Anda di halaman 1dari 69

Dinas Bina Marga dan Penataan

Ruang (BMPR) Jawa Barat

PERAWATAN &
REKAYASA HIDRO
BANGUNAN GEDUNG
HIJAU
Dr. Agung Wahyudi B., ST, MT, M M .
20 Maret 2024
BIODATA Pendidikan :
S1 IPB University, Bogor.
Agung Wahyudi Biantoro S1 T. Mesin STT Yuppentek., S2 T. Mesin Univ. Pancasila, Jakarta
HP : 0857 1784 3262, S2 T. Sipil Univ. Tama Jagakarsa, Jakarta
08966 410 4485
S3 T. Sipil Univ. Islam Sultan Agung, Semarang
Pekerjaan dan Organisasi :
>Direktur, Owner PT Waru S. / www.warusafety.com. Perencana, Konsultan MEP, SDA,
Infrastruktur, SMK3, Sumber Daya Ahli dan Bangunan Gedung Hijau. Asesor dan Trainer BNSP.
Ø SKK: Ahli Teknik Bangunan Gedung, Ahli Madya K3 Konstruksi, Ahli K3 Listrik, POP Migas
Ø Dosen FT, S2 Magister Teknik Sipil, UMB, Jakarta (SMK3L, Sumber Daya Air)
Ø S1 Teknik Mesin, UMB, Jakarta. (K3, Mesin Konversi Energi, Teknik Tenaga Listrik)
> Ketua Teknik Mekanikal, Asosiasi Teknik ASTTI, Bandung.
> Manager Program, LPKTI, Bandung. Wakil Ketua PII Kab. Serang, Banten
>2021 – 2025 : Anggota Himpunan Ahli Teknik Hidrolika Indonesia (HATHI) dan MHI (Masyarakat
Hidrologi Indonesia) dan Ikatan Ahli Bangunan Hijau Indonesia (IABHI)
> Ketua K3LK Universitas Mercu Buana, Anggota Green Building Council Indonesia
>Penulis Buku : 1. Sistem dan Manajemen K3, 2. K3 Sektor Konstruksi, 3. Statistika Penelitian, 4.
Audit Energi dan Rekayasa Hidrologi, 5. Teknik dan Pengelolaan Sumber Daya Air
Berkelanjutan, 6. Sistem Monitoring Informasi Dini Banjir berbasis IoT FEDS, 7. Rekayasa
Lingkungan dan Penyehatan, 8. Teknik Sungai dan Pengendalian Banjir, 9. Bangunan Gedung
Hijau : Konsep, Implementasi dan Penilaian Kinerja
POKOK BAHASAN

A PENDAHULUAN, DATA, SKKNI, MANFAAT BGH

B DEFINISI, PERATURAN, TEKNOLOGI BGH

C MACAM MACAM PENILAIAN BGH

D SKKNI dan PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG HIJAU

E REKAYASA HIDRO, DRAINASE BANGUNAN HIJAU


F KESIMPULAN
SKKNI No 2 tahun 2023 : BEBERAPA UNIT
KOMPETENSI ANALISIS DAN UJI TEKNIS BGH
SKKNI : Analisis dan Uji Teknis Bangunan Hijau
SKKNI : Analisis dan Uji Teknis Bangunan Hijau
SKKNI : Analisis dan Uji Teknis Bangunan Hijau
A.PENDAHULUAN
Kondisi lingkungan yang semakin rusak membuat masyarakat memunculkan konsep-konsep
baru untuk merawatnyaà Misalnya meningkatnya polusi udara di kota besar seperti Jakarta,
krn berkaitan dengan polusi transportasi. à Diperlukan antisipasi agar lingkungan menjadi
lebih bersih, hemat energi. Salah satunya à Mengembangkan konsep bangunan green
building. Tujuan à untuk mencegah global warming, efisiensi energi dan air, kualitas hidup
berkelanjutan.

