Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

GREEN BUILDING

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah : Teknologi Dan Rekayasa Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr. Dewi handayani, S.T., M.T.

Disusun oleh : Kelompok 2 Kelas C

1. Putri Dwi Cahyanti ( V4221066 )


2. Putri Wahyuningsih ( V4221067 )
3. Ridwan Ramadhan ( V4221074 )
4. Sigiq Setiawan ( V4221080 )
5. Syuhud alfadhol ( V4221083 )
6. Zandia Maretha Putri ( V4221094 )

SEKOLAH VOKASI – D3 TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2021
A. Pengertian Green Building atau Bangunan Hijau

Green Building atau Bangunan Hijau adalah bangunan yang secara life cycle-nya
di mulai sejak tahap perencanaan, pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, renovasi,
hingga pembongkarannya memperhatikan dampak negatif dan menciptakan dampak
positif terhadap iklim dan lingkungan alam.

B. Ukuran atau Acuan


Indonesia memiliki lembaga untuk melakukan sertifikasi bangunan hijau yaitu
Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia). Lembaga bangunan hijau Indonesia
atau Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia) adalah lembaga swadaya dan
nirlaba yang didirikan pada tahun 2009 dan didirikan oleh sinergi para pemangku
kepentingan meliputi profesional bidang jasa konstruksi, kalangan industri sektor
bangunan dan properti, pemerintah, institusi pendidikan dan penelitian, asosiasi profesi,
dan masyarakat peduli lingkungan yang menyelenggarakan kegiatan pembudayaan
penerapan prinsip-prinsip hijau/ekologis/keberlanjutan/sustainability dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pengoperasian bangunan serta lingkungannya di Indonesia. GBC
Indonesia telah memperoleh status Emerging Member dari World Green Building Council
(WGBC) yang berpusat di Toronto, Kanada. GBC Indonesia menyelenggarakan
sertifikasi bangunan berdasarkan Greenship. Kini terdapat 111 organisasi yang tergabung
dalam GBC Indonesia.
Menurut GBC Indonesia dalam Greenship EB, ada 6 kategori penilaian Green
Building. Keenam katgori tersebut antara lain:
1. Appropriate Site Development.
Cakupan kategori ini berupa akses ke sarana-sarana umum, pengurangan kendaraan
bermotor, penggunaan sepeda, lanskap tumbuhan hijau, heat island effect,
pengurangan beban volume limpasan air hujan, site management, perhatian terhadap
bangunan atau sarana di sekitarnya.
2. Energy Efficiency and Conservation.
Pada kategori ini, segala bentuk optimalisasi efisiensi penggunaan energi pada
bangunan, komisioning ulang pada peralatan pengkondisian udara, penghematan
energi pada sistem pencahayaan dan pengkondisian udara, pencatatan dan
pengawasan penggunaan energi, operasi dan perawatan peralatan AC, penggunaan
energi terbarukan dan pengurangan emisi energi, tercakup di dalamnya.
3. Water Conservation
Kategori ini meliputi sub pengukuran konsumsi air, pemeliharaan dan pemeriksaan
sistem plumbing, efisiensi penggunaan air bersih, pengujian kualitas air, penggunaan
air daur ulang, penggunaan sistem filtrasi untuk menghasilkan air minum,
pengurangan penggunaan air dari sumur dalam dan penggunaan keran auto stop.
4. Material Resources and Cycle.
Kategori ini mencakup penggunaan refrigerant, penggunaan materi yang ramah
lingkungan, pengelolaan sampah, pemilahan sampah, pengelolaan limbah B3 dan
penyaluran barang bekas.
5. Indoor Health and Comfort.
Dalam kategori ini mencakup kualitas udara ruangan, pengaturan lingkungan asap
rokok, pengawasan gas CO2 dan CO, pengukuran kualitas udara dalam ruang,
pengukuran kenyamanan visual, pengukuran tingkat bunyi dan survei kenyamanan
gedung.
6. Building Environment Management.
Kategori ini mencakup inovasi peningkatan kualitas bangunan, tersedianya
dokumen-dokumen tentang bangunan yang lengkap, adanya tim yang menjaga prinsip
green building dan pelatihan dalam pengoperasian dan perawatan aspek-aspek green
building secara lengkap.

C. Implementasi di kota Surakarta


Di Indonesia, penerapan konsep gedung ramah lingkungan semakin berkembang
dan tumbuh. Gedung dengan konsep ini sudah mulai banyak digunakan untuk hotel,
apartemen, perkantoran dan pusat perbelanjaan. Dikutip dari MajalahCSR.id, beberapa
gedung di Indonesia telah menerapkan konsep Green Building, antara lain, Sequis Center,
Menara BCA, Gedung Kementerian PU, Pacific Place, Sampoerna Strategic Square,
L’oreal Indonesia Office, dan Wisma Subiyanto.

Gedung-gedung tersebut beberapa telah memperoleh sertifikasi dari GBC


Indonesia dan mendapatkan penghargaan sertifikasi lainnya. Diharapkan kedepannya
semakin banyak lagi gedung-gedung di Indonesia yang menerapkan konsep Green
Building agar bumi terus terjaga.

