Anda di halaman 1dari 22

BATAS TERITORIAL

&
PERMASALAHANNYA
Kelompok 1:
-Amisesha Pramesti
-Annaafi Ramadhani
-Bagas Andhika
-Faisal Malik
-Dan kawan-kawan...
PETA WILAYAH INDONESIA
Batas • Disamping rakyat dan pemerintahan, Wilayah adalah
komponen internal yang harus dimiliki suatu negara.
Wilayah Maka dari itu setiap negara yang sudah merdeka
diwajibkan memiliki batasan-batasan wilayah sesuai
Negara dengan ketentuan internasional.
• Seperti yang kita ketahui, Negara memerlukan
wilayah, dan setiap wilayah yang dimiliki suatu negara
tentunya juga memiliki batasan. Batas Wilayah Negara
digunakan untuk mengatur dan menandai peraturan
dari negara yang bersangkutan. Indonesia juga
memiliki batas wilayah untuk memisahkan wilayah
Negara Indonesia dan Negara lain.
Landasan • Telah diatur didalam Amandemen UUD RI tahun 1945
Bab IX A tentang Wilayah Negara, Pasal 25 A

Hukum
Menegaskan bahwa "Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang
berciri nusantara dengan wilayah yang batas-batas
dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-undang".
Dari bunyi pasal tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa Negara Indonesia merupakan Negara
Kepulauan dan Nusantara, Maka dari itu batas wilayah
laut Indonesia haruslah mengacu pada UNCLOS
(United Nations Convension on the Law of the Sea) 82
atau Hukum Laut (HUKLA) 82 yang kemudian
diratifikasi oleh UUD No. 17 Tahun 1985.
• Penggunaan UNCLOS ini berdampak pada negara
dengan menetapkan adanya Batas Laut Wilayah (Batas
Laut Teritorial), Batas Landas Kontinen dan Zone
Ekonomi Ekslusif (ZEE).
Zona Laut
Teritorial • Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil
laut dari garis dasar ke arah laut lepas. Jika ada dua negara
atau lebih menguasai suatu lautan, sedangkan lebar
lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka garis teritorial di
tarik sama jauh dari garis masing-masing negara tersebut.
Laut yang terletak antara garis dengan garis batas
teritorial di sebut laut teritorial. Laut yang terletak di
sebelah dalam garis dasar disebut laut internal/perairan
dalam (laut nusantara). Garis dasar adalah garis khayal
yang menghubungkan titik-titik dari ujung-ujung pulau
terluar.
• Sebuah negara mempunyai hak kedaulatan sepenuhnya
sampai batas laut teritorial, tetapi mempunyai kewajiban
menyediakan alur pelayaran lintas damai baik di atas
maupun di bawah permukaan laut. Deklarasi Djuanda
kemudian diperkuat/diubah menjadi Undang-undang
No.4 Prp. 1960.
Zona Landas • Landas kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun
morfologi merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua).

Kontinen Kedalaman lautnya kurang dari 150 meter. Indonesia terletak pada
dua buah landasan kontinen, yaitu landasan kontinen Asia dan
landasan kontinen Australia.
• Adapun batas landas kontinen tersebut diukur dari garis dasar, yaitu
paling jauh 200 mil laut. Jika ada dua negara atau lebih menguasai
lautan di atas landasan kontinen, maka batas negara tersebut ditarik
sama jauh dari garis dasar masing-masing negara. Garis batas luar
kondisi kontinen pada dasar laut, tidak boleh melebihi 350 mil laut
dari garis pangkal atau tidak melebihi 100 mil laut dari garis
kedalaman (isobath) 2500 m, kecuali untuk elevasi dasar laut yang
merupakan bagian alamiah tepian kontinen, seperti pelataran
(plateau), tanjakan (rise), puncak (caps), ketinggian yang datar (
banks) dan puncak gunung yang bulat (spurs).
• Di dalam garis batas landas kontinen, Indonesia mempunyai
kewenangan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di
dalamnya, dengan kewajiban untuk menyediakan alur pelayaran
lintas damai. Pengumuman tentang batas landas kontinen ini
dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 17 Febuari
1969.
Zona Ekonomi • Zona Ekonomi Eksklusif adalah jalur laut selebar 200
mil laut ke arah laut terbuka diukur dari garis dasar. Di

Eksklusif dalam zona ekonomi eksklusif ini, Indonesia mendapat


kesempatan pertama dalam memanfaatkan sumber
daya laut. Di dalam zona ekonomi eksklusif ini
kebebasan pelayaran dan pemasangan kabel serta pipa
di bawah permukaan laut tetap diakui sesuai dengan
prinsip-prinsip Hukum Laut Internasional, batas landas
kontinen, dan batas zona ekonomi eksklusif antara dua
negara yang bertetangga saling tumpang tindih, maka
ditetapkan garis-garis yang menghubungkan titik yang
sama jauhnya dari garis dasar kedua negara itu sebagai
batasnya. Pengumuman tetang zona ekonomi eksklusif
Indonesia dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia
tanggal 21 Maret 1980.
Deklarasi • Deklarasi Djuanda yang dicetuskan pada tanggal 13

