Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Konversi dan Pengelolaan Energi: X 17 (2023) 100347

Daftar isi tersedia diScienceDirect

Konversi dan Manajemen Energi: X

halaman utama jurnal:www.sciencedirect.com/journal/energy-conversion-and-management-x

Pembangkit listrik rendah karbon untuk produksi minyak dan gas lepas pantai

Mari Voldsundsebuah, Adriana Reyes-Lúasebuah,*, Chao Fusebuah, Mario Ditarantosebuah, Petter Neksåsebuah,
Marit J. Mazzettisebuah, Olaf Brekeb, Arne Ulrik BindingsbHaib, David Graingerb, Jostein Pettersenb
sebuahPenelitian Energi SINTEF, Sem Sælands vei 11, NO-7034, Trondheim, Norwegia
bEquinor ASA, Norwegia

INFO ARTIKEL ABSTRAK

Kata kunci: Pengurangan emisi pada pembangkit listrik untuk kegiatan minyak dan gas lepas pantai menjadi kunci untuk
Di lepas pantai
mencapai target iklim di wilayah dengan industri ini. Studi ini menyajikan tinjauan konsep pembangkit listrik rendah
Minyak dan gas
karbon yang sudah mapan dan belum matang, analisis potensi pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK), dan
Pembangkit listrik
evaluasi penerapannya di lepas pantai. Potensi pengurangan emisi GRK dikuantifikasi dengan memperkirakan CO2
Efisiensi
intensitas yang setara untuk diterapkan di Landas Kontinen Norwegia. Penerapan lepas pantai dievaluasi dengan
Rendah karbon
GRK penekanan pada bobot, persyaratan infrastruktur, ketersediaan panas proses, kematangan teknis, serta kesehatan,
keselamatan, dan lingkungan (HSE). Terlihat bahwa tenaga dari pantai adalah satu-satunya konsep yang matang
secara teknis dengan potensi pengurangan emisi yang sangat tinggi (>95 %, asalkan tersedia tenaga listrik rendah
GRK). Ada beberapa konsep alternatif yang sedang dikembangkan yang juga dapat memberikan pengurangan emisi
yang signifikan (>70 %), termasuk penggantian bahan bakar, CO2penangkapan dan penyimpanan, dan daya
terbarukan dikombinasikan dengan penyimpanan energi. Turbin gas siklus gabungan dan tenaga angin lepas pantai
yang dikombinasikan dengan turbin gas secara teknis sudah matang dan dapat mencapai pengurangan emisi
parsial (sekitar 15–50 %, dengan konfigurasi sistem yang diasumsikan). Konsep lain yang menawarkan pengurangan
emisi parsial sedang dikembangkan, tetapi tidak menunjukkan keunggulan yang jelas dibandingkan yang telah
disebutkan. Ditunjukkan bahwa, untuk memungkinkan pencapaian target emisi nol bersih, hanya peningkatan
efisiensi dan daya dari pantai tidaklah cukup, dan ada kebutuhan untuk mengembangkan teknologi rendah emisi
tambahan yang belum ada di pasaran.

1. Perkenalan Amerika Serikat[1]dan 16,0 Mt CO2di Inggris[2], sesuai dengan sekitar 5

Sejak penandatanganan Perjanjian Paris pada tahun 2015, negara-negara
peserta berkomitmen untuk memenuhi target pengurangan emisi yang ketat, dan
upaya besar harus dilakukan di semua sektor untuk mewujudkannya. Emisi dari
industri minyak dan gas bertanggung jawab atas sebagian besar emisi gas rumah
kaca (GRK) secara keseluruhan di beberapa negara. Kegiatan tersebut pada tahun
2020 bertanggung jawab atas emisi tahunan sebesar 316 Mt CO2persamaan di
% dari total emisi di kedua negara tersebut[3,4]. Di Norwegia, ekstraksi
minyak dan gas bertanggung jawab atas emisi sebesar 13,3 Mt CO2eq
pada tahun 2020, setara dengan 27% dari keseluruhan emisi negara[5].
Oleh karena itu, beberapa pelaku industri migas telah menetapkan dan
berupaya keras untuk mencapai target penurunan emisi yang ambisius
[6].
Untuk mengurangi emisi di industri minyak dan gas, beberapa langkah

Singkatan:AC, Arus Bolak-balik; ASU, Unit Pemisah Udara; CCR, CO2Rasio Tangkap, didefinisikan sebagai karbon yang ditangkap dibagi dengan karbon dalam pakan; CCS, CO2
Penangkapan dan Penyimpanan; CCUS, CO2Penangkapan dan Pemanfaatan atau Penyimpanan; BERSAMA2persamaan, CO2setara; DC, Arus Searah; EGR, Resirkulasi Gas Buang; UE, Uni
Eropa; FPSO, unit Penyimpanan dan Pembongkaran Produksi Terapung; GRK, Gas Rumah Kaca; GT, Turbin Gas; GWP-20, Potensi Pemanasan Global dievaluasi selama 20 tahun;
GWP-100, Potensi Pemanasan Global dievaluasi selama 100 tahun; HAT, Turbin Udara Lembab; HP, Tekanan Tinggi; HRSG, Pembangkit Uap Pemulihan Panas; HSE, Kesehatan,
Keselamatan, dan Lingkungan; HVAC, Arus Bolak-balik Tegangan Tinggi; HVDC, Arus Searah Tegangan Tinggi; HVO, Minyak Nabati Terhidrogenasi; KPI, Indikator Kinerja Utama; LCA,
Penilaian Siklus Hidup; LH2, Hidrogen Cair; LHV, Nilai Pemanasan Lebih Rendah; LP, Tekanan Rendah; MCFC, Sel Bahan Bakar Karbonat Cair; NCS, Landas Kontinen Norwegia; NG, Gas
Bumi; PEMFC, Sel Bahan Bakar Membran Elektrolit Polimer; PV, Fotovoltaik; SCR, Reduksi Katalitik Selektif; SMR, Reaktor Modular Kecil; SNCR, Reduksi Non-Katalitik Selektif; SOFC, Sel
Bahan Bakar Oksida Padat; WHRU, Unit Pemulihan Panas Limbah.
* Penulis yang sesuai.
Alamat email:adriana.r.lua@sintef.no (A. Reyes-Lúa).