Per 12 September 2023,


Jakarta peringkat ke-24
kota paling berpolusi di
dunia dengan skor
kualitas udara (AQI)
sebesar 76.
Kota No 6 paling
berpolusi di Indonesia.
Peringkat Kota Terpolusi di Dunia dan Indonesia
Kebutuhan Energi
Kebutuhan Energi
Meningkat dari
waktu ke waktu dan
masih didominasi
oleh BBM fosil à

Semakin Langka
Perlu upaya upaya
penyelamatan Bumi
dari krisis Energi
berkepanjangan

à Perlunya
perencanaan,
pelaksanaan dan
Pengembangan
Green Building à Perkiraan Kebutuhan Energi per Jenis Sumber Energi di Indonesia
EBT
Manfaat Green Building
Apa itu Green Building?
Bangunan Gedung Hijau à (BGH) adalah Bangunan Gedung yang memenuhi Standar
Teknis Bangunan Gedung dan memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam
penghematan energi, air, dan sumber daya lainnya melalui penerapan prinsip BGH sesuai
dengan fungsi dan klasifikasi dalam setiap tahapan penyelenggaraannya (Permen PUPR
21 th 2021)

Tujuan à keamanan lingkungan dan alam. Konsep bangunan hijau terfokus pada
pemanfaatan sumber daya alam yang ada.

Pembangunan sangat minim penggunaan bahan non alami. Membentuk sebuah bangunan
hijau à kontribusi Konsultan arsitek, sipil, ME dan kontraktor. Perlu dipenuhi BGH à
bangunan hijau, yaitu penggunaan air dan sumber daya alam yang efisien,
memanfaatkan energi terbarukan, pengurangan polusi dan limbah dan dukungan
manajemen.

Hal itu à meningkatkan kualitas hidup dan alam yang ada di dalamnya. Memiliki bangunan
berkonsep ramah lingkungan juga butuh pengetahuan, skill, manajemen, dan sertifikasi
berkualitas.
Manfaat Green Building
1. Meningkatkan Hidup yang Berkualitas
Meningkatkan kualitas hidup menjadi manfaat dan tujuan
dari pembangunan bangunan hijau. Lingkungan menjadi
aspek vital yang memiliki dampak pada kesehatan Anda.

2. Menghemat Sumber Air


Jika BGH ramah lingkungan à akses sumber air lebih
efisien. Contohnya adalah penggunaan toilet dengan
sistem vakum akan lebih menghemat air daripada toilet
pada bangunan tidak ramah lingkungan.

3. Mengurangi Biaya Operasional


Manfaat à lah mengurangi biaya operasional. Hal ini
karena konsep bangunan hijau akan dipasangkan panel
surya yang menghemat biaya listrik. Jadi, secara teknis
Anda akan hemat biaya operasional lebih dari 10% setiap
hari untuk aspek listrik sendiri.
Manfaat Green Building
4. Mengurangi Jejak Karbon
Kandungan karbon di bumi dapat berdampak
rusaknya lingkungan yaitu global warming.
Karena emisi karbon yang berbahaya bagi bumi, à
bangunan hijau dapat mengurangi kerusakan
atmosfer dan lingkungan bumi.

5. Penggunaan Bangunan yang Lebih Lama


Penggunaan bangunan yang lebih awet dan lama. à
penggunaan material konstruksi yang berkualitas.
Contohnya, beberapa bangunan hijau menerapkan
bangunan yang dapat terus berkembang seperti
rumah tumbuh. Green building à baik untuk
menjaga kualitas kesehatan lingkungan dan Gedung Pusat PUPR RI, Jakarta
masyarakat.
B. DEFINISI dan PERATURAN
1. Permen PUPR No. 21 th 2021.
Bangunan Gedung Hijau, BGH à Bangunan Gedung yang memenuhi Standar Teknis
Bangunan Gedung dan memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam penghematan
energi, air, dan sumber daya lainnya melalui penerapan prinsip BGH sesuai dengan fungsi
dan klasifikasi dalam setiap tahapan penyelenggaraannya.

2. Kepmenaker No. 2 th 2023, tentang SKKNI Uji Teknis BGH.


Bangunan Gedung Hijau (BGH) adalah Bangunan Gedung yang memenuhi Standar Teknis
Bangunan Gedung dan memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam penghematan
energi, air, dan sumber daya

3. Kem. ESDM : Bangunan hijau à bangunan yang memperhatikan aspek lingkungan


sehingga bangunan tersebut tidak memberikan efek negatif terhadap lingkungan atau
mengeluarkan emisi yang terlalu tinggi dalam mengeluarkan emisi efek rumah kaca. Desain
à meliputi sirkulasi udara, mengelola sumber energi dan air, tata kelola lahan hijau, bahan
yang digunakan dan sebagainya. (https://www.esdm.go.id/)
Memeriksa Penerapan Peraturan Gedung Hijau
PERATURAN :

