Anda di halaman 1dari 58

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PETERNAKAN AYAM TERAPUNG DAN PUSAT EDUKASI INTERAKTIF


DI BIDANG PETERNAKAN AYAM

DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR EKO-MODULAR DI YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

Metta Prakusya Yuwono

61.17.0212

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK ARSITEKTUR DAN DESAIN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................. 2
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................4
1.1 Arti Judul............................................................................................4
1.2 Latar belakang................................................................................... 6
1.2.1. Fenomena Ekonomi...................................................................6
A. Penguranagan Tenaga Kerja di masa Pandemic Covid-19......... 6
B. Masyarakat mulai melakukan usaha mandiri dengan
melirik usaha yang sustainable dan berpeluang besar................ 7
1.2.2. Fenomena Sosial........................................................................17
A. Fenomena Padatnya Lahan Perkotaan.........................................17
B. Fenomena “Melihat Biru sebagai Hijau yang Baru”...................18
1.3 Rumusan Masalah..............................................................................18
1.4 Tujuan................................................................................................. 18
1.5 Sasaran................................................................................................ 19
1.6 Metode Pengumpulan Data...............................................................19
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 21
2.1 Studi Literatur....................................................................................21
2.1.1 Tinjauan mengenai Peternakan Urban........................................21
2.1.2 Tinjauan mengenai Peternakan Ayam........................................22
2.1.3 Tinjauan mengenai Pusat Edukatif Interaktif............................. 24
2.1.4. Tinjauan mengenai Bangunan Apung....................................... 25
2.1.5. Tinjauan mengenai Arsitektur Ekologi..................................... 26
2.1.6 Tinjauan mengenai Arsitektur Modular..................................... 27
2.2. Studi Preseden................................................................................... 27
2.2.1 Amphibious Homes, Maasbommel, The Netherlands................ 27
2.2.2 Floating Farm Diary..................................................................29
2.2.3 Eco Ark Pavilion........................................................................ 32

2
BAB III. TINJAUAN SITE ..............................................................................34
2.1 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta....................................................34
2.2 Ring Road Menjadi Batasan Pemilihan Site........................................... 34
2.3 Sungai Menjadi Target Pemilihan Site....................................................35
2.4 Alternatif Site.......................................................................................... 36
2.5 Pedoman Pemilihan Site..........................................................................37
BAB IV. ANALISIS........................................................................................... 38
4.1 Pemilihan Site......................................................................................... 38
4.2 Site Terpilih.............................................................................................41
A. Mata Pencaharian Masyarakat merupakan Peternanak Babi......... 42
B. Timbunan Sampah dan sisa Material bangunan mengurangi
volume kali Winongo.....................................................................42
C. Berternak Ayam dalam skala Rumahan menjadi Usaha
sampingan masyarakat................................................................... 43
4.3 Kesimpulan Preseden ............................................................................. 44
4.3 Ide Desain................................................................................................47
A. Penerapan Floating Structure/ Struktur Apung.............................. 47
B. Penerapan Modular Architercture................................................. 48
C. Penerapan Ecological Arcihtecture .............................................. 50
D. Penataan Layout pada Site............................................................ 50
BAB V. KESIMPULAN.................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................54

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Arti Judul


Proposal ini memiliki judul “Penyewaan Peternakan Ayam Terapung Dan
Pusat Edukasi Usaha di bidang Peternakan Ayam Dengan Pendekatan
Arsitektur Eko- modular Di Yogyakarta” yang ditarik dari beberapa definisi,
diantarnya, yaitu,
a. Peternakan : Didefinisikan sebagai tempat dimana adanya kegiatan
dalam membudidayakan hewan ternak dengan tujuan
mendapat manfaat dan keuntungan dari Hewan
Tersebut melalui proses pemeliharaan (Rasyaf,1994)
b. Ayam : Ayam peternak memiliki nilai paling ekononis bila
dibandingkan dengan ternak yang lainnya dikarenakan
memiliki kecepatan untuk memproduksi dengan jangka
waktu yang tidak lama, yaitu dapat dikonsumsi paling
lama usia potong 12 minggu (Priyatno,2000)
c. Terapung : Objek yang diletakan di atas air dan tidak tenggelam
oleh karena adanya dorongan ke atas yang
menyebabkan arah gaya yang bertolak belakang yang
menyebabkan ojek tetap ada di permukaan (hukum
Archimedes)
d. Pusat Edukasi : Merupakan pusat sumber belajar berupa bangunan
yang dirancang dan difungsikan sebagai menyimpan,
merawat, dan memanfaatkan berbagai sumber belajar
yang dilakukan untuk memmenuhi kebutuhan
individual maupun kelompok (F.Persifal dan
H.Elington)
e. Arsitektur Ekologi :Merupakan Pendekatan Arsitektur yang

4
mempelajari ilmu mengenai hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dan lingkungannya
(Resosoedarmo dkk (1985)
f. Arsitektur Modular :Pendekatan Arsitektur dimana adanya system
yang mengatur semua komponen bangunan
berdasarkan modul modul atau dimensi unit
yang sama dan saling berhubungan (Sutisna
dan Purnama, 1983)

Dengan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa “Peternakan Ayam


Terapung Dan Pusat Edukasi di bidang Peternakan Ayam Dengan Pendekatan
Arsitektur Eko-modular Di Yogyakarta” merupakan suatu perancangan
peternakan ayam yang bersifat Urban Farm. Serta pusat edukasi pemeliharaan ayam
untuk menunjang usaha di bidang peternakan ayam.

Fenomena terbatasnya lahan hijau di tengah kota, maka “biru sebagai hijau
yang baru” merupakan suatu potensi bagi pembangunan di ruang kota, dengan
penerapan Urban Floating Farm atau peternakan apung di area sungai. Dengan
diterapkannya pendekatan Arsitektur Eko-modular, perancangan ini mampu menjadi
projek bangunan peternakan yang yang ramah lingkungan dengan memperhatikan
system pengolahan limbah dan meminimalisir polusi bau yang disebabkan oleh
hewan ternak itu sendri. Perancangan berupa modul diterapkan dengan tujuan
fungsional yaitu pencegahan penyakit melalui visus, pengkasifikasian area
peternkaan berdasarkan umur ayam, dan acuan jumlah ayam dalam meter persegi.
Selain itu konsep modular diharapkan dapat ikut andil dalam mencegah wajah kota
dari pencemaran visual oleh karena ketidak teraturan.

5
1.2 Latar Belakang
1.2.1 Fenomena Ekonomi
A. Penguranagan Tenaga kerja di masa Pandemic Covid -19

Pembatasan terhadap aktifitas masyrakat berpengaruh sangat besar terhadap


aktivitas bisnis yang kemudian berimbas pada perekonomian. Terlihat dari data
ststistik yang diterbitkan oleh oleh Dinas KomunikasI,Informatika dan Persandian
kota Yogyakarta

Grafik 1. Grafik Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kota Yogyakarta 2020


Sumber: Dinas Komunikasi Informastika dan Persandian Kota Yogyakarta
Yang menegaskan bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota
Yogyakarta pada tahun 2018 sebesar 6,24%, di tahun 2019 sebesar 4,95% dan di
tahun 2020 sebesar 9,16% maka jika sebelumnya pada 2019 mengalami penurunan
sebesar 1,29% dan pada tahun 2020 justru meningkat hingga 4,21% dengan itu maka
pada bulan Agustus 2020 TPT Kota Yogyakarta menjadi yang tertinggi di tiga tahun
terakhir. Hal ini dipengaruhi oleh pandemic Covid-19 yang menyebabkan banyaknya
pengurangan tenaga kerja oleh kareana ekonomi mulai tidak stabil. Dan juga adanya
kesulitan dalam mencari lapangan pekerjaan, saat

6
ini semua pekerjaan lingkup kota didominasi oleh dunia digital yang mengharuskan
seorang pekerja menguasai program-program digital. Dan itu berdampak kepada
banyak masyarakat yang ingin bekerja di sektor formal namun terkendala oleh
persyaratan teknis tertentu. Hal ini membuat masyarakat lebih memilih untuk
berdiam diri di rumah dan menunggu masa pandemic ini segera berakhir.

