KUANTITATIF KONDISI
PERFOMANSI LALU LINTAS
DAN TINGKAT PELAYANAN
LALU LINTAS
Dr Juny Andry Sulistyo, ST, MT
MAGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN
AGUNG SEMARANG
CAPAIAN PEMBELAJARAN
1. Menerapkan Green Building Transportation
2. Mengetahui Konsep Wilayah dalam Logistik
Indonesia
3. Peran Integrasi Moda Transportasi Terhadap
Sistem Logistik
BANGUNAN PEREDAM
BISING
Kedap Suara
Tahan Gempa
LATAR BELAKANG
• Mengapa Jalan Hijau
• Seberapa penting?
• Fakta Penting
• emisi global
• konsumsi energi bangunan dan gedung kantor Indonesia
• Komitmen
• Amanat Undang-Undang
Mengapa Trasnport Hijau?
Manfaat Lainnya
Menciptakan
Meningkatkan nilai Memperbaiki kesehatan dan
lapangan kerja
properti produktifitas penghuni
konstruksi
Emisi Bangunan Global
PERATURAN TERKAIT
RENCANA AKSI
GAS RUMAH KACA
1. Komitmen Indonesia secara sukarela menurunkan emisi GRK sebesar 26% pada tahun 2020 dari kondisi Business as
Usual/BAU, dan menjadi 41% apabila ada dukungan pendanaan internasional;
2. Dalam sektor energi dan transportasi, terdapat potensi efisiensi penghematan energi terkait bangunan gedung, bersumber dari
: sektor industri (15-30%), sektor rumah tangga (10-20%), dan sektor komersial (10-20%);
3. Dilakukan melalui audit penggunaan energi dan penerapan standar konservasi energi untuk BG
Sumber : IPCC, 2014: Summary for Policymakers. In: Climate Change 2014: Mitigation of Climate Change.
Contribution of Working Group III to the Fifth Assessment Report of the Intergovernmental Panel
on Climate Change
LATAR BELAKANG
AMANAT BANGUNAN GEDUNG HIJAU PADA
UU NO. 28/2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG
Pasal 3:
yang
Pengaturan bangunan gedung bertujuan untuk mewujudkan bangunan gedung
fungsional dan sesuai dengan tata bangunan gedung yang
serasi dan selaras dengan lingkungannya
BANGUNAN BERKELANJUTAN
01
Panjang dan Tinggi Bangunan
02 Sifat Transmitif
PRINSIP
KERJA
BPB
Kebutuhan ruang dan fasilitas untuk difable
Lebar Lajur Sepeda
KETENTUAN LEBAR LAJUR SEPEDA
Jika ada lajur khusus bus,
Untuk jalan tanpa pembatas lalu lajur sepeda terletak diantara
lintas, lebar paling kecil lajur jalan kendaraan dan lajur
sepeda adalah 1,2 m khusus bus
RHK Tipe P
Save
Save Save
mone
time lives
y
Save
Save materia
Save
energ l
land
y resourc
e
MENGHAMBAT
EKONOMI
INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN TERBESAR
Pelabuhan Khusus
Pelabuhan Umum Untuk kepentingan sendiri guna
Untuk kepentingan pelayanan umum, menunjang kegiatan tertentu. Tidak
dilakukan oleh pemerintah dan boleh digunakan untuk kepentingan
pelaksanaannya dapat dilimpahkan umum kecuali dalam keadaan
kepada bahan usaha milik negara tertentu
Pelabuhan Laut
Pelabuhan yang bebas dimasuki oleh Pelabuhan Pantai
kapal asing. Biasanya dilabuhi kapal Untuk perdagangan dalam negeri
yang membawa barang ekspor/impor dan tidak bebas disinggahi oleh
secara langsung ke atau dari luar kapal asing
negeri
INDUSTRI DI PERAN DAN FUNGSI
INDONESIA PELABUHAN
Pelabuhan Industri
Infrastruktur transportasi laut Perekonomian Wilayah
Pelabuhan Komersial
Trayek Pelayaran Komersil
Trayek Pelayaran Perintis
Indonesia memiliki garis pantai terpanjang
keempat di dunia dengan panjang 95.181 km,
dengan demikian rata-rata terdapat 1
pelabuhan setiap ±40 km garis pantai.
