Anda di halaman 1dari 33

PENGARUH GREEN ARCHITECTURE TERHADAP SIRKULASI UDARA

DALAM RUANG SERTA DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN

Disusun oleh :

Muhammad Hizqil Nuryashin

205060200111069

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020

1
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami masih diberi kesehatan sehingga dapat menyelesaikan
karya tulis dengan judul “Pengaruh Green Architecture Terhadap Sirkulasi Dalam
Ruang dan Dampaknya Terhadap Lingkungan” tepat pada waktunya. Karya tulis ini
dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia serta
memberi wawasan baru terhadap para arsitek, perusahaan kontraktor, dan developer
tentang seberapa besar suatu bangunan dengan green architecture terhadap
lingkungan sekitar.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak menerima bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak yang membantu penyelesaian Karya Tulis Ilmiah
ini hingga selesai. Untuk ini perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah Swt.
2. Bapak Khilmi Mauliddian selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia.
3. Seluruh penulis jurnal referensi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini..
Penyelesaian karya tulis ini juga bersumberkan dari beberapa referensi, seperti
dari internet yaitu dari google dan dari penelitian objek secara langsung yang kami
lakukan. Kami sangat mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang nantinya akan
kami gunakan sebagai acuan dalam penyempurnaan karya tulis ini.

Bandung, 7 Desember 2020

Muhammad Hizqil Nuryashin

i
PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

1 Judul Kegiatan : Pengaruh Green Architecture Terhadap


Sirkulasi Dalam Ruang dan
Dampaknya Terhadap Lingkungan
2 Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Muhammad Hizqil Nuryashin
b. NIM : 205060200111069
c. Jurusan : S-1 Teknik Mesin
d. Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Jalan Tubagus Ismail Bawah No. 40,
Kel. Lebakgede, Kec. Coblong, Kota
Bandung 40132
f. Email : hizqilnuryashin@student.ub.ac.id
5 Dosen Pendamping
Nama Lengkap dan Gelar : XXXX
NIDN : XXXX
Alamat Rumah dan No Tel./HP : XXXX
6 Biaya Kegiatan Total:
a. Kemristekdikti : Rp. XXXX
b. Sumber lain : -
7 Jangka Waktu Pelaksanaan : 1 Bulan
Bandung, 7 Desember 2020
Menyetujui,
Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan Ketua Pelaksana Kegiatan,

((Dr.Eng.Ir. Denny Widhiyanuriyawan, ST., MT) (Muhammad Hizqil Nuryashin)


NIP. 19750113 200012 1 001 NIM. 205060200111069

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Dosen Pendamping

(Prof. Dr. Abdul Hakim, M.Si) (XXXX)


NIP. 19610202 198503 1 06 NIDN. xxxxxxxxxx

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
MOTTO.................................................................................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................vii
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.......................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan ..........................................................................................3
1.4 Metode Penulisan..........................................................................................3
1.5 Manfaat Penulisan.........................................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan....................................................................................4
1.4 Kajian Pustaka...............................................................................................4
1.5 Dasar Teori....................................................................................................7
BAB 2. PEMBAHASAN........................................................................................9
2.1 Objek Penelitian............................................................................................9
2.2 Indikator Penelitian.....................................................................................12
2.3 Hasil Survey dan Observasi.........................................................................16
2.4 Pembahasan.................................................................................................20
BAB 3. PENUTUP................................................................................................20
3.1 Simpulan......................................................................................................23
3.2 Saran............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24

iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1…………………………………………………….. 1
Gambar 2.1…………………………………………………….. 10
Gambar 2.2 ……………………………………………………. 10
Gambar 2.3 ……………………………………………………. 10
Gambar 2.4 ……………………………………………………. 10
Gambar 2.5 ……………………………………………………. 10
Gambar 2.6 ……………………………………………………. 11
Gambar 2.8 ……………………………………………………. 12
Gambar 2.9 ……………………………………………………. 22

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. ………………………………………………………. 17

MOTTO

v
Tidak ada satupun doa yang mahasiswa abadi panjatkan kepada Tuhan selain doa
agar tugas ini cepat terselesaikan.

Senantiasa sabar di dalam mengatasi segala kesulitan dan bertindak laku bijaksana
adalah sebuah kunci utama menuju kesuksesan.

Hidup tidak akan pernah menghadiahkan suatu hal pun kepada seorang manusia
tanpa disertai adanya kerja keras.

ABSTRAK

vi
Permasalahan lingkungan khususnya pemanasan global menjadi topik
permasalahan yang mencuat akhir-akhir ini. Dalam dunia arsitektur muncul fenomena
sick building syndrome yaitu permasalahan kesehatan dan ketidaknyamanan karena
kualitas udara dan polusi udara dalam bangunan yang ditempati yang mempengaruhi
produktivitas penghuni, adanya ventilasi udara yang buruk, dan pencahayaan alami
yang kurang memadai.

