Anda di halaman 1dari 5

J. Tek. Ling. Vol. 9 No. 1 Hal.

74-78 Jakarta, Januari 2008 ISSN 1441-318X

BIOKONVERSI KARBONDIOKSIDA UNTUK BAHAN


BAKU INDUSTRI

Untung Suwahyono
Peneliti di Pusat Teknologi Bioindustri
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Abstract

From the stand point of carbon dioxide cycle on global warming, the conversion of
CO2 into various useful carbonic material compound is one solution. Using natural
energy sources such as LNG and cole may contribute to CO2 removal in the
atmosphere. As one of feasible measure though CO2 is final oxidized product of
carbon containing reaction have been proposed and investigate. Biological proces
have to developed, CO2 was efectivly converted to methan, acetat, and raw material
for plastic degradable.

Key words: corabondioxide,biokonversion, industrial raw material

1. PENDAHULUAN

Issu pemanasan global “Global berpotensi saat ini adalah meningkatnya


warming” muncul pada dekade tahun 70-an, limpahan CO2. Sebagai gambaran hasil
setelah adanya laporan hasil penelitian penelitian yang dilakukan Word Resources
yang diungkapkan oleh UK-Meteorogical International (WRI), dampak pembakaran
Agency. Dari hasil pantauan yang telah minyak bumi untuk sumber energi, limpahan
dilakukan terhadap iklim dunia, kumulatif CO2 diperkirakan mencapai 5,53
menunjukkan suatu indikasi yaitu, milyar ton. Sedangkan total limpahan CO2
terjadinya fenomena kenaikan suhu atmosfir saat ini diperkirakan mencapai 8,49 milyar
bumi yang rata-rata mencapai 0,5 oC/100 ton merupakan dampak dari aktivitas
tahun. Fenomena yang sering diistilahkan manusia.
dengan “efek rumah kaca”, diperkirakan Kecenderungan meningkatnya
penyebabnya adalah CO2. Andil CO2 dalam limpahan CO2 akan berlanjut jika saja tidak
efek rumah kaca mencapai 50%, berasal dilakukan tindakan preventif secara global.
dari limpahan CO2. Walaupun gas CO2 Salah satu langkah yang dikembangkan
efeknya relatif rendah terhadap kenaikan yaitu CO2 dapat dimanfaatkan dalam proses
suhu, namun kuantitasnya cukup besar daur ulang. Berdasarkan fenomena diatas,
sebagai limpahan dari aktivitas manusia. tulisan ini bertujuan mengetengahkan
Pemanasan global sebagai dampak bahasan untuk telaah dan memperoleh
aktivitas manusia, dipilahkan bahwa 46% perkembangan informasi Iptek tentang
adalah bersumber dari pembangkitan upaya daur-ulang dan memetik manfaat yang
energi, 24% penggunaan CFCs, 18 % lebih bermakna dari limpahan CO2 yang
perusakan hutan, 9% pertanian dan 3% lain- mungkin saja bahwa nantinya akan menjadi
lain kegiatan. Hasil pantauan terakhir masalah besar di Indonesia. Hal itu juga
diantara jenis-jenis gas tersebut yang sangat mengingat kepada kita bangsa Indonesia,

74 Suwahyono, U. 2008
jika nantinya akan mengarah menjadi dari pemecahan senyawa hidrokarbon
negara industri, mempunyai cadangan komplek. Logikanya bahwa dari fraksi
sumber gas cukup besar serta dengan tersebut dapat dibentuk kembali menjadi
residu kandungan CO2 yang cukup besar senyawa yang lebih komplek. Seperti
pula. Misalnya saja gas Arun mempunyai halnya yang dilakukan upaya pendaur-ulang
kandungan CO2 15,8%, Natuna 72%, untuk pakai limbah plastik menjadi bahan bakar
LNG Arun akan melepas CO2 sekitar 20.000 minyak yaitu, dengan pembalikan alir
ton/hari (1, dan tentunya Natuna akan lebih proses. Hasil kajian yang telah dilakukan
besar lagi sekitar 2-3 kalinya. Di balik itu menunjukkan sangat memungkinkan bahwa
ada suatu harapan bahwa limpahan CO2 reaksi balik CO 2 dapat dibuat produk
yang cukup besar sudah dapat diantisipasi strategis seperti: bahan bakar cair, bahan
jika saja terjadi krisis bahan baku industri bakar gas, serta beberapa jenis produk
dimasa depan. bahan baku industri seperti ethilen, propilen,
benzen, alkohol, asam asetat, senyawa
2. PROSPEKTING CO2 ester, urea dan bahan baku plastik yang
mudah terurai. Alir proses dapat
Pemikiran yang berkembang bahwa disederhanakan seperti tertera pada
limpahan CO2 pada dasarnya adalah hasil
Gambar 1.

