Anda di halaman 1dari 74

TEKNIK ANALISIS

KUANTITATIF KONDISI
PERFOMANSI LALU LINTAS
DAN TINGKAT PELAYANAN
LALU LINTAS
Dr Juny Andry Sulistyo, ST, MT
MAGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG SEMARANG
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Menerapkan Green Building Transportation
2. Mengetahui Konsep Wilayah dalam Logistik
Indonesia
3. Peran Integrasi Moda Transportasi Terhadap
Sistem Logistik

ANALISIS KUANTITATIF KONDISI PERFOMANSI LALU


LINTAS DAN TINGKAT PELAYANAN LALU LINTAS
Suatu yang tidak dikehendaki, sebagian suara dari sistem
Kebisingan transportasi yang tidak di kehendaki, terutama sangat
mengganggu manusia atau makhluk hidup lainnya.

BANGUNAN PEREDAM
BISING

Fungsi : Untuk mengurangi dan meredam kebisingan


yang diakibatkan lalu lintas kendaraan bermotor
Bangunan Peredam Bising

Kedap Suara
Tahan Gempa
LATAR BELAKANG
• Mengapa Jalan Hijau
• Seberapa penting?
• Fakta Penting
• emisi global
• konsumsi energi bangunan dan gedung kantor Indonesia
• Komitmen
• Amanat Undang-Undang
Mengapa Trasnport Hijau?

Gedung Hijau dan Jalan hijau



Mempraktekkan
peningkatan efisiensi ,
memanfaatkan sumberdaya
seperti energi, air, dan
material..
selain mengurangi dampak
negatif bagi kesehatan
manusia dan lingkungan.
Mengapa Gedung Hijau Penting?

Bangunan menyebabkan Emisi gas rumah kaca


40% dari emisi gas meningkatkan gejala
rumah kaca global perubahan iklim

Gedung Hijau mengurangi biaya operasi 20-40%


Penghematan dana dapat digunakan untuk

Mengganti sistem Menambah Meningkatkan Meningkatkan


mekanik yang fasilitas/layanan penghasilan keuntungan
usang gedung pegawai

Manfaat Lainnya

Menciptakan
Meningkatkan nilai Memperbaiki kesehatan dan
lapangan kerja
properti produktifitas penghuni
konstruksi
Emisi Bangunan Global

Source: IPCC A1 scenario, www.ipcc.ch

Lebih dari 50% konstruksi baru pada


dekade mendatang diperkirakan berada di Asia.
Source: Pike Research, September 2011.
Konsumsi Energi Bangunan Indonesia

Konsumsi listrik untuk Pendingin Udara (AC)


dan Lampu Penerangan sebesar 80% dari
total konsumsi listrik pada suatu gedung.
LATAR BELAKANG KOMITMEN PEMERINTAH TERHADAP
MITIGASI PERUBAHAN IKLIM

PERATURAN TERKAIT

1. Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;


2. Ratifikasi Konvensi Kerangka PBB tentang Perubahan Iklim lewat, UU No. 6/1994;
3. Ratifikasi Protokol Kyoto lewat UU No. 17/2004;
4. Perpres No. 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah kaca;
5. Inpres No. 13 Tahun 2011 tentang Penghematan Energi dan Air;

RENCANA AKSI
GAS RUMAH KACA

1. Komitmen Indonesia secara sukarela menurunkan emisi GRK sebesar 26% pada tahun 2020 dari kondisi Business as
Usual/BAU, dan menjadi 41% apabila ada dukungan pendanaan internasional;
2. Dalam sektor energi dan transportasi, terdapat potensi efisiensi penghematan energi terkait bangunan gedung, bersumber dari
: sektor industri (15-30%), sektor rumah tangga (10-20%), dan sektor komersial (10-20%);
3. Dilakukan melalui audit penggunaan energi dan penerapan standar konservasi energi untuk BG

Sumber: Kemen PUPR, 2016


Latar Belakang
Sektor Bangunan
Peraturan bangunan dan standar
penerapan, jika dirancang dengan
baik dan dilaksanakan, akan menjadi
salah satu instrumen pengurangan
emisi yang ramah lingkungan dan
hemat biaya
Gambar Emisi gas CO2 berdasarkan
sektor ekonomi

• Kemajuan teknologi , pengetahuan dan kebijakan berpeluang untuk


menstabilkan atau mengurangi penggunaan energi global oleh sektor
bangunan.
• Untuk bangunan baru, penerapan Peraturan Bangunan Hemat Energi
merupakan faktor penting untuk pengurangan konsumsi energi.
• Retrofit Bangunan menjadi bagian penting dari strategi pengurangan untuk
bangunan yang telah ada, dan pengurangan konsumsi energi (sebesar 50 -
90% pada bangunan individu).