Selain karena adanya pemanasan global, penciptaan atau inovasi energi yang
terbarukan juga menjadi latar belakang timbulnya konsep green architecture. Hingga
pada akhirnya timbul konsep Green Building. Gedung Hemat Energi atau dikenal
dengan sebutan green building terus digalakkan pembangunannya sebagai salah satu
langkah antisipasi terhadap perubahan iklim global. Indikasi arsitektur disebut
sebagai 'green' jika dikaitkan dengan praktek arsitektur antara lain penggunaan
renewable resources (sumber-sumber yang dapat diperbaharui, passive- active solar
photovoltaic (sel surya pembangkit listrik), teknik menggunakan tanaman untuk atap,
taman tadah hujan, menggunakan kerikil yang dipadatkan untuk area perkerasan, dan
sebagainya,

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Banyaknya bangunan-bangunan besar di kota-kota besar seperti Bandung dan


Jakarta terkadang mempengaruhi keadaan lingkungan sekitar, contohnya seperti
pencemaran lingkungan. Dilansir dari Kompas.com “Kualitas udara DKI Jakarta
masuk dalam kategori tidak sehat, pada Senin (18/11/2019) siang, berdasarkan
informasi dari situs penyedia data polusi udara AirVisual. Pukul 13.51 WIB,
kualitas udara Jakarta berstatus tidak sehat, dengan Air Quality Index (AQI) atau
indeks kualitas udara sebesar 155 dengan konsentrasi parameter PM 2,5 63
mikrogram per meter kubik. Dengan AQI tersebut, DKI Jakarta berada di
peringkat ke-6 sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di antara kota-kota
besar lainnya di dunia.” Melihat hal tersebut tentu para pengembang properti
besar di Indonesia, seperti PT Lippo Karawaci, PT Agung Podomoro, dan PT
Bumi Serpong Damai saat ini harus menanamkan konsep green building guna
mengurangi berbagai problematika polusi dan kerusakan lingkungan dalam
mengembangkan infrastruktur serta sarana dan pra-sarana untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat secara menyeluruh.

Meikarta adalah salah satu contoh besar dimana para pengembang saat ini
sedang bersaing ketat serta Hotel Pullman yang ada di depan Gedung Sate
Bandung juga salah satu bukti besar bahwa para pengembang saat ini sudah mulai
gencar mengembangkan infrastruktur. Banyak bangunan-bangunan yang
dibangun oleh pengembang-pengembang tersebut yang minim ramah lingkungan.
Konstruksi-konstruksi yang dibangun oleh pengembang tersebut merusak kontur
tanah, meningkatkan polusi udara, serta menghilangkan kesuburan tanah itu
sendiri.

1
Struktur bangunan yang tidak sehat juga menmpengaruhi ekosistem alam
sekitar. Jika kita melihat pengembang-pengembang dari luar, mereka sudah mulai
menerapkan konsep green architecture terhadap bangunan-bangunan yang
mereka kembangkan, contohnya seperti Vancouver Convention Center West di
Vancouver, Kanada dan Sky One Central Park di Sydney, Australia. Dimana
bangunan- bangunan tersebut sudah dapat meminimalisasi polusi udara, serta
dapat menghemat energi dengan meminimalisasi pasokan listrik.

Gambar 1.1 Bangunan dengan konsep green architecture

Sesuai dengan pemaparan di atas dapat diketahui bahwa rendahnya kesadaran


para pengembang untuk mulai peduli pada lingkungan sekitar, sehingga di
butuhkan kesadaran yang tinggi dan pengetahuan tinggi untuk menciptakan
bangunan yang ramah lingkungan.

Melihat keadaan Kota Bandung dimana julukan Paris Van Java sudah mulai
memudar, memaksa para pengembang untuk mengembangkan bangunan yang
ramah lingkungan dan hemat energi, atau yang dikenal dengan Green
Architecture. Konsep Green Architecture menekankan pada peningkatan efisiensi
penggunaan air, energi dan material bangunan, yang dapat mengurangi dampak
bangunan baru terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Selain itu, Green
Architecture juga menerapkan konsep desain yang mengikuti kontur dan
mengurangi cut and fill.

2
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini antara lain :
A. Apakah penggunaan metode green architecture dalam pembangunan akan
berdampak positif bagi lingkungan sekitar?
B. Sejauh mana manfaat serta kekurangan dari green architecture bila diterapkan
dalam waktu panjang dan jumlah yang besar?
C. Bagaimana kondisi udara di sekitar bangunan green architecture dengan
bangunan non-green architecture.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan karya tulis ilmiah ini adalah:
A. Mengetahui apakah penggunaan metode green architecture dalam
pembangunan akan berdampak positif bagi lingkungan sekitar.
B. Mengukur sejauh mana manfaat serta kekurangan dari green architecture bila
diterapkan dalam waktu panjang dan jumlah yang besar.
C. Membandingkan kondisi udara di sekitar bangunan green architecture dengan
bangunan non-green architecture.
1.4 Metode Penulisan
Dalam penelitian ini digunakan metode tinjau lapangan (metode deskriptif)
dan metode komparatif. Metode tinjau lapangan (deskriptif) adalah metode karya
tulis ilmiah dengan cara melihat, mengamati, bertanya, dan melakukan observasi.
Metode komparatif adalah metode karya tulis ilmiah dengan cara membandingan
suatu objek dengan objek lainnya.
1.5 Manfaat Penulisan
Penulisan karya tulis ilmiah ini dapat diambil manfaat sebagai berikut:
A. Memberdayakan potensi site dan menghemat sumber daya alam akibat
menipisinya sumber energi tak terbarukan.