3. PENAMBATAN CO2

Penambatan CO 2 dapat dipilahkan laut oleh beberapa jenis plankton dan hewan
berdasarkan prosesnya yaitu: terumbu karang yang mampu menambat
CO2 yang terlarut di air. Diperkirakan bahwa
3.1.Proses Alam dengan luas terumbu karang di permukaan
Penambatan CO 2 secara alamiah bumi seluas 620.000 km 2 mampu
terjadi di alam oleh beberapa jenis mikro menambat sekitar 2,5 milyar ton CO2 atau
alga dan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan di 12% dari total limpahan CO2. Disinilah

Biokonversi Karbondioksida... J.Tek.Ling. 9 (1): 74-78 75


pentingnya perlindungan terhadap terumbu pemisahan dan pengumpulan CO2. Teknik
karang di tiap negara. ini akan dikembangkan terutama untuk
mengumpulkan CO 2 dari sumber
3.2. Proses Fisika & Kimia pembangkit yang bervolume besar dan
terkonsentrasi seperti, pabrik dan industri
Problem mendasar untuk pemanfaatan pengolahan gas alam. Ada beberapa teknik
ulang CO2 adalah bagimana menambat CO2 yang telah dikembangkan untuk
yang efektif agar limpahan CO2 dapat didaur penambatan dan pengumpulan CO2 yang
ulang menjadi produk di dalam sistem telah diperoleh dari hasil penelitian, dengan
produksi. Riset pendahuluan menemukan beberapa keuntungan dan kekurangannya
beberapa alternatif teknik penambatan, (Tabel 1).
Tabel 1 : Paparan Banding dan Evaluasi Sistem Teknik Koleksi CO2 Untuk Pusat
Pembangkit Energi