Sumber : IPCC, 2014: Summary for Policymakers. In: Climate Change 2014: Mitigation of Climate Change.
Contribution of Working Group III to the Fifth Assessment Report of the Intergovernmental Panel
on Climate Change
LATAR BELAKANG
AMANAT BANGUNAN GEDUNG HIJAU PADA
UU NO. 28/2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG

Pasal 3:
yang
Pengaturan bangunan gedung bertujuan untuk mewujudkan bangunan gedung
fungsional dan sesuai dengan tata bangunan gedung yang
serasi dan selaras dengan lingkungannya

BANGUNAN BERKELANJUTAN

Sumber: Kemen PUPR, 2016 13


START THINKING GREEN
Konsep Bangunan
Gedung Hijau
PROGRAM
KONSERVASI
AIR DAN ENERGI
KONSEP BGH
DEFINISI

Bangunan Jalan Hijau adalah:

“Jalan yang memenuhi persyaratan dan


memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam
penghematan energi, air, dan sumber daya lainnya
melalui penerapan prinsip Jalan hijau sesuai
dengan fungsi dan klasifikasi dalam setiap
tahapan penyelenggaraannya”

Peraturan Menteri PUPR No.02/PRT/M/2015 Tentang


Bangunan Gedung Hijau

Sumber: Kemen PUPR, 2016 16


Peraturan Bangunan Gedung Hijau
Pergub DKI No. 38/2012 tentang Bangunan Gedung Hijau

• Efektif berlaku mulai tahun 2013 Persyaratan Teknis


• Bersifat Wajib untuk bangunan baru
dan bangunan existing
• Bangunan existing melaporkan Efisiensi Energi
penggunaan listrik, air dan program
konservasinya.
Efisiensi Air
Rumah
Sakit & Kualitas Udara
Kantor,
Hotel: dalam Ruang
LB ≥ 20.000
Apartmen & m2 Pengelolaan Lahan dan
komersil (mall)
Limbah
: Sekolah/Kamp
LB ≥ 50.000 m2 us :
LB ≥ 10.000 m2 Pelaksanaan Kegiatan
Konstruksi
LB: Luas Batasan Seluruh Lantai
Bangunan
Persyaratan Operasional
(Bangunan Existing)
Jakarta GB Roadmap Suggestions- 15/7/14
POTENSI PENGURANGAN EMISI, KONSUMSI ENERGI DAN
PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK (2013-2016)

sumber : buku Jakarta grand design green building


Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki

Di Indonesia dimensi tersebut seharusnya


memadai, namun yang menjadi
pertimbangan adalah karakteristik bawaan
pejalan kaki
Bangunan Peredam Bising dipengaruhi
oleh:

01
Panjang dan Tinggi Bangunan

02 Sifat Transmitif

03 Reflektif atau Abortif

PRINSIP
KERJA
BPB
Kebutuhan ruang dan fasilitas untuk difable
Lebar Lajur Sepeda
KETENTUAN LEBAR LAJUR SEPEDA
Jika ada lajur khusus bus,
Untuk jalan tanpa pembatas lalu lajur sepeda terletak diantara
lintas, lebar paling kecil lajur jalan kendaraan dan lajur
sepeda adalah 1,2 m khusus bus

Jika terdapat parkir kendaraan di badan jalan


dengan menggunakan marka khusus parkir,
lajur sepeda harus terletak diantara area parkir
dan lajur kendaraan dengan lebar paling kecil
lajur sepeda adalah 1,5 m
Potongan Melintang dan Memanjang Lajur Sepeda di Persimpangan dengan Bundaran
Ruang Henti Kendaraan