3
B. Meminimalisasi pengaruh buruk terhadap lingkungan alam dan menghasilkan
tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara
memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan
optimal.
C. Memberi wawasan baru terhadap pengembang akan pentingnya penerapan
konsep green architecture dalam membangun infrastruktur
D. Ikut andil dalam mendukung program go green dan menanggulangi fenomena
efek rumah kaca.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
A. Bab I Pendahuluan
 Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan, manfaat penulisan, serta sistematika
penulisan karya tulis ilmiah ini.
B. Bab II Pembahasan
 Bab ini berisi inti dari karya tulis ilmiah yakni berupa pembahasan dan
hasil survey pengamatan dan penelitian.
C. Bab III Penutup
 Bab ini berisi simpulan dari penelitian serta saran bagi peneliti yang
ingin mengembangkan penelitian ini lebih lanjut.
1.7 Kajian Pustaka
 Green Architecture
‘Green’ dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan),
earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan
dengan performa sangat baik). Ukuran 'green' ditentukan oleh berbagai faktor,
dimana terdapat peringkat yang merujuk pada kesadaran untuk menjadi lebih
hijau. Di negara-negara maju terdapat award, pengurangan pajak, insentif
yang diberikan pada bangunan-bangunan yang tergolong 'green'.

4
Indikasi arsitektur disebut sebagai 'green' jika dikaitkan dengan praktik
arsitektur antara lain penggunaan renewable resources (sumber-sumber yang
dapat diperbaharui, passive-active solar photovoltaic (sel surya pembangkit
listrik), Teknik menggunakan tanaman untuk atap, taman tadah hujan,
menggunakan kerikil yang dipadatkan untuk area perkerasan, dan sebagainya.

Konsep 'green' juga bisa diaplikasikan pada pengurangan penggunaan


energi (misalnya energi listrik), low energy house dan zero energy building
dengan memaksimalkan penutup bangunan (building envelope). Penggunaan
energi terbarukan seperti energi matahari, air, biomass, dan pengolahan
limbah menjadi energi juga patut diperhitungkan.

Dari pengertian diatas, Green Architecture sangat berpengaruh penting


terhadap kehidupan manusia, baik di masa lampau, sekarang terutama akan
datang.

 Green Building

Green building adalah konsep untuk ‘bangunan berkelanjutan’ dan


mempunyai syarat tertentu, yaitu lokasi, sistim perencanaan dan
perancangan,renovasi dan pengoperasian, yang menganut prinsip hemat enrgi
serta harus berdampak positif bagi lingkungan, ekonomi dan sosial.

Meskipun teknologi baru yang terus dikembangkan untuk melengkapi


praktek saat ini dalam menciptakan struktur hijau, tujuan umum adalah bahwa
bangunan hijau dirancang untuk mengurangi dampak keseluruhan lingkungan
binaan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan alam dengan cara :

A. Efisien menggunakan energi, air, dan sumber daya lainnya. Dirancang


dengan biaya lebih sedikit untuk mengoperasikan dan memiliki kinerja
energi yang sangat baik.
B. Melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas
karyawan

5
C. Mengurangi sampah, polusi dan degradasi lingkungan
D. Bangunan alami, yang biasanya pada skala yang lebih kecil dan
cenderung untuk fokus pada penggunaan bahan-bahan alami yang
tersedia secara lokal.
E. Bangunan hijau tidak secara khusus menangani masalah perkuatan
rumah yang ada..
F. Mengurangi dampak lingkungan : Praktik green building bertujuan
untuk mengurangi dampak lingkungan dari bangunan.
 Suistainable Architecture
Sustainable Architecture atau dalam bahasa Indonesianya adalah
Arsitektur Berkelanjutan, adalah sebuah konsep terapan dalam bidang
arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep
mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan
dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis
manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan,
dan tentu saja arsitektur. Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam
telah mencapai taraf pengrusakan secara global, sehingga lambat tetapi pasti,
bumi akan semakin kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan
manusia, akibat dari berbagai eksploitasi terhadap alam tersebut.
Keberlanjutan dapat didefinisikan sebagai memenuhi kebutuhan generasi
sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhan mereka Cara-cara baru dapat dipikirkan berdasarkan
pengalaman membangun, dari arsitektur vernakular maupun modern.