https://doi.org/10.1016/j.ecmx.2023.100347
Diterima 26 Oktober 2022; Diterima dalam bentuk revisi 13 Desember 2022; Diterima 2 Januari 2023
Tersedia online 3 Januari 2023
2590-1745/© 2023 Para Penulis. Diterbitkan oleh Elsevier Ltd. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/).
M. Voldsund dkk.
sudah diterapkan, seperti pembatasan flaring, langkah-langkah efisiensi
energi dalam proses produksi, CO2capture and storage (CCS), dan solusi
alternatif untuk pembangkit listrik[7]. Pembatasan flaring dilakukan dalam
skala luas, misalnya dengan memasang infrastruktur transportasi gas atau
sistem injeksi gas. Sejauh ini, CCS hanya dipraktikkan untuk proses
sweetening gas alam yang terkait dengan Sleipner dan SnHaibidang hvit di
Norwegia[8]. Langkah-langkah efisiensi energi dalam proses produksi
terutama terkait dengan operasi optimal peralatan terpasang dan
pemasangan kompresor dan pompa yang lebih efisien
[7], dan telah dinilai secara sistematis oleh beberapa perusahaan minyak dan gas
dan dalam literatur[9]. Untuk mengurangi emisi dari pembangkit listrik, solusi
siklus gabungan dipasang di fasilitas Oseberg, Snorre, dan Eldfisk di Landas
Kontinen Norwegia (NCS)[10], dan di bidang Appomattox di Teluk Meksiko[11].
Selain itu, implementasi FPSO Bacalhau sedang berlangsung dan direncanakan
untuk dua lapangan lain yang sedang dikembangkan di Brasil dan Kanada[12].
Implementasi angin lepas pantai sedang berlangsung di proyek Hywind Tampen,
di mana sebelas turbin angin terapung dipasang di lepas pantai dan diperkirakan
menyediakan sekitar 35% dari kebutuhan tenaga listrik tahunan dari lima fasilitas
minyak dan gas[13]. Impor daya dari pantai merupakan alternatif untuk
pembangkit listrik lepas pantai dan relevan di wilayah di mana jaringan darat
terkait dengan emisi rendah. Ini telah diimplementasikan pada delapan lapangan
yang ada dan saat ini sedang direncanakan untuk delapan lapangan tambahan di
NCS
[14].
Di negara-negara di mana pembakaran gas alam skala besar dan rutin
dihindari, catu daya saat ini bertanggung jawab atas sebagian besar CO2
sektor ini.2emisi. Misalnya, pembangkit listrik dengan turbin gas
bertanggung jawab atas sekitar 85% CO2 sektor minyak dan gas Norwegia2
emisi tahun 2020 (Gambar 1)[7]. Selain itu, sekitar 30% ekstraksi minyak dan
gas global terjadi di lepas pantai[15], dan di beberapa negara, seperti
Norwegia dan Inggris, ekstraksi minyak dan gas lepas pantai lebih dominan.
Ini memotivasi fokus pada pembangkit listrik rendah karbon untuk produksi
minyak dan gas lepas pantai.
Dekarbonisasi daridaratsektor tenaga listrik telah mendapat banyak perhatian
selama beberapa dekade terakhir, dan skenario yang disarankan untuk
mendekarbonisasi sektor ini antara lain peningkatan efisiensi, peralihan bahan bakar
(misalnya dari batubara ke gas alam), pengenalan energi terbarukan (khususnya tenaga
angin dan matahari). energi), pengenalan tenaga nuklir (walaupun pada kenyataannya
hal ini telah diturunkan secara bertahap di beberapa negara), dan CO22penangkapan
dan pemanfaatan atau penyimpanan (CCUS)[16,17]. Sistem energi darat tipikal memiliki
keuntungan menjadi bagian dari jaringan besar yang memfasilitasi penyeimbangan
frekuensi, dan batasan berat dan ruang biasanya tidak kritis, sehingga peralatan besar
dan berat dapat digunakan.
Di lepas pantaisistem energi memiliki karakteristik yang sangat berbeda
dibandingkan dengan sistem darat. Biasanya setiap fasilitas lepas pantai beroperasi
dalam mode pulau dengan jaringan listrik kecilnya sendiri, atau beberapa fasilitas yang
terletak berdekatan satu sama lain berbagi jaringan kecil. Permintaan daya listrik fasilitas
lepas pantai bervariasi secara signifikan antara medan dan medan
Gambar 1.CO Utama2sumber emisi dari kegiatan perminyakan di Norwegia pada tahun
2020[7].
2
Konversi dan Pengelolaan Energi: X 17 (2023) 100347
seumur hidup tetapi biasanya ~30 MW atau lebih. Daya secara tradisional
dihasilkan dengan turbin gas yang menggunakan gas alam yang diproduksi di
lokasi, karena ini adalah bahan bakar yang nyaman dan murah yang biasanya
tersedia dalam jumlah besar. Kapasitas ruang dan berat sangat terbatas di lepas
pantai, dan pemasangan peralatan besar dan berat dikaitkan dengan biaya tinggi.
Oleh karena itu, model turbin gas aeroderivatif biasanya dipasang dan, bila
diperlukan, unit pemulihan panas limbah (WHRU) ditambahkan untuk
mengekstraksi panas dari knalpot untuk memenuhi kebutuhan panas proses.
Kapasitas nominal turbin gas yang digunakan dalam aplikasi ini biasanya berkisar
antara 20–40 MW.
Selain konsep untuk pasokan listrik rendah karbon yang sudah
diterapkan di lepas pantai, solusi dari sektor lain atau teknologi yang sedang
dikembangkan mungkin menarik. Tinjauan dan tinjauan kritis dari opsi yang
paling relevan dan penerapannya pada fasilitas minyak dan gas lepas pantai
dapat membantu industri, pembuat kebijakan, dan komunitas riset untuk
memprioritaskan upaya, pendanaan, dan perhatian mereka. Beberapa studi
tentang topik ini saat ini tersedia. Itiki dkk.[18] membuat tinjauan umum
pada sistem tenaga lepas pantai untuk semua jenis aplikasi lepas pantai
(misalnya kapal dan kapal selam selain fasilitas minyak dan gas) di mana
fokusnya adalah pada konseptualisasi sistem tenaga secara keseluruhan.
Mereka mencantumkan teknologi pembangkit listrik yang relevan tetapi
tidak menganalisisnya dalam konteks pengurangan emisi GRK. Grainger
dkk.[19]menyajikan pilihan teknologi untuk pengurangan emisi lepas pantai
(baik teknologi pembangkit listrik dan lainnya) dan perkiraan CO2-nya2
potensi pengurangan. Namun, tidak ada tinjauan komprehensif yang
tersedia dalam literatur yang memberikan ikhtisar tentang semua opsi
untuk pasokan listrik lepas pantai, termasuk yang belum matang, dan
menganalisis potensi pengurangan emisi serta penerapannya di lepas
pantai, sambil menyajikan semua asumsi yang mendasarinya.
Kesenjangan yang disebutkan di atas tercakup dalam penelitian ini. Kontribusi
utama dari makalah ini adalah bahwa berbagai konsep catu daya ditinjau dan
dianalisis secara sistematis dalam konteks produksi minyak dan gas lepas pantai,
menggunakan indikator kinerja utama (KPI) yang ditentukan. Tiga puluh opsi yang
paling menjanjikan dievaluasi dengan mempertimbangkan potensi penurunan
emisi GRK dan penerapannya di lepas pantai dalam hal ketersediaan panas
proses, berat, persyaratan infrastruktur, kematangan teknis, serta kesehatan,
keselamatan, dan lingkungan (HSE). Semua asumsi yang mendasari dibuat
tersedia dimateri tambahan, memungkinkan penilaian ulang dan pembaruan
kritis karena konsep yang belum matang dikembangkan lebih lanjut. Potensi
penurunan emisi GRK untuk beberapa teknologi bergantung pada lokasi, dan
dalam pekerjaan ini diasumsikan penerapan NCS. Studi ini mengumpulkan
database informasi yang dapat digunakan untuk pembandingan konsep terhadap
KPI utama. Metodologi ini berguna untuk menyeleksi konsep dengan menimbang
KPI ini sesuai dengan aplikasi yang diinginkan (pembangkit listrik lepas pantai
dalam hal ini), sebelum melanjutkan penilaian dengan alat analisis yang lebih
mendalam, seperti LCA dan analisis tekno-ekonomi, tidak layak untuk sekumpulan
besar konsep dan khususnya untuk teknologi yang belum matang yang kurang
memiliki kuantifikasi spesifikasi yang terperinci.
Artikel ini disusun berdasarkan tiga bagian kerja.Seksi 2pertama
mendefinisikan konsep pembangkit listrik untuk aplikasi lepas pantai dalam
penelitian ini, menjelaskan semua sumber energi, teknologi pembangkit listrik
dan teknologi pendukung yang dipertimbangkan.Bagian 3mendefinisikan KPI
untuk menilai potensi pengurangan GRK dan penerapan lepas pantai dan
mengevaluasi konsep yang dipilih sesuai dengan itu.Bagian 4memberikan diskusi
dan wawasan mengenai potensi dekarbonisasi sebagian atau hampir sepenuhnya
dari pembangkit listrik lepas pantai dengan menggunakan konsep yang
dievaluasi.Bagian 5menyimpulkan kertas.
2. Konsep pembangkit listrik
2.1. Definisi konsep pembangkit listrik
Konsep untuk pembangkit listrik rendah karbon dapat berbeda dalam banyak aspek,
misalnya dari penggunaan sumber energi yang tidak konvensional atau dengan
teknologi pembangkit listrik yang inovatif. Untuk kejelasan, penggunaan istilah
M. Voldsund dkk.
konsep pembangkit listrikdalam artikel ini diilustrasikan dalamGambar 2. Konsep
satu pembangkit listrik adalah gabungan dari satu atau beberapa sumber energi
dan satu atau beberapa teknologi pembangkit listrik, yang selanjutnya dapat
dipadukan dengan teknologi pendukung, seperti penyimpanan energi atau CO2.2
teknologi penangkapan.
Sumber energi yang relevan dapat berupa energi yang terikat secara kimiawi
dalam bahan bakar atau energi lokal terbarukan. Alternatif pembangkit listrik
lepas pantai adalah listrik dari pantai, dimana listrik dihasilkan dari sumber energi
di darat dan disalurkan ke lepas pantai melalui kabel bawah laut. Berbagai pilihan
pasokan energi untuk fasilitas minyak dan gas lepas pantai diilustrasikan dalam
Gambar 3. Sebagian besar teknologi terbarukan tidak dapat dikirim, misalnya
tenaga angin atau tenaga surya. Karena sifatnya yang terdesentralisasi dan untuk
alasan keselamatan dan efisiensi produksi, aset lepas pantai hanya dapat
menggunakan teknologi yang tidak dapat dikirim jika digabungkan dengan
teknologi yang dapat dikirim atau penyimpanan energi.
2.2. Sumber energi
Berbagai jenis bahan bakar kimia dapat dimanfaatkan oleh beberapa
teknologi pembangkit listrik yang berbeda. Ini terkait dengan CO langsung
atau tidak langsung2emisi yang secara signifikan mempengaruhi CO2
intensitas yang setara dengan konsep pembangkit listrik, atau masalah lain
yang memengaruhi penerapan di lepas pantai. Bahan bakar nuklir dan
energi terbarukan terkait erat dengan teknologi pembangkit listrik dan
karenanya dibahas dalamBagian 2.3.
2.2.1. Gas alam
Gas alam (NG) saat ini merupakan sumber energi lepas pantai yang paling umum. Ini
adalah produk atau produk sampingan dari sebagian besar fasilitas produksi minyak dan
gas dan karenanya tersedia dengan biaya yang relatif rendah. CO2
intensitas ekuivalen gas alam terkait dengan emisi langsung dari
pembakaran, dan sekitar 2,8 kg CO2/ kg NG (0,057 kg CO2/MJLHV)[20],
tergantung pada komposisi sebenarnya.
2.2.2. Hidrogen
Hidrogen adalah bahan bakar bebas karbon sepenuhnya, tetapi tidak ada
dalam keadaan alami yang dapat ditambang di Bumi dan harus diproduksi melalui
proses kimia. Hidrogen karbon rendah dapat diproduksi baik dengan reformasi
gas alam dengan CCS atau elektrolisis air menggunakan listrik rendah karbon
[21]. Untuk yang pertama, emisi GRK rantai pasokan adalah sekitar 0,8–1,1 kg CO2
eq/kg H2(0,007–0,009 kg CO2eq/MJLHV), dengan asumsi hidrogen diproduksi
dengan ATR dan CO2capture ratio (CCR) sebesar 94 % atau SMR dengan
Gambar 2.Elemen menyusun konsep pembangkit listrik.
3
Konversi dan Pengelolaan Energi: X 17 (2023) 100347
CCR sebesar 91 %[22,23]. Ini termasuk CO hulu2dan emisi metana yang
terkait dengan produksi gas alam di NCS dan emisi terkait produksi. Sebuah
studi baru-baru ini menunjukkan bahwa emisi GRK rantai pasokan hidrogen
yang dihasilkan oleh reformasi gas alam dengan CCS di Norwegia akan lebih
rendah lagi (0,005–0,006 kg CO2eq/MJLHV)[24], dan beberapa aktor
mengklaim bahwa proses produksi hidrogen dengan CCR minimal 95%
diperlukan dan direncanakan. Reforming gas alam kemungkinan besar akan
ditempatkan di darat karena berat dan ukuran peralatan reforming serta
ketergantungan skala biaya reforming gas alam. Untuk hidrogen dari
elektrolisis, emisi rantai pasokan sangat bergantung pada faktor emisi GRK
dari bauran tenaga listrik. Opsi ini berdasarkan daya dari jaringan darat
kurang relevan karena akan bersaing dengan daya dari pantai yang memiliki
efisiensi energi keseluruhan yang jauh lebih tinggi, sedangkan hidrogen
yang dihasilkan oleh daya terkunci dari energi terbarukan (misalnya, turbin
angin lepas pantai) mungkin menjadi penting dalam masa depan.
Hidrogen dapat diangkut ke fasilitas lepas pantai baik dengan pipa, yang
memerlukan kompresi, atau dengan kapal, yang memerlukan pencairan
(pendinginan hingga -253◦C). Daya yang dibutuhkan untuk kompresi sekitar 1
kWh/kg H2tergantung pada umpan dan tekanan target[25], memberikan
kontribusi yang dapat diabaikan terhadap emisi GRK rantai pasokan. Pencair
hidrogen industri saat ini adalah untuk kapasitas rendah dan biasanya
menggunakan 10–12 kWh/kg hidrogen cair (LHRp)[26–28]. Untuk pembangkit
yang lebih besar, optimalisasi energi dan biaya secara keseluruhan menunjukkan
konsumsi daya sekitar 6,5 kWh/kg LH2[29,30]. Pencairan kemudian menambahkan
0,1 kg CO22/kg LH2(0,0009 kg/MJLHV) ke emisi GRK rantai pasokan dengan asumsi
bauran listrik Norwegia (11 g CO2/kWh[31]).
Penggunaan hidrogen lepas pantai memperkenalkan beberapa aspek keselamatan baru
dibandingkan dengan gas alam, termasuk energi pengapian minimum yang lebih rendah, potensi
kebocoran yang menantang karena difusivitasnya yang tinggi, kompatibilitas material, kecepatan
perambatan nyala api yang lebih tinggi, dan jarak pandang nyala api yang lebih rendah.
[32]. Pembakaran hidrogen lebih rentan untuk menghasilkan NOxdari
pembakaran NG, termasuk N2O yang memiliki potensi pemanasan global
265–298 selama 100 tahun (GWP-100)[33,34].
2.2.3. Amonia
Amoniak merupakan pembawa energi alternatif yang sudah tersedia dalam skala
besar karena penggunaannya dalam industri pupuk. Ini memiliki kepadatan energi yang
lebih tinggi daripada hidrogen cair dan gas, tetapi nilai kalor yang lebih rendah
berdasarkan massa. Amonia dapat dilihat sebagai pembawa hidrogen yang
membutuhkan sintesis sebelum diangkut dan mungkin memerlukan perengkahan
menjadi hidrogen dan nitrogen sebelum digunakan, tergantung pada pembangkit listrik.
M. Voldsund dkk.
Gambar 3.Opsi yang memungkinkan untuk pasokan energi ke fasilitas minyak dan gas lepas pantai.
teknologi. Amoniak juga bebas karbon, tetapi ada emisi rantai pasokan
tergantung pada proses sintesis amoniak dan bahan baku [35–39].
Ketika diproduksi berdasarkan gas alam dari NCS dengan CCS, emisi
GRK rantai pasokan adalah sekitar 0,2 kg CO2eq/kg NH3
(0,011 kg CO2eq/MJLHV) dengan mempertimbangkan asumsi yang sama seperti untuk
hidrogen[23,40].
Amonia anhidrat secara rutin diangkut dalam tonase besar dengan truk, mobil
tangki, tongkang, kapal, kereta api, dan pipa[36,41]. Tekanan uapnya pada 25◦C
adalah 10 bara dan dapat disimpan sebagai cairan bertekanan[42,43], tetapi untuk
jumlah besar dan keamanan yang lebih baik biasanya disimpan dan diangkut
dalam lemari pendingin penuh (–33◦C) dalam wadah yang diisolasi secara termal
dan tekanan atmosfer[44]. Penggunaan dan transportasi amonia terkait dengan
risiko karena toksisitasnya, dan memiliki beberapa kelemahan praktis seperti sifat
korosif dan rentan untuk menghasilkan NOxx, termasuk N2O, ketika dibakar[36].
Kandungan nitrogen dalam amonia membuat NOxmenghasilkan tantangan yang
lebih tinggi daripada pembakaran hidrogen.
2.2.4. Biofuel
Biofuel adalah bahan bakar alternatif untuk mesin reciprocating dan turbin
gas. Emisi GRK langsung dari biofuel berpotensi nol sebagai CO22dihasilkan dalam
proses pembakaran dapat diserap kembali untuk pertumbuhan tanaman bahan
baku. Emisi GRK rantai pasokan yang dilaporkan untuk bahan bakar ini sangat
bervariasi tergantung pada jenis bahan bakar tertentu, metode produksi, dan
bahan baku. Sebagai contoh, minyak sayur terhidrogenasi (HVO), yang memiliki
karakteristik bahan bakar yang mirip dengan solar fosil[45], memiliki emisi GRK
rantai pasok yang bervariasi dalam kisaran 0,0081–0,0566 kg CO2eq/MJ,
tergantung pada bahan baku dan jalur produksi[46]. Biomethanol, yang telah
diusulkan sebagai bahan bakar untuk mesin pembakaran internal[47–49],
memiliki emisi GRK rantai pasokan dalam kisaran 0,0066–0,070 kg CO2eq/MJ, dan
ini sangat bergantung pada campuran listrik[46,48,50]. Emisi rantai pasokan yang
dilaporkan untuk biofuel biasanya mencakup emisi yang terkait dengan budidaya
tanaman dan pengolahannya menjadi bahan bakar jadi. Meskipun emisi dari
perubahan penggunaan lahan mungkin besar dalam beberapa kasus, hal ini
biasanya tidak dipertimbangkan [51,52]. Biaya bahan baku merupakan komponen
utama dari keseluruhan biaya
[53], yang juga sangat bervariasi dan biasanya meningkat dengan emisi GRK rantai
pasokan yang lebih rendah.
Tantangan teknis potensial bervariasi antara jenis bahan bakar yang berbeda;
misalnya untuk metanol konduktivitas listrik yang tinggi dapat meningkatkan korosi, itu
4
Konversi dan Pengelolaan Energi: X 17 (2023) 100347
dapat menyebabkan pembengkakan pada beberapa bahan yang biasanya digunakan untuk gasket dan segel
[54], dan lebih mudah menguap daripada solar. Produksi bahan bakar tertentu
dari biomassa dapat menyebabkan hilangnya habitat alami dan bersaing dengan
produksi pangan, sehingga menimbulkan masalah terkait keberlanjutan.
Ketersediaan (dan persaingan untuk) biofuel dalam jumlah besar yang akan
dibutuhkan untuk dekarbonisasi fasilitas lepas pantai juga menjadi tantangan.
Tinjauan komprehensif tentang biofuel dan bioliquid untuk pembangkit listrik
tersedia dalam literatur[55–57].
2.3. Teknologi pembangkit listrik
Teknologi pembangkit listrik yang relevan untuk pembangkit listrik rendah karbon di
lepas pantai berkisar dari turbin berbahan bakar gas alam siklus sederhana hingga
teknologi dengan bahan bakar dekarbonisasi, atau solusi yang sama sekali berbeda
berdasarkan energi nuklir atau energi terbarukan.
2.3.1. Teknologi berbasis turbin gas
Turbin gas siklus sederhana berbahan bakar gas alam.Teknologi yang paling umum
untuk pembangkit listrik lepas pantai adalah turbin gas siklus sederhana yang
menggunakan gas alam sebagai bahan bakar. Turbin gas lepas pantai biasanya bersifat
aeroderivatif, karena densitas dayanya yang tinggi, bobot yang rendah, dan ketersediaan
yang tinggi. Komponen utama dalam paket generator turbin gas siklus sederhana
berbahan bakar gas alam adalah turbin gas itu sendiri, generator, dan terkadang kotak
roda gigi. Kelemahan umum dari mesin ini adalah efisiensi beban sebagiannya yang
rendah, yang menjadi tantangan karena operasi beban sebagian seringkali diperlukan di
lepas pantai. Efisiensi termal desain tipikal untuk turbin gas aeroderivatif dengan
keluaran daya sekitar 30 MW adalah 36–40 %
[58], sedangkan efisiensi termal pada beban 50% dapat turun di bawah 30%[59].
Turbin gas tipe industri dapat relevan dalam beberapa kasus, dan efisiensi
desainnya umumnya berada dalam kisaran yang sama dengan turbin gas
aeroderivatif dengan output daya yang sebanding. Permintaan panas proses
dapat ditutupi oleh panas yang diperoleh kembali dari gas buang turbin gas, dan
berpotensi menghasilkan pemanfaatan gabungan panas dan energi listrik
setinggi 70 %[19].
Siklus gabungan.Dalam siklus gabungan, efisiensi termal ditingkatkan dengan
menambahkan siklus Rankine, juga disebut siklus bottoming, yang memulihkan
panas dari gas buang turbin gas dan mengubahnya menjadi output daya
tambahan. Steam adalah fluida kerja yang paling umum di bottoming
M. Voldsund dkk.
siklus, tetapi cairan kerja lainnya seperti CO superkritis2dan cairan organik
juga dapat digunakan. Beberapa siklus dasar uap beroperasi di lepas pantai
(di ladang Oseberg, Snorre, Eldfisk, dan Appomattox [10,11]). Sementara
pembangkit listrik siklus gabungan berbahan bakar gas alam di pantai dapat
mencapai>Efisiensi 60 %, solusi lepas pantai yang lebih padat biasanya
berkisar antara 45–50 %[10,19,60].
Tantangan utama penerapan siklus gabungan lepas pantai adalah
ukuran dan beratnya, terutama karena pembangkit uap pemulihan panas
(HRSG) yang besar. Ada pertukaran antara efisiensi dan bobot, dan solusi
lepas pantai telah dioptimalkan untuk meminimalkan bobot[10]. Namun,
solusi yang lebih berat dan lebih efisien untuk aplikasi terapung di pantai
juga ada, misalnya konsep Siemens Seafloat[61]. Ada penelitian dan
pengembangan berkelanjutan untuk mengurangi berat badan, dan
penelitian terbaru menemukan bahwa penurunan berat badan hingga 50%
dapat dicapai dengan solusi baru[11], seperti geometri peralatan yang tidak
konvensional dan pengurangan diameter tabung dari pembangkit uap
pemulihan panas[60].
Siklus alternatif.Siklus turbin gas alternatif telah diusulkan untuk tujuan
meningkatkan efisiensi termal siklus, dengan strategi seperti intercooling,
injeksi uap, atau media kerja alternatif.[62]. Salah satu konsep yang
mendapat banyak perhatian adalah siklus humid air turbine (HAT). Konsep
ini didasarkan pada pelembaban udara dan peningkatan aliran massa fluida
kerja di turbin untuk meningkatkan output daya. Berbagai konfigurasi telah
diusulkan misalnya injeksi uap ke dalam ruang bakar, injeksi air ke dalam
kompresor, dan penjenuhan dalam kolom kontak langsung.[63]. Efisiensi
termal yang serupa dengan siklus gabungan turbin gas (50–63%), dan berat
yang berpotensi lebih rendah telah dilaporkan[64]. Namun, konsepnya lebih
kompleks dan kurang matang secara teknis daripada siklus gabungan.
Selain itu, untuk aplikasi lepas pantai, sulit untuk menghasilkan air bersih
dalam jumlah besar yang dibutuhkan untuk pelembapan dan peralatan
tambahan terkait yang diperlukan. Konsep lain yang cukup menarik
perhatian akhir-akhir ini adalah siklus Allam, yang merupakan konsep
oxyfuel dimana CO2 yang dihasilkan2dan air berfungsi sebagai media kerja
dan memberikan peningkatan efisiensi dibandingkan dengan siklus berbasis
udara. Konsep ini telah diusulkan terutama untuk tujuan CO2menangkap
dan dibahas lebih lanjut dalam Bagian 2.4.1.2.
Turbin gas berbahan bakar hidrogen.Hidrogen pada prinsipnya dapat menggantikan gas
alam sebagai bahan bakar turbin gas dan ada upaya berkelanjutan untuk
mengembangkan teknologi ini. Tantangan teknis utama yang harus diatasi terkait
dengan emisi NOxdan manajemen panas sistem pembakaran[65]. Hidrogen dicirikan
oleh suhu nyala adiabatik yang lebih tinggi daripada gas alam, dan peningkatan kecil
pada kisaran suhu nyala yang lebih tinggi menghasilkan peningkatan eksponensial pada
NOx.xemisi, yang dapat berlipat ganda atau lebih saat mengganti NO rendahxpembakar
yang dirancang untuk metana menjadi hidrogen murni[66,67]. Salah satu strategi untuk
mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengganti sebagian gas alam dengan
hidrogen. Pabrikan turbin gas saat ini menawarkan sistem yang dapat beroperasi
dengan konsentrasi hidrogen 40–70% vol, tergantung pada model dan pabrikannya[68–
70]. Mencampur hidrogen menjadi gas alam hanya memberikan dekarbonisasi parsial
dan karena kerapatan energi volumetriknya yang lebih rendah, penggunaan bahan
bakar dengan 40–70% hidrogen dalam volume hanya setara dengan sekitar 16–41% CO2
2 nilai kalor metanol yang lebih rendah. Selanjutnya, titik nyala metanol yang
pengurangan emisi. Strategi yang memungkinkan dekarbonisasi penuh adalah
dengan mengontrol suhu, karenanya NOxpembentukan, melalui pengenceran
