Disusun Oleh :
Kelompok 9 - PDB A1
1. Gusti Kusnia (141221145)
2. Ade Gumelar Pangestu (174221002)
3. Deri Bayu Setiawan (122221102)
4. Muhammad Hadi Firdaus (166221043)
5. Citta Sari Prasodjo Putri (172221113)
6. Annora Orlen Inda Nathaniela (121221043)
7. Erina Yosa Novita (143221076)
8. Nilna Hauro' (113221020)
9. Farrel Ananta Subono (131221009)
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga laporan ini
dapat tersusun hingga selesai dan mampu memenuhi tugas yang diampu oleh Dr. Hanik Endang
Hidayati, S.Kep.Ns, M.Kep. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan tenaga, pikiran, dan materi dalam kegiatan
proyek yang kami lakukan.
Penulis sangat berharap semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi
pihak akademisi, umum, dan praktisi. Kami sebagai penyusun merasa bahwa masih terdapat
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Surabaya, 19 Mei2023
Peneliti
i
DAFTAR ISI
2.2 Plagiarisme.....................................................................................................................................5
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
KBBI Daring. 2023. Entri “teknologi”. Diakses 27 Maret 2023. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/teknologi
2
Hjorth, L. (2017). Mobile Media in the Asia-Pacific: Gender and the Art of Being Mobile. Routledge.
3
Lai, K. W., Khaddage, F., & Knezek, G. (2013). Blending student technology experiences in formal and informal
learning. Journal of Educational Technology & Society, 16(2), 1-10.
1
Penggunaan teknologi di sektor pendidikan sangat penting untuk mencapai beberapa
tujuan Sustainable Development Goals, seperti peningkatan pendidikan (SDG 4) dan
penggunaan teknologi untuk pembangunan berkelanjutan (SDG 9). Teknologi dapat membantu
meningkatkan akses ke pendidikan, memperluas keterampilan dan pengetahuan, serta
mempercepat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, penggunaan teknologi dalam pendidikan
merupakan bagian penting dari upaya global untuk mencapai tujuan-tujuan SDGs.
Selain itu, teknologi juga telah mempermudah akses informasi dan membawa kemajuan
besar dalam bidang kesehatan, energi, dan lingkungan. Misalnya, teknologi medis modern telah
membantu memperpanjang harapan hidup manusia dan mengobati penyakit yang sebelumnya
tidak dapat disembuhkan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi juga membawa
tantangan dan risiko. Misalnya, kecanduan teknologi dan kehilangan koneksi interpersonal
dapat menjadi masalah serius bagi banyak orang. Selain itu, teknologi juga dapat
disalahgunakan oleh individu untuk mencapai tujuan tertentu.
Penyalahgunaan teknologi terjadi marak di masyarakat dewasa ini. Hampir di segala
lini masyarakat ditemukan kasus penyalahgunaan teknologi. Pelaku dari penyalahgunaan
teknologi tidak memandang batas usia, gender dan posisi individu di masyarakat Indonesia.
Motif dari penyalahgunaan ini sangat beragam, beberapa disebabkan oleh kepentingan ekonomi
dan beberapa lainnya disebabkan oleh mental yang serba instan.
Di dalam dunia akademik, marak terjadi penyalahgunaan teknologi yang dilakukan oleh
individu dalam civitas akademica sendiri. Adanya peluang dan penguasaan kemampuan dalam
menggunakan teknologi mendorong pelaku untuk melakukan penggunaan teknologi dengan
cara yang menyalahi etika sosial yang ada.
Dengan kemajuan teknologi informasi telah dibuka ruang dunia maya yang bebas dan
tidak dapat dikendalikan secara total oleh kekuatan yang mengikat yaitu otoritas. Dengan
kebebasan ini dapat menyebabkan semua individu yang dapat mengakses dunia maya untuk
mengutarakan pendapatnya sesuai dengan keinginannya. Namun hal ini membuka celah bagi
individu untuk mengutarakan pendapat yang dapat merugikan individu lainnya.
Selain itu terdapat tindakan penyalahgunaan yang saat ini semakin marak terjadi di
dunia akademik. Tindakan nir moral ini yaitu kecurangan (cheating) dan plagiarisme. Kedua
tindakan ini tidak sesuai dengan etika dalam dunia akademik. Lantas bagaimana mahasiswa
Universitas Airlangga dalam menanggapi tindakan-tindakan nir moral ini? Kami sebagai
penulis tertarik untuk mencari tahu jawaban mengenai pertanyaan tersebut
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan di atas, maka dapat ditarik rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mahasiswa Universitas Airlangga plagiarisme yang terjadi di lingkungan
akademik
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang dijabarkan di atas, maka dapat ditarik tujuan
penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui cara mahasiswa menyikapi plagiarisme yang terjadi di lingkungan.
