Disusun oleh :
205060200111069
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
1
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya kami masih diberi kesehatan sehingga dapat menyelesaikan
karya tulis dengan judul “Pengaruh Green Architecture Terhadap Sirkulasi Dalam
Ruang dan Dampaknya Terhadap Lingkungan” tepat pada waktunya. Karya tulis ini
dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia serta
memberi wawasan baru terhadap para arsitek, perusahaan kontraktor, dan developer
tentang seberapa besar suatu bangunan dengan green architecture terhadap
lingkungan sekitar.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak menerima bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak yang membantu penyelesaian Karya Tulis Ilmiah
ini hingga selesai. Untuk ini perkenankan penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah Swt.
2. Bapak Khilmi Mauliddian selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia.
3. Seluruh penulis jurnal referensi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini..
Penyelesaian karya tulis ini juga bersumberkan dari beberapa referensi, seperti
dari internet yaitu dari google dan dari penelitian objek secara langsung yang kami
lakukan. Kami sangat mengharapkan kritik, saran, dan masukan yang nantinya akan
kami gunakan sebagai acuan dalam penyempurnaan karya tulis ini.
i
PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
MOTTO.................................................................................................................vi
ABSTRAK............................................................................................................vii
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.......................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan ..........................................................................................3
1.4 Metode Penulisan..........................................................................................3
1.5 Manfaat Penulisan.........................................................................................3
1.6 Sistematika Penulisan....................................................................................4
1.4 Kajian Pustaka...............................................................................................4
1.5 Dasar Teori....................................................................................................7
BAB 2. PEMBAHASAN........................................................................................9
2.1 Objek Penelitian............................................................................................9
2.2 Indikator Penelitian.....................................................................................12
2.3 Hasil Survey dan Observasi.........................................................................16
2.4 Pembahasan.................................................................................................20
BAB 3. PENUTUP................................................................................................20
3.1 Simpulan......................................................................................................23
3.2 Saran............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................24
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1…………………………………………………….. 1
Gambar 2.1…………………………………………………….. 10
Gambar 2.2 ……………………………………………………. 10
Gambar 2.3 ……………………………………………………. 10
Gambar 2.4 ……………………………………………………. 10
Gambar 2.5 ……………………………………………………. 10
Gambar 2.6 ……………………………………………………. 11
Gambar 2.8 ……………………………………………………. 12
Gambar 2.9 ……………………………………………………. 22
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. ………………………………………………………. 17
MOTTO
v
Tidak ada satupun doa yang mahasiswa abadi panjatkan kepada Tuhan selain doa
agar tugas ini cepat terselesaikan.
Senantiasa sabar di dalam mengatasi segala kesulitan dan bertindak laku bijaksana
adalah sebuah kunci utama menuju kesuksesan.
Hidup tidak akan pernah menghadiahkan suatu hal pun kepada seorang manusia
tanpa disertai adanya kerja keras.
ABSTRAK
vi
Permasalahan lingkungan khususnya pemanasan global menjadi topik
permasalahan yang mencuat akhir-akhir ini. Dalam dunia arsitektur muncul fenomena
sick building syndrome yaitu permasalahan kesehatan dan ketidaknyamanan karena
kualitas udara dan polusi udara dalam bangunan yang ditempati yang mempengaruhi
produktivitas penghuni, adanya ventilasi udara yang buruk, dan pencahayaan alami
yang kurang memadai.
Selain karena adanya pemanasan global, penciptaan atau inovasi energi yang
terbarukan juga menjadi latar belakang timbulnya konsep green architecture. Hingga
pada akhirnya timbul konsep Green Building. Gedung Hemat Energi atau dikenal
dengan sebutan green building terus digalakkan pembangunannya sebagai salah satu
langkah antisipasi terhadap perubahan iklim global. Indikasi arsitektur disebut
sebagai 'green' jika dikaitkan dengan praktek arsitektur antara lain penggunaan
renewable resources (sumber-sumber yang dapat diperbaharui, passive- active solar
photovoltaic (sel surya pembangkit listrik), teknik menggunakan tanaman untuk atap,
taman tadah hujan, menggunakan kerikil yang dipadatkan untuk area perkerasan, dan
sebagainya,
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Meikarta adalah salah satu contoh besar dimana para pengembang saat ini
sedang bersaing ketat serta Hotel Pullman yang ada di depan Gedung Sate
Bandung juga salah satu bukti besar bahwa para pengembang saat ini sudah mulai
gencar mengembangkan infrastruktur. Banyak bangunan-bangunan yang
dibangun oleh pengembang-pengembang tersebut yang minim ramah lingkungan.