dengan inert seperti uap, air, atau nitrogen. Namun, hal ini berdampak pada
efisiensi siklus dan penalti dilaporkan sekitar 1,5 %-poin dengan pengenceran
nitrogen[71,72]dan 3,5 %-poin dengan pengenceran uap[71]. Strategi lain yang
diusulkan didasarkan pada modifikasi tata letak pabrik dengan memaksa
resirkulasi gas buang (EGR) ke dalam kompresor untuk mengencerkan udara
masuk, bukan hidrogen. Dengan mengurangi kandungan oksigen di udara, suhu
pembakaran secara intrinsik terbatas dan NOx
emisi tetap rendah tanpa penalti efisiensi yang signifikan[72,73]. Kandungan uap
yang lebih tinggi dalam gas buang dari pembakaran hidrogen dapat terjadi
5
Konversi dan Pengelolaan Energi: X 17 (2023) 100347
meningkatkan perpindahan panas ke bilah turbin, meningkatkan degradasi
material, mengurangi masa pakai komponen dan interval perawatan[74], dan
berpotensi mengurangi efisiensi jika pendinginan sudu turbin perlu ditingkatkan.
Ada upaya berkelanjutan oleh semua produsen untuk mengembangkan turbin
gas agar beroperasi dengan 100 % hidrogen dalam NO saat inix
standar emisi pada tahun 2030[65].
Turbin gas berbahan bakar amonia.Amonia juga dianggap sebagai bahan bakar untuk
turbin gas, tetapi amonia memiliki sifat pembakaran yang tidak menguntungkan (energi
penyalaan minimum dan suhu penyalaan otomatis yang tinggi, kecepatan pembakaran
yang rendah dibandingkan dengan bahan bakar hidrokarbon, mudah terbakar rendah,
dan intensitas radiasi rendah) dan kecenderungan yang lebih kuat. ke TIDAKx
pembentukan daripada hidrogen. Oleh karena itu, perkembangan saat ini terutama berfokus
pada pencampurannya dengan bahan bakar lain, seperti gas alam atau hidrogen
[36], atau penguraian (pemecahan) amonia seluruhnya atau sebagian[75]. Pengujian
laboratorium terhadap pembakaran campuran amonia-metana telah menunjukkan
bahwa stabilitas nyala api dapat dipertahankan dengan campuran dengan konsentrasi
amonia dalam metana yang tinggi (misalnya hingga 70 vol%[76]). Ketika mengurangi
jumlah gas alam sebagai bahan bakar ke turbin gas, itu harus diganti dengan volume
amonia yang lebih besar untuk menghemat suhu saluran masuk turbin dan output daya,
sebagai akibat dari nilai kalor yang lebih rendah dan suhu api adiabatik yang lebih
rendah.[77]. Campuran amonia-gas alam 50% vol hanya akan mewakili pengurangan
25% CO22emisi dibandingkan dengan gas alam murni. Sedangkan untuk bahan bakar
hidrogen, kandungan uap yang lebih tinggi dalam gas buang ruang bakar dapat
meningkatkan perpindahan panas ke bilah turbin yang menyebabkan kemungkinan
dampak pada masa pakai, perawatan, dan efisiensi.
Dengan teknologi pembakaran saat ini, tingkat substitusi amonia ke gas
alam tanpa membutuhkan NO pasca pembakaranxpengurangan mungkin<
1%[77]. Oleh karena itu, untuk turbin gas berbahan bakar amonia dengan
teknologi pembakaran yang ada, penambahan NOxunit pengurangan perlu
dipertimbangkan[78]. Beberapa studi (misalnya,[75,77,79–81]) menunjukkan
bahwa pembakaran bertahap adalah jalur yang mungkin menuju NO
terkontrolxpembakaran amonia, dan telah ditunjukkan bahwa pembakaran
bertekanan tinggi di turbin gas berdampak kuat pada pengurangan NOx
pembentukan dari amonia[75]. Namun tidak mungkin bahwa pembakaran
amonia memenuhi NOxbatas peraturan dapat dicapai dalam jangka pendek
tanpa segala bentuk pasca-perawatan gas buang seperti reduksi katalitik
selektif, atau non-katalitik, (SCR/SNCR).
Turbin gas berbahan bakar biofuel.Biofuel pada prinsipnya dapat digunakan sebagai bahan
bakar pada turbin gas dengan beberapa modifikasi sistem turbin. HVO dapat mencapai kinerja
yang sebanding dengan bahan bakar jet yang digunakan dalam turbin gas penerbangan
[56], yang serupa dengan turbin gas aeroderivatif yang digunakan pada instalasi
lepas pantai. Dibandingkan dengan bahan bakar fosil cair, HVO dapat mengurangi
keseluruhan emisi partikel (jelaga), produk pembakaran tidak sempurna, dan NOx
[82]F. Metanol dianggap sebagai pengganti gas alam sejak tahun 1971[47,54], dan
karena tidak mengandung belerang atau nitrogen dan terbakar pada suhu yang
lebih rendah, kualitas gas cerobong ditingkatkan[54]. Dibandingkan dengan gas
alam, perbedaan utamanya adalah nilai kalor yang lebih rendah, pelumasan yang
lebih rendah, dan titik nyala yang lebih rendah[47]. Mungkin perlu untuk
menghilangkan kemacetan untuk memungkinkan penggandaan laju alir
volumetrik bahan bakar melalui injektor bahan bakar cair untuk mengkompensasi
rendah membutuhkan pemeriksaan ledakan dan penyalaan dilakukan dengan
bahan bakar sekunder[83]. Pengujian dan kualifikasi beberapa model turbin gas
untuk jenis biofuel tertentu sedang berlangsung (mis[84]).
2.3.2. Mesin bolak-balik
Mesin reciprocating berbahan bakar gas alam.Mesin reciprocating berbahan
bakar gas alam, atau mesin gas, adalah teknologi mapan di sektor kelautan
untuk berbagai kapasitas daya. Dibandingkan dengan turbin gas, mesin
reciprocating memiliki efisiensi termal yang lebih tinggi, biasanya berkisar
antara 47–50 %[85–88]. Namun, mesin bolak-balik tidak dapat berjalan
M. Voldsund dkk.
gas alam saja dan membutuhkan pengapian percikan atau api pilot diesel untuk
operasi yang stabil. Api pilot diesel biasanya menyumbang 1–2% dari LHV bahan
bakar[85,86,88]. Tantangan yang diketahui dengan mesin reciprocating tekanan
rendah (LP) adalah selip metana, biasanya dalam kisaran 2,5–5,5 g/kWh[88].
Metana yang dilepaskan melalui knalpot mungkin, karena potensi pemanasan
globalnya yang tinggi, menetralkan efek iklim dari efisiensi termal mesin yang
tinggi. Tantangan ini dihindari dengan mesin reciprocating tekanan tinggi (HP).
Salah satu kelemahan utama untuk mesin reciprocating HP dan LP adalah
ukurannya yang besar dan berat dengan output daya yang relatif rendah
dibandingkan dengan turbin gas. Selain itu, mereka membutuhkan perawatan
yang lebih sering daripada turbin gas, dan karena ukuran dan beratnya, mereka
tidak dapat diangkut ke pantai, sehingga perombakan perlu dilakukan di lokasi.
Beberapa vendor besar menawarkan atau sedang mengembangkan mesin yang
dapat berjalan dengan bahan bakar alternatif, seperti metanol, etanol, bahan
bakar gas cair, hidrogen, dan amonia.[89,90].
Amonia menembakkan mesin bolak-balik.Ada fokus yang tinggi pada
pengembangan mesin reciprocating berbahan bakar amonia untuk aplikasi
maritim laut dalam baru-baru ini[91,92]. Tantangan utama terkait penggunaan
amoniak pada mesin bolak-balik adalah karakteristik pembakarannya[91,93], yang
membuat pembakaran amonia murni menantang (lihat Bagian 2.3.1). Telah ada
pengujian yang berhasil dengan mesin skala penuh dengan amonia hingga 70%
vol yang dicampur dengan gas alam[92], dan vendor bertujuan untuk mencapai
hampir 100 % amonia. Namun, diharapkan akan ada api pilot diesel yang
dibutuhkan, seperti untuk mesin berbahan bakar gas alam. Tantangan lainnya
juga sama dengan mesin berbahan bakar gas alam: ukuran dan berat yang sama,
frekuensi perawatan di lokasi, dengan penambahan penyimpanan/pemuatan
amonia lepas pantai dan NOxunit reduksi.
2.3.3. Sel bahan bakar
Sel bahan bakar mengubah energi kimia menjadi energi listrik tanpa
pembakaran dan dapat memiliki efisiensi tinggi karena bukan mesin panas dan
tidak tunduk pada batasan siklus Carnot. TIDAKxemisi tidak ada atau, dalam kasus
sel bahan bakar dengan afterburner, lebih rendah daripada teknologi berbasis
pembakaran[94]. Ada beberapa jenis sel bahan bakar dengan elektrolit, ion, bahan
bakar, dan suhu operasi yang berbeda. Teknologi utama di Eropa adalah sel
bahan bakar membran elektrolit polimer (PEMFC) dan sel bahan bakar oksida
padat (SOFC), dan ini sudah komersial dengan kapasitas lebih rendah dari 1 MWe
[95]. PEMFC membutuhkan hidrogen dengan kemurnian tinggi dan beroperasi
pada suhu rendah (60-100◦C), penggunaannya saat ini difokuskan pada
transportasi. SOFC fleksibel terhadap bahan bakar, selama bahan bakarnya bebas
sulfur[96], dan dapat berjalan pada misalnya hidrogen, gas alam, atau amonia
[94,97,98]. Sel bahan bakar karbonat cair (MCFC) juga bahan bakar fleksibel dan
telah digunakan di instalasi stasioner di Amerika Serikat dan Asia[99], tetapi
memiliki densitas daya yang lebih rendah daripada SOFC dan PEMFC[100]. Sel
bahan bakar alkali dan sel bahan bakar asam fosfat belum banyak diadopsi dan
dikomersialkan untuk aplikasi stasioner skala besar[99]. Dengan demikian PEMFC
dan SOFC yang merupakan kandidat yang paling mungkin untuk aplikasi lepas
pantai.
Pada tahap pengembangan saat ini, sel bahan bakar stasioner dalam ~200 kWe
kisaran, yang akan sangat rendah untuk kebutuhan pembangkit listrik lepas pantai,
terkadang dianggap memiliki “kapasitas besar”[99]. Namun, karena sebagian besar sel
bahan bakar bersifat modular, kapasitas dapat ditingkatkan dengan menumpuk, dan
kinerja serta biaya pengoperasian per keluaran daya hampir tidak bergantung pada
skala. Namun, biaya modal dapat dipengaruhi oleh skala
[95]dan peningkatan dengan menumpuk sel bahan bakar yang tidak dirancang
untuk pembangkit listrik skala besar dapat mengakibatkan kepadatan daya yang
rendah. Selain modul sel bahan bakar, konverter DC/AC diperlukan untuk aplikasi
lepas pantai. Ada penelitian yang sedang berlangsung untuk meningkatkan
densitas dan skalabilitas daya, meningkatkan masa pakai dan keandalan, serta
mengurangi biaya sistem sel bahan bakar[101–104]. Ini sebagian didorong oleh
aplikasi propulsi energi laut, misalnya konsep FCwave oleh Ballard[105]dan modul
sel bahan bakar Toshiba 1 MW[106].
Sel bahan bakar berbasis hidrogen.Sebagian besar jenis sel bahan bakar dapat beroperasi menggunakan murni
6
Konversi dan Pengelolaan Energi: X 17 (2023) 100347
hidrogen, tetapi untuk aplikasi lepas pantai PEMFC tampaknya paling relevan. PEMFC
hanya dapat beroperasi dengan hidrogen dengan kemurnian tinggi, tetapi PEMFC ringan
dan memiliki proses start-up yang cepat dibandingkan dengan sel bahan bakar lainnya.
[107]. Sel bahan bakar semacam itu diusulkan untuk jaringan listrik dan
memberikan dukungan frekuensi, tetapi konfigurasi sistem kelistrikan mungkin
perlu dipelajari lebih lanjut[108]. Efisiensi tipikal berkisar antara 53 dan 60%[109].
Berlawanan dengan turbin gas, efisiensi PEMFC pada beban sebagian mungkin
sama atau lebih tinggi dari pada daya nominal karena tegangan lebih tinggi pada
tingkat daya yang lebih rendah. Efek ini dapat terlihat untuk beban parsial yang
lebih tinggi dari ~20 %, tetapi dalam praktiknya dapat terjadi karena efisiensi
peralatan bantu yang lebih rendah, seperti pengaturan suhu
[32].
Sel bahan bakar berbasis gas alam dan sistem hybrid.Penggunaan gas alam
sebagai bahan bakar dimungkinkan oleh reformasi internal dan konversi
elektrokimia karbon monoksida di beberapa sel bahan bakar suhu tinggi dan
sedang, termasuk SOFC.[110]. Efisiensi SOFC berbasis gas alam berkisar antara 35
dan 65 %[109.111.112]. Seperti PEMFC, efisiensi listrik SOFC pada beban sebagian
cenderung lebih tinggi daripada beban penuh. Namun, jika kelebihan panas
diperoleh kembali, efisiensi termal menjadi lebih rendah pada beban sebagian
[113]. SOFC berbasis gas alam mengalami degradasi yang relatif cepat, yang dapat
mengurangi efisiensi sebesar 8–10 %-poin dalam lima tahun pertama[111.112],
dan waktu rata-rata saat ini untuk menumpuk pengganti SOFC canggih adalah 4–5
tahun[111.114]. SOFC telah diusulkan dalam berbagai sistem hibrid, misalnya
dikombinasikan dengan CCS, yang sederhana karena gas buang sebagian besar
terdiri dari CO2dan air[94], atau digabungkan dengan turbin gas, seperti teknologi
Megamie yang sedang dikembangkan oleh Mitsubishi Hitachi Power Systems
dengan potensi efisiensi termal antara 55 dan 70 %[115–119]. Dalam konteks
lepas pantai, SOFC lebih besar dibandingkan dengan konsep pembangkit listrik
yang bersaing. Biasanya, 25% dari volume sistem SOFC terdiri dari tumpukan sel
dan sisanya adalah keseimbangan pabrik, yang meliputi isolasi termal, pipa,
pompa, penukar panas, pabrik pemanfaatan panas, prosesor bahan bakar, sistem
kontrol, mulai -up pemanas dan pendingin daya
[120]. Kerugian lainnya adalah waktu start-up yang lambat dan kemampuan
terbatas untuk operasi dinamis dibandingkan dengan PEMFC.
2.3.4. teknologi terbarukan
Teknologi pembangkit listrik terbarukan yang relevan untuk pembangkit listrik
lepas pantai meliputi tenaga angin, tenaga surya, dan tenaga ombak. Semua
teknologi ini tidak dapat dikirim, yang berarti bahwa mereka tidak dapat
menghasilkan daya sesuai permintaan dan karenanya harus digabungkan dengan
penyimpanan energi dan/atau pembangkit listrik yang dapat dikirim, atau daya
dari jaringan yang dapat dikirim, untuk membuat keseluruhan sistem dapat
dikirim. Tenaga panas bumi adalah teknologi pembangkit listrik yang berpotensi
dikirim yang telah disarankan untuk fasilitas lepas pantai karena potensi sinergi
dengan sumur produksi tetapi tidak dianggap relevan di NCS karena suhu aliran
sumur yang rendah.
Profil output daya yang diharapkan dari teknologi terbarukan yang tidak dapat
dikirim merupakan kunci penting untuk desain sistem secara keseluruhan. Faktor
penting adalah (i) faktor kapasitas sistem terbarukan, yaitu daya aktual yang
dihasilkan selama periode waktu tertentu dibagi dengan pembangkitan daya
maksimum yang diberikan 100 % ketersediaan sumber energi, dan (ii) waktu
otonomi yang diperlukan untuk energi penyimpanan, yaitu periode waktu sistem
penyimpanan energi mampu memenuhi permintaan beban selama periode tidak
tersedianya sumber energi primer. Faktor-faktor ini bersifat spesifik lokasi.
Teknologi terbarukan yang tidak dapat dikirim sering dipertimbangkan dalam
kombinasi dengan turbin gas. Tantangan yang terkait dengan hal ini adalah (i) untuk
membatasi frekuensi mulai dan berhentinya turbin gas, yang dapat secara signifikan
mengurangi masa pakai turbin gas, (ii) untuk memungkinkan kecepatan peningkatan
daya turbin gas bila diperlukan, dan pada saat yang sama (iii ) membatasi operasi di luar
desain dan operasi saat idle. Tantangan-tantangan ini membutuhkan strategi operasi
yang baik dan kontrol proses yang canggih, juga mempertimbangkan prakiraan cuaca
[19.121].
M. Voldsund dkk.
Tenaga angin.Tenaga angin adalah teknologi terbarukan yang paling matang secara
teknis yang relevan untuk penggunaan lepas pantai. Tenaga angin terapung generasi
baru berlaku di lokasi perairan dalam dan karenanya berpotensi memanfaatkan sumber
daya angin di dekat anjungan lepas pantai[122]. Pelopor penerapan angin terapung
adalah Hywind Scotland milik Equinor di mana taman berkapasitas 30 MW dipasang[123]
dan Hywind Tampen di mana taman 88 MW sedang dipasang[13]. Turbin angin hanya
dapat menghasilkan tenaga ketika kecepatan angin di atas nilai cut-in tertentu dan harus
dimatikan untuk mencegah kerusakan di atas kecepatan cut-out. Oleh karena itu, faktor
kapasitas sangat spesifik lokasi, tetapi juga bergantung pada ukuran dan teknologi
turbin[124]. Rata-rata faktor kapasitas tahunan untuk turbin angin lepas pantai pada
tahun 2018 berkisar antara 29–52% secara global[125], dan pada tahun 2020 sekitar 42%
di Eropa
[126]. Integrasi optimal ladang angin dan siklus gabungan turbin gas
untuk aplikasi lepas pantai telah diselidiki oleh misalnya, Riboldi et al
[59].
Tenaga surya.Teknologi tenaga surya yang paling relevan untuk lepas pantai
didasarkan pada fotovoltaik (PV) di mana sinar matahari diserap dan diubah
menjadi tenaga oleh panel surya. Biaya sistem PV telah jauh berkurang dalam
beberapa tahun terakhir dan untuk aplikasi darat mendekati biaya energi berbasis
fosil. Tenaga surya untuk aplikasi lepas pantai memiliki kematangan yang rendah
dibandingkan dengan aplikasi di darat. Namun, beberapa sistem PV terapung di
danau dan waduk telah diuji, dan lebih dari satu tahun operasi percontohan
pembangkit PV lepas pantai gelombang tinggi telah dilaporkan di Laut Utara
Belanda[127]. Ketersediaan energi matahari terkait dengan variasi sinar matahari
selama satu hari dan cocok dengan kebutuhan listrik darat di kota-kota. Namun,
pembangkit listrik tenaga surya memiliki faktor kapasitas yang jauh lebih rendah
daripada tenaga angin, dengan rata-rata faktor kapasitas tahunan berkisar 10–
21% secara global pada tahun 2018.
[125]. Efisiensi sel PV ditingkatkan oleh iklim dingin, tetapi aplikasi jauh di utara
juga menyiratkan periode panjang dengan ketersediaan terbatas atau tidak ada
selama musim dingin dan akan membutuhkan kapasitas penyimpanan energi
yang besar atau periode lama dengan catu daya alternatif.
Kekuatan gelombang.Sumber daya energi gelombang lebih konsisten dan
memiliki prediktabilitas lebih tinggi daripada sumber daya angin dan matahari
[128.129]. Mereka juga sangat tersedia di area tertentu dengan produksi minyak
dan gas lepas pantai, seperti NCS. Teknologi tenaga ombak kurang matang secara
teknis daripada tenaga angin dan matahari, dan masalah utama untuk mencapai
komersialisasi adalah ketahanan dan biaya teknologi.
[130]. Banyak desain konverter energi gelombang yang berbeda telah
dikembangkan (ikhtisar beberapa prinsip kerja diberikan dalam Babarit et al.[131]
). Banyak vendor teknologi tenaga ombak fokus pada desain yang membutuhkan
perairan dangkal, yang kurang relevan untuk pembangkit listrik untuk fasilitas
minyak dan gas lepas pantai. Namun ada konsep yang dengan pengembangan
lebih lanjut dapat diterapkan di perairan yang lebih dalam, misalnya konsep yang
didasarkan pada pelampung yang terhubung ke dasar laut dengan kabel.[132].
Karena jatuh tempo yang rendah, lebih sedikit data statistik yang tersedia pada
faktor kapasitas dibandingkan dengan tenaga surya dan angin, tetapi faktor
kapasitas rata-rata tahunan dilaporkan sebesar 2–66%[130.133.134], menunjukkan
bahwa faktor kapasitas diperkirakan berada dalam kisaran yang mirip dengan
angin lepas pantai. Kombinasi tenaga angin dan gelombang telah diusulkan dan
mungkin, tergantung pada lokasinya, memberikan faktor kapasitas hingga 15 %-
poin lebih tinggi daripada sistem berbasis angin murni[135].
2.3.5. teknologi nuklir
Tenaga nuklir adalah teknologi pembangkit listrik termal di mana panas
dihasilkan dari reaksi nuklir dan diubah menjadi tenaga dalam siklus Rankine,
biasanya dengan uap sebagai fluida kerjanya. Bahan bakar nuklir memiliki
densitas energi tertinggi dari semua sumber bahan bakar praktis dan tidak terkait
dengan emisi GRK langsung. Tenaga nuklir secara tradisional telah digunakan
untuk pembangkit listrik sipil besar atau aplikasi militer. Reaktor modular kecil
(SMR) merupakan generasi baru reaktor nuklir yang dirancang untuk
menghasilkan tenaga listrik dalam skala kecil[136]yang memiliki potensi untuk
digunakan dalam aplikasi baru. Komponen dan sistem mereka
7
Konversi dan Pengelolaan Energi: X 17 (2023) 100347
dapat dibuat di toko dan kemudian diangkut sebagai modul ke lokasi untuk
pemasangan. Siklus hidup umum SMR meliputi pembangunan di pabrik,
pengangkutan ke lokasi selama siklus bahan bakar (lama) dan
pengangkutan kembali ke pabrik di mana inti nuklir diganti dengan inti baru
yang berisi bahan bakar segar.
Tenaga nuklir menghadirkan beberapa tantangan terkait penanganan limbah
jangka panjang, dan pengenalan aspek HSE baru yang sangat berbeda dari yang
biasanya ditangani di lepas pantai. Selain itu, kerangka peraturan untuk
perdagangan bahan nuklir internasional harus diadaptasi. Untuk aplikasi di NCS,
pembangkit listrik berbasis nuklir diperkirakan akan sangat menantang karena
potensi konsekuensi kecelakaan dan hambatan baik dalam undang-undang
Norwegia maupun persepsi publik. Oleh karena itu, penerapan konsep ini
mungkin tidak akan mungkin dilakukan dalam skala waktu yang sesuai dengan
target iklim jangka pendek hingga menengah.
Kekuatan dari pantai
Listrik dari pantai secara teknis matang untuk banyak aplikasi dan
teknologi yang paling banyak digunakan saat ini untuk pengurangan emisi
dari produksi minyak dan gas lepas pantai. Pengurangan emisi bergantung
pada faktor emisi GRK dari daya yang tersedia dari jaringan dan, untuk aset
yang ada, pada tingkat elektrifikasi (sebagian atau penuh). Prasyarat penting
untuk implementasi adalah bahwa sistem tenaga darat dapat memasok
permintaan tenaga lepas pantai, tanpa efek negatif pada keamanan
pasokan untuk konsumen darat. Perhitungan dampak listrik dari pantai
terhadap keseluruhan emisi GRK sangat dipengaruhi oleh pendekatan yang
dipilih. Faktor emisi GRK dari tenaga listrik dapat didasarkan pada CO2emisi
yang terkait dengan daya yang dikirim secara fisik. Faktor ini bergantung
pada batas sistem yang dipilih. Misalnya, faktor emisi listrik yang dikirim
secara fisik ke konsumen di Norwegia adalah 11 g CO22/kWh (2021)[31],
tetapi jaringan Norwegia terhubung dengan jaringan UE dengan 229 g CO2/
kWh (2020)[137]. Pendekatan alternatif adalah menetapkan emisi GRK
marjinal ke konsumsi tenaga listrik lepas pantai, dan pendekatan ini dalam
beberapa kasus dapat menunjukkan faktor emisi GRK bahkan lebih tinggi
daripada tenaga fisik di jaringan UE.[138].
Daya dari pantai dapat ditransmisikan baik dengan kabel arus bolak-balik
tegangan tinggi (HVAC) atau arus searah (HVDC). Solusi dengan transmisi AC
dikaitkan dengan kerugian per jarak yang lebih besar dan biaya kabel yang lebih
tinggi dibandingkan dengan DC, sedangkan solusi DC memerlukan peralatan yang
lebih besar, lebih berat, dan lebih mahal di fasilitas dan di pantai karena konversi
DC/AC yang diperlukan. Oleh karena itu HVAC lebih disukai untuk jarak pendek
dari pantai, sedangkan HVDC lebih disukai untuk jarak yang lebih jauh. Kabel AC
terpanjang di dunia menghubungkan lapangan Martin Linge ke pantai, dan
berukuran 163 km[139]. Sedangkan kabel DC pada NCS berukuran 200–300 km
[14].
Tenaga dari pantai menawarkan peningkatan dalam lingkungan kerja
dibandingkan dengan solusi turbin gas karena kebisingan dan getaran dari
peralatan berputar tersebut dihilangkan. Manfaat lain dibandingkan dengan
solusi turbin gas adalah berkurangnya kebutuhan pemeliharaan. Elektrifikasi
sebagian daripada penuh biasanya lebih disukai untuk aset yang ada, memiliki
manfaat untuk menghindari konversi dari penggerak mekanis ke elektrik untuk
kompresor, yang akan memerlukan modifikasi signifikan dengan waktu henti
yang lama dan kehilangan produksi.
2.4. Teknologi pendukung
2.4.1. Penangkapan dan penyimpanan karbon dioksida
Penangkapan dan penyimpanan karbon dioksida (CCS) memiliki potensi untuk
menghilangkan hampir semua CO22emisi dengan mengorbankan beberapa
permintaan energi tambahan (panas, listrik, atau keduanya). CCS untuk pemanis
gas alam telah digunakan sejak tahun 1996 di instalasi lepas pantai, 20 tahun
sebelum penerapan CCS di industri lain, dengan>19 juta ton CO22ditangkap dan
disimpan dari Sleipner, Utgard, dan SnHaibidang hvit pada akhir tahun 2020[8].
CCS lepas pantai dari pembangkit listrik belum diimplementasikan, namun telah
dievaluasi dalam beberapa penelitian (mis [140.141]), dan vendor sedang
mengembangkan solusi yang ditargetkan untuk
M. Voldsund dkk. Konversi dan Pengelolaan Energi: X 17 (2023) 100347

