Anda di halaman 1dari 10

Jakarta, p-ISSN : 2085.

38616
JRL Vol.14 No.2 Hal. 91 - 100
Desember 2021 e-ISSN : 2580-0442

TEKNOLOGI PENANGKAPAN KARBON DENGAN


MIKROALGA: PELUANG DAN TANTANGAN DALAM
MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

Joko Prayitno, Rahmania Admirasari, Teddy W. Sudinda, Widiatmini Sih Winanti


Pusat Teknologi Lingkungan, OR PPT Badan Riset dan Inovasi Nasional, Gedung 820
Geostech, Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Banten
Email : Joko016@brin.go.id

Abstrak

Teknologi penangkapan karbon dengan mikroalga (CCS Mikroalga) merupakan salah


satu teknologi mitigasi yang memiliki potensi digunakan dalam upaya penurunan emisi
GRK. Teknologi CCS mikroalga bekerja dengan cara menangkap karbon yang
dihasilkan dari suatu proses industri kemudian disimpan dan dimanfaatkan untuk
proses produksi lain.Teknologi CCS mikroalga terdiri dari dua jenis yaitu fotobioreaktor
dan kolam terbuka (open pond). Tulisan ini membahas sejauh mana kontribusi
teknologi CCS menggunakan mikroalga dalam upaya penurunan emisi karbon,
prospek aplikasinya di masa depan dan kendala dalam aplikasinya. Dalam tulisan ini
dijelaskan tentang konsep dan jenis-jenis teknologi CCS menggunakan mikroalga,
potensi serapan karbon dari masing-masing teknologi, dan kendala dalam aplikasinya,
dan beberapa alternatif untuk meningkatkan peran teknologi ini pada tataran nasional.

kata kunci : penangkapan karbon, mikroalga, fotobioreaktor, kolam kultur, serapan


CO2.

CARBON CAPTURE TECHNOLOGY USING MICROALGAE:


CURRENT OPPORTUNITY AND CHALLENGES FOR
CLIMATE CHANGE MITIGATION
Abstract
Carbon capture technology with microalgae (CCS Mikroalga) is one of the
mitigation technologies that has the potential to be used in efforts to reduce
GHG emissions. Microalgae CCS technology works by capturing carbon
produced from an industrial process and then stored and utilized for other
production processes. Microalgae CCS technology consists of two types,
namely photobioreactors and open ponds. This pa per discusses the
contribution of CCS technology using microalgae in an effort to reduce
carbon emissions, the prospects for its application in the future and the
obstacles in its application. This paper describes the concepts and types of
CCS technology using microalgae, the potential for carbon sequestration of
each technology, and the constraints in its application, and several
alternatives to increase the role of this technology at the national level.

