Anda di halaman 1dari 9

KARYA TULIS ILMIAH

SMART INDUSTRIAL AREA: KAWASAN INDUSTRI TERINTEGRASI


TEKNOLOGI FOTOKATALITIK SEBAGAI SOLUSI DALAM
MENGURANGI EMISI KARBON DIOKSIDA

Disusun oleh: Maharani Rizkyanda

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM - UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2024
DAFTAR ISI

1. LINGKUP PEMBAHASAN ............................................................................................... 3


2. IDENTIFIKASI POTENSI DAN KEBUTUHAN LINGKUNGAN ............................... 4
a. Banyaknya Kawasan Industri tanpa Sistem Pengolahan Polusi Gas CO2............... 4
b. Kondisi Iklim Indonesia yang Mendukung Teknologi Fotokatalitik ...................... 1
3. RUMUSAN TARGET PEMBANGUNAAN ..................................................................... 1
a. Mengurangi Gas CO2 di Lingkungan Kawasan Industri ....................................... 1
b. Terintegrasi pada Seluruh Pabrik di Lingkungan Kawasan Industri..................... 2
c. Metanol sebagai Hasil Pengolahan Polusi CO2 dengan Teknologi Fotokatalitik ..... 2
4. ANALISIS UNTUK MEMILIH CARA PENCAPAIAN TARGET ............................... 2
5. PENJABARAN RENCANA KERJA ................................................................................ 1
6. PENJABARAN INFORMASI TAMBAHAN ................................................................... 2
Table 1. Mitra penting yang terlibat pada penerapan teknologi fotokatalitik sebagai
gagasan dalam membuat “Smart Industrial Area” ................................................................. 2
a. Sumber Dana Pengimplementasian Teknologi Fotokatalitik ................................. 2
b. Organisasi Pelaksana Gagasan ............................................................................ 2
7. VISUALISASI GAGASAN ................................................................................................ 3
1. LINGKUP PEMBAHASAN
Pada tahun 2020, International Energy Agency menyatakan bahwa emisi gas
karbon dioksida di Indonesia mencapai 510 juta ton per tahun. Hal ini bukan lagi
menjadi suatu isu yang hanya dapat didiskusikan oleh segelintir masyarakat, topik
hangat sekelompok ilmuwan, diskusi hangat segelintir politisi, dan juga perbincangan di
meja pemerintahan. Masalah ini menjadi suatu persoalan bersama yang harus segera
diselesaikan baik dari tingkat regulasi hingga implementasi tindak nyata oleh
pemerintah maupun masyarakat. Penyelesaian isu lingkungan di suatu negara
memerlukan tinjauan mendalam ke beberapa aspek karena akan mempengaruhi
linikehidupan bermasyarakat. Tinjauan tepat yang dapat menjadi landasan penyelesaian
suatu masalah menjadi suatu hal urgen dan kita sebagai generasi muda perlu
menyuarakan gagasan dan inovasi tersebut sehingga dapat mendukung target kita
bersama menuju Indonesia Emas 2045.
Emisi gas karbon dioksida bukan hanya permasalahan bagi negara Indonesia
melainkan seluruh negara di dunia, hal ini dibuktikan dengan data Air Quality Index
(AQI) yang dipublikasikan oleh situs IQAir (www.iqair.com) dalam laman berita BBC
News bahwa Indonesia telah menjadi negara dengan polusi udara tertinggi di Asia
Tenggara dan ke-10 di dunia. Beberapa aspek penyumbang polusi udara terbanyak