penggunaan lepas pantai[142]. Penangkapan CO2dapat dilakukan dengan
berbagai teknologi yang berbeda secara fundamental pada tingkat kematangan
teknis yang berbeda. Teknologi penangkapan biasanya dikategorikan sebagai
teknologi precombustion, oxyfuel combustion atau post-combustion. Pembangkit
listrik berbasis hidrogen dan amonia adalah contoh proses penangkapan sebelum
pembakaran jika hidrogen atau amonia dihasilkan dari bahan baku fosil dengan
CO2menangkap. Penangkapan pasca-pembakaran menyiratkan perlakuan gas
buang setelah pembakaran, sedangkan penangkapan pembakaran oxyfuel
didasarkan pada pembakaran dalam oksigen murni, bukan udara, untuk
memfasilitasi pemisahan CO2 yang lebih sederhana.2dari knalpot.
CO pasca pembakaran2menangkap.CO pasca pembakaran2capture cocok untuk retrofit
ke pabrik yang ada, karena sebagian besar teknologi pasca-pembakaran tidak
berinteraksi dengan pembangkit listrik kecuali dengan peningkatan panas dan/atau
permintaan daya. Jenis penangkapan pasca-pembakaran meliputi penyerapan pelarut,
adsorpsi, perulangan kalsium, dan pemisahan membran. Proses penyerapan pelarut
tertentu secara teknis matang. Potensi pengurangan emisi tergantung pada CO2capture
ratio (CCR), dan jumlah panas dan/atau daya yang diperlukan untuk mendorong proses
penangkapan. CCR yang dapat dicapai bergantung pada teknologi dan bisa lebih tinggi
dari 90%, sedangkan CCR yang optimal secara ekonomi bergantung pada kasus
penggunaan. CO pasca pembakaran2penangkapan biasanya melibatkan pemasangan
peralatan proses yang besar dan berat, yang merupakan tantangan bagi penerapan dan
pengoperasian lepas pantai. Namun, beberapa perusahaan sedang mengembangkan
solusi yang lebih kompak, misalnya dengan penyerapan dan desorpsi menggunakan
gaya gravitasi seperti Prospin Rotating Packed Bed.[143]dan Penangkapan Karbon Padat
(3C)[144.145]. Solusi potensial kompak lainnya berada pada tahap konseptual, seperti
resirkulasi gas buang, yang menghasilkan CO lebih tinggi2
konsentrasi dalam gas buang dan dengan demikian CO lebih kompak2menangkap[146].
Pembakaran oxyfuel CO2menangkap.Dalam pembakaran oxyfuel CO2menangkap,
pembakaran dalam oksigen kemurnian tinggi menghasilkan gas buang terutama terdiri
dari uap dan CO22. Tergantung pada teknologi spesifiknya, pemurnian gas buang lebih
lanjut mungkin diperlukan atau tidak diperlukan sebelum pengangkutan dan
penyimpanan. Teknologi ini bergantung pada pasokan oksigen, sehingga penyimpanan
oksigen atau unit pemisahan udara (ASU) akan diperlukan di lokasi, dan ini merupakan
tantangan keselamatan untuk fasilitas lepas pantai yang padat dengan inventaris yang
mudah terbakar. Siklus Allam adalah teknologi pembakaran oxyfuel yang telah
dilaporkan hemat energi dan hemat biaya saat diterapkan untuk CO2menangkap[147].
Ini menggunakan CO superkritis2diproduksi dalam proses sebagai fluida kerja dalam
siklus daya[148]. Gas alam dan oksigen murni dibakar dalam rasio yang hampir
stoikiometrik sehingga CO2 murni2
(diperlukan untuk kondisi superkritis) idealnya diproduksi tanpa oksigen dan
pengotor lainnya. Sebagian dari CO yang dihasilkan2didaur ulang ke dalam
ruang bakar, sedangkan bagian sisanya dapat disimpan. Efisiensi termal dari
siklus Allam dapat dibandingkan dengan siklus gabungan gas alam tanpa
CO2menangkap. Keuntungan nyata dari siklus Allam adalah CO22dapat
ditangkap secara inheren pada kemurnian tinggi dan tekanan tinggi dengan
unit (misalnya, sel bahan bakar atau turbin gas berbahan bakar hidrogen). Hidrogen
dapat disimpan dalam bentuk gas dalam tangki atau sebagai cairan dalam tangki
terisolasi. Penyimpanan gas hidrogen dianggap lebih cocok daripada penyimpanan cair
untuk aplikasi lepas pantai, asalkan gas hidrogen dapat disimpan di bawah laut misalnya
seperti yang dibayangkan dalam proyek Deep Purple
[150]. Penyimpanan hidrogen dalam bentuk gas memerlukan volume kira-kira 20
kali lebih besar daripada tangki hidrogen cair untuk jumlah hidrogen yang sama,
tetapi sistem kompresor yang relatif sederhana yang ditempatkan di platform
dapat digunakan untuk mengondisikan hidrogen sebelum dikirim ke tangki bawah
laut, sedangkan penyimpanan hidrogen cair sistem akan membutuhkan unit
pencairan yang lebih kompleks dan lebih luas. Efisiensi bolak-balik dari sistem
penyimpanan energi gas hidrogen dengan sel bahan bakar sebagai unit penghasil
hidrogen adalah sekitar 42 % dengan mempertimbangkan nilai efisiensi tipikal 60
% untuk sel bahan bakar dan 70 % untuk pengelektrolisis[151]dan mengabaikan
hukuman untuk pengkondisian hidrogen.
3. Evaluasi konsep terpilih untuk pembangkit listrik rendah
karbon lepas pantai
Enam properti yang dianggap penting untuk konsep pembangkit listrik
rendah GRK untuk fasilitas minyak dan gas lepas pantai telah ditetapkan
sebagai Indikator Kinerja Utama (KPI), dan turbin gas aeroderivatif berbahan
bakar NG telah dipilih sebagai konsep referensi. KPI dijelaskan dalam Tabel
1, bersama dengan nilainya untuk konsep referensi.
Awalnya database lebih dari 100 konsep pembangkit listrik,
sebagaimana diuraikan dalamBagian 2.1, dibangun. Dari jumlah tersebut,
tiga puluh konsep yang paling menjanjikan untuk diterapkan di NCS dipilih
untuk dievaluasi. Konsep-konsep ini tercantum dalamMeja 2. Demi
kelengkapan, tenaga nuklir lokal yang memiliki fitur teknis menarik tetapi
dianggap tidak relevan untuk NCS karena alasan non-teknis, juga dievaluasi
dengan kriteria yang sama. Namun konsep ini tidak dibahas secara rinci.
Semua asumsi yang digunakan dalam evaluasi KPI kuantitatif disediakan
Tabel 1
Indikator kinerja utama (KPI).
KPI Definisi Referensi
konsep
BERSAMA2intensitas yang setara BERSAMA2ekuivalen yang dipancarkan per kWh 540g/kWh
(g/kWh) daya listrik yang dikirimkan pada beban desain.
Jumlah dari: (i) CO langsung2emisi akibat
pembakaran bahan bakar fosil, (ii) CO2
emisi setara slip metana* (untuk mesin
bolak-balik), (iii) CO rantai pasokan2
emisi ekuivalen untuk produksi bahan
bakar, misalnya hidrogen, amoniak,
atau biofuel, dan (iv) faktor emisi GRK
tenaga listrik. “Ya”: panas di atas 100◦C
Ketersediaan panas proses tersedia terus menerus. “Tidak”: Ya
sebaliknya.