keywords : carbon capture, microalgae, photobioreactor, open pond, CO2


sequestration

Teknologi Penagkapan... JRL. Vol. 14 No.2, Desember – 2021: 91 - 100 91


I. PENDAHULUAN dengan cara menangkap karbon yang
dihasilkan dari suatu proses industri
Perubahan iklim akibat peningkatan kemudian disimpan dan dimanfaatkan
emisi gas rumah kaca (GRK) dari aktivitas untuk proses produksi lain. Teknologi CCS
manusia menjadi masalah global saat ini. yang mulai banyak dilirik adalah teknologi
Total emisi GRK pada tahun 2018 tercatat CCS secara biologis menggunakan
sebesar 55.3 GtCO 2e (Edo et al., 2019). mikroalga. Teknologi CCS dengan
Dampak perubahan iklim yang dirasakan di mikroalga terdiri dari dua jenis yaitu
berbagai wilayah dunia diantaranya fotobioreaktor dan kolam terbuka (open
peningkatan kejadian bencana pond). Manfaat dan peluang teknologi
hidrometeorologi akibat peningkatan cuaca tersebut dalam menurunkan konsentrasi
yang ekstrem, seperti peningkatan gas CO2 dari udara telah diulas dalam
frekuensi dan durasi kekeringan, banjir dan beberapa literatur (Adamczyk et al., 2016;
tanah longsor di beberapa wilayah dunia, Gaber et al., 2021; Mohler et al., 2019;
dan peningkatan suhu dan muka air laut Valdovinos-García et al., 2020), namun
(Nerem et al., 2018; Wobus et al., 2017; ulasan terkait peluang teknologi ini di
Zhao et al., 2020). Indonesia sebagai Indonesia masih langka.
negara kepulauan memiliki tingkat Pemilihan teknologi CCS menggunakan
kerentanan yang tinggi terhadap dampak mikroalga berpengaruh terhadap hasil
perubahan iklim. Sejak ratifikasi Protokol biomassa yang diperoleh sehingga akan
Kyoto tahun 1997, Indonesia berupaya mempengaruhi jumlah karbon yang
mengurangi emisi GRK nasional difiksasi. Selain itu, terdapat pula
khususnya di sektor-sektor penyumbang perbedaan dalam hal kebutuhan energi,
emisi terbesar yaitu kehutanan, energi, nutrien, air dan material bangunan, yang
transportasi, industri dan limbah. pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
Komitmen Indonesia dalam penurunan jumlah karbon yang digunakan/diemisikan.
emisi GRK nasional diperkuat melalui Tulisan ini bertujuan untuk membahas
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016, sejauh mana kontribusi teknologi CCS
dan dalam dokumen Nationally Determined yang menggunakan mikroalga dalam
Contribution (NDC) yang dilaporkan ke upaya penurunan emisi karbon, prospek
UNFCCC. Komitmen tersebut berupa aplikasinya di masa depan dan kendala
target penurunan emisi karbon sebesar dalam aplikasinya. Dalam tulisan ini
29% pada tahun 2030 berdasarkan dijelaskan terlebih dahulu tentang konsep
skenario business as usual atau 41% dan jenis-jenis teknologi CCS
dengan bantuan internasional. Untuk menggunakan mikroalga, potensi serapan
mencapai target yang telah ditetapkan karbon dari masing-masing teknologi, dan
tersebut, selain diperlukan perangkat kendala dalam aplikasinya, dan beberapa
hukum, ekonomi dan kelembagaan, juga alternatif untuk meningkatkan peran
dibutuhkan teknologi mitigasi yang sesuai teknologi ini pada tataran nasional.
dengan kondisi di Indonesia.
Teknologi mitigasi yang memiliki potensi II. KONSEP TEKNOLOGI PENANGKAPAN
digunakan dalam upaya penurunan emisi KARBON DENGAN MIKROALGA
GRK diantaranya adalah teknologi
penangkapan dan penyimpanan karbon
Mikroalga memiliki kemampuan
(CCS, carbon capture and storage).
menyerap gas CO 2 sebagai bahan baku
Berbeda dengan teknologi mitigasi lain
proses fotosintesis dan mengubahnya
seperti teknologi rendah karbon yang
menjadi biomassa. Kemampuan ini
dimulai dari pemilihan bahan baku atau
menjadi salah satu daya tarik mikroalga
sumber energi untuk menekan jumlah
untuk digunakan sebagai penangkap
karbon yang dikonsumsi dan yang
karbon dalam skala besar, khususnya yang
dikeluarkan, teknologi CCS bekerja di hilir
diemisikan dari cerobong industri. Proses

