Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN RANGKA ALAT PEMANGGANG


KERUPUK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER
ARDUINO UNO DENGAN SENSOR THERMOCOUPLE

DESIGN OF ARDUINO UNO MICROCONTROLLER BASED


AUTOMATIC CRACKER TOASTER FRAME WITH
THERMOCOUPLE CENCOR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Pendidikan Program Studi D-IV Gelar Sarjana Terapan Teknik
Program Studi Mekanik Industri Dan Desain Konsentrasi Mekatronik
Politeknik TEDC Bandung

Oleh :
Maulana Tegar Purnama
D321911009

PROGRAM STUDI MEKANIK INDUSTRI DAN DESAIN


KONSENTRASI MEKATRONIK
POLITEKNIK TEDC BANDUNG
2023
LEMBAR PENGESAHAN

RANCANG BANGUN RANGKA ALAT


PEMANGGANG KERUPUK OTOMATIS BERBASIS
MIKROKONTROLER ARDUINO UNO DENGAN
SENSOR THERMOCOUPLE

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan


Pendidikan Program Studi D-IV Gelar Sarjana Terapan Teknik
Program Studi Mekanik Industri Dan Desain Konsentrasi Mekatronik
Politeknik TEDC Bandung
Cimahi, Maret 2023
Maulana Tegar Purnama
D321911009

Menyetujui,

Penguji I Penguji II

(………………..) (………………..)

Ketua Program Studi MID Pembimbing


Konsentrasi Mekatronik

Agus Saleh, M.T. Dr. Gerinata Ginting, M.M.


NIDN. 0407087804 NIDN. 0411128801
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal tugas akhir yang berjudul,
“Rancang Bangun Rangka Alat Pemanggang Kerupuk Otomatis Berbasis
Mikrokontroler Arduino Uno Dengan Sensor Thermocouple” yang diajukan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kerja proyek dan seminar
Program Studi Mekanik Industri dan Desain, Program Pilihan Mekatronik,
Politeknik TEDC Bandung.
Proposal ini menjelaskan mengenai hal-hal yang diperlukan dalam
rancang bangun rangka alat pemanggang kerupuk otomatis berbasis
mikrokontroler arduino uno dengan sensor thermocouple. Walaupun telah
diupayakan semaksimal mungkin, penulis menyadari bahwa peyusunan
proposal ini tidak lepas dari kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan
kemampuan penulis. Kemudian, penulis menyampaikan rasa terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam penyusunan proposal tugas akhir ini, yaitu kepada :
1. Dr.Gerinata Ginting, M.M. selaku Direktur Politeknik TEDC Bandung
serta Pembimbing penulis yang telah melimpahkan waktu serta tenaga
selama penyusunan tugas akhir ini.
2. Agus Saleh, M.T. selaku Ketua Program Studi Mekanik Industri dan
Desain yang telah memberikan bimbingan, arahan, ilmu serta waktu yang
diluangkan selama penyusunan proposal tugas akhir ini.
3. Kedua orang tua penulis yang tak henti-hentiya memberikan doa,
kepercayaan serta dukungan kepada penulis.
4. Seluruh sahabat seperjuangan yang selalu menyemangati dan membantu
penulis.

Cimahi, Juli 2022

Maulana Tegar Purnama

II
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... I


KATA PENGANTAR ................................................................................ II
DAFTAR ISI.............................................................................................. III
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. IV
BAB I LATAR BELAKANG ..................................................................... 5
1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................... 5
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................. 6
1.3. Batasan Masalah ................................................................................ 6
1.4. Tujuan Penelitian ............................................................................... 6
1.5. Manfaat Penelitian ............................................................................. 7
1.6. Sistematika Penulisan ........................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 8
2.1. Sensor Thermocouple ........................................................................ 8
2.2. Arduino Uno ...................................................................................... 9
2.3. Alat Pemanggang Kerupuk Otomatis .............................................. 12
2.4. Pengenalan Kerupuk ........................................................................ 17
2.5. Metodologi Penelitian ...................................................................... 18
2.6. Lokasi Penelitian.............................................................................. 20
2.7. Fasilitas atau Peralatan yang Dibutuhkan ........................................ 20
2.5. Perkiraan Dana yang Dibutuhkan .................................................... 20
2.6. Jadwal Pelaksanaan.......................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 21
LAMPIRAN ............................................................................................... 22

