0,9 345,63 0,3 2,51
5. Kakao 311,50 9,9 4.472,65 4,4 2,24
6. Kelapa Sawit 1.567,80 49,7 86.061,40 84,9 0,59
Jumlah 3.153,65 100,0 101.422,97 100,0
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.

Hasil perhitungan Location Quotient (LQ) di Kecamatan Teluk


Pandan dan Sangatta Selatan menunjukkan bahwa komoditas
perkebunan kecuali kelapa sawit mempunyai nilai LQ > 1 dengan karet
dan kakao juga mempunyai kontribusi luas tanam yang relatif besar.
Kelapa sawit walaupun nilai LQ < 1 namun mempunyai kontribusi
terbesar dalam luas tanam di wilayah tersebut.

21
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

Gambar 2.2 Luas Tanam (Ha) Karet dan Kelapa Sawit per Kecamatan di
Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014.

22
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

2.10.5. Peternakan

Populasi ternak besar di Kabupaten Kutai Timur didominasi oleh


ternak sapi potong (95,7%). Sedangkan untuk ternak kecil, populasi
ternak kambing relatif besar dengan kontribusi 58,1% atau 8.320 ekor.
Populasi ternak unggas didominasi oleh ayam ras pedaging dengan
kontribusi 57,8% atau 920.242 ekor dan ayam buras dengan kontribusi
39,3% atau 626.590 ekor. Untuk di wilayah Kecamatan Teluk Pandan dan
Sangatta Selatan sejalan dengan kondisi di Kabupaten Timur. Secara rinci
populasi ternak dan kontribusinya di Kabupaten Kutai Timur tertera pada
Tabel 2.11.

Tabel 2.11 Populasi Ternak dan Kontribusinya di Kabupaten Kutai Timur


Tahun 2014

Kecamatan Teluk
Kabupaten Kutai
Pandan dan Kontribusi
Jenis Ternak Timur
Sangatta Selatan (%)
Ekor % Ekor %
Ternak Besar
1. Sapi 1.771 95,5 17.177 95,7 10,3 % Populasi
2. Kerbau 83 4,5 769 4,3 10,8 % Populasi
Jumlah 1.854 100,0 17.946 100,0
Ternak Kecil
1. Kambing 921 79,8 8.320 58,1 11,1 % Populasi
2. Babi 233 20,2 5.993 41,9 3,9 % Populasi
Jumlah 1.154 100,0 14.313 100,0
Ternak Unggas
1. Ayam Buras 98.564 9,6 626.590 39,3 15,7 % Populasi
2. Ayam Ras 901.273 87,4 920.242 57,8 97,9 % Populasi
Pedaging
3. Ayam Ras 28.935 2,8 29.293 1,8 98,8 % Populasi
Petelur
4. Itik 2.225 0,2 17.199 1,1 12,9 % Populasi
Jumlah 1.030.997 100,0 1.593.324 100,0
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.

23
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

2.10.6. Perikanan

Perikanan di Kabupaten Kutai Timur terdiri dari perikanan laut dan


darat. Kondisi tahun 2014 menunjukkan bahwa perikanan laut lebih
dominan dibandingkan dengan perikanan darat. Dari 7512,4 ton produksi
ikan di Kabupaten Kutai Timur 74,3% merupakan hasil dari perikanan laut
(Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015).

2.10.7. Kehutanan

Jumlah perusahaan di bidang kehutanan yang aktif tahun 2014


berdasarkan IUPHHK-HT di Kabupaten Kutai Timur adalah 12 perusahaan
dengan luas areal yang dikelola adalah 481.411 ha. Selain itu terdapat
hutan (hutan lindung, hutan suaka alam dan wisata, hutan produksi
terbatas, hutan produksi tetap, hutan produksi yang dapat dikonversi)
yang terindikasi perlu dilakukan reboisasi dan rehabilitas seluas
2.121.196,74 ha.

2.11. Indeks Pembangunan Desa

Indeks Pembangunan Desa (IPD) adalah indeks komposit yang


disusun menggunakan beberapa dimensi, variabel, dan indikator
kuantitatif untuk menggambarkan tingkat kemajuan desa pada suatu
waktu. Apabila IPD diukur secara berkala dan ditampilkan antar waktu,
maka dapat diperoleh dinamika dan perubahan tingkat kemajuan desa.
Dinamika dan perubahan tingkat kemajuan desa secara tidak langsung
merupakan ukuran kinerja pembangunan di desa atau kawasan
perdesaan.

Pengukuran IPD berdasarkan 5 Dimensi,


12 Variabel, dan 42 Indikator menghasilkan
ukuran komposit yang dapat digunakan sebagai
bahan penyusunan tipologi desa yaitu: Desa
Tertinggal, Desa Berkembang, dan Desa Mandiri
(Bappenas, 2015), dengan definisi sebagai
berikut:

24
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

1. Desa Tertinggal, adalah desa dengan nilai IPD kurang dari sama
dengan 50.
2. Desa Berkembang, adalah desa dengan nilai IPD lebih dari 50 namun
kurang dari sama dengan 75.
3. Desa Mandiri, Desa yang telah terpenuhi pada aspek kebutuhan sosial
dasar, infrastruktur dasar, sarana dasar, pelayanan umum, dan
penyelenggaraan pemerintahan desa dan secara kelembagaan telah
memiliki keberlanjutan. Desa Mandiri merupakan desa dengan nilai
IPD lebih dari 75.

Selain itu, hasil pengukuran


IPD menyediakan informasi yang
dapat digunakan sebagai bahan: (a)
penetapan target pencapaian dan
lokasi sasaran RPJMN 2015 – 2019,
dan (b) evaluasi “kinerja
pembangunan desa”. IPD tahun
2014 ini dimungkinkan menjadi
baseline, perlu dipertimbangkan
upaya penyediaan data dan pengukuran serupa di masa datang.
Berdasarkan Data Podes (2014), hasil perhitungan Indeks Pembangunan
Desa di Kabupaten Malang yang dilakukan oleh Bappenas bekerjasama
dengan BPS dengan jumlah desa 134 Desa terdapat Desa Tertinggal
sebanyak 22 Desa (16,4%), Desa Berkembang sebanyak 108 Desa (80,6%),
dan Desa Mandiri sebanyak 4 Desa (3,0%).