92 Prayitno, Joko., 2021


penangkapan karbon oleh mikroalga (Gambar 1), yang dilengkapi dengan
melalui proses fotosintesis berlangsung di sistem pemberian nutrisi, sistem injeksi gas
dalam organel sel mikroalga yang disebut CO2, dan sistem sirkulasi media.
dengan kloroplas, dimana gas CO 2 Sedangkan jenis teknologi kolam terbuka
dikonversi menjadi senyawa-senyawa diantaranya berupa kolam lingkaran,
organik sederhana melalui serangkaian raceway pond, atau kolam persegi
reaksi biokimia yang kompleks (Daneshvar (Gambar 2) yang juga memiliki sistem
et al., 2022). Di dalam sel mikroalga, pemberian nutrisi, sistem pengaduk dan
senyawa-senyawa organik tersebut sistem injeksi gas CO 2 seperti halnya
kemudian digunakan sebagai bahan baku teknologi FBR. Kedua teknologi ini memiliki
sintesis senyawa-senyawa lainnya kelebihan dan kekurangan masing-masing,
termasuk lipid. Secara sederhana reaksi sehingga pemilihan jenis teknologi ini untuk
fotosintesis tersebut dapat dijelaskan penangkapan karbon tergantung dari
dengan rumus sebagai berikut. kebutuhan dan sumberdaya yang tersedia.
Keunggulan dan kendala dari kedua
6 CO2 + 6 H2O → C6H12O6 + 6 O2 teknologi tersebut dapat dilihat pada Tabel
1.
Secara alami, proses penangkapan CO 2 Dalam sistem FBR, CO 2 yang dialirkan
di udara oleh mikroalga dan selanjutnya ke dalam sistem memiliki waktu kontak
dikonversi menjadi biomassa dan lipid telah dengan mikroalga yang lebih lama di dalam
berlangsung selama jutaan tahun. air sesuai dengan disain fotobioreaktornya,
Biomassa dari mikroalga yang mati dan sedangkan dalam sistem kolam kultur
mengendap di dasar perairan kemudian waktu kontak lebih singkat karena
mengalami proses geologis dan diyakini ketinggian permukaan air hanya sekitar 30-
menjadi salah satu sumber terbentuknya 40 cm. Sistem FBR yang tertutup
minyak bumi (Eneh, 2011). Dengan kata mengurangi peluang mikroalga yang
lain, CO2 yang difiksasi oleh mikroalga dikulturkan terkontaminasi dengan
selama jutaan tahun disimpan salah organisme lain yang dapat mengganggu
satunya dalam bentuk minyak bumi. pertumbuhan mikroalga tersebut. Selain
Beberapa kelebihan mikroalga itu, dalam sistem yang tertutup kondisi
dibandingkan dengan tanaman untuk kultur dapat lebih mudah diatur sesuai
penangkapan karbon telah dibahas dalam dengan kebutuhan mikroalga. Sebaliknya,
banyak literatur, diantaranya laju karena sistem kolam kultur yang terbuka
pertumbuhan dan produksi biomassa yang maka peluang mikroalga terkontaminasi
lebih besar, serta tidak berkompetisi dengan organisme lain seperti parasit,
dengan tanaman budidaya karena tidak protozoa, mikroalga jenis lain, larva
membutuhkan lahan yang subur (Klinthong serangga, hewan amfibi dan lainnya lebih
et al., 2015; Kumar et al., 2018; Singh and tinggi. Karena hal tersebut, ditambah
Dhar, 2019). Biomassa mikroalga yang dengan faktor-faktor lain seperti difusi CO 2
dihasilkan juga dapat dimanfaatkan yang lebih cepat ke udara dari dalam media
sebagai sumber bahan baku biofuel, pakan kultur, tingkat serapan cahaya dan transfer
dan produksi senyawa-senyawa bernilai massa (akibat sistem pengadukan kurang
ekonomis lainnya. efisien) yang lebih rendah, maka
Penangkapan karbon oleh mikroalga produktivitas mikroalga dengan
dalam skala besar dilakukan secara menggunakan kolam kultur menjadi lebih
khusus dalam sistem tertutup yaitu rendah dibandingkan dengan FBR. Namun
fotobioreaktor (FBR), ataupun dalam demikian biaya investasi dan operasional
sistem terbuka yaitu kolam kultur (open FBR lebih mahal dibandingkan kolam kultur
pond culture). Beberapa jenis teknologi karena konstruksi dan sistem FBR yang
FBR diantaranya adalah flat panel, FBR lebih kompleks.
kolom horizontal dan FBR kolom vertikal

Teknologi Penagkapan... JRL. Vol. 14 No.2, Desember – 2021: 91 - 100 93


Gambar 1. Jenis-jenis teknologi FBR. (A) flat panel, (B) kolom horizontal, dan (C) kolom
vertikal.

Gambar 2. Teknologi kolam kultur. (A) kolam lingkaran, (B) raceway pond, (C) kolam
persegi

94 Prayitno, Joko., 2021


Tabel 1. Keunggulan Dan Kendala Teknologi Penangkapan Karbon Dengan
Fotobioreaktor (FBR) Dan Kolam Kultur Mikroalga.

Jenis Teknologi
Karakteristik FBR FBR FBR Raceway Kolam
panel vertikal horizontal pond tradisional
Produktivitas biomassa tinggi tinggi tinggi sedang rendah
Kemudahan operasional sedang rendah rendah tinggi tinggi
Kemudahan pemeliharaan rendah rendah rendah sedang tinggi
Konsumsi energi tinggi tinggi tinggi sedang rendah
Kontrol kondisi lingkungan kultur ya ya ya tidak tidak
Biaya investasi tinggi tinggi tinggi sedang rendah
Biaya operasional tinggi tinggi tinggi sedang rendah
Kebutuhan lahan rendah rendah rendah tinggi tinggi