2. Untuk mengetahui cara mencegah dan menanggulangi penyalahgunaan teknologi.
1.4 Manfaat
Proyek ini diharapkan dapat memberikan wawasan luas terhadap masyarakat mengenai
perkembangan teknologi dan berbagai penyalahgunaan teknologi.
a. Bagi Peneliti
1. Menambah pengetahuan mengenai pentingnya memanfaatkan perkembangan teknologi
dengan baik.
2. Melatih rasa kepedulian dengan turut berkontribusi dalam menyelesaikan masalah
penyalahgunaan teknologi.
b. Bagi lingkungan akademik
Dengan dilakukan kegiatan ini diharapkan dapat menambah kepekaan masyarakat
terkait dengan aksi penyalahgunaan teknologi yang saat ini marak terjadi. Penulis berharap
civitas academica lebih kritis dengan perkembangan teknologi saat ini dan dapat
menggunakan teknologi dengan bijak.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teknologi
Teknologi saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan tidak dapat
dibendung oleh keterbatasan manusia dalam prosesnya. Kurzweil (2018) mengatakan bahwa
kemajuan teknologi terjadi sangat masif sehingga manusia tidak dapat mengikuti
perkembangannya secara menyeluruh4. Kemajuan yang telah ada mendorong adanya inovasi
baru dalam penelitian di bidang ilmu pengetahuan. Selain itu permasalahan yang ada di
masyarakat juga menuntut perkembangan teknologi untuk menyelesaikan permasalahan yang
ada di masyarakat.
Perkembangan teknologi saat ini ada di berbagai lini kehidupan. Hampir semua sektor
kehidupan manusia terpengaruh karena adanya kemajuan teknologi. Perilaku dan aktivitas
individu yang hidup di masyarakat yang menerima perubahan teknologi turut berubah seiring
kemajuan zaman. Menurut Turkle (2011) teknologi turut memengaruhi hubungan interpersonal
individu dan koneksi antar individu di masyarakat5. Terjadi pergeseran nilai yang dianut oleh
individu dan masyarakat secara luas karena pengaruh teknologi yang diterima.
Pergeseran nilai dan perilaku akibat dari pengakaran penggunaan teknologi di
masyarakat dewasa ini menunjukkan beberapa dampak yang terukur. Koneksi antar individu
beserta komunikasi yang digunakan juga ikut terpengaruh dari kemajuan teknologi informasi.
Penggunaan teknologi yang dilakukan secara berlebihan oleh dapat berdampak pada kesehatan
mental dan kemampuan konsentrasi individu. Selain itu juga berdampak pada pembentukan
mentalitas yang serba instan (Rosen, 2013)6. Ketergantungan pada teknologi menyebabkan
individu untuk mendapat keinginannya secara cepat dan cenderung tidak sabar. Dalam hal ini
teknologi berpotensi merusak karakter individu.
Langer (1997) menyarankan untuk mengurangi penggunaan teknologi secara berlebihan
dan lebih menyarankan untuk mengembangkan kemampuan konsentrasi yang diimbangi
dengan pengunaan teknologi secara berimbang. Selain itu, ia juga menyarankan untuk
menghindari cara kerja multitasking untuk meningkatkan konsentrasi belajar7. Oleh karena itu
4
Kurzweil, R. (2006). The Singularity Is Near: When Humans Transcend Biology. Penguin.
5
Turkle, S. (2011). Alone Together: Why We Expect More from Technology and Less from Each Other. Basic
Books.
6
Rosen, L. D. (2013). Disorder: Understanding Our Obsession with Technology and Overcoming Its Hold on Us.
St. Martin's Griffin.
7
Langer, E. J. (1997). The Power of Mindful Learning. Da Capo Press.
4
penggunaan teknologi sudah seharusnya diikuti oleh pengembangan manusia supaya dapat
menggunakan teknologi secara efektif sesuai dengan utilitasnya.
2.2 Plagiarisme
Plagiarisme merupakan sebuah tindakan yang dengan cara mencuri gagasan atau karya
orang lain dan mengklaimnya sebagai karyanya sendiri dan tidak menggunakan sumber
referensi yang jelas. Menurut Park (2003), plagiarisme adalah tindakan mengambil karya atau
gagasan seseorang dan mengklaim sebagai milik sendiri tanpa memberikan pengakuan atau
sumber referensi yang jelas. Plagiarisme dapat berupa pengambilan keseluruhan atau sebagian
karya seseorang, termasuk tulisan, gambar, atau ide8.
