Anda di halaman 1dari 25

Basic Carbon Capture Utilization

and Storage (CCUS) Indonesia


Dasar Penangkapan dan Penyimpanan Carbon Dioksida
(CO2) dalam mengurangi emisi karbon di Indonesia
Pengertian Carbon Capture and Utilization Storage(CCUS)
Dasar Dari CCUS dan regulasinya di Indonesia
Pemanfaatan CCUS di Indonesia
Materi Belajar
Skema Value Chain CCUS
Penerapan CCUS di Migas Indonesia
Manfaat memahami CCUS bagi perwira Elnusa
Apa itu Carbon Capture and Utilization
Storage (CCUS)?
• Carbon Capture and Utilization Storage (CCUS) adalah suatu proses
penangkapan dan penyimpanan karbon dioksida dari hasil bahan bakar fosil
(pengambilan gas bumi) maupun dari limbah hasil pembakarannya.
• Kegiatan penangkapan dan penyimpanan karbon mulai dilakukan di Amerika
Serikat pada akhir tahun 1970-an. CCUS dimanfaatkan untuk injeksi reservoir
pada lapangan sumur tua untuk meningkatkan produksi migas.
• Negara maju seperti Norwegia dan Kanada memanfaatkan penangkapan dan
penyimpanan karbon sebagai mitigasi bencana pemanasan global.
• Secara umum, teknik penangkapan dan penyimpanan karbon dibagi menjadi
tiga, yaitu teknik penangkapan pasca-pembakaran, selama pembakaran dan
pra-pembakaran.
Ilustrasi dari CCUS
 Karbon dioksida dihasilkan dari industri, pembangkit
listrik dan pemboran migas
 Karbon dioksida tersebut apabila dibiarkan akan
menjadi Gas Rumah Kaca (GRK) yang tidak ramah
lingkungan dan dapat mempengaruhi perubahan iklim
global.
 Karbon dioksida tersebut dapat ditampung menjadi
Liquid Karbon Dioksida (LCO2) dan diolah kembali
dimanfaatkan menjadi bahan baku dasar kimia.
 Selain itu dapat disimpan dengan diinjeksikan kembali
ke reservoir bawah permukaan bumi untuk disimpan
dan dapat meningkatkan produksi migas dengan
metode Enhance Oil/Gas Recovery (EOR)
Dasar dari CCUS di Indonesia
• Komitmen Indonesia dalam Paris Agreement 2015
untuk mengurangi emisi karbon dari Gas Rumah
Kaca (GRK) guna mengantisipasi perubahan iklim
dan menuju green environment dunia.

• Komitmen mitigasi perubahan iklim dengan


rencana penurunan emisi hingga tahun 2030
sebesar 29% sampai dengan 41%.
• Proporsi emisi masing-masing sektor meliputi:
kehutanan (17.2%), energi (11%), pertanian
(0.32%), industri (0.10%), dan limbah (0.38%).
Peraturan Pemerintah dalam mendukung kebijakan CCUS di
Indonesia

• UU No 16 Tahun 2016 follow up dari keikutsertaan Indonesia dalam Paris Agreement untuk
mendukung pengurangan emisi karbon, perjanjian tersebut diharapkan dapat meningkatkan
kerjasama internasional untuk melaksanakan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan
dukungan pendanaan, teknologi, transfer serta mekanisme transparansi dan tata kelola yang
berkelanjutan.

• UU No 7 tahun 2021 tentang harmonisasi perpajakan tax carbon. Undang-undang ini mengatur
pajak karbon yang dikenakan kepada industry/perusahaan oleh pemerintah Indonesia.

• Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 tentang penerapan nilai keekonomian karbon untuk
mencapai target kontribusi yang ditetapkan secara nasional dan pengendalian emisi Gas Rumah
Kaca (GRK) dalam pembangunan nasional. Peraturan ini mengatur pelaksanaan perdagangan
karbon, pungutan emisi karbon dan pembayaran berbasis kinerja untuk mengurangi emisi karbon
Manfaat CCUS di Indonesia
• Mengurangi emisi karbon dan menjaga perubahan iklim di Indonesia
• Dibidang Migas, CCUS dimanfaatkan sebagai peningkatan pengembalian
produksi migas (Enhanced Oil/Gas/ Geothermal Recovery)menggunakan
CO2 yang diinjeksikan kembali kedalam reservoir.
• Karbon dioksida yang ditangkap dapat dimanfaatkan sebagai mineral karbon
(Mineral Carbonization) menjadi material konsentrasi karbonat dan bauxite.
• Di bidang kimia, karbon dioksida dapat dimanfaatkan sebagai Liquid CO2
(LCO2), Polymer dan Urea. Sedangkan dibidang Biologi dapat digunakan
sebagai Alga Cultivation (Pengembangan Pertumbuhan Alga di Lautan)
Pemanfaatan CCUS di Indonesia
Menjadi Bahan Baku Kimia
 Mineralization Carbonates Concrete
 Bauxite
 Liquid Karbon Dioksida (LCO2)
 Polymer
Dalam bidang Biologi : Algae Cultivation
Dalam bidang migas dan geothermal :
 Enhanced Oil/Gas Recovery
 Enhanced Geothermal Recovery
 Enhanced Coal Bed Methane Recovery
Pemanfaatan CCUS oleh Pertamina Research and
Development
Pemanfaatan CCUS oleh Pertamina Research and
Development

Pertamina dengan
mengkombinasikan Teknologi
CCUS di H2 Plant dapat
memproduksi Blue Hidrogen di
Area Refineri
Prestasi Pertamina dalam mengurangi emisi karbon dengan menerapkan
pemanfaatan Teknologi CCUS

 Pertamina berhasil
mengurangi emisi karbon
27.08% di 2010-2020

 Melebih target Nationally


Determined Contribution
(NDC) dalam mengurangi
emisi karbon di 2020

 Saat ini berusaha


meningkatkan mengurangi
emisi karbon guna mencapai
target NDC di 2030 menjadi
29%
Manfaat CCUS bagi Industri dalam mengurangi
biaya karbon tax yang dikenakan pemerintah.
Guna mendukung pengurangan emisi
karbon, pemerintah menerapkan adanya
pajak karbon (Carbon Tax) pada industri
bisnis di Indonesia.
Semakin perusahaan tersebut dapat
mengurangi emisi karbon, maka semakin
kecil pajak yang dibayarkan ke negara.
Undang-Undangan No 7 tahun 2021
tentang Harmonisasi Peraturan
Perpajakan, pajak karbon dikenakan atas
emisi karbon yang memberikan dampak
negatif bagi lingkungan hidup
Penerapan Pajak Karbon di berbagai negara
Skema Value Chain CCUS secara umum
Sharing Storage Business CCUS  Industri/ Perusahaan yang
menghasilkan emisi karbon
menangkap dan menyimpan
karbon dalam bentuk Liquid
(LCO2)

 Dari penyimpanan masing


masing industri/perusahan
penghasil karbon,
dihubungkan melalui pipa
menuju satu stasiun
pengumpul utama dalam
skala besar per daerah

 Dari penyimpanan utama


stasiun pengumpul,
kemudian dibawah oleh
pihak transportasi
(darat/laut) untuk di
injeksikan di reservoir atau
dimanfaatkan oleh industry
menjadi bahan baku karbon.
Value Chain CCUS and Market Potential
Potensi CCUS di Indonesia
Project CCUS di Industri Migas Indonesia

Pertamina :
Onshore
Lapangan Gundih
Lapangan Sukowati
Lapangan Jambaran Tiung Biru
Offshore
Lapangan Natuna D-Alpha
Repsol : Lapangan Sakakemang
BP Tangguh : Biduri dan Vorwata
Project CCUS di Lapangan Natuna D-
ALPHA  Lapangan Natuna D-
Alpha yang
dioperasikan oleh
Pertamina sebagai
lapangan gas yang
memiliki konsentrasi
CO2 kurang lebih 72%

 Pertamina Research
and Technology
Inovation (RTI)
menggunakan
teknologi membrane
untuk memisahkan
CO2 dari gas CH4.