CCR mendekati 100%. Untuk anjungan lepas pantai, tantangan seperti

Rasio berat-ke-daya di Berat peralatan pembangkit listrik per MW 3,3 ton/
peningkatan ukuran dan berat misalnya terkait dengan ASU, penukar panas fasilitas (ton/MW) menghasilkan daya pada beban penuh. Hanya MW
penyembuhan, dan pemisah air akan berlaku. bobot peralatan utama yang terletak di fasilitas
yang disertakan. “Ya”: diperlukan infrastruktur

2.4.2. Penyimpanan energi Infrastruktur yang signifikan di luar fasilitas lepas pantai. Tidak

kebutuhan di luar “Tidak”: tidak diperlukan infrastruktur yang

Teknologi yang tidak dapat dikirim dapat digabungkan dengan penyimpanan
fasilitas signifikan di luar fasilitas lepas pantai. “Ya”:
energi untuk membuat keseluruhan konsep dapat dikirim. Untuk kombinasi risiko baru**diperkenalkan dibandingkan
dengan sumber energi terbarukan intermiten, diperlukan sistem yang dapat risiko HSE dengan teknologi yang sudah diterapkan di Tidak

menyediakan daya listrik minimal 30 MW dengan otonomi beberapa hari, bahkan lepas pantai.

minggu, seperti penyimpanan energi hidrogen atau udara terkompresi.

“Tidak”: tidak ada risiko baru**diperkenalkan.
Penyimpanan energi hidrogen lebih disukai karena kepadatan energinya. Baterai
Kematangan teknis “Berkualitas”: teknologinya cukup matang untuk Berkualitas
memiliki efisiensi bolak-balik yang tinggi dan waktu respons yang cepat, tetapi penggunaan pertama di lepas pantai.

sistem baterai murni kurang cocok untuk penyimpanan energi jangka panjang
dan berskala besar[149]. Sistem penyimpanan energi hidrogen memerlukan (i) "Dalam pengembangan": sebaliknya.

unit daya ke hidrogen (elektroliser), yang mengubah tenaga listrik menjadi *

hidrogen, (ii) proses pengkondisian hidrogen (kompresi atau pencairan), (iii)
sistem penyimpanan hidrogen, dan (iv) hidrogen-ke-tenaga listrik
Saat menghitung CO2intensitas setara karena slip metana, satu kasus GWP-20 dan
satu kasus GWP-100 dimasukkan. Nilai diambil masing-masing menjadi 82,5 dan 29,8,
seperti yang digunakan dalam Laporan Penilaian 6 IPCC[152].
**
Dari evaluasi kualitatif risiko HSE.

8
M. Voldsund dkk. Konversi dan Pengelolaan Energi: X 17 (2023) 100347

Meja 2
Konsep pembangkit listrik dipilih untuk evaluasi.

pembangunan pembangunan
Tidak pasti
Konsep Komentar

kekuasaan*
Kelompok konsep

Di bawah
Nuklir

Rendah
unit ~30 MW

Ya

Ya

Ya
Turbin gas berbahan bakar NG NG menembakkan GT aeroderivatif –
(GT) referensi
NG dipecat industri GT NG unit ~40 MW

Terbarukan
+ energi
NG dipecat digabungkan dipecat siklus gabungan

penyimpanan

Di bawah
siklus (lepas pantai)

Tinggi
Rendah
Alternatif dipecat NG

Tidak

Ya

Ya
NG menembakkan turbin udara lembab

siklus

Berkualitas
NG memecat siklus Allam (tanpa Termasuk untuk menunjukkan

medium

medium
Kekuasaan

Rendah ke

Rendah ke
pantai
CCS) dampak efisiensi saja

dari

Tidak

Tidak
Ya
40% bahan bakar alternatif H2+ NG menembakkan GT – 40 vol% H2
dipecat GT
NH3+ NG menembakkan GT – 40 vol%
NH3

berbasis CCS
teknologi

Tidak pasti

pengembangan pengembangan pengembangan pengembangan pengembangan**

H2dipecat GT H2dipecat GT 100% H2

Ya Tidak

Di bawah
H2siklus gabungan dipecat 100% H2

Rendah

Ya

Ya
(lepas pantai)
GT berbahan bakar biofuel GT berbahan bakar bio – 100 %

Sedang untuk
HVO Bio berbahan bakar GT – 100

NH3dipecat
timbal balik

medium
% biometanol

Di bawah
Rendah ke
mesin
4-tak, dengan diesel

tinggi
NG dipecat NG menembakkan mesin

Ya

Ya

Ya
Bergerak maju mundur reciprocating LP bahan bakar pilot

mesin
NG menembakkan mesin bolak- 2-tak, dengan diesel

H2berdasarkan

medium
balik HP

PEMFC
bahan bakar pilot

Di bawah
Rendah ke
NH3dipecat NH3+ Mesin bolak-balik berbahan 4-tak, dengan diesel

Rendah

Tidak

Ya

Ya
Bergerak maju mundur bakar NG – 70 vol% NH3 bahan bakar pilot

mesin

H2dipecat GT
NH3mesin bolak-balik yang ditembakkan 4 tak, 100 NH3, dengan bahan

medium
bakar pilot diesel

Di bawah
Rendah ke
SOFC berbasis NG SOFC berbasis NG

Rendah

Ya

Ya

Ya
H2berbasis PEMFC H2berbasis PEMFC 100% H2
Terbarukan + GT Tenaga angin + GT
Biofuel ditembakkan

Rendah ke tinggi
Tenaga gelombang + GT
Tenaga angin dan ombak + GT

Di bawah
Tinggi
Tenaga surya + GT
GT

Ya

Ya

Ya
Energi + terbarukan Tenaga angin + penyimpanan energi H2penyimpanan energi
penyimpanan
Sedang untuk

Tenaga gelombang + penyimpan energi H2penyimpanan energi

berbasis NG

Tenaga angin dan gelombang + H2penyimpanan energi

Di bawah
SOFC

Tinggi
tinggi

penyimpan energi

Tidak

Tidak
Ya

Tenaga surya + penyimpanan H2penyimpanan energi

Kekuatan dari pantai energi Daya dari pantai –

perkembangan
Terbarukan

HVACPower dari pantai –

Sedang untuk

Berkualitas/

* * CCS berbasis amina pasca pembakaran lepas pantai hampir siap untuk digunakan pertama kali di Equinor.
HVDC

Tidak iya

pengembangan Bawah
+ GT

tinggi

Rendah

berbasis CCS NG menembakkan siklus Allam dengan CCS

Tidak

Ya

teknologi
NG menembakkan GT dengan CCS berbasis

amina
alternatif

Tidak pasti
NG dipecat

Medium

Tidak iya
Ya Tidak

NG menembakkan CC dengan CCS berbasis

Di bawah
siklus

amina
Tidak
Sedang untuk
digabungkan

Berkualitas
NG dipecat

dalammateri tambahan.
siklus

Ringkasan KPI tingkat tinggi untuk konsep yang diuraikan dalamMeja 2

tinggi

Rendah

Tidak

Tidak
Ya

disajikan diTabel 3bersama dengan tenaga nuklir lokal. Dalam ikhtisar ini CO
* Tidak dianggap relevan di NCS karena alasan non-teknis.
perkembangan

2intensitas ekuivalen didefinisikan sebagai:

GT berbahan bakar bensin
alternatif

medium
Medium

Di bawah
Rendah ke

- Rendah: <150 g/kWh,

40%

Ya

Ya

Ya

- Medium:150–450 g/kWh,
- Tinggi: >450 g/kWh,
perkembangan
Bergerak maju mundur

Sedang untuk

Sedang untuk

Berkualitas/
NG dipecat
Ringkasan KPI untuk kelompok konsep.

dan rasio berat-ke-daya di fasilitas didefinisikan sebagai:

Di bawah
mesin

tinggi

tinggi

Tidak
Ya

Ya

- Rendah: <10 ton/MW,

Berkualitas
NG dipecat

- Medium:10–30 ton/MW,
turbin

Tinggi
(GT)

Rendah
gas

- Tinggi: >30 ton/MW.

Tidak

Tidak
Ya

Dapat diamati bahwa sebagian besar kelompok konsep dengan CO tereduksi2

Risiko HSE baru
persyaratan
BERSAMA2setara

Infrastruktur
ketersediaan

rasio daya
Proses panas

di fasilitas

intensitas yang setara dibandingkan dengan kasus referensi memiliki satu atau beberapa
kematangan
intensitas

Berat-ke-

di luar
fasilitas

tantangan yang terkait dengan KPI lainnya, yang menggambarkan pernyataan umum
Teknis
Tabel 3

bahwa penurunan emisi GRK mengorbankan aspek kritis lainnya.