Saat ini keberadaan green building di Indonesia masih sangat sedikit, sehingga
konsep dan pemahaman konsep green building di Indonesia masih harus terus
disosialisasikan dan didorong penerapannya. Penelitian ini bermaksud mengeksplorasi
penerapan konsep green building pada gedung Bank Indonesia (BI) Surakarta. Tujuannya
adalah untuk mengidentifikasi latar belakang dan proses penerapan konsep green building
pada gedung tersebut, serta mengetahui pandangan dan peran dari dari pihak-pihak yang
terlibat dalam proses perencanaan, pembangunan serta penggunaannya. Metode
penelitian dilakukan dengan pendekatan kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif dari
owner, konsultan perencana, kontraktor dan pengguna gedung. Untuk memastikan
kualitas data yang dikumpulkan, dilakukan triangulasi teknik pengumpulan data meliputi
observasi, wawancara mendalam, kuesioner dan studi dokumentasi. Penentuan sampel
sumber data dilakukan secara purposive. Analisis data kualitatif dilakukan melalui proses
data reduction, data display, dan verification. Hasil penelitian menunjukkan komitmen
yang kuat dari owner sebagai pioneer dalam mewujudkan bangunan yang ramah
lingkungan dan hemat energi sebagai alasan utama penerapan konsep green building pada
Gedung BI Surakarta.

D. Saran Rekomendasi
Dampak positif ini akan didapat alam dengan melindungi, menghemat,
mengurangi penggunaan sumber daya alam, menjaga mutu dari kualitas udara di dalam
ruangan, mempertimbangkan lingkungan dalam proses pembangunan, menggunakan
bahan yang tidak beracun dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang semua
berpegang pada kaidah bersinambungan.

E. Kesimpulan
Bangunan hijau merupakan alat untuk meningkatkan efisiensi sumber daya
bangunan berupa energi, air dan bahan sekaligus mengurangi dampak bangunan pada
kesehatan manusia dan lingkungan.

F. Daftar Pustaka
Utami N. 2021. Penerapan Green Building Di Indonesia.
https://environment-indonesia.com/penerapan-green-building-di-indonesia/. Diakses pada
tanggal 17 November 2021.

Sucipto T, Hatmoko J, Sumarni S dan Pujiastuti J. 2013. Kajian Penerapan Green


Building pada Gedung Bank Indonesia, Makalah, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
MAKALAH TEKNOLOGI REKAYASA LINGKUNGAN
“GREEN CITY”

DOSEN PENGAMPU :
Dr.Dewi Handayani,S.T,M.T

DISUSUN OLEH:
1. RAFLI BRIAN AFRILIANO V4221068
2. RAFLI DIKY ZAKARIA V4221069
3. SANDHI HAYUDHA SYAHPUTRA V4221079
4. YOLANDA LUHUR SAPUTRA V4221090
5. ZAIN AHSANI AZIZ V4221093
6. DANIEL ZEFANNYA V4221095

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK SIPIL


SEKOLAH VOKASI

1
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
TAHUN 2021/2022
1. Pengertian Green City
Peningkatan jumlah penduduk di kawasan perkotaan (urbanisasi) dan
menurunnya kualitas lingkungan perkotaan membawa berbagai konsekuensi
masalah di Indonesia, diantaranya peningkatan angka kemiskinan perkotaan,
kemacetan lalu lintas, kenaikan permukaan air laut, pemenuhan kebutuhan
infrastruktur yang belum merata, makin banyaknya lingkungan kumuh, dan banjir.
Dengan masalah sedemikian rupa, manusia mulai sadar dengan lingkungan
yang sehat, bersih, dan asri. Konsep Green City atau kota hijau muncul pertama kali
dalam pertemuan PBB yang dihadiri lebih dari 100 walikota dan gubernur di San
Fransisco, Amerika Serikat, pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada tahun 2005.
Pertemuan tersebut, diantaranya melahirkan kesepakatan bersama mewujudkan
pengembangan kota dengan konsep ‘kota hijau’
Kota Hijau merupakan suatu kota yang terencana dengan baik, bercirikan
ramah lingkungan dan mampu memanfaatkan sumber daya alam secara seimbang
sehingga tercipta kesejahteraan bagi penduduknya. Beberapa ciri kota hijau antara
lain memanfaatkan secara efektif dan efisien sumber daya air dan energi,
mengurangi limbah, menerapkan sistem transportasi terpadu, menjamin kesehatan
lingkungan, serta menyinergikan lingkungan alami dan buatan berdasarkan
perencanaan dan perancangan kota yang berpihak pada prinsip pembangunan
berkelanjutan (lingkungan, sosial, dan ekonomi).

2. Kriteria Green City


Sebuah kota yang ingin disebut sebagai kota yang hijau atau green city
harus memenuhi beberapa indikator, diantaranya:

Green planning and design : perencanaan dan perancangan kota yang


beradaptasi pada kondisi biofisik kawasan.

Green open space : mewujudkan jejaring ruang terbuka hijau.

Green waste : usaha menerapkan 3 R (reduce, reuse, recycle).

Green transportation : pengembangan transportasi yang


berkelanjutan/transportasi massal.

2
Green water : efisiensi pemanfaatan sumber daya air.

Green energy : pemanfaatan sumber energi yang efisien dan ramah


lingkungan

Green building : pengembangan bangunan hemat energi.

Green community : kepekaan, kepedulian, dan peran aktif masyarakat dalam


pengembangan atribut kota hijau. Konstruksi bangunan yang ramah
lingkungan menjadi sebuah elemen vital dalam perwujudan kota hijau.

