Anda di halaman 1dari 2

Pengolahan Batubara dalam Industri Semen

Soal no 1
Pengolahan batubara adalah salah satu pengolahan bahan galian yang sering dilakukan di
Indonesia, karena persediaan batubara di Indonesia yang cukup melimpah. Tujuan dari
kegiatan pengolahan ialah untuk menghilangkan pengotor yang terdapat pada batubara itu
sendiri karena semakin banyak pengotor di dalam batubara akan mengurangi nilai kalor
batubara. Proses pengolahan batubara dilakukan dengan melalui beberapa tahap yaitu
preparasi, konsentrasi dan dewatering.
Batubara mempunyai pengaruh besar pada kimia semen, sifat fisika dan juga hasil
pembakaran yang akan menjadi jejak karbon.
1. Nilai kalor
Batuabara yang memilii nilai kalor tinggi akan mengurangi konsumsi panas spesifik untuk
pembakaran klinker, menurunkan penggunaan kiln disebabkan temperature nyala tinggi
dan nyala api pembakaran yang pendek.

2. Volatile matter
Proses pulverized saat pembakaran batubara, dengan bantuan reaksi udara akan berlansung
stabil dikarenakan volatile matter mencapai nilai kestabilan juga dan akan menghasilkan
nyala api yang panjang
3. Kadar air (moisture)
Pengaruh utama dari kadar air akibat pembakaran batubara ialah grindability, dan system
pengeringan. Faktor-faktor tersebut akan berjalan dengan stabil dan dapat menaiikan
kapasitas mill.

4. Jejak karbon
Pembuatan semen melalui pembakaran batubara akan menghasilkan klinker, yaitu bahan
padat hasil pembakaran. Klinker inilah yang mengeluarkan karbon dioksida (CO2) terbesar
sehingga pembuatan semen dapat menghasilkan 2,2 miliar ton karbon dioksida akibat
klinker yang menumpuk dan jarang di olah kembali.

Soal no 2

Emisi karbon dari industri semen yang mencapai angka 8% total emisi di dunia dan mencapai
2,2 miliar ton karbon dioksida berdampak kurang baik terhadap kualitas udara. Beberapa
metode menjaga sustainability :
1. Memperbaiki efisiensi energi pada proses
Penigkatan efisiensi energi system kiln dapat dipengaruhi dengan pergantian rotary kiln
menjadi stationary kiln. Sehingga jenis bahan bakar yang bisa digunakan lebih seragam
dan penggunaan energi lebih rendah.

2. Mengganti bahan bakar yang mengandung karbon tinggi menjadi bahan bakar dengan
karbon rendah. Pergantian batubara menjadi gas alam adalah pilihan tepat. Bahan
alternative
yang dapat digunakan ialah : gas (coke oven gas, refinery gas, pyrolisis gas, landfill gas);
bahan bakar alternatif berupa cair (halogen-free spend solvents, mineral oils, distillation
residues, hydraulic oils, insulating oils); serta bahan bakar alternatif berupa padat (waste
wood, dried sewage sludge, agricultural residues, petroleum coke, tar)

3. Klinker menghasilakan CO2 yang sangat tinggi oleh karena itu perlu memisahkan CO2 dari
flue gas. Pada teknik ini, CO2 dipisahkan selama atau setelah proses produksi. Banyaknya
gas CO2 dalam flue gas, pembakaran CO2/O2 di atmosfer menjadi metode yang
menjanjikan untuk recovery CO2. Pemisahan secara absorpsi kimiawi kurang memadai
karena membutuhkan panas proses yang besar. Dalam pembakaran CO2/O2 di atmosfer,
gas nitrogen terlebih dahulu dipisahkan di air separation plant, sehingga tidak dihasilkan
gas NO2.

Soal no 3

Industri semen memiliki dampak yang kurang baik untuk lingkungan terutama hasil
eksternalitas fabrikasi berupa emisi (gas rumah kaca/GRK, pencemar udara, dan emisi debu),
serta limbah (padat dan cair). Pengendalian emisi indutri semen harus dilakukan demi
keberlangsungan industri semen itu sendiri, dengan cara :
1. Dalam kegiatan industri semen selalu mengutamakan prinsip Reuse, Reduce, Recycle (3R).
2. Continual proses menggunakan bahan karbon rendah dan bahan anti limbah.
3. Meningkatkan efektivitas kegiatan pengelolaan lingkungan yang mencakup sistem
manajemen lingkungan, audit lingkungan dan evaluasi kinerja lingkungan.
4. Mengikuti program proper sebagai sarana evaluasi terhadap pencapaian kinerja
Lingkungan Perusahaan.
Industri semen semakin meningkat dikarenakan pembangunan infrastruktur yang semakin
meningkat. Penggunaan bahan dasar batubara yang dinilai kurang baik untuk kualitas udara
sangat harus dikurangi dengan penggunaan bahan alternative karbon rendah. Dengan hal ini
siklus hidup akan berlangsung dengan baik serta industri semen pun tetap akan berjalan dan
memiliki integritas tinggi dalam penggunaan nya.
Daftar Pustaka

Farisa Ridha Mutiara. (2013). “Evaluasi Efisiensi Panas Dan Emisi Gas Rumah Kaca Pada
Rotary Kiln Pabrik Semen”. Vol 34.Hal 9-13
Tekat Dwi Cahyono. (2008). “Analisis Nilai Kalor Dan Kelayakan Ekonomis Kayu Sebagai
Bahan Bakar Substitusi Batu Bara Di Pabrik Semen”. Vol 31. Hal 105-116

“ Saya menyatakan bahwa tulisam yang saya buat adalah murni hasil kerja mandiri. Saya siap
menerima segala konsenkuensi apabila terdapat indikasi plagiasi pada karya saya”

Anda mungkin juga menyukai