III
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Thermocouple..................................................................................... 9
Gambar 2. 2 Board Arduino Uno .......................................................................... 11
Gambar 2. 3 Standard Tubular Model .................................................................. 13
Gambar 2. 4 Rangkaian Trafo ............................................................................... 13
Gambar 2. 5 Kontaktor .......................................................................................... 15
Gambar 2. 6 Relay................................................................................................. 15
Gambar 2. 7 LCD Karakter ................................................................................... 16
Gambar 2. 8 Push Button ...................................................................................... 17
Gambar 2. 9 Diagram Alir Penelitian ................................................................... 19

IV
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Menurut Rudjito (2003), pengertian UMKM atau usaha mikro, kecil dan
menengah adalah usaha yang punya peranan penting dalam
perekonomian Negara Indonesia, baik dari sisi lapangan kerja yang tercipta
maupun dari sisi jumlah usahanya.
Salah satu jenis dari UMKM tersebut adalah UMKM yang bergerak
dibidang pangan, khususnya UMKM kerupuk. Dimana UMKM kerupuk
tersebut biasanya membeli bahan mentah dari produsen kerupuk, yaitu berupa
kerupuk mentah yang kemudian akan dikeringkan lagi sebelum digoreng.
Proses pengeringan tersebut berfungsi agar hasil penggorengan kerupuk
menjadi mekar dan tidak bantat.
Umumnya, UMKM kerupuk, hanya melakukan proses pengeringan
secara manual saja, yaitu melalui proses penjemuran dengan panas sinar
matahari ataupun dengan menggunakan alat pemanggangan sederhana.
Namun, proses pengeringan tersebut akan memakan waktu yang cukup lama
(bisa itu 1 jam atau bahkan ± 1 hari) dan sangat bergantung pada cuaca bila
menggunakan proses pengeringan memakai cahaya matahari. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa metode tersebut kurang efektif dari segi waktu.
Dengan adanya permasalahan tersebut, penulis menjadi termotivasi
untuk memberikan solusi melalui penelitian Rancang Bangun Rangka Alat
Pemanggang Kerupuk Otomatis Berbasis Arduino Uno Dengan Sensor
Thermocouple. Dengan dibuatnya alat ini, maka penulis mengharapkan bahwa
proses produksi dari UMKM kerupuk tersebut dapat menjadi lebih efektif dari
segi waktu dan tidak bergantung pada kondisi cuaca lagi.

5
6

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang penulis
angkat pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana analisis rangka alat pemanggang kerupuk otomatis?
2. Bagaimana perancangan rangka alat pemanggang kerupuk otomatis?
3. Bagaimana pembuatan rangka alat pemanggang kerupuk otomatis berbasis
mikrokontroler arduino uno dengan sensor thermocouple?
4. Bagaimana pengujian rangka alat pemanggang kerupuk otomatis berbasis
mikrokontroler arduino uno dengan sensor thermocouple?
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini spesifik dan terfokus, penulis membuat batasan
masalah yang akan diteliti, yaitu sebagai berikut :
1. Penelitian ini dibatasi pada rangka alat pemanggang kerupuk otomatis saja.
2. Alat pemanggang kerupuk otomatis ini memiliki kapasitas 15 kg dengan
dimensi 100 x 50 x 90 cm.
1.4. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
merancang bangun rangka alat pemanggang kerupuk otomatis berbasis
mikrokontroler arduino uno dengan sensor thermocouple.
2. Tujuan khusus
1. Untuk menganalisis rangka alat pemanggang kerupuk otomatis.
2. Untuk merancang rangka alat pemanggang kerupuk otomatis.
3. Untuk membuat rangka alat pemanggang kerupuk otomatis berbasis
mikrokontroler arduino uno dengan sensor thermocouple.
4. Untuk menguji rangka alat pemanggang kerupuk otomatis berbasis
mikrokontroler arduino uno dengan sensor thermocouple.
7