diantaranya yakni, transportasi darat, aktivitas industri, pembakaran domestik, dan
pembangkit listrik dan pemanas. Masing-masing aspek tersebut perlu ditinjau kembali
secara masif dan mendalam sehingga dapat mereduksi sumbangsih nya terhadap total
polusi udara di Indonesia. Polusi udara yang semakin banyak maka akan menjadi faktor
utama meningkatnya gas emisi rumah kaca dalam bentuk emisi gas karbon dioksida.
Polusi udara yang semakin banyak akan mempengaruhi banyak aspek kehidupan
diantaranya yakni gangguan kesehatan, kenaikan permukaan laut, kerusakan ekosistem,
kekeringan, dan dampak sistemik lainnya. Oleh karena itu, penting adanya solusi yang
tepat dan berkelanjutan guna mengurangi polusi udara di Indonesia demi melewati
tantangan global dan mencapai salah satu visi Indonesia Emas 2045 menuju net zero
emission.
Indonesia sebagai negara industrial memiliki beberapa kawasan industri yang
memiliki pabrik dengan jumlah dan produksi yang besar. Hasil proses industri tersebut
termasuk ke dalam salah satu penyumbang gas emisi rumah kaca atau karbon dioksida.
Aktivitas industri yang terus menerus dilakukan tidak dapat dihentikan karena akan
berakibat pada ekonomi sirkular negara. Langkah yang tepat untuk mengurangi limbah
gas tersebut yakni dengan mengintegrasikan teknologi fotokatalitik ke dalam industri
yang berada di wilayah industrial Indonesia seperti kawasan industri Greenland
International Industry Center (GIIC) Cikarang, Bekasi, kawasan industri MM2100
Industrial Town, Kawasan Industri Jababeka: Kawasan industri besar dan mapan yang
dikelola oleh Lippo Group, Bekasi International Industrial Estate (BIIE) atau Hyundai
Industrial Park, East Jakarta Industrial Park (EJIP), dan Delta Silicon Industrial Park.
Untuk mencapai solusi berkelanjutan atas permasalahan limbah emisi karbon
dioksida pada kawasan industri di Indonesia, maka pemanfaatan kembali emisi tersebut
menjadi suatu bahan bakar atau bahan kimia yang lebih bernilai merupakan sebuah
langkah yang efektif. Untuk mencapai solusi berkelanjutan atas permasalahan limbah
emisi karbon dioksida pada kawasan industri di Indonesia, maka pemanfaatan kembali
emisi tersebut menjadi suatu bahan bakar atau bahan kimia yang lebih bernilai
merupakan sebuah langkah yang efektif. Beberapa negara di dunia saat ini sedang
mencoba mengembangkan dan mengimplementasi teknologi pemanfaatan karbon
dioksida dengan harapan dapat meregulasi konsentrasi emisi karbon dioksida di
atmosfer dimana Indonesia merupakan salah satunya. Teknologi fotokatalitik
merupakan salah satu bentuk implementasi teknologi pemanfaatan karbon dioksida
yang dapat dikembangkan di Indonesia. Teknologi ini feasible diintegrasikan ke dalam
kawasan industri di Indonesia Indonesia karena biaya proses nya yang relatif murah dan
aman digunakan. Teknologi ini menggunakan sumber sinar UV dan katalis untuk
mempercepat laju reaksi. Teknologi fotokatalitik ini mendukung ekonomi sirkular dan
bersifat sustainable karena fokus dengan recycling, reduce, dan reuse sehingga dapat
dikatakan memanfaatkan sumber energi terbarukan dalam jangka panjang. Selanjutnya,
teknologi fotokatalitik dapat mendukung SDG (Sustainable Development Goals) nomor
7 terkait energi bersih dan terjangkau, nomor 13 terkait aksi-aksi iklim, dan nomor 3
tentang kesehatan dan kesejahteraan.