B. Masyarakat mulai melakukan usaha mandiri dengan melirik usaha yang


sustainable dan berpeluang besar

Usaha Mandiri mulai dipilih oleh beberapa masyarakat untuk bertahan


hidup, mulai dari usaha menjual bahan pokok berupa makanan, hingga alat
Kesehatan. Tidak hanya masyarakat dengan usia aktif kerja namun juga masyarakat
yang saat ini disebut dengan masyarakat milenial. 6 dari 10 kaum milenial (survey
pribadi) telah memiliki usaha mandiri dengan menjadi resheller produk. Hal tersebut
dapat terlihat bahwa kaum milenial saat ini memiliki tingkat produktifitas yang
cukup tinggi

Grafik .2 Grafik pergerakan Kegiatan Usaha Tiap Sektor 2020


Sumber: Bank Indonesia

Grafik di atas merupakan Survey Kegiatan Dunia Usaha yang dilakukan oleh
Bank Indonesia untuk melihat seberapa besar dampak Covid-19 terhadap tiap sektor
usaha. Penurunan terjadi pada beberapa sektor ekonomi diantaranya adalah industri

7
pengolahan, perdagangan, restoran, perhotelan, pertambangan, penganngkutan,dan
Konstruksi. Tetapi dissat banyak sektor yang mengalami penururnan atau
perlamabatan, sektor pertanian, perkebuanan dan peternakan juustru mengalami
peningkatan, kegiatan ini meningkat 0,40% dari sebelumnya yang berada pada -
2,03%

Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sektor usaha dalam bidang
pertanian, perkebunan dan peternakan dapat menjadi potensi besar bagi masyarakat
milenial yang melirik usaha yang memiliki peluang besar. Sektor ini memiliki
dampak yang sangat besar bagi kesejahteraan pangan bagi masyarakat

1. Bidang Pertanian untuk ketahanan pangan di bidang tani yang bersifat


musiman seperti jagung, padi dan kedelai yang memiliki masa panen
singkat
2. Bidang Perkebunan penanaman dilakukan untuk menghasilkan nilai
komersil diantaranya yaitu kelapa sawit, kopi, teh, karet dsb
3. Bidang Peternakan yaitu mencukupi kebutuhan pangan berupa sumber
protein dan kalori diatanya yaitu sapi, kambing, babi, ungas,dsb

GRAFIK NTP 2018

Grafik 3 Grafik Nilai Tukar (NTP)


Sumber : Serilat Petani Indonesia 2018

8
Dari grafik diatas dapat telihat bahwa bidang peternakan memiliki nilai yang
sangat tinggi dalam kebutuhan pangan. Dengan adanya usaha Mandiri di bidang
peternakan maka masyarakat milenial, dapat memulai usaha yang bersifat
sustainable dalam jangka waktu yang lama, dikarenakan kebutuhan protein dan
kalori ini akan selalu meningkat oleh karena daging merupakan bahan pokok pangan
masyrakat.

Grafik 4. Grafik Rerata Konsumsi daging Ayam dan daging Sapi


Sumber : SUSENAS 2019 (diolah)

Melalui data hasil survei yang dilakukan oleh Survei Sosial Ekonomi
Nasional (SUSENAS) pada tahun 2019 terlihat bahwa dari Sabang sampai Merauke,
Konsumsi daging ayam jauh lebih jika dibandingkan dengan daging sapi. Hal itu
dimungkinkan oleh harga dari daging itu sendiri yaitu daging sapi dengan harga
120.000/kg sedangkan daging ayam dengan harga 35000/kg. (29/12/2020).

a. Peternakan Ayam dapat menjadi jawaban atas kebutuhan Masyarakat


untuk mengembangakan bisnis jangka panjang.

Terdapat fakta yang dapat menjadikan peternakan merupakan sebuah


peluang, diantaranya yaitu:

1. Ayam Pedaging merupakan ternak penghasil daging yang relatif lebih cepat
dibandingkan dengan ternak potong lainnya (Fitrah,2013)

9
2. Keunggulan Ayam Broiler adalah siklus produksi yang singkat yaitu dalam
waktu 4-6 minggu ayam Broiler sudah dapat dipanen dengan bobot badan 1,5-
1,56 kg/ekor (Yemima,2014)
3. Daging Ayam digemari oleh masyarakat karena harganya relative murah, dapat
dijangkau oleh lapisan menegah ke bawah serta mudah diperoleh
(Mutidjo,2003)
4. Adanya tren makanan cepat siap saji berupa Ayam Geprek yang digemari oleh
masyarakat kota sehingga meningkatkan minat daya jual Ayam di Yogyakarta
baik pada rumah makan hingga restaurant
5. Maraknya Outlet Ayam Goreng siap saji di Yogyakarta menjadi salah satu
sumber dari peningkatan penjualan daging Ayam,

Grafik 5. Grafik Kumlah Cabang Rumah Makan Ayam Goreng Lokal di


Yogyakarta Sumber: Yonulis.com (diakses 2019)
6. Usaha di bidang peternakan ayam memiliki pendapatan yang cukup stabil oleh karena
kebutuhan daging ayam dan juga telur ayam di lapangan berikut merupakan
perhitungan modal dan laba dari usaha peternakan ayam

10
 Ayam Pedaging

Tabel 1 Tabel Asumsi Modal dan pendapatan usaha peterak ayam pedaging
sumber: Metta, 2020

 Ayam Petelur
Berikut merupakan asumsi dari modal usaha dan juga pendapatan bersih
dari ayam petelur
 Pembuatan kandang yaitu sebesar Rp. 6000.000
 Harga ayam petelur Rp. 52000/ekor x 200
 Harga pakan untuk 200 ayam adalah Rp 64000/hari

11
 200 ekor petelur mampu menghasilkan kurang lebih 12kg telur/hari
 Maka Modal awal dari usaha yaitu pembuatan kandang, Ayam petelur dan
makanan, yaitu sebesar 6000.000 + (52000 x 200) + (64000 x 30 hari) maka
modal awal yang perlu di siapkan adalah Rp.18.320.000
 Sedangkan untuk pendapatan bersih perbulan adalah jumlah telur selama 30
hari yang dikalikan dengan harga telur dan dikurangi dengan pengeluaran
berupa makanan ayam, yaitu sebesar (12 kg x 30 hri x Rp.21000) – (64000 x
30) maka modal bersih yang akan didapatkan adalah Rp.5.640.000/ panen

Dengan adanya Analisa asumsi peluang modal dan pendapatan di atas, dapat
dilihat bahwa peluang usaha Ayam merupakan usaha yang berpotensi akan balik
modal dengan waktu yang tidak terlalu lama. Dan hal ini sesuai dengan tujuan kaum
milenial untuk mulai turun pada dunia bisnis.

b. Kerugian juga dapat dialami apabila kurangnya pengetahuan dalam


pemeliharaan ayam

Dibutuhkan edukasi dalam pemeliharaan ayam yang cenderung tidak mudah,


mulai dari mengenali proses pertumbuhan ayam, jangka waktu pemberian makanan
dan vaksinasi, lingkungan hidup ayam agar produtif, gejala akibat penyakit,
penanggulangan virus, masa panen,dll

Dengan adanya sarana edukatif interaktif mengenai proses pemeliharaan


ayam secara langsung dapat membuat masyarakat tau apa keunggulan maupun
kelemahan dari pemeliharaan ayam yang diharapkan mampu menjadi pengetahuan
untuk menjalankan usaha bisnis peternakan ayam yang menguntungkan.

12
c. Permasalahan pencemaran peternakan ayam terhadap lingkungan kerap
menjadi perdebatan

Peternakan kerap kali ditolak keberadaannya oleh masyarakat akibat


bau yang sangat menyengat dan juga limbah kotoran ayam maupun bangkai ayam
sakit yang dibuang sembarangan dan menyebabkan pencemaran lingkungan,

Dibutuhkan Strategi desain perancangan yang mampu mengatasi masalah ini,


Pendekatan Arsitektur Ekologi memiliki prinsip dimana strategi ini mampu
membentuk interaksi atau hubungan timbal balik antara bangunan dan lingkungan
sekitarnya, seperti diantaranya yaitu

1. pengolahan limbah Kembali / re-cycle menjadi pupuk kompos maupun bio-gas


untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di lingkungan itu.
2. Penerapan desain dalam mengatasi pencemaran bau dengan double skin fasad,
layer kedua adalah Green fasad berupa tumbuhan penetralisir bau yang tidak
mengeluarkan bau harum yang menyengat, oleh karena dapat berimbas pada
ketidak nyamanan ayam, diantaranya yaitu tanaman suji, sansevieria, dan
Geranium.
3. Tidak menggunakan sungai dengan sepenuhnya untuk digunakan sebagai
lahan terbangun dan merusak keberadaan sungai sebagai sungai irigrasi kota.
Dengan penerapan Floating Structure. dsb

d. Peternakan sangat mempengaruhi masa hidup, kesehatan dan juga tingkat


produktifitas Ayam

Ayam mudah sekali terserang penyakit dan juga stress, hal ini meneyebabkan
ayam mudah mati, dan tantangan terbesar dari pemeliharan ayam dengan skala besar
yaitu Virus. Virus menyebar bisa melalui berbagai media, mulai dari udara, makanan,
minuman, saluran – saluran, dll oleh karena itu Kandang ayam harus selalu Steril
dan terhindar dari penyakit

13
Potensi adanya virus ini akan berimbas sangat besar oleh karena penularan
yang cepat, dan merugikan dalm segi bisnis. Studi kasus pada wabah penyakit pada
2003 yang di alami oleh peternak di Indonesia, yang kerugiannya ditaksir mencapai
Rp.7,7 triliun, meliputi kematian kurang lebih 7,4 juta ekor ayam, yang oleh karena
itu menimbulkan dampak lain, seperti lahan pekerjaan berkurang, menurunnya
industry pakan,dlsb (Tarmudji,2005) oleh karena itu dibutuhkan perancangan yang
mampu mengatasi masalah ini.

