Anda di halaman 1dari 33

ARTIKEL

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

Diajukan sebagai pemenuhan tugas Mata Kuliah Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup

Dosen Pengampu : Dr. Achmad Husen, M.Pd

Disusun Oleh

Muhammad Rama Nur Baihaqi

1401620044

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri jakarta

2021

DAFTAR IS
I

DAFTAR ISI............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN....................................................................................................................................2

A. Latar Belakang.............................................................................................................................2

B. Rumusan Masalah........................................................................................................................3

C. Ruang Lingkup.............................................................................................................................3

D. Metode Penulisan.........................................................................................................................3

KAJIAN PUSTAKA................................................................................................................................4

A. Teknologi.....................................................................................................................................4

B. Informasi......................................................................................................................................5

C. Teknologi Informasi.....................................................................................................................6

D. Sampah.........................................................................................................................................8

E. Pengelolaan Sampah..................................................................................................................11

PEMBAHASAN.....................................................................................................................................13

A. Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia.....................................................................13

B. Pengelolaan Sampah di Indonesia..............................................................................................18

C. Urgensi Pengelolaan Sampah di Indonesia................................................................................20

D. Penerapan Teknologi Informasi dalam Pengelolaan Sampah di Indonesia...............................22

PENUTUP..............................................................................................................................................29

A. Kesimpulan................................................................................................................................29

B. Rekomendasi / Saran..................................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................31

1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teknologi informasi tidak hanya penting sebagai alat komunikasi via elektronik saja, melainkan
merupakan perangkat penting yang seharusnya dimiliki dalam bisnis sebagai sarana untuk berkoordinasi dan
pengarsipan dokumen-dokumen penting. Teknologi Informasi diterapkan guna untuk pengelolaan informasi
yang pada saat ini menjadi salah satu bagian penting karena meningkatnya kompleksitas dari tugas
manajemen, pengaruh ekonomi internasional dan perlunya waktu tanggap yang lebih cepat.

Tujuan Teknologi Informasi adalah untuk memecahkan suatu masalah, membuka kreativitas,
meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam melakukan pekerjaan. Dapat dikatakan karena dibutuhkannya
pemecahan masalah, membuka kreativitas dan efisiensi manusia dalam melakukan pekerjaan, menjadi
penyebab atau acuan diciptakannya teknologi informasi. (Zulfah, 2018). Dengan adanya teknologi informasi
membuat pekerjaan manusia menjadi lebih mudah dan efisien. Dengan kata lain, karena sangat solusi,
kreativitas, efektivitas dan efisiensi dibutuhkan dalam sebuah sistem kerja maka teknologi informasi ini
kemudian diciptakan. Manfaat teknologi informasi dalam aktivitas sehari-hari sangat penting. Manfaat ini
bisa digunakan sebagai penunjang kehidupan yang lebih baik dikarenakan ada teknologi informasi yang bisa
membantu aktivitas menjadi lebih efektif dan efisien. (Jaya et al., 2020)

Tujuan dan manfaat daripada teknologi informasi sejalan dengan pengelolaan sampah yang masih
menjadi fokus utama dikota-kota besar. Dalam Undang – Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah definisi sampah yaitu sisa kegiatan sehari – hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
padat. Sedangkan menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak
digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan
tidak terjadi dengan sendirinya (Chandra, 2006). Unit pengolahan sampah merupakan tempat
dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan
pemrosesan akhir sampah. (Mildawati, 2016)

Pengelolaan sampah merupakan kegiatan pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan,


atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan
dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan
atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan
sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk
masing masing jenis zat. Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara
berkembang , berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda juga antara daerah
perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di

2
area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area
komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.

B. Rumusan Masalah

Topik atau pokok pembahasan yang tersaji dari penulisan artikel ini terdiri dari beberapa rumusan
masalah sebagai berikut, yaitu :

1. Bagaimana perkembangan teknologi informasi di Indonesia ?


2. Bagaimana Pengelolaan Sampah di Indonesia ?
3. Urgensi atau Seberapa Pentingnya Mengelola Sampah di Indonesia ?
4. Bagaimana Penerapan Teknologi Informasi dalam Pengelolaan Sampah ?

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup daripada penulisan artikel ini adalah tentang bagaimana perkembangan teknologi
informasi di Indonesia maupun dunia sehingga bisa dimanfaatkan oleh masyarkat untuk membantu
pengelolaan sampah khususnya di Indonesia agar lebih efektif dan efisien.. Serta seberapa penting dan
seberapa pengaruhnya dengan adanya teknologi informasi dalam pengelolaan sampah di Indonesia

D. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan artikel ini ialah dengan teknik pengumpulan
informasi yang diperoleh dengan mencari dan mengumpulkan data lewat sumber informasi lewat internet
dan perpustakaan berupa jurnal-jurnal ilmiah yang relevan ditambah dengan beberapa informasi dari artikel
relevan yang didalamnya menyangkut topik pembahasan dan dianalisa dengan metode kualitatif.

3
KAJIAN PUSTAKA

A. Teknologi

Teknologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Technologia menurut Webster Dictionary berarti
systematic teatcment atau penanganan sesuatu secara sistematis, sedangkan techne sebagai dasar kata
teknologi berarti skill atau keahlian, keterampilan dan ilmu. Kata teknologi sering dipahami oleh orang
awam sebagai sesuatu yang berupa mesin atau hal-hal yang berkaitan dengan permesinan. Gary J Anglin
berpendapat teknologi merupakan penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara
bersistem dan menyistemkan untuk memecahkan masalah. (Gary J Anglin., 2012).

Dari pendapat para ahli dapat disimpulkan teknologi Suatu rancangan atau desain melalui proses atau
tahapan yang memiliki nilai tambah untuk menghasilkan suatu produk dan memiliki ciri efesiensi dalam
setiap kegiatan manusia. Teknologi bisa dikatakan ilmu pengetahuan yang ditransformasikan kedalam
produck, proses, jasa dan struktur praktis.

Perkembangan teknologi terbaru, termasuk mesin cetak, telepon dan internet telah mengurangi
hambatan fisik untuk komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala
global. Perkembang yang sangat pesat dalam teknologi informasi saat ini yang sering disebut medos atau
media sosial, setiap hari bisa kita temui tidak ada yang tidak memanfaatkan teknologi ini dari dewasa
sampai anak-anak, bahkan ada istilah penggunaan teknologi ini yaitu dunia dalam genggaman kita,
teknologi tersebut berupa alat perangkap lunak misalnya internet, Facebook, twitter, whatsApp dan
perangkap keras misalnya laptop, telepon dan lain sebagainya.

Banyaknya teknologi yang berkembang di masyarakat saat ini bukan berarti tidak semuanya
berdampak kebaikan saja tetapi ada dampak buruknya. Sebagai pengguna teknologi sebaiknya lebih bijak,
dengan perselisihan tentang apakah teknologi itu memperburuk atau meningkatkan kondisi manusia.
Teknologi ini dapat diketahui melalui barang-barang, benda-benda, atau alat-alat yang berhasil dibuat oleh
manusia untuk memudahkan dan menggampangkan realisasi hidupnya di dalam dunia. Hal mana juga
memperlihatkan tentang wujud dari karya cipta dan karya seni.

4
B. Informasi

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak terlepas dari informasi bahkan sangat membutuhkan informasi.
Informasi itu sendiri sering di sangkut pautkan dengan teknologi yang kita kenal dengan teknologi informasi
yang umum diketahui. Namun informasi memiliki pengertian yang sangat luas bukan hanya ada dalam
teknologi. Meskipun kenyataannya tidak bisa dipungkiri bahwa informasi ini memiliki kaitan erat dengan
teknologi, karena dengan perkembangan teknologi itu sendiri informasi juga berkembang dengan pesat,
karena itu tepat lah bahwa perkembangan teknologi dan informasi ini membentuk sebuah era yaitu Era
Informasi

Menurut Burch dan Strater menyatakan bahwa informasi adalah pengumpulan atau pengolahan data
untuk memberikan pengetahuan atau keterangan. (Burch, Starter., 2012). Sedangkan Informasi dalam kamus
bahasa indonesia adalah sejumlah data yang telah diolah melalui mengolahan data dalam rangka menguji
tingkat kebenarannya dan ketercapainya sesuai dengan kebutuhan. Informasi juga merupakan fakta yang
dapat di gunakan sebagai input dalam menghasilkan informasi. Berdasarkan Pengertian informasi menurut
para ahli yang telah disebutkan diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah sekumpulan fakta-fakta
yang telah diolah menjadi bentuk data, sehingga dapat menjadi lebih berguna dan dapat digunakan oleh
siapa saja yang membutuhkan data-data tersebut sebagai pengetahuan ataupun dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan.

