Anda di halaman 1dari 7

RESUME

“GUEST LECTURE PENGOLAHAN LIMBAH DI INDUSTRI”


Dosen Pengampuh “ R. Darmawan, D. Eng”
Oleh :
Andi Kurnia Sari Kadir 5998201088

PERMATA SAKTI 2020


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
1. Industri pengelohan limbah batu bara
Industri Pengelohan limbah batu bara dalah suatu proses dimana batu bara itu
sendiri akan dijdikan prodak, dimana prodak itu sendiri merupakan itermedite menjadi
singas dalam pembakaran sempurna. Gasifikasi batubara adalah proses konversi
batubara menjadi produk gas yang dapat digunakan untuk bahan bakar, maupun bahan
baku industri kimia. Unit gasifikasi terdiri dari reaktor, pendingin gas, penangkap
pembersih gas pemisah uap, blower dan kolam penampungan. Dengan penerapan
teknologi ini, selain ketergantungan terhadap BBM dapat dikurangi, dan secara tidak
langsung akan mengurangi beban subsidi, akibat tingginya harga minyak dunia, juga
akan meningkatkan nilai tambah batubara, menambah devisa dan membuka
kesempatan kerja. Cadangan batubara di Indonesia diperkirakan mencapai 91 miliar
ton, dengan tingkat produksi berkisar 200-300 juta ton pertahun, maka umur tambang
akan dapat mencapai 100 tahun, hal ini cukup aman untuk keberlanjutan industri
pengguna batubara, selain itu juga lebih ekonomis. Dimana singes merupakan
intermediate yang banyak dibutuhkan misalkan pada power, dan listrik. Singes akan
menghasilkan ammonia, dimana singes sendiri dapat beraplikasi sebagai nature gas.

2. Undergraound Coal Gasification (UCG)


Ada dua jenis yaitu diatas permukaan tanah dan dibawah permukaan tanah dimana
keduanya memerlukan reactor. Peningkatan penggunaan batubara berpotensi dapat
merusak lingkungan, baik pada tahap penambangan, pengangkutan, pengolahan
maupun pada saat penggunaannya. Salah satu teknologi yang dapat mengurangi
permasalahan tersebut adalah Underground Coal Gasification (UCG), yaitu dengan
melakukan proses gasifikasi di bawah tanah melalui dua buah sumur bor. Satu sumur
berfungsi sebagai media untuk injeksi katalis dan yang satu lagi berfungsi sebagai
sumur produksi. Teknologi ini dapat mengurangi permasalahan lingkungan,
mengoptimalkan pemanfaatan batubara yang tidak ekonomis dan sangat
memungkinkan untuk menutupi kekurangan energi yang berasal dari minyak dan gas
bumi (migas). Pemanggangan batubara dengan reactor, reactor yang ada dibawah tanah
menggunakan bebatuan yang ada dibawah tanah. UCG ini dijadikan sebagai power
dimana batu bara dijadikan gas dan dijadikan listrik. Sehingga pada proses
pemanggangan dibutuhkan oksien dimana dilakukan pengeboran untuk pembakaran
tidak sumpurna dimana pembakaran tidak sempurna ini dijadikan pemanggangan yang
panasnya akan terus-menerus yang menghasilkan singgas. Reactor berada 2000 meter
dibawah tanah. Dimana salah satu persyaratan bahwa sumur harus berada jauh yang
menjamin tidak terdapatnya pencemaran. Beberapa hasil dari singas:
 Ammonia
 Ethanol
 Urea
 Methanol
 Hydrogen

Batu bara digunakan sebagai suplly tongas. DI Indonesia batu bara yang tertarik dikaji ialah
lapisan-lapisan yang tidak ekonomis untuk dimaining. Value bata bara dan kalori batu bara
itu sendiri dapat menghasilkan sengas setara ¼ naturegas kalori. Proses water yang
dilakukan yaitu teknologi UCG line dalam waktu yang bersamaan. Proses water ini terjadi
pada wal proses berwarna putih namun setelah beberapa lama akan berwarna hitam atau
kecoklatan dimana mengandung limbah fenol, toluene, benzene dan carbon. Hal ini yang
kemudiaan ditangani dimana proses limbah ini harus digunakan kembali. Tipecel analisis
yang dilakukan adalah pengambilan terhadap phenol dan ammonia yang berapa pada pH
stabil yang selanjutnya akan ditreatment, nantinya digunakan kembali.