Peraturan Menteri PUPR No. 21 Tahun 2021 tentang Penilaian


Kinerja Bangunan Gedung Hijau

Surat Edaran Menteri PUPR No. 01/SE/M/2022 tentang Petunjuk


Teknis Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau

SE Men PUPR No. 03/SE/DC/2023 tentang Petunjuk Teknis


Penilaian Kinerja BGH untuk Klas Bangunan 1a

Penilaian dari NGO dan Luar Negeri : Greenship, BCA Green


Mark, Leed dan lain lain.
Rujukan Peraturan
1. UU no. 2 th 2017, Tentang Jasa Konstruksi
2. Undang-undang (UU) Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja menjadi Undang-
Undang
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 21 Tahun 2021 tentang
Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau.
4. Permen PUPR no. 9 th 2021. Tentang Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi
berkelanjutan
5. Surat Edaran MenPUPR No. 01/SE/M/2022 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja
Bangunan Gedung Hijau.
6. Kepmenaker No. 2 th 2023, tentang SKKNI Uji Teknis Bangunan Gedung Hijau (BGH)
7. PP no. 16 th 2021. Tentang Bangunan Gedung
8. SE PUPR no 3/SE/2023. Petunjuk Teknis BGH untuk H2M
9. DKI à Pergub no. 60 th 2022 tentang Bangunan Gedung Hijau
C. MACAM MACAM PENILAIAN BGH

Berbagai Jenis Penilaian Kinerja BGH


Beberapa Sistem Penilaian Kinerja BGH à Gedung Bisnis dan Pendidikan
Kategori
1. Sistem Penilaian Kinerja BGH : Leed Certificate
2. Penilaian Kinerja BGH versi Greenship
GBCI

Lembaga Konsil Bangunan Hijau Indonesia


atau Green Building Council Indonesia
(GBCI) à lembaga mandiri (non-
government) dan nirlaba (non-for profit) à
mengaplikasikan praktik-praktik terbaik
lingkungan dan memfasilitasi transformasi
industri bangunan global yang
berkelanjutan.

GBCI merupakan Emerging Member dari


World Green Building Council (WGBC) yang
berpusat di Toronto, Kanada. WGBC saat
ini beranggotakan 97 negara dan hanya
memiliki satu GBC di setiap negara.
3. Penilaian Kinerja BGH versi Greenship GBCI
4. Penilaian Kinerja BGH versi UI Green Matric
(Bangunan Pendidikan, sejenis)
https://greenmetric.ui.ac.id
5. Penilaian Kinerja BGH versi PUPR

Peraturan Bangunan Gedung Hijau PUPR


UU NO.28 TAHUN 2002 UU NO.11 TAHUN 2021 UU NO.2 TAHUN 2017
BANGUNAN GEDUNG CIPTA KERJA JASA KONSTRUKSI

PP No.16 Tahun 2021 PP No.14 Tahun 2021


Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Perubahan atas PP No.22 Tahun 2020
Tahun 2002 PP No. 22 Tahun 2020 Peraturan Pelaksanaan UU
No. 2 Tahun 2017

Permen PUPR No.21 Tahun 2021


Permen PUPR No.20 Tahun 2021
Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Permen PUPR No.9 Tahun PP No.12 Tahun 2021
Bangunan Gedung Fungsi Khusus
Hijau 2021 Perubahan atas PP No.14 Tahun
Pedoman Penyelenggaraan 2016 Penyelenggaraan
Konstruksi Berkelanjutan Perumahan dan Kawasan
Kepmen PUPR No. Permukiman
1174/KPTS/M/2022 SE Menteri PUPR No.01/SE/M/2022
Komite Keandalan Bangunan Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja
Gedung Bangunan Gedung Hijau Permen PUPR No.19 Tahun
2021
Pedoman Teknis Rapermen
Penyelenggaraan Bangunan Penyelenggaraan Rumah
Kepmen PUPR Tunggal dan Deret
No.1517/KPTS/M/2021 Gedung Cagar Budaya Yang
Penetapan Tenaga Pelatih Sertifikasi Dilestarikan
Pelatihan Penilaian Kinerja Bangunan
Gedung Hijau SE No. 03/SE/DC/2023 Petunjuk Teknis
Penilaian Kinerja BGH untuk Klas Bangunan 1a
Peraturan Bangunan Gedung Hijau PUPR