Informasi bisa dikatakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari belajar, pengalaman atau instruksi.
Namun, istilah ini masih memiliki banyak arti tergantung pada konteksnya. Dalam beberapa pengetahuan
tentang suatu peristiwa tertentu yang telah dikumpulkan ataupun dari sebuah berita dapat juga dikatakan
sebagai informasi, Ada 3 hal penting yang perlu diperhatian dari informasi yaitu Informasi merupakan
pengolahan data, Memberikan makna dan Berguna atau bermanfaat. (Kadir, Abdul dan Terra Ch.
Triwahyuni., 2008).

5
C. Teknologi Informasi

Awalnya teknologi informasi dikembangkan manusia sebagai system pengenalan bentuk-bentuk


informasi melalui gambar, yang kemudian mereka torehkan pada dinding-dinding gua, misalnya aktivitas
berburu dan binatang buruannya. Pada masa ini, manusia mulai mengenali benda-benda sekitar lingkungan
mereka dan mewakilkan bentuknya pada lukisan di dinding tempat mereka tinggal. Kemampuan mereka
dalam berbahasa hanya berkisar pada bentuk suara dengusan dan isyarat tangan sebagai awal
berkomunikasi.

Perkembangan teknologi selanjutnya ditandai dengan diciptakan dan digunakannya alat-alat yang
menghasilkan bunyi dan syarat, seperti gendang, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, serta isyarat
asap sebagai alat pemberi peringatan terhadap bahaya. Pada masa ini, teknologi informasi belum menjadi
teknologi misal seperti yang kita kenal sekarang dan hanya digunakan pada saat-saat khusus. Perkembangan
teknologi informasi dalam dunia pendidikan direspon oleh Kementrian Pendidikan Nasional dengan
memasukkan seluk beluk teknologi informasi kedalam kurikulum dari jenjang pendidikan dasar hingga
perguruan tinggi. Adanya respon dari pemerintah menunjukkan bahwa Pemerintah Pendidikan Nasional
meperhatikan dunia teknologi informasi yang sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat,
perkembanga teknologi informasi merupakan aplikasi dari sains.

Teknologi informasi diartikan diartikan sebagai ilmu pengetahuan dalam bidang informasi yang
berbasis komputer dan perkembanganya sangat pesat. Teknologi Informasi sebagai media pendidikan
dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, email, dan
sebagai

Pengertian teknologi informasi adalah kombinasi dari teknologi komputer yang tersusun dari
perangkat keras dan perangkat lunak untuk memproses dan juga menyimpan teknologi komunikasi
informasi untuk melakukan distribusi informasi. (Brown, DeHayes, Hoffer, dan Perkins.,2005). Menurut
Wardiana teknologi informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data berbagai cara untuk menghasilkan
informasi yang berkualitas yaitu informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu yang digunakan untuk
keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan yang merupakan aspek strategi (Wardiana., 2011).

Teknologi informasi dengan sangat pesat, mulai dari kemajuan di bidang cost atau performance dari
komputer, arsitekturnya yang dikenal dengan client atau server, penampilan yang membuat teknologi
informasisemakin mudah digunakan media penyimpanannya yang berkapasitas lebih besar dan lebihdapat
diandalkan, kema-juan dibidang artificial intellegence sampai penampilan secara fisiknya yang
semakin kecil dan portable.

6
Secara teknis kemajuan di bidang teknologi informasi sudah tidak di-ragukan lagi, akan tetapi
mampukah perusahaan memanfaatkannya secara optimal, inibukan merupakan pekerjaan yang mudah
dan kompleks. Dalam mengimplementasikanteknologi informasi perlu adanya keseimbangan 5 elemen
sistem informasi yaitu : hard-ware, software, sumber daya manusia, data dan fasilitas/prosedur (termasuk
strategi ).

Internet yang merupakan salah satu hasil teknologi informasi adalah sumber dayainformasi yang
mampu menjangkau seluruh dunia. Begitu luas dan besarnya sumber dayainformasi tersebut, sehingga tidak
ada satu orangpun, satu organisasipun, atau bahkan sa-tu negarapun yang mampu menangani sendiri.
Namun demikian internet bukan hanyasekedar jaringan dan daya guna internet bukan dari
komputernya itu sendiri tetapi darisumber daya informasi yang diperoleh dari internet.

Komputer adalah dalam hubungan-nya dengan internet penting karena komputer melakukan
pekerjaan memindahkan datadari satu tempat ke tempat yang lain, dan mengeksekusikan program–
program yangmemberi kesempatan mengakses informasi. Internet bisa dipandang sebagai perpustakaan
global, sehingga seluruh pemakai dapatberpartisipasi dalam segala waktu (internet tidak pernah tutup),
selain itu tidak perdulisiapa pemakainya, internet selalu menerima dan internet tidak pernah melihat
bagaimana seseorang berpenampilan, internet tidak memandang apa warna kulit seseorang, apaagama
yang dianutnya, dimana tinggal, apa status sosial. Internet memberi kesempatanpada pemakainya di
seluruh dunia untuk berkomunikasi dan menaikkan sumber dayai nformasi tersebut.

Seseorang dapat berkomunikasi dengan pemakai lain di seluruh duniadengan mengirim dan
menerima electronic-mail (e-mail) atau dengan membentukhubungan dengan komputer lain dan
memasukkan pesan–pesan dari dan ke komputer tersebut. Seseorang dapat memakai bersama–sama
sumber informasi dengan berpartisi-pasi dalam kelompok diskusi atau dengan menggunakan program dan
sumber daya infor-masi yang tersedia secara gratis. Dalam internet akan berkomunikasi dengan orang–
orangdari negara–negara yang berbeda, bekerja sama dan memakai bersama–sama sumber daya informasi.

Sumber daya informasi ada karena beberapa orang dan beberapa kelompok memberikan waktu,
usahadan karya mereka, mereka mempunyai ide, menyusunnya, menciptakan sesuatu yang berguna, dan
membuatnya tersedia untuk setiap pemakai di seluruh dunia. Ini merupakanpertama kali dalam
sejarah manusia dalam jumlah yang tidak terbatas dapat berkomunikasi secara cepat dan mudah, serta
tidak membedakan apapun tentang manusia.

Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini memang begitu besar. Teknologi
informasi telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatan kegiatan , memberikan andil besar terhadap

7
perubahan-perubahan yang mendasar pada struktur, operasi, dan manajemen organisasi. Berkat teknologi
ini, berbagai kemudahan dapat dirasakan oleh manusia.

D. Sampah

Dalam Undang – Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah definisi sampah yaitu sisa
kegiatan sehari – hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Sedangkan menurut definisi
World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya
(Chandra, 2006). Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Jumlah atau volume
sampah sebanding dengan tingkat konsumsi terhadap barang atau material yang digunakan seharihari
(Sejati, 2009).

Sampah dapat bersumber dari berbagai aktivitas seperti rumah tangga, sampah pertanian, sampah sisa
bangunan, sampah dari perdagangan dan perkantoran, serta sampah dari industri. Sampah yang paling
banyak dihasilkan berasal dari sampah rumah tangga (Suwerda, 2012).

Menurut Tchobanoglous et al. (1993) dalam Widodo (2007), berdasarkan sumbernya sampah
dikelompokkan menjadi:

1. Pemukiman: berupa rumah atau apartemen jenis sampah yang dihasilkan adalah sisa makanan,
kertas, kardus, pastik, tekstil kulit, sampah kebun, kayu, kaca, logam, barang bekas rumah tangga,
limbah berbahaya dan beracun, dan sebagainya.
2. Daerah komersil: meliputi pertokoan, rumah makan, pasar, perkantoran, hotel dan lain-lain. Jenis
sampah yang ditimbulkan antara lain kertas, kardus, plastik, kayu, sisa makanan, kaca, logam,
limbah berbahaya dan beracun, dan sebagainya.
3. Institusi yaitu sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan, dan lainlain. Jenis sampah yang
ditimbulkan sama dengan jenis sampah daerah komersil.
4. Konstruksi dan pembongkaran bangunan: meliputi pembuatan konstruksi baru, perbaikan jalan,
dan lain-lain. Jenis sampah yang ditimbulkan antara lain kayu, baja, beton, debu dan lain-lain.
5. Fasilitas umum: seperti penyapuan jalan, taman pantai, tempat rekreasi dan lain-lain. Jenis sampah
yang ditimbulkan antara lain sampah taman kota, ranting, daun dan sebagainya.