Plagiarisme dapat ditemukan hampir di setiap jenjang dunia pendidikan. Hal ini selaras
dengan pernyataan Rolg (2014) yang mendefinisikan plagiarisme. Plagiarisme dapat terjadi
pada berbagai tingkat pendidikan, termasuk sekolah menengah, perguruan tinggi, dan
universitas, dan dapat mengakibatkan konsekuensi yang serius bagi pelakunya.10
Hampir semua mahasiswa dewasa ini merupakan generasi milenial dan generasi y dan
z. Generasi ini merupakan generasi yang identik dengan penguasaan teknologi sejak dari usia
kecil hingga dewasa. Dapat dikatakan hampir semua mahasiswa saat ini memiliki kemampuan
dalam penguasaan teknologi jauh di atas generasi sebelumnya. Dengan adanya kemajuan
teknologi ini menimbulkan berbagai macam pandangan terkait antara mahasiswa dengan
teknologi.
Penelitian yang dilakukan oleh Rosyidi dan Triyono (2019) menunjukkan bahwa
mahasiswa memiliki pandangan yang beragam terkait dengan penyalahgunaan teknologi.
8
Park, C. (2003). In other (people's) words: plagiarism by university students—literature and lessons. Assessment
& Evaluation in Higher Education, 28(5), 471-488.
9
Sutherland-Smith, W. (2008). Plagiarism, the internet and student learning: improving academic integrity.
Routledge.
10
Roig, M. (2014). Avoiding plagiarism, self-plagiarism, and other questionable writing practices: A guide to
ethical writing. St. John's University
5
Beberapa mahasiswa menganggap teknologi sebagai alat yang sangat berguna untuk menunjang
kehidupan sehari-hari, sementara yang lain merasa bahwa teknologi bisa menjadi sumber
kecemasan dan tidak nyaman.11
Berbeda dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Setiawan (2018) yaitu
mahasiswa memiliki pandangan yang cenderung positif terhadap penggunaan teknologi.
Namun, mereka juga menyadari potensi risiko dan bahaya yang mungkin terjadi akibat
penyalahgunaan teknologi12.
Penggunaan teknologi secara sadar dapat dipahami oleh mahasiswa sebagai alat yang
memberikan dampak positif dan dapat berpotensi membawakan dampak negatif
(Ramadhan&Utami, 2017)13. Dampak positif yang dirasakan adalah membantu mahasiswa
dalam mencari berbagai literatur bacaan, di sisi lain juga berpotensi dilakukannya praktik
plagiarisme.
11
Rosyidi, A. H., & Triyono, B. (2019). Pengaruh penggunaan media sosial terhadap kecemasan mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal Psikologi Ulayat, 6(1), 1-13.
12
Setiawan, B. (2018). Persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media sosial di kalangan mahasiswa. Jurnal
Sosiologi Pendidikan, 3(1), 1-12.
13
Ramadhan, M. F., & Utami, D. N. (2017). Persepsi mahasiswa terhadap penggunaan internet dan media sosial
sebagai alat belajar. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi, 2(2), 92-98.
6
BAB III
METODE PELAKSANAAN PROYEK
Untuk mengumpulkan data terkait dengan objek secara langsung diperlukan adanya
studi lapangan berupa penyebaran kuesioner dengan target 50 responden mahasiswa
Universitas Airlangga.
Adapun beberapa data yang penulis butuhkan dapat kami dapatkan melalui bacaan
literatur yang dapat berasal dari publikasi, jurnal ilmiah dan lain-lain.
7
3.4 Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang kami kumpulkan terdiri dari kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif
didapatkan dari beberapa pertanyaan yang memiliki opsi jawaban terbuka, Sedangkan data
kuantitatif didapatkan dari pengukuran jawaban dari opsi tertutup pada kuesioner.
Sumber data yang kami ambil terdiri dari sumber daya primer berupa jawaban langsung
dari responden dan sumber daya sekunder berupa literatur dari berbagai jurnal, buku dan lain-
lain,
8
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
9
Sebagian besar responden sangat setuju bahwa teknologi memudahkan kegiatan akademik di
lingkungan kampus. Disusul dengan setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Dari 55 responden terdapat 65% tidak pernah melakukan kecurangan akademik dan sisanya
34,5% melakukannya. Selanjutnya terdapat diagram batang. Angka 1 menunjukkan responden
sangat setuju dan angka 4 menunjukkan responden sangat tidak setuju.