1.5. Manfaat Penelitian


1. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dengan
memberikan gagasan dan sumbangan pemikiran mengenai pengembangan
dalam rancang bangun alat pemanggang kerupuk otomatis berbasis
mikrokontroller arduino uno dengan sensor suhu, sehingga dapat menjadi
referensi yang rasional bagi pihak manapun.
2. Manfaat praktis
a. Bagi UMKM, dapat membantu proses produksi kerupuk dengan lebih
efektif dari segi waktu.
b. Bagi Penulis, dapat menambah pengalaman langsung dari teori yang
didapat dengan kenyataan yang ada dalam penelitian ilmiah.
1.6. Sistematika Penulisan
a. BAB I PENDAHULUAN, menjelaskan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian
serta sistematika penulisan.
b. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, menjelaskan tentang teori-teori yang
berkaitan dengan rancang bangun rangka alat pemanggang kerupuk
otomatis berbasis mikrokontroler arduino uno dengan sensor thermocouple.
c. BAB III METODE PENELITIAN, menjelaskan tentang jenis metode
penelitian yang digunakan didalam penelitian.
d. BAB IV PEMBAHASAN, menjelaskan tentang hasil analisis,
perancangan, pembuatan serta pengujian pada alat yang diteliti pada
penelitian ini.
e. BAB V KESIMPULAN, menjelaskan tentang kesimpulan dari penelitian
ini dan saran yang berguna sebagai masukan serta perbaikan bagi penelitian
ini kedepannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sensor Thermocouple
Thermocouple adalah sensor yang digunakan untuk mengukur suhu pada
suatu objek. Pada dasarnya, sensor thermocouple berbeda dengan sensor DHT,
dimana perbedaannya terletak pada cara kedua sensor tersebut mengukur suhu.
Sensor DHT mengukur suhu pada suatu ruangan/lingkuangan sedangkan
sensor thermocouple mengukur suhu pada receptor atau silinder logam yang
terdapat pada sensornya (Dhickson Kho, 2021).
Thermocouple merupakan salah satu jenis sensor suhu yang paling
populer dan sering digunakan dalam berbagai rangkaian ataupun peralatan
listrik dan elektronika yang berkaitan dengan Suhu (temperature). Beberapa
kelebihan thermocouple yang membuatnya menjadi populer adalah responnya
yang cepat terhadap perubahaan suhu dan juga rentang suhu operasionalnya
yang luas yaitu berkisar diantara -200 ̊C hingga 2000 ̊C. Selain respon yang
cepat dan rentang suhu yang luas, thermocouple juga tahan terhadap
goncangan/getaran dan mudah digunakan.
Thermocouple dapat mengubah besaran suhu menjadi tegangan, dimana
sensor ini dibuat dari sambungan dua bahan metalic yang berlainan jenis.
Sambungan ini dikomposisikan dengan campuran kimia tertentu, sehingga
dihasilkan beda potensial antar sambungan yang akan berubah terhadap suhu
yang dideteksi. Thermocouple tersusun dari dua buah logam yang masing-
masing mempunyai koefisien muai panjang berbeda yang dihubungkan satu
dengan yang lain pada ujung-ujungnya. Jika pada kedua titik hubung kedua
logam tersebut mempunyai perbedaan temperature, maka timbulah beda
potensial yang memungkinkan adanya arus listrik di dalamnya.

8
9

Gambar 2. 1 Thermocouple
Jenis thermocouple yang penulis gunakan adalah thermocouple type k
yang merupakan thermocouple yang menyediakan kisaran suhu pengoperasian
terluas. thermcoupel type k umumnya akan berfungsi di sebagian besar aplikasi
karena mereka berbasis nikel dan memiliki ketahanan korosi yang baik. Berikut
adalah beberapa ciri dari thermocouple type k :
1. Kaki yang berwarna kuning bersifat non-magnetik, sedangkan kaki yang
berwarna merah bersifat magnetik.
2. Dapat digunakan dalam atmosfer yang bersifat oksidasi hingga
berkelembaban tinggi.
3. Rentan terhadap serangan belerang pada atmosfer dengan kandungan
belerang.
4. Dapat bekerja secara maksimal tdi dalam atmosfer dengan kadar oksidasi
bersih.
5. Tidak direkomendasikan untuk digunakan dalam kondisi pengoksidasi
sebagian dalam ruang hampa udara, atau ketika mengalami siklus oksidasi
dan reduksi bergantian.
2.2. Arduino Uno
Arduino uno adalah sebuah rangkaian yang dikembangkan dari
mikrokontroler berbasis ATMega328P. Arduino dikatakan sebagai sebuah
platform dari physical computing yang bersifat open source. Arduino uno
bukan hanya sekedar alat pengembangan, tetapi arduino uno adalah kombinasi
dari hardware, bahasa pemrograman dan Integrated Development
Environment (IDE) yang canggih. Dimana “IDE” adalah sebuah software yang
sangat berperan untuk menulis program, menyusun menjadi binary code dan
meng-upload ke dalam memory mikrokontroler (Yahwe, 2016).
10