Pendekatan Arsitektur modular dapat menjadi solusi dalam permasalahan


ini, oleh karena

1. Membagi masa menjadi satuan yang terpisah untuk menghindari penularan virus
pada satu modul ke modul lainnya
2. Pemisahan area lebih terjamin kesehatannya oleh karena saluran dibedakan
berdasarkan modulnya
3. Kerugian terhadap kematian oleh karena virus di dalam modul tidak
membengkak jika dibandingkan dengan pemeliharaan pada satu area penuh
4. Pembagian area peternakan dalam modul memudahkan pengontrolan pada
operasional peternakan
5. Pembagian Modul dapat didasrakan oleh umur ayam sehingga mudah dalam
menentukan masa panen
6. Pembagian area secara modul dapat mendukung fungsinya sebagai Urban Farm
yang dikelola oleh satu orang per satu modul.

e. Karakteristik Peternakan Ayam menurut Narasumber

Setelah melakukan survey di lapangan ada beberapa kendala dalam


menjalankan usaha peternakan ayam, berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh
salah satu mahasiswa pertanian Universitas Gadjah Mada, yang saat ini bekerja di
bidang Peternakan Ayam di Semarang Jawa Tengah, Lintang 22 th.

14
Menurut hasil dari wawancara kepada Bapak Lintang selaku pekerja di bidang
peternakan ayam, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

No Pertanyaan Jawaban
1 Prasarana lahan seperti  Jauh dari Keramaian oleh karena suara
apa yang harus ramai membuat ayam tidak tenang yang
dipersiapkan untuk mulai berimbas pada masa bertelurnya
melakukan usaha di  Dekat dengan sarana pemasaran Telur dan
bidang peternakan ayam? Daging Ayam untuk kemudahan bisnis dan
mengurangi biaya kirim
 Dekat dengan Sumber Air guna
mempermudah kebutuhan air di peternakan
2 Strategi apa yang harus  Peternakan ayam dengan metode Close
dilakukan untuk House lebih menguntungkan oleh karena
membangun sebuah dapat mengurangi permasalahan lingkungan
peternakan ayam yang ada seperti perubahan iklim,dlsb
 Arah hadap peternakan yaitu membujur
dari barat ke timur agar sinar matari tidak
mengenai satu sisi dinding peternakan
saja,yang membuat panas dalam ruang tidak
rata
 Peternakan sebaiknya dirancang dengan
otomatis dengan sensor suhu untuk
memastikan peternakan selalu sesuai dengan
suhu nyaman ayam
 Gunakan strategi otomatis untuk pemberian
makan dan minum untuk meminimalisir
kesalahan kinerja manusia dan mengurangi
pengluaran biaya tenaga kerja

15
 Pastikan aliran air, saluran limbah, udara
dan penghantar lain tidak menimbulkan
penyakit
 Atap sebaiknya menggunakan material
yang dapat menghantarkan panas utuk
menjaga kehangatan suhu dalam ruang saat
cuaca ektrim.
3 Apa kendala utama dalam  Bau sebagai pencemaran kadang membuat
prasarana peternakan lingkungan sekitar tidak setuju dengan adanya
yang dialami, Ketika peternakan ayam di lingkungan tinggal
ingin memulai berbisnis mereka
Peternakan Ayam?  Pembuangan Limbah peternakan
cenderung manjadi pencemaran
lingkungan
4 Mengapa bisa terjadi Peluang usaha peternakan ayam memiliki
kerugian saat keuntungan yang besar, dan hal tersebut
menjalankan usaha membuat banyak orang berbondong-
peternakan ayam bagi bondong menjalankan usaha peternakan
pemula? Ayam tanpa tahu cara pemeliharan Ayam

5 Apa yang membuat Dengan lahan yang besar maka keuntungan juga
banyak orang yang ingin akan semakin meningkat, terbatasnya lahan di
menjalankan usaha kota mengahruskan mereka membangun
peternakan Ayam justru peternakan yang jauh dari kota dan jauh
mundur? dari target pasar, kerugian akan dihadapi
akibat mahalnya pengluaran pada
trasnsportasi pengiriman

16
Dari kesimpulan wawancara kepada bapak Lintang, maka didapatkan beberapa
permasalahan dalam perencanaan peternakan Ayam. Yaitu strategi perancangan
bangunan sangat berpengaruh terhadap pola hidup ayam yang dipengaruhi oleh iklim,
suhu, dll. Pengetahuan dalam pemeliharaan ayam juga harus dimiliki oleh peternak
mengegnai pola hidup ayam. Tak terkecuali dengan lahan yang juga turut andil
dalam perencanaan peternakan yang ternyata banyak orang ingin berbisnis ayam
namun terkenadala oleh sempitnya lahan di area kotam sehingga masyrakat enggan
untuk terjun di dunia peternakan ayam.

1.2.2. Fenomena Sosial

A. Fenomena padat dan mahalnya harga ruang usaha berpotensi di Yogyakarta

Urbanisasi ke arah kota menjadikan kota Yogyakarta dan sekitarnya semakin


padat, hal tersebut membuat alih fungsi lahan menjadi lahan tinggal marak dilakukan
dan menyebabkan kurangnya lahan untuk memenuhi fasilitas kebutuhan masyarakat
itu sendiri.

HARGA KAVLING COKRO SQUARE

Gambar 1. Tata Guna Lahan Yogyakarta Gambar 1.1 Harga Ruang usaha tengah kota
Sumber: Perda Kota Yogyakarta/RTRW kota Sumber: rumah.com
Yogyakarta
Terlihat dari tatanan guna Lahan, di DIY sudah terlalu padat untuk dapat
didirikannya fasilitas publik, sedangkan penggantian lahan dari lahan rumah tinggal
menjadi fasilitas public kerap menjadi pertikaian yang mengundang kericuhan di
masyarakat. Sedangkan harga sewa untuk ruang usaha yang berpotensi juga menjadi
suatu halangan bagi masyarakat membuka usahanya secara mandiri.

17
B. Fenomena “Melihat Biru sebagai Hijau yang baru”

Fenomena kurangnya lahan di perkotaan memicu munculnya satu gagasan,


yaitu “Melihat Biru sebagai Hijau yang baru” merupakan jawaban dari
permalahan kurangnya lahan. Biru yang dimaksud dalam ruang kota merupakan
aliran sungai kota yang berpotensi untuk dibangun dengan strategi perancangan
yang tidak merusak lingkungan dan jutru dapat menjadi impact yang baik
terhadap lingkungan bahkan pada hunian sekitar dengan mengikutsertakan
golongan masyrakat untuk terllibat aktif dan meningkatkan kesejahteraan
lingkungan di area itu.

Urban Floting farm atau peternakan apung merupakan jawaban dari


fenomena ini. Oleh karena pembangunan tidak akan merusak lingkungan dan juga
memanfaatkan aliran sungai kota sebagai aliran sungai produktif. Yogyakarta
sendiri memiliki tiga sungai, yang melintas di area kota, yaitu Sungai Gajah wong
di bagian Timur, sungai Code di bagian tengah, dan sungai winongo si sebeleh
barat

1.3 Rumusan Masalah


Bagaiamana merancang sebuah bangunan peternakan ayam dengan fasilitas
pelatihan pemeliharaan ayam di atas sungai dengan pendekatan arsitektur pada
pengolahan limbah dan pencemarannya terhadap lingkunagan serta fungsi
bangunan untuk mendukung kenyamanan dan kesehatan ayam?

1.4 Tujuan
Merancang sebuah bangunan peternakan ayam dan pusat edukasi
pemeliharaan ayam terapung untuk mewadahi kebutuhan masyarakat dalam
menaikan perekonomian dengan usaha mandiri di di bidang peternakan ayam
yang mudah dijangkau oleh masyrakat kota.

18
1.5 Sasaran
Adapun sasaran perancangan penyewaan peternakan ayam dan pusat edukasi
di bidang peternakan ayam ini, yaitu:
1. Sistem struktur respon air yang akan terapung Ketika terjadi luapan air sungai,
2. Bentuk modular pada setiap satu area lahan sewa untuk memutus penularan
virus pada ayam
3. Penggunaan otomasis desain untuk memudahkan penglolaan peternakan pada
pemeliharaan ayam (pengaturan suhu, pengaturan cahaya, pemberian makan,
pembersihan area, pengumpulan telur),
4. Penerapan desain dalam mengatasi pencemaran bau dengan double skin fasad,
layer kedua adalah Green fasad berupa tumbuhan penetralisir bau yang tidak
mengeluarkan bau harum yang menyengat, oleh karena dapat berimbas pada
ketidak nyamanan ayam, diantaranya yaitu tanaman suji, sansevieria, dan
Geranium.
5. Penerapan ramah lingkungan pada peternakan terhadap lingkungan sekitar
dengan adanya pengolahan limbah kotoran ayam yang akan diolah Kembali
sehingga tidak mencemari sungai maupun bangunan di sekitarnya. Dengan
mengolah limbah menjadi pupuk tanaman dengan metode pre treatment untuk
menjadi energi biogas.
1.6 Metode Pengumpulan data
1.6.1 Data Primer
A. Wawancara, dengan metode tanya jawab kepada narasumber yang ada di
bidanngnya, seperti pengusaha peternakan ayam, pekerja peternakan
ayam, dan juga narasumber yang memiliki peran penting dalam rencana
lokasi perancangan, seperi pihak kelurahan dan juga warga sekitar site.

