Oleh :
Shabiyah Fitri Az Zahra
2215012026
Dosen Pengampu :
Fadhilah Rusmiati, S.T, M.T.
Dr. Ir. Citra Persada, M.Sc.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................................... 2
1.3. Batasan...................................................................................................................................... 2
1.4. Tujuan Kajian .......................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pendekatan Arsitektur Organik ............................................................................................ 3
2.2. Material Ramah Lingkungan ................................................................................................. 3
2.3. Tanggapan Desain ................................................................................................................... 4
1. Latar Belakang
Menurut penelitian yang telah dilakukan saat ini Pemanasan Global menyebabkan
kenaikan suhu bumi hingga 1.1%, salah satu faktor penyebab utama nya adalah pembakaran
bahan bakar fossil. Selain akibat pembakaran bahan bakar fossil (Batubara), Pemanasan global
sendiri terjadi akibat dari perilaku manusia yang menyebabkan dampak efek rumah kaca. Efek
rumah kaca adalah kondisi dimana terjadinya kenaikan suhu bumi yang disebabkan oleh
terperangkapnya sinar matahari gelombang panjang (infra merah) oleh gas-gas rumah kaca.
Penyebab utama nya tak lain adalah konsep rumah kaca itu sendiri dimana sebuah bangunan
yang dinding dan atapnya terbuat dari kaca bertujuan agar panas dari sinar matahari yang
ditangkap pada siang hari, terperangkap dalam bangunan. Sehingga, pada malam hari, suhu di
dalam bangunan tetap hangat. Hal ini membuat panas matahari itu tidak bisa dipantulkan secara
sempurna ke atmosfer.
Pusat Kreativitas Digital merupakan sebuah bangunan publik yang ditujukan sebagai
pusat inovasi, pelatihan dan kolaborasi dalam bidang seni digital serta teknologi yang berkaitan.
Tujuan daripada dihadirkan nya pusat kreativitas digital ialah untuk menciptakan sumber daya
mansia yang bisa meciptakan karya karya serta inovasi baru disetiap bidang industri kreatif
terkhusus dalam bentuk digital.
Menurut Kemenparekraf, ada 17 subsektor industri kreatif saat ini yaitu pengembang
permainan (game), Arsitektur, Kriya, Desain Interior dan masih banyak lagi. Adanya
pengembangan dalam industri kreatif inilah yang akhirnya menghadirkan pusat kreativitas
ditigal sebagai wadah atau tempat untuk mendukung kampanye industri kreatif ini.
1
2. Rumusan Masalah
1. Apakah pendekatan arsitektur yang anda pilih dalam pembangunan pusat kreatifitas
digital ini akan memiliki keterkaitan terhadap Isu Lingkungan yang dikaji?
2. Apakah penggunaan material ramah lingkungan menjadi solusi atau tanggapan desain
pada bangunan pusat kreatifitas digital terhadap isu lingkungan yang dikaji?
3. Batasan
Batasan yang dibuat dalam penulisan laporan ini adalah terbatas pada isu lingkungan yang
dikaji serta pada keadaan pada masa sekarang dan tidak berkaitan dengan rencana tata guna
dimasa yang akan datang.
4. Tujuan Kajian
1. Untuk mendalami keterkaitan isu lingkungan pada site terhadap pembangunan sebuah
bangunan pusat kreatifitas digital
2. Untuk mengetahui peranan penggunaan material ramah lingkungan sebagai salah satu
solusi terhadap isu lingkungan
3. Untuk mengetahui tanggapan arsitektur melalui solusi desain yang diambil dalam
pembangunan pusat kreatifitas digital
2
PEMBAHASAN
Dalam pembangunan pusat kreatifitas digital ini pastinya akan mennggunakan banyak
sekali teknologi terbaru guna menyokong fungsi utama digitalitas pada tujuan
pembangunannya yang akan membutuhkan banyak energy, hal inilah yang akan berdaampak
pada kelestarian lingkungan. dengan mengambil pendekatan arsitektur organic ini diharapkan
bisa meminimalisir penggunaan energy dengan memanfaatkan energy energy alami yang ada
dialam sekitar.