menggunakan teknologi FBR skala 100.000


III. PENANGKAPAN KARBON OLEH liter dapat mencapai 80% (Pereira et al.,
MIKROALGA 2018). Demikian pula efisiensi serapan CO2
oleh mikroalga Scenedesmus sp. dalam
Kemampuan fiksasi CO2 oleh mikroalga kolam kultur dapat mencapai hingga 94%
dalam FBR atau kolam kultur secara umum menggunakan sumber CO2 dari cerobong
diukur berdasarkan efisiensi serapan CO 2 industri (de Godos et al., 2014).
dan tingkat produksi biomassa mikroalga Jumlah CO2 yang dibutuhkan untuk
dalam FBR atau kolam kultur. Efisiensi menghasilkan 1 ton biomassa mikroalga
serapan CO2 oleh mikroalga dalam FBR atau adalah 1,83 ton (Pereira et al., 2018; Putt et
kolam kultur dapat ditentukan berdasarkan al., 2011), sedangkan kandungan C dalam
perbedaan antara CO2 yang masuk ke dalam biomassa mikroalga adalah 49% (Pereira et
sistem FBR atau kolam kultur dengan CO2 al., 2018). Produktivitas biomassa
yang keluar dari sistem, yang dinyatakan maksimum dari sistem FBR dan kolam kultur
dengan rumus : dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan
jumlah CO2 yang dibutuhkan untuk
menghasilkan biomassa mikroalga dan nilai
produktivitas biomassa mikroalga, maka
dapat dihitung potensi karbon yang diserap
oleh mikroalga dalam sistem FBR/kolam
kultur dengan rumus sebagai berikut:
Dimana :
E = Efisiensi serapan (%)
CO2in = CO2 yang masuk ke sistem
FBR/kolam
CO2out = CO2 yang keluar dari sistem
FBR/kolam Dimana :
TCO2 = total fiksasi CO2 (ton/m3/tahun)
µL = produktivitas biomassa (g berat
Efisiensi serapan CO2 dalam sistem FBR kering/L/hari)
ataupun kolam kultur dipengaruhi oleh jenis V = kapasitas FBR (m3)
mikroalga yang digunakan, disain FBR/kolam
kultur dan kondisi operasi. Efisiensi serapan Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa serapan
CO2 dari mikroalga Tetraselmis sp. dengan
karbon dengan menggunakan FBR lebih

Teknologi Penagkapan... JRL. Vol. 14 No.2, Desember – 2021: 91 - 100 95


tinggi dibandingkan dengan serapan karbon dengan jumlah karbon yang diserap
dengan menggunakan kolam kultur. mencapai 111,7 kg CO2/m3/tahun (Pereira et
Teknologi penangkap-an karbon dengan al., 2018).
fotobioreaktor mikroalga hingga saat ini telah
diaplikasikan pada skala hingga 100 m3

Tabel 2. Efisiensi Serapan Beberapa Jenis Mikroalga


Species Sistem Kapasitas Efisiensi Produksi Produktivitas Jumlah Referensi
(Liter)* serapan Biomass biomass karbon yang
(m2)** CO2 (g/L) maksimum diserap
(%) (g/L/hari)* (kg/m3/tahun)
(g/m2/hari) (kg/m2/tahun)**
Chlorella sp. FBR 1,5 L -- 4,0 0,94 617,6 (Adamczy
k et al.
2016)
Nanochlorop FBR 1,5 L -- 4,0 0,84 551,9 (Doucha
sis gaditana et al.,
2005)
Spirulina sp. FBR 3.850 L -- -- 0,025 16,4 (Torzillo
et al.,
1986)
Scenedesmu Kolam 100 m2 98 -- 17 11,2** (de
s sp. kultur (20.000 L) Godos et
al., 2014)
Scenedesmu FBR 4,27 64,3 1,55-4,79 0,44 289,1 (Arroyo et
s dimorphus al., 2019)
FBR 100.000 60-75 0,8 0,17 (37,2) 111,7 (Pereira
et al.,
2018)
Keterangan : *) berdasarkan volume kultur
**) berdasarkan luas area kultur

Tingkat serapan CO2 oleh mikroalga juga ataupun FBR tabung dengan menggunakan
dapat diperkirakan dari kandungan senyawa mikroalga jenis Nannochloropsis gaditana,
karbon dalam sel (Yun et al., 1997) karena kebutuhan energi yang lebih rendah
berdasarkan rumus sebagai berikut : (Dufour et al., 2010). Sedangkan dalam
produksi biodiesel dari Scenedesmus
dimorphus, FBR panel mengemisi-kan
karbon tidak jauh berbeda dengan kolam
terbuka.