6
1.8 Dasar Teori
 Prinsip Green Architecture
Menurut Brenda dan Robert Vale dalam buku “Green Architecture : Design for
A Sustainable Future” , ada 6 prinsip dasar dalam perencanaan Green
Architecture:
1. Conserving energy
A building should be constructed so as to minimized the need for fossil fuels
to run it (Sebuah bangunan seharusnya didesain / dibangun dengan
pertimbangan operasi bangunan yang meminimalisir penggunaan bahan
bakar dari fosil.)
2. Working with climate
Building should be design to work with climate and natural energy
resources. (Bangunan seharusnya didesain untuk bekerja dengan baik dengan
iklim dan sumber daya energi alam.)
3. Minimizing new resources
A building should be designed so as to minimized the use of resources and at
the end of its useful life to form the resources for other architecture.
(Bangunan seharusnya didesain untuk meminimalisir penggunaan sumber
daya dan pada akhir penggunaannya bisa digunakan untuk hal (arsitektur)
lainnya.) Laporan Tugas Akhir “Hotel Dan Kondominium” Asrial D –
1.04.06.014 III-2
4. Respect for users
A green architecture recognizes the importance of all people envolved with
it. (Green architecture mempertimbangkan kepentingan manusia
didalamnya )
5. Respect for site
A building will touch the earth lightly (Bangunan didesain dengan sesedikit
mungkin merusak alam.)

7
6. Holism
All the green principles need to be embodied in a holistic approach to build
environment. (Semua prinsip diatas harus secara menyeluruh dijadikan
sebagai pendekatan dalam membangun sebuah lingkungan.)

 Sertifikasi
Green Building Index (GBI) adalah sebuah sistem penilaian
lingkungan untuk bangunan yang dikembangkan oleh PAM (Pertubuhan
Arkitek Malaysia) dan ACEM (Perhimpunan Konsultan Teknik
Malaysia). Green Building Index (GBI) memberikan penilaian
berdasarkan 6 kriteria utama yaitu :
 Efisiensi energi
 Kualitas lingkungan dalam ruang
 Perencanaan dan manajemen lahan yang berkelanjutan
 Material dan sumber daya
 Efisiensi air
 Inovasi yang berkaitan dengan green building

8
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Objek Penelitian

 Cihampelas Walk

Cihampelas Walk (Ci-walk) di Bandung, open mall pertama di


Indonesia beroperasi mulai tahun 2003 akhir dan berdiri di atas lahan
seluas 3.5 hektar. Menurut tata letak ruang yang tercipta dalam konteks
pembahasan bentuk dan tatanan massa yang terjadi dilihat dari tata guna
lahan, luas terbangun pada lahan adalah ± 11.700 m² sedangkan luas ruang
terbuka adalah ± 23.300 m². Main Building dan Plasa di desain dengan
bentuk fasade yang menarik dan ditambah dengan penguatan corak warna
dari kulit bangunan tersebut.

Sirkulasi pejalan kakinya tidak linier, hanya ada plasa dan pedestrian
di sekitar Main Building yang bersifat mengelilingi. Ruang terbuka di
kawasan tersebut berupa lapang, tempatnya orang berkumpul. Pedestrian
berorientasi linear sehingga memberikan kemudahan untuk ruang – ruang
yang akan di tuju. Penunjang Aktivitasnya yaitu Cinema 21, Cafe Lounge,
Sensa Hote dan Embassy (Tempat Hiburan Malam). Upaya pelestarian
atau upaya mempertahankan warisan arsitektur suatu kawasan kota

9
dengan tujuan agar warisan sejarah arsitektur tidak musnah oleh karena
pembangunan baru. Hal – hal yang di pertahankan oleh Perancangan yaitu
kondisi kontur pada tapak, serta tumbuhan – tumbuhan atau pohon yang
usianya lebih dari 100 tahun. Teridentifikasi bahwa tekstur yang dimiliki
kawasan Ci-Walk adalah Tekstur Heterogen. Pola massa dan ruang yang
disajikan oleh kawasan Ci-walk adalah Pola Organis. Tipologi solid and
void yang terbentuk adalah Blok Medan, dan yang terakhir Ci-walk adalah
kawasan yang memiliki elemen void sistem terbukasentral.

Gambar 2.1 Pintu Masuk CiWalk Gambar 2.2 Bagian lorong CiWalk

Gambar 2.3 Tampak depan gedung CiWalk Gambar 2.4 Tampak dalam CiWalk

Gambar 2.5 Lorong-lorong CiWalk

 BTC (Bandung Trade Center)

10
Bandung Trade Centre (BTC) adalah bangunan komersil yang
memiliki dua fungsi bangunan berupa Mall dan Hotel. Bangunan tersebut
berdiri pada satu kawasan yang sama tanpa ada pembatas untuk bisa
mencapai kedua fungsi bangunan tersebut, sehingga kedua fungsi
bangunan ini sangat menarik untuk dikaji mengenai kesinambungan
efisiensi desain sirkulasinya. Kajian dari kedua fungsi bangunan komersil
ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bentuk ruang sirkulasi,
zona fungsi ruang, pola desain sirkulasi ruang dan beberapa aspek
kenyamanan sirkulasi seperti jarak dan waktu pencapaian serta penerapan
elemen sirkulasi (signage) yang efisien pada bangunan Mall dan Hotel
BTC. Studi dilakukan melalui analisis deskriptif, sehingga dengan adanya
dua fungsi bangunan dalam satu kawasan, efektif dan efisien pada jarak
dan waktu tempuh dapat diwujudkan dengan meminimalkan penerapan
desain sirkulasi berupa jembatan penghubung serta penggunaan elemen
sirkulasi (signage) untuk kenyamanan dan kemudahan dalam bersirkulasi.
Akan tetapi, untuk sirkulasi udara dan ruang terbuka hijau. Pusat
perbelanjaan ini masih jauh dari kata nyaman dan sejuk. Bangunan ini
sama sekali tidak menggunakan konsep green architecture. Hampir 85%
tanah di lokasi ini digunakan untuk bangunan itu sendiri. Untuk sirkulasi
udara mereka mengandalkan AC (air conditioner). Dimana untuk