19
B. Studi kasus, dengan melakukan analisis terhadap sungai menegenai periode
waktu mulai naik dan turunya air sungai, dan juga permasalahan yang sering
terjadi di sungai itu pada saat musim tertentu
C. Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan terhadap usaha peternakan
ayam dan juga meninjau site secata langsung
D. Dokumentasi, yaitu metode pengambilan data dengan cara
mmendokumentasikan suatu objek dalam media berupa foto

1.6.2 Data sekunder


A. Rencana Tata Ruang Wilayah DIY tahun 2010
B. Permentan tahun 2014 tentang Pedoman Budi Daya Ayam Pedaging dan Ayam
Petelur yang Baik
C. Statistik Perkembangan Usaha ayam di Yogyakarta
D. Literatur, Buku, dan Internet
E. Dinas Peternakan Kota Yogyakarta

20
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Studi Literatur

2.1.1 Tinjauan menganai Peternakan Urban

Poultry Urban Farm / peternakan ayam urban merupakan orientasi produksi


pangan di lingkup kota yang cenderung padat dengan praktik budidaya, pemrosesan
dan distribusi dalam memenuhi kebutuhan pangan di daerah kota dan sekitarnya.
atau juga bisa disebut dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) produktif yang bernilai
ekonomi, ekologi, dan rekreasi (Dewi,2007)

Urban Farming melibatkan beberapa usaha peningkatan pangan seperti


pertanian, holtikultura, budidaya, dan peternakan, sedangkan menurut Nugreheni
(2013) terdapat 4 unsur dari nilai Urban Farming, diantaranya :

1. Nilai Praktis, dengan kreatifitas bersama untuk mengelola lingkungan


hidup
2. Nilai Ekonomis, meningkatkan ekonomi dari hasil penjualan
3. Nilai Ekologi, merespon keadaan sekitar dengan penambahan elemen
yang memiliki timbal balik dengan lingkungan
4. Nilai Estetika, Ikut berpastisipasi dalam menambahkan keindahan pada
wajah kota

Perbedaan dari peternakan yang ada di perdesaan dengan peternakan urban


adalah, jika di desa mayarakat bisa melakukan, budidaya,dan berternak di lahan yang
cukup luas sesuai kebutuhan, lain dengan lingkungan perkotaan yang cenderung
padat yang lahannya Sebagian besar merupakan lahan tinggal, yang karna demikian
maka munculah konsep peternakan urban yang dapat dijangkau oleh masyarakat kota,
yaitu berbudi daya, dan bertenak di lahan yang secukupnya dengan metode vertical
di lahan yang kecil namun tetap produktif.

21
2.1.2 Tinjauan mengenai peternakan Ayam

bentuk dari proses pemeliharaan / peternakaannnya di bagi sesuai dengan


jenis ayam dan metodenya, disini akan lebih meninjau jenis peternakan ayam petelur
dan ayam pedaging, yaitu
1. Menurut bentuk lantai

a. Kandang Litter, menggunakan tanah langsung sebagai media alasnya


b. Kndang Slat, bisa disebut dengan kandang panggung karena media
lantainya berada 2m di atas tanah agar kotoran ayam bisa langsung
terbuang ke bawah
c. Kandang campuran, merupakan gabungan dari kedua jenis kandang yaitu
litter dan slat, dengan membagi lahan peternakan menjadi 2 bagian
2. Menurut Cara Pemeliharaannya

a. Kandang Umbaran, Biasanya digunakan untuk ayam kampung dimana


ayam dibiarkan berkeliaran
b. Kandang Sangkar, merupakan kandang yang digunakan untuk ayam
pelelur untuk memudahkan pengontrolan terhadap ayam

Gambar 2. Dimensi kandang ayam tipe sangkar


sumber: Chinachickencage.com

22
3. Menurut tipe dinding
a. Dinding terbuka, biasa digunakan oleh usaha peternakan ayam kecil
karena biayanya lebih efektif

Gambar 3. Peternakan ayam dinding terbuka


sumber: ndkihome.com

b. Dinding tertutup / close house, dinding pada peternakan dibuat tertutup


rapat sehingga suhu dalam ruang cenderung di control dengan otomatis,
kandang jenis ini mampu mengurangi angka kematian ayam.

Gambar 4. Peternakan ayam dinding Gambar 5. Sistem Close House


tertutup/ close house sumber: clartksvilleonline.com
sumber: clartksvilleonline.com

4. Standart minimal kebutuhan ruang peternakan ayam


 Kandang anak ayam dan kandang pembesaran
 Kandang Isolasi Ayam sakit
 Gudang penyimpanan pakan, peralatan, dan obat
 Saluran air,bak air, bak pengolah limbah,dan

23
 Tempat Pemusnahan/ pembakaran bangkai ayam

5. Sedangakan luasan yang dibutuhkan untuk ayam mulai dari bibit ayam hingga
siap panen adalah

Umur Populasi /kepadatan ayam (m2)


1 hari - 1 minggu 40 – 50 ekor
2 minggu 20 – 25 ekor
>2 minggu 8 – 12 ekor

Tabel 2. Ukuran kandang Ayam Broiler berdasrakan umurnya


Sumber: Ayo budidaya.com

6. Suhu dan kelembaban dari ruang hidup ayam mempengaruhi hidup ayam yang
dapat memberikan dampak kepada ayam berupa heat stress akibat suhu yang
tidak terkontrol. Berikut merupakan suhu efektif bagi kenyamanan ayam.

Tabel 3. Suhu efektif ayam


Sumber: berkahglobalbusiness.blogspot.com

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa suhu efektif ayam ditentukan dari
umurnya yaitu sebagai contoh adalah ayam pedaging pada umur 3 hari
membutuhkan suhu 30-27 o C dengan kelembaban 60-70%, maka kontrol yang
harus dilakukan yaitu menikan suhu kandang menjadi 36o C saat kelembabannya
adalah 40%. Dan semakin menua umur ayam maka suhu yang dibutuhkan
semakin rendah.

24
2.1.3 Tinjauan mengenai Pusat Edukasi Interaktif
A. Definisi pusat

a. Pusat atau sentral yang memiliki arti terpenting dalam sebuah kegiatan
b. Tempat aktifitas utama dari sebuah kepentingan
c. Suatu tempat yang dapat menarik aktifitas banyak pengguna

B. Definisi Edukatif

Merupakan suatu proses belajar yang memiliki tujuan untuk mengembangkan


potensi melalalui sebuah pengetahuan berupa kepribadian, kecerdasan, dan
ketrampilan baik seccara formal maupun non-formal

A. Definisi Interaktif
Berasal dari kata interaksi, yang diartikan sebagai aksi, yaitu komunikasi dua
arah yang secara langsung melakukan hubungan timbal balik yang aktif.

Maka Pusat edukasi Interaktif diartikan sebagai tempat berkumpulnya orang


dengan kepentingan yang sama, dan melakukan kegiatan belajar untuk meningkatkan
pengetahuan secara aktif dan langsung.

2.1.4 Tinjauan mengenai Bangunan Apung

Bangunan Apung berfokus pada struktur yang dapat mengapung di atas air
atau biasa disebut Floating Structure. Bangunan apung terispirasi dari kapal yang
dapat mengapung di air. Rumah apung sudah banyak digunakan sebagai pemukiman
di daerah pesisir pantai. Terdapat dua tipe, yaitu

1. Tipe Semisubmersible, yaitu struktur yang menggunakan kolom tubes


atau elemen struktur ballast untuk meminimailisir efek gelombang laut.
2. Tipe Pontoon yaitu struktur yang tidak menggunakan pondasi
konvensional, dan hanya diikat dengan mooring system dengan seabed.

25
Pengerjaannya pun cukup lebih mudah oleh karena tidak harus dibangun
di site
Membuat bangunan apung tidak hanya membuat bangunan hanya dapat
mengapung, namum ada beberapa konsekuensi, diantaranya yaitu keseimbangan,
berat beban bangunan dan beban hidup lain, serta ketahanan akan adanya gesekan
terhadap air sehingga mempengaruhi masa pakai dari bangunan tersebut

Gambar 6. Struktur Floaton


Sumber: Ptindomarine.com

Terdapat struktur apung berbahan dasar plastik atau HDPE yang bernama
Floaton, struktur apung ini memiliki keunggulan, yaitu, bahannya ringan, namun
kuat, tahan lama, tahan terhadap minyak,cairan asam, es, air laut, korosi, bahan
kimia, dan sinar matahari.