Mengatur tempat antrian sepeda motor dengan kendaraan


roda empat atau lebih pada saat berhenti di pendekat
simpang bersinyal selama nyala merah.
Contoh Penempatan RHK
Tipe – Tipe RHK

RHK Tipe P

RHK Tipe Kotak


KONSEP COMPACT CITY Keuntungan Compact City

Save
Save Save
mone
time lives
y

Save
Save materia
Save
energ l
land
y resourc
e

Reduce air and


noise pollution
SPESIFIKASI
SMART CITY
TRANSPORTATI
ON
DARAT

MENGHAMBAT
EKONOMI
INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN TERBESAR

SANGAT LUAS !!!

PERINGKAT LUAS WILAYAH DARATAN PERAIRAN


NO NEGARA
DUNIA
KM2 % KM2 % KM2
1 RUSIA 1 17,098,242 95.79 16,377,742 4.21 720,500
2 USA 3 9,826,675 93.24 9,162,392 6.76 664,283
3 CHINA 4 9,596,960 97.20 9,328,245 2.80 268,715
4 BRAZIL 5 9,014,077 99.03 8,926,640 0.97 87,437
5 AUSTRALIA 6 7,686,850 99 7,609,982 1.00 76,869
6 INDIA 7 3,287,590 90.44 2,973,296 9.56 314,294
7 INDONESIA* 15 5,180,053 37.11 1,922,570 62.89 3,257,483
8 JEPANG 61 377,835 99.18 374,744 0.82 3,091
9 FILIPINA 72 300,000 99.40 298,200 0.60 1,800.00
*berdasarkan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)
Sumber: CIA: The World Factbook (2012)
LAUT Macam Pelabuhan, Segi Penyelenggaraan:

Pelabuhan Khusus
Pelabuhan Umum Untuk kepentingan sendiri guna
Untuk kepentingan pelayanan umum, menunjang kegiatan tertentu. Tidak
dilakukan oleh pemerintah dan boleh digunakan untuk kepentingan
pelaksanaannya dapat dilimpahkan umum kecuali dalam keadaan
kepada bahan usaha milik negara tertentu

Macam Pelabuhan, Segi Fungsi Perdagangan Nasional dan Internasional

Pelabuhan Laut
Pelabuhan yang bebas dimasuki oleh Pelabuhan Pantai
kapal asing. Biasanya dilabuhi kapal Untuk perdagangan dalam negeri
yang membawa barang ekspor/impor dan tidak bebas disinggahi oleh
secara langsung ke atau dari luar kapal asing
negeri
INDUSTRI DI PERAN DAN FUNGSI
INDONESIA PELABUHAN

Transportasi laut sangat


berperan penting dalan
Distribusi barang di Indonesia

Pelabuhan Industri
Infrastruktur transportasi laut Perekonomian Wilayah

Distribusi domestik barang di


Indonesia di pengaruhi pelayanan
dan pengelolaan pelabuhan
secara efektif dan efisien
STRUKTUR PELABUHAN INDONESIA
DAN POLA SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI LAUT

Pelabuhan Komersial
Trayek Pelayaran Komersil
Trayek Pelayaran Perintis
Indonesia memiliki garis pantai terpanjang
keempat di dunia dengan panjang 95.181 km,
dengan demikian rata-rata terdapat 1
pelabuhan setiap ±40 km garis pantai.
POTENSI HIGH ACCESS

Integrasi ekonomi
melalui penguatan
konektivitas antar
pulau dan Konektivitas yang Implementasi TOL
domestik- efektif dan efisien
internasional dapat tercapai LAUT.
merupakan dengan transportasi
kebutuhan bagi maritim yang
terintegrasi (sistem
negara kepulauan logistik nasional)
(Indonesia)

Konektivitas laut yang efektif berupa


adanya kapal yang melayari secara rutin
dan terjadwal dari barat sampai ke timur
Peluang bagi industri berbasis komoditi
TOL LAUT wilayah (memudahkan dalam distribusi
barang )
KONSEP TOL LAUT
A. LOGISTIK DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Konsep Tol Laut akan


mempermudah akses menuju
perdagangan Internasional.
Indonesia dapat memiliki peran
yang signifikan dalam
mendukung distribusi logistik
internasional.
B. KONSEP WILAYAH DEPAN DALAM LOGISTIK INDONESIA

Tol Laut memberikan


peluang industri kargo /
logistik nasional untuk
berperan dalam distribusi
internasional.