Djuanda Desember 1957 oleh Perdana Menteri Indonesia pada saat


itu, Djuanda Kartawidjaja, adalah deklarasi yang menyatakan
kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut
sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi
satu kesatuan wilayah NKRI.
• Isi dari Deklarasi Juanda yang ditulis pada 13 Desember 1957,
menyatakan:
– Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang
mempunyai corak tersendiri
– Bahwa sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini sudah
merupakan satu kesatuan
– Ketentuan ordonansi 1939 tentang Ordonansi, dapat memecah
belah keutuhan wilayah Indonesia dari deklarasi tersebut
mengandung suatu tujuan :
• Untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia
yang utuh dan bulat
• Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan asas
negara Kepulauan
• Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin
keamanan dan keselamatan NKRI
Batas-batas Wilayah Indonesia
Utara • Sebelah utara Indonesia adalah Pulau Kalimantan dan
Pulau Sumatera
• Pulau Kalimantan berbatasan langsung dengan
Malaysia bagian timur
• Pulau Sumatera berbatasan laut dengan Malaysia
bagian barat
• Wilayah Laut yang berbatasan Indonesia sebelah utara
a. Malaysia
b. Singapura
c. Thailand
d. Vietnam
e. Filipina
Barat
• Wilayah laut yang berbatasan dengan Indonesia
sebelah barat yaitu Samudera Hindia dan perairan
Negara India
• Tidak ada wilayah daratan yang berbatasan dengan
Indonesia di sebelah barat
• Pulau menandai perbatasan Indonesia-India adalah
Pulau Rondo di Aceh dan Pulau Nicobar di India
Timur • Wilayah timur Indonesia berbatasan langsung dengan
perairan wilayah perairan Samudera Pasifik dan
daratan Papua Nugini. Indonesia dan Papua Nugini
telah menyepakati kesepakatan bilateral yang sudah
dibuat untuk mengatur hak kekuasaan di masing-
masing negara dan tidak mencampuri kepentingan
negara lain baik di darat maupun di laut.
• Wilayah Indonesia bagian timur berbatasan dengan
Papua Nugini sebelah barat, yaitu , yaitu Provinsi Barat
(Fly) dan Provinsi Sepik Barat (Sandaun)
Selatan
• Wilayah daratan yang berbatasan langsung dengan
Indonesia adalah Timor Leste.
• Pada awal tahun 1997, NKRI dan Australia telah
menyepakati sebuah perjanjian yang mengatur tentang
batas-batas wilayah negara keduanya yang meliputi
Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), hak otonomi dan batas
landas kontinen.
• Wilayah laut yang berbatasan dengan Negara
Indonesia di sebelah selatan adalah perairan negara
Australia dan Samudera Hindia.
Masalah-masalah di Wilayah
Perbatasan Negara Indonesia
Pulau Sipadan
dan • Kasus pulau sipadan dan ligitan berakar dari reaksi Malaysia pada tahun 1968
terhadap perjanjian kerjasama Indonesia dengan Japex (Japan Exploration
Company Limited) pada tahun 1966. Reaksi tersebut merupakan tanggapan

Pulau Ligitan terhadap Eksplorasi Laut yang dilakukan di pulau Sipadan dan Ligitan.

Setelah kasus tersebut bergulir, dilakukan upaya-upaya penyelesaian oleh


kedua belah pihak. Upaya yang dilakukan menekankan pada upaya “duduk
bersama” atau menghindari konflik militer. Sebagai langkah awal penyelesaian
kasus ini, kedua pulau tersebut dinyatakan berstatus quo.

Penyelesaian kasus dicoba dengan menghindari meja pengadilan ICJ. Pada


tahun 1976 melalui KTT ASEAN pertama di Bali, negara-negara mencoba
membentuk Dewan Tinggi ASEAN untuk menyelesaikan perselisihan yang
terjadi di antara sesama anggota ASEAN.