2.1.5 Tinjauan mengenai Arsitektur Ekologi

Interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan suatu ilmu


Ekologi, sedangkan Eko-arsitektur diartikan sebagai pendekatan perancangan secara
holistis (berhubungan dengan system keseluruhan) anatara bangunan dengan
lingkungan hidup sekitarnya, dengan hubungan timbal balik.Heinz Frick (1998)
berpendapat bahwa, eko-arsitektur tidak menentukan apa yang seharusnya terjadi

dalam arsitektur, karena tidak ada sifat khas yang mengikat sebagai standart
atau ukuran yang baku, namun tetap berhubungan dengan keselaras antara manusia
dan alam. Adapun prinsip dari Arsitektur Ekologi, yaitu:

26
NO Asas Penerapan
1 Menggunakan bahan  Meminimalisir penggunaan bahan baku
baku alam tidak lebih  Mengutamakan bahan baku terbarukan dan
cepat daripada alam bahan yang dapat digunakan Kembali
mampu membentuk  Meningkatkan efisiensi terhadap bahan
penggantinya material
2 Mennggunakan system  Penggunaan Energi Surya
dengan energi  Mengurangi ketergantungan terhadap pusat
terbarukan energi (listrik,air,dsb)
3 Mengolah limbah  Menjadikan limbah menjadi kompos
menjadi bahan yang  Mengolah limbah organik makhluk hidup
dapat dimanfaatkan menjadi biogas
4 Meningkatkan  Melestarikan dan meningkatkan
penyesuai fungsional keanekaragaman biologis
dan keakekaragam  Merespon persoalan lingkungan melalui
biologis roses rancangan bangunan
Tabel 3. Tabel prinsip Arsitektur ekologi
Sumber: Frick,H. (2007).Dasar-dasar Arsitektur Ekologis. Yogyakarta

2.1.6 Tinjauan mengenai Arsitektur Modular

Arsitektur modular yaitu arsitektur yang mengutamkan fungsi. Berperinsip


pada unit-unit modul itu sendiri yang dirancang dengan suatu acuan berupa dimensi
dan bentuk. Produksi modul dapat di lakukan dengan system fabrikasi yang dinilai
mampu menekan biaya pembangunan

27
2.2 Studi Preseden

2.2.1 Amphibious homes, maasbommel, the Netherlands

Gambar 7. Perspektif Floating Homes


Sumber: Project review: Floating Homes 'De Gouden Kust'

Selama berabad-abad Belanda telah mempelajari cara untuk mengatasi resiko


banjir. Terletak di area rekreasi di sungai Maas, Maasbommel, provinsi Gelderland,
pada tahun 1998 Boiten raadgevende ingenieurs dan Factor Architecten telah
merealisasikan 32 ruamh amfibi dan 14 rumah terapung. Disebut ‘amfibi’, karena
rumah-rumah ini memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan dengan berbagai
situasi, mengapung saat permukaan air naik dan akan Kembali ke tanah saat
permukaan air surut. Untuk pertama kalinya rumah-rumah tersebut berhasil
menunjukkan kemampuan khusus mereka untuk mengapung dan Kembali ke tanah
dengan selamat pada 12 Januari 2011.

Di daerah Maasbommel, ketinggian air saat banjir lebih dari 7 meter dan
terjadi setiap 12 tahun sekali.

28
Gambar 8. Masterplan Floating Homes
Sumber: Project review: Floating Homes 'De Gouden
Kust', diolah

Gambar 9. Amfibi Homes Section


Sumber: Atelier Groenblauw

Gambar 10. Floating Homes Section


Sumber: Atelier Groenblauw

29
2.2.2 Floating Farm Dairy

Gambar 11. Perspktif Floating Farm Dairy


Sumber: Archdaily

Dikutip dari Archdaily bangunan ini dibangun oleh arsitek Goldsmith


Company dengan luas bangunan 2000 m2 yang berlokasi di Merwehaven, Belanda
pada tahun 2019. Bangunan yang berfungsi sebagai peternakan ini di bangun di area
perkotaan dengan tujuan memangkas rantai distribusi antara produsen dan konsumen.
Limbah perkotaan berupa biji-bijian, potongan kentang dan potongan rumput dari
stadion speak bola Feyenoord dimanfaatkan dan diolah menjadi pakan sapi. Hal ini
bertujuan uttuk mengurangi limbah perkotaan dan menjadi sumber pangan yang
cukup efisien

Karena mengapung diatas air, Program ruang, sistem struktur dan material
yang digunakan dipadukan untuk meningkatkan daya apung dan stabilitas.
Perpaduan ini kemudian menghasilkan bangunan dengan tiga lantai yang
menempatkan semua komponen bangnunan dengan struktur yang berat dan tertutup
terendam di dalam air. Sedangkan semua fungsi yang ringan dan transparan
mengapung diatas permukaan air. Fasad bangunan menggunakan 2 material, lantai 1
yang terendam didalam air menggunakan material dari beton agar tidak tembus air,

30
lantai 2 yang terapung menggunakan polycarbonate dan lantai 3 dibiarkan terbuka
sepenuhnya.

Floating Farm Dairy adalah bangunan dengan masa tunggal yang didalamnya
terdapat ruang untuk menyimpan memproses dan memproduksi hasil ternak. Ketiga
fungsi tersebut di program sekompak mungkin kedalam satu massa bangunan dengan
system struktur yang logis dan ringkas.

Gambar 12. Sistem Struktur

Sumber: Archdaily

Gambar 13. Sistem Utilitas Gambar 14. Skematik Program Ruang


Floating Farm Dairy
Sumber: Archdaily
Sumber: Archdaily

31
Cow Garden mampu menanmpung 40 ekor sapi dan dilengkapi dengan robot pembersih,
pupuk kendang dan robot pemerah susu dan berbagai fasilitas untuk menunjang Kesehatan
hewan ternak termasuk ‘Kolom hijau’ yang berfungsi untuk

Gambar 15. Denah lt. 1 Gambar 16. Denah lt. 2 Gambar 17. Denah lt. 3
Sumber: Archdaily Sumber: Archdaily Sumber: Archdaily

Gambar 18. Potongan 1 Gambar 19. Potongan 2

Sumber: Archdaily Sumber: Archdaily

32
2.2.3 EcoARK Pavilion

Gambar 20. Perspektif Eco ARK

Sumber: Archdaily

Dibangun sebagai ruang untuk pameran selama Taipei International Flora


Expo 2010, EcoARK yang di desain oleh arsitek Arthur Huang menggunakan 1,5
juta botol plastic daur ulang. Berangkat dari tingginya angka penggunaan botol
plastic di Taipei yang mencapai 4,5 juta per tahun, EcoARK dibangun untuk
menyebarkan pesan ‘sustainability’. EcoARK dibangun dengan tema “Reduce,
Reuse, and Recycle”. Sumber energi dari EcoARK adalah sinar matahari yang
dipanen menggunakan solar cell. Fasad bangunan menggunakan polli-bricks, di
kembangkan oleh Miniwiz, polli-bricks terbuat dari PET yang didaur ulang.
Sebanyak 1,5 juta botol plastik daur ulang dilebur dan menjadi pelet PET yang
kemudian di rekayasa menjadi bentuk botol yang baru. Polli-bricks dibentuk
memiliki alur yang saling mengunci seperti LEGO dan hanya membutuhkan lebih
sedikit sealant silikon. Polli-bricks kemudian dirakit menjadi panel persegi panjang
datar dan dilapisi dengan film anti air dan api.

Gambar 21. Fasad Polli-brick, EcoARK Gambar 22. Fasad Polli-brick, EcoARK

Sumber: Archdaily Sumber: Archdaily

33
Gambar 23. Polli-brick Gambar 24. Detail Konstruksi Polli-brick
Sumber: Archdaily Sumber: Archdaily

34
BAB III

TINJAUAN SITE

2.1 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta


Secara Gografis Provinsi Yogyakarta memiliki luas sebesar 3.185,80 km2 atau
0.17% dari luas Indonesia. Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki curah
hujan rata-rata 2.012mm.thn dengan 119 hari hujan yang memiliki suhu rata-rata
27,2oC dengan klembaban rata -rata 24,7%. Secara administrative Yogyakarta
memiliki 4 kabupaten dan 1 kota Madya, yaitu Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten
Bantul, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta.

Diagram 1. Luas Provinsi Derah Istimewa Yogyakarta


Sumber: DIY Dalam Angka 2014, BPS DIY

Terdapat tiga sungai yang melintar di area kota Yogyakarta, yaitu

 Sungai Kali Gajahwong di bagian timur


 Sungai Kali Code di bagian tengah
 Sungai Kali Winongo di bagian barat

2.2 Ring Road menjadi batasan pemilihan site

Ring Road adalah jalur lingkar yang merupakan jalan Arteri pada jaringan
jalan primer Yogyakarta yang menghubungkan ibu kota provinsi dengan ibu kota
kabupaten/ jalan kota . dengan adanya Ring Road Yogyakarta. Ring road Yogyakarta

35
menggabungkan lintas lima kabupaten di Yogyakarta, yaitu Kabupaten Bantul,
Kabupaten Sleman, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, dan Kabupaten

Guning Kidul. Ring Road memberikan dampak besar pada sekitarnya, seperti
mulai tumbuhnya masyarakat dengan terlihat banyak bangunan mulai bermunculan
mulai dari bangunan hunian maupun bangunan komersil seperti Hotel, Pabrik,
Gudang dlsb.

Gambar 25. Peta jalan lingkar / Ring Road yogyakarta


Sumber: Starjogja.com

Dengan adanya jalur Ring Road yang memutari wilayah yogyakarta hal
tersebut membuat presepsi baru mengenai, daerah yang dapat dijangkau tanpa
melewati garis Ring Road cenderung “dekat”.