25
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

26
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

BAB III
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
KABUPATEN KUTAI TIMUR

3.1 Kebijakan Penataan ruang dalam RTRW Kabupaten Kutai Timur

Wilayah Kabupaten Kutai Timur terbagi dalam Sub Satuan Wilayah


Pengembangan (SSWP)3. Sistem perwilayahan ini pun menggambarkan
satuan wilayah kabupaten yang memiliki pusat di suatu kota kecamatan
yang dijadikan sebagai pusat kegiatan perwilayahan tersebut. SSWP di
Kabupaten Kutai Timur adalah sebagai berikut:

1) SWP Pusat

SWP Pusat berpusat di Kota Sangatta yang di dalam RTRWN dan


draf revisi RTRWP Kalimantan Timur ditetapkan sebagai Pusat
Kegiatan Wilayah di Kabupaten Kutai Timur. SSWP ini meliputi :

a. Kecamatan Teluk Pandan,


b. Kecamatan Sangatta Selatan,
c. Kecamatan Sangatta Utara,
d. Kecamatan Rantau Pulung, dan
e. Kecamatan Bengalon.

Kawasan ini didukung oleh jumlah yang besar dan kepadatan


penduduk yang tinggi dengan dukungan kelengkapan fasilitas sosial
ekonomi yang paling lengkap dibandingkan dengan pusat-pusat
lainnya dalam wilayah kabupaten Kutai Timur. Kawasan ini
mempunyai fungsi sebagai Pusat Pengembangan Wilayah yang
memiliki tingkatan kota paling tinggi di antara kota-kota lainnya yang
terdapat di wilayah Kabupaten Kutai Timur. Sesuai dengan fungsi
sebagai pusat pengembangan wilayah, kawasan ini diarahkan sebagai
pusat jasa pemerintahan, pusat jasa pelayanan keuangan atau bank
untuk melayani satu kabupaten, sebagai simpul transportasi dan

3 [BAPPEDA] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kutai Timur. Rencaana Tata Ruang Wilayah Kutai Timur,
Provinsi Kalimantan Timur, 2016.

27
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

diarahkan pula sebagai pusat distribusi kolektor dari pusat


pengumpul Muara Wahau dan Maloy (Sangkulirang) dengan
orientasi menuju ke Kota Samarinda dan Balikpapan.

2) SSWP Timur

SSWP Timur berpusat di Kota Sangkulirang, yang di dalam draf


RTRWP Kalimantan Timur ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal
(PKL) di Kabupaten Kutai Timur. SSWP ini meliputi :

a. Kecamatan Karangan,
b. Kecamatan Kaubun,
c. Kecamatan Kaliorang,
d. Kecamatan Sangkulirang, dan
e. Kecamatan Sandaran.

Kawasan ini selain didukung oleh kelengkapan fasilitas juga


didukung oleh jumlah penduduk yang cukup besar dan kepadatan
penduduk yang tinggi. Kawasan perkotaan ini bila dilihat dari sistem
kota-kotanya merupakan kota dengan tingkatan di bawah Kota
Sangatta. Kawasan kota ini mempunyai fungsi sebagai Pusat
Pengembangan Antar Sub Wilayah, sehingga kawasan kota ini
diarahkan sebagai pusat jasa-jasa pelayanan keuangan atau bank
untuk beberapa kecamatan, sebagai simpul transportasi beberapa
kecamatan dan pusat pengumpulan dan pengolahan barang-barang
yang melayani beberapa kecamatan. Sesuai dengan fungsi sebagai
kawasan perkotaan, kawasan ini diarahkan sebagai pusat
pemukiman.

3) SSWP Utara
SSWP Utara berpusat di Kota Muara Wahau, yang di dalam draf
RTRWP Kalimantan Timur ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal
(PKL) di Kabupaten Kutai Timur. SSWP ini meliputi:
a. Kecamatan Kombeng,
b. Kecamatan Telen, dan
c. Kecamatan Muara Wahau.

28
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

Walaupun kawasan ini memiliki kelengkapan sarana dan


prasarana wilayah yang relatif baik, namun kurang didukung oleh
jumlah penduduk. Oleh karena itu maka perlu dikembangkan
kegiatan-kegiatan yang dapat menarik penduduk ke kawasan ini.
Kawasan Kota Muara Wahau ini bila dilihat dari lingkup Kabupaten
Kutai Timur memiliki hirarki kota II dan berfungsi sebagai Pusat
Pengembangan Antar Sub Wilayah. Berdasarkan fungsi tersebut, Kota
Muara Wahau ini ditempatkan sebagai pusat pengumpul aliran
produksi dari desa-desa di kecamatan sekitarnya (desa-desa di
Kecamatan Muara Wahau, Kecamatan Telen dan Kecamatan
Kongbeng). Selain itu, kawasan ini pun diarahkan sebagai pusat
pelayanan keuangan atau bank untuk kecamatan- kecamatan
disekitarnya sebagai pusat pelayanan keuangan atau bank untuk
kecamatan-kecamatan di sekitarnya serta menjadi simpul
transportasi dari kecamatan-kecamatan tersebut serta menjadi pusat
pemukiman.

4) SSWP Selatan

Kalimantan Timur ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL)


di Kabupaten Kutai Timur, SSWP ini meliputi:
a. Kecamatan Batu Ampar,
b. Kecamatan Busang,
c. Kecamatan Long Mesangat,
d. Kecamatan Muara Ancalong, dan
e. Kecamatan Muara Bengkal.

Kawasan ini cukup dilengkapi oleh fasilitas sosial ekonomi dan


jumlah penduduk yang cukup. Kawasan kota ini merupakan kota
hirarki II yang berfungsi sebagai Pusat Pengembangan Antar Sub
Wilayah, sehingga arahan pengembangan kawasan kota ini sama
dengan arahan pengembangan kawasan kota sebelumnya yaitu
Muara Wahau dan Sangkulirang. Khusus untuk arahan sebagai pusat
pengumpul aliran produksi, kawasan ini diarahkan sebagai pusat
pengumpul dari desa-desa disekitar Kecamatan Muara Ancalong,

29
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

Busang dan Muara Bengkal. Dilihat dari lokasinya, kawasan ini


potensial sebagai jembatan untuk pemasaran hasil produksinya
keluar wilayah yang lebih luas maka kawasan ini diarahkan untuk
menjadi stimulator pengembangan wilayah belakangnya.

3.2 Kebijakan Pembangunan

Saat ini Kabupaten Kutai Timur (Kutim) telah memasuki rencana


pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) tahun 2016-2021.
Rencana kerja pembangunan Kutim tahun 2017, merupakan satu
masukan rencana kerja pembangunan RPJMD. Seluruh Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) harus menjalankan visi misi dari kebijakan
Bupati Kutai Timur. Fokus dari pembangunan di Kabupaten Kutai Timur
tetap di tiga bidang yaitu:

1. Bidang sumber daya manusia, peningkatan sumber daya manusia yang


beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Bidang ekonomi dalam penekanannya adalah pertanian dalam arti
luas dan mewujudkan daya saing ekonomi daerah melalui
pembangunan agribisnis dan agroindustri.
3. Bidang infrastruktur atau sarana serta prasarana, meningkatkan
infrastruktur dasar secara merata. Meningkatkan pengelolaan ruang
untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang lebih baik lebih sehat dan
nyaman bagi kehidupan manusia, mewujudkan tata kelola pemerintah
yang profesional dan berorientasi pada pelayanan publik.