3. Regulasi
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang secara
tegas mengamanatkan minimal 30% dari wilayah kota berwujud ruang terbuka hijau
(RTH) dengan komposisi 20% RTH publik dan 10 persen RTH privat. Pengalokasian
RTH ini ditetapkan ke dalam peraturan daerah (perda) tentang RTRW kabupaten/kota

4. Implementasi
A. Pembentukan Forum Solo Hijau

Forum Solo Hijau adalah sebuah wadah komunikasi dan edukasi, antar
institusi, komunitas, lembaga, individu, bersifat terbuka, non partisan yang
peduli lingkungan menuju Kota Solo lestari. Badan Lingkungan Hidup
Kota Surakarta dan Forum Solo Hijau mewujudkan Green Community
dengan :

● Menyusun Green Map atau Peta Komunitas Hijau


● Melakukan berbagai sosialisasi P2KH di kecamatan dan sekolah di
Kota Surakarta
● Menyelenggarakan Aksi Komunitas Hijau

B. Taman Cerdas
Kota Surakarta membangun beberapa taman cerdas, di antaranya yang
sudah terealisasi adalah di Kelurahan Sumber, Kadipiro, Gandekan,
Joyontakan, Mojosongo dan Pajang. Taman ini menyediakan sarana bermain
dan berkreasi yang dilengkapi perpustakaan, multimedia, komputer dan akses
internet yang semuanya bisa digunakan secara gratis oleh anak-anak. Taman
pintar dibangun sebagai sarana bermain edukatif dan bersifat rekreatif, guna
mendukung Surakarta sebagai kota hijau

C. Taman Tirtonadi
Taman tirtonadi merupakan taman yang dibangun dari pembukaan
lahan baru yang dahulunya merupakan pemukiman kumuh bantara kali pepe.

3
Dua tahun lalu, lokasi itu masih menjadi tempat yang kumuh. Ratusan
hunian liar berdiri di bantaran sungai yang merupakan tembusan dari Kali
Pepe itu. Pemerintah lantas merelokasi para warga yang terdampak proyek
taman dan bendung tersebut.
Selain itu, taman itu juga dilengkapi dengan gedung yang akan
berfungsi sebagai sarana edukasi tentang air dan drainase. Sebagai bekas ibu
kota kerajaan, Kota Solo memiliki sistem pengaturan sungai dan drainase
yang cukup maju pada zamannya.

D. Pemeliharaan Taman Kota


Pemeliharaan dan pengelolaan taman kota serta fasilitas ruang terbuka
hijau dikota Surakarta dilakukan secara rutin dan signifikan sehingga
fasilitas ruang terbuka hijau tidak rusak atau bahkan terbengkalai.

5. Saran dan Rekomendasi


Sebagai mahasiswa, kami memiliki beberapa saran untuk mendukung
program kota hijau ini, antara lain adalah memperluas wawasan masyarakat
mengenai kota hijau terdiri dari konsep dan penyebarluasan pengetahuan kota
hijau, memperkuat regulasi dan memperjelas indikator serta capaian yang
ditargetkan, tidak hanya membuat/menciptakan fasilitas ruang hijau tetapi
juga lebih menjaga dan merawat fasilitas tersebut sehingga tidak terbengkalai

4
DAFTAR PUSTAKA

Bapeda Kota Banda Aceh. 2015. “Green City”, diakses pada 18 November 2021 pukul 08.01.
https://bappeda.bandaacehkota.go.id/program-strategis/green-city/

Program Pengembangan Kota Hijau. “Konsep Pengembangan Kota Hijau”, diakses pada 18

November 2021 pukul 08.15.

http://sim.ciptakarya.pu.go.id/p2kh/knowledge/detail/konsep-pengembangan-kota-hijau

5
MAKALAH TEKNOLOGI REKAYASA LINGKUNGAN
GREEN GOVERNMENT

DOSEN PENGAMPU :
Dr.Dewi Handayani,S.T,M.T

DISUSUN OLEH:
1. PANGGAH WISNU KUNCORO (V4221064)
2. PRIANKA AURORA RIZKI N (V4221065)
3. RANGGA HERU DARMA PUTRA (V4221070)
4. SAFIRANESTI APRILIANI N (V4221077)
5. VALLENCIA DWI PURWONO (V4221085)
6. YUAN PRATAMA SADEWO (V4221092)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK SIPIL


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

1
TAHUN 2021/2022
1. Pengertian Green Government
-Umum
Green government dapat diartikan sebagai pemerintahan yang berwawasan
lingkungan berkelanjutan. Green government bukan sekadar pemerintahan
yang peduli lingkungan hidup,melainkan juga pemerintahan yang benar-benar
memiliki visi dan misi terhadap pembangunan kota yang berkelanjutan.
-Ahli
Mengutip Richard Register (1987) dalam bukunya Ecocity Berkeley : building
cities for a healthy future, green government sama artinya pemerintah yang
dapat membangun sebuah kota mandiri, yang bisa menggunakan sumber
energi yang ramah lingkungan, berpolusi sangat rendah, gedung-gedung
bermaterial ramah lingkungan, dan berkontribusi meminimalisasi terjadinya
climate change (perubahan iklim).

2. Ukuran/Acuan

Konsep ini tercetus karena pada abad sekarang, lebih dari 50%
penduduk bumi menetap dan bekerja di kota. Kaum urban setiap tahun
meningkat. Tingginya angka urbanisasi dari desa ke kota dijadikan sebagai
tantangan dan kesempatan untuk merancang kota yang ramah lingkungan dan
memiliki keberlangsungan kehidupan yang tinggi. Kota bukan lagi sekadar
tempat tinggal atau bekerja, tetapi sebagai gaya hidup yang bersentuhan
dengan alam.