Konstruksi-konstruksi yang dibangun oleh pengembang tersebut merusak kontur
tanah, meningkatkan polusi udara, serta menghilangkan kesuburan tanah itu
sendiri.
1
Struktur bangunan yang tidak sehat juga menmpengaruhi ekosistem alam
sekitar. Jika kita melihat pengembang-pengembang dari luar, mereka sudah mulai
menerapkan konsep green architecture terhadap bangunan-bangunan yang
mereka kembangkan, contohnya seperti Vancouver Convention Center West di
Vancouver, Kanada dan Sky One Central Park di Sydney, Australia. Dimana
bangunan- bangunan tersebut sudah dapat meminimalisasi polusi udara, serta
dapat menghemat energi dengan meminimalisasi pasokan listrik.
Melihat keadaan Kota Bandung dimana julukan Paris Van Java sudah mulai
memudar, memaksa para pengembang untuk mengembangkan bangunan yang
ramah lingkungan dan hemat energi, atau yang dikenal dengan Green
Architecture. Konsep Green Architecture menekankan pada peningkatan efisiensi
penggunaan air, energi dan material bangunan, yang dapat mengurangi dampak
bangunan baru terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Selain itu, Green
Architecture juga menerapkan konsep desain yang mengikuti kontur dan
mengurangi cut and fill.
2
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini antara lain :
A. Apakah penggunaan metode green architecture dalam pembangunan akan
berdampak positif bagi lingkungan sekitar?
B. Sejauh mana manfaat serta kekurangan dari green architecture bila diterapkan
dalam waktu panjang dan jumlah yang besar?
C. Bagaimana kondisi udara di sekitar bangunan green architecture dengan
bangunan non-green architecture.
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan karya tulis ilmiah ini adalah:
A. Mengetahui apakah penggunaan metode green architecture dalam
pembangunan akan berdampak positif bagi lingkungan sekitar.
B. Mengukur sejauh mana manfaat serta kekurangan dari green architecture bila
diterapkan dalam waktu panjang dan jumlah yang besar.
C. Membandingkan kondisi udara di sekitar bangunan green architecture dengan
bangunan non-green architecture.
1.4 Metode Penulisan
Dalam penelitian ini digunakan metode tinjau lapangan (metode deskriptif)
dan metode komparatif. Metode tinjau lapangan (deskriptif) adalah metode karya
tulis ilmiah dengan cara melihat, mengamati, bertanya, dan melakukan observasi.
Metode komparatif adalah metode karya tulis ilmiah dengan cara membandingan
suatu objek dengan objek lainnya.
1.5 Manfaat Penulisan
Penulisan karya tulis ilmiah ini dapat diambil manfaat sebagai berikut:
A. Memberdayakan potensi site dan menghemat sumber daya alam akibat
menipisinya sumber energi tak terbarukan.
3
B. Meminimalisasi pengaruh buruk terhadap lingkungan alam dan menghasilkan
tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara
memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan
optimal.
C. Memberi wawasan baru terhadap pengembang akan pentingnya penerapan
konsep green architecture dalam membangun infrastruktur
D. Ikut andil dalam mendukung program go green dan menanggulangi fenomena
efek rumah kaca.
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
A. Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan, manfaat penulisan, serta sistematika
penulisan karya tulis ilmiah ini.
B. Bab II Pembahasan
Bab ini berisi inti dari karya tulis ilmiah yakni berupa pembahasan dan
hasil survey pengamatan dan penelitian.
C. Bab III Penutup
Bab ini berisi simpulan dari penelitian serta saran bagi peneliti yang
ingin mengembangkan penelitian ini lebih lanjut.
1.7 Kajian Pustaka
Green Architecture
‘Green’ dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan),
earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building (bangunan
dengan performa sangat baik). Ukuran 'green' ditentukan oleh berbagai faktor,
dimana terdapat peringkat yang merujuk pada kesadaran untuk menjadi lebih
hijau. Di negara-negara maju terdapat award, pengurangan pajak, insentif
yang diberikan pada bangunan-bangunan yang tergolong 'green'.
