Anda di halaman 1dari 68

Buku ini menyajikan berbagai teori tentang pertanian organik,

bangunan greenhouse, sayur hidroganik dan aplikasinya dalam


bentuk bangunan greenhouse untuk tanaman sayur dengan sistem
hidroganik menggunakan energi surya fotovoltaik. Desain, GREENHOUSE BAMBU
pembuatan dan pemasangan greenhouse ini telah diaplikasikan di UNTUK TANAMAN SAYUR HIDROGANIK
Kampung Bunga Grangsil Desa Jambangan Kabupaten Malang yang
DENGAN LISTRIK TENAGA SURYA
dilakukan oleh para penulis melalui Program Produk Teknologi yang
didesiminasikan ke masyarakat Kementerian Riset, Teknologi dan
Pendidikan Tinggi Tahun Anggaran 2019 berjudul “Inovasi Teknologi
Hidroganik Dengan Tenaga Listrik Mandiri Fotovoltaik”. Pengabdian
ini didanai oleh Kementerian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan
Teknologi Nasional. Diharapkan buku ini dapat menjadi inspirasi dan
referensi bagi akademisi dan praktisi dalam program ketahanan
pangan di Indonesia.

Ir. Hery Budiyanto, MSA., PhD.


Munanto Haris, SST., MP.
Aries Boedi Setiawan, ST., MM.
SELARAS Muhammad Iqbal Nur Budiyantoputra, S.Ars.
Ir. Hery Budiyanto, MSA., PhD.
Munanto Haris, SST., MP.
Aries Boedi Setiawan, ST., MM.
Muhammad Iqbal Nur Budiyantoputra, S.Ars.

GREENHOUSE BAMBU
UNTUK TANAMAN SAYUR
HIDROGANIK DENGAN
LISTRIK TENAGA SURYA
GREENHOUSE BAMBU UNTUK TANAMAN SAYUR
HIDROGANIK DENGAN LISTRIK TENAGA SURYA

Penulis :
Ir. Hery Budiyanto, MSA., PhD.
Munanto Haris, SST., MP.
Aries Boedi Setiawan, ST., MM.
Muhammad Iqbal Nur Budiyantoputra, S.Ars.

Layout Isi dan Sampul : Tim Penerbit Selaras


Copyright 2020, Penerbit Selaras
Diterbitkan oleh :
Penerbit Selaras Media Kreasindo
Perum. Pesona Griya Asri A-11
Malang 65154
E-mail : selaras_mediakreasindo@yahoo.co.id
Anggota IKAPI

Hak Cipta dilindungi undang - undang

Jumlah : iv+63 Halaman


Ukuran: 15,5 x 23 cm

ISBN : 978-602-6228-83-3

Cetakan 1, Oktober 2020

Sanksi Pelanggaran Pasal 22


Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002
:Tentang Hak Cipta

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana
penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp
1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/
atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau memperbanyak


sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

ii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kepada Allah SWT atas


berkat Rahmat dan HidayahNya sehingga buku ini bisa tersusun. Buku
ini menyajikan teori dan aplikasi bangunan greenhouse bambu untuk
tanaman sayur hidroganik dengan listrik tenaga surya. Desain dan
pembuatan bangunan ini telah diterapkan di Kabupaten Malang. Materi
tulisan buku ini merupakan teknologi tepat guna hasil penelitian dan
pengabdian yang penulis lakukan pada tahun 2019 yang didanai oleh
Kementerian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Teknologi Nasional.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Kementerian RISTEK/BRIN yang telah mendanai penelitian dan
pengabdian bangunan greenhouse struktur bambu hingga
hasilnya menjadi bahan utama buku ini.
2. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Merdeka Malang yang telah memfasilitasi kegiatan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
3. Balai Besar Penelitian Pertanian Ketindan Malang yang telah
memberikan data tentang sistem pertanian hidroganik.
4. Para dosen prodi Arsitektur dan Teknik Elektro Universitas
Merdeka Malang atas dukungannya.
5. Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) “Kampung Bunga Gangsil”,
Kelompok Wanita Tani “Syakura Arum” dan PKK di Dusun
Grangsil, Desa Jambangan, Kecamatan Dampit, Kabupaten
Malang yang telah menginspirasi tersusunnya buku ini.
Sangat disadari bahwa masih banyak kekurangan pada buku ini,
untuk itu diharapkan saran yang membangun agar tulisan ini dapat
dimanfaatkan bagi yang membutuhkannya.