UU NO.28 TAHUN 2002 UU NO.11 TAHUN 2021 UU NO.2 TAHUN 2017


BANGUNAN GEDUNG CIPTA KERJA JASA KONSTRUKSI

PP No.16 Tahun 2021 PP No.14 Tahun 2021


Peraturan Pelaksanaan UU No. 28 Perubahan atas PP No.22 Tahun 2020
Tahun 2002 PP No. 22 Tahun 2020 Peraturan Pelaksanaan UU
No. 2 Tahun 2017

Permen PUPR No.21 Tahun 2021


Permen PUPR No.20 Tahun 2021
Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Permen PUPR No.9 Tahun PP No.12 Tahun 2021
Bangunan Gedung Fungsi Khusus
Hijau 2021 Perubahan atas PP No.14 Tahun
Pedoman Penyelenggaraan 2016 Penyelenggaraan
Konstruksi Berkelanjutan Perumahan dan Kawasan
Kepmen PUPR No. Permukiman
1174/KPTS/M/2022 SE Menteri PUPR No.01/SE/M/2022
Komite Keandalan Bangunan Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja
Gedung Bangunan Gedung Hijau Permen PUPR No.19 Tahun
2021
Pedoman Teknis Rapermen
Penyelenggaraan Bangunan Penyelenggaraan Rumah
Kepmen PUPR Tunggal dan Deret
No.1517/KPTS/M/2021 Gedung Cagar Budaya Yang
Penetapan Tenaga Pelatih Sertifikasi Dilestarikan
Pelatihan Penilaian Kinerja Bangunan
Gedung Hijau SE No. 03/SE/DC/2023 Petunjuk Teknis
Penilaian Kinerja BGH untuk Klas Bangunan 1a
PROSES SERTIFIKASI BGH KEM. PUPR RI

STANDAR TEKNIS BANGUNAN GEDUNG


PROSES SERTIFIKASI BGH KEM. PUPR RI

Standar Perencanaan Konstruksi Standar Pelaksanaan Konstruksi


PENILAIAN KINERJA BGH à KATEGORI WAJIB DAN DISARANKAN

TOTAL 165 (100%)


Penilaian Kinerja BGH versi PUPR
RANGKUMAN
BUTIR-BUTIR PENTING PENGATURAN
Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau
Permen PUPR No. 21 Tahun 2021 tentang Penilaian Kinerja BGH
Daftar Simak Penilaian Kinerja BGH Pemeringkatan dan Sertifikasi

Peringkat BGH
Total poin per Daftar Simak: 165 Poin

Pratama Madya Utama


(>45%) (>65%) (>80%)

Sertifikat BGH
Perbandingan Cost : Saat
planning, DED, Konstruksi
dan Operasi

Makin awal perencanaan


dan konsep BGH
dilakukan, maka cost yang
dikeluarkan makin murah,
dan sebaliknya.

G Lohnert. https://task23.iea-shc.org/Data/Sites/1/publications/IDPGuide_print.pdf
D. CONTOH SKKNI Kemnaker No 2 tahun 2023 : :
ANALISIS DAN UJI TEKNIS BGH
SKKNI : Analisis dan Uji Teknis Bangunan Hijau
Melaksanakan Komunikasi dengan Pihak Terkait

TUJUAN : à dapat melaksanakan komunikasi yang efektif dan efisien selama


melaksanakan pekerjaan baik dengan tim pendukung maupun atasan
pelaksanaan pekerjaan penilaian penyelenggaraan BGH dan bangunan hijau, dan
instansi lain yang terkait.

Pihak Terkait :
1. Pemilik atau pemohon BGH.
2. Pemerintah daerah setempat.
3. Pengelola BGH 32

4. Pengguna BGH.
5. Pengunjung BGH
6. Penyedia jasa konstruksi.
1.Melaksanakan Komunikasi dengan Pihak Terkait

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan,


ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain.

Encoding merupakan proses membuat


pesan yang sesuai dengan kode
tertentu, sedangkan
Decodingmerupakan proses
menggunakan kode untuk memaknai 33
pesan

9
Melaksanakan Komunikasi dengan Pihak Terkait

Poor communication skills


lead to frequent
misunderstanding and
frustration. In a 2016
LinkedIn survey conducted
in the United States,
communication topped the
list of the most sought-after
soft skills among employers 34

https://corporatefinanceinstitute.com
What is better
communication ?
Do you have
them ?