Dalam konsep green government, pemerintah dan seluruh


stakeholder (termasuk civil society) diharuskan dapat menjawab persoalan
perkotaan seperti permukiman, sistem transportasi massal, suplai energi,
suplai dan ketersediaan air, serta aspek sosiokultural. Selain itu,konsep ini juga
bertujun untuk menyelamatkan bumi dari kepunahan.

3. Implementasi

Universitas Sebelas Maret merupakan salah satu universitas yang


dikategorikan green campus. Green campus sendiri yang sebenarnya memiliki

2
makna yang lebih luas daripada sekedar kampus hijau yang ditumbuhi banyak
pohon tapi Green Campus sendiri adalah menjadikan lingkungan kampus
menjadi berwawasan lingkungan.

sudah banyak upaya yang dilakukan oleh pihak kampus untuk


menjadikan UNS Green Campus yang salah satu nya yang terlihat nyata
adalah banyaknya usaha untuk menanam pohon serta tanaman bunga atau
tanaman penghias disudut-sudut kampus, pemisahan sampah organik dan non
organik, pemanfaatan limbah dikampus, penggunaan energi alternative,
bangunan gedung kampus yang berwawasan lingkungan dan hari bebas emisi.

4. Rekomendasi

1) Pemerintah harus mengawasi dan menjalankan regulasi yang berkaitan dengan green
goverment.

2) Edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan di suatu kawasan lebih digencarkan


mengingat dampak yang ditimbulkan apabila keadaan kota-kota di indonesia saat ini
tidak berubah.

3) Mulai dari diri sendiri,dengan menjaga lingkungan di manapun kita berada

3
DAFTAR PUSTAKA

Universitas Sebelas Maret. “Green Campus”, , diakses pada 17 November 2021 pukul 21.15.
https://www.youtube.com/watch?v=d-AhgB8WFbs&feature=youtu.be

Green Government sebagai Pemerintahan berwawasan Visi Misi. “Green Government Alfi”,
diakses pada 17 November 2021 pukul 21.17.
https://www.academia.edu/35658511/GREEN_GOVERNMENT_ALFI#:~:text=Green%20g
overnment%20dapat%20diartikan%20sebagai%20pemerintahan%20yang%20berwawasan,vi
si%20dan%20misi%20terhadap%20pembangunan%20kota%20yang%20berkelanjutan

4
TUGAS KELOMPOK TEKNOLOGI DAN REKAYASA
LINGKUNGAN MAKALAH GREEN INDUSTRY

OLEH :

1. Revalina Nurul P.D. (V4221073)


2. Rika Alya Ramadani (V4221075)
3. Risky Ayu Kusuma (V4221076)
4. Salmadina Aprilliani (V4221078)
5. Widelia Auruma S. (V4221088)
6. Yoanita Aurelia (V4221089)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK SIPIL


SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
1. Pengertian
Industri Hijau adalah industri yang dalam proses produksinya mengutamakan
upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan
sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi
lingkungan hidup serta dapat memberi manfaat bagi masyarakat.
Untuk mengantisipasi semakin meningkatnya eksploitasi sumber daya alam
sebagai bahan baku industri, pemerintah mendorong kepada dunia usaha untuk
melakukan penghematan dan melakukan subsitusi bahan baku yang mudah
diperbarui.
Sejalan dengan gagasan green industry, Menteri Perindustrian RI MS Hidayat
menyatakan bahwa gerakan industri hijau merupakan industri yang berwawasan
lingkungan, menyelaraskan pembangungan dengan kelestarian fungsi lingkungan
hidup, serta mengutamakan efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya secara
berkelanjutan. Sementara itu, untuk mendorong gerakan green industry bukan tidak
mungkin untuk diberikan insentif. Menurut Menteri Perindustrian, saat ini pemerintah
tengah membahas insentif pajak tax allowance dan tax holiday untuk investasi besar
dalam rangka memacu industrialisasi di Indonesia. Insentif tersebut akan diberikan
kepada industri yang mampu menyerap banyak tenaga kerja dan akibatnya, ekspor
tenaga kerja akan dikuran

2. Tujuan
Tujuan green industry adalah menjadikan industri yang sesuai dengan
lingkungan sekitar baik secara moral maupun fisik. Saat ini pemerintah Indonesia
sedang merevisi UU tentang perindustrian. Salah satunya adalah mengatur tentang
perancanaan, pelaksanaan, dan pengembangan industri hijau