Malang, Oktober 2020

Hery Budiyanto
Munanto Haris
Aries Boedi Setiawan
Muhammad Iqbal

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................. iii


DAFTAR ISI ............................................................................. iv

Bab I Pendahuluan ........................................................................... 1


Bab II Kajian Literatur ...................................................................... 3
2.1 Ketahanan Pangan .......................................................... 3
2.2 Sentra Pertanian Perkotaan (Urban Farming) ....... 4
2.3 Greenhouse ........................................................................ 5
2.4 Pertanian Hidroganik ..................................................... 25
2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Surya ............................... 32
Bab III Desain ...................................................................... 43
3.1 Desain Skematik Sistem Greenhouse Hidroganik 43
3.2 Desain Greenhouse ........................................................ 44
3.3 Desain Bracket Energi Surya ....................................... 48
BAB IV APLIKASI BANGUNAN GREENHOUSE BAMBU
UNTUK TANAMAN SAYUR HIDROGANIK
DENGAN LISTRIK TENAGA SURYA ....................... 49
4.1 Pembangunan ................................................................... 49
4.2 Sosialisasi dan Koordinasi ............................................ 53
BAB V PENGUJIAN .............................................................. 56
5.1 Uji Perbedaan Temperatur ........................................... 56
5.2 Pengujian Energi Surya Fotovoltaik .......................... 57
BAB VI KESIMPULAN ........................................................... 58
6.1Kesimpulan .......................................................................... 58
6.2 Rekomendasi ..................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 60

IV
BAB I
PENDAHULUAN

Pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi


masyarakat Indonesia. Sektor pertanian merupakan sumber
penghasilan bagi beberapa masyarakat, karena sebagian besar
kawasan Indonesia merupakan lahan pertanian. Para petani
biasanya menggunakan tanah untuk media tanam, namun seiring
dengan perkembangan kota lahan pertanian banyak yang
berubah menjadi lahan permukiman dan fasilitas kota lainnya
sehingga lahan pertanian menjadi semakin sempit. Pertanian
Perkotaan (Urban Farming) adalah bertani dengan memanfaatkan
lahan sempit atau intensifikasi lahan, guna memenuhi kebutuhan
sayuran dan buah segar sehari-hari bagi masyarakat
pemukiman/perumahan di perkotaan (Pratiwi et al., 2017). Maka
saat ini ada cara lain untuk memanfaatkan lahan sempit sebagai
usaha untuk mengembangkan hasil pertanian, yaitu dengan cara
bercocok tanam secara hidroganik.
Hidroganik berasal dari kata “Hidro” dan “Organik” yang
didefinisikan sebagai sistem budidaya organik dengan
memadukan sistem hidro dan sistem organik. Sumber nutrisi
utama dari hidroganik ini diperoleh dari pupuk organik padat dan
cair serta air kolam yang di-treatment sebagai nutrisi tanaman.
Terdapat 3 komponen penting dalam aplikasi hidroganik yaitu: 1)
Kolam; 2) pupuk organik (sebagai media tanam); dan 3) rangkaian
wick sistem( Udin, 2017).
Keuntungan cara bercocok tanam sistem hidroganik
adalah: 1) Hasil dan kualitas tanaman lebih tinggi; 2) Lebih
terbebas dari hama dan penyakit; 3) Penggunaan air dan pupuk
lebih hemat; 4) Dapat untuk mengatasi masalah tanah; 5) Dapat
untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan (Budiyanto et al.,
2019). Sedangkan keunggulannya adalah: 1) Tidak perlu

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 1
pengolahan tanah; 2) Tidak perlu rotasi tanaman; 3) Hasil
seragam; 4) Bersih 5) Hasil tinggi; 6) Tenaga kerja sedikit (efisien);
7) Lebih mudah dalam pemeliharaan; 8) Lebih mudah dalam
mengganti tanaman baru; 9) Dapat merupakan tempat dan cara
untuk memperbaiki mutu tanaman(Udin, 2017).
Di Jawa Timur, Sistem Hidroganik mulai dikembangkan oleh
kelompok Usaha Bersama Mini Maxi yang membentuk
perkumpulan “Bengkel Mimpi” di Desa Kanigoro, Kecamatan
Pagelaran, Kabupaten Malang, kemudian banyak dipelajari dan
disebarluaskan melalui pelatihan dan diseminasi di berbagai kota
di Jawa maupun luar Jawa (Basiri, 2019). Program Diseminasi
Teknologi Hidroganik dengan sumber listrik mandiri yang berasal
dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dilaksanakan di
Kampung Bunga Grangsil, Desa Jambangan Kecamatan Dampit
Kabupaten Malang. Masyarakat yang menjadi pelaku kegiatan
adalah Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) “Kampoeng
Boenga Grangsil” dan Kelompok Wanita Tani “Syakura Arum”
(Budiyanto et al., 2019).