Untuk menjadi pemain di negeri sendiri


Pemerintah telah menetapkan dua
pelabuhan yang berada di wilayah
depan sebagai hub-internasional, yaitu
pelabuhan Kuala Tanjung dan
pelabuhan Bitung.
C. KONSEP PELABUHAN HUB DAN PELABUHAN FEEDER
Distribusi logistik di wilayah Diteruskan ke
depan (pelabuhan hub pelabuhan feeder Diteruskan ke sub-
internasional) akan dihubungkan (pelabuhan feeder (pelabuhan
ke wilayah dalam melalui pengumpan) rakyat)
pelabuhan hub nasional
(pelabuhan pengumpul)
PEMETAAN LOKASI PELABUHAN LAUT DI INDONESIA

NO
FEEDER NO. FEEDER
.
Pelabuhan Balikpapan /
1 Pelabuhan Malahayati 11 Kariangau
Pelabuhan Samarinda / Pelabuhan Utama
2 Pelabuhan Batam 12 Palaran
Pelabuhan Jambi (Talang Pelabuhan Feeder
3 Duku) 13 Pelabuhan Tenau / Kupang
4 Pelabuhan Palembang 14 Pelabuhan Pantoloan No. Utama
5 Pelabuhan Panjang 15 Pelabuhan Ternate
6 Pelabuhan Teluk Bayur 16 Pelabuhan Kendari 1 Pelabuhan Belawan / Kuala Tanjung
Pelabuhan Tg. Emas / 2 Pelabuhan Tg. Priok/ Kalibaru
7 Semarang 17 Pelabuhan Sorong 3 Pelabuhan Tg. Perak
8 Pelabuhan Pontianak 18 Pelabuhan Ambon 4 Pelabuhan Makassar
9 Pelabuhan Banjarmasin 19 Pelabuhan Jayapura 5 Pelabuhan Bitung
4. PELABUHAN STRATEGIS TOL LAUT

Untuk merealisasikan rute/jaringan pelayaran, perlu kebijakan strategis:

1. Penataan jaringan
trayek angkutan laut
2. Perluasan jaringan
trayek, peningkatan
frekuesi layanan,
peningkatan keandalan
kapal untuk angkutan
laut dan keperintisan
3. Optimalisasi
penyelenggaraan PSO
angkutan laut
penumpang/barang
5. PEMBANGUNAN GALANGAN KAPAL MENDUKUNG TOL LAUT

Untuk merealisasikan,
diperlukan:

1. Pembangunan
galangan kapal baru,
yang berteknologi
canggih dan efisien
2. Penyusunan payung
humum
3. Insentif dan perhatian
khusus dari pemerintah
Peran & Fungsi angkutan penyebrangan

Bagian dari subsistem transportasi darat


dalam SISTRANAS

Mendukung pertumbuhan dan


pelayanan sektor lainnya, berfungsi
multiplier effect

Mendukung pembangunan
daerah/nasional secara keseluruhan
SEIRING PERKEMBANGAN, ARMADA FERRY DIFUNGSIKAN
UNTUK PENGALIHAN MODA DARI TRANSPORTASI JALAN
MELALUI PENGEMBANGAN COASTAL SHIPPING
GAMBARAN KONDISI PEREKONOMIAN
INDONESIA SECARA NASIONAL
KALIMANTAN – Kurangnya PAPUA- Kontur wilayah
Infrastruktur di wilayah Perbukitan dan Pegunungan
Perbatasan
SULAWESI
MALUKU- Wilayah Kepulauan
Populasi : 5.8% Populasi : 7.31%
Populasi : 2.60%
% Area : 28.1% % Area : 9.90%
% Area : 26.53%
%PDRB : 9.30% %PDRB : 4.74%
%PDRB : 2.06%