3. Manfaat
Penerapan industry hijau secara bertahap akan dapat membantu meningkatkan
efesiensi, keuntungan serta daya saing di pasar global. Pendekatan yang menerapkan
prinsip-prinsip efesiensi dan pencegahan pencemaran, disatu sisi akan mampu
mengurangi biaya produksi, sementara pada sisi lain kepentingan lingkungan juga
terpenuhi. Namun, realitas menunjukkan bahwa dukungan terhadap pelaksanaan
industry hijau dari perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia belum cukup
kuat.
Oleh karena itu, identifikasi faktor-faktor organisasi perusahaan yang berperan
dalam menentukan keberhasilan pengelolaan lingkungan, khususnya penerapan
industry hijau di Indonesia, perlu dieksplorasi lebih lanjut untuk memberikan
masukan ke berbagai pihak dalam pengelolaan lingkungan yang lebih baik.
Environmental Strategic Management (ESM) dapat dijadikan pilihan sebagai alat
bantu manajemen yang dapat dimanfaatkan untuk menjalankan kebijakan industry
hijau untuk skala kawasan.
Perubahan iklim adalah fenomena global yang dipicu oleh kegiatan manusia
terutama yang berkaitan dengan penggunaan bahan bakar fosil (BBF) dan kegiatan
alih-guna lahan. Kegiatan tersebut dapat menghasilkan gas-gas yang makin lama
makin banyak jumlahnya diatmosfir. Diantara gas-gas tersebut adalah karbon dioksida
(CO2), Metana (CH4) dan nitrous oksida (N2O). Gas-gas tersebut mempunyai sifat
seperti kaca yang meneruskan radiasi gelombang pendek atau cahaya matahari, tetapi
menyerap dan memantulkan radiasi gelombang panjang atau radiasi balik yang
dipancarkan bumi yang bersifat panas sehingga suhu atmosfir bumi makin meningkat.
Berada di bumi yang diliputi gas-gas tersebut bagaikan di dalam rumah kaca yang
selalu lebih panas dibanding suhu udara diluarnya. Oleh karena itu, gas-gas tersebut
dinamakan gas rumah kaca (GRK) dan pengaruh yang ditimbulkannya dikenal dengan
efek rumahkaca yang selanjutnya menimbulkan pemanasan global dan perubahan
iklim.8 Hasil dari industri bersih dapat mengelola emisi yang dihasilkan oleh Industri,
dengan mengelola emisi dengan baik berarti dapat mengurangi emisi yang berupa gas
rumah kaca sehingga efek rumah kaca dapat dikurangi, selanjutnya bisa mengurangi
pemanasan global.

4. Penerapan Green Industry


Penerapan industri hijau dilakukan melalui konsep produksi bersih (cleaner
production) melalui aplikasi 4R, yaitu Reduce (pengurangan limbah pada sumbernya),
Reuse (penggunaan kembali limbah), dan Recycle (daur ulang limbah), dan Recovery
(pemisahan suatu bahan atau energi dari suatu limbah). Untuk lebih mengefektifkan
aplikasi penerapan produksi bersih, prinsip Rethink (konsep pemikiran pada awal
operasional kegiatan) dapat ditambahkan sehingga menjadi 5R. Disamping itu,
produksi bersih juga melibatkan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi
penggunaan bahan baku, bahan penunjang dan energi di seluruh tahapan produksi.
Dengan menerapkan konsep produksi bersih, diharapkan sumber daya alam dapat
lebih dilindungi dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Secara singkat, produksi
bersih memberikan dua keuntungan, pertama efisiensi dalam proses produksi; dan
kedua adalah meminimisasi terbentuknya limbah, sehingga dapat melindungi
kelestarian lingkungan hidup.

5. Kebijakan Green Industry


Di Indonesia Industri hijau merupakan perwujudan penerapan konsep
pembangunan berkelanjutan dalam kegiatan ekonomi. Konsep pembangunan 4
berkelanjutan dijelaskan pada Pasal 1 ayat (3) Undang - Undang Nomor: 32 tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengeloaan Lingkungan Hidup yaitu kosep
pembangunan berkelanjutan sebagai upaya sadar dan terencana yng memadukan
aspek lingkungan hidup, sosial dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk
menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan
dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Konsep pembangunan
berkelanjutan telah diakomodasi dalam Pasal 33 ayat (4) Undang - Undang NRI 1945
(Undang-Undang Amandemen), sehingga telah menjadi sumber etika dan menjadi
keharusan diterapkan pada pembangunan ekonomi. Pasal 33 ayat (4) Undang-Undang
NRI menegaskan “perekonomian Nasional diselenggarakan berdasarkan asas
demokrasi ekonomi dengan berbagai prisip, salah satunya prinsip berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan. Sebagai sumber etika dalam pembangunan ekonomi maka
prinsip pembangunan berkelanjutan diterapkan pada sektor Industri dengan wujud
program industri hijau.
Kebijakan Industri hijau di Indonesia dituangkan dalam dalam Undang -
UndangNomor 3 tahun 2014 tentang perindustrian. Industri Hijau adalah Industri
yang dalam proses produksinya mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas
penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan
pembangunan Industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat
memberikan manfaat bagi masyarakat. Program ini dikembangkan dengan dua
strategi meliputi : pengembangan industri yang sudah ada menjadi industri hijau dan
membangun industri baru dengan prinsip industri hijau. Program industri hijau
bersifat sukarela dan diberikan 5 penghargaan bagi industri yang telah mencapai
tingkat beyond compliance dalam proses produksinya.