Gambar 2.6 Tampak depan Mall BTC

11
Gambar 2.7 Tampak dalam Mall BTC

2.2 Indikator Penelitian

 Penerapan Green Architecture


Menurut Siregar (2012) green architecture adalah gerakan untuk
pelestarian alam dan lingkungan dengan mengutamakan efisiensi energi
(arsitektur ramah lingkungan). Menurut Pradono (2008) green (hijau)
dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), earthfriendly
(ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan dengan
performa sangat baik). Konsep green building yang telah lama
berkembang di negara maju dapat diterapkan untuk mengurangi polusi
udara di lingkungan perkotaan.
Di Indonesia, kampanye go green ini sudah mulai digalakkan. Banyak
bangunan-bangunan seperti rumah tinggal atau bangunan komersial
lainnya yang mulai menyelaraskan konsep desainnya dengan green
architecture. Menurut Antar (2009) Pemahaman arsitektur hijau sendiri di
masyarakat ternyata bervariatif. Sebagian beranggapan besaran volume
bangunan (koefisien dasar bangunan/KDB) harus lebih kecil dari koefisien
dasar hijau (KDH) dari total luas lahan. Perbandingan KDB (50%-70%)
dan KDH (30%- 50%) yang seimbang diharapkan mampu mewujudkan
hunian ideal dan sehat secara konsisten.

 ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara)

12
Gambar 2.8 Alat Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)

ISPU adalah laporan kualitas udara kepada masyarakat untuk


menerangkan seberapa bersih atau tercemarnya kualitas udara kita dan
bagaimana dampaknya terhadap kesehatan kita setelah menghirup
udara tersebut selama beberapa jam atau hari. Penetapan ISPU ini
mempertimbangkan tingkat mutu udara terhadap kesehatan manusia,
hewan, tumbuhan, bangunan, dan nilai estetika. Berdasarkan
Keputusan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal)
Nomor KEP-107/Kabapedal/11/1997, penyampaian ISPU kepada
masyarakat dapat dilakukan melalui media massa dan elektronika serta
papan peraga di tempat-tempat umum.

ISPU ditetapkan berdasarkan 5 pencemar utama, yaitu: CO,


SO2, NO2, Ozon permukaan (O3), dan partikel debu (PM10).

KATEGORI RENTANG WARNA PENJELASAN

1. Baik 0 – 50 Hijau Tingkat kualitas udara yang tidak memberikan


efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh
pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika.
2. Sedang 51 – 100 Biru Tingkat kualitas udara yang tidak
berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi
berpengaruh pada tumbuhan yang sensitive dan nilai estetika

13
3. Tidak Sehat 101 – 199 Merah Tingkat kualitas udara yang bersifat
merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitive
atau bias menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai
estetika.
4. Sangat Tidak Sehat 200 – 299 Kuning Tingkat kualitas udara yang
dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang
terpapar.
5. Berbahaya 300 – lebih Hitam Tingkat kualitas udara berbahaya
yang secara umum dapat merugikan kesehatan yang serius pada
populasi.

 Konsentrasi Oksigen (O2)

Oksigen merupakan komponen udara yang dapat mempengaruhi


tingkat kualitas udara dalam ruangan. Gedung-gedung yang menggunakan
sarana pengatur suhu ruangan (AC) dengan sistem sirkulasi udara
mempunyai kelemahan yaitu semakin lama pengaliran udara akan
semakin berkurang pula konsentrasi oksigennya (Soedirman,1991).
Hal tersebut disebabkan karena oksigen selalu dibutuhkan oleh proses
pernafasan manusia. Pada kondisi normal udara mengandung oksigen
sekitar 20,9%.
Standar minimum yang ditetapkan oleh NIOSH (1984) untuk ruang
tertutup dan ber-AC adalah 19,5%. Apabila konsentrasi O2 disuatu

ruangan berada pada konsentrasi di bawah kadar tersebut dapat


mengakibatkan gangguan kesehatan berupa ; pusing, mudah mengantuk,
pernafasan menjadi sesak, dll. (Tarwaka & Bakri, 2001).
 Kontaminasi Udara dalam Ruang
Pada suatu ruangan kerja, dimana ditempati oleh banyak orang