Menurut Sejati (2009) sampah dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu :

1. Sampah organik atau basah


Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah
dapur, sampah restoran, sisa sayuran, sisa buah. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membusuk
atau hancur) secara alami.
8
2. Sampah anorganik atau kering
Sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terdegradasi secara alami. Contohnya : logam,
besi, kaleng, plastik, karet, botol, kaca.
3. Sampah berbahaya
Sampah jenis ini berbahaya bagi manusia. Contohnya : baterai, jarum suntik bekas, limbah racun
kimia, limbah nuklir. Sampah jenis ini memerlukan penanganan khusus.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,
jenis sampah yang dikelola terdiri atas :

1. Sampah rumah tangga


Sampah yang berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk tinja dan
sampah spesifik.
2. Sampah sejenis sampah rumah tangga
Sampah yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas sosial,
fasilitas umum, dan atau fasilitas lainnya.
3. Sampah spesifik
Sampah yang mengandung B3, limbah B3, sampah yang timbul akibat bencana, puing bongkaran
bangunan, sampah yang secara teknologi belum dapat diolah dan atau sampah yang timbul secara
tidak periodik.

Karakteristik Sampah menurut Mukono (2006), adalah sebagai berikut :

1. Garbage yaitu jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan hewan atau sayuran dari hasil
pengolahan yang sebagian besar terdiri dari zat-zat yang mudah membusuk, lembab, dan
mengandung sejumlah air bebas.
2. Rubbish terdiri dari sampah yang dapat terbakar atau yang tidak dapat terbakar yang berasal dari
rumah-rumah, pusat-pusat perdagangan, kantorkantor, tetapi yang tidak termasuk garbage.
3. Ashes (abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah terbakar baik di rumah, kantor,
dan industri.
4. Street Sweeping (sampah jalanan) berasal dari pembersihan jalan dan trotoar baik dengan tenaga
manusia maupun dengan tenaga mesin yang terdiri dari kertas-kertas, daun-daunan.
5. Dead Animal (bangkai binatang) yaitu bangkai-bangkai yang mati karena alam, penyakit atau
kecelakaan.

9
6. Houshold Refuse yaitu sampah yang terdiri dari rubbish, garbage, ashes, yang berasal dari
perumahan.
7. Abandonded Vehicles (bangkai kendaraan) yaitu bangkai-bangkai mobil, truk, kereta api.
8. Sampah Industri terdiri dari sampah padat yang berasal dari industriindustri, pengolahan hasil
bumi.
9. Demolition Wastes yaitu sampah yang berasal dari pembongkaran gedung.
10. Construction Wastes yaitu sampah yang berasal dari sisa pembangunan, perbaikan dan
pembaharuan gedung-gedung.
11. Sewage Solid terdiri dari benda-benda kasar yang umumnya zat organik hasil saringan pada pintu
masuk suatu pusat pengolahan air buangan.
12. Sampah khusus yaitu sampah yang memerlukan penanganan khusus misalnya kaleng-kaleng cat,
zat radiokatif.

 Langkah selanjutnya adalah pengumpulan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat
penampungan sementara, dan pengangkutan sampah dari tempat penampungan sampah sementara menuju
ke tempat pemrosesan akhir. Kemudian sampah yang telah terkumpul di tempat pemrosesan akhir dikelola
dengan cara mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah dan/atau diproses untuk
mengembalikan hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.(Nahadi, 2007)

Secara umum pengelolaan sampah di perkotaan dilakukan melalui 3 tahapan kegiatan, yakni
pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir. Alfiandra (2009) menggambarkan secara sederhana
tahapan-tahapan dari proses kegiatan dalam pengelolaan sampah sebagai berikut.

a. Pengumpulan, diartikan sebagai pengelolaan sampah dari tempat asalnya sampai ke tempat
pembuangan sementara sebelum menuju tahapan berikutnya. Pada tahapan ini digunakan sarana
bantuan berupa tong sampah, bak sampah, peti kemas sampah, gerobak dorong, atau tempat
pembuangan sementara. Untuk melakukan pengumpulan, umumnya melibatkan sejumlah tenaga
yang mengumpulkan sampah setiap periode waktu tertentu;
b. Pengangkutan, yaitu mengangkut sampah dengan menggunakan sarana bantuan berupa alat
transportasi tertentu ke tempat pembuangan akhir/pengolahan. Pada tahapan ini juga melibatkan
tenaga yang pada periode waktu tertentu mengangkut sampah dari tempat pembuangan sementara
ke tempat pembuangan akhir (TPA);
c. Pembuangan akhir, dimana sampah akan mengalami pemrosesan baik secara
d. fisik, kimia maupun biologis hingga tuntas penyelesaian seluruh proses.

10
E. Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan untuk menangani sampah sejak
ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir (Sejati, 2009). Spesifikasi timbulan sampah menurut SK SNI
S-04-1993-03 untuk kota sedang sebesar 2,75-3,25 liter/orang/hari atau 0,7-0,8 kg/orang/hari dan 1
kg/orang/hari untuk kota besar. Sedangkan menurut SNI 19-3983-1995 besar timbulan sampah kota kecil
sebesar 2,5-2,75 liter/orang/hari atau 0,625-0,70 kg/orang/hari. (Dewanti et al., 2018).

Kegiatan penanganan sampah seperti yang dimaksud dalam Pasal 22 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, meliputi :

1. pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan
atau sifat sampah;
2. pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat
penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu;
3. pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan atau dari tempat penampungan
sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan
akhir;
4. pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah;
5. pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan atau residu hasil pengolahan
sebelumnya ke media lingkungan secara aman.

Standar teknis operasional pengelolaan sampah untuk kawasan permukiman diatur dalam Standar
Nasional Indonesia (SNI) Nomor 3242-2008 tentang pengelolaan sampah di permukiman dan SNI Nomor
19-2454-2002 tentang tata cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan.(Fadhilah, 2011). Menurut
kedua SNI tersebut, pengelolaan sampah kawasan permukiman terdiri dari serangkaian kegiatan yang
dilaksanakan secara integral dan terpadu, meliputi:

1. Pewadahan
Pewadahan adalah aktivitas menampung sampah sementara dalam suatu wadah individual atau
komunal di tempat sumber sampah. Pewadahan terdiri dari dua macam, yaitu pewadahan
individual dan pewadahan komunal. Tiap rumah minimal memiliki 2 buah wadah sampah untuk
memisahkan sampah organik dengan sampah anorganik.
2. Pengumpulan
Pengumpulan sampah adalah aktivitas penanganan yang tidak hanya mengumpulkan sampah dari
wadah individual dan atau wadah komunal, melainkan juga mengangkutnya ke terminal tertentu.

11
3. Pengolahan dan daur ulang di sumber dan TPS
Mekanisme pengolahan dan daur ulang sampah di sumber dan TPS dapat dilakukan dengan:
a. Pengomposan skala rumah tangga dan daur ulang sampah anorganik, sesuai dengan tipe rumah
atau luas halaman yang ada.
b. Pengomposan skala lingkungan di TPS.
c. Daur ulang sampah anorganik di TPS.
4. Pemindahan
Pemindahan sampah adalah proses memindahkan sampah hasilpengumpulan ke dalam alat
pengangkut untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir. Pemindahan sampah dapat dilakukan di
TPS atau TPST dan di lokasi wadah sampah komunal.
5. Pengangkutan
Pengangkutan adalah kegiatan pengangkutan sampah dari TPS atau wadah komunal ke TPST atau
TPA dengan frekuensi pengangkutan disesuaikan dengan jumlah sampah yang ada.
6. Pembuangan Akhir ke TPA
Menurut SNI 19-2454-2002, terdapat tiga metode pembuangan akhir yang dapat dilakukan pada
TPST atau TPA, yaitu:
a. Penimbunan terkendali (controlled landfill) yang dilengkapi pengolahan dan gas.
b. Lahan urug saniter (sanitary landfill) yang dilengkapi pengolahan lindi dan gas.
c. Penimbunan dengan sistem kolam (fakultatif, maturasi) untuk daerah pasang-surut.

12
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Teknologi Informasi di Indonesia

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi Indonesia telah ada sejak masa pra-aksara.
Lukisan gua di Sulawesi yang berumur 44.000 tahun menjadi bukti perkembangan informasi dan
komunikasi Indonesia pada masa pra-aksara. Pada masa kerajaan Hindu-Buddha, perkembangan teknologi
dan informasi Indonesia banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan India. Perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi masyarakat Indonesia kuno banyak menggunakan media alamiah seperti batu
prasasti, daun lontar, dan kulit hewan. Dalam aspek bahasa dan aksara, masyarakat kuno Indonesia
menggunakan bahasa sansekerta dan huruf palawa sebagai alat komunikasi verbal dan tertulis.