4
Indikasi arsitektur disebut sebagai 'green' jika dikaitkan dengan praktik
arsitektur antara lain penggunaan renewable resources (sumber-sumber yang
dapat diperbaharui, passive-active solar photovoltaic (sel surya pembangkit
listrik), Teknik menggunakan tanaman untuk atap, taman tadah hujan,
menggunakan kerikil yang dipadatkan untuk area perkerasan, dan sebagainya.
Green Building
5
C. Mengurangi sampah, polusi dan degradasi lingkungan
D. Bangunan alami, yang biasanya pada skala yang lebih kecil dan
cenderung untuk fokus pada penggunaan bahan-bahan alami yang
tersedia secara lokal.
E. Bangunan hijau tidak secara khusus menangani masalah perkuatan
rumah yang ada..
F. Mengurangi dampak lingkungan : Praktik green building bertujuan
untuk mengurangi dampak lingkungan dari bangunan.
Suistainable Architecture
Sustainable Architecture atau dalam bahasa Indonesianya adalah
Arsitektur Berkelanjutan, adalah sebuah konsep terapan dalam bidang
arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep
mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama, yang dikaitkan
dengan umur potensi vital sumber daya alam dan lingkungan ekologis
manusia, seperti sistem iklim planet, sistem pertanian, industri, kehutanan,
dan tentu saja arsitektur. Kerusakan alam akibat eksploitasi sumber daya alam
telah mencapai taraf pengrusakan secara global, sehingga lambat tetapi pasti,
bumi akan semakin kehilangan potensinya untuk mendukung kehidupan
manusia, akibat dari berbagai eksploitasi terhadap alam tersebut.
Keberlanjutan dapat didefinisikan sebagai memenuhi kebutuhan generasi
sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk
memenuhi kebutuhan mereka Cara-cara baru dapat dipikirkan berdasarkan
pengalaman membangun, dari arsitektur vernakular maupun modern.
6
1.8 Dasar Teori
Prinsip Green Architecture
Menurut Brenda dan Robert Vale dalam buku “Green Architecture : Design for
A Sustainable Future” , ada 6 prinsip dasar dalam perencanaan Green
Architecture:
1. Conserving energy
A building should be constructed so as to minimized the need for fossil fuels
to run it (Sebuah bangunan seharusnya didesain / dibangun dengan
pertimbangan operasi bangunan yang meminimalisir penggunaan bahan
bakar dari fosil.)
2. Working with climate
Building should be design to work with climate and natural energy
resources. (Bangunan seharusnya didesain untuk bekerja dengan baik dengan
iklim dan sumber daya energi alam.)
3. Minimizing new resources
A building should be designed so as to minimized the use of resources and at
the end of its useful life to form the resources for other architecture.
(Bangunan seharusnya didesain untuk meminimalisir penggunaan sumber
daya dan pada akhir penggunaannya bisa digunakan untuk hal (arsitektur)
lainnya.) Laporan Tugas Akhir “Hotel Dan Kondominium” Asrial D –
1.04.06.014 III-2
4. Respect for users
A green architecture recognizes the importance of all people envolved with
it. (Green architecture mempertimbangkan kepentingan manusia
didalamnya )
5. Respect for site
A building will touch the earth lightly (Bangunan didesain dengan sesedikit
mungkin merusak alam.)
7
6. Holism
All the green principles need to be embodied in a holistic approach to build
environment. (Semua prinsip diatas harus secara menyeluruh dijadikan
sebagai pendekatan dalam membangun sebuah lingkungan.)