Singkat cerita pada 1998 dimulai upaya penyelesaian melalui ICJ. Akhirnya
pada Selasa 17 Desember 2002 ICJ mengeluarkan keputusan tentang kasus
sengketa kedaulatan Pulau Sipadan-Ligatan antara Indonesia dengan
Malaysia. Hasilnya, dalam voting di lembaga itu, Malaysia dimenangkan oleh
16 hakim, sementara hanya 1 orang yang berpihak kepada Indonesia.
Blok Ambalat • Adapun faktor-faktor penyebaba timbulnya
persengketaan blok perairan ambalat antara Indonesia
dengan Malaysia yaitu :
– 1. Masing-masing negara baik Indonesia maupun
Malaysia mengklaim bahwa blok perairan ambalat
adalah wilayah toritorial kedaulatan negaranya.
– 2. Tidak adanya batas negara yang jelas dikawasan
perairan ambalat
– 3. Tidak adanya kesepakatana antar kedua negara atas
batas Negara
– 4. Adanya sumber daya alam yang melimpah ruah yang
terkandung dalam perut bumi di kawasan perairan
amabalat yaitu minyak dan gas bumi.
Konflik Blok • Kasus Ambalat merupakan permasalahan yang sangat krusial bagi kedua
belah pihak baik bagi Indonesia maupun bagi Malaysia karena masalah
Ambalat merupakan masalah kedaulatan dan konsitusi suatu negara,

Ambalat berarti jika suatu wilayah di rampas (diambil) oleh negara lain maka
pemerintah yang bersangkutan akan mempertahanakan kedaulatan
wilayahnya dengan cara apapun baik secara kekerasan (militer) maupun
deplomasi untuk mempertahanakan kedaulatannya. Apalagi ditambah
dengan adanya kandungan sumber daya alam yang sangat melimpah di
wilayah perairan Ambalat yaitu yang berupa minyak dan gas bumi.
Kandungan minyak dan gas bumi di dua lempengan East Ambalat dan
Blok East Ambalat jika dieksploitasi memberi potensi keuangan sebesar
Rp 4.200 triliun, jauh lebih besari dari utang Indonesia yang Rp 1.400
triliun. Sejak tahun 1979, Malaysia telah mengklaim Blok Ambalat yang
terletak di perairan Laut Sulawesi di sebelah timur Pulau Kalimantan itu
sebagai miliknya, lalu memasukkannya ke dalam peta wilayah
negaranya. Dengan klaim tersebut, melalui Petronas, Malaysia kemudian
memberikan konsesi minyak (production sharing contracts) di Blok
Ambalat kepada Shell, perusahaan minyak Inggris-Belanda. Sebelumnya,
kegiatan penambangan migas di lokasi yang disengketakan itu dibagi
oleh pemerintah Indonesia menjadi Blok Ambalat dan Blok East Ambalat.
Blok Ambalat dikelola kontraktor migas ENI asal Italia sejak tahun 1999,
sementara Blok East Ambalat dikelola Unocal Indonesia Ventures Ltd.
asal Amerika sejak Desember 2004. Pemerintah Malaysia menyebut Blok
Ambalat sebagai ND 6 atau Blok Y, sedangkan blio East Ambalat sebagai
ND 7 atau Balok Z.2
• Ada tiga cara diplomasi yang lebih tepat digunakan dalam penyelesaian Blok Ambalat

Penyelesaian
yaitu:
• Negosiasi
Negosiasi merupakan teknik penyelesaian sengketa yang tidak melibatkan pihak ketiga.