SUMATERA
Populasi : 21.3%
% Area : 24.7%
%PDRB : 23.7%

JAVA – 57.5% Populasi


Nasional berada di Jawa
Populasi : 57.5% BALI DAN NUSA TENGGARA
% Area : 6.90% Populasi : 5.50%
%PDRB : 57.6% % Area : 3.87%
%PDRB : 2.51%

Sumber : BPS, diolah (2014)


*) Data BPS Tahun 2015 belum tersedia
DISTRIBUSI DOMESTIK LOGISTIK DI INDONESIA

BELAWAN

BITUNG
BATAM
SORONG
JAYAPURA

AMBON
POMAKO

MAKASSAR
JAKARTA
SURABAYA

MERAUKE
PENGEMBANGAN KORIDOR EKONOMI INDONESIA
KORIDOR EKONOMI PULAU JAWA
PENGEMBANGAN KORIDOR JAWA

Sektor Fokus
Ind. Makanan & Minuman - Kebutuhan Infrast. Kunci
Difokuskan untuk menghilangkan
Umum hambatan agar dapat memanfaatkan Pelabuhan:
Terdiri dari 4 pusat ekonomi: Jakarta, pertumbuhan per-mintaan domestik. • Jakarta, Semarang, Surabaya
Bandung, Semarang and Surabaya Jalan/Kereta Api:
Textiles – Merebut pasar domestik dari • Double-Double railway track Jakarta-
PDRB Koridor diperkirakan serangan impor dengan memperkuat
berkembang ~5-6X Surabaya
produksi domestik. • Trans Java toll road (Jakarta-Cikampek-
• Dari 303 mil US$ menjadi 1.573 mil
Peralatan Transport (termasuk Cirebon-Semarang-Surabaya
US$ di 2025
otomotif dan galangan kapal) – Pembangkit Listrik untuk Jawa
• Pertumbuhan diproyeksikan 11,6%,
Pengemb. kemampuan produksi di • Perkuatan interkoneksi dengan Grid Sumatera
dibanding-kan 6,1% tanpa
komponen nilai tambah tinggi dan • Peningk pembangkit di Jawa Barat dan Jawa
pengembangan koridor. pengemb keterkaitan dengan supplier Tengah dengan geothermal dan gasifikasi
Sumber : Menko Perekonomian, 2010 lokal. batubara.
Pengembangan Klaster
Industri Berbasis
Migas (petrokimia):
Cilegon
JAWA SEBAGAI TUMPUAN
• Metropolitan Jabodetabek (MPA)
• Salah satu konsentrasi kegiatan Pengembangan Klaster
industri manuaktur terbesar di Industri Berbasis Migas
Asia (petrokimia): Gresik dan
Tuban
Ke Pontianak
Ke Batam Pengembangan Klaster
Ke Industri Galangan Kapal :
Lamongan Ke Ke Sulawesi
Kalimantan &
Sulawesi Balikpapan
dan
Samarinda Ke Indonesia
Ke Timur
Banjarmasin

Ke Bagian
Barat Sumatera Jakarta Semarang
Surabaya
Bandung
Ke Bali & N.
Tenggara

Simpul Industri makanan


Simpul Industri Tekstil
Simpul Manufaktur Mesin dan Alat Angkut
Usulan Lokasi KEK
• Metropolitan
Kawasan/Klaster Industri Gerbangkertosusila
Jaringan pelayaran domestik • Berpotensi menjadi pusat utama
Jalur utama keluar koridor kegiatan industri manufaktur di
masa depan
Sumber : Menko Perekonomian, 2010
KAWASAN INDUSTRI DI
SEMARANG
DISTRIBUSI HASIL INDUSTRI DI JAWA TENGAH
TANJUNG
EMAS

Distribusi Industri di Jawa Tengah


INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI PENUNJANG
DISTRIBUSI HASIL INDUSTRI DI JAWA TENGAH

Integrasi antar
Moda Transportasi
masih terbilang
minim
PERAN INTEGRASI MODA TRANSPORTASI
TERHADAP SISTEM LOGISTIK
Proses logistik untuk mengoptimalkan Pengaruh Harga Barang Terhadap Jarak
faktor produksi, (optimasi biaya, waktu
dan kualitas). Harga barang dipengaruhi
oleh jarak produksi :
1. Biaya produksi, daerah produksi.