2. IDENTIFIKASI POTENSI DAN KEBUTUHAN LINGKUNGAN


a. Banyaknya Kawasan Industri tanpa Sistem Pengolahan Polusi Gas CO2
` Gas karbon dioksida yang melebihi ambang batas dapat dihasilkan dari aktivitas
industri yang ada di Indonesia. Kawasan industri tersebut merupakan penunjang
kebutuhan masyarakat sehingga meminimalkan proses industri tersebut membutuhkan
perhitungan antara supply and demand produk yang dihasilkan. Dengan adanya
permasalahan yang massive tersebut, maka gagasan “Smart Industrial Area” merupakan
gagasan yang efektif dengan mengintegrasikan teknologi fotokatalitik ke dalamnya. Di
samping itu, teknologi ini memanfaatkan sumber cahaya matahari sehingga suitable
dengan kondisi iklim di Indonesia sebagai negara tropis.
Kawasan industri GIIC Cikarang Bekasi merupakan kawasan industri dengan
banyaknya lingkungan masyarakat tinggal di sekkitarnya. Hingga saat ini, kawasan
industri tersebut belum menerapkan sistem pengolahan limbah udara terutama gas emisi
rumah kaca. Berdasarkan data MENLHK bahwa daerah kawasan industri di Cikarang
menghasilkan 1,2 juta ton CO2 per ton, dimana dari 42 kawasan industri di cikarang
hanya 5 di antaranya yang memiliki sistem pengolahan limbah udara CO2 dan
beroperasi dengan baik. Kawasan industri tersebut masih menggunakan teknologi yang
belum mutakhir dan belum efektif sehingga tidak efektif mengendalikan emisi gas CO2
(WALHI, 2022). Berdasarkan data tersebut maka kawasan ini dikategorikan sebagai
kawasan industri dengan tingkat polusi yang tinggi, dimana teknologi fotokatalitik ini
sangat berpotensi untuk diaplikasikan ke dalam industri yang ada di dalam nya dengan
tujuan agar dapat mengurangi gas karbon dioksida sebagai salah satu emisi gas rumah
kaca.
Gambar 1. Kawasan industri Cikarang, Bekasi
Sumber: www.beritasatu.com
Sebelum mengimplementasikan teknologi fotokalitik ini ke dalam kawasan
industri maka diperlukan, maka diperlukan suatu pengarahan mengenai urgensi, sistem
penggunaan, serta manfaat teknologi kepada para stake holders pabrik sehingga
teknologi tersebut dapat diterima dan diterapkan secara berkelanjutnya. Agar dapat
memenuhi target perubahan maka diperlukan suatu regulasi yang mengatur penggunaan
teknologi tersebut di kawasan industri Cikarang agar dapat diterapkan secara disiplin.
b. Kondisi Iklim Indonesia yang Mendukung Teknologi Fotokatalitik
Teknologi fotokatalitik merupakan penerapan sistem yang mengandalkan sinar
matahari sebagai. Sesuai dengan iklim di Indonesia maka teknologi ini akan efektif
digunakan karena akan menggunarkan energi matahari yang dapat digunakan tanpa
biaya. Di samping dari itu, banyaknya kawasan industri di daerah Cikarang dan
sekitarnya membuat daerah Cikarang sebagai kecamatan di Kabupaten Bekasi memiliki
suhu udara yang lebih panas dibanding dengan daerah sekitarnya. Berikut merupakan
grafik rata-rata temperatur udara Bekasi yang fluktuatif dimana rentang suhu tersebut
33,2 – 30,8 oC.

Gambar 2. Rata-rata temperatur udara daerah Bekasi


Sumber: hikersbay.com

3. RUMUSAN TARGET PEMBANGUNAAN


a. Mengurangi Gas CO2 di Lingkungan Kawasan Industri
Dengan menerapkan teknologi fotokatalitik pada kawasan industri maka
diharapkan dapat mengurangi emisi gas rumah kaca khususnya gas CO2 dengan
mengukur emisi CO2 secara berkala di beberapa titik wilayah kawasan industri dengan
parameter pengukuran dan metode pengujian yang tervalidasi. Metode pengujian yang
dapat dilakukan yakni:
1. Analisis Spektroskopi: Spektroskopi Inframerah (IR): Mengukur intensitas
absorpsi cahaya inframerah oleh CO2; Spektroskopi UV-Vis: Mengukur absorpsi
cahaya ultraviolet-visible oleh CO2.
2. Analisis Kromatografi: Gas Kromatografi (GC): Memisahkan dan mengukur
CO2 berdasarkan waktu retensi; Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
(HPLC): Memisahkan dan mengukur CO2 berdasarkan interaksi dengan fase
cair.
3. Analisis dengan Metode Langsung: Portable CO2 meter: Jenis ini mudah dibawa
dan digunakan untuk pengukuran di berbagai lokasi; Fixed CO2
meter: Dirancang untuk dipasang di tempat tertentu dan terus menerus
memantau kadar CO2; Data logging CO2 meter: Selain menampilkan
pembacaan, alat ini juga dapat menyimpan data pengukuran untuk analisis lebih
lanjut.
b. Terintegrasi pada Seluruh Pabrik di Lingkungan Kawasan Industri
Pemberian arahan ke seluruh stake holders industri memberikan peluang yang
besar untuk teknologi ini agar dapat diterima dan dibakukan sebagai regulasi yang dapat
diterapkan oleh seluruh pabrik di kawasan industri tersebut. Penggunaan secara merata
teknologi ini dapat memberikan dampak yang massive terhadap perubahan total polusi
di lingkungan udara sehingga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca di dunia.
c. Metanol sebagai Hasil Pengolahan Polusi CO2 dengan Teknologi
Fotokatalitik
Teknologi fotokatalitik sebagai teknologi yang memanfaatkan energi cahaya
matahari dapat mendorong reaksi kimia pada permukaan material fotokatalis. Material
ini menyerap cahaya dan menghasilkan elektron dan lubang elektron yang dapat
digunakan untuk berbagai reaksi kimia. Penggunaan teknologi fotokatalitik selain dapat
mengurangi gas CO2 di udara juga memiliki target dimana menghasilkan produk yang
berdaya guna, termasuk reduksi CO2 menjadi metanol dan Sintesis dimetil eter dari
metanol dimana metanol digunakan sebagai bahan baku biodiesel. Dengan
dihasilkannya metanol, maka akan dapat membuka tantangan baru untuk bisa
menggunakan metanol tersebut sebagai bahan bakar solar yang ramah lingkungan.