Salah satu dari sistem tersebut yaitu biayanya relatif murah, pada tahun 1994
adsorpsi kimia, yang beranjak dari sistem diperkirakan Rp 220/lkWh. Biaya ini sudah
pembakaran konvensional, namun sangat termasuk biaya kebutuhan energi untuk
praktis aplikasinya pada tambang gas dan proses pengumpulan, cairan adsorben dan
pabrik kimia yang berskala kecil. Teknik pencairan relatif. Sedangkan kalau
pengumpulan dengan sistem adsorpsi kimia igunakan pada pembangkit BBM dan
digunakan Asam-aminat (Aminic acide) 90% batubara biayanya dapat meningkat 1,2 –
CO2 dapat terkumpul. Dengan teknik ini, 1,5.
untuk pembangkit LNG diperkirakan
76 Suwahyono, U. 2008
4. BIOKONVERSI CO2 menjadi produk tersebut sangat tergantung
pada kecukupan konsumsi H 2 . Hasil
Yang dimaksud dengan biokonversi penelitian yang dilakukan dengan reaktor
adalah mengubah satu bentuk bahan volume 1 m3, laju produksi rata-rata 7,4 ml
menjadi bahan lain prosesnya dengan gas metan/jam, tegangan arus listrik 100
perantaran jazad hidup, umumnya yang mA, dengan efektivitas konsumsi H 2
digunakan adalah mikroorganisme. mencapai 90%.
Penelitian dasar yang telah dikembangkan
dan memberikan harapan saat ini yaitu 4.2. Biokonversi Bahan Plastik
penggunaan mikroorganisme untuk
mengkonversi CO2, antara lain menjadi gas Biji plastik konvensional dibuat dengan
metan, asam asetat, bahan plastik yang bahan dasar dari polipropilen atau poliester
dapat dicerna di alam (biodegradable). yang berasal dari minyak bumi. Satu
problem yaitu plastik konvensional, karena
4.1. Biokonversi Metan dan Asam asetat tidak dapat dirombak oleh alam, sehingga
menimbulkan problem lingkungan. Upaya
Biokonversi CO2 menjadi gas metan
yang dilakukan sejak tahun 1927 oleh
dan asam asetat dengan metode Bioelectro
Pasteur Institute di Perancis, akhirnya
reaktor dikembangkan oleh Kuroda dkk(2).
memperoleh jenis bakteri tang dapat
Diagram sederhana peralatan reaktor tertera
membentuk senyawa polimer yang disebut
pada Gambar 2. Untuk pembentukan metan
Poli-3-Hidroxibutirate (Poly 3HB) yang
digunakan bakteri methanogenic dan
ternyata dapat digunakan sebagai pengganti
pembentukan asam asetat digunakan
bahan baku plastik konvensional.
bakteri homo-acetogenic. Proses produksi
Penelitian yang intensif baru dilakukan
di dalam reaktor yang dilengkapi dengan
sekitar tahun 1983 oleh International
elektroda pembangkit listrik arus searah
Chemical Industries.Co di Inggris, dengan
(DC) dan bakteri dikekang pada bagian
menggunakan bakteri Alcaligenes eutropus
katoda. Fungsi aliran listrik adalah untuk
sebagai substrat digunakan asam propionat
elektrolisis air guna memproduksi gas H2.
untuk memproduksi Poly-3HB, dan
Pembentukan gas metan dan asam asetat
sekarang sudah diproduksi dalam skala
di dalam reaktor pada kondisi anaerob
komersial. Namun produk ini cukup mahal
dijabarkan dalam persamaan reaksi sebagai
sekitar 2 – 3 kali, jika dibandingkan dengan
berikut:
harga plastik dari minyak bumi, serta
kecocokan-gunanya masih terbatas.
Pembuatan bahan baku plastik secara
mikrobilogis, pada prinsipnya adalah
Bakteri akan menggunakan HCO3 untuk
mendasarkan pada proses fermentasi di
memproduksi metan dan asam asetat.
dalam suatu bentuk reaktor melalui jasa
mikroorganisme. Sampai saat ini jenis
mikroorganisme yang digunakan untuk
produksi dalam skala komersial adalah
bakteri Alcaligenes eutropus, walaupun ada
jenis bakteri yang dapat menghasilkan
bahan polimer lain seperti Azotobacter
bijerneki dan Pseudomonas oleovoleus.
Pembentukan gas metan dan asam
Sumber bahan substrat yang digunakan
asetat dapat merupakan reaksi sinergis, jika
juga berbeda-beda, umumnya digunakan
di dalam reaktor ditumbuhkan bakteri
glukosa, fruktosa, asam propionat, asam
pembentuk metan dan asam asetat
pentanoat, asam oktanoat, atau campuran
bersamaan. Namun efektivitas konversi CO2