Arduino uno memiliki 14 kaki digital input/output, dimana 6 kaki digital


tersebut diantaranya dapat digunakan sebagai sinyal PWM (Pulse Width
Modulation) yang berfungsi untuk mengatur kecepatan perputaran motor.
Arduino uno memiliki 6 kaki analog input, kristal osilator dengan kecepatan
16 MHz, sebuah koneksi USB, sebuah konektor listrik, sebuah kaki header dari
ICSP, dan sebuah tombol reset yang berfungsi unutk mengulang program.
Board dapat beroperasi pada pasokan tegangan eksternal dari 6 sampai
20 volt, jika menggunakan tegangan kurang dari 6 volt , output board mungkin
tidak akan stabil. Sedangkan, jika menggunakan tegangan lebih dari 12 volt,
regulator tegangan bisa panas dan merusak board (rentang tegangan yang
dianjurkan adalah 7 sampai 12 volt). Pin listrik yang tersedia pada board
arduino uno adalah sebagai berikut :
1. VIN merupakan input tegangan ke board arduino ketika menggunakan
sumber daya eksternal.
2. 5V merupakan pin input 5V yang telah diatur oleh regulator board arduino.
Board dapat diaktifkan dengan daya, baik dari colokan listrik DC (7 - 12V),
konektor USB (5V), atau pin VIN board (7 – 12V). Dengan memasukkan
tegangan melalui pin 5V atau 3.3V secara langsung, tanpa melewati
regulator, dapat menyebabkan kerusakan pada board arduino.
3. Tegangan pada pin 3.3V dihasilkan oleh regulator on-board yang dapat
menyediakan arus maksimum hingga 50 mA.
4. GND merupakan pin Ground.
5. IOREF merupakan pin di board arduino yang memberikan tegangan
referensi ketika mikrokontroler beroperasi. Sebuah shield yang
dikonfigurasi dengan benar dapat membaca pin tegangan IOREF sehingga
dapat memilih sumber daya yang tepat agar dapat bekerja dengan 5V atau
3.3V.
Memory yang dimiliki ATMega328P adalah sebesar 32 KB (dengan 0,5
KB digunakan sebagai bootloader). ATMega328P juga memiliki 2 KB dari
SRAM dan 1 KB EEPROM (yang dapat dibaca dan ditulis dengan library
EEPROM). Masing-masing dari 14 pin digital Uno dapat digunakan sebagai
11

input atau output, menggunakan fungsi pin mode(), digital Write() dan digital
Read(). Pin tersebut beroperasi pada tegangan 5V. Setiap pin dapat
memberikan atau menerima maksimum arus 40 mA dan memiliki resistor pull-
up internal yang terputus secara default dari 20–50 kΩ. Berikut gambaran
board arduino berbasis mikrokontroler ATMega328P yang disajikan pada
gambar berikut :

Gambar 2. 2 Board Arduino Uno


Kelebihan mikrokontroler arduino uno adalah sebagai berikut :
1. Lintas platform, software arduino dapat dijalankan pada banyak OS seperti
Windows, Macintosh OSX dan Linux, sementara platform lain umumnya
terbatas hanya pada Windows.
2. Sangat mudah dipelajari dan digunakan, karena bahasa pemrogramannya
mirip dengan bahasa pemrograman C.
3. Open source, baik dari sisi hardware maupun software-nya.
4. Memiliki modul siap pakai (shield) yang bisa ditancapkan pada board
arduino, misalnya shield GSM/GPRS, GPS, dan Ethernet.
Kekurangan mikrokontroler arduino uno adalah sebagai berikut :
1. Sering terjadi kesalahan fuse bit pada saat membuat bootloader.
2. Kode hex (bahasa mesin) yang relatif lebih besar.
3. Waktu memodifikasi program lebih lama, karena pada penggunaan pin yang
banyak harus disiplin dalam menginisialisasikannya.
4. Storage flash berkurang, karena digunakan untuk bootloader.
12