Dimana : IV.NILAI EMISI TEKNOLOGI


RCO2 = laju fiksasi CO2 (g CO2/m3/jam) PENANGKAPAN KARBON DENGAN
Cc = kandungan karbon (%) MIKROALGA
µL = laju pertumbuhan sel (g berat
kering/m3/jam) Jumlah karbon yang diserap oleh
MCO2 = Berat molekul CO2 mikroalga seperti yang dibahas di atas
MC = berat molekul C merupakan satu parameter penting untuk
mengukur efektivitas teknologi ini. Namun
Bila ditinjau dari emisi GRK, teknologi demikian, parameter lain yang lebih
FBR panel lebih sedikit mengemisikan diperhitungkan adalah nilai emisi (CO2-
karbon dibandingkan dengan kolam terbuka equivalent emission value) dari teknologi

96 Prayitno, Joko., 2021


yang digunakan. Nilai emisi merupakan karena perbedaan disain. Perbedaan disain
selisih antara karbon yang dikeluarkan atau tersebut mempengaruhi perhitungan LCA
dihasilkan dengan jumlah karbon yang yang diperoleh, karena perbedaan dalam
ditangkap atau disimpan dari keseluruhan produksi biomassa, kebutuhan energi, air,
proses produksi menggunakan teknologi dan nutrien, dan material bangunan. Hal lain
yang dimaksud. Nilai emisi dari teknologi yang mempengaruhi hasil perhitungan adalah
FBR atau kolam kultur dihitung dengan perbedaan jenis mikroalga yang digunakan.
menggunakan life cycle analysis (LCA), mulai Informasi terkait LCA dari aplikasi
dari proses awal input bahan baku, hingga teknologi kolam kultur dan FBR mikroalga
diperoleh produk. Metode LCA digunakan telah banyak tersedia, khususnya dalam
pula untuk melihat pengaruh dari aplikasi menghitung emisi CO2 dari kegiatan produksi
teknologi CCS dengan mikroalga terhadap biodiesel (Gaber et al., 2021; Uctug et al.,
lingkungan dan keberlanjutan dari teknologi 2017; Valdovinos-García et al., 2020). Salah
ini di masa mendatang khususnya terkait satu parameter yang diukur dalam LCA
emisi karbon. tersebut adalah global warming potential
Metode LCA dipandang sebagai metode (GWP) yang dinyatakan dalam kg CO2e per
perhitungan yang cukup lengkap, detil dan kg lipid atau pun per kg biodiesel. Beberapa
transparan. Metode ini telah juga banyak hasil studi LCA tersebut dibahas sebagai
dipakai untuk menganalisis keunggulan dan berikut.
kelemahan teknologi produksi biomassa Emisi karbon dari produksi biodiesel
mikroalga sebelum aplikasi skala besar di dengan menggunakan teknologi kolam
lapang (Gaber et al., 2021; Valdovinos- terbuka adalah 2,19 kg CO2e/kg biodiesel
García et al., 2020). (Uctug et al., 2017). Sedangkan emisi karbon
Proses penangkapan karbon dari dari produksi biodiesel dengan
mikroalga dan konversinya menjadi produk- menggunakan teknologi FBR panel di dua
produk seperti biofuel, baik dengan lokasi berbeda (Tuscany dan Sicily) adalah
menggunakan teknik kolam terbuka maupun sebesar 17,93 dan 20,24 kg CO2e/kg
FBR tabung dan panel, telah banyak biodiesel (Gaber et al., 2021). Hasil dari LCA
dipublikasi dalam dua dekade terakhir. tersebut menunjukkan bahwa emisi karbon
Perbedaan hasil perhitungan LCA dari yang dihasilkan dari kegiatan produksi
teknologi yang digunakan lebih disebabkan biodiesel baik di kolam terbuka maupun FBR
bernilai positif (net emitter), meskipun menunjukkan bahwa optimasi pertumbuhan
emisi karbon dari kolam terbuka lebih kecil yang mengakibatkan peningkatan
dibandingkan dengan yang dari FBR. Hasil produktivitas biomassa, menyebabkan
perhitungan Gaber et al (2021) menunjukkan penurunan GWP sebesar 15%. Daur ulang
bahwa komponen terbesar penyumbang nutrien dapat menjadi alternatif untuk
emisi di FBR adalah listrik (40 dan 45%), menurunkan kontribusi nutrien terhadap
infrastruktur (32 dan 24%) dan nutrien (10%). emisi karbon, namun efeknya terhadap
Hal yang perlu mendapat perhatian dalam produktivitas biomassa masih perlu dikaji
perhitungan LCA adalah lingkup lebih jauh.
penghitungan dan sumber bahan-bahan Pendekatan lain dalam menghitung nilai
yang dijadikan perhitungan. Dalam kasus emisi dari teknologi CCS dengan mikroalga
FBR, Gaber et al (2021) menunjukkan bahwa adalah dengan menghitung nilai carbon
penggunaan listrik yang berasal dari grid footprint-nya. Studi lain menunjukkan bahwa
energi terbarukan dapat menurunkan nilai nilai carbon footprint biomassa mikroalga
emisi karbon dari 20,24 dan 17,93 kg yang dikultur dalam FBR adalah sebesar
CO2e/kg biodiesel menjadi 11,44 dan 9,33 68,34 kg CO2e/kg berat kering, dengan
kg CO2e/kg biodiesel, dan persentase kontributor terbesar adalah penggunaan
kontribusi listrik turun dari 40 dan 45% listrik (53%) dan nutrien (14%) (Mata et al.,
menjadi 4%. 2018). Hasil tersebut konsisten dengan
Hasil studi Gaber et al. (2021) juga perhitungan LCA seperti yang dibahas