Biokonversi Karbondioksida... J.Tek.Ling. 9 (1): 74-78 77


dari bahan kimia tersebut. Jenis bahan kandungan CO2 relatif tinggi. Arahan menuju
susbstrat akan menentukan jenis dan negara industri kebutuhan bahan baku
kualitas polimer yang dibentuk atau industri akan meningkat terutama untuk
disintesis yaitu homopolimer atau kopolimer. industri kimia dasar. Meningkatnya kondisi
Tanaka dkk (3), berhasil mengisolasi sosial ekonomi dan jumlah penduduk yang
jenis bakteri yang dapat membentuk bahan besar, akan semakin besar pula andil
plastik, yang mempunyai karakteristik dasar timbulnya limpahan CO 2 karena
mampu mengoksidasi hydrogen (hydrogen- meningkatnya akan konsumsi energi,
oxidizing bacterium). Pada kondisi oksigen
barang dan jasa perkapita.
dan nutrien yang terbatas, dan ditumbuhkan
Pada sisi lain adalah adanya salah satu
substrat CO2, O2 dan H2 mampu membentuk
kemungkinan penghematan cadangan
senyawa Poli (D-3-Hidroxibutirate) di dalam
sumber energi dan cadangan bahan baku
selnya.
dari konversi CO2 serta pemanfaatan optimal
Secara teknis ada dua cara untuk
sumber daya alam yang ada tentunya ini
proses produksi yaitu sistem batch dan
akan seiring dengan kebijakan global seperti
sinambung. Tetapi sampai saat ini lebih
diamanatkan pada Deklarasi KTT Bumi 2002
sering digunakan sistem batch, sedangkan
di Yohannesburg. Tantangannya adalah
sistem sinambung masih dalam proses
bahwa issu lingkungan terutama faktor-
pengembangan teknologinya. Sistem
faktor penyebab dari “efek rumah kaca”
sinambung ini akan lebih menguntungkan,
harus bisa dieliminir. Karena Indonesia
karena kapasitas produksi akan lebih besar,
termasuk salah satu negara yang sangat
sehingga harga jual produk diharapkan akan
berpotensi terhadap timbulnya pemanasan
lebih murah.
global. Catatan dari World Resources
Untuk proses volume besar, terlebih
Institute, hasil survey 1987 memperlihatkan
dulu dibuat kultur biakan sebagai biangnya
bahwa, emisi CO2 di Indonesia mencapai
(seed cullture), dengan volume bertingkat.
2,5 milyar ton, hampir setara dengan negara
Tiap tahap minimal 10% dari volume total.
industri maju seperti jerman (2,7 milyar ton),
Medium tumbuh untuk pembuatan kultur
walaupun masih lebih rendah dari India dan
biang untuk tiap volume 1 liter mengandung;
China.
1,7 g fruktosa, 0,15 g (NH 4)2SO 4 ,1,1 g
Na2PO4.12H2O, 1.02 g MgSO4 dan 0,1 ml RUJUKAN PUSTAKA
unsur mikro. Pada tiap tahapan lama
1. Massama.A.,1995.Karbon Dioksida,
pembiakan bakteri 5 – 6 jam, baru
“Kawan dan lawan,”. Warta Insinyur
dipindahkan kedalam bioreaktor besar. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Tanaka dkk Kimia, Vol.9 No.4.pp.32-34
(1995), sangat menggembirakan dan Kaoyuki.K., Yoshiharu.D.,1995.
memberikan prospek, lama proses 40 jam Continous Production of Poly(3-
produktivitas bakteri menghasilkan masa- Hydroxybutirate by Alcaligenes eutropus
sel 91,3 g/L/jam dengan kandungan P(D- 2. Kurada M,T.,Watanabe.,1995. CO2
3HB) 61,9 g/L/jam, diagram alur proses Reduction To Methane and Acetat Using
diperlihatkan pada Gambar 3. A Bio-Electro reactor With Immobilizes
Methanogens and Homoaceto genss
KESIMPULAN DAN CATATAN on Electrodes. J.Energy.
Convers.Mgmt. Vol 36 No.6-9.pp.787-
Penemuan teknologi baru, seperti telah
790.
dipaparkan di atas memberikan harapan dan
3. Tanaka, K., Ayaki.I.,Toshibisa.K and
sekaligus tantangan. Bagi Indonesia
Takaheru.K.,1995. Produc tion of
tentunya sangat memberikan harapan yang
Poly(D-3- Hydro xybutirate) from CO2,
cukup bermakna, karena dalam beberapa
H2, dan O2 by High Ceell Density
hal Indonesia mempunyai faktor dominan
yang sinergis. Cadangan sumber gas alam
yang cukup besar, umumnya dengan
78 Suwahyono, U. 2008

Anda mungkin juga menyukai