4. ANALISIS UNTUK MEMILIH CARA PENCAPAIAN TARGET


Efektivitas penerapan teknologi fotokatalitik ini dapat dilihat dengan
menghitung kadar gas CO2 di lingkungan kawasan industri dimana hal ini dapat
dilakukan dengan mengubah posisi alat tersebut di lokasi tempat yang strategis. Letak
posisi yang divariasikan tidak akan mengubah biaya pemakaian dan lain-lain hanya saja
memerlukan perizinan yang diberikan oleh industri yang menggunakan teknologi
tersebut. Selain dari itu, kinerja alat yang baik akan memengaruhi seberapa efektif alat
tersebut dalam mengurangi gas CO2 di udara, sehingga diperlukan suatu pengujian
terhadap alat tersebut untuk dapat memastikan kinerja yang dikeluarkan. Katalis yang
digunakan pada teknologi fotokatalitik ini juga dapat disesuaikan, dimana
sesuai dengan fungsinya yakni katalis dapat menurunkan energi aktivitasi reaksi antara
gas CO2 serta cahaya matahari maka jenis katalis tersebut dapat diubah sesuai dengan
hasil kinerja teknologi fotokatalitik dengan katalis yang digunakan. Adapun katalis yang
dapat digunakan pada teknologi fotokatalitik ini dapat berupa: . Masing-masing katalis
tentunya memiliki harga yang berbeda-beda, dimana harga tersebut dapat menjadi
pertimbangan industri yang akan menggunakan sehingga dapat diterapkan secara efektif
dan efisien. Sebagai contoh, katalis TiO2 memiliki harga yang lebih mahal dibanding
…, namun kinerja katalis tersebut lebih baik dibandingkan … Pertimbangan tersebut
menjadi landasan untuk dapat menentukan katalis yang tepat.

5. PENJABARAN RENCANA KERJA


Langkah strategis dan timeline implementasi gagasan “Smart Industrial Area”
dapat direalisasikan dalam kurun waktu 5 tahun dimana timeline implementasi nya
dapat dibagai ke dalam beberapa tahap sebagai berikut:
1. Kerja sama dengan stake holders (2024-2025)
Kerjasama dengan stake holders atau pemangku kepentingan dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi penerapan teknologi fotokatalitik pada area
industri sehingga dapat membangun sebuah “Smart Industrial Area” yang berkelanjutan.
Dengan melibatkan stake holders dalam proses penerapan dan implementasi, maka
teknologi ini dapat digunakan secara massive dan mengatasi persoalan emisi gas rumah
kaca.
2. Pengembangan masterplan dan regulasi (2025)
Masterplan merupakan dokumen yang memuat visi, misi, tujuan, dan strategi
penerapan teknologi fotokatalitik ini dalam jangka waktu yang ditetapkan hingga polusi
udara di kawasan industri dapat menurun. Dokumen ini sebagai acuan bagi semua pihak
yang terlibat dalam menerapkan teknologi fotokatalitik ini termasuk pemerintah dan
stake holder industri. Di samping itu, regulasi terkait tata cara dan prosedur
penerapannya perlu dibuat berdasarkan perundang-undangan yang berlaku sehingga
“Smart Industrial Area” dapat dibangun dengan tertib dan tidak menyimpang dengan
regulasi hukum di Indonesia.
3. Penerapan teknologi fotokatalitik (start 2025)
Setelah masterplan dan regulasi dibuat, teknologi ini dapat diterapkan
berdasarkan prosedur dan rencana yang sudah ditetapkan dalam kurun waktu yang
ditargetkan. Dalam penerapannya, maka teknologi ini memerluan monitoring secara
berkala dari segala pihak baik regulator maupun eksekutor.
4. Monitoring dan evaluasi (2025-2027)
“Smart Industrial Area” sebagai kawasan industri yang menggunakan teknologi
ini sebagai solusi dalam mengurangi gas CO2 di udara yang sudah diterapkan dengan
prosedur yang sesuai perlu dimonitoring dan dievaluasi sehingga dapat menjadi kota
yang dibangun sesuai dengan peruntukannya.
6. PENJABARAN INFORMASI TAMBAHAN
Table 1. Mitra penting yang terlibat pada penerapan teknologi fotokatalitik sebagai
gagasan dalam membuat “Smart Industrial Area”