6. Implementasi
Salah satu peralatan yang memegang peranan penting dalam proses membatik
adalah canting. Umumnya, canting yang biasa digunakan adalah canting tradisional,
dengan proses tradional pula biasanya menggunakan kompor minyak tanah dan yang
lebih modern lagi menggunakan kompor listrik. Prosesnya malam dimasukkan dalam
wajan kemudian dipanaskan sampai mencair selanjutnya diambil dengan canting.
Melalui lubang yang ada pada ujung canting malam ditorehkan kepada kain. Proses
yang demikian kurang efektif dan effisien, pembatik dapat terkena percikan malam
yang panas ketika meniup malam yang mungkin menyumbat lubang jalannya malam
cair, malam sering tumpah dan frekuensi pengambilan malam dilakukan berkali-kali.
Adanya perkembangan teknologi, maka beredar canting listrik. Kelebihan canting
listrik adalah adanya pengontrolan suhu secara otomatis sehingga dapat
mempermudah untuk menyesuaikan dan mempertahankan kestabilan suhu malam
cair, namun kekurangannya adalah kapasitas nyamplungan kurang besar.
Upaya pembinaan terhadap industri batik khususnya batik tulis telah dilakukan
pemerintah untuk semakin memperkuat daya saing industri yang salah satunya adalah
terkait implementasi Industri Hijau. Melalui Kementerian Perindustrian, pemerintah
telah menyusun dan mensyahkan pemberlakuan regulasi industri hijau melalui
Permenperin No.13/2019 tentang Standar Industri Hijau Untuk Industri Tekstil
Pencelupan, Pencapan dan Penyempurnaan. Permenperin No.13/2019 tersebut
merupakan implementasi dari UU no.3/2014 pasal 77 s/d 83. Konsep dasar Industri
Hijau menekankan bahwa suatu proses industri harus efisien dan efektif dalam
penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan
pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat
memberi manfaat bagi masyarakat.
Daftar Pustaka
● Alrasyid, M. H. (2016). Environmental Strategic Management Untuk Kawasan Industri
Hijau. IJEEM-Indonesian Journal of Environmental Education and Management, 1(1),
101-116.
● Aminah, A., & Yusriadi, Y. (2018). Pelaksanaan Program Industri Hijau sebagai Upaya
Pemenuhan Komitmen Penurunan Gas Rumah Kaca.
● Cahyono, H. B., & Yuliastuti, R. (2021). Aplikasi Canting Listrik Pada Industri Batik Tulis Untuk
Mendukung Implementasi Industri Hijau Pada Industri Tekstil Pencelupan, Pencapan Dan
Penyempurnaan. Jurnal Teknologi Proses dan Inovasi Industri, 5(2), 67-73.
MAKALAH  TEKNOLOGI REKAYASA LINGKUNGAN
MATERI “GREEN TRANSPORT”

Disusun untuk memenuhi tugas 


Mata Kuliah : Teknologi Dan Rekayasa Lingkungan 
Dosen Pengampu : Dr. Dewi handayani, S.T., M.T. 

Disusun oleh :

1. Reginald Edbert Clarence F (V4221071)


2. Renaldi Aditya Pratama (V4221072)
3. Syafira Yuanita Wakhda (V4221081)
4. Syah Iqbal Tantowi (V4221082)
5. Veren Qoridha Nafasya (V4221086)
6. Veto Galan Lingga Bachtiar (V4221087)
7. Yoses Otniel Siahaan (V4221091)

KELAS C

SEKOLAH VOKASI – D3 TEKNIK SIPIL  

UNIVERSITAS SEBELAS MARET 

SURAKARTA

2021
1. PENGERTIAN GREEN TRANSPORT

Transportasi hijau atau biasa dikenal dengan istilah green transport  yang


merupakan suatu perangkat transportasi berwawasan lingkungan. Transportasi hijau
merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk menciptakan transportasi
yang sedikit atau tidak menghasilkan gas rumah kaca. Saat ini permasalahan terkait
gas rumah kaca menjadi faktor utama dalam globalisasi. Green transportasi
merupakan salah satu dari delapan komponen green city dimana pengembangan
sistem transportasi berkelanjutan melalui  green transportation  bertujuan untuk
mendorong masyarakat dalam penggunaan transportasi  publik ramah lingkungan.
Terdapat berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan transportasi yang
berwawasan hijau guna mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap  bahan
bakar fosil, diantaranya dengan menggunakan bahan bakar hijau, kendaraan hijau,
transportasi hijau dan angkutan umum. Munculnya green transportasi diharapkan
mampu memberikan angin segar bagi pemerintah untuk menata sistem transportasi
menjadi lebih  baik, aman, nyaman namun tetap ramah lingkungan sehingga
pemerintah dapat mewujudkan transportasi yang berintegrasi dan berkelanjutan yang
disebut sebagai Eco City. Salah satu konsep pengembangan kota dari eco city adalah
yang menggabungkan nuansa budaya yang ramah lingkungan.

Konsep Green Transportation adalah konsep yang dimaksudkan agar moda


transportasi bisa lebih ramah lingkungan, hal ini bisa dilakukan dengan menggunakan
perangkat transportasi yang berwawasan lingkungan. Transportasi hijau merupakan
pendekatan yang digunakan untuk menciptakan transportasi yang sedikit (reduce
transportation)  atau tidak menghasilkan gas rumah kaca (zero transportation). Gas
rumah kaca merupakan salah satu penyebab global warming selama ini dan gas rumah
kaca yang berasal dari transportasi berada pada kisaran 15-25%. Menurut
Williams(2012) beberapa indikator Green Transportation adalah tingkat kepemilikan
mobil pribadi tingkat penggunaan bahan bakar minyak, waktu dan jarak perjalanan,
tingkat penggunaan angkutan umum, transportasi massal, fasilitas untuk bersepeda
dan berjalan, dan smart transportation management systems. Dalam rangka untuk
mencapai sistem transportasi rendah karbon, lebih banyak penelitian dan praktek yang
dibutuhkan untuk menggabungkan indikator- indikator ini.