14
dengan berbagai kondisi kesehatan yang berbeda tentunya kemungkinan
besar untuk dapat terpapar oleh resiko infeksi sangat tinggi. Biasanya dalam
suatu observasi lapangan kita sering terpaku hanya kepada pemaparan
bahan –bahan kimia tertentu saja yang kadarnya cukup tinggi dan dapat
menyebabkan keracunan, menimbulkan penyakit yang parah atau
bahkan menyebabkan kematian. Sementara itu pemaparan terhadap
kadar kontaminasi yang rendah yang dapat menyebabkan ganguan
kesehatan meskipun tidak berat masih sering diabaikan. Padahal apabila
telah terjadi akumulasi dari bahan-bahan penemar meskipun kadarya
rendah, akan dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang bersifat kronis
Beberapa jenis kontaminan atau bahan pencemar yang sering dapat
menurunkan kualitas udara dalam suatu ruang kerja, yaitu :

A. Karbon Dioksida (CO2)


Kadar CO2 merupakan indikator untuk mengetahui efektif tidaknya
sistem ventilasi dalam ruangan yang bersangkutan. Kadar CO2 dalam
suatu ruangan harus diusahakan < 1.000 ppm. Apabila kadar CO2
melebihi batas tersebut maka memberikan indikasi bahwa jumlah udara
segar yang dialirkan melalui sistem ventilasi tidak mencukupi. ASHRAE
Standar 62- 1989 merekomendasikan untuk ruang kerja perkantoran harus
mempunyai rata- rata aliran udara masuk sekurang-kuranna 10 l/det/orang
untuk mempertahankan kadar CO2 d ibawah 1000 ppm. Dari hasil
penelitan Tarwaka & Bakri (2001) dilaporkan bahwa suatu ruangan
dengan konsentrasi karbon dioksida diatas 1000 ppm menyebabkan
ganguan kesehatan dan kenyamanan pekerjanya.
B. Formaldehid
Formaldehid merupakan gas yang tidak berwarna dengan bau yang
cukup tajam. Formaldehid biasanya dihasilkan dari bahan-bahan bangunan
seperti plywood, karpet, furniture, Urea- Formaldebyde Foam Insulation

15
(UFFI). Pemaparan formaldehid pada kadar yang cukup rendah 0,05 –
0,5 ppm dapat menyebabkan mata terbakar, iritasi pada saluran nafas
bagian atas dan dicurigai sebagai karsinogen (Heryuni,1993).

2.3 Hasil Survey dan Observasi

Dari penelitia serta survey yang telah kami lakukan diperoleh hasil sebagai berikut :

Cihampelas Walk (CiWalk) Bandung Trade Center (BTC)

Menerapkan konsep green Tidak menerapkan konsep green


architecture architecture
Foto Lokasi : Foto Lokasi :

16
17
Penjelasan Singkat Mengenai Penjelasan Singkat Mengenai
Bangunan : Bangunan :

Cihampelas Walk (Ci-walk) Bandung Trade Centre (BTC)


di Bandung, open mall pertama di adalah bangunan komersil yang
Indonesia beroperasi mulai tahun memiliki dua fungsi bangunan berupa
2003 akhir dan berdiri di atas lahan Mall dan Hotel. Bangunan tersebut
seluas 3.5 hektar. Menurut tata berdiri pada satu kawasan yang sama
letak ruang yang tercipta dalam tanpa ada pembatas untuk bisa
konteks pembahasan bentuk dan mencapai kedua fungsi bangunan
tatanan massa yang terjadi dilihat tersebut, sehingga kedua fungsi
dari tata guna lahan, luas terbangun bangunan ini sangat menarik untuk
pada lahan adalah ± 11.700 dikaji mengenai kesinambungan
m² sedangkan luas ruang efisiensi desain sirkulasinya. Kajian
terbuka adalah ± 23.300 m². Main dari kedua fungsi bangunan komersil
Building dan Plasa di desain dengan ini bertujuan untuk mengetahui dan
bentuk fasade yang menarik dan memahami bentuk ruang sirkulasi,
ditambah dengan penguatan corak zona fungsi ruang, pola desain
warna dari kulit bangunan tersebut. sirkulasi ruang dan beberapa aspek
Sirkulasi pejalan kakinya tidak kenyamanan sirkulasi seperti jarak
linier, hanya ada plasa dan dan waktu pencapaian serta
pedestrian di sekitar Main Building penerapan elemen sirkulasi (signage)
yang bersifat mengelilingi. Ruang yang efisien pada bangunan Mall dan
terbuka di kawasan tersebut berupa Hotel BTC. Studi dilakukan melalui
lapang, tempatnya orang analisis deskriptif, sehingga dengan
berkumpul. Pedestrian berorientasi adanya dua fungsi bangunan dalam
linear sehingga memberikan satu kawasan, efektif dan efisien pada
kemudahan untuk ruang – ruang jarak dan waktu tempuh dapat
yang akan di tuju. Penunjang diwujudkan dengan meminimalkan
Aktivitasnya yaitu Cinema 21, Cafe penerapan desain sirkulasi berupa
Lounge, Sensa Hote dan Embassy jembatan penghubung serta
(Tempat Hiburan Malam). Upaya penggunaan elemen sirkulasi
pelestarian atau upaya (signage) untuk kenyamanan dan
mempertahankan warisan arsitektur kemudahan dalam bersirkulasi.
suatu kawasan kota dengan tujuan Akan tetapi, untuk sirkulasi
agar warisan sejarah arsitektur tidak udara dan ruang terbuka hijau. Pusat
musnah oleh karena pembangunan perbelanjaan ini masih jauh dari kata
baru. Hal – hal yang di pertahankan nyaman dan sejuk. Bangunan ini
oleh Perancangan yaitu kondisi sama sekali tidak menggunakan
kontur pada tapak, serta tumbuhan konsep green architecture. Hampir
– tumbuhan atau pohon yang 85% tanah di lokasi ini digunakan
usianya lebih dari 100 tahun. untuk bangunan itu sendiri. Untuk