2.3. Alat Pemanggang Kerupuk Otomatis


Alat pemanggang kerupuk yang penulis teliti terdiri dari beberapa
komponen, yaitu :
1. Elemen Pemanas
Electrical heating element (elemen pemanas listrik) banyak dipakai
dalam kehidupan sehari-hari, baik didalam rumah tangga maupun di
industri. Elemen pemanas merupakan alat yang berfungsi sebagai alat yang
digunakan untuk menghasilkan panas, baik dari suhu rendah sampai ke suhu
tinggi. Sumber panas yang dihasilkan oleh elemen pemanas listrik ini
bersumber dari kawat ataupun pita bertahanan listrik tinggi (resistance
wire), biasanya bahan yang digunakan untuk kawat tersebut adalah kawat
niklin yang digulung menyerupai bentuk spiral dan dimasukkan ke dalam
selongsong/pipa sebagai pelindung, yang kemudian dialiri arus listrik pada
kedua ujungnya dan dilapisi oleh isolator listrik yang mampu meneruskan
panas dengan baik hingga aman jika digunakan. Bentuk dan tipe dari
electrical heating element ini bermacam macam yang disesuaikan dengan
fungsi serta tempat pemasangannya.
Salah satunya adalah jenis elemen pemanas listrik tingkat lanjut,
dimana elemen pemanas listrik tingkat lanjut merupakan elemen pemanas
dari bentuk dasar yang dilapisi oleh pipa atau lembaran plat logam sebagai
penyesuain terhadap penggunaan dari elemen pemanas tersebut. Bahan
logam yang biasa digunakan pada jenis ini adalah mild steel, stainless steel,
tembaga dan kuningan. Elemen pemanas yang termasuk dalam jenis ini
adalah :
• Tubular heater
• Catridge heater, dan
• Stripe heater
13

Gambar 2. 3 Standard Tubular Model


2. Trafo
Trafo atau transformator adalah suatu alat listrik yang dapat
memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian
listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet yang
berdasarkan pada prinsip induksi elektromagnetik (Aditya Prayoga, dkk,
2010).
Prinsip kerja suatu transformator adalah induksi bersama (mutual
induction) antara dua rangkaian yang dihubungkan oleh fluks magnet.
Dalam bentuk yang sederhana, transformator terdiri dari dua buah
kumparan yang secara listrik terpisah tetapi secara magnet dihubungkan
oleh suatu alur induksi. Kedua kumparan tersebut mempunyai mutual
induction yang tinggi, yang mana jika salah satu kumparan dihubungkan
dengan sumber tegangan bolak-balik, fluks bolak-balik akan timbul di
dalam inti besi yang dihubungkan dengan kumparan yang lain dan akan
menyebabkan ggl (gaya gerak listrik) induksi ( sesuai dengan induksi
elektromagnet) serta hukum faraday.

Gambar 2. 4 Rangkaian Trafo


14

3. Kontaktor
Kontaktor atau Magnetic Contactor adalah peralatan listrik yang
bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. Pada kontaktor
terdapat sebuah belitan yang mana bila dialiri arus listrik, akan timbul
medan magnet pada inti besinya yang akan membuat kontak nya tertarik
oleh gaya magnet yang timbul tadi sehingga kontak bantu NO ( Normally
Open ) akan menutup dan kontak bantu NC (Normally Close) akan
membuka. Kontak pada kontaktor terdiri dari kontak utama dan kontak
bantu. Kontak utama digunakan untuk rangkaian daya sedangkan kontak
bantu digunakan untuk rangkaian kontrol. Di dalam suatu kontaktor
elektromagnetik terdapat kumparan utama yang terdapat pada inti besi.
Kumparan hubung singkat berfungsi sebagai peredam getaran saat
kedua inti besi saling melekat. Apabila kumparan utama dialiri arus, maka
akan timbul medan magnet pada inti besi yang akan menarik inti besi dari
kumparan hubung singkat yang dikopel dengan kontak utama dan kontak
bantu dari kontaktor tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kontak utama dan
kontak bantunya akan bergerak dari posisi normal dimana kontak NO akan
tertutup sedangkan kontak NC akan terbuka. Selama kumparan utama
kontaktor tersebut masih dialiri arus, maka kontak-kontaknya akan tetap
pada posisi operasinya.
Apabila pada kumparan kontaktor diberi tegangan yang terlalu tinggi
maka akan menyebabkan berkurangnya umur atau merusak kumparan
kontaktor tersebut. Tetapi jika tegangan yang diberikan terlalu rendah maka
akan menimbulkan tekanan antara kontak-kontak dari kontaktor menjadi
berkurang. Hal ini menimbulkan bunga api pada permukaannya serta dapat
merusak kontak-kontaknya. Besarnya toleransi tegangan untuk kumparan
kontaktor adalah berkisar diantara 85% - 110% dari tegangan kerja
kontaktor.
15

Gambar 2. 5 Kontaktor
4. Relay
Relay adalah komponen elektronika berupa saklar elektronik yang
digerakan oleh arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar
dengan lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya.
Ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya
gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar menutup.
Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali ke
posisi semula dan kontak saklar terbuka (Sari, 2017). Relay digunakan
sebagai alat pemutus sekaligus penyambung arus litrik menuju elemen
pemanas.