Teknologi informasi dan komunikasi modern Indonesia sangat terpengaruh oleh penemuan-penemuan
baru yang ada di negara industri Eropa dan Amerika. sejarah perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi modern di Indonesia dimulai dengan adanya Radio, Satelit, lalu adanya Internet.

https://vtracks.co.id/assets/images/informasi/1616125063452.jpg

1. Radio
Perkembangan radio di Indonesia telah ada sejak tahun 1920-an. Pemerintah kolonial Belanda
membangun beberapa stasiun radio di kota-kota besar seperti Bataviaasche Radio Vereeniging
(BRV), Nederland Indische Radio Omroep (NIROM), dan Solosche Radio Vereeniging (SRV).
Pada 11 September 1945, pemerintah Indonesia berhasil mendirikan stasiun radion nasional
Indonesia yang dinamakan Radio Republik Indonesia (RRI). RRI memiliki peran vital dalam
revolusi kemerdekaan Indonesia.

13
https://images.bisnis-cdn.com/posts/2020/04/02/1221315/satelitnusantarasatu-1.jpg

2. Satelit
Pada saat Agresi Militer Belanda II, pemancar RRI di Wonosari Yogyakarta menjadi alat
penghubung utama antara tokoh nasionalis di Yogyakarta dan Pemerintah Darurat Republik
Indonesia (PDRI) di Bukittinggi. Satelit Perkembangan satelit di Indonesia berawal dari
pembangunan Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa pada masa pemerintahan Orde
Baru. Satelit Palapa berhasil diluncurkan pada 8 Juli 1976 dari Cape Kenedy, Amerika Serikat.
Dalam jurnal Studi Perkembangan dan Kondisi Satelit di Indonesia (2013) karya Diah Yuniarti,
peluncuran Satelit Palapa bertujuan untuk membangun sistem informasi dan komunikasi nasional
yang efektif dan efisien. Sistem satelit ini mampu menyediakan layanan telefoni dan faksimili
antar kota di Indonesia.

Sedangkan Satelit Nusantara Satu didesain dan dibuat oleh perusahaan kendaraan antariksa
Amerika, Space Systems/Loral (SSL). Satelit ini menggunakan platform SSL-1300 140 dengan
usia desain selama 15 tahun, namun diklaim bisa bertahan hingga 20 tahun[4]. Satelit ini
menggunakan Electric Propulsion sehingga menjadi lebih efisien dan berbobot lebih ringan. Bobot
satelit pada saat peluncuran sebesar 4.735 Kilogram dan memiliki Spacecraft Power (EOL) sebesar
9.985 Watt[1]. Satelit ini akan menempati posisi di garis orbit 146 derajat Bujur Timur.

Awalnya proyek pembuatan satelit Nusantara Satu dimenangkan oleh Boeing Satellite System
pada tahun 2013 dengan menggunakan model satelit elektrik 702SP[8]. PSN mensyaratkan agar
Boeing dapat menemukan klien lain untuk berbagi muatan dan biaya dalam waktu 12 bulan.
Namun, karena Boeing tidak dapat memenuhi target ini, akhirnya proyek untuk satelit ini
berpindah ke SSL

14
https://4.bp.blogspot.com/penemu-internet.jpg

3. Internet
Dalam buku Perkembangan Teknologi Komunikasi (2017) karya Nurudin, pada tahun 1994,
muncul Internet Service Provider (ISP) pertama di Indonesia yang bernama IndoNet. IndoNet
berhasil membangun sambungan awal ke Internet dengan menggunakan teknologi dial-up. Pada
tahun 1995, Departemen Pos Telekomunikasi menerbitkan izin usaha terhadap ISP IndoNet dan
RadNet sebagai bentuk dukungan terhadap perkembangan teknologi internet di Indonesia, jumlah
pengguna internet di Indonesia pada kuartal II 2020 mencapai 196,7 juta jiwa. Angka tersebut
meningkat jika dibandingkan pada 2018, di mana jumlah pengguna internet di Indonesia sebesar
171,2 juta jiwa.

Pada tahun 1984, terjadi perkembangan yang drastis, dimana jaringan teknologi di Indonesia sudah
mulai terhubung ke internet melalui jaringan UI-net, sebuah jaringan internal kampus UI yang
terhubung melalui UU-net. 1986, UInet di Indonesia berhasil menghubungkan kampus-kampus
besar seperti ITB, UGM, ITS, UNHAS, Universitsas Terbuka dan Dirjen Pendidikan Tinggi
(DKTI) Depdikbud. Jaringan besar ini disebut UNINET yaitu jaringan yang dibuat dengan bantuan
luar negeri dengan menggunakan infrastruktur jaringan telpon kabel konvensional, SKDP milik PT
Indosat, serta SKDP via satelit (Packsatnet). DKTI dan Dirjen Pos & Telekomunikasi (POSTEL)
pada saat itu berkolaborasi untuk menghubungkan Perguruan Tinggi Negri di seluruh Indonesia
dengan menempatkan empat buah server nasional yang dibuat dan diletakan di lokasi ITB, UI,
UGM dan ITS. Jaringan besar pertama di Indonesia ini terhubung ke jaringan-jaringan komputer
besar dunia seperti Biznet Networks, CSNET, usenet, UUCPNET, UUNET, KAIST, MUNNARI,

15
bahkan jaringan ARPANET yang jadi cikal bakal jaringan internet saat itu juga bisa dihubungi.
UI-net terhubung ke UUnet dengan menggunakan Modem kecepatan yang sangat rendah 300 bps,
aplikasi yang sering dipakai saat itu adalah e-mail, FTP, dan news-net melalui use-net.
Pada tahun 1988 sampai 1989 UI dipilih menjadi Gerbang jaringan (gateway) internet pertama di
Indonesia, sekaligus menjadi koordinator pendaftaran domain.id internet berbasis protokol UUC.
Pada rentang waktu antara 1986 sampai dengna 1993, PUSILKOM UI ditunjuk oleh Depdikbud
sebagai salah satu Pusat Antar Universitas (PAU) dalam bidang Ilmu Komputer. Pada tahun 1993
berdirilah dan diresmikanlah Fakultas Ilmu Komputer (FASILKOM) oleh mendikbud di
lingkungan Universitas Indonesia. Universitas Indonesia secara aktif melakukan pemanfaatan dan
pengembangan teknologi komputer melalui Pusat Ilmu Komputer (PUSILKOM UI) dan Fakultas
Ilmu Komputer (FASILKOM UI), berdirinya fakultas ilmu komputer yang pertama ini merupakan
pengakuan atas keberadaan ilmu komputer sebagai suatu disiplin ilmu mandiri. Kemudian banyak
bermunculan program ilmu komputer di perguruan tinggi swasta dan juga merupakan universitas
yang diperhitungkan oleh masyarakat.

Pada tanggal 4 Maret 1993, jaringan komputer Indonesia secara resmi tergabung dan terhubung
dengan jaringan internet dunia. Domain Indonesia.id mulai diakui keberadaannya di internet.
Badan internet dunia (IANA) secara resmi memberikan domain .id untuk jaringan komputer yang
ada di Indonesia dengan menggunakan Protokol TCP/IP yang pertama di Indonesia. Pada tahun
yang sama IPTEKNET menjadi situs pertama yang terhubung dengan internet. Satu tahun
kemudian barulah muncul penyedia jasa Internet/Internet service provider (ISP) pertama di
Indonesia. Indonet http://www.indo.net.id/ menjadi ISP resmi pertama yang beroperasi untuk
pengguna internet dalam negeri dan di bulan Maret 1994 jangkauan operasi ISP telah mencapai 28
kota di Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, dan NTB. Pada tahun 1995 Departemen Pekerjaan
Umum tercatat sebagai instansi departement pemerintahan Indonesia yang pertama kali online
http://www.pu.go.id/. Pada tahun 1996 terbentuk Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII) yang mewadahi munculnya banyak ISP yang memberikan layanan internet di Indonesia.
Pada tahun 1998 Pemerintah daerah mulai masuk ke internet. Pemda pertama yang melakukan
koneksi ke internet adalah Pemerintah Daerah Kota Samarinda http://www.samarindakota.go.id/.