9
M. Voldsund dkk. Konversi dan Pengelolaan Energi: X 17 (2023) 100347

Hal ini sebenarnya tidak mengherankan dan menggambarkan kompleksitas dengan potensi untukrendahBERSAMA2intensitas ekuivalen, yaitu CO22intensitas
dekarbonisasi sektor lepas pantai. ekuivalen di bawah 150 g/kWh, sesuai dengan>Pengurangan 70% dibandingkan
referensi. Namun, alternatif ini memiliki rentang CO yang besar2
intensitas setara tergantung pada asal kekuatan. Untuk batas bawah
3.1. BERSAMA2intensitas yang setara dan kematangan teknis
Gambar 4, faktor emisi GRK jaringan Norwegia (2021), yang sebagian
besar didominasi oleh energi terbarukan, diasumsikan, menghasilkan
CO2intensitas setara dari semua konsep pembangkit listrik yang
CO2intensitas ekuivalen 11,6 g/kWh untuk konsep ini, sesuai dengan>
dievaluasi disajikan dalamGambar 4dengan tingkatan untuk teknologi
Pengurangan emisi GRK 95 % dibandingkan referensi. Untuk batas
referensi (turbin gas siklus sederhana berbahan bakar gas alam)
atas, faktor emisi GRK rata-rata dari jaringan Eropa (2020) diasumsikan,
ditunjukkan dengan garis putus-putus. Konsep yang lebih matang
menghasilkan CO2intensitas ekuivalen 241 g/kWh. Faktor emisi GRK
secara teknis diklasifikasikan sebagaiberkualitasdikelompokkan di sisi
listrik di wilayah ini terus berubah, dipengaruhi oleh aspek-aspek
kiri gambar dan yang kurang matang secara teknis diklasifikasikan
seperti pengenalan lebih banyak energi terbarukan, peningkatan
sebagaidalam pengembangandi sisi kanan. CO2ekuivalen intensitas
permintaan tenaga listrik karena elektrifikasi masyarakat dan industri
bergantung pada beberapa parameter, misalnya efisiensi, emisi GRK
(termasuk sektor lepas pantai), dan impor dan ekspor antar wilayah.
terkait sumber energi, dan faktor kapasitas. CO maksimum2intensitas
Perubahan ini sebagian besar didorong oleh evolusi sosial dan politik.
ekuivalen tiap konsep dihitung berdasarkan kombinasi asumsi
konservatif, sedangkan minimum dihitung berdasarkan asumsi optimis
Keduanyaberkualitaskonsep dengan potensi terbesar kedua untuk
(lihatmateri tambahan).
pengurangan CO22intensitas ekuivalen adalah tenaga angin yang dikombinasikan
Konsep yang diklasifikasikan sebagaiberkualitasadalah turbin gas, tenaga dari
dengan turbin gas berbahan bakar gas alam dan siklus gabungan berbahan bakar
pantai, dan siklus gabungan, yang sudah diimplementasikan lepas pantai, angin
gas alam. Konsep-konsep ini memiliki CO2intensitas setara di ujung yang lebih
lepas pantai yang dikombinasikan dengan turbin gas, sedang dibangun di proyek
tinggi dari mediumberkisar dan berpotensi menurunkan emisi GRK sebesar 29–52
Hywind Tampen[13], dan mesin reciprocating LP 4-tak berbahan bakar gas alam
% dan 16–24 % dibandingkan referensi. CO yang tepat2intensitas ekuivalen tenaga
yang tersedia dari vendor. Konsep yang tersisa diklasifikasikan sebagaidalam
angin yang dikombinasikan dengan turbin gas berbahan bakar gas alam
pengembangandan kategori ini mencakup tingkat kematangan teknis yang
bergantung pada kondisi lokal yang mendorong faktor pemanfaatan turbin angin,
sangat luas, mulai dari skala percontohan hingga memenuhi syarat untuk aplikasi
tetapi juga pada desain dan pengoperasian sistem (kapasitas desain taman angin
lain. Di antara teknologi dengan kematangan yang relatif tinggi dalam kategori ini
versus permintaan daya fasilitas) . Di sini diasumsikan bahwa taman angin dapat
adalah CCS berbasis amina pasca pembakaran lepas pantai yang hampir siap
memasok tepat 100% daya saat dioperasikan dengan kapasitas penuh, tetapi
untuk digunakan pertama kali di Equinor. Sel bahan bakar juga matang secara
sistem dengan taman angin yang lebih besar akan memiliki CO2 yang lebih
teknis untuk beberapa aplikasi, tetapi tidak tersedia pada skala yang diperlukan
rendah.2intensitas yang setara dengan mengorbankan biaya modal yang lebih
dalam konteks ini dan dikaitkan dengan ketidakpastian mengenai waktu respons.
tinggi. Performa sistem siklus gabungan terkait langsung dengan efisiensi termal
Mesin reciprocating HP 2-tak berbahan bakar gas alam tersedia untuk penggerak
sistem, yang merupakan trade-off dengan bobot. Kisaran efisiensi siklus
kapal tetapi tidak untuk pembangkit listrik lepas pantai. Beberapa kategori turbin
gabungan yang diasumsikan di sini mewakili solusi ringan yang dikembangkan
gas berbahan bakar hidrogen diklaim siap dari vendor, tetapi semua konsep
untuk aplikasi lepas pantai (45–50%), yang lebih rendah daripada sistem yang
berbasis hidrogen diklasifikasikan sebagaidalam pengembangankarena
lebih berat di mana efisiensi termal dapat melebihi 60%. Pertukaran optimal
tantangan yang terkait dengan transportasi dan penanganan hidrogen lepas
antara efisiensi dan bobot lepas pantai akan bergantung pada kasus spesifik, dan
pantai.
lebih efisien tetapi lebih berat
Kekuatan dari pantai adalah satu-satunya konsep di antaraberkualitaskonsep

Gambar 4.BERSAMA2intensitas ekuivalen konsep pembangkit listrik rendah karbon lepas pantai pada beban desain, dengan batas rendah dan tinggi masing-masing ditampilkan
sebagai palang gelap dan palang terang. Garis putus-putus biru menunjukkan tingkat konsep turbin gas referensi, sedangkan garis hijau menunjukkan CO rendah, sedang, dan tinggi.2
intensitas yang setara. Konsep berbasis hidrogen yang identik kecuali untuk opsi transportasi yang berbeda digabungkan. (Untuk interpretasi referensi warna dalam legenda gambar
ini, pembaca dirujuk ke versi web artikel ini.)