35
2.Pelaksanaan Perencanaan Teknis Bangunan Hijau

1. Perencanaan pengelolaan tapak dievaluasi dalam hal efisiensi energi,


konservasi air dan dampak buruk terhadap lingkungan sesuai dengan
ketentuan.
2. Rencana lingkup pengelolaan efisiensi dan penggunaan energi dievaluasi
sesuai dengan ketentuan.
3.Rencana penggunaan Material Ramah Lingkungan diperiksa untuk
mengurangi jumlah zat pencemar berbahaya sesuai 36
dengan peraturan.
4.Perencanaan pengelolaan sampah diperiksa sesuai dengan peraturan.
5.Rencana pengelolaan air limbah dianalisa sesuai dengan ketentuan.
6.Hasil evaluasi, pemeriksaan dan analisis dipakai sebagai dasar
pemeringkatan bangunan gedung hijau.
Pelaksanaan Perencanaan Teknis Bangunan Hijau

Tahapan
Perencanaan pada
Bangunan dan
Bangunan Hijau
37

Tahapan Perencanaan Proyek Bangunan Gedung


Pelaksanaan Perencanaan Teknis Bangunan Hijau

Perencanaan pengelolaan
tapak dievaluasi dalam hal
efisiensi energi, konservasi
air dan arah angin

38

Perencanaan Pengelolaan tapak à Konservasi Energi

http://dickycahyadi95.blogspot.com/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
Gedung E kampus UMB : Fasad dan Pepohonan yang
digunakan utk mengurangi efek thermal matahari

Perencanaan pengelolaan tapak


dievaluasi dalam hal efisiensi
energi, konservasi air dan arah
angin
Pemanfaatan : Pengelolaan Tapak BGH (9 dari 98 point)
Perencanaan parkir sepeda di
kampus dan
Aplikasi Nebengers

Fasilitas Parkir sepeda pada Kampus UMB,


Meruya Selatan, Jakarta
Perencanaan
pengelolaan
sampah dan limbah
rumah tangga dan
bangunan

Konsep Pengelolaan sampah


Konsep Sustainability
Green Building

https://www.mdpi.com/2075-5309/12/6/856

Konsep SDG à Sustainability Green Building


D. Pemeliharaan : Perhitungan Efisiensi Energi
Bidang Mekanikal : Teknik Mesin dan Material
Pada Bangunan Gedung à Mencakup Pompa, Plumbing, IPAL, Fire System,
Lift dan HVAC à Berkaitan denga pemilihan system, bahan dan alat à
EFISIENSI ENERGI

Utilitas pada Bangunan Tinggi : TUG, TDG, LAL, LAK, SDP


à EFISIEN DAN TERAWAT ?
à Penilaian Mekanikal pada Permen PUPR no. 9 th 2021
à Pada Penilaian SLF maka à ada 7 bidang : Arsitek, Struktur, TUG, TDG,
LAL, LAK, SDP
à Perhitungan : IKE
PEMANFAATAN à Efisiensi Penggunaan Energi
(27 point dari 98 point)

INSTALASI / UTILITAS à MEKANIKAL ELEKTRIKAL

Hasil Audit Energi dan


Statistik à sejumlah
gedung bertingkat à
beban listrik untuk AC
rata-rata mencapai
sekitar 60% dari seluruh
pemakaian listrik

Analisis Konsumsi Energi Dan Program Konservasi Energi


pada Bangunan Gedung.
PERHITUNGAN EFISIENSI ENERGI
Perhitungan Efisiensi Energi :
IKE atau intensitas konsumsi energi listrik merupakan istilah yang digunakan untuk mengetahui
besarnya pemakaian energi pada suatu sistem (bangunan). Nilai IKE ini diketahui dengan
membandingkan total penggunaan energi listrik dengan luas bangunan gedung

Standar Penilaian IKE


OTTV

OTTV (Overall thermal transfer value) adalah konservasi energi pada bangunan
yang mengatur nilai perpindahan panas pada fasade dinding bangunan. Dalam
hal ini nilainya tidak boleh melebihi 435 watt/m². Semakin tinggi nilai OTTV
maka semakin besar watt per meter persegi energi yang akan diterima suatu
bangunan.
Overall Thermal Transfer Value (OTTV) adalah nilai perpindahan termal total
dinding luar yang memiliki orientasi atau arah tertentu (Watt/m2). Menurut
SNI 03- 6389-2000, bangunan dikatakan hemat energi jika nilai OTTV (Overall
Thermal Transfer Value) dan RTTV (Roof Thermal Transfer Value) tidak melebihi
35 Watt/m2. Nilai bangunan OTTV menjadi dasar penentuan faktor
kenyamanan termal secara prinsip.
Lift