2. Biaya pergudangan dan lokasi


penempatan gudang untuk
melakukan dekonsolidasi.

3. Faktor kualitas dari produksi,


dekonsolidasi dan transportasi

4. Biaya moda transportasi dan waktu


yang diperlukan.
Mudjiastuti Handajani (2016)
Perbandingan Indeks Kinerja Logistik
Indonesia 2007/2010

Inefisiensi
distribusi
penumpang dan
barang yang
menimbulkan
biaya tinggi

Henry Sandee (2010)


TRANSFORMASI TRANSPORTASI KE TEKNOLOGI
INFORMASI
PERKEMBANGAN
INOVASI
STRUKTUR
SUSTAINABLE
TRANSPORTATION

Sample Footer Text


2/7/20XX 60
Teknologi Konstruksi Inovatif Masa
Depan

Robot Humanoid

Robot ini penampilan keseluruhannya dibentuk


berdasarkan tubuh manusia dan mampu melakukan
interaksi dengan peralatan maupun lingkungan yang
dibuat untuk manusia. Robot humanoid diciptakan
sebagai respon terhadap kurangnya tenaga kerja
terampil yang melanda sebagian besar industri padat
karya, terutama di negara maju. Dalam bidang
konstruksi, robot humanoid mampu melakukan tugas
fisik dasar seperti memasang drywall secara mandiri,
melakukan pekerjaan sebagai tukang batu semi-
otomatis hingga dapat mengikat tulangan di jembatan
dalam waktu setengah dari waktu yang dibutuhkan 2/7/20XX 61
Robot Rayap

Berbeda dengan robot humanoid yang dibuat


menyerupai manusia, robot rayap terdiri dari ratusan
robot kecil berkaki atau beroda empat yang dirancang
untuk bekerja sama seperti sekumpulan serangga.
Kawanan robot ini dapat dengan aman memperbaiki
infrastruktur di lokasi banjir atau lokasi yang sulit
dijangkau dan berbahaya bagi pekerja manusia.
Bahkan, dapat membangun struktur yang tidak
mungkin dijangkau manusia, seperti di laut dalam atau
bahkan di permukaan planet lain.

Sample Footer Text 2/7/20XX 62


KERETA CEPAT Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menggunakan generasi
terbaru CR400AF. Memiliki panjang trase 142,3 km yang
terbentang dari Jakarta hingga Bandung, Kereta Cepat Jakarta-
Bandung memiliki empat stasiun pemberhentian Halim,
Karawang, Padalarang, Tegalluar dengan satu depo yang
berlokasi di Tegalluar. Setiap stasiun akan terintegrasi dengan
moda transportasi massal di setiap wilayah.
Pembangunannya dilakukan secara masif untuk mengejar target
operasional akhir tahun 2022 mendatang. Dari total panjang
trase kereta cepat, lebih dari 80 km di antaranya memiliki struktur
elevated sedangkan sisanya berupa 13 tunnel dan subgrade.
Beberapa fasilitas sementara seperti Batching Plant dan Casting
Yard dibangun di beberapa titik kritis untuk mendukung
percepatan proses pembangunan.
2/2/20XX PRESENTATION TITLE 63
TOPIC ONE
MULTI LANE FREE FLOW
TAHAPAN MENUJU IMPLEMENTASI MLFF