18
Teridentifikasi bahwa tekstur yang sirkulasi udara mereka mengandalkan
dimiliki kawasan Ci-Walk adalah AC (air conditioner). Dimana untuk
Tekstur Heterogen. Pola massa dan jangka panjang, alat ini sangat tidak
ruang yang disajikan oleh kawasan baik dan membuat udara menjadi
Ci-walk adalah Pola Organis. kering dan kelembaban menurun.
Tipologi solid and void yang
terbentuk adalah Blok Medan, dan
yang terakhir Ci-walk adalah
kawasan yang memiliki elemen
void sistem terbuka sentral.

Kadar Udara di sekitar lokasi : Kadar Udara di sekitar lokasi :

Dari alat ISPU yang kami pantau Dari alat ISPU yang kami pantau dari
dari situs Air Quality Monitoring situs Air Quality Monitoring System
System kawasan di sekitar Ciwalk kawasan di sekitar BTC khususnya
khususnya Kecamatan Coblong. daerah Pajajaran dan Husein
Sastranegara

Dari data di atas kita dapat


mengetahui bahwa nilai dari kadar Dari data di atas kita dapat
udara tercermar di sekitar Ciwalk mengetahui bahwa nilai kadar udara
mencapai angka 30. Angka ini tercemar di sekitar BTC mencapai
masih cukup baik, mengingat angka 47. Angka ini sudah mendekati
stadium sedang dimana udara yang stadium sedang dimana udara
tercemar sudah mulai tidak sehat tercemar tidak sehat sudah mendekati
dimulai dari angka 50. angka ini. Udara tercemar stadium
sedang dimulai dari angka 51.

Tabel 1. Perbandingan Objek Penelitian

19
2.3 Pembahasan
Maraknya pembukaan lahan untuk dijadikan sebagai bangunan usaha
di wilayah Kawasan Bandung Utara kian mengkhawatirkan. Setiap tahunnya
hampir 54 izin pembangunan diberikan oleh pemerintah di 5 kabupaten/kota
yang ada di Kawasan Bandung Utara.

Izin membuka lahan dan mendirikan bangunan usaha tersebut


beragam, mulai dari membangun hotel, restoran, villa dan yang lainnya.
“Kawasan Bandung Utara ada 5 kabupaten/kota yang banyak sekali kawasan
wisatanya, jadi izin untuk mendirikan bangunan atau usaha sangat marak
disana. Setiap tahunnya ada sekitar 54 izin pembangunan yang diberikan
seperti untuk hotel, restoran, villa dan bangunan lainnya,” ujar Direktur
Eksekutif Organisasi Peduli Lingkungan, Muhammad Qudrat Iswara dalam
acara diskusi Refleksi Akhir Tahun 2018 Peduli Lingkungan Jawa Barat di
Aula Harian Umum Pikiran Rakyat, Jalan Asia Afrika, Kamis 13 Desember
2018.

Meski Kawasan Bandung Utara memiliki potensi wisata yang


menjanjikan, Iswara menjelaskan bahwa kebanyakan izin mendirikan
bangunan untuk usaha ataupun industri dilakukan dengan cara yang tidak
benar. Pasalnya, ketika pengajuan untuk izin mendirikan bangunan telah
disetujui namun fakta di lapangan izin bangunan tersebut malah
disalahgunakan, sehingga acap kali menimbulkan permasalahan lingkungan.

“Banyak bangunan yang dibuat tidak sesuai peruntukannya, tidak


sesuai dengan izin yang diberikan. Para pengelola pintar merekayasa ketika

20
mengajukan izin, ternyata banyak izin mendirikan bangunan yang disalah
gunakan,” ujarnya.

Terkait hal ini, dia mengharapkan agar para pengelola usaha di


Kawasan Bandung Utara untuk tidak menyalahgunakan izin yang diberikan.
Sebab dampak yang ditimbulkan sangat tersa, seperti pencemaran lingkungan
akibat pembuangan limbah industri, berkurangnya pasokan air, hingga polusi
udara.