Kutai Timur memiliki kebijakan lima tahun kedepan dengan misi


desa membangun. Mengenai bagaimana desa membangun menurutnya
dapat diketahui dari profil desa yang disusun oleh Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Badan Pusat Statistik. Dimana hal tersebut
telah dijadikan kriteria untuk menilai keadaan desa, melihat desa
tertinggal, desa berkembang, dan desa mandiri. Dijelaskan pembentuk
keriteria desa tersebut berdasarkan indikator dasar, indikator sektoral,
maupun indikator kemandirian. Indikator dasar yang sangat penting itu
terseterbentuk dari lima komponen.

30
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

Pertama bagaimana melihat kondisi infrastruktur yang ada di desa,


kedua kesehatan, ketiga pendidikan, keempat pelayanan public dan yang
kelima, penyelenggaraan pemerintahan, yakni mengenai bagaimana
aparat desa baik dari Kepala Desa, BPD menyelenggarakan
kewenangannya sesuai dengan otonomi masing-masing. Penilaian desa
dilakukan antara angka 0 sampai 100. Desa yang memiliki nilai 0-50
termasuk desa tertinggal. Untuk di Kutai Timur masih ada tiga desa
tertingal antara lain Desa Muara Dun, Desa Kelinjau Ulu dan Desa
Kelompok Baru. Sementara lainnya masuk kategori desa berkembang4.

3.3. Pengembangan Kawasan Strategis di Kabupaten Kutai Timur

3.3.1. Pengembangan Wilayah Kutai Timur sebagai Kawasan Strategis


Nasional

Kawasan strategis nasional adalah wilayah yang penataan


ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting
secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan
negara, ekonomi, sosial, budaya,dan/atau lingkungan, termasuk wilayah
yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.

Kawasan Strategis Nasional (KSN) di Kabupaten Kutai Timur


ditetapkan berupa Kawasan Strategis dari sudut kepentingan ekonomi,
seperti yang telah tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 85 Tahun
2014 tentang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans
Kalimantan (MBTK) seluas 557,34 Ha yang terletak di Kecamatan
Kaliorang Kabupaten Kutai Timur. Kawasan Strategis Nasional dari sudut
pertahanan dan keamanan negara yaitu berupa Kawasan Perbatasan
Darat RI dan Jantung Kalimantan (Heart of Borneo) yang berada di
Kecamatan Muara Wahau dan Kecamatan Busang.

4 Kn11. 2016. Fokus Pembangunan yang meliputi 3 bidang SDM, Pertanian dan Infrastruktur
http://kutimnews.blogspot.co.id/2016/03/fokus-pembangunan-meliputi-tiga-bidang.html

31
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

Kawasan strategis nasional pertahanan keamanan tersebut


ditetapkan dengan kriteria:

a. diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan


pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional,
b. diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihan militer, daerah
pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang
amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan
industri, sistem pertahanan, atau
c. merupakan wilayah kedaulatan negara yang berbatasan langsung
dengan negara tetangga.

Selain Kawasan Strategis Nasional yang telah ditetapkan, terdapat


pula Kawasan Andalan Nasional di Kabupaten Kutai Timur, yaitu
Kawasan Andalan Sangkulirang – Sangatta – Muara Wahau
(SASAMAWA) dengan sektor unggulan industri, perikanan perkebunan,
kehutanan, pertambangan, perikanan laut, dan pariwisata.

3.3.2. Pengembangan Wilayah Kutai Timur sebagai Kawasan Strategis


Provinsi

Kawasan Strategis Provinsi yang ada di Kabupaten Kutai Timur


merupakan kawasan strategis yang memiliki kepentingan pertumbuhan
ekonomi yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi
Kalimantan Timur. Kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi
diidentifikasi melalui penentuan sektor-sektor ekonomi kunci
Kalimantan Timur, sektor-sektor unggulan yang dimiliki oleh setiap
kabupaten/kota, preferensi investasi di masing- masing kabupaten/kota,
serta pengembangan kebijakan infrastruktur pendukung pengembangan
wilayah. Kemudian diidentifikasi juga karakteristik tingkat
perkembangan masing-masing kabupaten/kota.

Arah pengembangan ekonomi Kalimantan Timur lebih jelas


dijabarkan melalui penentuan kawasan-kawasan strategis ekonomi
dengan melihat posisi tingkat perkembangan setiap kabupaten/kota,
prioritas sektor unggulan apa yang dikembangkan di kawasan tersebut

32
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

berdasarkan sektor kunci Kalimantan Timur, serta kebutuhan


infrastruktur pendukung wilayahnya; prioritas investasi jangka pendek
dan jangka panjang menjadi input untuk menetapkan fokus sektor pada
setiap kawasan strategis yang dikembangkan; serta potensi kerja sama
antar daerah. Kawasan Strategis Provinsi yang ditetapkan di Kabupaten
Kutai Timur adalah:

a. kawasan industri dan pelabuhan Maloy, dan


b. kawasan agropolitan regional.

3.3.2.1 Pengembangan Wilayah Kutai Timur sebagai Kawasan Industri dan


Pelabuhan Maloy

Kawasan industri dan pelabuhan Maloy diprioritaskan untuk


mengakomodasi kecenderungan meningkatkan transaksi global.
Kawasan ini dikembangkan dengan tujuan utama meningkatkan eksport
komoditas dan produksi utama serta mempermudah impor bahan baku
untuk proses produksi di tanah air. Kawasan ini perlu didukung oleh Zona
Pengolahan Ekspor, Zona Logistik, Zona Industri, Zona Pengembangan
Teknologi, dan zona ekonomi lainnya seperti zona perdagangan dan zona
pelayanan.

Zona industri yang terintegrasi dengan kawasan ini terutama


industri yang bersifat pengembangan industri dasar dan manufaktur,
terutama yang berorientasi pada sumber daya lokal. Potensi industri
ini dikembangkan dengan melihat potensi ekonomiunggulan lokal
(sektor kunci di masing-masing kabupaten/kota), keterkaitan antar
industri dan input/output antar sektor; merupakan industri yang
berorientasi menggunakan sumber daya dan material teknis secara lokal
dan mengembangkan keterkaitan antar pusat industri dengan dukungan
infrastruktur wilayah; terutama yang tersebar di Kabupaten Kutai Timur,
Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten
Berau serta Kota Bontang. Selain itu, untuk mendukung ekonomi lokal,
perlu disediakan zona usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di

33
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

kawasan industri dan pelabuhan Maloy untuk mendorong linkage mereka


dalam proses industri.