b. TDG à LIFT / ELEVATOR


Sistem elevator atau lift umumnya dirancang secara
individual untuk setiap penggunaan. Setiap
komponen dalam sistem memiliki kontribusi
berbeda terhadap efisiensi lift secara menyeluruh.
Semua lift memiliki elemen yang umum, terlepas
dari prinsip bekerjanya, meliputi "car" ( juga disebut
“kandang” atau “taksi”), pintu, cahaya,
ventilasi, motor dan alat pengontrol. Terdapat tiga
kelas utama lift: hidrolik, tenaga traksi, dan tanpa
ruang mesin (MRL – machine-room-less).

Lift yang menggunakan tenaga traksi dapat


dikategorikan lagi ke dalam dua kategori: dengan
persneling dan tanpa persneling (Kem ESDM, 2012).

SNI 05-7052-2004 : Syarat-syarat umum konstruksi lift


penumpang yang dijalankan dengan motor traksi tanpa kamar
mesin
Lift

Perbandingan
konsumsi Energi à
Pilihlah Lift dengan
Teknologi MRL
karena ini dapat
menghemat Energi
20.000 kwh / year
plus pengurangan AC
untuk mendinginkan
panel Lift di ruang
mesin lift
Perbandingan Teknologi Lift (New Elevator Technology:The Machine Room-Less
Elevatorby Karin Tetlow)
Lift

Langkah-langkah Safety :
• Pastikan penggunaan lift disesuaikan dengan kebutuhan, jangan gunakan kapasitas
berlebih
• Pastikan Lift memiliki ARD, berikan training utk operasinya kepada Security dan Teknisi
• Jangan gunakan lift bila terjadi bencana : Gempa dan Fire
• Sesuaikan lift dengan kapasitasnya
• Pastikan lift memiliki akses disabilitas pada tombolnya.

Langkah-langkah Tanpa Biaya


• Periksa penggunaan energi lift dan eskalator secara teratur.
• Lakukan pemeliharaan teratur terhadap motor lift dan eskalator.
• Pastikan bahwa mode hemat energi/ mode tidur bekerja dengan baik.

Langkah-langkah Biaya Rendah


• Hiasi tangga untuk mendorong penggunaan tangga.
• Ganti pencahayaan dalam lift dengan lampu yang efisien energi.
• Tinjau lalu lintas orang dan sesuaikan pengaturan lift.
Lift

Kebutuhan Lift :

a. Untuk 4 s.d. 10 lantai, kecepatan 60 – 150 m/menit.


b. Untuk 10 s.d. 15 lantai, kecepatan 180 – 210 m/menit.
c. Untuk 15 s.d. 20 lantai, kecepatan 210 – 240 m/menit.
d. Untuk 20 s.d. 50 lantai, kecepatan 270 – 360 m/menit.
e. Untuk rumah sakit, kecepatan 150 – 210 m/menit

Jenis lift yang paling hemat energi adalah elevator traksi tanpa ruang mesin (MRL). Pabrikan
mendesain ulang motor dan semua peralatan lainnya yang biasanya bertempat di ruang
mesin di atas elevator konvensional agar sesuai dengan jalur jalan.

Peningkatan penghematan ruang ini menghilangkan kebutuhan untuk membangun dan


memasok energi ke ruang mesin dan mengonsumsi energi yang jauh lebih sedikit daripada
versi yang lebih besar yang digunakan sebelumnya. Mereka juga menghasilkan lebih sedikit
panas.

MRL memungkinkan desain tanpa ruang khusus, ada penghematan ruang dan tanpa AC,
tanpa pasok energi pendingin ruangan panel lift
Kondisi mesin Lift di Gd Tower non MRL

Ruangan Mesin
Lift, Cukup
luas, sirkulasi
udara baik,
bersih, namun
membutuhkan
energi besar
hingga 4 PK =
40.000 BTU,
4000 watt

Ruang mesin Lift di lantai atas Gedung


Rekayasa Hidro : Perhitungan Konservasi Air

Drainase atau pengaliran adalah pembuangan massa air secara alami atau
buatan dari permukaan atau bawah permukaan dari suatu tempat.
Pembuangan à dengan mengalirkan, menguras, membuang, atau
mengalihkan air. Drainase merupakan bagian penting dalam penataan sistem
air di bidang tata ruang.