Selain itu dampak yang terjadi juga merusak ekosistem yang sudah
ada di dalam lingkungan tersebut. Dengan sistem green arsitektur,
pengembang sangat diharapkan untuk membantu meminimalisasi pengaruh
buruk terhadap lingkungan sekitar atas dampak dari pembangunan tersebut.
Maka sebab itu pengembang akan menghasilkan tempat yang nyaman dengan
memanfaatkan sumber daya alam secara efisien dan optimal.

Karena bangunan yang menggunakan green arsitektur mempunyai


sifat high performance building dengan meminimaliskan penggunaan energi
dengan memanfaatkan energi yang berasal dari alam. Oleh sebab itu pada saat
itu green architecture mulai menjadi kebutuhan bukan hanya sebuah pola style
atau gaya cara pembangunan. Dengan banyaknya manfaat tersebut,
diharapkan agar para pembangun untuk menerapkan gaya pembangunan
green architecture yang ramah lingkungan. Konsep green architecture juga
memiliki keuntungan pada sirkulasi udara dalam ruang, karena konsep ini
mengedepankan ruang terbuka hijau dalam suatu bangunan. Dengan ruang
terbuka hijau yang maksimal, maka sirkulasi udara dalam ruang menjadi lebih
sehat sehingga oksigen yang mengalir dalam ruang bisa optimal.

21
Gambar 2.9 Mekanisme Sirkulasi Udara Dalam Ruang

Secara sederhana konsep dari green architecture dapat diterapkan


dalam konsep rumah sederhana sekalipun, hanya apakah ada keuntungan yang
besar atau tidak dari penerapannya. Konsep-konsep sederhana seperti rumah
hemat listrik, hemat air dan sebagaianya dapat dimuali untuk ikut
berpastisipasi dalam green architecture dengan mengantisipasi berukurangnya
sumber energi listrik dan air di kehidupan sehari-hari.

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Dari hasil pengamatan dan penilitian yang sudah dilakukan. Kita tidak
bisa menolak bahwa ilmu green architecture merupakan teknologi yang sudah
tepat guna bagi kehidupan kita saat ini. Konsep green architecture sendiri
membawa pengaruh yang positif terhadap lingkungan kita semua.

Perkembangan dari dunia konstruksi dan pembangunan telah


membawa kita kepada teknologi green architecture yang mempermudah kita
untuk mengoptimalkan dan memanfaatkan lahan untuk menjaganya dan
merawatnya tanpa mengesampingkan tujuan utama dari pembangunan
tersebut.

3.2 Saran

 Bagi masyarakat

Maka dari itu diharapakan agar karya tulis ilmiah mengenai green
architecuture dapat memperluas pandangan masyarakat tentang ilmu
pemabangunan dan membantu masyarakat luas agar lebih merawat
lingkungan dan memberdayakannya dari hal-hal kecil .
Konsep green architecture juga diharapkan akan semakin berkembang
luas dan menjadi solusi dari menjaga dan merawat lingkungan sekitar.

23
Green architecture diharapkan dapat menjadi wadah dalam pembangunan
bangunan yang aman pada lingkungan sekitar dan ekosistemnya.

 Bagi peneliti selanjutnya

Tak terkecuali bagi kami para penulis yang masih jauh dari kata
sempurna maka mohon untuk dimaklumi. Bagi kedepannya mudah-
mudahan penulis lebih berfokus kepada tujuan dari green architecture dan
penerepannya dalam kehdiupan sehari-hari, juga lebih memahami dan
mendalami arti dari green architecture yang sesungguhnya dan akan lebih
berfokus kepada semua sumber-sumber yang telah ada dan lebih dapat
dipertanggung jawabkan.

DAFTAR PUSTAKA

D., Asrial. 2014. Laporan Tugas Akhir “Hotel Dan Kondominium”


(https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/453/jbptunikompp-gdl-asrialdnim-22635-
8-unikom_a-a.pdf)
Indah Cahyani, Oni. 2018. PENERAPAN KONSEP GREEN ARCHITECTURE PADA
BANGUNAN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS INDONESIA
(https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/dekons/article/view/1946)

Indahing Tyas, Widji. 2013. KAJIAN BENTUK DAN TATANAN MASSA DI


KAWASAN BANGUNAN CI-WALK ( CIHAMPELAS WALK )
(https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekakarsa/article/view/262)

Pynkyawati, Theresia, dkk. 2014. Kajian Efisiensi Desain Sirkulasi pada Fungsi
Bangunan Mall Dan Hotel BTC.
(https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekakarsa/article/view/452/692)

Rimantho, Dino. 2007. ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara)


(https://bushido02.wordpress.com/2007/11/15/ispu-indeks-standar-pencemaran-
udara/amp/)

Yanuar Iswanto, Hadi. 2012. DESAIN PENGEMBANGAN GREEN


ARCHITECTURE DI KAWASAN DAGO DENGAN PENDEKATAN
ARSITEKTUR TRADISIONAL SUNDA
(https://media.neliti.com/media/publications/169735-ID-desain-pengembangan-
green-architecture-d.pdf)

24
25

Anda mungkin juga menyukai