Kurang dari setahun sejak dikeluarkannya Undang-Undang Telekomunikasi yang baru (UU
No.36/1999 tentang Telekomunikasi http://www.apjii.or.id/uu36/ Diarsipkan 2014-10-24 di
Wayback Machine. mulai tahun 1999 inisiatif gerakan berbasis teknologi informasi mulai
mencapai puncaknya. Beberapa puluh perusahaan dotcom bermunculan dengan sangat cepat,
termasuk media-media yang memiliki segmen pendidikan teknologi informasi mulai bermunculan
di Indonesia. Kegiatan Promosi (pemasaran), Pameran, Seminar, konfrensi international teknologi
16
informasi mulai muncul dengan sangat beruntun. Jumlah ISP (Internet Service Provider) atau
Pengelola Jasa Internet Indonesia (PJI) membengkak dari kisaran jumlah 20 sampai dengan 30
menjadi berkisar 160 buah ISP. Layanan Voice over IP (Voice over Internet Protocol) yang
diberikan ISP mulai menjamur. Sehingga akhirnya pemerintah membatasi jumlahnya. Merujuk
dari data yang dirangkum Net Index pada sampel data September 2013, kecepatan internet
broadband di Indonesia mencapai 3,29 Mbps. Sementara pada bulan Agustus 2014 kecepatan
meningkat menjadi 4,79 Mbps. Sayangnya soal kecepatan internet, Indonesia masih tertinggal jauh
dibandingkan negara-negara lainnya. Indonesia berada di peringkat 144 internet broadband dari
194 negara. Net Index juga mencatatkan 20 ISP tercepat di Indonesia, Linknett menjadi ISP yang
mampu memberikan kecepatan internet tercepat di Indonesia dengan memberikan kecepatan
unduhan hingga 17,07 Mbps Daftar ISP tercepat di Indonesia.

Secara nasional pemerintah sendiri juga meluncurkan portal nasional pada tanggal 20 Mei 2002
http://www.indonesia.go.id/ yang diharapkan menjadi pelopor konsep e-Indonesia. Tidak hanya
itu, pemerintahan baru, Joko Widodo menyatakan rencananya untuk membangun pemerintahan
yang bersih dan efisien melalui penerapan aplikasi teknologi informasi dan komunikasi online,
Jokowi ingin menerapkan aplikasi e-budgeting, e-procurement, e-purchasing, e-catalog, e-audit,
pajak online, IMB online Pemerintah Digital. Saat ini yang sudah berjalan adalah e-KTP, BPJS
dan baru-baru saja sejumlah kepala daerah bertemu dalam Forum Orientasi Kepemimpinan dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (OKPPD) yang digelar Kemendagri menyepakati
percepatan penggunaan e-Budgeting di Indonesia Penerapan e-budgeting.

17
B. Pengelolaan Sampah di Indonesia

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia yaitu 264 juta
jiwa. Jumlah penduduk yang banyak tersebut berpengaruh pada jumlah sampah yang dihasilkan. Semakin
tinggi jumlah penduduk, semakin banyak jumlah sampah yang dihasilkan. Perkembangan industri dan
teknologi juga dapat membawa dampak negatif salah satunya menambah volume, jenis, dan karakteristik
sampah yang semakin beragam.

Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang
meliputi pengurangan dan penanganan sampah. (UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah)
Penyaluran sampah yang banyak ditemui terdiri dari proses pengumpulan sampah dari permukiman atau
sumber sampah lain, pengangkutan sampah untuk dibuang di Tempat Penampungan Sementara (TPS), dan
proses terakhir yaitu pembuangan di Tempat Pemrosesan Akhir. Permasalahan pengelolaan sampah yang
ada di Indonesia dapat dilihat dari beberapa faktor yaitu tingginya jumlah sampah yang dihasilkan, tingkat
pengelolaan pelayanan masih rendah, TPA yang terbatas jumlahnya, institusi pengelola sampah dan masalah
biaya. Kesadaran masyarakat akan sampah dan pentingnya menjaga lingkungan juga masih rendah sehingga
dapat membawa masalah yang baru seperti banjir.

Pengelolaan sampah selama ini juga belum sesuai dengan metode pengelolaan sampah yang
berwawasan lingkungan. Sebagian besar pengelolaan sampah TPA di Indonesia menggunakan metode open
dumping dan landfill, namun ada juga metode lain yaitu pembuatan kompos, pembakaran, pemilahan, dan
daur ulang meskipun tidak banyak digunakan. (Winahyu dkk, 2013) Metode open dumping adalah metode
yang paling sederhana, sampah dibuang di TPA begitu saja tanpa perlakuan lebih lanjut, sedangkan metode
landfill yaitu sampah diratakan dan dipadatkan dengan alat berat dan dilapisi dengan tanah. Kedua metode
tersebut kurang ramah lingkungan karena berpotensi terjadi pencemaran pada air tanah dan juga pencemaran
udara. Menurut Purwanta (2009) TPA berpotensi menyumbang emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dengan gas
yang mendominasi adalah CH4 (Metana), CO2 dan N2O. Hal tersebut mengakibatkan diperlukan adanya
inovasi dalam pengelolaan sampah sehingga sampah tidak hanya menumpuk di TPA yang tapi juga
dimanfaatkan untuk kepentingan lain.

Inovasi pengelolaan sampah belakangan ini adalah akan dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga
Sampah (PLTSa). Pembangunan PLTSa tersebut akan dimulai di empat daerah yaitu Surabaya, Bekasi,
Solo, dan DKI Jakarta. (Ihsanuddin, 2019) Pembangunan PLTSa tersebut merupakan salah satu upaya yang
baik dalam mengurangi jumlah sampah yang ada sekaligus memanfaatkannya dalam bentuk yang lain.
Pengelolaan sampah pada PLTSa juga harus berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

18
Teknologi pembakaran sampah biasanya merupakan teknologi yang digunakan PLTSa untuk
memperoleh energi yang kemudian dijadikan listrik. Pembakaran sampah tersebut dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu Insinerasi, pirolisis dan gasifikasi. Insinerasi dan pirolisis dapat mereduksi volume
sampah hingga 70% namun menghasilkan emisi yang tinggi sehingga kurang ramah lingkungan. Sedangkan
metode gasifikasi dapat mereduksi sampah hingga 75% dan lebih ramah lingkungan. (Purwaningsih, 2012)
Pemerintah dalam pembangunan PLTSa ini harus cermat memilih metode atau membuat inovasi metode
baru yang lebih ramah lingkungan agar tidak terbentuk masalah baru.

Berikut ini adalah cara-cara yang bisa dan biasa d dilakukan untuk mengelola sampah di sekitar
lingkungan di Indonesia.

1. Pengelolaan Sampah Organik


Cara pengelolaan sampah organik yang paling mudah adalah dengan membuatnya menjadi pupuk
kompos yang dapat kamu gunakan untuk berkebun. Namun jika tidak suka berkebun atau tidak
suka dengan aroma yang ditimbulkan selama pembuatan pupuk kompos, dapat mendonasikan
sampah organik ke sahabat yang memiliki hobi berkebun atau penjual tanaman. Karena mereka
pasti dengan senang hati menerimanya untuk dibuat menjadi pupuk kompos.

2. Pengelolaan Sampah Anorganik


Sebagian sampah anorganik dapat didaur ulang, seperti kertas, kardus, botol kaca, botol plastik,
kaleng dan lainnya. Jika tidak yakin apakah sebuah kemasan makanan dapat didaur ulang atau
tidak, kamu dapat memeriksa logo daur ulang pada kemasan makanan tersebut. Jika terdapat logo
daur ulang, maka kemasan makanan tersebut dapat didaur ulang. Bawa sampah-sampah anorganik
tersebut ke pusat daur ulang sampah terdekat atau juga bisa memberikannya kepada pemulung.

3. Pengelolaan Sampah Berbahaya


Pisahkan sampah-sampah berbahaya untuk dibawa ke pusat daur ulang. Petugas pusat daur ulang
pasti tau cara untuk mendaur ulang sampah berbahaya agar tidak merusak lingkungan. Untuk
barang-barang elektronik yang sudah rusak alias menjadi sampah dan dapat mengembalikannya ke
perusahaan yang memproduksinya. Beberapa perusahaan elektronik menerima barang elektronik
bekas untuk mereka daur ulang kembali menjadi produk elektronik baru.