Kawasan ini terkait Ini juga terkait pengembangan program


agroindustri di Maloy. Pada konsep KTM Maloy, akan dikembangkan
pola kawasan terpadu dengan berbagai fasilitas yang akan dibangun,
diantaranya pusat pemerintahan dan pengelola KTM, sarana pertemuan,
pusat pelayanan umum, sarana kesehatan, pusat bisnis, pusat
perdagangan, sarana ibadah, sarana pendidikan SD, SMP,SMA, SMK,
Institut, sarana olahraga, hotel, terminal umum, pasar induk, bengkel,
terminal agro, pasar agro, seed center, SPBU, IPAL dan pembangkit
listrik.

3.3.2.2. Pengembangan Wilayah Kutai Timur sebagai Kawasan Agropolitan


Regional

Kawasan Agropolitan Regional yang ditetapkan sebagai Kawasan


Strategis Provinsi ini berada di wilayah produksi pertanian dan
perkebunan Kabupaten Kutai Timur, yaitu di SSWP Utara dan SSWP
Selatan Kabupaten Kutai Timur. SSWP Utara terdiri dari:

a. Kecamatan Muara Wahau, dan


b. Kecamatan Kongbeng.

Kecamatan Telen Sedangkan SSWP Selatan terdiri dari:

a. Kecamatan Batu Ampar,


b. Kecamatan Long Mesangat,
c. Kecamatan Busang,
d. Kecamatan Muara Ancalong, dan
e. Kecamatan Muara Bengkal.

Kecamatan-kecamatan tersebut merupakan basis pertanian


terutama perkebunan dan kehutanan utama di Kabupaten Kutai Timur
yang memberikan pendapatan cukup besar kepada daerah. Kawasan
Agropolitan ini memberikan pula dampak yang cukup besar kepada
pendapatan Provinsi, sehingga tidak hanya Kabupaten Kutai Timur yang

34
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

merasakan hasilnya, namun dirasakan pula oleh kabupaten-kabupaten


disekitarnya.

Pengembangan agropolitan di Kalimantan Timur sangat layak


didukung karena merupakan program-program visibel yang dapat
menimbulkan multiflier efek luas bagi masyarakat. Pemerintah pusat
sebagai pemrakarsa dan pelaksana tentu memerlukan juga dukungan
pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.

Pengembangan agropolitan ini tidak akan bisa diwujudkan tanpa


dukungan infrastruktur yang baik. Dukungan investor untuk melakukan
investasinya dalam proyek besar pengembangan agropolitan. Bahkan
sangat terbuka kemungkinan jika klaster industri pertanian oleochemical
di Maloy sukses membentuk kawasan industri downstream (hilir)
perkebunan secara lebih luas.

Kalimantan Timur telah memberikan komitmen yang jelas dalam


bentuk pembangunan yang mempertimbangkan sisi lingkungan, sosial
dan ekonomi berkelanjutan dalam komitmen Kalimantan Timur Green.
Ini juga yang harus lakukan pada pembangunan sektor perkebunan,
termasuk perkebunan kelapa sawit, Kalimantan Timur harus siap untuk
melaksanakan model pembangunan ekonomi berkelanjutan yang
memperhatikan sisi lingkungan hidup dan sosial masyarakat. Tidak ada
rekomendasi untuk lahan gambut dan tidak ada negoisasi untuk hutan
primer.

3.4. Potensi Pengembangan Wilayah

Berdasarkan pertimbangan potensi permintaan hasil produksi


wilayah Kabupaten Kutai Timur, baik internal maupun eksternal,
khususnya produksi yang berbasis sumberdaya yang dapat diperbaharui,
adalah hasil produksi tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan
peternakan yang berada di kawasan budidaya. Kawasan budidaya
mencakup kawasan pemukiman perkotaan dan perdesaan, pertanian
tanaman pangan, perikanan, peternakan, perkebunan, hutan produksi
perindustrian, pertambangan, pariwisata, kawasan Hankam dan kawasan

35
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

lainnya5. Kabupaten Kutai Timur memiliki potensi pengembangan


beberapa kawasan yang meliputi:

1. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan

Kawasan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Kutai Timur


terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu tanaman pangan lahan basah dan
tanaman pangan lahan kering. Berdasarkan beberapa kriteria yaitu
kelerengan lahan, jenis tanah, kedalaman solum, tekstur tanah, dan
tingkat erosi, maka kesesuaian lahan untuk kawaan budidaya tanaman
pangan lahan kering di wilayah Kabupaten Kutai Timur dapat
diidentifikasi bahwa lahan yang sesuai untuk kegiatan tanaman
pertanian lahan kering berada di sebagian besar wilayah Kabupaten
Kutai Timur dan tersebar di semua kecamatan yang ada. Sedangkan
kesesuaian lahan budidaya tanaman pangan lahan basah di wilayah
Kabupaten Kutai Timur dapat didiidentifikasi bahwa yang sesuai untuk
kegiatan tanaman pertanian lahan basah adalah di sebagian kecil dari
wilayah yang ada di Kabupaten Kutai Timur dengan luas yang cukup
signifikan di Kecamatan Muara Bengkal dan Muara Ancalong.

Kegiatan budidaya pertanian lahan basah dan food estate


merupakan lahan sawah, baik yang beririgasi teknis, setengah teknis,
maupun irigasi perdesaan yang telah diusahakan secara intensif.
Kawasan lahan pertanian diharapkan dapat tetap dipertahankan
dalam rangka ketahanan pangan dan ketahanan budaya. Kawasan
budidaya pertanian lahan basah di wilayah perencanaan selain
dikembangkan untuk produksi pangan juga diarahkan sebagai
kawasan penyangga (buffer zone) untuk menjaga kualitas lingkungan
dalam bentuk jalur hijau atau ruang terbuka hijau.

Kawasan budidaya pertanian lahan basah terutama yang telah


terlayani jaringan irigasi merupakan kawasan yang tetap
dipertahankan dengan meminimasi alih fungsi ke kegiatan budidaya
lainnya. Lahan food estate yang merupakan areal lahan pertanian

5 Bappeda Kab. Ktai Timur. Profil daerah Kabupaten Kutai Timur. 2015.

36
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

pangan berkelanjutan dicadangkan di 4 (empat) kecamatan yaitu


Busang, Karangan, Muara Ancalong dan Sandaran dengan luas
63.202,78 Ha, sementara itu lahan pertanian pangan direncanakan
seluas lebih kurang 107.755,37 Ha yang tersebar di seluruh kecamatan
di Kabupaten Kutai Timur merupakan lahan yang dimanfaatkan untuk
budidaya tanaman pangan semusim dan atau tanaman tahunan yang
dicirikan pengelolaannya relatif tidak memerlukan air irigasi.