Drainase à serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi


dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga
lahan dapat difungsikan secara optimal sesuai dengan kepentingan.

à berperan penting untuk mengatur aliran air untuk mencegah genangan air
dan banjir. Drainase juga bagian dari usaha untuk mengontrol kualitas air
tanah dengan menggunakan bantuan sumur resapan.
Perhitungan Konservasi Air
Efisiensi Penggunaan Air (21 dari 98 point)
Konservasi Air Hujan
Sistem air hujan : Pemanfaatan utk toilet, cuci, tanaman

Sumber : BarLi Arsi tektur Edukasi


6. Melakukan Pemeriksaan Perhitungan Kenyamanan
dan Kesehatan Bangunan Hijau

à Sangat Penting
berhubungan
denga :
à Izin Kemnaker
à SLF
à BGH
à Arsitek, Struktur,
TUG, TDG, LAL,
LAK, SDP
Sumber : BarLi Arsi tektur
Edukasi
Instalasi / Utilitas Bangunan

a. TUG à HVAC
TUG à
Pendingin ruangan dan sistem ventilasi ditujukan untuk menyediakan kenyamanan
pendinginan yang cukup, pengurangan kelembaban, sebagai ventilasi hunian
dengan biaya yang wajar. Ukuran AC, serta tata ruang sistem dan zona, adalah
aspek penting dari desain AC. Menentukan ukuran AC adalah isu yang kompleks
yang perlu dihadapi dengan sistematis. Ukuran yang pas bergantung pada banyak
faktor, termasuk iklim, konfigurasi bangunan gedung, penggunaan ruang, tata
ruang, dan zona sistem.

Kebutuhan AC :
panjang (P) x lebar (L) x 537 BTU/h. Misal, ruang tamu berukuran 4 x 4 m2 bisa
dihitung dengan 4 x 4 x 537 BTU/h = 8.592 BTU/h. Hasil BTU/h tersebut cocok
dengan AC 1 PK dengan besaran 9.000 Btu/h.

Standar SNI : SNI 6390:2020. Konservasi energi sistem tata udara bangunan gedung
HVAC

Asumsi beban pendinginan yang digunakan


pada tahap desain. Angka umum yang
digunakan untuk bangunan gedung kantor
di Indonesia adalah 146.53 W/m2 (500
BTU/m2 per jam) atau 205.15 W/m2 (700
BTU/m2 per jam). Namun dengan desain,
modeling, dan simulasi terinci, angka beban
pendinginan ini dapat dikurangi hinga
mendekati angka nyatanya. Gunakan
untuk bangunan untuk bangunan gedung
kantor di Indonesia adalah 350 BTU/m2 per
jam)
Efisiensi HVAC
HVAC

Secara Umum à memilih sistem AC


Gunakan COP tinggi apabila
menginginkan
COP à Coefficient Of Performance…
(Koefisien kinerja AC)

Perhitungan : Nilai daya KiloWatt AC /


Daya Watt
Contoh AC DPI, 1PK =
2500 / 520 = 4.81
Berikut adalah jenis AC yang memiliki COP
tertinggi à VRF
Gunakan AC Low Energy.
E. DRAINASE
Pompa à SDP (Sewage, Drainase, Plumbing)
Sewage treatment plant adalah instalasi pengolahan limbah cair yang umumnya
diperuntukkan untuk limbah domestik berupa kotoran dan hasil sisa cucian yang mengandung
deterjen yang berbahaya untuk lingkungan.
Cara kerja dari STP melibatkan dua proses pengolahan limbah,
Pengolahan limbah grey water, memanfaatkan Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) yang
dilengkapi bak pengumpul dan tangki resapan. Untuk dapat melakukan pengolahan grey
water, nantinya limbah akan dialirkan menuju bak pengumpul yang memiliki ruang yang
disekat dengan sebuah kassa, yang berfungsi untuk menyaring dan mengendapkan zat yang
terbawa, seperti sampah, minyak, dan pasir. Setelah selesai, air dialirkan menuju tangki
resapan yang dilengkapi dengan arang dan batu koral untuk menyaring air agar lebih bersih
dan aman untuk lingkungan.
•Pengolahan limbah black water, memerlukan sistem yang lebih rumit dan
membutuhkan septic tank sebagai tangki endapan yang dilengkapi bakteri yang berfungsi
untuk mengurai kotoran agar kandungan zat patogen yang ada di dalamnya dapat
dihilangkan. Hasil akhirnya adalah lumpur tinja yang sudah lebih aman untuk dibuang ke
saluran pembuangan.
Drainase
Sistem air hujan pada bangunan gedung