Pihak yang Terlibat Peran

Melakukan penyusunan kebijakan dan pengawasan


Kementerian Lingkungan
terkait perizinan penerapan teknologi fotokatalitik agar
Hidup dan Kehutanan (LHK)
dapat diterapkan di kawasan industri di Indonesia.

Melakukan riset uji kelayakan secara structural


penerapan teknologi sebagai gagasan “Smart Industrial
Kementerian Perindustrian
Area” dan memberikan pengawasan serta perizinan
dalam proses penerapannya.

Merancang teknologi fotokatalitik serta memvalidasi


Teknik Kimia dan Teknik teknologi tersebut agar dapat berfungsi dengan efektif
Industri dan efisien sebagai upaya mengurangi gas emisi CO2
pada gagasan “Smart Industrial Area”.

Menentukan katalis yang tepat untuk digunakan dan


diintegrasikan ke dalam teknologi tersebut serta
Analis Kimia dan Teknik
menghitung anggaran yang diguanakan agar
Industri
menghasilkan teknologi yang efisien ditinjau dari segi
efektivitas kerja dan cost yang dikeluarkan.

a. Sumber Dana Pengimplementasian Teknologi Fotokatalitik


Dana yang digunakan pada penerapan teknologi ini seluruhnya bersumber dari
dana industri pengguna. Adapun sistem uji coba, validasi, dan verifikasi teknologi agar
dapat terverifikasi dengan baik dan dapat bekerja sesuai dengan fungsi nya yakni dana
bersumber dari pemerintah yang dikeluarkan melalui Kementrian Perindustrian dan
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK).
b. Organisasi Pelaksana Gagasan
Pelaksana gagasan teknologi fotokatalitik ini dapat diinisiasi secara individu
dengan dibantu oleh Kementrian Perindustrian sebagai langkah awal dalam mengatasi
permasalahan emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh aktivitas pabrik. Selain
kementrian perindustrian para mitra penting yang ada di dalamnya dapat menjadi
penanggung jawab yang dapat ditugaskan seperti hal nya mengatur perizinan, keuangan,
pembuatan serta pemasangan teknologi tersebut sehingga bisa diterapkan di lingkungan
industri.
7. VISUALISASI GAGASAN

Sasaran
Kawasan industri Indonesia dengan sistem
pengolahan polusi gas CO2 yang belum efektif
dan efisien.

Situasi Saat ini Hambatan


• Emisi gas rumah kaca Sulitnya implementasi secara merata karena
yang meningkat. kondisi industri yang tidak memungkinkan
• Kawasan industri di dengan penerapan teknologi fotokatalitik
Indonesia yang belum secara mandiri.
terintegrasi sistem
pengolahan emisi gas Bantuan
CO2 yang efektif dan Faktor internal dan eksternal yang dapat
efisien. membantu gagasan tersebut yakni:
• Iklim Indonesia dengan • Kondisi iklim dan intensitas cahaya
intensitas cahaya matahari yang mendukung penerapan
matahari yan tinggi. teknologi fotokatalitik.
• Teknologi fotokatalitik • Mitra penting yang dapat menjadi investor
yang ramah lingkungan ataupun pemberi subsidi silang sebagai
serta menghasilkan dana awal untuk membuat teknologi
produk. tersebut.

Tindakan
• Perencanaan pembuatan teknologi
fotokatalitik
• Perencanaan susunan regulasi
• Evaluasi penerapan kerja teknologi

Anda mungkin juga menyukai