Sedangkan pemanfaatan pertanian lahan kering adalah untuk


tegalan, tanaman sayur mayur (holtikultura), dan kebun campuran.
Pertanian lahan kering yang tidak intensif merupakan cadangan
pengembangan kawasan perkotaan. Setiap tahun penggunaan tanah
untuk pertanian khususnya tanah sawah mengalami penyusutan
luasan atau alih fungsi. Karenanya perlu dilakukan berbagai upaya
pencegahan alih fungsi yang menghambat pembangunan sektor
pertanian dimasa akan datang seperti berkurangnya jumlah produksi
dan produktivitas padi yang berpotensi mengakibatkan hambatan
dalam mewujudkan swasembada pangan. Upaya yang harus dilakukan
adalah mengembangkan dan mengoptimalkan area pertanian
tanaman pangan melalui penyusunan strategi pengelolaan
sumberdaya lahan pertanian secara berkelanjutan dan pencegahan
berkurangnya lahan sawah produktif serta lahan produktif lainnya,
terutama untuk lahan beririgasi teknis yang sudah dikembangkan.

Hasil produksi tanaman pangan di Kabupaten Kutai Timur,


berpotensi turut berkontribusi untuk memenuhi permintaan di dalam
negeri, terutama kebutuhan lokal kabupaten dan Provinsi Kalimantan
Timur. Sementara, komoditas unggulan terutama kedelai dan jagung
berpeluang untuk pemenuhan kebutuhan dalam lingkup nasional.

2. Kawasan Perkebunan

Pembangunan perkebunan di Kabupaten Kutai Timur dalam


beberapa tahun terakhir telah menunjukkan pertumbuhan cukup
signifikan, antara lain ditandai dengan semakin meningkatnya luas

37
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

area produksi dan produktivitas. Komoditas yang banyak


dikembangkan dalam perkebunan rakyat antara lain kakao, karet,
lada, dan kelapa sawit. Secara khusus, sektor perkebunan kelapa sawit
menjadi primadona bagi masyarakat Kutai Timur, terutama para
petani yang berada di pedalaman. Perkebunan kelapa sawit
berkembang seiring dengan pertumbuhan koperasi yang terus
menunjukkan kemajuan, dan bahkan perkembangan perkebunan
kelapa sawit Kutai Timur diantara yang terbaik di wilayah Indonesia.
Perencanaan kawasan perkebunan dengan menggunakan kebijakan
pengelolaan kawasan perkebunan meliputi:

a. Pengembangan kegiatan lahan perkebunan diupayakan untuk


meningkatkan produktivitas tanaman yang ada saat ini,
b. Pemanfaatan lahan perkebunan untuk sistem tumpang sari dengan
kegiatan budidaya pertanian lahan kering,
c. Pemilihan jenis komoditi unggulan sesuai dengan potensi lahan,
d. Pengembangan lahan perkebunan pada lahan-lahan yang memiliki
kesesuaian lahan sebagai lahan perkebunan melalui intensifikasi
dan pemilihan teknologi tepat guna.

Kawasan perkebunan di Kabupaten Kutai Timur tersebar pada 16


kecamatan yaitu Kecamatan Sangatta Utara, Rantau Pulung, Bengalon,
Muara Bengkal, Muara Ancalong, Long Mesangat, Busang, Muara
Wahau, Kongbeng, Telen, Batu Ampar, Kaliorang, Sangkulirang,
Kaubun, Karangan dan Sandaran.

3. Kawasan Peternakan

Hasil produksi peternakan di Kabupaten Kutai Timur, baik


peternakan kecil (seperti unggas) maupun peternakan besar (seperti:
kambing, sapi, dan lain lain). Beberapa lokasi wilayah perencanaan
terdapat usaha kegiatan peternakan dalam skala kecil terutama
peternakan ayam. Kebijakan pengelolaan kawasan budidaya
peternakan diarahkan untuk:
a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) petani ternak,

38
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

b. Peningkatan teknologi, produktivitas, dan kualitas ternak,


c. Pengendalian limbah peternakan agar tidak mengganggu
lingkungan permukiman dan sumber air, serta
d. Pengembangan sinergi antara kegiatan peternakan dan usaha
pertanian lainnya.

4. Kawasan Perikanan

Kawasan perikanan tangkap adalah kawasan bagi kegiatan


memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam keadaan dibudidayakan
dengan alat ataucara apapun, termasuk kegiatan yang menggunakan
kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan,
menangani, mengolah, dan atau mengawetkannya. Kawasan
pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Kutai Timur
diarahkan dan dibagi dalam tiga jalur dengan klasifikasi area dan
peralatan.

Sementara itu kawasan perikanan budidaya adalah kawasan


yang diperuntukkan bagi kegiatan memelihara, membesarkan, dan
atau membiakkan ikan seta memanen hasilnya dalam lingkungan
terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal untuk
memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani,
mengolah, dan atau mengawetkannya. Kriteria penetapan kawasan
perikanan budidaya meliputi:

a. Perairan laut pasang surut yang terlindung pasir, kerakal dan atau
berbatu,
b. Perairan lautyang semi terlindung dan atau perairan yang
terlindung dari aksi gelombang ekstrim,
c. Di luar kawasan pelabuhan dan atau jalur pelayaran,
d. Salinitas air relatif konstan dalam kisaran normal air laut,
e. Aksesibilitas kawasan mudah dicapai, dekat pemukiman
masyarakat pesisir dan tidak dalam pengaruh oleh air limbah,
f. Perairan laut di luar zona inti kawasan perlindungan,

39
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

g. Perairan laut di luar areal terumbu karang dan Padang Lamun,


h. Kualitas air memenuhi baku mutu air laut untuk budidaya ikan.

Sedangkan kawasan budidaya laut yang direncanakan


dikembangkan berada di perairan laut Kecamatan Sangatta Selatan
berupa budidaya perikanan tangkap laut dan budidaya rumput laut.

5. Kawasan Pertambangan

Kawasan pertambangan memiliki peran penting dalam


peningkatan perekonomian Kabupaten Kutai Timur. Produksi tambang
yang dihasilkan oleh beberapa perusahaan lokal, nasional dan
internasional diharapkan mampu menjadi penggerak utama (prime
mover) bagi perekonomian Kabupaten Kutai Timur. Berdasarkan
RTRW Kabupaten Kutai Timur tahun 2013-2032, ijin konsesi
pertambangan sebagai kawasan tambang sebagian besar masih dalam
proses Feasibility Study yang lebih lanjut untuk kesesuaian lahannya.
Ijin konsesi kawasan yang memiliki potensi pertambangan di
Kabupaten Kutai Timur memiliki luas sebesar lebih kurang 1.602.653
Ha.

