MATA KULIAH:
TEKNOLOGI FOTOKATALISIS
Kelompok 03:
Theresia Evelyn Octaviany (1906357515)
Muhammad Rahmadya Permana (2006575934)
Nicholas Hussy (2006575966)
Tiffany Liuvinia (2006575650)
Yohanes Raymond Lawang (2006535924)
Latar Belakang
Berkurangnya pasokan bahan bakar fosil sementara pertumbuhan populasi manusia
yang semakin meningkat memicu timbulnya krisis energi di berbagai pelosok dunia. Di sisi
lain, semakin meningkatnya kesadaran dan kesehatan lingkungan mendorong perkembangan
riset di bidang energi baru terbaharukan. Untuk memenuhi kebutuhan energi yang semakin
meningkat serta untuk menyelesaikan masalah pemanasan global yang sebagian besar
disebabkan oleh polusi akibat penggunaan bahan bakar fosil, maka ditemukanlah berbagai
inovasi produksi bahan bakar berkelanjutan, salah satunya adalah produksi green hydrogen.
Hidrogen dianggap sebagai energi bersih alternatif yang paling ideal karena nilai
kalornya yang tinggi, polusi yang mencapai nol, dan daya simpannya yang lebih mudah
dibanding energi bersih lainnya. Hidrogen dianggap sebagai pembawa energi bersih di masa
depan untuk berbagai aplikasi seperti pada transportasi, industri, dan skala rumah tangga.
Hidrogen dapat diproduksi dengan berbagai metode, seperti reforming uap gas alam, oksidasi
parsial metanol, gasifikasi batubara, water splitting termokimia, elektrolisis pada temperatur
tinggi, water splitting foto-elektrokimia, dan water splitting dengan metode fotokatalisis.
Metode water splitting dengan bantuan fotokatalis dan sinar matahari yang
dimodelkan seperti proses fotosintesis merupakan salah satu metode produksi hidrogen yang
cukup menjanjikan. Metode ini telah menarik berbagai perhatian peneliti karena
mekanismenya yang sederhana serta biayanya yang rendah. Berbagai usaha telah dilakukan
untuk mengembangkan material fotokatalis atau kombinasinya dengan co-katalis redoks yang
sesuai. Dalam beberapa tahun terakhir, deposisi lapisan pelindung seperti Al2O3 dan TiO2
pada semikonduktor tidak stabil telah terbukti dapat meningkatkan stabilitas katalis tersebut
untuk waktu reaksi yang lebih lama karena gap band fotokatalisnya yang lebih pendek.
Namun, di satu sisi produksi hidrogen dari air menggunakan partikulat fotokatalisis
masih rendah, akibat rekayasa dan struktur yang kurang maksimal, efek plasmonik bahan,
dan doping elemental sehingga dibutuhkan upaya baru dalam meningkatkan efisiensi
produksi hidrogen dari air menggunakan sistem fotokatalis dua fasa yang terbentuk dari
integrasi bahan fototermal-fotokatalitik.
Mekanisme Produksi Hidrogen secara Fotokatalitik: Water Splitting
Metode fotokatalitik water splitting merupakan metode produksi hidrogen
terbaharukan yang berkelanjutan dan bersih. Metode ini pertama kali ditemukan oleh Honda
dan Fujishima pada tahun 1972 dan telah banyak diteliti serta diasumsikan sebagai metode
paling efisien dan hemat biaya dalam produksi hidrogen skala besar. Namun, untuk
implementasi skala besar tersebut, masih banyak tantangan yang dihadapi oleh metode ini,
salah satunya adalah efisiensi konversi solar-to-hydrogen (STH) yang sejauh ini masih di
bawah 5%. Untuk memenuhi persyaratan komersial, efisiensi konversi STH ini harus
ditingkatkan menjadi 10%. Akan tetapi, meskipun penggunaan metode pemisahan air
fotokatalitik mencapai efisiensi konversi STH yang rendah, desain sistem dari metode ini
jauh lebih sederhana dan lebih murah serta lebih memungkinkan untuk ditingkatkan
skalanya—asalkan campuran produk hidrogen dan oksigen yang lembab dan stoikiometrik
dapat ditangani dengan aman di lapangan dan hidrogen dapat dipulihkan (Nishiyama et al.,
2021).
Konsep dasar metode photocatalytic water splitting ini adalah memecahkan molekul
air menjadi oksigen dan hidrogen dengan bantuan fotokatalis semikonduktor di bawah sinar
matahari. Dalam sistem ini, energi cahaya diubah menjadi energi kimia, dan elektron akan
berpindah dari pita valensi (VB) ke pita konduksi (CB), menghasilkan pasangan lubang
elektron fotoproduksi. Pasangan lubang elektron yang dihasilkan foto dapat menggerakkan
setengah reaksi fotokatalitik (Deng et al., 2019).