 CO2 nya kemudian


diinjeksikan kembali
ke reservoir guna
meningkatkan
produksi gas di
lapangan tersebut.
BP Tangguh Field, West Papua  Lapangan Tangguh BP di
Papua Barat telah
disetujui Plan of
Development oleh SKK
Migas pada 12 Agustus
2021

 Lapangan Ubadari dan


Vorwata memiliki projek
CCUS untuk Enhanced Gas
Recovery (EGR).

 Potensi CCUS di Lapangan


Ubadari dan Vorwata 500
Mt CO2.

 Strategi nya adalah


menggunakan dehidrasi
unit dan CO2 Compressor.
Kemudian melakukan
pemboran 3 sumur injeksi
sumur dalam satu
platform dengan 12 km
pipeline start di tahun
2026
Gundih and Sukowati Field,East Java  Lapangan Gundih
memanfaatkan
CCUS untuk
Enhanced Gas
Recovery (EGR) di
Formasi Kujung

 Lapangan Gundih
dapat mengurangi 3
Mt CO2 dalam 10
tahun.

 Lapangan Sukowati
memanfaatkan
CCUS untuk
Enhanced Oil
Recovery (EOR) di
Formasi Tuban

 Lapangan Sukowati
dapat mengurangi
14.2 Mt CO2 dalam
15 tahun.
 Lapangan Gundih dapat
mengurangi 3 Mt CO2
dalam 10 tahun

 Ketika digunakan untuk


Enhanced Gas Recovery
(EGR) dapat meningkatkan
produksi menjadi 36 BSCF
dalam 10 tahun setara
USD 100 – 120 M

 CAPEX 10 tahun untuk


injeksi CO2 adalah USD
49M dan OPEX USD 20M

 Gundih bekerjasama
dengan Japan Credit
Mechanism (JCM) dalam
mengurangi emisi karbon.
Manfaat memahami CCUS bagi perwira Elnusa
• Dapat memahami pentingnya mengurangi emisi karbon untuk mengurangi pemanasan
global dan mitigasi perubahan iklim dunia.
• CCUS selain merupakan program pemerintah dalam mendukung energi yang ramah
lingkungan di Indonesia, hal ini juga dapat menjadi peluang bisnis untuk Elnusa bergerak
dalam services energi yang ramah lingkungan.
• CCUS memiliki potensi bisnis dan market dalam services teknologi, supply chain
manajemen, transportasi dan storage penyimpanan.
• CCUS juga dapat menjadi landasan pengembangan bisnis Elnusa dibidang GRS untuk
mengetahui potensi reservoir injeksi CCUS, pemboran sumur injeksi dan Enhanced Oil/Gas
Recovery (EOR/EGR).
• Elnusa dapat bekerjasama dengan Pertamina Research and Technology Inovation (RTI)
dalam mendukung program CCUS dan menjadi market leader dalam services CCUS di
Indonesia.
Refrensi :
 Dr. Dadan Kusdiana. 2021. Prospect and Challenges of CCUS Application to Reach Net Zero Emission Targets.
Dirjen EBKTKE KESDM : Webinar CCUS – USABC.
 Dr. Lucky Yusgiantoro. 2021. Advancing the Adoption of CCUS Innovation to Support Energy Transition in
Indonesia. SKK Migas : Webinar CCUS – USABC.
 Dr. M. Rachmat Sule. 2021. Why Regulatory Framework of CCUS needed in Indonesia. ITB : Webinar CCUS –
USABC.
 Dr. Oki Muraza. 2021. Advancing CCUS Adoption in Indonesia. Pertamina : Webinar CCUS – USABC.
 Tri Hadimasyar. 2021. CCUS Implementation for Carbon Neutral 2060. PLN. Webinar CCUS – USABC.
 https://id.wikipedia.org/wiki/Penangkapan_dan_penyimpanan_karbon
 https://fgmi.iagi.or.id/berita/carbon-capture-utilization-storage-ccus-untuk-menurunkan-emisi-co2-bagaimana-d
i-indonesia/
 https://asiatoday.id/read/3-skema-penerapan-pajak-karbon-sektor-energi-di-indonesia
 https://bisnisindonesia.id/article/potensi-penerimaan-negara-dari-pajak-karbon

Anda mungkin juga menyukai