Teknologi Penagkapan... JRL. Vol. 14 No.2, Desember – 2021: 91 - 100 97


sebelumnya. diperlukan waktu agar skenario ini dapat
berjalan. Upaya lain yang dapat dilakukan
V. PELUANG TEKNOLOGI CCS untuk menurunkan nilai emisi adalah
MIKROALGA dengan menggunakan air limbah organik
sebagai media tumbuh dan daur ulang
Teknologi CCS mikroalga mendapat media berisi nutrien. Selain itu produksi
banyak perhatian karena produk biomassa biomassa perlu ditingkatkan, misalnya dari
yang diperoleh dapat diproses lebih lanjut 20% ke 60% dapat mengurangi emisi GRK
untuk berbagai macam pemanfaatan. per kg biomassa yang dihasilkan.
Teknologi kolam kultur dan FBR telah Peningkatan produktivitas biomassa
banyak diaplikasikan dalam menghasilkan diantaranya melalui pemilihan jenis
produk-produk suplemen pangan dan mikroalga yang tepat dan disain teknologi
pakan (Molino et al., 2018; Neves et al., yang cocok untuk jenis mikroalga yang
2021; Zanella and Vianello, 2020), terpilih.
kosmetik dan bahan baku obat (Riccio dan
Lauritano, 2020). Berdasarkan hasil studi
VI. KESIMPULAN
tekno-ekonomi dari keseluruhan proses
produksi biomassa (tanpa proses lanjut),
Teknologi kultivasi mikroalga dengan
diketahui bahwa biaya produksi per unit
sistem kolam terbuka maupun FBR telah
biomassa di area seluas 100 ha adalah
banyak dikaji dan dikembangkan hingga
Euro 3,4/kg berat kering (Ruiz et al., 2016).
pada tingkat komersialisasi. Terkait dengan
Berdasarkan hasil studi tersebut,
emisi GRK, hasil studi LCA dan Carbon
pemanfaatan biomassa untuk produk
footprint menunjukkan bahwa teknologi ini
bernilai tinggi seperti pigmen akan
masih bersifat positif emisi, sehingga
menguntungkan, sedangkan pemanfaatan
teknologi ini belum dapat digunakan untuk
untuk komoditas pangan dan kimia perlu
semata-mata untuk tujuan penangkapan
penurunan biaya operasi supaya bisa
karbon dalam waktu dekat. Aplikasi
bersaing. Dengan demikian, dari sisi
teknologi ini untuk penangkapan karbon
tekno-ekonomi, aplikasi teknologi CCS
masih memerlukan pengembangan lebih
mikroalga harus dipadukan dengan
lanjut, baik dalam hal disain, bahan baku
pemanfaatan biomassa menjadi produk
maupun proses produksi. Selain itu
bernilai tinggi, disamping perlu
peningkatan efisiensi pada upstream
pengembangan lebih lanjut agar biaya
process seperti seleksi jenis mikroalga yang
produksi dapat diturunkan.
tepat, optimasi pasokan nutrien dan sumber
Dalam konteks penangkapan karbon
nutrien alternatif yang lebih murah dan
untuk mitigasi perubahan iklim, aplikasi
ramah lingkungan (misalnya memanfaatkan
teknologi CCS mikroalga juga perlu
air limbah organik), optimasi kondisi operasi
pengembangan lebih lanjut agar diperoleh
kultur (intensitas cahaya, pH dan
emisi negatif dari keseluruhan proses.
pengadukan), menggunakan sumber energi
Kendala utama yang dihadapi adalah
alternatif yang ramah lingkungan
tingginya kebutuhan energi dalam
(renewable energy); maupun down stream
pengoperasian teknologi tersebut,
process seperti teknik pemanenan dan
khususnya dari penggunaan listrik untuk
pemanfaatan biomassa masih perlu
pompa, dan kebutuhan nutrien. Untuk
dilakukan. Aplikasi teknologi ini lebih
mengurangi kebutuhan energi tersebut
memungkinkan bila ditujukan untuk
maka diperlukan rekayasa disain dari
menghasilkan produksi senyawa yang
teknologi ini, sedangkan untuk mengurangi
memiliki nilai ekonomi tinggi, sedangkan
emisi karbon, maka diperlukan
penangkapan karbon menjadi bagian
pemanfaatan sumberdaya energi
tambahan dari kegiatan produksi tersebut.
terbarukan. Namun mengingat
Meskipun teknologi ini belum
pemanfaatan energi terbarukan di
memungkinkan untuk diterapkan pada
Indonesia masih sedikit, maka masih