Reaksi keseluruhan: 2H2O → 2H2 + O2 (E > 1,23 eV)
Reaksi evolusi hidrogen: 2H+ + 2e- → H2 + 2OH- acidic aqueous
solution
2H2O + 2e- → H2 + 2OH- alkaline aqueous solution
Reaksi evolusi oksigen: 2H2O → O2 + 4e- + 4H+ acidic aqueous solution
4OH- → O2 + 4e- + 2H2O alkaline aqueous solution
Secara keseluruhan, reaksi tersebut bersifat sangat endotermik dengan nilai energi Gibb’s
sebesar 237 kJ/mol. Tahapan utama proses water splitting adalah sebagai berikut:
1. Absorpsi foton dan generasi exciton pada fotokatalis semikonduktor
2. Separasi dan migrasi pasangan elektron-hole ke permukaan semikonduktor
3. Reduksi dan oksidasi untuk membentuk H2 dan O2 dari air.
Total efisiensi konversi STH dapat dihitung dengan rumus berikut:
Skema mekanisme photocatalytic water splitting dapat dilihat pada gambar berikut:
dimana Q adalah jumlsh hidrogen aktual (mmol g-1 h-1), A adalah luas puncak aktual
hidrogen (L), dan Vm adalah volume molar standar (22,4 L mol-1), M adalah massa katalis (g),
dan t adalah waktu (h).
Hasil kuantum keseluruhan untuk pembentukan O2 dan H2 ditunjukkan pada
persamaan (2) dan (3): (Deng et al., 2019)
(2 × 𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑒𝑣𝑜𝑙𝑣𝑒𝑑 𝐻2 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑐𝑢𝑙𝑒𝑠
Overall quantum yield (%) = 𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑖𝑛𝑐𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡 𝑝ℎ𝑜𝑡𝑜𝑛𝑠
× 100(for H2 evolution)
(4 × 𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑒𝑣𝑜𝑙𝑣𝑒𝑑 𝑂2 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑐𝑢𝑙𝑒𝑠
Overall quantum yield (%) = 𝑁𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑖𝑛𝑐𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡 𝑝ℎ𝑜𝑡𝑜𝑛𝑠
× 100(for O2 evolution)
Gambar 2. Grafik hubungan antara intensitas cahaya dengan laju produksi hidrogen
(Sumber: Guo et al., 2021)
Sistem ini juga menunjukkan universalitas untuk katalis lain seperti MoS2, C3N4,
dan TiO2 juga menunjukkan hasil laju produksi sebesar 155.77, 95.54, and 59.87 μmol
h−1 cm-1 secara berurutan. Digunakan juga heterokatalis Cu-MoS2 menunjukkan lajur
produksi hidrogen 16 kali lebih besar daripada sistem 3 fasa.
Gambar 3. Aktivitas fotokatalitik sampel hasil sintesis (0,01 g) dalam larutan berair suspensi
(70 mL) yang mengandung 10% (v/v) trietha-nolamine di bawah iradiasi cahaya tampak (𝛌> 420 nm)
(Sumber: Zeng et al., 2016)
Dari penelitian yang dilakukan, terdapat beberapa analisa untuk menentukan nilai
STH dan pemulihan hidrogen yang dihasilkan oleh unit prototipe yang diuji.
A) Menentukan nilai STH
𝑂𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑦 𝑎𝑠 𝑟𝐻2 𝑟𝐻2× △𝐺𝑟
STH = 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑦 𝑜𝑓 𝑖𝑛𝑐𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡 𝑠𝑜𝑙𝑎𝑟 𝑙𝑖𝑔ℎ𝑡
= 𝑃𝑠𝑢𝑛 × 𝑆
Dimana:
Psun : fluks energi dari sinar matahari yang datang (data diperoleh dari
instrumentasi stasiun cuaca dan piranometer)
S : area yang diradiasi
rH2 : tingkat produksi hidrogen
𝜟Gr : perubahan energi Gibbs untuk reaksi (237 kJ mol-1 untuk pemisahan
air secar keseluruhan dalam kondisi standar pada 298 K)
Data yang juga diperhitungkan di dalam perhitungan nilai STH harian di bawah
sinar matahari alami adalah jumlah harian radiasi matahari dan gas oksihidrogen yang
dikumpulkan di unit tangki penyimpanan gas.