Gambar 3 Persentase mahasiswa setuju bahwa teknologi dapat memudahkan kegiatan akademik
10
Gambar 6 Persentase mahasiswa merasa bahwa penggunaan teknologi dapat meningkatkan risiko plagiarisme
Gambar 5 Persentase responden setuju diperlukan pelatihan khusus oleh pihak Universitas kepada mereka yang akan
memulai studi
Gambar 4 Persentase responden merasa teknologi membuat pengawasan terhadap kecurangan akademik menjadi lebih
sulit
11
Gambar 7 Persentase mahasiswa yang mengetahui cara menghindari plagiarisme
12
Gambar 10 Persentase mahasiswa mengetahui tindakan plagiarisme
13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Teknologi saat ini berubah sangat cepat dan mengubah semua aspek kehidupan. Di
dunia akademik, teknologi memberikan kemudahan dalam kegiatan akademik. Namun
keberadaan teknologi juga telah membuka peluang mahasiswa melakukan kecurangan.
Sebagian besar mahasiswa Universitas Airlangga mengetahui dampak teknologi terhadap dunia
akademik dan peluang kecurangan yang hadir karenanya. Pihak universitas dianggap sebagai
pihak yang harusnya bertanggung jawab dalam edukasi penggunaan teknologi di lingkungan
kampus.
Plagiarisme merupakan salah satu kecurangan di lingkungan akademik. Sebagai
mahasiswa sudah seharusnya menghindari plagiarisme dan mencantumkan sumber-sumber
referensi atau rujukan sebagai upaya untuk menghargai peneliti terdahulu. Etika dalam
akademik sudah seharusnya dijunjung tinggi, terlebih lagi sebagai mahasiswa Universitas
Airlangga dengan motto Excellence with Morality. Nilai moralitas sudah sepantasnya dipegang
sebagai akademisi.
Dengan penelitian yang dilakukan ini menunjukkan sebagian besar mahasiswa telah
mengetahui cara menghindari plagiarisme. Namun walaupun demikian masih dapat ditemukan
mahasiswa yang melakukan tindakan plagiarisme. Sebagian besar yang melakukan tindakan
plagiarisme dikarenakan tidak paham materi. Tidak paham materi ini dapat dicari lagi faktor
yang mendasarinya.
Melalui penelitian sederhana ini, peneliti membuka ruang diskusi mengenai plagiarisme
di kampus Universitas Airlangga. Peneliti juga berharap ada penelitian yang lebih ilmiah dan
spesifik dalam mengangkat topik yang sama yaitu plagiarisme di lingkungan kampus. Dan juga
peneliti memohon maaf dalam keterbatasan metode yang digunakan dikarenakan waktu yang
terbatas dan sumber daya yang minimal.
14
DAFTAR PUSTAKA
Hjorth, L. (2017). Mobile Media in the Asia-Pacific: Gender and the Art of Being Mobile.
Routledge.
KBBI Daring. 2023. Entri “teknologi”. Diakses 27 Maret 2023.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/teknologi
Kurzweil, R. (2006). The Singularity Is Near: When Humans Transcend Biology. Penguin.
Lai, K. W., Khaddage, F., & Knezek, G. (2013). Blending student technology experiences in
formal and informal learning. Journal of Educational Technology & Society, 16(2),
1-10.
Langer, E. J. (1997). The Power of Mindful Learning. Da Capo Press.
Park, C. (2003). In other (people's) words: plagiarism by university students—literature and
lessons. Assessment & Evaluation in Higher Education, 28(5), 471-488.
Ramadhan, M. F., & Utami, D. N. (2017). Persepsi mahasiswa terhadap penggunaan internet
dan media sosial sebagai alat belajar. Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan
Komunikasi, 2(2), 92-98.
Roig, M. (2014). Avoiding plagiarism, self-plagiarism, and other questionable writing
practices: A guide to ethical writing. St. John's University
Rosen, L. D. (2013). Disorder: Understanding Our Obsession with Technology and
Overcoming Its Hold on Us. St. Martin's Griffin.
Rosyidi, A. H., & Triyono, B. (2019). Pengaruh penggunaan media sosial terhadap
kecemasan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal
Psikologi Ulayat, 6(1), 1-13.
Setiawan, B. (2018). Persepsi mahasiswa terhadap penggunaan media sosial di kalangan
mahasiswa. Jurnal Sosiologi Pendidikan, 3(1), 1-12.
Sutherland-Smith, W. (2008). Plagiarism, the internet and student learning: improving
academic integrity. Routledge.
Turkle, S. (2011). Alone Together: Why We Expect More from Technology and Less from
Each Other. Basic Books.
15