98 Prayitno, Joko., 2021


masa sekarang, namun peluang open thin-layer photobioreactor. J.
pemanfaatan teknologi ini untuk tujuan Appl. Phycol. 17, 403–412.
penangkapan karbon masih terbuka di https://doi.org/10.1007/s10811-005-
masa mendatang, seiring dengan 8701-7
berkembangnya teknologi lain yang ramah Edo, A., Hertwich, E., Heeren, N., 2019.
lingkungan. Letak Indonesia di daerah Emissions Gap Report 2019, United
tropis dengan sinar matahari yang tersedia Nations Environment Programme.
sepanjang tahun dan biodiversitas Eneh, O. C. (2011). A review on petroleum:
mikroalga yang berlimpah merupakan nilai source, uses, processing, products, and
tambah untuk pengembangan teknologi ini the environment. Journal of Applied
di Indonesia. Karena itu, Indonesia Sciences, 11(12), 2084-2091.
diharapkan dapat menjadi pemain aktif Gaber, K., Rösch, C., Biondi, N., 2021. Life
dalam pengembangan teknologi ini dan Cycle Assessment of Total Fatty Acid
tidak hanya menjadi pasar bagi teknologi (TFA) production from microalgae
sejenis yang dikembangkan di luar negeri. Nannochloropsis oceanica at different
sites and under different sustainability
DAFTAR PUSTAKA scenarios. Bioenergy Res.
Adamczyk, M., Lasek, J., Skawińska, A., https://doi.org/10.1007/s12155-021-
2016. CO2 Biofixation and growth 10279-z
kinetics of Chlorella vulgaris and Klinthong, W., Yang, Y., Huang, C., Tan, C.,
Nannochloropsis gaditana. Appl. 2015. A Review : Microalgae and their
Biochem. Biotechnol. 179, 1248–1261. applications in CO2 capture and
https://doi.org/10.1007/s12010-016- renewable energy. Aerosol Air Qual.
2062-3 Res. 15, 712–742.
Arroyo, C.A., Contreras, J.L., Zeifert, B., https://doi.org/10.4209/aaqr.2014.11.0
Ramírez, C.C., 2019. CO2 capture of 299
the gas emission, using a catalytic Kumar, M., Enamala, S., Chavali, M.,
converter and airlift bioreactors with the Donepudi, J., 2018. Production of
microalga Scenedesmus dimorphus. biofuels from microalgae - A review on
Appl. Sci. 9. https://doi.org/ cultivation, harvesting, lipid extraction,
10.3390/app9163212 and numerous applications of
Daneshvar, E., Wicker, R.J., Show, P.L., microalgae. Renew. Sustain. Energy
Bhatnagar, A., 2022. Biologically- Rev. 94, 49–68.
mediated carbon capture and utilization https://doi.org/10.1016/j.rser.2018.05.
by microalgae towards sustainable CO2 012
biofixation and biomass valorization – A Mata, T.M., Cameira, M., Costa, L., 2018.
review. Chem. Eng. J. 427, 130884. Assessing the feasibility of using the
https://doi.org/10.1016/ carbon footprint of microalgae
j.cej.2021.130884 production in photobioreactor. Energy
de Godos, I., Mendoza, J.L., Acién, F.G., Procedia 153, 432–437.
Molina, E., Banks, C.J., Heaven, S., https://doi.org/10.1016/j.egypro.2018.1
Rogalla, F., 2014. Evaluation of carbon 0. 039
dioxide mass transfer in raceway Mohler, D.T., Wilson, M.H., Fan, Z., Groppo,
reactors for microalgae culture using J.G., Crocker, M., 2019. Beneficial
flue gases. Bioresour. Technol. 153, reuse of industrial CO2 emissions using
307–314. a microalgae photobioreactor: Waste
https://doi.org/10.1016/j.biortech.2013. heat utilization assessment. Energies
11.087 12, 18–21. https://doi.
Doucha, J., Straka, F., Lívanský, K., 2005. org/10.3390/en12132634.
Utilization of flue gas for cultivation of Molino, A., Iovine, A., Casella, P., Mehariya,
microalgae (Chlorella sp.) in an outdoor S., Chianese, S., Cerbone, A. &