Sedangkan kawasan bekas pertambangan yang ada saat ini


sangat dimungkinkan menjadi kawasan lindung dimasa yang akan
datang. Oleh karena itu upaya rehabilitasi dan revitalisasi kawasan
bekas pertambangan menjadi keharusan agar tidak terjadi kerusakan
ekologis yang sangat serius dan berdampak fatal dikemudian hari.
Pemerintah Kabupaten Kutai Timur harus berupaya secara
berkelanjutan untuk mempertahankan kawasan lindung yang telah
ada dan menambah kawasan lindung baru dari kawasan bekas
pertambangan.

6. Kawasan Pariwisata

Sektor pariwisata merupakan sektor yang potensial menciptakan


Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta mampu memberikan multiplier
effect bagi berkembangnya sektor-sektor terkait, seperti pertanian

40
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

(bunga, buah, perikanan), industri kerajinan, perdagangan (misalnya


rumah makan), dan jasa (penginapan, pemandu wisata, transportasi,
dan sebagainya). Sehingga perkembangnya sektor ini diharapkan
dapat meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat, terutama yang
tinggal di sekitar kawasan wisata. Kekayaan alami di Kabupaten Kutai
Timur seperti hutan, pantai, goa merupakan aset berharga yang
potensial untuk pengembangan kawasan wisata yang berkelanjutan.

Kondisi alam Kabupaten Kutai Timur menawarkan ragam produk


wisata yang dapat dikembangkan, antara lain Geowisata (lokasi Karst
Sangkulirang-Gua Pengadan), Wisata Pantai (beberapa lokasi yang
berada di zona Sangatta), Wisata Bahari (pulau Birah-Birahan),
Ekowisata (berbagai lokasi di Taman Nasional Kutai), Wisata Budaya
Tradisional (desa tempat suku Dayak Wehea bermukim), Wisata
Pendidikan dan Penelitian (Gua Pengadan, Desa Adat, Penelitian
Orang Utan di Mentoko), Keunggulan daya tarik wisata, lukisan-lukisan
berupa gambar negatif cap tangan tiga susun, perhiasan, peralatan,
patung bahkan guci-guci China dan hewan yang ditemukan pada lokasi
gua di Kawasan Pengadan sejauh ini merupakan satu-satunya gua
alami di Indonesia yang memiliki peninggalan pra sejarah.

Kawasan Karst ini bahkan menyimpan cerita manusia-manusia


pertama Kalimantan, jauh lebih tua dari kebudayaan Kutai, yang
berpotensi menjadi salah satu warisan dunia (World Heritage).
Kawasan karst ini merupakan pembeda utama dengan wilayah lain
yang tidak bergunung karst, dimana merupakan sumber dari mata air
utama sungai-sungai besar di semenanjung Mangkalihat dan
Sangkulirang yang menyangga kehidupan masyarakat Berau dan Kutai
Timur. Kegiatan yang dikembangkan dengan fungsi untuk mendukung
kegiatan pariwisata ini adalah: a) Peningkatan program sadar wisata
kepada masyarakat melalui penerangan dan penyuluhan, b)
Peningkatan promosi obyek wisata, penataan dan pengembangan
terhadap obyek-obyek wisata yang ada sehingga lebih representatif.

41
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

7. Kawasan Permukiman

Kawasan permukiman di Kabupaten Kutai Timur mencakup


kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman
perdesaan. Kebijakan pengembangan permukiman pedesaan
dilakukan dengan menciptakan sentra-sentra produksi yang prospektif
dalam penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan. Sejalan
dengan itu perlu diciptakan saling keterhubungan antara sentra
produksi dengan pusat pemasarannya sehingga dapat saling
menunjang sistem perwilayahan. Kawasan permukiman pedesaan
direncanakan lebih kurang 70.588,63 Ha yang tersebar di seluruh
kecamatan di Kabupaten Kutai Timur.

Kawasan permukiman perkotaan terletak di 3 (tiga) kecamatan


antara lain: Kecamatan Sangatta Utara sebagai pusat kegiatan wilayah
dan sentra pemerintahan di Kabupaten Kutai Timur dengan tingkat
pertumbuhan penduduk yang cukup besar dialokasikan ruang lebih
kurang 9.766,6 Ha. Sedangkan Kecamatan Sangatta Selatan yang juga
merupakan bagian dari pusat kegiatan wilayah, perencanaan
permukiman perkotaan lebih kurang 1.755,28 ha cukup relevan
mengingat Kecamatan Sangatta Selatan didalamnya meliputi areal
Taman Nasional Kutai. Permukiman perkotaan lainnya yang
direncanakan di Kabupaten Kutai Timur berada di Kecamatan
Kaliorang sebagai perwujudan dari konsep Kota Terpadu Mandiri
(KTM), yang dialokasikan seluas lebih kurang 126,04 Ha.

42
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

BAB IV
KAWASAN PERDESAAN
PINGGIR HUTAN AGRIBIS LESTARI
4.1. Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari terletak di
Kecamatan Sangatta Selatan dan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur,
Provinsi Kalimantan Timur. Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis
Lestari tersebut mempunyai wilayah pengembangan sebanyak 5 desa,
yaitu Desa Sangatta Selatan, Sangkima, dan Teluk sangkima (di
Kecamatan Sangatta Selatan) serta Desa Kandolo dan Teluk Pandan (di
Kecamatan Teluk Pandan). Potensi unggulan yang akan dikembangkan
dalam Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari adalah pertanian
(padi), peternakan, dan perkebunan (karet dan kelapa sawit).
Data dan Informasi basis desa untuk desa-desa yang menjadi
wilayah pengembangan dari Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis
Lestari disajikan dalam basis kecamatan baik itu kependudukan, sosial,
pertanian, serta data dan informasi terkait lainnya.
4.2. Kependudukan
Berdasarkan data Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka (2015)
Jumlah rumah tangga tahun 2014 di Kecamatan Teluk Pandan adalah
3.866 KK dengan penduduk 15.523 jiwa yang terdiri dari 8.189 laki-laki
dan 7.064 perempuan. Luas wilayah Kecamatan Teluk Pandan adalah
831,00 km2 sehingga kepadatan penduduk adalah 18,35 jiwa/km 2.
Berdasarkan data Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka (2015)
Jumlah rumah tangga tahun 2014 di Kecamatan Sangatta Selatan adalah
6.046 KK dengan penduduk 22.731 jiwa yang terdiri dari 12.249 laki-laki
dan 10.482 perempuan. Luas wilayah Kecamatan Teluk Pandan adalah
1.660,85 km2 sehingga kepadatan penduduk adalah 13,69 jiwa/km 2.
Penghasilan utama sebagian besar penduduk di Kawasan
Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari saat ini berasal dari lapangan
usaha pertanian dengan komoditas palawija dan padi (Potensi Desa, BPS
2014). Di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan sebagian
masyarakat juga telah membudidayakan kelapa sawit.

43
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

Gambar 4.1 Penghasilan Utama Sebagian Besar Penduduk Desa pada Sektor
Pertanian di Desa Wilayah Pengembangan Kawasan Perdesaan
Pinggir Hutan Agribis Lestari di Kabupaten Kutai Timur.