TAPTAP E-MONEY
UANG ELEKTRONIK FREEFLOW
FREE FLOW

MLFF GANTRY

2017 - 2022 Q4 2022 – Q4 2023 Awal 2024


MASA
SISTEM FULL SISTEM
TRANSISI
EKSISTING MLFF
Pembayaran
Pembayaran secara menggunakan kartu Tidak ada gardu tol, data
masih dapat dilakukan & yang dibutuhkan untuk:
nontunai dilakukan
50% (paling sedikit 20%) •Pembayaran
di gardu tol
dari gardu di gerbang tol dikumpulkan melalui
menggunakan GNSS
mengakomodir
kartu elektronik •Law enforcement
pembayaran nontunai
melalui ANPR
nirsentuh*
*Permen PUPR No. 18 tahun 2020 ttg Transaksi Tol Nontunai Nirsentuh di Jalan Tol
Building Information Modeling (BIM) adalah
seperangkat teknologi, proses, dan kebijakan
yang memungkinkan banyak pemangku
kepentingan untuk merancang, membangun,
dan mengoperasikan Fasilitas secara kolaboratif
dalam ruang virtual. Sebagai sebuah istilah, BIM
telah berkembang pesat selama bertahun-tahun
dan sekarang menjadi 'ekspresi inovasi digital
saat ini' di seluruh industri konstruksi. Ini adalah
proses berbasis model 3D cerdas yang biasanya
memerlukan rencana eksekusi BIM untuk
pemilik, arsitek, insinyur, dan kontraktor atau
profesional konstruksi untuk merencanakan,
merancang, membangun, dan mengelola
bangunan dan infrastruktur dengan lebih efisien

BIM BUILDING INFORMATION


MODELING (BIM)
“Dengan teknologi BIM (Building Information
Modeling), satu atau beberapa model virtual
gedung dibuat secara digital. Model ini
mendukung seluruh fase desain, memungkinkan
analisis dan kontrol yang lebih baik dari proses
manual. Setelah selesai, model yang dibuat akan
berisi geometri dan data akurat yang dibutuhkan
untuk mendukung aktivitas konstruksi, pabrikasi,
dan pengadaan dalam rangka merealisasikan
TEACH A COURSE
gedung tersebut.” 68
PENERAPAN BIM

Contoh Penerapan BIM pada Konstruksi Contoh Penerapan BIM pada Konstuksi Jalan
Jalan Tol Pekanbaru - Dumai Tol Semarang - Demak
Visual BIM 3D Visual Lapangan

Visual Metode Pelaksanaan

Tahap 1 Tahap 2
INTELLIGENT TRANSPORT SYSTEM (ITS)
Sistem Transportasi Cerdas dapat membuka manfaat
besar dalam hal keselamatan, efisiensi, dan kinerja
lingkungan untuk mobilitas dan pergerakan barang.
Namun dengan pesatnya inovasi, memastikan
interoperabilitas dan harmonisasi solusi teknologi antar
negara tetap menjadi tantangan utama untuk
mewujudkan potensi mereka dalam skala besar.
INISIATIF TEKNOLOGI SAAT INI: DI MANA KITA?
PENGELOLAAN JALAN TOL

WFE: Work From Sistem Pemantauan AI untuk deteksi dan


Everywhere Kesehatan Struktural prediksi kerusakan
Jembatan permukaan perkerasan

Ruang Kontrol Lalu


Lintas (PT Jasa ANALISIS BIG DATA MANAGEMEN INFO PUBLIK
KESEDIAAN FASILITAS BPJT INFO
Marga) Sistem Pendukung PROSES BISNIS INFRASTRUKTUR
Pengawasan INTERNAL (Kekuatan Struktur
UMUM BAGI super app untuk
PENGENDARA
Keputusan Strategis dan Kinerja) pengguna jalan tol
Super (Ritel, penginapan)

Platform
INTERCHANGEABILIT AS
KONSOLIDASI TRANSAKSI INFORMASI INTERAKSI
INTEROPERABILITAS
(Utama, Layanan
(Sistem di Jalan Tol– PENGGUNA PANDUAN KENDARAAN
Tambahan)
(back-end, front-end)
ERP) RUTE TROTOAR
(Jalan-Rel-Pelabuhan)

MLFF
MANAJEMEN ASET KESELAMATAN & Deteksi
MANAJEMEN
Persetujuan Pemerintah- RESPON BENCANA PENEGAKAN SECARA
LINGKUNGAN
Emisi CO2
Pemegang Konsesi (Banjir, kemacetan) ELEKTRONIK Kendaraan
Desain dan (Kecelakaan, kematian,
(Inti-Non Inti) emisi, polusi)
Progres Kepatuhan
Konstruksi Tingkat
Layanan
MEDIVAC Electronic Traffic Law
Evakuasi Udara Enforcement (ETLE)

Deteksi Kelebihan Beban


TEKNOLOGI MATRASS BAMBU

TEACH A COURSE 72
FIRST LESSON SUMMARY
TAHAPAN MATRASS BAMBU

TEACH A COURSE 73

Anda mungkin juga menyukai