Gambar 2. 6 Relay
5. LCD karakter
LCD (Liquid Crystal Display) digunakan agar sebuah informasi
dapat terhubung dengan mikrokontroler, LCD dilengkapi dengan 8 bit
databus (DB0-DB7) yang digunakan untuk menyalurkan data ASCII
(American Standard Code for Information Interchange) maupun perintah
16

pengatur kerjanya. Modul LCD sendiri terdiri dari display dan chipsheet,
di mana chipsheet ini sebenarnya merupakan mikrokontroler.
1. Chipsheet
Chipsheet ini berfungsi untuk mengatur tampilan informasi serta
berfungsi mengatur komunikasi dengan mikrokontroler yang memakai
tampilan LCD. Sehingga, pada dasarnya interface yang akan dibuat
merupakan komunikasi antara dua buah mikrokontroler.
2. Display
LCD biasanya mempunyai lebar display 2 baris berupa 16 kolom
dengan 16 pin konektor. LCD adalah suatu jenis media tampil yang
menggunakan kristal cair sebagai penampil utama, yang berguna sebagai
tampilan status alat sensor untuk menampilkan suatu data, baik karakter,
huruf maupun grafik. LCD sudah digunakan di berbagai bidang misalnya
alat–alat elektronik seperti televisi, kalkulator, ataupun layar komputer.
Aplikasi LCD yang digunakan ialah LCD dot matriks dengan jumlah
karakter 2x16. Berikut gambaran LCD 2x16 yang disediakan pada gambar
berikut :

Gambar 2. 7 LCD Karakter


6. Push button
Push button (saklar tombol tekan) adalah perangkat / saklar sederhana
yang berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik
dengan sistem kerja tekan atau unlock (tidak mengunci). Sistem kerja unlock
disini berarti saklar akan bekerja sebagai device penghubung atau pemutus
17

aliran arus listrik saat tombol ditekan, dan saat tombol tidak ditekan
(dilepas), maka saklar akan kembali pada kondisi normal.
Sebagai device penghubung atau pemutus, push button hanya
memiliki 2 kondisi, yaitu On dan Off (1 dan 0). Istilah On dan Off ini
menjadi sangat penting karena semua perangkat listrik yang memerlukan
sumber energi listrik pasti membutuhkan kondisi On dan Off.

Gambar 2. 8 Push Button


2.4. Pengenalan Kerupuk
1. Jenis kerupuk yang digunakan
Jenis kerupuk yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerupuk
udang yang terbuat dari adonan tepung tapioka dan udang yang ditumbuk
halus lalu diberi bumbu rempah dan penyedap rasa.
Kerupuk udang berasal dari Sidoarjo, biasanya udang yang digunakan
sebagai bahan baku adalah jenis udang-udangan kecil atau udang rebon
yang ditumbuk hingga halus. Adonan mentah ini kemudian dikukus dan
setelah matang akan diiris tipis-tipis, yang kemudian akan dijemur hingga
kering.
Jadi, pada dasarnya umkm hanya membeli bahan mentah berupa
kerupuk udang yang sudah dikeringkan yang nantinya akan diolah oleh
UMKM melalui proses pengeringan atau pemanggangan ulang,
penggorengan ke-1, penggorengan ke-2 hingga packing. Namun, dalam
penelitian ini penulis hanya akan menitiktberatkan pada proses pengeringan
atau pemanggangannya saja.
2. Proses Pengeringan Kerupuk
Proses pengeringan kerupuk ikan merupakan proses perpindahan
panas yang memerlukan energi panas untuk menguapkan air pada
18

kandungan adonan kerupuk ikan yang dikeringkan oleh udara panas.