POTENSI HIGH ACCESS
Integrasi ekonomi
melalui penguatan
konektivitas antar
pulau dan Konektivitas yang Implementasi TOL
domestik- efektif dan efisien
internasional dapat tercapai LAUT.
merupakan dengan transportasi
kebutuhan bagi maritim yang
terintegrasi (sistem
negara kepulauan logistik nasional)
(Indonesia)
NO
FEEDER NO. FEEDER
.
Pelabuhan Balikpapan /
1 Pelabuhan Malahayati 11 Kariangau
Pelabuhan Samarinda / Pelabuhan Utama
2 Pelabuhan Batam 12 Palaran
Pelabuhan Jambi (Talang Pelabuhan Feeder
3 Duku) 13 Pelabuhan Tenau / Kupang
4 Pelabuhan Palembang 14 Pelabuhan Pantoloan No. Utama
5 Pelabuhan Panjang 15 Pelabuhan Ternate
6 Pelabuhan Teluk Bayur 16 Pelabuhan Kendari 1 Pelabuhan Belawan / Kuala Tanjung
Pelabuhan Tg. Emas / 2 Pelabuhan Tg. Priok/ Kalibaru
7 Semarang 17 Pelabuhan Sorong 3 Pelabuhan Tg. Perak
8 Pelabuhan Pontianak 18 Pelabuhan Ambon 4 Pelabuhan Makassar
9 Pelabuhan Banjarmasin 19 Pelabuhan Jayapura 5 Pelabuhan Bitung
4. PELABUHAN STRATEGIS TOL LAUT
1. Penataan jaringan
trayek angkutan laut
2. Perluasan jaringan
trayek, peningkatan
frekuesi layanan,
peningkatan keandalan
kapal untuk angkutan
laut dan keperintisan
3. Optimalisasi
penyelenggaraan PSO
angkutan laut
penumpang/barang
5. PEMBANGUNAN GALANGAN KAPAL MENDUKUNG TOL LAUT
Untuk merealisasikan,
diperlukan:
1. Pembangunan
galangan kapal baru,
yang berteknologi
canggih dan efisien
2. Penyusunan payung
humum
3. Insentif dan perhatian
khusus dari pemerintah
Peran & Fungsi angkutan penyebrangan
Mendukung pembangunan
daerah/nasional secara keseluruhan
SEIRING PERKEMBANGAN, ARMADA FERRY DIFUNGSIKAN
UNTUK PENGALIHAN MODA DARI TRANSPORTASI JALAN
MELALUI PENGEMBANGAN COASTAL SHIPPING
GAMBARAN KONDISI PEREKONOMIAN
INDONESIA SECARA NASIONAL
KALIMANTAN – Kurangnya PAPUA- Kontur wilayah
Infrastruktur di wilayah Perbukitan dan Pegunungan
Perbatasan
SULAWESI
MALUKU- Wilayah Kepulauan
Populasi : 5.8% Populasi : 7.31%
Populasi : 2.60%
% Area : 28.1% % Area : 9.90%
% Area : 26.53%
%PDRB : 9.30% %PDRB : 4.74%
%PDRB : 2.06%
SUMATERA
Populasi : 21.3%
% Area : 24.7%
%PDRB : 23.7%
BELAWAN
BITUNG
BATAM
SORONG
JAYAPURA
AMBON
POMAKO
MAKASSAR
JAKARTA
SURABAYA
MERAUKE
PENGEMBANGAN KORIDOR EKONOMI INDONESIA
KORIDOR EKONOMI PULAU JAWA
PENGEMBANGAN KORIDOR JAWA
Sektor Fokus
Ind. Makanan & Minuman - Kebutuhan Infrast. Kunci
Difokuskan untuk menghilangkan
Umum hambatan agar dapat memanfaatkan Pelabuhan:
Terdiri dari 4 pusat ekonomi: Jakarta, pertumbuhan per-mintaan domestik. • Jakarta, Semarang, Surabaya
Bandung, Semarang and Surabaya Jalan/Kereta Api:
Textiles – Merebut pasar domestik dari • Double-Double railway track Jakarta-
PDRB Koridor diperkirakan serangan impor dengan memperkuat
berkembang ~5-6X Surabaya
produksi domestik. • Trans Java toll road (Jakarta-Cikampek-
• Dari 303 mil US$ menjadi 1.573 mil
Peralatan Transport (termasuk Cirebon-Semarang-Surabaya
US$ di 2025
otomotif dan galangan kapal) – Pembangkit Listrik untuk Jawa
• Pertumbuhan diproyeksikan 11,6%,
Pengemb. kemampuan produksi di • Perkuatan interkoneksi dengan Grid Sumatera
dibanding-kan 6,1% tanpa
komponen nilai tambah tinggi dan • Peningk pembangkit di Jawa Barat dan Jawa
pengembangan koridor. pengemb keterkaitan dengan supplier Tengah dengan geothermal dan gasifikasi
Sumber : Menko Perekonomian, 2010 lokal. batubara.