10
M. Voldsund dkk.
solusi mungkin dalam beberapa kasus lebih disukai.
CO tertinggi2emitor di antaraberkualitaskonsep pembangkit listrik adalah
mesin reciprocating LP berbahan bakar gas alam, meskipun memiliki efisiensi
yang lebih tinggi daripada turbin gas. Untuk mesin reciprocating LP efisiensi tinggi
sebanding dengan slip metana, yang bergantung pada jumlah dan GWP yang
diasumsikan dapat menghasilkan CO2 yang lebih tinggi2intensitas yang setara
dengan referensi.
Semua konsep denganrendahBERSAMA2intensitas ekuivalen, kecuali daya dari
pantai, berada didalam pengembangankategori. Dapat dilihat bahwa mencapai emisi
mendekati nol (kisaran lebih rendah darirendah) hanya dimungkinkan dengan
menggunakan energi terbarukan yang dikombinasikan dengan bentuk penyimpanan
energi yang inovatif. Konsep lain dengan CO rendah2intensitas ekuivalen baik
berdasarkan sakelar bahan bakar atau CO2menangkap solusi. Dua konsep yang mewakili
bahan bakar bersumber biomassa, 100 % HVO dan turbin gas berbahan bakar bio-
metanol, memiliki rentang CO yang besar2intensitas setara tergantung pada asal bahan
bakar. Konsep-konsep ini menunjukkan potensi pengurangan emisi yang besar, tetapi
juga kemungkinan berakhir dengan emisi setinggi atau lebih tinggi daripada teknologi
referensi jika bahan bakar dengan emisi GRK rantai pasokan besar digunakan. Untuk
teknologi berbasis hidrogen, variasi CO22
intensitas ekuivalen karena asal bahan bakarnya rendah, karena diasumsikan
bahwa hidrogen yang relevan untuk digunakan akan dihasilkan dari gas alam
dengan CO2penangkapan (dengan CCR dalam kisaran 91–94%) atau dengan
elektrolisis dengan bagian daya terbarukan yang tinggi. Demikian pula, untuk
teknologi berbasis CCS, diasumsikan rasio tangkapan yang tinggi (80–90%).
Konsep yang tersisa diklasifikasikan sebagaidalam pengembanganmemiliki CO2
intensitas yang setara dimediumatautinggijangkauan. Konsep yang paling
menjanjikan dalam hal potensi pengurangan GRK, adalah kombinasi tenaga
angin, tenaga ombak, dan turbin gas, yang berpotensi memiliki CO2 lebih
rendah.2intensitas setara dari angin dikombinasikan dengan turbin gas.
Sisanya memiliki CO yang sama atau lebih tinggi2intensitasnya setara
dengan angin yang dikombinasikan dengan turbin gas dan solusi siklus
gabungan, yang teknologinya sudah mumpuni. Ini termasuk konsep dengan
substitusi sebagian gas alam (hingga 70%), teknologi terbarukan lainnya
yang dikombinasikan dengan turbin gas, dan teknologi dengan efisiensi
lebih tinggi daripada turbin gas, tetapi masih berbasis gas alam sebagai
bahan bakar (sel bahan bakar, mesin bolak-balik, dan siklus turbin gas
alternatif HAT dan siklus Allam tanpa CCS).
3.2. Ketersediaan panas proses
Panas proses diperlukan di sebagian besar anjungan lepas pantai, dan
biasanya disuplai oleh pemulihan panas surplus dari gas buang turbin gas. Jika
panas berlebih tidak tersedia dari teknologi pembangkit listrik, maka harus
disediakan dengan cara lain seperti pemanas listrik atau pompa panas atau
langsung dari pembakaran gas alam. Surplus panas biasanya tersedia pada
tingkat suhu yang berbeda dan jumlah yang bervariasi tergantung pada teknologi.
Beberapa konsep pembangkit listrik akan memiliki kelebihan panas yang tersedia
terus-menerus, sementara konsep lain mungkin memiliki kelebihan panas yang
tersedia hanya sebagian waktu. Di dalamTabel 3, ketersediaan panas proses
dikategorikan sebagaiYajika ada panas di atas 100◦C tersedia terus menerus.
Namun, perlu dicatat bahwa tingkat temperatur yang dibutuhkan dan jumlah
panas yang dibutuhkan akan bervariasi di antara fasilitas lepas pantai, dan tidak
semua konsep dikategorikan sebagaiYadapat mencakup semua permintaan panas
di semua aplikasi lepas pantai.
Turbin gas siklus sederhana selalu menghasilkan panas berlebih, terlepas dari
jenis bahan bakarnya. Untuk solusi siklus gabungan panas proses tersedia, tetapi
dengan mengorbankan beberapa pembangkit listrik dalam siklus uap. Mesin
bolak-balik juga merupakan teknologi berbasis pembakaran, dan kelebihan panas
di atas 100◦C dapat dipulihkan dari gas buang, tetapi jumlah panas dan tingkat
suhunya lebih rendah daripada turbin gas. Untuk siklus alternatif berbahan bakar
gas alam, kelebihan panas tersedia dalam konsep HAT, tetapi tidak dalam siklus
Allam, di mana panas bersuhu rendah diubah menjadi tenaga dan kelebihan
panas dipulihkan dan digunakan dalam proses. Dalam teknologi berbasis CCS,
ketersediaan panas berlebih bergantung pada proses penangkapan. Dengan
penangkapan berbasis amina, jumlah yang lebih rendah tersedia karena sebagian
panas digunakan dalam CO22proses penangkapan. Untuk bahan bakar
11
Konversi dan Pengelolaan Energi: X 17 (2023) 100347
konsep berbasis sel ketersediaan panas surplus tergantung pada jenis sel bahan
bakar: SOFC beroperasi pada suhu tinggi dan kelebihan panas mungkin tersedia,
sedangkan PEMFC beroperasi pada suhu rendah dan tidak menghasilkan panas di
atas 100◦C. Untuk kombinasi turbin gas dan teknologi terbarukan yang tidak dapat
dikirim, kelebihan panas hanya tersedia saat turbin gas beroperasi. Ketika
teknologi terbarukan digabungkan dengan penyimpanan energi, kelebihan panas
mungkin tersedia sebagian waktu tetapi tidak terus menerus, sedangkan untuk
daya dari solusi pantai kelebihan panas tidak pernah tersedia.
3.3. Rasio berat-ke-daya di fasilitas
Bobot yang rendah sangat penting untuk semua jenis peralatan yang akan
dipasang di lepas pantai karena berdampak pada biaya konstruksi dan
pengoperasian. Rasio berat terhadap daya turbin gas, siklus gabungan, dan mesin
bolak-balik dengan berbagai jenis bahan bakar dihitung termasuk hanya
peralatan utama yang dipasang di fasilitas tersebut, seperti turbin gas, mesin
bolak-balik, turbin uap, generator, HRSG, dan tangki penyimpanan bahan bakar
terisi penuh. Konsep pembangkit listrik ini serupa dalam arti bahwa mereka terdiri
dari jenis peralatan yang serupa, dan mereka relatif matang secara teknis, yang
memungkinkan perkiraan dan perbandingan bobot semacam ini. Estimasi berat
tidak setara dengan berat terpasang yang akan mencakup berat struktur
pendukung dan utilitas, yang sangat spesifik karena struktur ini diadaptasi agar
sesuai dengan setiap fasilitas spesifik. Di dalamGambar 5rasio bobot-ke-daya yang
dihitung dari konsep-konsep ini diplot terhadap CO2intensitas yang setara. CO
tengah2
nilai intensitas setara (lihatGambar 4) digunakan pada sumbu horizontal untuk semua
konsep, kecuali untuk dua bahan bakar berbasis bio yang kisarannya dalam CO2
intensitas ekuivalen sangat lebar, sehingga kasus tinggi/rendah ditampilkan sebagai gantinya.
Gambar 5menunjukkan, seperti yang diharapkan, bahwa turbin gas berbahan
bakar gas alam adalah teknologi dengan rasio daya terhadap berat terbaik.
Geometri dan dimensi turbin gas berbahan bakar alternatif mirip dengan turbin
gas konvensional yang menjadikannya kandidat untuk retrofit ke solusi di mana
modifikasi pada sistem pembakaran dimungkinkan. Namun, bahan bakar baru
akan membutuhkan pemasangan tangki penyimpanan bahan bakar dan untuk
solusi berbasis amoniak juga sebuah NOxunit pengurangan, setidaknya dalam
jangka pendek hingga menengah. Itu bisa dilihat diGambar 5bahwa untuk setiap
perubahan bahan bakar yang membutuhkan pasokan bahan bakar kapal,
persyaratan penyimpanan lepas pantai memiliki dampak berat yang signifikan
yang lebih dari dua kali lipat rasio berat terhadap daya untuk dekarbonisasi parsial
dibandingkan dengan kasus referensi. Untuk mencapai dekarbonisasi hampir
penuh, seseorang harus mengatasi peningkatan dengan faktor minimal delapan.
Dalam contoh yang ditunjukkan di sini, diasumsikan tangki dengan kapasitas
untuk menyimpan bahan bakar selama tiga hari operasi, sedangkan ukuran tangki
optimal bergantung pada faktor-faktor seperti jenis bahan bakar dan jarak
pengangkutan bahan bakar. Alternatif tangki penyimpanan bahan bakar adalah
pemasangan jaringan pipa, dengan biaya modal yang sesuai. Dapat dicatat bahwa
bobot teknologi berbahan bakar amoniak lebih dipengaruhi oleh penyimpanan
bahan bakar dibandingkan dengan teknologi lainnya, karena berat amonia yang
tinggi dibandingkan dengan bahan bakar lain untuk kandungan energi yang
sama. Misalnya, LHV amonia (berbasis berat) adalah 16% dari LHV hidrogen. Di sisi
lain, amonia memiliki kerapatan energi yang tinggi, yang merupakan keunggulan
dibandingkan dengan hidrogen yang tidak terlihat dalam evaluasi ini. Perhatikan
bahwa dalam kasus turbin gas berbahan bakar amonia 40 vol%, NOxunit
pengurangan mewakili sekitar 40% dari berat. Oleh karena itu ada potensi
peningkatan yang signifikan jika teknologi terobosan untuk pembakaran bahan
bakar yang mengandung amoniak muncul. Namun itu hanya akan membawa
rasio berat-ke-daya ke tingkat yang sama dengan turbin gas berbahan bakar
hidrogen 40% vol dengan transportasi kapal. Potensinya jauh lebih rendah untuk
konsep mesin bolak-balik yang sesuai yang lebih berat daripada turbin gas.
Bobot mesin reciprocating tinggi dibandingkan dengan turbin gas dan tidak dapat
dibenarkan dari CO2perspektif pengurangan emisi karena potensi pengurangan emisi
yang kecil dan terkadang negatif yang mereka tawarkan saat dioperasikan dengan gas
alam. Dengan amonia sebagai bahan bakar, bobotnya masih menjadi kelemahan utama,
namun pengembangan lebih lanjut dapat dibenarkan dengan potensi pengurangan
emisi. Namun, gas berbahan bakar hidrogen
M. Voldsund dkk.
Gambar 5.Rasio berat terhadap daya di fasilitas untuk peralatan utama vs CO2intensitas setara turbin gas (GT), siklus gabungan (CC), dan mesin bolak-balik dengan berbagai jenis bahan bakar. Konsep yang ditandai
dengan * mencakup tangki penyimpanan bahan bakar (dengan bahan bakar selama tiga hari pengoperasian). Konsep yang ditandai dengan ** meliputi tangki penyimpanan bahan bakar (dengan bahan bakar selama tiga
hari pengoperasian) dan NOxunit pengurangan
turbin bekerja jauh lebih baik dalam hal berat, sehingga mesin bolak-
balik berbahan bakar amonia perlu memberikan manfaat lain agar
relevan.
Konsep evaluasi lainnya memiliki perbedaan yang signifikan dibandingkan
dengan konsep yang dibahas di atas. Untuk alasan ini, dan dalam beberapa kasus
karena kematangan teknis yang rendah dan kurangnya data, sulit untuk membuat
estimasi bobot yang dapat diandalkan yang secara langsung dapat dibandingkan
dengan estimasi yang disajikan dalamGambar 5. Sebaliknya, rasio bobot terhadap
daya di fasilitas diklasifikasikan sebagairendah, medium, atautinggi, dan dalam
beberapa kasustidak pasti, seperti yang disajikan diTabel 3 berdasarkan tinjauan
literatur dan penilaian kualitatif (lihatmateri tambahans). Energi terbarukan yang
dikombinasikan dengan turbin gas dan daya dari pantai dengan transmisi daya AC
memiliki bobot yang rendah di fasilitas tersebut. Daya dari pantai dengan
transmisi DC secara signifikan lebih berat dan dikategorikan dengan rasio bobot-
ke-daya sedang di fasilitas. Perlu diperhatikan bahwa karena teknologi ini tidak
menghasilkan panas berlebih, berat akan bertambah jika panas proses diperlukan
di fasilitas. PEMFC berbasis hidrogen dapat masuk dalam kategori rendah atau
sedang, sedangkan SOFC berbasis gas alam adalah salah satu teknologi dengan
bobot tinggi di fasilitas tersebut. Daya terbarukan dengan penyimpanan energi
berat karena berat peralatan yang dibutuhkan untuk konversi antara energi listrik
dan kimia. Data publik kurang berbobot baik untuk siklus alternatif berbahan
bakar gas alam maupun teknologi berbasis CCS.
3.4. Kebutuhan infrastruktur di luar fasilitas
Persyaratan infrastruktur di luar fasilitas sangat bervariasi antara berbagai
konsep dan mungkin berdampak besar pada biaya. Beberapa teknologi memiliki
bobot yang rendah di fasilitas tetapi membutuhkan infrastruktur yang luas.
Konsep pembangkit listrik berbasis gas alam tidak memerlukan infrastruktur di
luar fasilitas, baik yang terkait dengan teknologi pembangkit listrik maupun bahan
bakar, kecuali teknologi berbasis CCS yang membutuhkan solusi transportasi dan
penyimpanan untuk CO2 yang ditangkap2. Meski begitu, solusi di mana CO yang
ditangkap2dicampur ke dalam air injeksi dapat menghemat peralatan dan sumur
khusus untuk CO2
injeksi dan penyimpanan. Untuk konsep berbasis energi terbarukan, teknologi
pembangkit listrik sebenarnya dipasang di luar fasilitas, seperti turbin angin tetap
atau terapung, pelampung tenaga ombak, atau panel surya terapung. Konsep-
konsep ini juga membutuhkan sistem untuk transmisi yang dihasilkan
12
Konversi dan Pengelolaan Energi: X 17 (2023) 100347
listrik ke fasilitas, dan kasus dengan penyimpanan energi menyiratkan
pemasangan fasilitas penyimpanan hidrogen besar di dasar laut.
Alternatifnya, penyimpanan dapat dihindari dengan mentransfer daya
terbarukan yang dihasilkan ke jaringan darat dan memasok daya yang dapat
dikirim dari jaringan ke instalasi lepas pantai. Konsep berdasarkan bahan
bakar alternatif memerlukan sintesis darat bahan bakar dan transportasi
bahan bakar baik dalam pipa atau dengan kapal. Dengan cara yang sama,
solusi daya dari pantai menyiratkan pemasangan kabel bawah laut. Satu
perbedaan penting antara solusi dengan transportasi kapal versus pipa dan
kabel adalah bahwa kapal bersifat fleksibel, yaitu, jumlah kapal dapat
ditingkatkan dan diturunkan sesuai dengan permintaan dan digunakan
dalam proyek lain setelah akhir masa pakai lapangan (walaupun lokal tangki
bahan bakar di fasilitas akan diperbaiki).daridi lepas pantaikepantai ketika
tidak ada lagi kebutuhan listrik dari pantai untuk fasilitas minyak dan gas
lepas pantai. Selain itu, solusi yang bergantung pada kabel dan jaringan pipa
kurang menarik untuk fasilitas yang berlokasi jauh dari pantai.
3.5. risiko HSE
Fasilitas minyak dan gas lepas pantai menangani sejumlah besar energi dan sering
mengalami lingkungan yang keras. Oleh karena itu, konsepsi dan pengoperasiannya
harus memenuhi spesifikasi yang sangat ketat untuk memastikan keselamatan personel
dan pengoperasian serta meminimalkan dampak terhadap lingkungan. Sebagian besar
konsep pembangkit listrik menyiratkan beberapa potensi masalah HSE dalam satu atau
lain bentuk, dan tindakan mitigasi yang sesuai menambah biaya tambahan atau tingkat
kerumitan pada teknologi. Turbin gas berbahan bakar gas alam melibatkan suhu tinggi,
penggunaan bahan bakar yang mudah terbakar, dan emisi ke udara, tetapi risiko ini
sudah diketahui dengan baik dan telah ditangani serta dimitigasi di fasilitas lepas pantai
selama beberapa dekade. Konsep pembangkit listrik baru dapat memperkenalkan risiko
HSE baru, yang harus dipahami dan dimitigasi dengan baik sebelum diterapkan. Di
antara konsep yang belum memenuhi syarat untuk penggunaan lepas pantai, teknologi
HAT dan SOFC tidak menimbulkan risiko HSE baru dibandingkan dengan turbin gas
berbahan bakar gas terpasang dan siklus gabungan berbasis uap. Semua konsep lain
yang sedang dikembangkan terkait dengan risiko HSE baru, tetapi konsekuensi dan
kemungkinan risiko ini sangat bervariasi di antara konsep-konsep tersebut. Mesin
reciprocating dikaitkan dengan tingkat kebisingan dan getaran yang tinggi
M. Voldsund dkk.
yang melebihi turbin gas, sedangkan siklus Allam membutuhkan penanganan oksigen
murni dan CO superkritis2sebagai fluida kerja. Teknologi berbasis CCS dapat
menimbulkan risiko baru tergantung pada teknologi yang dipilih. Misalnya, beberapa
jenis pelarut mungkin berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan jika terjadi tumpahan
atau kebocoran yang tidak disengaja. Konsep berdasarkan sakelar bahan bakar
memperkenalkan risiko baru yang terkait dengan bahan bakar baru. Hidrogen memiliki
sifat mudah terbakar dan mudah meledak, dan lebih mudah bocor dibandingkan bahan
bakar lainnya, sedangkan amonia beracun dan korosif. Biofuel dikaitkan dengan risiko
yang terkait dengan dampaknya terhadap keanekaragaman hayati karena penggunaan
lahan dan penggunaan sumber daya air (tergantung asalnya), dan beberapa jenis lebih
mudah terbakar daripada solar konvensional yang sudah digunakan di lepas pantai.
Konsep termasuk energi terbarukan menghadirkan risiko terkait dampak terhadap
ekosistem oleh turbin angin, pelampung gelombang, dan panel surya terapung.
4. Diskusi
4.1. Keterbatasan penelitian
Evaluasi yang disajikan dalamBagian 3didasarkan pada berbagai sumber
literatur mulai dari artikel penelitian yang menjelaskan teknologi yang
sedang dikembangkan hingga lembar data dengan data vendor untuk
teknologi yang sudah matang. Artikel penelitian yang menjelaskan teknologi
yang sedang dikembangkan cenderung memberikan perkiraan kinerja
optimis yang dapat dilihat sebagai target untuk pengembangan lebih lanjut
atau kinerja dalam kondisi terkendali, sedangkan lembar data lebih realistis
karena didasarkan pada uji kinerja produk jadi yang tersedia di pasar. Ini
berarti perkiraan CO2intensitas yang setara diharapkan lebih akurat untuk
teknologi yang memenuhi syarat, sedangkan perkiraan untuk teknologi
yang sedang dikembangkan mungkin berada di sisi optimis.
Secara umum, ketersediaan literatur dengan fokus pada aplikasi lepas
pantai masih terbatas. Beberapa makalah penelitian tersedia tentang
integrasi tenaga angin, siklus gabungan, dan CCS dalam sistem tenaga lepas
pantai (misalnya, [59.121.138.141]), tetapi selain itu, aspek lepas pantai
biasanya tidak disertakan. Dengan demikian, fokus utamanya adalah pada
data kinerja dalam hal efisiensi atau pengurangan emisi, dan lebih sedikit
pada sisa properti yang relevan di lepas pantai. Secara khusus, memperoleh
data yang konsisten tentang bobot terbukti menantang karena kurangnya
data yang tersedia dan perbedaan batasan sistem yang telah disiapkan
untuk data yang tersedia. Selain itu, studi penelitian biasanya berfokus pada
teknologi yang sedang dikembangkan di mana bobotnya masih belum pasti
dan jarang menjadi perhatian utama. Fokusnya biasanya hanya pada bagian
inti dari teknologi, dan jika informasi tentang bobot disertakan, ini tidak
mencakup keseluruhan sistem dengan peralatan bantu. Lembar data untuk
teknologi komersial hanya dapat melaporkan berat atau volume termasuk
teknologi inti (misalnya, turbin gas dan generator), atau termasuk seluruh
paket (misalnya, sistem sel bahan bakar dengan peralatan tambahan di
dalam wadah ISO). Keterbatasan dalam data yang tersedia ini hanya
memungkinkan untuk perbandingan langsung dari pilihan teknologi dalam
hal rasio berat-daya (Gambar 5).
Harus disebutkan bahwa beberapa teknologi yang dievaluasi
tunduk pada pengembangan berkelanjutan, dan evaluasi serta
rekomendasi saat ini mewakili potret situasi pada saat publikasi.
Evaluasi dapat diperpanjang dan diperbarui saat konsep matang, dan
jika konsep baru yang bersaing muncul.
4.2. Temuan utama
Terlepas dari keterbatasan yang disebutkan di atas, temuan utama dari
pekerjaan ini jelas. Berbagai macam konsep yang memiliki potensi dekarbonisasi
parsial atau hampir penuh dari pembangkit listrik lepas pantai ada. Namun,
semua konsep yang dapat mengurangi emisi memiliki satu atau beberapa
kelemahan dibandingkan dengan turbin gas berbahan bakar gas alam dalam hal
KPI yang terkait dengan penerapan lepas pantai. Semua konsep alternatif akan
memperkenalkan alat berat di fasilitas atau membutuhkan infrastruktur yang
signifikan di luar fasilitas, atau keduanya. Beberapa konsep mengandalkan
penggunaan bahan bakar alternatif yang lebih mahal daripada gas alam, dan
13
Konversi dan Pengelolaan Energi: X 17 (2023) 100347
konsep-konsep ini karena itu juga terkait dengan biaya operasional
yang lebih tinggi. Jika bahan bakar gas yang tidak terpakai memiliki
nilai ekspor, hal ini dapat membantu perekonomian kasus-kasus
tersebut, tetapi CO2dampak ini juga perlu dipertimbangkan dalam
penilaian yang lebih luas. Beberapa konsep tidak memiliki ketersediaan
panas proses, menyiratkan bahwa solusi lain harus diterapkan untuk
menutupi permintaan panas proses, sehingga meningkatkan biaya,
dan kemungkinan mengurangi potensi pengurangan emisi. Sebagian
besar konsep yang sedang dikembangkan memperkenalkan risiko HSE
baru, dan pengembangan strategi dan solusi untuk mitigasi risiko ini
perlu menjadi bagian dari jalur pengembangan dan kualifikasi
teknologi. Dapat juga ditekankan bahwa konsep yang memerlukan
modifikasi atau pertukaran sistem tenaga yang ada dikaitkan dengan
risiko kerugian produksi yang tidak diinginkan, dengan potensi
konsekuensi ekonomi yang besar. Semua poin ini menggambarkan
bahwa pengurangan emisi GRK datang dengan tantangan.
Listrik dari pantai adalah teknologi yang memenuhi syarat untuk
banyak aplikasi dan dapat mengurangi emisi secara signifikan
(berpotensi>95 %) dan berkontribusi untuk mencapai tujuan iklim
menengah dan akhir, mengingat ketersediaan listrik dan emisi GRK
yang terkait dengan bauran energi yang digunakan rendah. Konsep ini
kurang cocok untuk fasilitas yang jauh dari pantai. Siklus gabungan
lepas pantai dan tenaga angin yang dikombinasikan dengan turbin gas
adalah teknologi berkualitas yang dapat mengurangi sebagian emisi
dalam jangka waktu singkat. Konsep-konsep ini memiliki potensi
penurunan emisi GRK sekitar 15–50 % dengan desain sistem yang
diasumsikan dan dapat memberikan kontribusi penting untuk
mencapai target iklim menengah menuju net zero. Pemotongan emisi
yang lebih dalam untuk konsep-konsep ini dapat dicapai dengan
beralih ke bahan bakar alternatif atau mengimplementasikan CCS di
tahap selanjutnya. Tenaga angin dapat bersinergi dengan tenaga dari
pantai,kepantai. Konsep yang sudah memenuhi syarat ini mungkin
cocok sebagai bagian dari strategi pengurangan emisi bertahap.
Mereka siap untuk implementasi yang relatif cepat untuk membantu
mencapai sasaran iklim 2030 dan dapat, dalam kombinasi dengan
konsep lain, juga mendukung sasaran bersih nol 2050.
Namun, konsep yang sudah mumpuni tidak cukup untuk mencapai net zero. Tidak ada satu solusi untuk semua
instalasi. Solusi yang paling tepat akan bergantung pada berbagai faktor seperti lokasi, brownfield/greenfield, sisa
masa pakai, jenis instalasi (misalnya, FPSO), kebutuhan daya, dan kebutuhan panas. Listrik dari pantai adalah satu-
satunya konsep yang memenuhi syarat dengan potensi pengurangan emisi yang dalam dan dengan teknologi saat ini
tidak cocok untuk semua kasus. Daya tarik listrik dari pantai dalam hal pengurangan emisi juga bergantung pada
bauran listrik darat, yang berada di luar kendali satu operator minyak dan gas. Oleh karena itu, pengenalan konsep
baru yang sedang dikembangkan diperlukan untuk memenuhi target akhir emisi nol bersih. Konsep yang sedang
dikembangkan dengan potensi pengurangan GRK yang serupa atau sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan siklus
gabungan lepas pantai dan tenaga angin yang digabungkan dengan turbin gas menghadapi berbagai tantangan
terkait penerapan di lepas pantai dan tidak menunjukkan manfaat yang jelas dibandingkan dengan solusi yang ada.
Mengingat potensinya yang terbatas untuk pengurangan emisi, dan dengan demikian nilai tambah yang rendah
dibandingkan dengan konsep yang memenuhi syarat, tampaknya tidak masuk akal untuk berfokus pada penelitian
dan pengembangan solusi ini untuk aplikasi lepas pantai. Karena tujuan akhir emisi nol bersih dan kurangnya konsep
lain yang memenuhi syarat selain listrik dari pantai yang dapat membantu mencapai hal ini, disarankan untuk lebih
fokus pada konsep yang dapat memberikan pemotongan yang signifikan ( dan dengan demikian nilai tambah yang
rendah dibandingkan dengan konsep yang memenuhi syarat, tampaknya tidak masuk akal untuk fokus pada
penelitian dan pengembangan solusi ini untuk aplikasi lepas pantai. Karena tujuan akhir emisi nol bersih dan
kurangnya konsep lain yang memenuhi syarat selain listrik dari pantai yang dapat membantu mencapai hal ini,
disarankan untuk lebih fokus pada konsep yang dapat memberikan pemotongan yang signifikan ( dan dengan
demikian nilai tambah yang rendah dibandingkan dengan konsep yang memenuhi syarat, tampaknya tidak masuk akal
untuk fokus pada penelitian dan pengembangan solusi ini untuk aplikasi lepas pantai. Karena tujuan akhir emisi nol
bersih dan kurangnya konsep lain yang memenuhi syarat selain listrik dari pantai yang dapat membantu mencapai hal
ini, disarankan untuk lebih fokus pada konsep yang dapat memberikan pemotongan yang signifikan (>70 %), yaitu
konsep dengan energi terbarukan yang dipadukan dengan penyimpanan energi, konsep berbasis CCS, dan konsep
berbasis bahan bakar alternatif. Semua konsep ini memerlukan pengembangan lebih lanjut, dan menghadapi
tantangan dalam hal bobot, risiko HSE, atau persyaratan infrastruktur, tetapi konsep tersebut memiliki potensi untuk
memainkan peran penting dalam skenario net zero. Meskipun pengurangan emisi yang signifikan dari pembangkit
listrik lepas pantai dimungkinkan, jelas bahwa biaya akan tinggi untuk pengembangan, kualifikasi, dan pengoperasian
konsep tersebut. Lebih jauh
M. Voldsund dkk.
pengembangan teknologi mungkin juga mengungkapkan penghenti teknis
atau komersial untuk beberapa teknologi di bidang aplikasi ini.
4.3. Rekomendasi
Studi saat ini dapat mendukung pembuat kebijakan dan perusahaan minyak
dan gas dalam mengembangkan peta jalan untuk mencapai target iklim. Selain
itu, lembaga pendanaan publik dan industri dapat menggunakan studi ini untuk
mengarahkan pendanaan ke konsep yang memiliki potensi untuk sektor lepas
pantai. Satu rekomendasi umum adalah bahwa penelitian dan pengembangan
harus diarahkan pada solusi yang menawarkan pengurangan emisi yang besar.
Solusi untuk medium cut sudah memenuhi syarat dan sedang dalam proses
implementasi. Jelas bahwa mencapai tujuan iklim akan mahal, dan penting bahwa
tujuan iklim nasional dan internasional tercermin dalam kebijakan pendanaan
publik untuk penelitian, pengembangan, dan penerapan teknologi pembangkit
listrik rendah karbon lepas pantai.
5. Kesimpulan
Dalam studi ini berbagai konsep pembangkit listrik lepas pantai ditinjau dan
dianalisis sehubungan dengan potensi pengurangan emisi dan penerapannya di
lepas pantai. Konsep yang dianalisis meliputi teknologi pembangkit listrik
alternatif, sumber energi alternatif, dan pembawa energi alternatif. Terlihat bahwa
ada beberapa konsep pembangkit listrik berbeda yang berpotensi dapat
mengurangi emisi dibandingkan dengan turbin gas berbahan bakar gas alam
standar. Namun, potensi pengurangan emisinya dan kematangan teknisnya untuk
implementasi di lepas pantai bervariasi dan semuanya memiliki berbagai
kelemahan dibandingkan dengan teknologi turbin gas berbahan bakar gas alam
yang sudah teruji saat ini dan dengan baik.
Daya dari pantai adalah teknologi yang memenuhi syarat yang dapat digunakan
untuk banyak aplikasi dan dapat berkontribusi untuk mencapai tujuan iklim menengah
dan akhir ketika daya tersedia dan faktor emisi GRK dari bauran daya yang digunakan
rendah. Untuk pengurangan emisi parsial (sekitar 15–50 %), solusi siklus gabungan dan
tenaga angin yang dikombinasikan dengan turbin gas merupakan konsep matang secara
teknis yang telah atau sedang dalam proses penerapan di lepas pantai. Teknologi
berbahan bakar gas alam lainnya dengan efisiensi yang lebih baik dibandingkan dengan
turbin gas dan teknologi terbarukan lainnya yang dikombinasikan dengan turbin gas,
menunjukkan potensi pengurangan emisi yang dapat diabaikan dibandingkan dengan
teknologi tersebut, dan menghadapi tantangan yang signifikan dalam hal kematangan
teknis yang rendah atau bobot yang tinggi di fasilitas tersebut. Di samping itu, konsep
berdasarkan peralihan bahan bakar ke hidrogen atau amonia memiliki potensi
pengurangan emisi yang signifikan asalkan peralihan bahan bakar 100 % dapat dicapai
dengan aman. Hal yang sama berlaku untuk konsep berdasarkan CCS dengan CO tinggi2
tingkat penangkapan. Teknologi terbarukan dikombinasikan dengan penyimpanan
energi juga memiliki potensi emisi mendekati nol. Semua konsep yang sedang
dikembangkan dengan potensi pengurangan emisi yang signifikan menghadapi
berbagai jenis tantangan dan membutuhkan lebih banyak penelitian dan pengembangan
sebelum diimplementasikan.
Karena teknologi yang sesuai untuk mengurangi sebagian emisi sudah ada
dan secara teknis sudah matang, direkomendasikan agar penelitian dan
pengembangan lebih lanjut berfokus pada teknologi yang memungkinkan
pengurangan emisi yang signifikan, yaitu, sakelar bahan bakar, CCS, dan solusi
penyimpanan energi. Untuk mencapai target emisi nol bersih, peningkatan
efisiensi dan daya dari pantai saja tidak cukup, dan ada kebutuhan untuk
mengembangkan teknologi pembangkit listrik rendah emisi yang aman, andal,
dan hemat biaya yang belum ada di pasaran.
Deklarasi Kepentingan Bersaing
Para penulis menyatakan bahwa mereka tidak memiliki kepentingan
keuangan yang bersaing atau hubungan pribadi yang dapat mempengaruhi
pekerjaan yang dilaporkan dalam makalah ini.
14
Konversi dan Pengelolaan Energi: X 17 (2023) 100347
Ketersediaan data
File informasi tambahan dengan data dan asumsi yang digunakan
tersedia.
Terima kasih
Penelitian ini didanai oleh Equinor ASA.
Lampiran A. Data tambahan
Data tambahan untuk artikel ini dapat ditemukan online dihttps://doi.
org/10.1016/j.ecmx.2023.100347.
Referensi
[1] Statistik. Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh fasilitas minyak dan gas di Amerika
Serikat dari tahun 2011 hingga 2020. https://www.statista.com/statistics/615975/
ghgemissions-emitted-by-oil-and-gas-facilities-in-the- us/
#:~:text=Minyak%20dan%20gas%20fasilitas%20di%20the%20United%20States%20produced%20316,
dibandingkan%20dengan%20the%20sebelumnya%20tahun. Terakhir diakses pada 2
Januari 2023.
[2] Statistik. Karbon dioksida (CO2) emisi dari ekstraksi minyak mentah dan gas alam
di Britania Raya dari tahun 1990 hingga 2020 . Terakhir diakses pada 2 Januari
2023.
[3] Statistik. Emisi gas rumah kaca tahunan di Amerika Serikat dari tahun 1990 hingga 2020
https://www.statista.com/statistics/517376/us-greenhouse-gas-emissions/Terakhir
diakses pada 2 Januari 2023.
[4] Statistik. Emisi Karbon Dioksida di Britania Raya (UK) dari tahun 1990 hingga
2020.https://www.statista.com/statistics/449503/co2-emissions-united-ki
ngdom-uk/. Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[5] Statistik Norwegia. Emisi ke udara 2021.https://www.ssb.no/en/natur-og-mil jo/