Blok Ambalat
Pada dasarnya negosiasi hanya berpusat pada diskusi yang dilakukan oleh pihak-pihak
terkait yakni Indonesia dan Malaysia. Perbedaan persepsi yang dimiliki oleh kedua negara
diharapkan akan diperoleh jalan keluar dan menyebabkan pemahaman atas inti persoalan
menjadi lebih mudah untuk dipecahkan. Bilamana jalan keluar ditemukan kedua belah
pihak, maka akan berlanjut pada pemberian konsesi dari pihak yang satu kepada pihak
yang lain.
• Mediasi
Mediasi yang merupakan bentuk penyelesaian dengan melibatkan pihak ketiga, dalam hal
ini pihak ketiga bertindak sebagai pelaku mediasi (mediator). Seorang mediator memiliki
peran yang aktif untuk mencari solusi yang tepat untuk melancarkan terjadinya
kesepakatan antara pihak-pihak yang bersengketa.
• Inquiry
Inquiry yaitu ketika terdapat sengketa antara Indonesia dan Malaysia maka untuk
menyelesaikannya sengketa tersebut, kedua belah pihak dapat mendirikan sebuah komisi
atau badan yang bersifat internasional untuk mencari dan mendengarkan semua bukti-
bukti yang relevan dengan permasalahan yang dipersengketakan.
• Komisi atau badan ini sering disebut Komisi Pencari Fakta yang dengan dasar bukti-
bukti yang dikumpulkannya, kemudian dapat mengeluarkan sebuah fakta yang
sebenarnya dan disertai dengan penyelesaiannya.
Pulau Miangas Sengketa perebutan Pulau Miangas antara Indonesia dengan Filipina telah ada
pada tahun 1979. Akan tetapi sesungguhnya, perebutan wilayah Pulau
Miangas sudah ada sejak sebelum adanya Indonesia dengan Filipina. Sengketa
Indonesia dengan Filipina adalah perairan laut antara Pulau Miangas
(Indonesia) dengan pantai Mindanao (Filipina). Disamping itu letak Pulau
Miangas (Indonesia) di dekat perairan Filipina, dimana kepemilikan Pulau
Miangas oleh Indonesia berdasarkan perundingan anatara Amreika Serikat
dan Hindia Belanda diatas kapal Greenphil tanggal 4 April 1928 berkat
keputusan arbiter internasional yang bernama DR. Max Huber, memutuskan
pulau Miangas masuk ke wilayah kekuasan Hindia Belanda karena persamaan
budaya dengan masyarakat Taulud. Semakin dipertegas diresmikannya tugu
perbatasan antara Indonesia dengan Filipina di tahun 1955, dimana Miangas
berada di wilayah Indonesia.
Dalam beberapa kesempatan perundingan bilateral Indonesia-Filipina sering muncul argumentasi yang mempertanyakan
kembali status Pulau Miangas. Filipina masih menggunakan dalil bahwa La Palmas, masuk dalam posisi kotak berdasarkan
Traktat Paris 1898 dan hal ini dikuatkan dengan ditemukannya Pardao (tugu peringatan) pendaratan Magelhaens di pulu
pada tahun 1512. Di samping itu, konstitusi Filipina masih menyebutkan Las Palmas dalam yuridiksi dan kedaulatannya.
Argumentasi di atas dapat ditepis pemerintah RI berdasarkan penetapan batas wilayah“Kerajaan Kepulauan Talaud” yang
menjadi bagian dan tradisi masyarakat setempat. Secara historis, pengakuan batas wilayah Kerajaan Talaud telah terjadi sejak
kepulauan Talaud dan Filipina bagian selatan berada di bawah pengaruh dari Kerajaan Tidore.
Pada dekade 1960 hingga 1970-an, hubungan antara
Miangas dan Filipina semakin intens seiring dengan
adanya kesepakatan tentang batas antara kedua negara.
Ironisnya, intensitas hubungan kedua negara tidak
mempengaruhi kesadaran nasional warga kepulauan
tersebut. Masyarakat setempat lebih mengenal pejabat
Filipina ketimbang Indonesia. Hal ini terungkap ketika
pada awal 1970-an sejumlah pejabat pemerintah pusat
yang menyertai kunjungan Wakil Presiden Sri Sultan
Hamengku Buwono IX ke wilayah perbatasan, melihat
potret Presiden Filipina Ferdinand Marcos menghiasi
Menurut catatan, pada tanggal 4 April 1928 di atas kapal putih
rumah penduduk. Mulai saat itu pula, kehidupan
Greenphil perundingan antara pemerintah Amerika dan Hindia
masyarakat perbatasan di Kabupaten Sangihe-Talaud
Belanda telah memutuskan Pulau Miangas termasuk dalam wilayah
mendapat perhatian lebih dari pemerintah, antara lain
kepulauan Nusantara Indonesia sebab ciri budayanya sama dengan
dengan membuka jaringan pelayaran perintis ke pulau-
masyarakat Talaud. Setelah proklamasi Negara Kesatuan Republik
pulau terpencil. Betapapun keterpencilan membuahkan
Indonesia tanggal 17 Agustus secara tegas dinyatakan bahwa NKRI
penderitaan bagi masyarakat pulau-pulau perbatasan
adalah dari Pulau Sabang sampai Merauke dan dari Pulau Miangas
namun mereka tetap merasa sebagai bagian dari bangsa
sampai Timur-Kupang. Hal itu lebih dipertegas lagi dengan
Indonesia, setidaknya dalam pendidikan mereka
diresmikannya tugu perbatasan antara Indonesia dengan Filipina pada
konsisten berkiblat ke Indonesia. Fenomena ini tentu
tahun 1955 di Pulau Miangas, dimana Miangas tetap berada dalam
positif bagi keutuhan bangsa dan negara RI.
wilayah Indonesia.
Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar. Adapun prinsip
pengelolaan pulau-pulau kecil terluar adalah, wawasan
nusantara, berkelanjutan dan berbasis masyarakat.

Dalam rangka memberdayakan pulau-pulau terluar


Indonesia, pemerintah telah mengambil langkah-langkah
taktis meliputi tiga aspek yaitu aspek kelembagaan, aspek
yuridis dan aspek program.

Menanggapigencarnya ungkapan kekhawatiran masyarakat,


beberapa instansi pemerintah terkait berupaya meredam
kemungkinan meluasnya dampak berlebihan tersebut dan
meyakinkan masyarakat bahwa “effective occupation”telah dilakukan
di Pulau Miangas.

Strategi untuk mempertahankan pulau Miangas

Anda mungkin juga menyukai