Sementara itu, Zhang, J. et. al. (2022) merangkum tantangan dalam penelitian
produksi hidrogen secara fotokatalitik sebagai berikut:
1) Laju produksi masih kecil (umumnya kurang dari 700 μmol/g/h )
2) Perlu menemukan sacrificial agent yang lebih murah dan ramah lingkungan lataran
penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan produk fotokatalitik hidrogen
menggunakan sacrificial agent yang mahal dan tidak sustainable, seperti
sikloheksana.
3) Masih sedikit penelitian yang melaporkan stabilitas agen fotokatalis dan umumnya
stabilitasnya kurang memuaskan.
Metode Karakterisasi
Penelitian yang dilakukan oleh Zhang, J. et. al. (2022) menggunakan metode
karakterisasi katalis fotokatalitik seperti yang ada di bawah ini.
1. X-ray diffraction (XRD), digunakan untuk karakterisasi sifat material seperti struktur
kristal, ukuran kristalit, dan regangan.
2. Brunauer–Emmett–Teller (BET), digunakan untuk mengukur luas area permukaan
katalis.
3. Scanning Electron Microscopy (SEM), digunakan untuk struktur mikro atau
morfologi sebuah permukaan bahan.
4. Transmission electron microscopy (TEM), digunakan untuk struktur dalam bahan.
5. Powder X-ray diffraction, digunakan untuk mengidentifikasi fase kristal pada bahan.
6. X-ray photoelectron spectroscopy, digunakan untuk mengidentifikasi zat kimia yang
ada di permukaan.
7. Raman microspectrometer, digunakan untuk mengukur Raman spectrum dari bahan.
8. Fourier transform infrared (FT-IR) spectrometer, digunakan untuk identifikasi gugus
fungsi di permukaan.
9. Inductively coupled plasma atomic emission spectrometer, digunakan untuk analisis
jejak elemen.
10. Photoluminescence spectroscopy spectral spectrofluorometer dan electron spin
resonance, digunakan untuk mendeteksi radikal OH.
11. PL spectrofluorometer, digunakan untuk mengkaji rekombinasi elektron dan hole.
Untuk penelitian yang dilakukan oleh Guo et al.,(2021) beberapa metode karakterisasi
yang diperlukan adalah:
1. Morfologi sampel dikarakterisasi menggunakan scanning electron microscope (SEM)
dan transmission electron microscope
2. UTi80 thermal imager, untuk merekam radiasi thermal infrared
3. XPS Spektrometer digunakan untuk melihat XPS spektra kayu/CoO
4. Atomic Force Microscopy digunakan untuk mengestimasi suhu lokal katalis CoO NPs
5. Perkin Elmer Lambda 35 UV-Vis Spektrofotometer, untuk mengukur bulk water dari
kayu/CoO
Referensi
Deng, F., Zou, J.-P., Zhao, L.-N., Zhou, G., Luo, X.-B. and Luo, S.-L. (2019).
Nanomaterial-Based Photocatalytic Hydrogen Production. Nanomaterials for the
Removal of Pollutants and Resource Reutilization, [online] pp.59–82.
doi:https://doi.org/10.1016/b978-0-12-814837-2.00003-2.
Dincer, Ibrahim (2018). Comprehensive energy systems. Volume 1, Part A, Energy
fundamentals. Amsterdam, Netherlands: Elsevier Inc.
Guo, S., Li, X., Li, J. and Wei, B. (2021). Boosting photocatalytic hydrogen production from
water by photothermally induced biphase systems. Nature Communications, [online]
12(1). doi:https://doi.org/10.1038/s41467-021-21526-4.
Lakhera, S.K., Rajan, A., Rugma, T.P. and Bernaurdshaw, N., 2021. A review on particulate
photocatalytic hydrogen production system: Progress made in achieving high energy
conversion efficiency and key challenges ahead. Renewable and Sustainable Energy
Reviews, 152, p.111694.
Zeng, J., Song, T., Lv, M., Wang, T., Qin, J. and Zeng, H. (2016). Plasmonic photocatalyst
Au/g-C3N4/NiFe2O4 nanocomposites for enhanced visible-light-driven photocatalytic
hydrogen evolution. RSC Advances, 6(60), pp.54964–54975.
doi:https://doi.org/10.1039/c6ra08356k.
Zhang, J., Lei, Y., Cao, S., Hu, W., Piao, L. and Chen, X. (2021). Photocatalytic hydrogen
production from seawater under full solar spectrum without sacrificial reagents using
TiO2 nanoparticles. Nano Research, 15(3), pp.2013–2022.
doi:https://doi.org/10.1007/s12274-021-3982-y.