A. Manfaat Menggunakan Transportasi Hijau.

Selain mengurangi dampak pemanasan global beberapa keuntungan konsep


transportasi hijau antara lain adalah:
a. Menghemat sumber energi dan mengenefisikan tenaga,baik tenaga
manusia,alam,

b. Menghindarkan manusia dari bahaya polusi,penyebaran penyakit,keracunan


dan berbagai macam resiko penyakit yang ditimbulkan

c. Menekan biaya pembuatan dan menggunakan sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui.

d. Mengurangi jumlah sampah anorganik yang tidak dapat diuraikan oleh


mikroorganisme

B. Cara Untuk Menciptakan Transportasi Hijau.


Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk menciptakan transportasi yang
berwawasan hijau, yang dapat mengurangi ketergantungan kita terhadap bahan bakar
fosil yaitu:

1.1 Bahan Bakar Hijau


Bahan bakar hijau yang bisa digunakan dalam transportasi meliputi:
1) Listrik,
Merupakan bahan bakar yang yang mengeluarkan emisi gas rumah kaca
yang minim, apalagi bila menggunakan sumber dari tenaga air, angin, sel
surya ataupun nuklir. Listrik ideal digunakan untuk transportasi yang
melalui jalur tetap seperti Bus Listrik, Kereta rel listrik (KRL), tetapi
selain itu saat ini sudah diperkenalkan mobil/motor yang digerakkan
dengan listrik yang disimpan dalam batere.
2) Bahan bakar nabati,
Merupakan bahan bakar yang diolah dari bahan-bahan nabati, dapat
diperoleh dari Minyak Nabati, ataupun alkohol, ataupun dalam bentuk
padat. Minyak nabati seperti minyak jarak, minyak kelapa sawit digunakan
untuk campuran minyak diesel yang diberi nama BioDiesel, sedang
alkohol yang berasal dari hidrat arang dari tetes tebu ataupun lainnya
dicampurkan ke bahan bakar premium/pertamax yang diberi nama
BioPertamax di Indonesia.
3) Sel bahan bakar,
Merupakan konsep baru yang dikembangkan dimana prosesnya adalah
penggunaan gas H2 yang direaksikan dengan O2 yang menghasilkan air
dan listrik, listrik yang dihasilkan digunakan untuk menggerakkan
kendaraan. Selain gas H2 juga bisa digunakan gas methan. Permasalahan
yang ditemukan pada kendaraan yang berbahan bakar H2 adalah belum
adanya jaringan stasiun pengisian bahan bakar gas hidrogen.
4) Bahan bakar gas,
Dapat berupa LPG (liquefied Petroleum Gas) ataupun CNG (Compressed
Natural Gas) yang saat ini sudah digunakan untuk angkutan bus
TransJakarta di Jakarta, sumber gasnya terdapat dibeberapa daerah di
Indonesia yang ditransportasi melalui pipa dan tangki bertekanan.

1.2 Kendaraan Hijau

Kendaraan yang ramah lingkungan seperti mobil listrik, kendaraan hibrida


yang merupakan gabungan antara mesin mobil konvensional yang menggerakkan
generator yang mengisi baterai dan kendaraannya sendiri dijalankan dengan motor
listrik. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah harga kendaraan yang relatif
mahal, sehingga di banyak negara diberikan berbagai insentif bila
menggunakannya diantaranya penurunan bea masuk, pajak kendaraan bermotor
yang lebih rendah, pembebasan pembayaran retribusi pengendalian lalu lintas
(London).

C. Kendala Penerapan Transportasi Hijau Di Indonesia

Meskipun memiliki visi dan misi yang bagus, konsep green trasnportation atau
transportasi hijau masih memiliki banyak kendala sehingga sulit diterapkan dinegara
seperti indonesia,beberapa kendalanya adalah sebagai berikut:

a. Proses pembuatan ijin untuk pembuatan sarana dan prasarana transportasi


yang terlalu berbelit belit,
b. Pertumbuhan kendaraan bermotor yang tidak diimbangi dengan pertumbuhan
prasarana jalan.
c. Tingginya angka urbanisasi penduduk.
d. Rendahnya minat masyaratkat untuk berpindah dari kendaraan pribadi ke
kendaraanumum
e. Kurangnya fasilitas bagi transportasi yang ramah lingkunagan seperti jalan
khusus bagi pemakai sepeda dijalan.

2. KRITERIA / ACUAN GREEN TRANSPORT

No. Kriteria Jelek Sedang Baik Sangat Baik

30 sd 45 46 sd 60 61 sd 75 76 sd 90

1. Mendorong Penggunaan
Tranportasi Publik
1.1 Persentase Transportasi <5% 6 sd 15% 16 sd 25% >25%
publik berbahan bakar
ramah lingkungan

1.2 Persentase Jumlah <15% 16 sd 20% 21 sd 35% >35%


Angkutan umum terhadap
jumlah total kendaraan
bermotor

2. Fasilitas Pejalan Kaki

2.1 Ketersediaan Pedestrian 1 lokasi 2 lokasi 3 lokasi >3 lokasi


yang memenuhi standar
nasional Indonesia

2.2 Total Panjang Fasilitas >50 KM 51 sd 100 SD >150KM


Pedestrian yang 100KM 150KM
memenuhi standar
nasional Indonesia dalm
satu kota

3. Fasilitas Jalur Khusus


Sepeda

3.1 Penyediaan Jalur khusus 1 lokasi 2 lokasi 3 lokasi >3lokasi


sepeda

3.2 Total Panjang Fasilitas <10 KM 11 sd 15 16 sd >20KM


Jalur khusus Sepeda KM 20KM

4. Fasilitas Energi Bersih


dan Infrastruktur
Pendukung

4.1 Jumlah SPBG yang 1 sd 2 >2


terdapat di kota

4.2 Jumlah SPBU yang <5 5 sd 10 11 sd 15 >15


menjual Bio-Solar

4.3 Jumlah SPBU yang <5 5 sd 10 11 sd 15 >15


menjual BBM non subsidi

5. Pengembangan Ruang
Terbuka Hijau
5.1 Persentase luasan RTH <5% 6 sd 15% 16 sd 25% >25%
dibanding lus wilayah
administrasi