4. Reduce, Reuse and Recycle!


Budayakan gaya hidup Reduce, Reuse and Recycle atau biasa dikenal dengan 3R, dari diri kamu.
Biasakan untuk mengurangi pemakaian plastik atau bahan-bahan lain yang sulit terurai. Untuk
menghemat penggunaan plastik, kamu bisa baca lebih lengkap di artikel lainnya yang membahas
diet sampah plastik.
19
C. Urgensi Pengelolaan Sampah di Indonesia

Persoalan sampah di perkotaan tak kunjung selesai. Kepadatan penduduk membuat konsumsi
masyarakat tinggi lahan untuk sisa konsumsi terbatas. Hasil riset Jenna R Jambeck menyebutkan Indonesia
berada di posisi kedua penyumbang sampah plastik ke laut setelah Tiongkok, disusul Filipina, Vietnam, dan
Sri Lanka.

Persoalan semakin bertambah. Sampah konsumsi warga perkotaan itu ternyata banyak yang tidak
mudah terurai, terutama plastik. Semakin menumpuknya sampah plastik menimbulkan pencemaran serius.
Kantong plastik baru dapat mulai terurai paling tidak selama lebih dari 20 tahun di dalam tanah. Jika
kantong plastik itu berada di air, akan lebih sulit lagi terurai. Kondisi ini disadari sebagian masyarakat
dengan menumbuhkan upaya pengurangan sampah plastik.

Menurut Riset Greeneration, organisasi nonpemerintah yang 10 tahun mengikuti isu sampah, satu
orang di Indonesia rata-rata menghasilkan 700 kantong plastik per tahun. Di alam, kantong plastik yang tak
terurai menjadi ancaman kehidupan dan ekosistem. Kondisi ini menjadi salah satu pemicu Indonesia dalam
kondisi darurat sampah. Namun, tidak semua masyarakat menyadari kondisi ini.

Menurut Yerri Noer Kartiko, Kepala Kantor Lingkungan Hidup di Kota Metro, Produksi sampah
rerata per orang adalah 0,7 kilogram setiap harinya, dan hampir 1000 s.d. 7000 ton timbulan sampah setiap
harinya yang diangkut ke TPA. Sumber timbulan sampah adalah kegiatan rumah tangga, komposisi sampah
organik melebihi 50%, dibuang dan diangkut ke TPA berkisar 69%, yang belum terkelola sekitar 8,5% dan
yang dimanfaatkan baru sekitar 7,5%, sebanyak 10% open burning dan buang sampah ke badan air/ air
permukaan.

Lebih lanjut Yeri mengatakan dari 357 kota atau kabupatan yang dipantau baru sebanyak 43% kota
yang Tempat Pembuangan Akhir Sampah yang telah non open dumping, sekurang-kurangnya controlled
landfill. Disamping itu, salah satu upaya pengelolaan sampah adalah Bank Sampah. Sampai dengan tahun
2015, di Indonesia telah berdiri 3533 unit Bank Sampah, yang telah berhasil mengelola sampah sebanyak
5.550.333 kilogram setiap bulan, memiliki nilai potensi ekonomi sebanyak 34 milyar setiap bulan dengan
jumlah nasabah sebanyak 174.413 orang.

Kategori sampah yang menjadi salah satu penyumbang besar pembuangan sampah masyarakat adalah
sampah makanan. Menurut Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Jakarta pada tahun 2011 dari total 7.500
ton sampah yang dihasilkan setiap hari, 4.050 ton diantaranya merupakan sampah sisa makanan. Jumlah
tersebut jika dibandingkan maka setara dengan 667 gajah afrika dan mampu memberi makan hampir 11%
populasi Indonesia atau sekitar 28 juta penduduk miskin. Penyumbang terbesar sampah makanan bersumber

20
dari rumah tangga. Permasalahan ini bukanlah masalah yang terjadi hanya di Indonesia. Menurut Friends of
Earth, masyarakat dunia menghasilkan 1,3 ton sampah makanan setiap tahunnya.

Besarnya angka sampah makanan yang terbuang disebabkan oleh tiga penyebab utama. Pertama,
konsumsi masyarakat yang berlebihan. Konsumsi makanan yang tidak disertai dengan kesadaran lingkungan
akan memperbanyak sampah makanan yang dihasilkan. Kedua, pengelolaan sampah yang buruk. Adanya
sampah makanan merupakan hal yang tidak bisa dicegah, tetapi pengelolaan sampah makanan dengan
efektif dapat mengurangi jumlah sampah makanan yang terbuang. Terakhir,belum adanya regulasi untuk
mengatur dan mengawasi pelaku food waste. Memang beberapa restoran sudah menerapkan biaya tambahan
jika ada sampah makanan yang tersisa. Namun, itu hanya diterapkan di beberapa restoran saja sedangkan
penyumbang sampah makanan terbesar tidak hanya restoran, ada juga hotel, katering, supermarket, gerai
ritel, dan rumah tangga.

Sampah makanan yang begitu banyak merupakan permasalahan lingkungan yang serius. Sampah
makanan dapat mencemari tanah dan air disekitarnya dan mengakibatkan turunya tingkat kesuburan tanah
dan mengancam makhluk hidup lainnya. Selain tanah dan air, sampah makanan yang bersifat organik akan
menghasilkan gas metana yang berdampak langsung pada fenomena pemanasan global. Setiap sampah
makanan yang terbuang berarti juga menyia-nyiakan sumber daya yang digunakan untuk memproduksinya
dan bahkan berkemungkinan untuk menyebabkan ancaman ekonomi yang disebabkan oleh krisis pangan
karena makanan yang terus berakhir di tempat sampah

Untuk mengatasi masalah sampah makanan diperlukan pengelolaan sampah dan manajemen pribadi
yang baik. Pengelolaan sampah yang baik dapat mengurangi dampak pencemaran yang disebabkan sampah
makanan. Selain itu, jika pengelolaan sampah sudah baik, sampah organik dapat dimanfaatkan untuk
membuat kompos, atau bahkan diubah menjadi sumber energi melalui fasilitas Intermediate Treatment
Facility.

Manajemen pribadi bersumber dari diri sendiri. Kita harus sadar akan kemampuan kita setidaknya
untuk menghabiskan makanan yang kita beli atau pesan. Jangan membeli makanan lebih dari konsumsi kita.
Jika pun sudah terlanjur membeli lebih dan diluar daya konsumsi kita, maka sumbangkanlah kepada orang –
orang yang lebih membutuhkan sebelum kita mengonsumsinya. Hal tersebut lebih mulia dibandingkan
membuang makanan tersebut ke tempat sampah.

21
D. Penerapan Teknologi Informasi dalam Pengelolaan Sampah di Indonesia

Dari segi sarana, Indonesia masih memerlukan banyak sarana pengolahan sampah, terutama di
perkotaan. Secara teknologi, solusi masalah sampah ini telah banyak diterapkan, tetapi belum ada yang
menjawab persoalan ini secara definitif. Pembenahan masalah sampah bukan hanya dari aspek teknologi,
tetapi juga menyangkut aspek sosial-budaya masyarakat.

Berbagai solusi teknologi penanggulangan sampah dari negara-negara maju sepertinya sudah pernah
ditawarkan, namun sepertinya teknologi-teknologi yang ditawarkan masih selalu membutuhkan berbagai
kajian khusus, mengingat permasalahan sampah di Indonesia cukup unik dibandingkan permasalahan di
berbagai negara maju. Hal ini dapat dilihat mulai dari permasalahan kultur bangsa Indonesia yang tidak
disiplin, hingga permasalahan regulasi pemerintah yang masih sangat lemah.

Keberadaan sampah terkait sistem pengelolaan sampah saat ini masih menjadi isu penting dan
perhatian serius di banyak negara, termasuk Indonesia. Untuk itu, dibutuhkan pula inisiatif masyarakat agar
dapat menekan laju sampah yang ada. Berikut adalah penemuan berbasis teknologi yang bermanfaat untuk
mengelola sampah di Indonesia :

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20190628/dispenser-mas-eco

1. Dispenser Mas Eco


Sesuai namanya, Dispenser Mas Eco merupakan dispenser pintar yang telah dirancang dengan
memiliki sistem komputerisasi. Meski masih bersifat prototipe, Dede Nurdiansya, selaku
inovator berencana agar Dispenser Mas Eco dapat ditemui di titik-titik keramaian sehingga
mendorong masyarakat membawa kemasan minumnya sendiri dan terhindar dari masalah

22
kehausan. Nantinya, Dispenser Mas Eco ini akan berfungsi hanya dengan menempelkan kartu
uang elektronik.

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20190628/toss-listrik
2. TOSS Listrik Kerakyatan
Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) Listrik Kerakyatan merupakan program pengolahan
limbah organik, seperti dedaunan, rumput, dan pepohonan yang kemudian akan dijadikan
sumber energi ekonomi alternatif. Inovasi ini diciptakan oleh Pemda Klungkung yang bekerja
sama dengan STT PLLN dan Indonesia Power. Tidak hanya itu, sampah organis yang berasal
dari rumah tangga juga dapat disulap menjadi pakan ikan yang bisa diperjualbelikan.