Pengembangan Klaster
Industri Berbasis
Migas (petrokimia):
Cilegon
JAWA SEBAGAI TUMPUAN
• Metropolitan Jabodetabek (MPA)
• Salah satu konsentrasi kegiatan Pengembangan Klaster
industri manuaktur terbesar di Industri Berbasis Migas
Asia (petrokimia): Gresik dan
Tuban
Ke Pontianak
Ke Batam Pengembangan Klaster
Ke Industri Galangan Kapal :
Lamongan Ke Ke Sulawesi
Kalimantan &
Sulawesi Balikpapan
dan
Samarinda Ke Indonesia
Ke Timur
Banjarmasin
Ke Bagian
Barat Sumatera Jakarta Semarang
Surabaya
Bandung
Ke Bali & N.
Tenggara
Integrasi antar
Moda Transportasi
masih terbilang
minim
PERAN INTEGRASI MODA TRANSPORTASI
TERHADAP SISTEM LOGISTIK
Proses logistik untuk mengoptimalkan Pengaruh Harga Barang Terhadap Jarak
faktor produksi, (optimasi biaya, waktu
dan kualitas). Harga barang dipengaruhi
oleh jarak produksi :
1. Biaya produksi, daerah produksi.
Inefisiensi
distribusi
penumpang dan
barang yang
menimbulkan
biaya tinggi
Robot Humanoid
TAPTAP E-MONEY
UANG ELEKTRONIK FREEFLOW
FREE FLOW
MLFF GANTRY
Contoh Penerapan BIM pada Konstruksi Contoh Penerapan BIM pada Konstuksi Jalan
Jalan Tol Pekanbaru - Dumai Tol Semarang - Demak
Visual BIM 3D Visual Lapangan
Tahap 1 Tahap 2
INTELLIGENT TRANSPORT SYSTEM (ITS)
Sistem Transportasi Cerdas dapat membuka manfaat
besar dalam hal keselamatan, efisiensi, dan kinerja
lingkungan untuk mobilitas dan pergerakan barang.
Namun dengan pesatnya inovasi, memastikan
interoperabilitas dan harmonisasi solusi teknologi antar
negara tetap menjadi tantangan utama untuk
mewujudkan potensi mereka dalam skala besar.
INISIATIF TEKNOLOGI SAAT INI: DI MANA KITA?
PENGELOLAAN JALAN TOL
Platform
INTERCHANGEABILIT AS
KONSOLIDASI TRANSAKSI INFORMASI INTERAKSI
INTEROPERABILITAS
(Utama, Layanan
(Sistem di Jalan Tol– PENGGUNA PANDUAN KENDARAAN
Tambahan)
(back-end, front-end)
ERP) RUTE TROTOAR
(Jalan-Rel-Pelabuhan)
MLFF
MANAJEMEN ASET KESELAMATAN & Deteksi
MANAJEMEN
Persetujuan Pemerintah- RESPON BENCANA PENEGAKAN SECARA
LINGKUNGAN
Emisi CO2
Pemegang Konsesi (Banjir, kemacetan) ELEKTRONIK Kendaraan
Desain dan (Kecelakaan, kematian,
(Inti-Non Inti) emisi, polusi)
Progres Kepatuhan
Konstruksi Tingkat
Layanan
MEDIVAC Electronic Traffic Law
Evakuasi Udara Enforcement (ETLE)
TEACH A COURSE 72
FIRST LESSON SUMMARY
TAHAPAN MATRASS BAMBU
TEACH A COURSE 73