Sumber : BarLi Arsi tektur Edukasi


Drainase
Sistem air hujan : Pemanfaatan utk toilet, cuci, tanaman

Sumber : BarLi Arsi tektur Edukasi


Drainase

Rain Harvesting

Pertimbangan memanen air hujan:


•Lebih baik membuang air hujan dari 20 menit pertama untuk
menghindari kandungan asam dalam hujan.
•Sebaiknya diadakan proses untuk mengontrol fouling biologis.
•Penyimpanan air hujan sebaiknya dikalkulasi berdasarkan jumlah
yang direncanakan akan dipakai dan sangat bergantung pada
ketersediaan ruang.
•Peraturan lokal yang mencegah panen air hujan.
Drainase

Pergub DKI : 60 Tahun 2022 tentang Bangunan Gedung Hijau


F.KESIMPULAN

1. Green Buiding : Gedung Hijau adalah bangunan yang aspek konstruksi, desain dan
operasinya berbasis lingkungan. Tujuan utama dari konsep ini adalah keamanan dan
kenyamanan lingkungan dan alam
2. Penilaian Green Building : Sesuai peraturan Permen PUPR no. 21 th 2021 dan SE
MenPUPR no 1 th 2022. Nilai maksimum untuk kinerja BGH perawatan Gedung = 16
3. Aspek Mekanikal : Perlunya Audit Energi berkala setiap tahun, pengehmatan energi
yang dibutuhkan misalnya AC, Lift dan pemakaian pompa
4. Aspek Elektrikal : Perlu nya penggunaan daya sesuai dengan kebutuhan dan adanya
SOP serta kampanye hemat energi secara kontinyu. Perlunya : Audit elektrikal,
penggunaan PLTS untuk pemanenan surya denga penghemanatan jangan menengah
panjang.
5. Memperhatikan drainase bangunan, disesuaikan dengan kondisi bangunan, agar air
dapat mengalir lancar ke GWT dan reservoir. Pemanfaatan GWT untuk penampungan
air hujan dapat dimanfaatkan sebagai : Penyiram toilet dengan menampung kembali
pada Roof Tank, untuk Fire, penyiram tanaman dll
67
Daftar Pustaka
1. Biantoro, Agung Wahyudi. 2018. Analysis of electrical audit and energy efficiency in building Hotel BC, North
Jakarta. IOP Conf. International, Bali. https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1757-
899X/343/1/012033/meta
2. Biantoro, Agung Wahyudi. 2017. Analisis audit energi untuk pencapaian efisiensi energi di gedung ab,
kabupaten tangerang, banten. https://www.neliti.com/publications/176994/analisis-audit-energi-untuk-
pencapaian-efisiensi-energi-di-gedung-ab-kabupaten-t Jurnal Teknik Mesin, Universitas Mercu Buana.
3. Biantoro, Agung Wahyudi., Dadang S. Permana. 2022. Audit Energi dan Rekayasa Hidro Bangunan Gedung.
https://scholar.google.com/citations?view_op=view_citation&hl=en&user=uxBYmnsAAAAJ&sortby=pubdate&aut
huser=3&citation_for_view=uxBYmnsAAAAJ:3fE2CSJIrl8C
4. Sosialisasi SE Menteri PUPR 01/2022 Tentang Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau. 24 Juni
2022. https://www.youtube.com/watch?v=YRTQYrdsr1E
5. Leed Building Certification. https://www.dmg-thailand.com/leed-green-building-certification-thailand/
6. G Lohnert. Integrated Design Process. 2003. https://task23.iea-shc.org/Data/Sites/1/publications
/IDPGuide_print.pdf
7. Greenship Rating Tools. https://gbcindonesia.org/files/resource/9b552832-b500-4b73-8c0e-
acfaa1434731/Summary%20GREENSHIP%20New%20Building%20V1.2.pdf
8. Muhammad Syarif Hidayat. 2022. Studi Overall Thermal Transfer Value (Ottv) Di Gedung Kampus University.
Metrik Serial Teknologi Dan Sains (E) ISSN. 2774-2989. Volume: 3. Nomor: 2. (2022). Department of Architecture,
Mercu Buana University, Jakarta, Indonesia.
9. www.warusafety.com
Lampiran : Daftar Simak

Anda mungkin juga menyukai