44
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

4.3. Pendidikan dan Kesehatan

Sarana pendidikan di Kecamatan Teluk Pandan tersedia dari TK


sampai SMK dengan jumlah baik negeri dan swasta sebagai berikut TK 8
buah, SD/Sederajat 7 buah, SLTP/sederajat 4 buah, SMA/sederajat 2
buah. Untuk di Kecamatan Sangatta Selatan TK 6 buah, SD/Sederajat 12
buah, SLTP/sederajat 5 buah, SMA/sederajat 3 buah (Kabupaten Kutai
Timur Dalam Angka, 2015)

Sarana dan tenaga kesehatan tersedia di Kecamatan Teluk Pandan


adalah puskesmas 1 buah, puskesmas pembantu 6 buah, balai
pengobatan 1 buah, dr umum 1 orang, dr gigi 1 orang, bidan 9 orang,
perawat 11 orang, dan tenaga farmasi 1 orang. Untuk di Kecamatan
Sangatta Selatan sarana dan tenaga kesehatan tersedia adalah
puskesmas 1 buah, puskesmas pembantu 3 buah, balai pengobatan 1
buah, dr umum 5 orang, dr gigi 2 orang, bidan 9 orang, perawat 38 orang,
dan tenaga farmasi 4 orang.

4.4. Keagamaan

Fasilitas rumah ibadah yang tersedia di Kecamatan Teluk Pandan


adalah masjid 35 buah, mushola 16 buah, dan gereja protestan 3 buah.
Sedangkan di Kecamatan Sangatta Selatan tersedia masjid 26 buah,
mushola 263 buah, gereja katolik 3 buah, dan gereja protestan 6 buah.

4.5. Pertanian

Komoditas pertanian yang dihasilkan dari Kecamatan Teluk Pandan


dan Sangatta Selatan yang datanya tersedia basis kecamatan adalah
tanaman pangan dan perkebunan. Berikut luas panen tanaman pangan
dan luas tanaman perkebunan di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta
Selatan berikut kontribusinya terhadap Kabupaten Kutai Timur (Tabel
4.1).

45
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur
Tabel 4.1 Luas Panen Tanaman Pangan dan Luas Tanaman Perkebunan di
Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan Berikut Kontribusinya
Terhadap Kabupaten Kutai Timur tahun 2014

Kecamatan Kontribusi Kec.


Teluk Pandan dan
Kab. Kutai
Jenis Tanaman Teluk Sangatta Sangatta Selatan
Jumlah Timur
Pandan Selatan terhadap Kab.
Kutai Timur (%)
Luas Panen (Ha)
1. Padi Sawah 432,00 219,00 651,00 6.071,00 10,7
2. Padi Ladang 0,00 80,00 80,00 6.343,00 1,3
3. Ubi Jalar 8,00 2,00 10,00 115,00 8,7
4. Ubi Kayu 18,00 20,00 38,00 279,00 13,6
5. Kacang Hijau 3,00 0,00 3,00 57,00 5,3
6. Kacang Tanah 12,00 7,00 19,00 192,00 9,9
7. Kedelai 7,00 0,00 7,00 90,00 7,8
8. Jagung 12,00 20,00 32,00 452,00 7,1
Luas Tanaman (Ha)
1. Karet 189,00 927,00 1.116,00 9.047,80 12,3
2. Kelapa 52,75 41,10 93,85 1.275,22 7,4
3. Kopi 30,50 7,00 37,50 220,27 17,0
4. Lada 19,50 7,50 27,00 345,63 7,8
5. Kakao 306,00 5,50 311,50 4.472,65 7,0
6. Kelapa Sawit 1.009,50 558,30 1.567,80 86.061,40 1,8
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.

Tanaman pangan di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan


yang kontribusinya terhadap pengusahaan tanaman pangan di
Kabupaten Kutai Timur yang di atas 10% hanya padi sawah dan ubi kayu.
Sedangkan untuk tanaman perkebunan yang kontribusinya di atas 10%
hanya karet dan kopi. Untuk kelapa sawit rakyat pada tahun 2014
kontribusinya baru 1,8%.

46
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

4.6. Peternakan

Jenis ternak yang dihasilkan dari Kecamatan Teluk Pandan dan


Sangatta Selatan yang datanya tersedia basis kecamatan adalah ternak
besar, ternak kecil, dan unggas. Berikut populasi jenis ternak di
Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan berikut kontribusinya
terhadap Kabupaten Kutai Timur (Tabel 4.2).

Tabel 4.2 Jenis Ternak di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan
Berikut Kontribusinya Terhadap Kabupaten Kutai Timur tahun 2014

Kecamatan Kontribusi Kec.


Teluk Pandan dan
Kab. Kutai
Jenis Tanaman Teluk Sangatta Sangatta Selatan
Jumlah Timur
Pandan Selatan terhadap Kab.
Kutai Timur (%)
Ternak Besar (Ekor)
1. Sapi 799 972 1.771 17.177 10,3
2. Kerbau 59 24 83 769 10,8
Ternak Kecil (Ekor)
1. Kambing 341 580 921 8.320 11,1
2. Babi 0 233 233 5.993 3,9
Ternak Unggas (Ekor)
3. Ayam Buras 27.452 71.112 98.564 626.590 15,7
4. Ayam Ras
Pedaging 34.385 866.888 901.273 920.242 97,9
5. Ayam ras
Petelur 15.000 13.935 28.935 29.293 98,8
6. Itik 2.028 197 2.225 17.199 12,9
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.

Ternak sapi dan kerbau di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta


Selatan mempunyai kontribusi populasi terhadap Kabupaten Kutai Timur
di atas 10%, demikian juga dengan kambing. Untuk ternak unggas semua
jenis berkontribusi di atas 10% bahkan untuk Ayam Ras Pedaging dan
Petelur di atas 95%.

47
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

4.7. Indeks Pembangunan Desa (IPD)

Berdasarkan Data Podes (2014), hasil perhitungan Indeks


Pembangunan Desa di Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan
yang dilakukan oleh Bappenas bekerjasama dengan BPS dengan 10 Desa
tidak terdapat Desa Tertinggal, Desa Berkembang sebanyak 9 Desa (90%),
dan Desa Mandiri sebanyak 1 Desa (10%). Dari 5 desa yang menjadi
wilayah pengembangan Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari,
4 desa merupakan desa berkembang dan 1 desa yaitu Desa Sangatta
Selatan statusnya Desa Mandiri (Tabel 4.3).