5.2 Jenis Pohon yang <3 jenis 4 sd 7 8 sd 9 >10 items


mengurangi polusi udara jenis jenis

3. IMPLEMENTASI GREEN TRANPORT DI INDONESIA

Dewasa ini, pemerintah sedang gencar-gencarnya mensosialisasikan dan


berusaha merealisasikan konsep sustainable transportation. Langkah awal
permerintah, yaitu dengan pembuatan busway di Indonesia untuk pemenuhan
kebutuhan transportasi terutama di kota dengan jumlah penduduk yang cukup padat.
Sedangkan realisasi dari konsep sustainable transport lainnya masih dalam rencana,
salah satunya yaitu monorail. Rencana perbaikan sistem Kereta Api Indonesia dengan
perencanaan monorail sebenarnya telah disampaikan beberapa tahun lalu, namun
sampai saat ini hal tersebut belum terealisasikan. Konsep Sustainable transportation
ini memang sangat tepat dijadikan solusi dalam pemecahan permasalahan transportasi
di Indonesia. Konsep ini juga telah banyak berhasil di terapkan di negara maju lainnya
sehingga pemerintah dan masyarakat Indonesia bisa belajar banyak akan keberhasilan
konsep sustainable transportation dari Negara maju seperti Curitiba, Brazil dengan
sistem transportasi yang ramah lingkungan tersebut. Berikut ini adalah beberapa
penerapan Sistem Transportasi di Indonesia yaitu Bus Rapid Transit (BRT) di Jakarta
diwujudkan dengan dibangunnya beberapa koridor. Bus Transjakarta atau biasa juga
disebut dengan Busway. Sejauh ini telah beroperasi 9 koridor busway dari 15 koridor
yang direncanakan. Busway ini sebenarnya memberikan harapan bagi warga ibukota
untuk menjawab solusi kemacetan yang ada karena memiliki keunggulan dari bus
umum lainnya. Busway dilengkapi dengan pendingin udara, waktu tempuh yang
relatif cepat dibanding kendaraan umum lainnya, dan memilki jalur khusus sehingga
tidak terkena dampak macet.

4. SARAN REKOMENDASI
Dari pembahasan diatas maka saran kami adalah :
1. Pembatasan jumlah kendaraan dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi
denganmenegakan hukum (transportasi) mengenai pajak kendaraan di
Indonesia denganmeningkatkan tarif pajak kendaraan pribadi
2. Mengoptimalisasi penggunaan transportasi publik serta pemanfaatan hasil
perolehan pajak untuk perbaikan utilitas jalan dan infrastruktur kota
3. Pemeliharaan Transportasi Publik yang lebih Intensif agar masyarakat tidak
enggan untuk menggunakan transportasi public yang ada, selain itu juga
pelayanan transportasi public haruslebih ditingkatkan sehingga penumpang
merasa lebih aman dan nyaman
4. Perluasan prasarana jalan bagi pejalan kaki sangat diprioritaskan agar
masyarakat merasa nyaman dan aman dengan penghijauan sekitarnya dan
desain jalan untuk pedestrian yangdisesuaikan dengan kearifan lokal.
5. Pertambahan jumlah pejalan kaki sangat sustainable sehingga daya tarik untuk
sarana jalanharus lebih ditingkatkan.

5. KESIMPULAN

Transportasi merupakan inti Pembangunan Nasioanal untuk melancarakan arus


manusia barang maupu informasi sebagai penunjang tercapainya pengalokasian
sumber-sumber perekonomian secara optimal untuk itu jasa transportasi harus cukup
tersedia secara merata dan terjangkau daya beli masyarakat. Sarana transportasi darat
berkembang mengikuti fenomena yang timbul. Pemilihan sistem transportasi yang
salah dapat mengakibatkan terjadinya permasalahan-permasalahan bagi masyarakat
maupun lingkungan. Dengan melakukan hal kecil seperti misalnya sepeda ataupun
mengurangi menggunakan kendaraan untuk kegiatan yang tidak perlu kita sudah
berpartisipasi dalam mengurangi pemanasan global di bumi, partisipasi dari
pemerintah juga sangat penting untuk menciptakan transportasi yang berkonsep ramah
lingkungan di indonesia seperti misalnya sedkit melonggarkan aturan untuk
pembangunan sarana dan prasarana trasnportasi yang berkonsep ramah lingkungan
ataupun membangun fasilitas jalan untuk pengguna kendaraan hijau misalnya
membangun jalan untuk pengguna sepeda, menyediakan dan memperbanyak tempat
pengisian bahan bakar gas ataupun listrik.

Daftar Pustaka

Atmadjaja, Y 2016, Green Transportation, docplayer, dilihat 18 November 2021,


https://docplayer.info/30478630-Green-transportation.html

Nurchalimah 2015, Green Transport (Transportasi Hijau), blog unnes, dilihat 18


November 2021,
http://blog.unnes.ac.id/nurchalimah/2015/11/26/green-transport-transportasi-hijau/

Newgate 2015, Green Transportation, scribd, dilihat 18 November 2021,


https://www.scribd.com/doc/263101617/green-transportation-doc

Anda mungkin juga menyukai