Sertifikasi
Green Building Index (GBI) adalah sebuah sistem penilaian
lingkungan untuk bangunan yang dikembangkan oleh PAM (Pertubuhan
Arkitek Malaysia) dan ACEM (Perhimpunan Konsultan Teknik
Malaysia). Green Building Index (GBI) memberikan penilaian
berdasarkan 6 kriteria utama yaitu :
Efisiensi energi
Kualitas lingkungan dalam ruang
Perencanaan dan manajemen lahan yang berkelanjutan
Material dan sumber daya
Efisiensi air
Inovasi yang berkaitan dengan green building
8
BAB II
PEMBAHASAN
Cihampelas Walk
Sirkulasi pejalan kakinya tidak linier, hanya ada plasa dan pedestrian
di sekitar Main Building yang bersifat mengelilingi. Ruang terbuka di
kawasan tersebut berupa lapang, tempatnya orang berkumpul. Pedestrian
berorientasi linear sehingga memberikan kemudahan untuk ruang – ruang
yang akan di tuju. Penunjang Aktivitasnya yaitu Cinema 21, Cafe Lounge,
Sensa Hote dan Embassy (Tempat Hiburan Malam). Upaya pelestarian
atau upaya mempertahankan warisan arsitektur suatu kawasan kota
9
dengan tujuan agar warisan sejarah arsitektur tidak musnah oleh karena
pembangunan baru. Hal – hal yang di pertahankan oleh Perancangan yaitu
kondisi kontur pada tapak, serta tumbuhan – tumbuhan atau pohon yang
usianya lebih dari 100 tahun. Teridentifikasi bahwa tekstur yang dimiliki
kawasan Ci-Walk adalah Tekstur Heterogen. Pola massa dan ruang yang
disajikan oleh kawasan Ci-walk adalah Pola Organis. Tipologi solid and
void yang terbentuk adalah Blok Medan, dan yang terakhir Ci-walk adalah
kawasan yang memiliki elemen void sistem terbukasentral.
Gambar 2.1 Pintu Masuk CiWalk Gambar 2.2 Bagian lorong CiWalk
Gambar 2.3 Tampak depan gedung CiWalk Gambar 2.4 Tampak dalam CiWalk
10
Bandung Trade Centre (BTC) adalah bangunan komersil yang
memiliki dua fungsi bangunan berupa Mall dan Hotel. Bangunan tersebut
berdiri pada satu kawasan yang sama tanpa ada pembatas untuk bisa
mencapai kedua fungsi bangunan tersebut, sehingga kedua fungsi
bangunan ini sangat menarik untuk dikaji mengenai kesinambungan
efisiensi desain sirkulasinya. Kajian dari kedua fungsi bangunan komersil
ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bentuk ruang sirkulasi,
zona fungsi ruang, pola desain sirkulasi ruang dan beberapa aspek
kenyamanan sirkulasi seperti jarak dan waktu pencapaian serta penerapan
elemen sirkulasi (signage) yang efisien pada bangunan Mall dan Hotel
BTC. Studi dilakukan melalui analisis deskriptif, sehingga dengan adanya
dua fungsi bangunan dalam satu kawasan, efektif dan efisien pada jarak
dan waktu tempuh dapat diwujudkan dengan meminimalkan penerapan
desain sirkulasi berupa jembatan penghubung serta penggunaan elemen
sirkulasi (signage) untuk kenyamanan dan kemudahan dalam bersirkulasi.
Akan tetapi, untuk sirkulasi udara dan ruang terbuka hijau. Pusat
perbelanjaan ini masih jauh dari kata nyaman dan sejuk. Bangunan ini
sama sekali tidak menggunakan konsep green architecture. Hampir 85%
tanah di lokasi ini digunakan untuk bangunan itu sendiri. Untuk sirkulasi
udara mereka mengandalkan AC (air conditioner). Dimana untuk
11
Gambar 2.7 Tampak dalam Mall BTC
12
Gambar 2.8 Alat Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)
13
3. Tidak Sehat 101 – 199 Merah Tingkat kualitas udara yang bersifat
merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitive
atau bias menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai
estetika.
4. Sangat Tidak Sehat 200 – 299 Kuning Tingkat kualitas udara yang
dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang
terpapar.
5. Berbahaya 300 – lebih Hitam Tingkat kualitas udara berbahaya
yang secara umum dapat merugikan kesehatan yang serius pada
populasi.
14
dengan berbagai kondisi kesehatan yang berbeda tentunya kemungkinan
besar untuk dapat terpapar oleh resiko infeksi sangat tinggi. Biasanya dalam
suatu observasi lapangan kita sering terpaku hanya kepada pemaparan
bahan –bahan kimia tertentu saja yang kadarnya cukup tinggi dan dapat
menyebabkan keracunan, menimbulkan penyakit yang parah atau
bahkan menyebabkan kematian. Sementara itu pemaparan terhadap
kadar kontaminasi yang rendah yang dapat menyebabkan ganguan
kesehatan meskipun tidak berat masih sering diabaikan. Padahal apabila
telah terjadi akumulasi dari bahan-bahan penemar meskipun kadarya
rendah, akan dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang bersifat kronis
Beberapa jenis kontaminan atau bahan pencemar yang sering dapat
menurunkan kualitas udara dalam suatu ruang kerja, yaitu :
15
(UFFI). Pemaparan formaldehid pada kadar yang cukup rendah 0,05 –
0,5 ppm dapat menyebabkan mata terbakar, iritasi pada saluran nafas
bagian atas dan dicurigai sebagai karsinogen (Heryuni,1993).