2.3 Sungai menjadi Target pemilihan Site


1. Sungai Kali Gadjah Wong
Memiliki luas Daerah ± 48,08 km2 dengan panjang sungai ± 22,81 km.
ketinggian muka air mencapai ± 4 m saat musim hujan dan ± 1,5 m saat kemarau.
2. Sungai Kali Code
Memiliki Luas Derah ± 6219,1 Ha yang membentang dari bukit Turgo di Lereng
Merapi hingga bermuara di kali Opak dengan panjang sungai code sebagai
bagian hilir sepanjang ± 17 km2. Ketinggian muka air mencapai ± 3,97 m saat

36
musim hujan dan ± 2 m saat kemarau
3. Sungai Kali Winongo
Memiliki Luas Daerah ± 88,12 km2 dengan panjang ± 43,75 km.
2.4 Alternatif Site

Terdapat Tiga Alternatif Site yang akan diberi penilaian, pemilihan alternatif
site didasarkan oleh adanya site yang bersinggungan langsung dengan sungai utnuk
dapat memanfaatkan sungai sebagai strategi mengurangi lahan terbangun untuk
perancangan Urban Poultry Floating Farm atau Peternakan ayam urban terapung.

Gambar 26. Lokasi altrnatif Site


Sumber: Google Earth (2020)

37
2.5 Pedoman Pemilihan Site

Pemilihan Site dilakukan dengan mengananalisis alternatif site menggunakan


perbandingan berupa angka 1-3 sesuai dengan perimbangan yang diperlukan dalam
perancangan peternakan urban terapung

No Aspek pertimbangan Alasan


1 Jarak Site terhadap Ruang peternakan harus memiliki jarak dengan
pemukiman bangunan lain yang bukan kandak adalah
Miniman 25 m menurut Permentan Tahun 2014
2 Aksesibilitas Jaringan Memiliki akses yang mudah dan dapat dilalui oleh
jalan kendaraan pengangkut barang
3 Intervensi Akses Jalan menuju site merupakan jalan yang dapat
dilelewati oleh kendraan angkut, tanpa
terhalang bangunan sekitarnya
4 Tata Guna Lahan Tidak terdapat larangan dalam pengadaan
peternakan ayam menurut peraturan yang
berlaku di lokasi site
5 Eksisting Site Sungai di tengah koya yang memiliki potensi
meluap pada musim penghujan
6 Sumber Daya Manusia Terdapat organisasi masyarakat yang ikut
(SDM) berpartisipasi dalam mewujudkan usaha
mandiri bagi wilayahnya untuk mendukung
perancanagn peternakan ayam yang bersifat urban

Tabel 4. Aspek pertimbangan pemilihan Site


Sumber: Analisis pribadi, 2020

38
BAB IV

ANALISIS
4.1 Pemilihan Site
No Aspek Site A Site B Site C
Pertimbangan Kec Wirobrajan Kec Tegalrejo Kec Kota
Gede
1 Jarak Site Merupakan Lahan Merupakan Lahan Merupakan
terhadap yang lokasinya yang lokasinya Lahan yang
pemukiman memiliki hunian tepi memiliki hunian tepi lokasinya
sungai di bagian sungai di bagian memiliki
selatan, namun Timur namun hunian tepi
berjarak dengan berjarak dengan sungai di
adanya sungai, adanya sungai, bagian Barat
sedangkan bagian sedangkan bagian namun
Utara terdapat lahan barat terdapat lahan berjarak
yang tidak yang tidak dengan
difungsikan difungsikan adanya
Poin: 3 Poin: 3 sungai,,
sedangkan
bagian
utara,selatan
dan timur
dikelilingi
oleh hunian
dan komersil
Poin: 1
2 Aksesibilitas Berjarak 400 m dari Langsung berhadapan Berjarak 250
Jaringan jalan arteri yaitu dengan jalan primer m dari jalan

39
jalan jl.Magelang yaitu jalan Hos arter Gajah
Poin : 2 Cokrominoto wong
Poin : 3 Poin : 3
3 Intervensi Area site dikelilingi Jalan menuju site Jalan menuju
Akses oleh pemukiman langsung dan tidak site
warga sehingga jalan terhalang merupakan
menuju site Poin : 3 jalan
merupakan jalan pemukiman
perkampungan teratur
dengan lebar ± 3m dengan lebar
Poin :1 ±4m
Poin : 2
4 Tata Guna Diperbolehkan,namun Diperbolehkan,namun Diperbolehka
Lahan tetap sesuai dengan tetap sesuai dengan n,namun
peraturan menurut peraturan menurut tetap sesuai
Permentan tentang Permentan tentang dengan
Prasarana dan sarana Prasarana dan sarana peraturan
peternakan ayam peternakan ayam menurut
Poin : 2 didukung dengan Permentan
mata pencaharian tentang
masyarakat di sekitar Prasarana
merupakan peternak dan sarana
babi peternakan
Poin : 3 ayam
Poin : 2
5 Eksisting Site Merupakan aliran Merupakan aliran kali Merupakan
sungai winongo yang winongo yang aliran kali
memiliki lebar ± 8m berpotensi banjir oleh Gadjah

40
dan memiliki potensi karena adanya Wong yang
membawa smpah jika timbunan sampah di memiliki
curah hujan tinggi pinggiran kali lebar ± 20m.
Poin : 3 sehingga mengurangi curah hujan
volume kali yang tinggi
Poin: 3 sering
menyebabka
n tanggul
pada kali
Gadjah
Wong jebol
Poin: 3

6 Sumber Daya Merupakan Merupakan Merupakan


Manusia masyarakat yang Msyarakat yang masyarakat
(SDM) bermata pencaharian bermata pencharian yang bermata
sebagai pegawai dan sebagai peternak babi pencaharian
usaha rumahan (yang tidak sebagai
berupa warung diperbolehkan oleh pegawai dan
makan,sembako,dll pemerintah), dan usaha
Poin :2 pemulung. rumahan
Poin : 3 berupa
warung
makan,semba
ko,dll
Terdapat
organisasi
masyarakat

41
yang
menggerakan
kepedulian
sungai
Gadjah
Wong untuk
tetap bersih
Poin: 3
TOTAL 13 18 14

Tabel 5. Analsisis Aspek pemilihan Site


Sumber: Analisis pribadi, 2020

Site B memiliki total poin sebanyak delapan belas poin, yang berarti site B yang
terletak di kecamatan Tegalrejo lebih berpotensi untuk rancangan sebuah peternakan
ayam urban terapung / Urban Poultry Floating farm.

4.2 Site terpilih

Site berada di Jl. HOS Cokroaminoto,Kecamatan Tegalrejo,tepatnya di kampung


Sudagaran. Site merupakan lahan yang dilewati oleh kali Winongo Yogyakarta yang
memiliki Batasan, diantaranya :

a. Batas Utara : Pemukiman warga


b. Batas Selatan : Pemukiman Warga
c. Batar Barat : Sungai Kaliwinongo
d. Batas Timur :Bangunan Kmersil berupa hotel (Ekkon Hotel, Kntor
(PT.Karunia Indah Delapan Ekspres,dll
Lokasi site ini merupakan pemukiman pinggir kali yang memiliki beberapa
karakteristik diantaranya adalah:

42
A. Mata Pencaharian Masyarakat merupakan Peternak Babi
Adanya kandang babi di tengah kota Yogyakarta yang mayoritas warganya
merupakan umat muslim, merupakan suatu keunikan pada site ini
Setelah melakukan wawancara pada salah satu warga Tegalrejo yaitu Ibu Narni
yang berprofesi sebagai pemulung ini didapatkan informasi bawasanya terdapat 12
pengusaha peternakan babi yang mendirikan kandang babi di area Sudagaran, hal
tersebut tidak dinilai positif oleh pemerintah kota Yogyakarta, oleh karena itu akan
dilakukan program pemberdayaan masyarakat berbasis kampung yang dilakukan
oleh BAZNAS Kota Yogyakarta dalam meniadakan peternakan Babi dan mengganti
mata pencaharian tersebut ke peternakan yang lain, seperti sapi, kambing, ayam, dan
atau hewan ternak lainnya.

Gambar 27. Peternakan Babi Kampung Sudagalan, Tegalrejo


Sumber: Metta, 2021

Perancangan sebuah peternakan ayam dapat menjadi solusi bagi permasalahan


ini untuk mendukung rencana pemerintah dengan mengganti usaha peternakan babi
menjadi peternakan ayam.

B. Timbunan sampah dan sisa material bangunan mengurangi volume kali


Winongo

43
Adanya timbunan sampah yang berada pada sekitar bantaran kali mengurangi
volume kali yang berpotensi melupanya kali karena terbawanya sampah oleh aliran
sungai yeng menyebabkan tersumbatnya bagian hilir dengan sampah. Sampah
bertumpuk hingga hampir menutupi retaining wall dan memiliki lebar ± 2 m dari
dinding.

Gambar 28. Kondisi sampah di sungai Gambar 29. Ibu Narni, pemulung di desa
Winongo Sudagaran
Sumber: Metta, 2021 Sumber: Metta, 2021

Penggunaan Reduse,Reuse dan Recycle (3R) merupakan bagian dari perencanaan


ekologi yang merespon lingkungan dan menjadikanya potensi, seperti pengguanaan
material dari sampah sebagai fasad bangunan tanpa merusak citra bangunan.dan
penggunanaan kembali puing-puin banguna yang terbuang di bantaran kali.