Typical Wastewater Analysis

Component mg/l
Carbonate alkalinity as CaCO3 0-1230
Bicarbonate alkalinity as CaCO3 11400-16400
Total alkalinity as CaCO3 11400-16700
H2S plus other sulfide species 500-1000
Ammonia 48-89
Na+ <1-<10
SO42- 96-1640
Terdapat beberapa tahapan, dimana tahapan awal yaitu: Pemisahan freeoildan emusivile. Dimana
tahapannya yaitu
 Free oil dan e,ulsified oil
 Ammonia
 Pheno
 BTEX
 Poly Aromatic Hydracarbon (PAH)
 Total Petroleum Hydrogen (TPH)
 Biological Oxygen Demand (BOD)
 Chemical Oxygen Demand(COD)
 Total Dissolved Solids (TDS)

Municipal water Pullition


Tipe dari limbah
1. Penyaluran
2. “Normal’ limbah padat
3. Limbah kimia berbahaya dan radioaktif yang tidak bisa menjadi tempat pembuangan
sampah kelas III
Municipal sewage Treatment
1. Remove solids
2. Digger organic matter throght
Aerobic bacteria
Anaerobic bacteria
3. Wetland plants trap and concentrate
4. Sedimen provides natural filters
5. Also provide a habitat
Municipal Sewage Treatment
Tahapan dasarnya yaitu terdiri dari empat
1. Menanhan bagian padatan (solid)
2. Membiarkan bakteri menkonsumsi sampah organic
3. Filtrasi
4. Disinfeksi
Pada daerah pedesaan : sistem pembuangna pada tank septic
Pada daerah perkotaan : terdapat primery treatment, secondary treatment, ad advanced treatment
 Primary trearment : membuang suspend dan partikel dengan proses mekanis
 Secondary treatment : mengolah air limbah secara biologis untuk mengalihkan komposisi
bahan organic yang tersuspensi
Contoh salah satu FBAS (Nature)

 Akar pohon menjadi tempat bakteri, bakteri tinggal disekitar akar dimana media ini akan
menjadikan lebih banyak bakteri yang akan tinggal dengan penyediaan makanan
lebihbanyak. Akar ini merupakan sesuatuyang sama-sama temoat tumbuhnya bakteri.
Dimana efluen masuk dan akan membagi menjadi aerobic dan anaerobic.
Initial Flow Diagram
Flow diagram terdiri dari DED (Detailed Engineering Design)
1. Inlet works
2. Anaerobic baffled reactor
3. Trackling filter
4. Clarifer
5. Disc filter
6. Chlorion
Kelebihan dari FBAS

 Dengan struktur yang unik dari biofilm yang terpasang di FBAS, jumlah oksigen yang diperlukan
untuk menjaga biomassabiologi agar tetap hidup akan jauh lebih rendh
 Jmlah dan keberagaman dari biomassa di sistem FBAS secara signifikan lebih bias dibandingkan
dengan sistem Conventional Activated Sludge yang menyebabkan tapak lebikecil dan sistem
yang lebih tahan banting dan fleksibel
 Pnggunaan daya listrik yang efisien
 Desain estetis
 Fleksibilitas dalam peningkatan ke standar di masa mendatang yang lebih ketat dalam standar
baku buang, termasuk batasan dalam fosfat, ammonia dan nitrat

Anda mungkin juga menyukai