Teknologi Penagkapan... JRL. Vol. 14 No.2, Desember – 2021: 91 - 100 99


Musmarra, D. (2018). Microalgae Carbon Capture Technology :
characterization for consolidated and Microalgal Biorefinery Concept and
new application in human food, animal State-of-the-Art 6, 1–9.
feed and nutraceuticals. International https://doi.org/10.3389/fmars.2019.000
Journal of Environmental Research And 29
Public Health, 15(11), 2436. Torzillo, G., Pushparaj, B., Bocci, F., Balloni,
Nerem, R.S., Beckley, B.D., Fasullo, J.T., W., Materassi, R., Florenzano, G.,
Hamlington, B.D., Masters, D., 1986. Production of Spirulina biomass
Mitchum, G.T., 2018. Climate-change– in closed photobioreactors. Biomass
driven accelerated sea-level rise 11, 61–74.
detected in the altimeter era. Proc. Natl. https://doi.org/10.1016/0144-
Acad. Sci. U. S. A. 115, 2022–2025. 4565(86)90021-1
https://doi.org/10.1073/pnas.1717312 Uctug, G., Modi, D.N., Mavituna, F., 2017. life
115. cycle assessment of biodiesel
Neves, M., Ferreira, A., Antunes, M., production from microalgae : a mass
Laranjeira Silva, J., Mendes, S., Gil, M. and energy balance approach in order
M., & Tecelão, C. (2021). to compare conventional with in situ
Nannochloropsis oceanica as a transesterification. 8.
sustainable source of n-3 https://doi.org/10.18178/ijcea.2017.8.6.
polyunsaturated fatty acids for 683
enrichment of hen eggs. Applied Valdovinos-García, E.M., Juan Barajas-
Sciences, 11(18), 8747. Fernández, María de los Ángeles Olán-
Pereira, H., Páramo, J., Silva, J., Marques, Acosta, Moisés Abraham Petriz-Prieto,
A., Barros, A., Maurício, D., Santos, T., Adriana Guzmán-López, Micael
Schulze, P., Barros, R., Gouveia, L., Gerardo Bravo-Sánchez, 2020.
Barreira, L., Varela, J., 2018. Scale-up Techno-economic study of CO2 capture
and large-scale production of of a thermoelectric plant using
Tetraselmis sp. CTP4 (Chlorophyta) for microalgae Chlorella. Energies 13, 1–
CO2 mitigation: From an agar plate to 19.
100-m3 industrial photobioreactors. Sci. Wobus, C., Gutmann, E., Jones, R., Rissing,
Rep. 8, 1–11. https://doi.org/10.1038 M., Mizukami, N., Lorie, M., Mahoney,
/s41598-018-23340-3 H., Wood, A.W., Mills, D., Martinich, J.,
Putt, R., Singh, M., Chinnasamy, S., Das, 2017. Climate change impacts on flood
K.C., 2011. An efficient system for risk and asset damages within mapped
carbonation of high-rate algae pond 100-year floodplains of the contiguous
water to enhance CO2 mass transfer. United States. Nat. Hazards Earth Syst.
Bioresour. Technol. 102. Sci. 17, 2199–2211.
https://doi.org/10.1016/j.biortech.2010. https://doi.org/https://doi.org/10.5194/n
11.029. hess-17-2199-2017.
Riccio, G., Lauritano, C., 2020. Microalgae Zanella, L., & Vianello, F. (2020). Microalgae
with immunomodulatory activities. Mar. of the genus Nannochloropsis:
Drugs 18. Chemical composit-ion and functional
https://doi.org/10.3390/md18010002. implications for human nutrition. Journal
Ruiz, J., Olivieri, G., De Vree, J., Bosma, R., of Functional Foods, 68, 103919.
Willems, P., Reith, J. H., Eppink, MHM., Zhao, Y., Weng, Z., Chen, H., 2020. Analysis
Kleinegris, DMM., Wijfffels, RH. & of the Evolution of Drought, Flood, and
Barbosa, M. J. (2016). Towards Drought-Flood Abrupt Alternation
industrial products from microalgae. Events under Climate Change Using
Energy & Environmental Science, 9(10), the Daily SWAP Index. Water 12.
3036-3043. doi.org/10.3390/w12071969.
Singh, J., Dhar, D.W., 2019. Overview of

100 Prayitno, Joko., 2021

Anda mungkin juga menyukai