Proses pengeringan kerupuk yang dilakukan oleh UMKM kerupuk
biasanya menggunakan sinar panas matahari atau menggunakan alat
pemanggangan sederhana. Proses pengeringan menggunakan sinar matahari
tersebut secara konsep memanglah mudah dan murah, namun timbulah
permasalahan yang sering dijumpai oleh UMKM yaitu proses pengeringan
tersebut sangat rentan dengan perubahan panas matahari yang berubah-ubah
serta memerlukan waktu pengeringan yang cukup lama (± 1 hari). Jika
proses pengeringannya tidak merata, maka hasil penggorengan kerupuk
nantinya akan bantat.
Untuk mengatasi kekurangan tersebut, maka diperlukan suatu solusi,
salah satunya adalah dengan menggunakan metode pengeringan
menggunakan elemen pemanas listrik. Sebagaimana hasil penelitian yang
dilakukan oleh Mohammad Sandoyo dan Mulyadi (2019) mengenai
Perancangan Alat Pengering Kerupuk Dengan Menggunakan Pemanas
Heater yang menjelaskan bahwa : “Proses pengeringan kerupuk dilakukan
dengan menggunakan elemen heater sebagai pengganti sinar panas
matahari”. Didalam penelitian ini sendiri, penulis memilih metode
pengeringan menggunakan elemen pemanas listrik juga, yang mana dari
segi cara operasionalisasinya cukup aman, tetapi memerlukan daya yang
cukup tinggi.
2.5. Metodologi Penelitian
Menurut Ramayulis (2014), metodologi penelitian terdiri dari kata
metodologi yang berarti ilmu tentang jalan yang ditempuh untuk memperoleh
pemahaman tentang sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Sejalan dengan
makna metodologi tersebut, penelitian juga dapat diartikan sebagai
usaha/kegiatan yang mempersyaratkan keseksamaan atau kecermatan dalam
memahami kenyataan sejauh mungkin sebagaimana sasaran itu adanya.
Untuk jenis metodologi penelitian yang penulis pilih sendiri adalah
metode kuantitatif, dimana metode kuantitatif digunakan untuk meneliti
populasi atau sampel. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen atau
19

alat ukur, kemudian dianalisis dengan statistik atau secara kuantitatif. Hasil
peneltian daripada metode tersebut biasanya berupa instrumen, statistik, hingga
hipotesis yang pada umumnya dapat ditemukan melalui suatu eksperimen.
Metode eksperimen sendiri digunakan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen (perlakuan/treatment) terhadap variabel dependen (hasil)
dalam kondisi yang dikendalikan. Kemudian, berikut penulis lamprikan
diagram alir dari penelitian ini :

Gambar 2. 9 Diagram Alir Penelitian


20

2.6. Lokasi Penelitian


UMKM Kerupuk Meta

Kampung Babakan, Desa Mekar Jaya, Kecamatan Panongan, Kabupaten


Tanggerang, Banten.
2.7. Fasilitas atau Peralatan yang Dibutuhkan
Berikut adalah daftar fasilitas atau peralatan yang digunakan :
a. Peralatan Perancangan :
1. Satu unit laptop (instalasi SolidWork dan AutoCAD)
2. Satu unit printer
b. Peralatan Produksi
1. Mesin Las
2. Mesin Bor
3. Mesin Gerinda
c. Peralatan Pendukung
1. Segala macam kelengkapan APD
2. Palu las
3. Sikat baja
4. Penitik
5. Penggaris baja
6. Tang
7. Obeng
8. Avometer digital
9. Thermometer digital
10. Alat Penyiku
11. Gunting
2.5. Perkiraan Dana yang Dibutuhkan
Terlampir.
2.6. Jadwal Pelaksanaan
Terlampir.
DAFTAR PUSTAKA

Kho, Dhickson. (2021). Pengertian Termokopel (Thermocouple) dan Prinsip


Kerjanya. [Online]. Tersedia : https://teknikelektronika.com/pengertian-
termokopel-thermocouple-dan-prinsip-kerjanya/. [16 April 2022]

Prayoga, Aditya dkk. (2010). Transformer. [Online]. Tersedia ;


https://staff.ui.ac.id/system/files/users/chairul.hudaya/material/transforme
rpaper.pdf /. [29 Juni 2022]

Ramayulis. (2014). Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Rudjito. (2003). Strategi Pengembangan UMKM Berbasis Sinergi Bisnis. . [Online].