miljoregnskap/statistikk/utslipp-fra-norsk-okonomisk-aktivitetTerakhir diakses
pada 2 Januari 2023.
[6] Inisiatif Pelacak Karbon. Rencana nol bersih perusahaan minyak masih jauh dari target
Paris 2021.https://carbontracker.org/oil-majors-net-zero-plans-still-far-from-paris-ta
rgets/Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[7] Kementerian Perminyakan dan Energi dan Direktorat Perminyakan Norwegia.
Emisi ke udara 2021.https://www.norskpetroleum.no/en/environment-and
- teknologi/emisi-ke-udara/Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[8] Ekuinor. Daerah tukang tidur.https://www.equinor.com/energy/sleipner2021 Terakhir
diakses pada 2 Januari 2023.
[9] Nguyen TV, Voldsund M, Breuhaus P, Elmegaard B. Pengukuran efisiensi energi untuk
anjungan minyak dan gas lepas pantai. Energi 2016;117.https://doi.org/10.1016/j.
energy.2016.03.061.
[10] Kloster P. Optimalisasi energi pada instalasi lepas pantai dengan penekanan pada pembangkit
siklus gabungan lepas pantai. Konferensi Pameran Gas Minyak Eur Lepas Pantai, Masyarakat
Insinyur Perminyakan 1999.https://doi.org/10.2118/56964-MS.
[11]Bowman T, Rop P, Rijgrok S. Pertimbangan teknis dan manfaat memasang pembangkit
listrik siklus gabungan fasilitas produksi minyak dan gas lepas pantai. Turbin gas Soc
karbon-netral. Konferensi Turbin Gas Internasional ke-10 2021.
[12] Ekuinor. Energiomstillingsplan 2022.https://www.equinor.com/no/nyheter/20
220420-equinor-presenterer-forste-energiomstillingsplanTerakhir diakses pada 2
Januari 2023.
[13] Ekuinor. Hywind Tampen.https://www.equinor.com/energy/hywind-tampen
2022. Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[14] Direktorat Perminyakan Norwegia. Kraft fra land til norsk sokkel 2020.https://
www.npd.no/fakta/publikasjoner/rapporter/rapportarkiv/kraft-fra-land
- til-norsk-sokkel/. Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[15] Statistik. Distribusi produksi minyak mentah darat dan lepas pantai di seluruh dunia dari
tahun 2005 hingga 2025 2022.https://www.statista.com/statistics/624138/distribution-
of-crude-oil-production-worldwide-onshore-and-offshore/. Terakhir diakses pada 2
Januari 2023.
[16] Bruckner T, Bashmakov IA, Mulugetta Y, Chum H, Et.al. Sistem Energi. Dalam:
Perubahan Iklim 2014: Mitigasi Perubahan Iklim. Kontribusi Kelompok Kerja III
terhadap Laporan Kajian Kelima Panel Antarpemerintah tentang Perubahan
Iklim 2014.
[17] Badan Energi Internasional. Net Zero pada 2050: Peta Jalan untuk Sektor Energi
Global. versi ke-3. 2021.
[18] Itiki R, Di Santo SG, Itiki G, Manjrekar M, Chowdhury BH. Tinjauan komprehensif dan
arsitektur yang diusulkan untuk sistem tenaga lepas pantai. Sistem Energi Tenaga Listrik
2019;111:79–92.https://doi.org/10.1016/j.ijepes.2019.04.008.
[19] Grainger, David dan BindingsbHai,Arne Ulrik dan Brekke, Olaf dan De Koeijer, Gelein
dan Rekaa Nilssen, OddbjHairn dan Pettersen, Jostein, Mengurangi CO2
Emisi dari Produksi Minyak dan Gas Lepas Pantai (15 Februari 2021). Prosiding 15
thKonferensi Teknologi Pengendalian Gas Rumah Kaca 15-18 Maret 2021, doi:
10.2139/ssrn.3820726.
[20] Franco F, Anantharaman R, Bolland O, Booth N, van Dorst E, Ekstrom C, dkk.
Pedoman praktik terbaik Eropa untuk penilaian teknologi penangkapan CO2.
2011. doi:10.5281/zenodo.1312801.
M. Voldsund dkk.
[21] Voldsund M, Jordal K, Anantharaman R. Produksi hidrogen dengan CO2
menangkap. Energi Hidrogen Int J 2016;41.https://doi.org/10.1016/j.
ijhydene.2016.01.009.
[22] Sadler D, Anderson HS., Inggris Utara 2018.https://h21.green/projects/h2 1-north-
of-england/. Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[23] Laporan Keberlanjutan Equinor ASA Equinor 2020.https://www.equinor.com/
content/dam/statoil/documents/sustainability-reports/2020/equinor-sustainabi
lity-report-2020-LR.pdfTerakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[24] Pettersen J, Steeneveldt R, Grainger D, Scott T, Holst LM, Hamborg ES. Hidrogen
biru harus dilakukan dengan benar. Energi Sci Eng 2022;10:3220–36.https://doi.
org/10.1002/ese3.1232.
[25] Stolzenburg K, Desain Terpadu Mubbala R untuk Demonstrasi Efisiensi Pencairan
Hidrogen. (IDEALHY) 2013.https://www.idealhy.eu/uploads/ documents/
IDEALHY_D3-16_Liquefaction_Report_web.pdf. Terakhir diakses pada 2 Januari
2023.
[26] Connelly E., Penev M., Elgowainy A., Hunter C. Status Saat Ini dari Biaya Pencairan
Hidrogen diakses 1 Desember 2021. DOE Hydrog Fuel Cells Progr Rec 2019.
https://www.hydrogen.energy.gov/pdfs/19001_hydrogen_liquefaction_cos ts.pdf.
Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[27] FCH 2 JU. Addendum Rencana Kerja Tahunan 2014–2020. Sel Bahan Bakar
Hidrogen 2 Usaha Bersama; 2018.https://www.clean-hydrogen.europa.eu/
document/download/29a7bd1b-5c19-4202-8fd2-dbfad804c6bf_en.
[28] Decker L. Tren Global Terbaru dalam Produksi Hidrogen Cair. Presentasi dari
HYPER Closing Seminar 2019.https://www.sintef.no/globalassets/project/hyp er/
presentations-day-1/day1_1430_decker_latest-global-trend-in-liquid-hydro gen-
production_linde.pdfTerakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[29] Cardella U, Decker L, Klein H. Pencairan hidrogen skala besar yang layak secara
ekonomi. IOP Conf Ser Mater Sci Eng 2017.https://doi.org/10.1088/1757- 899X/
171/1/012013.
[30] Berstad DO, Stang JH, Nekså P. Pencair hidrogen skala besar yang memanfaatkan
prapendinginan refrigeran campuran. Energi Hidrogen Int J 2010;35:4512–23.https://
doi. org/10.1016/j.ijhydene.2010.02.001.
[31] Direktorat Sumber Daya Air dan Energi Norwegia (NVE). Hvor kommer strHai
mmen fra? (Dari mana datangnya listrik?) 2022 https://www.nve.no/ energi/
energisystem/kraftproduksjon/hvor-kommer-strommen-fra/#:~:
text=Vannkraft%20st%C3%A5r%20for%20mesteparten %20av,sted%20og%
20med%20andre%20produksjonsteknologier. Terakhir diakses pada 2 Januari
2023.
[32] Barbir Franco. Teori dan Praktek Sel Bahan Bakar. Edisi ke-2, 2005. Pers Akademik.
[33] Nilai Potensi Pemanasan Global 2016. (diakses 23 September 2021) https://
www.ghgprotocol.org/sites/default/files/ghgp/Global-Warming-Potential-
Nilai. Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[34] Tinjauan Gas Rumah Kaca 2021. Diakses 23 September 2021 https://www. epa.gov/
ghgemissions/overview-greenhouse-gases#nitrous-oxide. Terakhir diakses pada
2 Januari 2023.
[35]Lembaga Produktivitas Industri. Amonia. Database Teknologi Efisiensi Industri
2020.
[36] Valera-Medina A, Xiao H, Owen-Jones M, David WIF, Bowen PJ. Amonia untuk
tenaga. Ilmu Pembakaran Energi Prog 2018;69:63–102.https://doi.org/10.1016/j.
pecs.2018.07.001.
[37] Rouwenhorst KHR, Krzywda PM, Benes NE, Mul G, Lefferts L. Teknologi
Produksi Amonia. Tantangan Tekno-Ekonomi Green Ammon. sebagai Vektor
Energi. Elsevier 2021:41–83.https://doi.org/10.1016/B978-0-12-
820560-0.00004-7.
[38] Wang M, Khan MA, Mohsin I, Wicks J, Ip AH, Sumon KZ, dkk. Bisakah jalur sintesis amonia
berkelanjutan bersaing dengan proses Haber-Bosch berbasis bahan bakar fosil? Sains
Lingkungan Energi 2021;14:2535–48.https://doi.org/10.1039/ D0EE03808C.
[39] Al-Breiki M, Bicer Y. Penilaian siklus hidup komparatif dari pembawa energi berkelanjutan
termasuk produksi, penyimpanan, transportasi dan pemanfaatan luar negeri. J Clean
Prod 2021;279:123481.https://doi.org/10.1016/j.jclepro.2020.123481.
[40] Ishimoto Y, Voldsund M, Nekså P, Roussanaly S, Berstad, D. Gardarsdottir SO. Produksi dan
pengangkutan hidrogen dalam skala besar dari Norwegia ke Eropa dan Jepang: Analisis
rantai nilai dan perbandingan hidrogen cair dan amonia sebagai energi. Energi Hidrogen
Int J.https://doi.org/10.1016/j.ijhydene.2020.09.017.
[41] Crabtree GW, Dresselhaus MS, Buchanan MV. Pemikiran tentang Memulai Ekonomi
Hidrogen. Fisika Hari Ini 2005;58:15.https://doi.org/10.1063/1.4797046.
[42] Yara. Amonia Anhidrat - NOxpereaksi reduksi pilihan. Pabrik Pengolahan Gas
Buang Ind.https://www.yara.no/kjemiske-og-miljomessige-losninger/kon troll-
av-nox-utslipp-i-industrien/reagenser-for-nox-kontroll/anhydrous-ammon ia/.
Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[43] Lan R, Irvine JTS, Tao S. Ammonia dan bahan kimia terkait sebagai bahan penyimpanan
hidrogen tidak langsung yang potensial. Energi Hidrogen Int J 2012;37:1482–94.https://
doi.org/10.1016/j.ijhydene.2011.10.004.
[44] Zamfirescu C, Dinçer İ. Bab 7 - Metode Produksi Hidrogen Lainnya. Mempertahankan.
Hidrog. Prod., Elsevier; 2016, hal. 431–2. doi:10.1016/C2014-0-00658-2.
[45] Lapuerta M, Villajos M, Agudelo JR, Boehman AL. Properti utama dan strategi pencampuran minyak
nabati yang diolah dengan air sebagai biofuel untuk mesin diesel. Teknologi Proses Bahan Bakar
2011;92:2406–11.https://doi.org/10.1016/j.fuproc.2011.09.003.
[46] Edwards R, Larivé JF, Rickeard D, Weindorf W. Well-to-tank Lampiran 2 - Versi 4a.
Nah ke Roda Anal Futur Automot Fuels Powertrains Eur Context 2014.https://
doi.org/10.2790/95629.
[47]William H. Day. Dunia Turbin Gas: Bahan bakar metanol beroperasi secara komersial di
darat dan laut; 2016.
[48] M. Penfold Methanol sebagai Marine Fuel ABS 2018 www.methanol.org/wp-content/
uploads/2019/02/Mark-Penfold-ABS-Methanol-as-fuel-IMarEST-Dec-2018.pdf.
15
Konversi dan Pengelolaan Energi: X 17 (2023) 100347
[49] Zhen X, Wang Y. Ikhtisar metanol sebagai bahan bakar mesin pembakaran internal.
Perbarui Sustain Energy Rev 2015;52:477–93.https://doi.org/10.1016/j. rser.2015.07.083.
[50] Organisasi Maritim Internasional. Metanol sebagai bahan bakar laut: manfaat
lingkungan, kesiapan teknologi dan kelayakan ekonomi 2016.
[51] Edwards R, Larivé JF, Rickeard D, Weindorf W Well to tank report versi 4.a. Well to
Wheel Analysis of Future Automotive Fuels Powertrains in the. Konteks Eropa
2014.https://publications.jrc.ec.europa.eu/repository/handle /JRC85327. Terakhir
diakses 2 Januari 2023.
[52]Croezen H, Kampman B. Menghitung emisi gas rumah kaca dari biofuel UE -
Penilaian proposal metodologi UE untuk biofuel CO2perhitungan. 2008.
[53] Demirbas A. Dampak politik, ekonomi dan lingkungan dari biofuel: Sebuah
tinjauan. Appl Energy 2009;86:S108–17.https://doi.org/10.1016/j.
apenergi.2009.04.036.
[54] Institut Metanol. Manual Penanganan Aman Methanol 2013. www.methanol.org/wp-
content/uploads/2017/03/Safe-Handling-Manual.pdf Terakhir diakses 13
Oktober 2021.
[55] Alizadeh R, Lund PD, Soltanisehat L. Outlook tentang biofuel dalam studi masa depan:
Tinjauan literatur sistematis. Perbarui Sustain Energy Rev 2020;134:110326. https://
doi.org/10.1016/j.rser.2020.110326.
[56] Chiong MC, Chong CT, Ng JH, Lam SS, Tran MV, Chong WWF, dkk. Produksi biofuel
cair dan kinerja emisi di turbin gas: Tinjauan. Energy Convers Manag
2018;173:640–58.https://doi.org/10.1016/j. enconman.2018.07.082.
[57] Seljak T, Buffi M, Valera-Medina A, Chong CT, Chiaramonti D, Katrašnik T. Bioliquids
dan penggunaannya dalam pembangkit listrik – Tinjauan teknologi. Perbarui
Sustain Energy Rev 2020;129:109930.https://doi.org/10.1016/j. rser.2020.109930.
[58] P. Jansohn Sistem turbin gas modern 2013 Woodhead P. Woodhead Publishing
Limited 10.1533/9780857096067.
[59] Riboldi L, Pembangkit Listrik Lepas Pantai Nord L. Mengintegrasikan Ladang Angin:
Optimalisasi Desain dan Penilaian Tekno-Ekonomi Berdasarkan Pemodelan Pengganti.
Proses 2018;6:249.https://doi.org/10.3390/pr6120249.
[60] Mazzetti MJ, Hagen BAL, Skaugen G, Lindqvist K, Lundberg S, Kristensen OA.
Mencapai pengurangan berat 50% dari siklus bottoming uap lepas pantai.
Energi 2021:230.https://doi.org/10.1016/j.energy.2021.120634.
[61] Siemens SeaFloat SCC-800. Informasi Solusi Teknis; 2019.https://aset. siemens-
energy.com/siemens/assets/api/uuid:bcce5efe-485a-4f45-973f-4ec8c 614e195/
technical-info-package-sgt-800.pdfTerakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[62]Saravanamuttoo HIH, Rogers GFC, Cohen H, Straznicky P, Nix AC. Teori Turbin Gas.
edisi ke-7;. Pearson; 2017.
[63] Takahashi T, Koda E, Mimaki T. Analisis Sistematis Pengaruh Pelembab Udara
terhadap Sistem Turbin Gas. JSME Int J Ser B Fluids Therm Eng 2002; 45:530–5.
https://doi.org/10.1299/jsmeb.45.530.
[64] Jonsson M, Yan J. Turbin gas yang dilembabkan—tinjauan terhadap siklus yang diusulkan
dan diimplementasikan. Energi 2005;30:1013–78.https://doi.org/10.1016/j.
energi.2004.08.005.
[65] ETN. Turbin Gas Hidrogen. 2020.https://etn.global/wp-content/uploads/ 2020/01/
ETN-Hydrogen-Gas-Turbines-report.pdfTerakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[66] Dutka M, Ditaranto M, LHaivås T. Emisi NOx dan medan aliran turbulen dalam bluff body
burner yang dicampur sebagian dengan CH4dan H2bahan bakar. Energi Hidrogen Int J
2016;41:12397–410.https://doi.org/10.1016/j.ijhydene.2016.05.154.
[67] Brunetti I RN, Sigali S, Sonato G, Cocchi S MR ENEL Siklus gabungan nol emisi
Fusina: mengalami pembakaran hidrogen. POWER-GEN Eur 2010. https://
www.powerengineeringint.com/world-regions/europe/fusina-achievinglow-nox-
from-hydrogen-combined-cycle-power/. Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[68] Ansaldo Energia. Solusi Ansaldo Energia untuk pembakaran Hidrogen: maju cepat ke
Masa Depan Berbahan Bakar Hidrogen.https://www.ansaldoenergia.com/filead min/
Brochure/AnsaldoEnergia-HYDROGENTECHNOLOGY-20220622.pdf. Terakhir diakses
pada 2 Januari 2023.
[69] Goldmeer J. Power to Gas: Hidrogen untuk Pembangkit Listrik. GEA33861. Fuel Flex Gas Turbine
sebagai Pemberdaya Ekosistem Energi Karbon Rendah atau Reduksi 2019.
[70]Pflug V, Zindel E, Zimmermann G, Olvera OR, Pyc I, Trulley C. Power-to-X: Bisnis
penting menuju dunia bebas karbon. Gas dan Tenaga Siemens:
Kertas putih; 2019.
[71] Gazzani M, Chiesa P, Martelli E, Sigali S, Brunetti I. Menggunakan Hidrogen sebagai Bahan
Bakar Turbin Gas: Pembakar Api Premixed Versus Diffusive. Tenaga Turbin Gas J Eng
2014:136.https://doi.org/10.1115/1.4026085.
[72] Ditaranto M, Heggset T, Berstad D. Konsep siklus turbin gas berbahan bakar
hidrogen dengan resirkulasi gas buang: Penilaian kinerja proses. Energi 2020;
192:116646.https://doi.org/10.1016/j.energy.2019.116646.
[73] Ditaranto M, Li H, LHaivås T. Konsep siklus turbin gas berbahan bakar hidrogen
dengan resirkulasi gas buang: Penilaian kinerja pembakaran dan emisi. Kontrol
Gas Int J Greenh 2015;37:377–83.https://doi.org/10.1016/j. ijggc.2015.04.004.
[74]Eggart J, Thompson CE, Sasser J, Merine M. Pertimbangan Pengoperasian dan
Pemeliharaan Turbin Gas Tugas Berat. GE. Energi 2017.
[75] Ditaranto M, Saanum I, Larfeldt J. Studi eksperimental pada pembakaran bertekanan tinggi
amonia terurai: Bagaimana amonia paling baik digunakan dalam turbin gas? Proses
ASME Turbo Expo 2021.https://doi.org/10.1115/GT2021-60057.
[76] Valera-Medina A, Marsh R, Runyon J, Pugh D, Beasley P, Hughes T, dkk. Pembakaran
amonia-metana dalam pembakar pusaran tangensial untuk pembangkit listrik turbin
gas. Appl Energy 2017;185:1362–71.https://doi.org/10.1016/j. apenergy.2016.02.073.
M. Voldsund dkk.
[77] Ditaranto M, Saanum I, Larfeldt J. Studi Eksperimental Pada Pembakaran
Campuran Metana / Amonia Untuk Aplikasi Turbin Gas. Proses ASME Turbo Expo
2022. Rotterdam: American Society of Mechanical Engineers; 2022.https://doi.
org/10.1115/GT2022-83039.
[78] Kurata O, Iki N, Inoue T, Matsunuma T, Tsujimura T, Furutani H, dkk. Pengembangan ruang bakar NOx
rendah yang kaya-lean dan dapat dioperasikan dengan jangkauan luas untuk NH3
pembangkit listrik bahan bakar gas-turbin. Proses Pembakaran Proc 2019;37:4587–95.https://
doi.org/10.1016/j.proci.2018.09.012.
[79] Somarathne KDKA, Hatakeyama S, Hayakawa A, Kobayashi H. Studi numerik tentang turbin
gas beremisi rendah seperti ruang bakar untuk api pusaran amonia/udara yang
bergolak dengan injeksi udara sekunder pada tekanan tinggi. Hidrogen Int J
Energi 2017;42:27388–99.https://doi.org/10.1016/j.ijhydene.2017.09.089.
[80] Kobayashi H, Hayakawa A, Somarathne KDKA, Okafor EC. Ilmu pengetahuan dan teknologi
pembakaran amonia. Proc Combust Inst 2019;37:109–33.https://doi.org/10.1016/
j.proci.2018.09.029.
[81] Henshaw PF, D'Andrea T, Mann KRC, Ting DSK. Pembakaran udara amonia-metana pra-
campuran. Combust Sci Technol 2005;177:2151–70.https://doi.org/10.1080/
00102200500240695.
[82] Marasri S, Ewphun PP, Srichai P, Charoenphonphanich C, Karin P, Tongroon M, dkk.
Karakteristik Pembakaran Campuran Minyak Nabati-Diesel yang Diolah dengan Hidro di
bawah EGR dan Kondisi Pembakaran Suhu Rendah. Int J Automot Technol 2019;20:569–
78.https://doi.org/10.1007/s12239-019-0054-3.
[83] Kelayakan GE dari. Metanol sebagai Bahan Bakar Turbin Gas. Makalah Posisi GE; 2001.
https://www.cmsgx.com/wp-content/uploads/2015/12/GE-White-Paper-Feasibilityof-
Methanol-as-a-gas-turnbine-fuel.pdf. Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[84] Saxena P, Steele WC, Cowell LH. Kesesuaian biofuel cair dalam Solar(R) Turbin
menggabungkan turbin gas industri DLE. Turbin gas Soc karbon-netral. tanggal 10
Int. Turbin Gas Conf., 2021.
[85] Wärtsliä Finlandia Oy. Wartsila 31DF. Panduan Produk. 2019.https://cdn.wartsila.
com/docs/default-source/product-files/engines/df-engine/product-guide-w31df.
pdf?sfvrsn=96a9145_21Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[86] Solusi Energi. Program mesin kelautan. edisi ke-2; 2019.https://www. man-
es.com/marine/products/planning-tools-and-downloads/marine-engine-
program program. Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[87] MAN Diesel SE. L+V51/60DF Mesin Bahan Bakar Ganda Empat Tak. D2366337EN-N1.htt
ps://www.man-es.com/docs/default-source/document-sync/man-v51-60df-eng. pdf?
sfvrsn=f5059519_4. Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[88] Stenersen D., Thonstad O. Emisi GRK dan NOx dari mesin berbahan bakar gas. SINTEF
Samudera 2017.https://www.nho.no/siteassets/nox-fondet/rapporter/ 2018/methane-
slip-from-gas-engines-mainreport-1492296.pdf. Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[89]Solusi Energi MAN. MAN Cryo Melangkah Lebih Lanjut menuju Pengiriman yang Lebih Bersih dalam
sistem bahan bakar gas hidrogen cair Pertama di Dunia. Solusi Energi MAN 2018.
[90] Wartsila Corporation. Uji mesin amonia skala penuh pertama di dunia - langkah penting
menuju pengiriman bebas karbon 2020. www.wartsila.com/media/news/30-06- 2020-
world-s-first-full-scale-ammonia-engine-test—an -langkah-penting-menuju-pengiriman-
bebas-karbon-2737809.
[91] Solusi Energi MAN. Merekayasa mesin green-amonia dua langkah di masa depan. 2019.
[92] Wartsila Corporation. Wärtsilä meluncurkan program uji utama menuju solusi
bebas karbon dengan hidrogen dan amonia 2021. www.wartsila.com/media/
news/14-07-2021-wartsila-launches-major-test-programme-towards-carbon-
freesolutions-with-hydrogen- and-amonia-2953362 (diakses 23 September 2021).
[93] Mounaïm-Rousselle C, Brequigny P. Ammonia sebagai Bahan Bakar untuk Mesin Pengapian Busi
Rendah Karbon dari Mobil Penumpang Masa Depan. Depan. Mech Eng 2020:6.https://doi.org/
10.3389/fmech.2020.00070.
[94] Energi USD dari. Mengapa Teknologi SOFC? dan www.energy.gov/fe/why-
sofctechnology Terakhir diakses 23 September 2021.
[95]Konsultan RBS. Memajukan sistem energi Eropa: Sel bahan bakar stasioner dalam
pembangkitan terdistribusi. FCHJU 2015.
[96] Petrakopoulou F, Lee YD, Tsatsaronis G. Simulasi dan evaluasi exergetic CORpditangkap di
pembangkit listrik siklus gabungan sel bahan bakar padat-oksida. Appl Energy
2014;114:417–25.https://doi.org/10.1016/j.apenergy.2013.09.034.
[97]Layanan Teknis EG&G. Buku Pegangan Sel Bahan Bakar. Edisi ke-7. Kantor Energi Fosil: U.
S. Departemen Energi; 2004.
[98] Afif A, Radenahmad N, Cheok Q, Syams S, Kim JH, Azad AK. Sel bahan bakar yang diberi
amonia: tinjauan komprehensif. Perbarui Sustain Energy Rev 2016;60:822–35. https://
doi.org/10.1016/j.rser.2016.01.120.
[99]Weidner E, Ortiz Cebolla R, Davies J. Penerapan global sel bahan bakar stasioner
berkapasitas besar. Laporan Teknologi JRC; 2019.
[100] Tomczyk P. MCFC versus sel bahan bakar lainnya—Karakteristik, teknologi,
dan prospek. Sumber Daya J 2006;160:858–62.https://doi.org/10.1016/j.
jpowsour.2006.04.071.
[101] Usaha Sel Bahan Bakar dan Sambungan Hidrogen. Rencana Kerja dan Anggaran Tahun 2020
Tahun 2019.
[102] Vora SD, Jesionowski G, Williams MC, Ikhtisar AS. Program Sel Bahan Bakar Oksida
Padat Departemen Energi Energi Fosil untuk TA 2019. ECS Trans 2019;91:27–39.
https://doi.org/10.1149/09101.0027ecst.
[103] Program Sel Bahan Bakar Oksida Padat Natl Energy Technol Lab.https://netl.doe.gov/ca
rbon-management/fuel-cells. Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[104] Laboratorium Teknologi Energi Nasional. Sel bahan bakar oksida padat 2022.https://netl.
doe.gov/carbon-management/fuel-cells.
[105] Modul Kelautan.https://www.ballard.com/fuel-cell-solutions/fuel-cell-power-p
roducts/marine-modules. Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[106] Toshiba. Modul Sel Bahan Bakar 1MW untuk kapal Hidrogen 2019.https://static1.squares
pace.com/static/5d1c6c223c9d400001e2f407/t/5d79f6795ddeae1fad5c7bf3/1
16
Konversi dan Pengelolaan Energi: X 17 (2023) 100347
568274045588/Toshiba-1MW-FCmodule_20190527.pdfTerakhir diakses pada 2
Januari 2023.
[107] Soltanimehr S, Rezaei F, Rahimpour MR. Penilaian dampak emisi gas buang dari
sistem kogenerasi PEMFC. Curr Trends Futur Dev Membr, Elsevier 2020:49–64.
https://doi.org/10.1016/B978-0-12-817807-2.00003-4.
[108] Guo R, Li Q, Zhao N. Ikhtisar sistem sel bahan bakar yang terhubung ke jaringan untuk
dukungan jaringan. Laporan Energi 2022;8:884–92.https://doi.org/10.1016/j. egyr.2022.05.211
.
[109] Malik V, Srivastava S, Bhatnagar MK, Vishnoi M. Studi perbandingan dan analisis
antara Solid Oxide Fuel Cells (SOFC) dan Proton Exchange Membrane (PEM)
sel bahan bakar – Ulasan. Mater Today Proc 2021.https://doi.org/10.1016/j.
matpr.2021.04.203.
[110] Lokurlu A. Sel bahan bakar untuk aplikasi bergerak dan stasioner—analisis biaya untuk kombinasi
panas dan pembangkit listrik berdasarkan sel bahan bakar. Hidrogen Int J
Energi 2003;28:703–11.https://doi.org/10.1016/S0360-3199(02)00242-2.
[111] Bloom Energy Corporation A Primer to Understanding Fuel Cell Power Module
Life 2019 San Jose CA.
[112]perusahaan energi mekar. Server Energi Bloom ES5-300kW. Lembar data Produk;
2020.
[113] Adam A, Fraga ES, Brett DJL. Pilihan untuk desain layanan bangunan perumahan
menggunakan micro-CHP berbasis sel bahan bakar dan potensi integrasi panas. Appl
Energy 2015;138:685–94.https://doi.org/10.1016/j.apenergy.2014.11.005.
[114] García-Ortega M. Review Teknologi Sel Bahan Bakar dengan CORpTangkap untuk Sektor
Tenaga. Laporan GRK IEA. 2019. Tersedia di:https://www.ieaghg.or g/publications/
technical-reports/reports-list/9-technical-reports/950-2019-03-re view-of-fuel-cell-
technologies-with-co2-capture- untuk-sektor-listrikTerakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[115] Sistem Tenaga Mitsubishi Hitashi. Ikhtisar Sistem Sel Bahan Bakar. Megamie
https://power.mhi.com/products/sofcTerakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[116]PLTMH Sistem. Uji Demonstrasi Dimulainya Sistem Pembangkit Listrik Hybrid SOFC-MGT.
Menuju Peluncuran Komersial untuk Penggunaan Bisnis dan Industri 2016.
[117] Kobayashi Y, Ando Y, Kabata T, Nishura M, Tomida K, Matake N. Sistem Tenaga
Termal dengan Efisiensi Sangat Tinggi-Solid Oxide Fuel Cell (SOFC) Triple
Combinedcycle System. 2011.
[118] Tomida K, Kodo K, Kobayashi D, Kato Y, Suemori S, Urashita Y. Upaya Pengenalan
Sistem Hybrid SOFC-MGT ke Pasar. 2018.
[119] Sistem Tenaga Mitsubishi Hitashi. Inisiatif Sistem Pembangkit Listrik Sel Bahan Bakar
Generasi Berikutnya. Sel Bahan Bakar.https://power.mhi.com/products/sofc/technology/
approach-practical. Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[120] SC Singhal K. Kendall Sel Bahan Bakar Oksida Padat Temperatur Tinggi
2004 Desain dan Aplikasi Dasar. Elsevier Ltd.
[121]Korpås M, Warland L, He W, Tande JOG. Studi Kasus Pasokan Tenaga Angin Lepas
Pantai ke Rig Minyak dan Gas. Energi Procedia 2012;24:18–26.
[122]Dia W, Jacobsen G, Anderson T, Olsen F, Hanson TD, Korpås M, dkk. Potensi
Mengintegrasikan Tenaga Angin dengan Anjungan Minyak dan Gas Lepas Pantai. Wind
Eng 2010;34:125–37.
[123] Hywind Scotland Equinor. 2022.https://www.equinor.com/energy/hywind
- skotlandia. Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[124] IEA Angin Lepas Pantai. Pandangan 2019.https://www.iea.org/reports/offshor e-
wind-outlook-2019. Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[125] IEA. Faktor kapasitas tahunan rata-rata menurut teknologi 2018.https://www.iea.or g/
data-and-statistics/charts/average-annual-capacity-factors-by-technolo gy-2018
Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[126] Angin Eropa. Energi angin di Eropa. p. 2021.https://windeurope.org/intellige nce-
platform/product/wind-energy-in-europe-2021-statistics-and-the-outlook-for
- 2022-2026/. Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[127] Lautan Energi: Laut Utara 1 2022;https://oceansofenergy.blue/north-sea-1/.
Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[128] Reikard G, Robertson B, Bidlot JR. Menggabungkan energi gelombang dengan angin dan matahari:
Peramalan jangka pendek. Perbarui Energi 2015;81:442–56.https://doi.org/ 10.1016/
j.renene.2015.03.032.
[129] Sasaki W. Prediktabilitas kekuatan angin dan gelombang lepas pantai global. Int J Mar
Energy 2017;17:98–109.https://doi.org/10.1016/j.ijome.2017.01.003.
[130] Sandberg AB, Klementsen E, Muller G, de Andres A, Maillet J. Faktor-faktor kritis yang mempengaruhi
kelangsungan hidup konverter energi gelombang di resor mewah off-grid dan utilitas kecil.
Pertahankan 2016;8:1–22.https://doi.org/10.3390/su8121274.
[131] Babarit A, Hals J, Muliawan MJ, Kurniawan A, Moan T, Krokstad J. Studi tolok ukur
numerik dari pilihan konverter energi gelombang. Perbarui Energi 2012;41:44–
63.https://doi.org/10.1016/J.RENENE.2011.10.002.
[132] Samudera Corpower. Konsep energi gelombang Corpower 2022.https://corpowerocean.
com/wave-energy-technology/. Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[133] Rusu E, Onea F. Tinjauan tentang teknologi ekstraksi energi gelombang. Energi
Bersih 2018;2:10–9.https://doi.org/10.1093/ce/zky003.
[134] Ganea D, Amortila V, Mereuta E, Rusu E. Evaluasi bersama sumber energi angin dan
gelombang yang dekat dengan Kepulauan Yunani. Pertahankan 2017:9.https://doi.org/
10.3390/su9061025.
[135] Fusco F, Nolan G, Ringwood JV. Pengurangan variabilitas melalui kombinasi sumber
daya angin/gelombang yang optimal – Sebuah studi kasus di Irlandia. Energi
2010;35: 314–25.https://doi.org/10.1016/J.ENERGY.2009.09.023.
[136] IAEA, 2016. Kemajuan dalam Perkembangan Teknologi Reaktor Modular Kecil.
Tambahan untuk: IAEA Advanced Reactors Information System (ARIS)https://aris.
iaea.org/Publications/SMR-Book_2016.pdfTerakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[137] Badan Lingkungan Eropa. Intensitas emisi gas rumah kaca dari pembangkit listrik
di Eropa 2021.https://www.eea.europa.eu/data-and-maps/indicat
M. Voldsund dkk.
ors/review-of-the-electricity-production-3/assessment. Terakhir diakses pada 2
Januari 2023.
[138] Riboldi L, Völler S, Korpås M, Nord LO. Penilaian Terpadu Dampak Lingkungan
dan Ekonomi Elektrifikasi Anjungan Minyak Lepas Pantai. Energi 2019;12:2114.
https://doi.org/10.3390/en12112114.
[139] Martin Equinor. Linge streaming 2021.https://www.equinor.com/news/archive /
20210701-martin-linge-stream. Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[140] Carranza Sanchez Penilaian eksergi dan lingkungan platform lepas pantai FPSO dengan CO
2penangkapan dan penyimpanan. Tesis PhD, USP. 2017. doi:10,11606/T.
3.2017.tde-26062017-140458. Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[141] Roussanaly S, Aasen A, Anantharaman R, Danielsen B, Jakobsen J, Heme-De-Lacotte L, dkk.
Pembangkit listrik lepas pantai dengan penangkapan dan penyimpanan karbon untuk
mendekarbonisasi listrik daratan dan instalasi minyak dan gas lepas pantai: Analisis
teknoekonomi. Appl Energy 2019;233–234:478–94.https://doi.org/ 10.1016/
j.apenergy.2018.10.020.
[142] Jon C. Knudsen. Solusi Penangkapan Karbon, Pemanfaatan & Penyimpanan. JP Morgan, Tur
Transisi Energi, 3 Juni 2020.https://www.akersolutions.com/globalasset s/investors/
presentations/aker-solutions-carbon-capture-jun-2020.pdf.
[143] Tempat Tidur Berputar Berputar 2022.https://www.rpb-prospin.com/products.
Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[144] A. Strand D. Eimer J. YingHAI.Torvanger JA Svendsen K. Forthun dkk. Teknologi
Pengambilan CO2 Ringkas Baru 14th Int. Konf. Hijauh. Teknologi Kontrol Gas.
GHGT-14 2018 Melbourne.
17
Konversi dan Pengelolaan Energi: X 17 (2023) 100347
[145] Baker Hughes. Penangkapan Karbon Kompak 2022.https://www.bakerhughes.com/
process-solutions/compact-carbon-capture. Terakhir diakses pada 2 Januari 2023.
[146] Sipöcz N, Tobiesen FA. Pembangkit listrik siklus gabungan gas alam dengan CO2
capture – Peluang untuk mengurangi biaya. Kontrol Gas Int J Greenh 2012;7:98–106.
https://doi.org/10.1016/j.ijggc.2012.01.003.
[147] IEAGHG. Pembangkit Listrik Turbin Oxy-Combustion; 2015/05, Agustus, 2015. https://
ieaghg.org/docs/General_Docs/Reports/2015-05.pdf. Terakhir diakses pada 2 Januari
2023.
[148] Allam R, Martin S, Forrest B, Fetvedt J, Lu X, Freed D, dkk. Demonstrasi Siklus Allam:
Pembaruan Status Pengembangan Efisiensi Tinggi
Proses Daya Karbon Dioksida Superkritis Menggunakan Penangkapan Karbon
Penuh. Procedia Energi 2017;114:5948–66.https://doi.org/10.1016/j.
egypro.2017.03.1731.
[149] Kharel S, Shabani B. Hidrogen sebagai Solusi Penyimpanan Energi Skala Besar Jangka Panjang
untuk Mendukung Energi Terbarukan. Energi 2018:11.https://doi.org/10.3390/ en11102825.
[150] Lindtvedt JK. Ungu gelap. 2019https://energyvalley.no/wp-content/uploads/
2019/04/Deep-Purple-.pdf. Terakhir diakses pada 2 Juli 2021.
[151] Díaz-González F, Sumper A, Gomis-Bellmunt O, Villafáfila-Robles R. Tinjauan teknologi
penyimpanan energi untuk aplikasi tenaga angin. Perbarui Energi Berkelanjutan
Rev 2012;16:2154–71.https://doi.org/10.1016/j.rser.2012.01.029.
[152] IPCC. Perubahan Iklim 2021 Dasar Ilmu Fisika. Kontribusi Kelompok Kerja I
terhadap Laporan Kajian ke-6 Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim.
2021.