C. Bertenrnak Ayam dalam skala rumahan menjadi usaha sampingan


masyarakat
Masyarakat di desa sundagaran menjadikan usaha ayam dalam skala kecil
sebagai sampingan, terlihat dari banyaknya kandang ayam dan ayam yang
berekliaran di desa Sudagaran pada rumah masyarakat

Gambar 30. Salah satu kandang


ayam warga desa Sudagaran
Sumber: Metta, 2021

44
4.3 Kesimpulan Preseden

NO Hal Floating Farm Dairy EcoARK Pavilion

1 Ide a. Menghadirkan sebuah system


a. Mengambil konsep
Desain pertanian dan peternakan ‘Reduce, Reuse, and
Dan ditengah kota untuk memangkas Recycle’,
Konsep jarak antara produsen dan menggunakan limbah
konsumen. botol plastik yang
b. Bangunan mengapung diatas air diolah Kembali
karena kurangnya lahan di menjadi ‘batu bata’
perkotaan. untuk fasad
bangunan.
2 Programa. Menyatukan fungsi
a. Ruang yang terbuka
Ruang penyimpanan, proses dan (free plan) yang
produksi dalam satu massa fleksibel untuk
bangunan yang disusun secara menunjang fungsi
vertikal dan mengapung diatas ruang pameran.
air.
3 Ekologia. Penggunaan struktur apung
a. Penggunaan material
dengan tidak mengunakan daur ulang.
pembangunan pada bidang
b. Pencahayaan alami
lahan. Sehingga lungkungan yang maksimal dan
tetap terjaga merata.

45
4 Materiala. Baja, Polikarbonat, Beton yang
a. Beton, Baja, Polli-
dimanfaatkan sebagai pemberat bricks.
sehingga bangunan tetap stabil
b. Material baja
terapung. digunakan sebagai
b. Material polikarbonat untuk rangka untun
memaksimalkan pencahayaan menempelkan
alami dan mengurangi beban material polli-bricks
bangunan. c. Material polli-bricks
digunakan sebagai
material daur ulang
dan untuk
memaksimalkan
pencahayaan alami.
d. Solar cell sebagai
alternatif sumber
energi.
5 Struktura. Struktur yang solid pada lantai
a. Menggunakan system
dasar sebagai pemberat, struktur rangka dan bentang
rangka dengan pelingkup yang lebar untuk
transparan pada lantai 2 dan menciptakan ruang
struktur rangka dan bentang bebas kolom sebagai
lebar yang sepenuhnya terbuka ruang pameran.
pada lantai 3.

46
6 Energia. Bangunan tranparan dan terbuka
a. Menggunakan
dapat menghemat energi listrik material yang
untuk pencahayaan. transparan untuk
memaksimalkan
pencahayaan alami.

47
4.5 Ide Awal
Perancangan Peternakan Ayam Terapung ini berfokus pada mengidentifikasi
peningkatan perekonomian dan juga permasalahan lingkungan menganai
keterbatasan lahan dan juga peningkatan sampah di bantaran sungai di Yogyakarta,
dengan demikian ditarik beberapa metode penyelesaian masalah melalui rancangan
arsitektural yang menjadi ide desain.

A. Floating Structure/ Struktur apung

Penerapan pemanfaatan sungai sebagai area terbangun tanpa merusak fungsi


sungai winongo sebagai aliran air limbah Kota Yogyakarta dengan struktur apung

 Memperluas area sungai dengan membuka site menjadi area sungai


sehingga volume sungai bertambah untuk mengurangi meluapnya air
sungai
 Peternakan akan tetap stabil pada elevasi semula jika tidak terdapat
peningkatan ketinggian permukaan air sungai.
 Peternakan dikunci oleh dua atau lebih struktur vertical agar menjaga
peternakan tetap pada tempatnya dan mengurangi gerakan/ goncanagn
akibat arus sungai yang berpengaruh pada psikologi ayam.
 Penerepan Metode Magnet positif dan negratif diterapkan pada struktur
apung sehingga lantai pada peternakan tidak langsung bersinggungan
dengan air sungai yang tidak stabil sehingga lantai pada area
peternakan tidak goyang untuk menjaga psikologi ayam.

Gambar 31. Pergerakan saat kondisi sungai stabil dan saat kondisi meluap
Sumber: Analisis pribadi, 2021

48
B. Penerapan Modular Architecture pada bangunan untuk jenis ayam
pedaging/Broiler
Antisipasi terhadap penyakit menular (virus) pada ayam yang kerap terjadi
merupakan factor utama dalam mengelompokan ruang peternakan berdasarkan
modul- modul agar dapat memustus rantai penularan virus melalui udara, saluran –
saluran, dan juga bidang/objek.
 Arsitektur Modular berfokus pada arsitektur yang mengutamakan
fungsi, maka dari itu Gubahan masa dimaksudkan untuk mengutamakan
bangunan menurut fungsinya terhadap kebutuhan ayam. bentuk Segitiga
dipilih untuk merespon luas permukaan yang dibutuhkan ayam, oleh
karena pertumbuhan umur ayam mempengaruhi luas kebutuhan ayam/m2
(semakin bertambahnya umur ayam, maka sertambah pula ukuran ayam,
maka kebutuhan luas juga bertambah)
 Satu modul terdapat tiga lantai berdasarkan umur ayam yang dibagi
menjadi 3 kategori, 1 hari-1 minggu, 2 minggu, dan lebih dari 2 minggu.
 Penempatan lantai dikategorikan berdasarkan umur ayam dan kemudahan
operasioal
a. Lantai 3 -> diperuntukan untuk ayam dengan umur 1 hari-1 minggu
oleh karena anak ayam membutuhkan ruang yang dominan hangat.
“udara panas cenderung naik ke atas” dan juga di lantai 3 berhadapan
dengan material atap yang dapat menghangatkan ruang.
b. Lantai 2 -> diperuntukan untuk ayam dengan umur 2 minggu
c. Lantai 1 -> diperuntukan untuk ayam dengan umur <2 minggu agar
dapat mudah dalam pemanenan oleh karena berada pada lantai dasar.

Gambar 32. Analsisis Metode Alur pergantian lantai sesuai umur


ayam per modul Sumber: Analisis pribadi, 2021

49
 Pengelompokan Modul berdasarkan jumlah muatan ayam dalam jumlah
ayam/m2

Gambar 33. Analsisis Ukuran Muatan Ayam pada modul


Sumber: Analisis pribadi, 2021

50
C. Penerapan Ecological Architecture
Pemanfaatan sungai sebagai lahan didirikannya Poulry Urban Floating Farm
atau peternakan ayam urban terapung tidak terlepas dari limbah dan dampak
negatifnya, ditambah dengan adanya timbunan sampah di kali Winongo juga
menjadi suatu permasalahan terhadap lingkungan. Maka dibutuhkan suatu
perancangan yang mampu merespon kondisi tersebut
 Pengolahan Limbah peternakan
Limbah peternakan akan dibedakan menurut jenisnya dan diolah
a. Sisa sekam yang sudah tidak dipakai akan dijadikan pupuk
kompos untuk dijual kembali
b. Adanya system filtrasi air sebelum limbah air dialirkan menuju
sungai
 Double skin fasad sebagai penetralisasian bau
Bau yang bisa berdampak pada pencemaran udara yang merugikan
pendduduk sekitar disiasati dengan double skin fasade dengan layer
kedua merupakan green fasad dengan tumbuhan yang dapat menuerat
bai seperti tanaman suji, sansevieria, dan Geranium.
 Pengolahan limbah sampah di sungai sebagai fasad bangunan
Pengolahan sampah menjadi fasad bangunan pada layer pertama
menjadi strategi dalam mengurangi timbunan sampah di Kali Winongo.
Pengolahan sampah diterapkan dengan Menyusun botol plastik secara
horizontal, penggunan material dinding berupa plastik sangat dapat
diguanakan pada modul peternakan ayam terapung oleh karena
memiliki masa yang ringan.
D. Penataan Layout pada site
Penataan Layout berdasarkan zonasi fungsi ruang, sedangkan orientasi bangunan
menghadap pada dua arah, yaitu Barat dan Timur, Barat menhadap pada area jalan

51
Hos Cokroaminoto, sedangkan Timur pada Kali Winongo, bangunan didasarkan
menjadi dua, yaitu bangunan edukasi (publik) dan peternakan ayam (Semi privat)

1. Eksisting Site 2. Sirkulasi ke dalam site


Bersinggungan langsung dengan 3. Melalui jl.Hos Coroaminoto
kali Winongo

3. Peluasaan permukaan sungai 4. Eksisting Site


4. Memperluas Area sungai dengan Berdasarkan zonasi dan sifat
5. mambuka lahan ruang

Tabel 34. Analisis penataan Layout pada Site


Sumber: Analisis pribadi, 2021

52
BAB V

KESIMPULAN

Fenomena mengenai perekonomian selalu menjadi hal sangat pokok di


kehidupan masyarakat, ditambah adanya Pandemic Covid-19 yang makin
memperburuk perekonomian bukan hanya pada masyrakat namun juga pada skala
Negara yang mulai mengalami guncangan perekonomian. Pengurangan tenaga kerja,
Work from Home, dan pencarian kembali tenanga kerja yang mengharuskan seorang
peka terhadapat teknologi digital, sangat membebani beberapa kalangan. “Bertahan
hidup” dalam situasi saat ini sangat penting untuk keberlangsungan hidup yang
masih harus berlanjut. Usaha mandiri menjadi solusi terbaik yang dilakukan
masyarakat saat ini,

Menurut peelitian yang dilakukan oleh bank Indonesia untuk melihat


pergerakan kegiatan usaha di tiap sektor pada tahun 2020, Usaha di bidang pertanian,
perkebunan, dan peternakan menjadi sektor yang memiliki angka kenaikan cukup
signifikan. Hal ini menjadi peluang bagi masyarakat untuk mengambangakan usaha
di bidang ini. Setelah melakukan analisis pada bidang pertanian, perkebunan, dan
peternakan, peternakan menjadi bisnis yang memiliki peluang cukup tinggi dari segi
waktu panen dan kebutuhan pasar saat ini.