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20190628/mobil-listrik-ugm-
3. Mobil bahan bakar limbah plastik
Mobil bahan bakar limbah plastik ini merupakan inovasi teknologi yang diciptakan oleh
mahasiswa UGM Yogyakarta. Mobil berbahan bakar sampah ini tidak menggunakan gas untuk
membakarnya, tetapi mereka mengonversi sampah plastik sebagai bahan bakar tersebut dengan
23
menggunakan gas buangan knalpot. Selain itu, teknologi ini juga memiliki alat penyerap
karbondioksida dari knalpot sehingga dapat benar-benar menekan polusi.

Inovasi pengelolaan sampah dalam bentuk lain adalah munculnya startup-startup pengelolaan sampah
buatan Indonesia. Berikut adalah startup-startup pengelola sampah yang ada di Indonesia :

https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20190628/mallsampah-

1. Mallsampah
Mallsampah merupakan startup asal Makassar yang berdiri sejak 2015 dan kini sudah menjadi
perseroan terbatas. Mallsampah didirikan oleh dua orang mahasiswa UMI, Adisaifullah Putra
sebagai bisnis development dan Muhammad Faris sebagai programmer. Adi dan Faris berasal
darifakultas dan organisasi yang berbeda, adi merupakan pengurus UKM Kewirausaan UMI dan
berasal dari fakultas hukum.

Cara kerjanya adalah, Mallsampah menghubungkan pengguna dengan pengepul dan pemulung
terdekat, sehingga lebih mudah dalam menjual dan mengelola sampah. Pengguna cukup memilih
layanan jual atau buang sampah, kemudian menetukan jenis sampah dan lokasi penjemputan,
setelah itu system akan memberikan rekomendasi pengepul/pemulung terdekat, pengguna tinggal
memilih dan menghubungi langsung pengepul, untuk mendapatkan layanan. Mallsampah
merupakan wadah yang mempertemukan penyedia layanan pengelolaan sampah seperti pengepul
dan pemulung, dengan masyakarat yang menghasilkan sampah setiap hari.

Mallsampah bermitra dengan pengepul dan pemulung untuk memaksimalkan pekerjaan mereka
sekaligus memudahkan masyarakat dalam mengelola sampah. Setelah diterima sebagai mitra,
pengepul dan pemulung akan diberikan seragam Mallsampah berupa rompi kerja dan topi.

24
https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20190628/gringgo-

2. Gringgo
Gringgo merupakan startup yang lahir di Bali sejak 2014 lalu. Gringgo berdiri atas inisiatif
Febriadi dan Olivier Pouillon. Gringgo merupakan pemenang dari ajang Startup Weekend Bali
2014, dan kini masuk kelas Accelerator dari sebuah perusahaan swasta. Gringgo mendapatkan
pendanaan hibah dari non government organization (NGO) asal Amerika Serikat (AS).

Gringgo yang telah berdiri sejak 2014 dan berbasis di Bali ini merupakan platform yang dapat
menghubungkan masyarakat ke tempat pembuangan sampah terdekat agar mudah didaur ulang.
Menariknya, dalam proses pengolahan sampah yang terjadi, baik penghasil sampah, pengumpul,
ataupun pendaur ulang bisa menerima hadiah sesuai dengan keterangan yang terdapat pada
aplikasi.

Masyarakat bekerja sama dengan Kepala Desa dalam pengelolaan sampah. Sanur Kaje juga
memilki 'Depo Cemara', yakni lokasi tempat penampungan sampah, serta memisahkannya menjadi
organik dan non organik. Gringgo tertarik menggandeng Sanur Kaje untuk memberikan sentuhan
teknologi. Gringgo menemukan beberapa masalah pokok, yakni tracking terhadap motor pembawa
sampah serta pemetaan wilayah. Sebelumnya, motor pembawa sampah tidak bisa dikontrol dengan
baik sehingga seringkali dalam satu wilayah bisa didatangi lebih dari satu pengangkut.

Aplikasi juga membantu desa memangkas subsidi sampah, yakni dari 100 juta menjadi 40 juta per
tahun. Kemudian banyak penduduk mulai merubah pola pikir terhadap sampah. Penduduk tidak
lagi membuang sampah ke sungai tetapi tertarik menggunakan jasa angkut.

25
https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20190628/angkut-

3. Angkuts
Dengan nama Angkuts, startup asal Pontianak ini berfungsi untuk menyediakan layanan jasa
pengangkutan sampah yang ditargetkan agar memudahkan masyarakat membuat sampah. Angkuts
dapat mengelola sampah yang terdapat di perumahan, restoran, hotel, kantor, bahkan tempat kost.
Tidak hanya itu, pemilik sampah pun juga akan dihargai dengan saldo berupa tabungan dana pada
aplikasi Angkuts.

Direktur PT Angkuts Kreatif Indonesia, Muhammad Hafiz Waliyudin mengatakan, latar belakang
dirinya menggagas ide kreatif ini setelah berkaca dari kesuksesan layanan ojek berbasis aplikasi
Android. Pola kerja Angkuts hampir sama dengan pemulung sampah namun Angkuts lebih
terorganisir serta memanfaatkan teknologi informasi.

Saat ini, aplikasi Angkuts baru bisa diakses oleh smartphone berbasis Android. Untuk
menggunakan aplikasi Angkuts cukup mudah, para pengguna hanya cukup menginstal aplikasi
Angkuts dari Playstore, kemudian melakukan registrasi dengan mengisi data pengguna.
Selanjutnya, bagi pengguna aplikasi yang memiliki sampah-sampah anorganik seperti yang
tercantum dalam aplikasi, cukup memanggil driver dengan menekan dan tahan ikon “Panggil
Angkuts”. Setelah itu, pengguna mengisikan alamat lengkap dan menekan tombol OK. Driver
yang berada di kelurahan terdekat akan segera datang dan mengambil sampah.

26
https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20190628/sampahmuda-

4. Sampah Muda
Sampah muda merupakan inovasi untuk menanggulangi sampah lainnya dalam bentuk startup.
Prinsip kerja startup ini adalah menghubungkan pemilik sampah dengan pendaur ulang. Uniknya,
penyumbang sampah akan mendapat imbalan berupa trashpoint yang bisa ditukar menjadi gopay
atau pulsa listrik. Adapun jenis sampah yang bisa kamu daur ulang dengan aplikasi ini antara lain,
kertas, metal, logam, kaca, elektronik, plastik, bahkan minyak jelantah.

Kemudahan dalam membuang sampah ini terwujud berkat para pemuda lulusan Politeknik Negeri
Semarang. Tim ini menciptakan situs web khusus warga Semarang yang kebingungan membuang
sampah dari dalam rumahnya. Selain itu, sampah tertentu pun bisa dijual ke pengelola situs web
tersebut. Sampahmuda.com, nama situs web ciptaan tim tersebut. Layanan ini dibuat atas
keprihatinan banyaknya sampah yang berserakan di jalanan Semarang.

Warga yang membuang sampah melalui situs web itu juga diuntungkan. Ferry mengatakan,
sampah yang dibuang akan dihargai berupa uang oleh tim sampahmuda.com. Namun uang tidak
diberikan secara tunai, melainkan ditransfer secara elektronik. Jenis sampah yang bisa dijual oleh
pengguna adalah kertas HVS, kertas koran, kertas kardus, botol plastik, gelas plastik, dan plastik
jenis lain. Sebagai penyalur sampah, pihaknya sejauh ini telah ikut membersihkan sampah
sebanyak 45 ton dari sampah. Harga sampah yang diambil dari warga dihargai beragam. Rata-rata
harga per satu kg mulai Rp 700 hingga Rp 3.000.

27
Keberadaan startup-startup tersebut merupakan inovasi yang cukup baik karena dapat meminimalisir
jumlah sampah yang dibuang secara sembarangan. Selain itu keuntungan-keuntungan yang diberikan pada
masyarakat apabila ikut serta menjadi pengguna merupakan daya tarik yang tersendiri dan tentunya dapat
menarik lebih banyak penduduk untuk memanfaatkan startup tersebut. Tetapi startup tersebut masih berada
di beberapa tempat saja seperti Gringgo yang berpusat di Bali, Sampah Muda yang berada di Semarang,
Mall Sampah di Makassar, dan Angkuts di Pontianak. Startup tersebut akan lebih baik lagi apabila juga
dapat menjangkau wilayah di sekitarnya dan lebih dimantapkan lagi sistemnya agar dapat dirasakan
manfaatnya oleh masyarakat banyak. Startup tersebut juga harus disosialisasikan lagi sehingga keberadaanya
dapat membantu dalam memecahkan permasalahan pengelolaan sampah di Indonesia.