Tabel 4.3 Desa-Desa dan Status IPD di Kecamatan Teluk Pandan dan
Sangatta Selatan

Kecamatan / Desa Status IPD Keterangan


Kec. Teluk Pandan
1. Teluk Pandan Berkembang Bagian Kws. Perdesaan
2. Suka Rahmat Berkembang -
3. Suka Damai Berkembang -
4. Kandolo Berkembang Bagian Kws. Perdesaan
5. Danau Redan Berkembang -
6. Martadinata Berkembang -
Kec. Sangatta Selatan
1. Sangatta Selatan Mandiri Bagian Kws. Perdesaan
2. Singa Geweh Berkembang -
3. Sangkima Berkembang Bagian Kws. Perdesaan
4. Teluk Singkama Berkembang Bagian Kws. Perdesaan
Sumber: Indeks Pembangunan Desa 2014 “Tantangan Pemenuhan Standar Pelayanan Minimum
Desa” (Bappenas, 2015).

48
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

Gambar 4.2 Status Perkembangan Desa (IPD 2014) di Desa Wilayah


Pengembangan Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari,
di Kabupaten Kutai Timur.

49
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

4.8. Arahan Pengembangan


Arahan pengembangan khusus Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan
Agribis Lestari belum tersusun, namun demikian dari beberapa referensi
yang ada terkait dengan arahan yang ada dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Kutai Timur terdapat arahan pengembangan untuk
Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan, yaitu:

1. Kecamatan Teluk Pandan dan Sangatta Selatan direncanakan


sebagai bagian dari pusat kegiatan wilayah Kabupaten Kutai Timur
yang berpusat di Sangatta bersama-sama dengan Kecamatan
Sangatta Utara, Rantau Pulung, dan Bengalon. Kawasan ini
diarahkan sebagai pusat jasa pemerintahan, pusat jasa pelayanan
keuangan atau bank untuk melayani satu kabupaten, sebagai simpul
transportasi dan diarahkan pula sebagai pusat distribusi kolektor
dari pusat pengumpul Muara Wahau dan Maloy (Sangkulirang)
dengan orientasi menuju ke Kota Samarinda dan Balikpapan.
2. Bersama-sama dengan Kecamatan Sangatta Utara dan Kaliorang,
Kecamatan Sangatta Selatan direncanakan sebagai kawasan
permukiman perkotaan. Perencanaan permukiman perkotaan di
Kecamatan Sangatta Selatan lebih kurang seluas 1.755,28 ha cukup
relevan mengingat Kecamatan Sangatta Selatan didalamnya
meliputi areal Taman Nasional Kutai.

50
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

BAB V
PENUTUP
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari terletak di Kecamatan
Sangatta Selatan dan Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur, Provinsi
Kalimantan Timur. Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari tersebut
mempunyai wilayah pengembangan sebanyak 5 desa, yaitu Desa Sangatta
Selatan, Sangkima, dan Teluk sangkima (di Kecamatan Sangatta Selatan) serta
Desa Kandolo dan Teluk Pandan (di Kecamatan Teluk Pandan). Potensi
unggulan yang akan dikembangkan dalam Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan
Agribis Lestari adalah pertanian (padi), peternakan, dan perkebunan (karet dan
kelapa sawit). Penghasilan utama sebagian besar penduduk di Kawasan
Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari saat ini berasal dari lapangan usaha
pertanian dengan komoditas palawija dan padi. Di Kecamatan Teluk Pandan
dan Sangatta Selatan sebagian masyarakat juga telah membudidayakan kelapa
sawit.

Untuk pengembangan komoditas unggulan di Kecamatan Teluk Pandan


dan Sangatta Selatan, beberapa komoditas yang mempunyai nilai LQ > 1 dan
kontribusinya besar terhadap pengusahaan tanaman pertanian diantaranya
padi sawah kontribusi terhadap pengusahaan tanaman pangan sebesar 77,5%,
karet dengan kontribusi terhadap pengusahaan tanaman perkebunan sebesar
35,4% dan kakao 9,9%. Tanaman kelapa sawit mempunyai kontribusi yang
besar yaitu 49,7% namun demikian nilai LQ < 1.

Arahan pengembangan yang direncanakan untuk Kecamatan Teluk


Pandan dan Sangatta Selatan adalah bersama-sama dengan Kecamatan
Sangatta Utara, Rantau Pulung, dan Bengalon sebagai pusat kegiatan wilayah
yang berpusat di Sangatta. Kawasan ini diarahkan sebagai pusat jasa
pemerintahan, pusat jasa pelayanan keuangan atau bank untuk melayani satu
kabupaten, sebagai simpul transportasi dan diarahkan pula sebagai pusat
distribusi kolektor dari pusat pengumpul Muara Wahau dan Maloy
(Sangkulirang) dengan orientasi menuju ke Kota Samarinda dan Balikpapan.

51
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

52
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

LAMPIRAN

53
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur
Lampiran 1 Luas Panen (Ha) Padi Sawah dan Padi Ladang per
Kecamatan di Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014
Luas Panen (Ha)
Kecamatan
Padi Sawah Padi Ladang
1. Muara Ancalong 2 798
2. Busang 10 979
3. Long Mesangat 796 308
4. Muara Wahau 165 301
5. Telen 50 571
6. Kongbeng 278 451
7. Muara Bengkal 17 356
8. Batu Ampar 0 382
9. Sangatta Utara 0 16
10. Bengalon 176 325
11. Teluk Pandan 432 0
12. Sangatta Selatan 219 80
13. Rantau Pulung 819 832
14. Sangkulirang 145 20
15. Kaliorang 1.298 438
16. Sandaran 94 0
17. Kaubun 1.373 78
18. Karangan 197 408
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.

54
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur

Lampiran 2 Luas Tanam (Ha) Karet dan Kelapa Sawit per Kecamatan di
Kabupaten Kutai Timur Tahun 2014
Luas Tanam (Ha)
Kecamatan
Karet Kelapa Sawit
1. Muara Ancalong 542,00 3.671,50
2. Busang 598,70 1.379,34
3. Long Mesangat 1.114,75 1.950,33
4. Muara Wahau 147,00 13.342,59
5. Telen 286,00 9.893,36
6. Kongbeng 386,00 7.514,34
7. Muara Bengkal 302,00 3.176,26
8. Batu Ampar 1.763,50 702,59
9. Sangatta Utara 341,00 134,00
10. Bengalon 423,00 10.639,02
11. Teluk Pandan 189,00 1.009,50
12. Sangatta Selatan 927,00 558,30
13. Rantau Pulung 490,00 3.317,50
14. Sangkulirang 354,50 4.205,16
15. Kaliorang 191,50 2.862,09
16. Sandaran 162,00 5.804,59
17. Kaubun 614,00 7.267,05
18. Karangan 215,35 7.273,88
Sumber: Kabupaten Kutai Timur Dalam Angka, 2015.

55
Kawasan Perdesaan Pinggir Hutan Agribis Lestari
di Kabupaten Kutai Timur
Timur

56

Anda mungkin juga menyukai