Semakin banyak kuantitas jumlah ayam akan berbanding lurus dengan


pendapatan ekonominya. Poultry Urban Floating Farm atau peternakan ayam urban
terapaung menjadi solusi untuk meningkatkan perekononian di perkotaan dengan
adanya strategi pemaksimalan kuantitas jumlah ayam yang diternak dalam ruang
modul yang dibagi menjadi tiga lantai sesuai pemeliharaan umurnya untuk di panen.

Pemeliharaan Ayam bukan hanya dapat menghasilkan, namun juga dapat


menimbulkan kerugian oleh karena kesalahan dalam pemelihraannya sehingga
perlunya edukasi dalam pemelihraan peternakan ayam. Sarana edukasi akan
dihadirkan pada perancangan dalam bentuk edukasi interaktif agar masyarakat dapat

53
belajar langsung bagaimana memelihara ayam sehingga menghasilkan keuntungan
yang besar.

Keterbatasan lahan, Potensi banjir, dan pennaggulangan sampah di


Yogyakarta, terutama pada kali Winongo Tegalrejo menjadi sorotan yang akan
direspon oleh perancangan peternakan ayam terapung ini dengan pendekatan ekologi
yaitu dengan pemilihan Site yang akan memanfaatkan sungai sebagai lahan tanpa
merusak fungsi sungai dengan penggunaan Floating Structure, pembukaan lahan
sebagai strategi penambahan volume sungai, penggunaan material berupa material
bekas pada double fasad layer petama dan tumbuhan peneyerap bau pada layer
kedua sebagai strategi dalam menyelesaikan pencemaran udara oleh bau, dan juga
pengolahan limbah dari peternakan Ayam untuk dapat dgunakan kembali menjadi
kompos,serta melakukan filtrasi pada limbah air bekas untuk dialirkan pada sungai.

Sedangkan dalam fungsinya sendiri diterapkan pendekatan arsitektur modular


untuk memutus rantai virus penularan penyakit pada Ayam yang menjadi penyebab
kerugian dalam usaha peternakan Ayam.

Perancangan Poulry Urban Floating Farm di Kali Winongo,Sudagaran, ini


juga didukung oleh rencana pemerintah untuk meniadakan peternak babi di desa
Sugadaran, Tegalrejo untuk beralih pada peternakan Ayam yang yang lebih diterima
dari segi social, dan tidak kalah menguntungkan oleh karena kebutuhan pasar akan
daging dan telur ayam yang terus meningkat.

54
DAFTAR PUSTAKA

Archdaily. (2019, Juni 14) Dipetik Januari 7, 2021, dari Kota Rotterdam:

https://www.archdaily.com/919542/floating-farm-dairy-goldsmith-company

Archdaily. (2013, Seotember 6) Dipetik Januari 7, 2021, dari Kota Taiwan

https://www.archdaily.mx/mx/02-290580/ecoark-en-taiwan-una-mega-
estructura-construida-con-botellas-de-plastico-recicladas

Climate Adapt. (2016, April,29) Dipetik Januari 8, 2021 dari desa Maasbommel,
Belanda https://climate-adapt.eea.europa.eu/metadata/case-
studies/amphibious-housing-in-maasbommel-the-netherlands

Dinas Komunikasi Informastika dan Persandian Kota Yogyakarta (2020) Grafik


Tingkat Penganguran terbuka kota Yogyakarta 2020. Diakses dari
https://kominfo.jogjakota.go.id/detail/index/174

Frick, Heinz & FX Bambang Sukiyanto.1998. Dasar-dasar Eko-


Arsitektur.Yogyakarta: Kanisius

Indoneseiastudens. (2017) Pengertiang Pusat Sumber Belajar Menurut Para Ahli.


Diakses pada Januari 7,2021
https://www.indonesiastudents.com/pengertian-pusat-sumber-belajar-
dan-fungsinya-menurut-ahli/

M.Rasyaf. (2003). Manajemen Peternakan Ayam Petelur: Penebar Swadaya

Pemerintah Indonesia (2014). Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia


Nomor 31/Permentan/Ot.140/2/2014 tentang Pedoman Budi Daya Ayam
Pedaging Dan Ayam Petelur Yang Baik.

55
Perda Kota Yogyakarta/RTRW kota Yogyakarta(2014). Tata Guna Lahan Kota
Yogyakarta tahun 2014.Yogyakarta

Pratiwi,E. D. 2013 Alat Peraga Hukum Archimedes untuk Meningkatkan


Pemahaman Konsep Siswa,Tesis. Semarang

Priyatno,M.A. (2000). Mendirikan Usaha Pemotongan Ayam: Penebar Swadaya

Sutisna,Sutarki dan Purnama, Lina 1983.Modul Dalam Arsitektur,Jakarta:


Pepustakaan F.T Untar

56
DAFTAR PENDUKUNG
DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) Kota Yogyakarta 2020........ 6


Grafik 2. pergerakan Kegiatan Usaha Tiap Sektor 2020................................ 7
Grafik 3. Nilai Tukar (NTP)............................................................................8
Grafik 4. Rerata Konsumsi daging Ayam dan daging Sapi............................ 9
Grafik 5. Jumlah Cabang Rumah Makan Ayam Goreng Lokal di.................. 10

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Asumsi Modal dan pendapatan usaha peterak ayam pedaging ........ 11
Tabel 2. Ukuran kandang Yayam Broiler berdasrakan umurnya ................... 24
Tabel 3. Tabel prinsip Arsitektur ekologi ......................................................26
Tabel 4. Aspek pertimbangan pemilihan Site .................................................37
Tabel 5. Analsisis Aspek pemilihan Site ....................................................... 41

DAFTAR DIAGRAM
Digram 1. Luas Provinsi Derah Istimewa Yogyakarta ...................................34

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tata Guna Lahan Yogyakarta ...................................................... 17
Gambar 2. Dimensi kandang ayam tipe sangkar ........................................... 22
Gambar 3. Peternakan ayam dinding terbuka.................................................23
Gambar 4. Peternakan ayam dinding tertutup/ close house............................23
Gambar 5. Sistem Close House ..................................................................... 23
Gambar 6. Struktur Floaton............................................................................ 25
Gambar 7. Perspektif Floating Homes........................................................... 27
Gambar 8. Masterplan Floating Homes..........................................................28

57
Gambar 9. Amfibi Homes Section................................................................... 28
Gambar 10. Amfibi Homes Section................................................................. 28
Gambar 11. Perspktif Floating Farm Dairy................................................ 29
Gambar 12. Sistem Struktur Floating Farm Dairy.........................................30
Gambar 13. Sistem Utilitas Floating Farm Dairy..........................................30
Gambar 14. Skematik Program Ruang Floating Farm Dairy........................ 30
Gambar 15. Denah lt. 1................................................................................... 31
Gambar 16. Denah lt. 2...................................................................................31
Gambar 17. Denah lt. 3...................................................................................31
Gambar 18. Potongan 1.................................................................................. 31
Gambar 19. Potongan 2.................................................................................. 31
Gambar 20. Perspektif Eco ARK.....................................................................32
Gambar 21. Fasad Polli-brick, EcoARK........................................................ 32
Gambar 22. Fasad Polli-brick, EcoARK........................................................ 32
Gambar 23. Polli-brick................................................................................... 33
Gambar 24. Detail Konstruksi Polli-brick...................................................... 33
Gambar 25. Peta jalan lingkar / Ring Road yogyakarta................................. 35
Gambar 26. Lokasi altrnatif Site.....................................................................36
Gambar 27. Peternakan Babi Kampung Sudagalan, Tegalrejo...................... 42
Gambar 28. Kondisi sampah di sungai Winongo........................................... 43
Gambar 29. Ibu Narni, pemulung di desa Sudagaran .................................... 43
Gambar 30. Salah satu kandang ayam warga desa Sudagaran ...................... 43
Gambar 31. Pergerakan saat kondisi sungai stabil dan saat kondisi meluap..47
Gambar 32. Analsisis Metode Alur pergantian lantai sesuai umur .............. 48
Gambar 33. Analsisis Ukuran Muatan Ayam pada modul............................ 49
Gambar 34. Analisis penataan Layout pada Site............................................ 51

58

Anda mungkin juga menyukai