Dari penelitia serta survey yang telah kami lakukan diperoleh hasil sebagai berikut :
16
17
Penjelasan Singkat Mengenai Penjelasan Singkat Mengenai
Bangunan : Bangunan :
18
Teridentifikasi bahwa tekstur yang sirkulasi udara mereka mengandalkan
dimiliki kawasan Ci-Walk adalah AC (air conditioner). Dimana untuk
Tekstur Heterogen. Pola massa dan jangka panjang, alat ini sangat tidak
ruang yang disajikan oleh kawasan baik dan membuat udara menjadi
Ci-walk adalah Pola Organis. kering dan kelembaban menurun.
Tipologi solid and void yang
terbentuk adalah Blok Medan, dan
yang terakhir Ci-walk adalah
kawasan yang memiliki elemen
void sistem terbuka sentral.
Dari alat ISPU yang kami pantau Dari alat ISPU yang kami pantau dari
dari situs Air Quality Monitoring situs Air Quality Monitoring System
System kawasan di sekitar Ciwalk kawasan di sekitar BTC khususnya
khususnya Kecamatan Coblong. daerah Pajajaran dan Husein
Sastranegara
19
2.3 Pembahasan
Maraknya pembukaan lahan untuk dijadikan sebagai bangunan usaha
di wilayah Kawasan Bandung Utara kian mengkhawatirkan. Setiap tahunnya
hampir 54 izin pembangunan diberikan oleh pemerintah di 5 kabupaten/kota
yang ada di Kawasan Bandung Utara.
20
mengajukan izin, ternyata banyak izin mendirikan bangunan yang disalah
gunakan,” ujarnya.
Selain itu dampak yang terjadi juga merusak ekosistem yang sudah
ada di dalam lingkungan tersebut. Dengan sistem green arsitektur,
pengembang sangat diharapkan untuk membantu meminimalisasi pengaruh
buruk terhadap lingkungan sekitar atas dampak dari pembangunan tersebut.
Maka sebab itu pengembang akan menghasilkan tempat yang nyaman dengan
memanfaatkan sumber daya alam secara efisien dan optimal.
21
Gambar 2.9 Mekanisme Sirkulasi Udara Dalam Ruang
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari hasil pengamatan dan penilitian yang sudah dilakukan. Kita tidak
bisa menolak bahwa ilmu green architecture merupakan teknologi yang sudah
tepat guna bagi kehidupan kita saat ini. Konsep green architecture sendiri
membawa pengaruh yang positif terhadap lingkungan kita semua.
3.2 Saran
Bagi masyarakat
Maka dari itu diharapakan agar karya tulis ilmiah mengenai green
architecuture dapat memperluas pandangan masyarakat tentang ilmu
pemabangunan dan membantu masyarakat luas agar lebih merawat
lingkungan dan memberdayakannya dari hal-hal kecil .
Konsep green architecture juga diharapkan akan semakin berkembang
luas dan menjadi solusi dari menjaga dan merawat lingkungan sekitar.
23
Green architecture diharapkan dapat menjadi wadah dalam pembangunan
bangunan yang aman pada lingkungan sekitar dan ekosistemnya.
Tak terkecuali bagi kami para penulis yang masih jauh dari kata
sempurna maka mohon untuk dimaklumi. Bagi kedepannya mudah-
mudahan penulis lebih berfokus kepada tujuan dari green architecture dan
penerepannya dalam kehdiupan sehari-hari, juga lebih memahami dan
mendalami arti dari green architecture yang sesungguhnya dan akan lebih
berfokus kepada semua sumber-sumber yang telah ada dan lebih dapat
dipertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
Pynkyawati, Theresia, dkk. 2014. Kajian Efisiensi Desain Sirkulasi pada Fungsi
Bangunan Mall Dan Hotel BTC.
(https://ejurnal.itenas.ac.id/index.php/rekakarsa/article/view/452/692)
24
25