Tersedia : https://www.researchgate.net/publication/353173018_ /. [29 Juni
2022]

Sari. (2017). “Jurnal Teknik Informatika”. Sistem Penyiraman Tanaman


Otomatis Dengan Menggunakan Sensor Kelembaban Tanah Berbasis
Arduino. 124(5). [29 April 2022]

Sandoyo, Muhammad dan Mulyadi. (2019). Perancangan Alat Pengering


Kerupuk Dengan Menggunakan Pemanas Heater. [Online]. Tersedia :
http://ojs.umsida.ac.id/index.php/rem/article/download/2187/1812/. [29
Juni 2022]

Yahwe, dkk. (2016). “Studi Kasus Tanaman Cabai dan Tomat”. Rancang
Bangun Prototype Sistem Monitoring Kelembaban Tanah Melalui SMS
Berdasarkan Hasil Penyiraman Tanaman. 2(1), 97-110. [29 April 2022]

21
LAMPIRAN
1. Perkiraan Biaya Yang Dibutuhkan (Keseluruhan)

NO PERLATAN/BAHAN KUANTITAS HARGA JUMLAH

1 Elemen pemanas 300 watt 1 Rp. 300,000 Rp. 300,000


2 Trafo step up 1 Rp. 300,000 Rp. 300,000
3 Kontaktor 3P 25A 3 phase 1 Rp. .165,000 Rp. 165,000
4 Arduino Uno Atmega 328P 1 Rp. 300,000 Rp. 300,000
5 Relay 5v 2 Rp. 27,000 Rp. 54,000
6 Kabel jumper 80 Rp. 375 Rp. 30,000
7 Thermocouple type K 1 Rp. 160,000 Rp. 160,000
8 Module thermocouple 1 Rp. 45,000 Rp. 45,000
9 LCD 1 Rp. 60,000 Rp. 60,000
10 Push buttom 5 Rp. 20,000 Rp. 100,000
11 Lampu indikator 5 Rp. 10,000 Rp. 50,000
12 Kabel listrik 5 Rp. 12,000 Rp. 60,000
13 Handle pintu 2 Rp. 5,000 Rp. 10,000
14 Besi hollow hitam (HSS) 3x3x600 cm @1.6 mm x 3 Rp. 160,000 Rp. 480,000
15 Plat 2B SS201 120x240 cm @1 mm x 3 Rp. 320,000 Rp. 960,000
16 Besi siku 3x3x600 cm @3 mm x 1 Rp. 80,000 Rp, 80.000
17 Elektroda 1 Rp. 40,000 Rp. 40,000
18 Mata gerinda potong 4 Rp. 2,500 Rp. 10,000
19 Mata gerinda poles 4 Rp. 4,000 Rp, 16.000
20 Amplas 4 Rp. 2,000 Rp. 8,000
21 Cat anti karat 4 Rp. 80,000 Rp. 160,000
22 Thermal insulation 100 x 100 cm @5mm x 3 Rp. 85,000 Rp. 255,000
JUMLAH Rp. 3,613,000

22
23

2. Perkiraan Biaya Yang Dibutuhkan (Hanya Rangka)

NO BAHAN KUANTITAS HARGA JUMLAH

1 Handle pintu 2 Rp. 5,000 Rp. 10,000


2 Besi hollow hitam (HSS) 3x3x600 cm @1.6 mm x 3 Rp. 160,000 Rp. 480,000
3 Plat 2B SS201 120x240 cm @ 1 mm x 3 Rp. 320,000 Rp. 960,000
4 Besi siku 3x3x600 cm @ 3 mm x 1 Rp. 80,000 Rp. 80.000
5 Elektroda 1 Rp. 40,000 Rp. 40,000
6 Mata gerinda potong 4 Rp. 2,500 Rp. 10,000
7 Mata gerinda poles 4 Rp. 4,000 Rp, 16.000
8 Amplas 4 Rp. 2,000 Rp. 8,000
9 Cat anti karat 4 Rp. 80,000 Rp. 160,000
10 Thermal insulation 100 x 100 cm @5mm x 3 Rp. 85,000 Rp. 255,000
JUMLAH Rp. 2,019,000

3. Jadwal Pelaksanaan
Mei 2022 Jun 2022 Feb 2023
NO KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Analisis
2 Perancangan
3 Pembuatan
4 Pengujian

Mar 2023 Apr 2023 Mei 2023


NO KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Analisis
2 Perancangan
3 Pembuatan
4 Pengujian

Jun 2023 Jul 2023 Agu 2023


NO KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Analisis
2 Perancangan
3 Pembuatan
4 Pengujian
24

4. Desain Rangka Alat Pemanggang Kerupuk Otomatis

5. Desain Jadi Alat Pemanggang Kerupuk Otomatis

Anda mungkin juga menyukai