Menurut Oe (2012) yang dimaksud dengan Material ramah lingkungan adalah bahan
bangunan yang proses perubahan transformasi atau teknologinya semakin sedikit, tidak
merusak lingkungan, dan tidak mengganggu kesehatan manusia. Pengertian material ramah
lingkungan sendiri pada umumnya menyangkut dari sisi produk material itu sendiri. Peneliti
senior United State Green Building Council (USGBC), Martin Mulvihill menyatakan bahwa
bahan kimia yang digunakan dari sumber bahan baku ke bangunan, dan melalui
dekomisioning, haruslah aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Selain itu, material
harus berasal dari bahan yang dapat digunakan kembali atau terbarukan, dibuat secara aman
dan efisien tanpa menciptakan polusi atau limbah yang berbahaya. Pendapat Mulvihill yang
terakhir ini biasanya kita kenal dengan istilah green material. Sedangkan menurut Wulfram I.
Ervianto (2013), material ekologis atau ramah lingkungan yaitu material yang bersumber dari
alam dan tidak mengandung zat-zat yang mengganggu kesehatan, misalnya batu alam, kayu,
bambu, tanah liat.
3. Tanggapan Desain
3
Indonesia merupakan Negara tropis yang mendapatkan cahaya matahari denganrentang waktu
yang cukup panjang sekitar 12 jam dalam sehari, hal ini tentu bisa menjadi salah satu hal yang
dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk bangunan. Biasanya pemanfaatan pencahayaan alami ini
sering dikaitkan dengan penggunaan material kaca, namun seperti yg kita ketahui kaca merupakan
material yang memerangkap panas matahari sehingga menyebabkan panas matahari tidak dapat
dipantulkan secara sempurna dan membuat naiknya suhu di atmosfer. Solusi daripada hal ini
adalah kita bisa menggunakan material EFTE untuk atap bangunan, karena material ini dapat
mentransmisikan cahaya sehingga bangunan mempunyai pencahayaan alami ketika siang hari
walaupun dalam kondisi atap tertutup namun tidak memerangkap panas karena memiliki sifat
insulasi yang lebih baik.
Beijing National Aquatics Centre, image by Flickr user Garrett Ziegler via Creative Commons
5
KESIMPULAN
Dalam pembangunan pusat kreatifitas digital ini pastinya akan mennggunakan banyak sekali
teknologi terbaru guna menyokong fungsi utama digitalitas pada tujuan pembangunannya yang akan
membutuhkan banyak energy, hal inilah yang akan berdaampak pada kelestarian lingkungan.
Permasalahan terkait isu lingkungan ini mengharuskan kita sebagai subjek yang berperan besar terhadap
pembangunan semakin sadar akan pentingnya keseimbangan antara kemajuan teknologi dengan
kelestarian lingkungan. maka daripada itu dengan mengambil pendekatan arsitektur organic ini
diharapkan bisa menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dengan kondisi lingkungan , salah
satunya dengan meminimalisir penggunaan energy tak terbarukan dengan memanfaatkan energy energy
alami yang ada dialam sekitar. Salah satu ontoh daripada upaya mengimplementasikan pendekatan
arsitektur organic pada desain bangunan pusat kreatifitas digital ini adalah dengan penggunaan material
ramah lingkungan, memanfaatkan sebaik-baiknya keadaan eksisting pada site untuk dijadikan poin poin
alternative desain pada bangunan.
6
DAFTAR PUSTAKA
Mochammad Dudayev Aghniya & Annisa. 2021. Kajian Konsep Arsitektur Organik Pada Bangunan
South Australian Health And Medical Research Institute / Woods Bagot. Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Jakarta. [ diakses 11 Oktober 2023]. https:/
/jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek
Irfan Andi Suhada. 2018. Penerapan Prinsip Eko Arsitektur Studi Kasus Perencanaan Kawasan Wisata
Ponggok Ciblon. [Laporan Tugas Akhir]. Universitas Islam Indonesia.
2021 Agustus 25. Kondisi Lingkungan Hidup di Indonesia di Tengah Isu Pemanasan Global. Artikel. [
diakses 11 Oktober 2023]. https://www.walhi.or.id/kondisi-lingkungan-hidup-di-indonesia-
di-tengah-isu-pemanasan-global