Permasalahan mengenai sampah adalah masalah nasional sehingga dalam pengelolaannya harus
dilakukan secara komprehensif. Pemecahan masalah mengenai pengelolaan sampah memerlukan kerjasama
dari berbagai stakeholder mulai dari pemerintah hingga masyarakat sendiri. Kesadaran masyarakat akan
pentingnya menjaga lingkungan juga harus ditingkatkan, salah satunya seperti tidak membuang sampah
sembarangan, melakukan pemilahan sampah dan meminimalisir penggunaan sampah plastik dengan
menggunakan produk reuseable juga dapat membantu pihak-pihak berwenang dalam pengelolaan sampah.
Inovasi pembangunan PLTSa dan startup pengelolaan sampah sudah cukup baik dalam membantu
permasalahan pengelolaan sampah namun tetap diperlukan peningkatan dalam inovasi-inovasi tersebut dan
tentunya tetap menjaga prinsip berwawasan lingkungan.

28
PENUTUP

A. Kesimpulan

Teknologi informasi adalah suatu teknologi berupa (hardware, software, useware) yang digunakan
untuk memperoleh, mengirim, mengolah, menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan, dan menggunakan
data secara bermakna untuk memperoleh informasi yang berkualitas. Jadi teknologi informasi dapat
diartikan sebagai teknologi pengadaan , pengolahan, penyimpanan dan penyebaran berbagai jenis informasi
dengan memanfaatkan komputer dan telekomunikasi yang lahir karena adanya dorongan-dorongan kuat
untuk menciptakan teknologi baru yang dapat mengatasi kelambatan manusia mengolah informasi.

Secara teknis kemajuan di bidang teknologi informasi sudah tidak diragukan lagi, masyarakat harus
bisa memanfaatkannya secara optimal, memang bukan merupakan pekerjaan yang mudah dan
kompleks. Dalam mengimplementasikan teknologi informasi perlu adanya keseimbangan 5 elemen
sistem informasi yaitu hard-ware, software, sumber daya manusia, data dan fasilitas/prosedur, termasuk
strategi.

Dengan kemajuan teknologi infrmasi, tentunya ini dapat dimanfaatkan untuk membantu pekerjaan
masyarakat salah satunya ialah pengelolaan sampah. Keberadaan sampah terkait sistem pengelolaan sampah
saat ini masih menjadi isu penting dan perhatian serius di banyak negara, termasuk Indonesia. Untuk itu,
dibutuhkan pula inisiatif masyarakat agar dapat menekan laju sampah yang ada.

Salah satu solusi yang dapat diusung dan mulai digalakan ialah dengan membuat startup-startup
pengelola sampah. Munculnya keberadaan startup-startup yang merupkan hasil dari kemajuan teknologi
informasi tersebut adalah sebuah inovasi sangat baik karena dapat meminimalisir jumlah sampah yang
dibuang secara sembarangan. Selain itu keuntungan-keuntungan yang diberikan pada masyarakat apabila
ikut serta menjadi pengguna merupakan daya tarik yang tersendiri dan tentunya dapat menarik lebih banyak
penduduk untuk memanfaatkan startup tersebut.

Pemecahan masalah mengenai pengelolaan sampah memerlukan kerjasama dari berbagai stakeholder
mulai dari pemerintah hingga masyarakat sendiri. Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga
lingkungan juga harus ditingkatkan. Inovasi startup pengelolaan sampah yang merupakan pemanfaatan
teknologi informasi sudah cukup baik dalam membantu permasalahan pengelolaan sampah.

29
B. Rekomendasi / Saran

Dengan semakin pesatnya kemajuan teknologi, khususnya dibidang teknologi informasi. Masyarakat
harus mulai melangkah kedepan terutama dalam pengelolaan sampah yang masih menjadi perhatian penting.
Salah satu contohnya ialah dengan menggunakan startup-startup hasil daripada pemanfaatan teknologi
informasi untuk mengelola sampah disekitar lingkungan dan sekitar pemukiman.

Modernisasi dalam pengelolaan sampah ini harus terus digalakan oleh masyarakat dan juga
pemerintah setempat agar nantinya semua terbiasa dalam penggunaannya.

Inovasi-inovasi lainnya untuk pengelolaan sampah dari pemanfaatan teknologi informasi pun harus
terus didukung agar nantinya teknologi informasi dapat dijadikan strategi untuk pemecahan masalah
pengelolaan sampah yang sering terjadi terutama di kota-kota besar di Indonesia.

30
DAFTAR PUSTAKA

Dewanti, P., Bali, I. M., Yasa, M., Mardianta, I. K., Adi, P., & Permana, G. (2018). di Koperasi Pengelola
Sampah Prangga Arta. 1(3), 23–29.

Fadhilah, A. & dkk. (2011). Tata Cara Pengolahan Teknik Sampah Perkotaan. Modul, 11(2), 62–71.
https://core.ac.uk/download/pdf/11731542.pdf

Ihsanuddin. (2019, Juli 16). Empat Daerah Siap Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah. Dipetik Mei
28, 2021, dari Kompas.com: https://nasional.kompas.com/read/2019/07/16/18260771/empat-daerah-
siap-bangun-pembangkit-listrik-tenaga-sampah

Jaya, H., Thaief, I., Suhardi, I., & Gunawan, S. (2020). Pengembangan Kewirausahaan Berbasis Pengelolaan
Sampah Melalui Pemanfaatan Aplikasi Teknologi Informasi (Program UKM Indonesia Bangkit).
Seminar Nasional …, 772–779. http://103.76.50.195/semnaslpm/article/view/16296

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. 2004. Solusi Teknologi Terkini Pengolahan Sampah. Dipetik Mei 27,
2021 Dari LIPI.go.id: http://lipi.go.id/berita/solusi-teknologi-terkini-pengolahan-sampah-/304

Laras Gita, W. 2020. Pengelolaan Sampah di Indonesia Masih Buruk, Perlu Kolaborasi dan Revolusi.
Dipetik Mei 29, 2021 dari NatGeo : https://nationalgeographic.grid.id/read/132298218/pengelolaan-
sampah-di-indonesia-masih-buruk-perlu-kolaborasi-dan-revolusi?page=all

Mildawati, T. (2016). Teknologi Informasi Dan Perkembangannya Di Indonesia. EKUITAS (Jurnal


Ekonomi Dan Keuangan), 4(2), 101. https://doi.org/10.24034/j25485024.y2000.v4.i2.1904

Murdianto, T. 2020. 7 Inovasi Teknologi Pengelolaan Sampah Mendunia ini Buatan Indonesia. Dipetik Mei
28,2021 dari IDN Times: https://www.idntimes.com/tech/trend/m-tarmizi-murdianto/inovasi-teknologi-
pengolahan-sampah-buatan-indonesia/7

Nahadi. (2007). Program Pengelolaan Sampah Melalui Pemanfaatan Teknologi Komposting Berbasis
Masyarakat. Universitas Pembangunan Indonesia, 1, 1–6.

Purwaningsih, Murni Rahayu. 2012. Analisis Biaya Manfaat Sosial Keberadaan Pembangkit Listrik
Tenaga Sampah Gedebage bagi Masyarakat Sekitar. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 23,
No. 3, Hal. 225-240

Purwanta, Wahyu. 2009. Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dari Sektor Sampah Perkotaan di
Indonesia. Jurnal Teknologi Lingkungan Vol. 10 No. 1 Hal: 1-8

31
Winahyu, Djatmiko. Hartoyo, Sri. Syaukat, Yusman. 2013. Strategi Pengelolaan Sampah pada Tempat
Pembuangan Akhir Bantargerbang Bekasi. Jurnal Manajemen Pembangunan Daerah Vol 5 No.2.

Yunianto, F. 2020. Teknologi Digital diyakini Mampu atasi Persoalan Sampah. Dipetik Mei 27, 2021, dari
Antara News: https://www.antaranews.com/berita/1547392/teknologi-digital-diyakini-mampu-atasi-
persoalan-sampah

Zulfah, S. (2018). Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Lingkungan (Studi Kasus Kelurahan Siti
Rejo I Medan). Buletin Utama Teknik, 13(2), 2. https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/but/article/view/284

32

Anda mungkin juga menyukai