2 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
BAB II
KAJIAN LITERATUR

2.1 Ketahanan Pangan


Ketahanan pangan memiliki lima unsur yang harus
dipenuhi: (a) Berorientasi pada rumah tangga dan individu; (b)
Dimensi waktu setiap saat pangan tersedia dan dapat diakses; (c)
Menekankan pada akses pangan rumah tangga dan individu, baik
fisik, ekonomi dan sosial; (d) Berorientasi pada pemenuhan gizi;
dan (e) Ditujukan untuk hidup sehat dan produktif (Suharyanto,
2011). Salah satu aspek yang dapat mendorong peningkatan
ketahanan pangan adalah pemanfaatan lahan pekarangan.
Pemanfaatan pekarangan ataupun halaman rumah yang terbatas
dapat mempunyai nilai tambah yang maksimal jika dilakukan
secara tepat dan mempunyai konsep yang jelas. Lahan
pekarangan yang ada umumnya belum dimanfaatkan untuk
pemenuhan kebutuhan pangan, kalaupun dilaksanakan, masih
bersifat sambilan atau mengisi waktu luang. Puspitasari (Sudarmo,
2018) menyatakan perlu dilakukan rancangan pemanfaatan
pekarangan yang lebih komprehensif untuk mengoptimalkan
peran lahan pekarangan sebagai penyangga ketahanan pangan
rumah tangga. Pekarangan dengan keanekaragaman di dalamnya
juga mempunyai potensi yang besar untuk menaikkan daya
dukung lingkungan. Gerakan pertanian perkotaaan dapat
menjadi tulang punggung dalam meningkatkan kemandirian
masyarakat terutama menjaga ketahanan pangan dalam skala
rumah tangga. Keterbatasan lahan yang sempit tersebut
memunculkan pilihan bertani dengan sistem hidroponik.
Sistem ketahanan pangan di Indonesia secara
komprehensif meliputi empat sub-sistem, yaitu: (1) ketersediaan
pangan dalam jumlah dan jenis yang cukup untuk seluruh

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 3
penduduk, (2) distribusi pangan yang lancar dan merata, (3)
konsumsi pangan setiap individu yang memenuhi kecukupan gizi
seimbang, yang berdampak pada (4) status gizi masyarakat.
Dengan demikian, sistem ketahanan pangan dan gizi tidak hanya
menyangkut soal produksi, distribusi, dan penyediaan pangan
ditingkat makro (nasional dan regional), tetapi juga menyangkut
aspek mikro, yaitu akses pangan di tingkat rumah tangga dan
individu serta status gizi anggota rumah tangga, terutama anak
dan ibu hamil dari rumah tangga miskin. Meskipun secara
konseptual pengertian ketahanan pangan meliputi aspek mikro,
namun dalam pelaksanaan sehari-hari masih sering ditekankan
pada aspek makro yaitu ketersediaan pangan. Agar aspek mikro
tidak terabaikan, maka dalam dokumen ini digunakan istilah
ketahanan pangan dan gizi.

2.2 Sentra Pertanian Perkotaan (Urban Farming)


FAO (Food and Agriculture Organization) menjelaskan
Pertanian Perkotaan sebagai industri yang memproduksi,
memproses, dan memasarkan produk pertanian, terutama
memenuhi permintaan harian konsumen di dalam perkotaan,
dengan metode produksi intensif, memanfaatkan dan mendaur
ulang sumber daya dan limbah perkotaan untuk menghasilkan
beragam tanaman kebutuhan pangan masyarakat Perkotaan
(Lee-Smith et al., 2010). Council on Agriculture, Science and
Technology (CAST) menyatakan Pertanian Perkotaan mencakup
aspek kesehatan lingkungan, remediasi, dan rekreasi. Di berbagai
kota, Pertanian Perkotaan menjadi pendukung aspek keindahan
kota dan kelayakan penggunaan tata ruang yang berkelanjutan.
Pertanian Perkotaan juga dilakukan untuk meningkatkan
pendapatan atau aktivitas memproduksi bahan pangan untuk
dikonsumsi keluarga, dan di beberapa tempat dilakukan untuk
tujuan rekreasi dan relaksasi (Nasr, 1997).

4 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
Pertanian Perkotaan memberikan hasil yang optimal
dengan fasilitas Greenhouse dan teknologi Hidroganik.
Greenhouse meningkatkan perlindungan tanaman dari intensitas
hujan, sinar matahari dan iklim mikro, serta mengoptimalkan
pemeliharaan tanaman, pemupukan dan irigasi mikro, sehingga
mampu meningkatkan produksi sayuran, buah dan bunga yang
berkualitas tanpa tergantung dengan musim.

2.3 Greenhouse
Rumah kaca atau greenhouse pada prinsipnya adalah
sebuah bangunan yang terdiri atau terbuat dari bahan kaca atau
plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh pemukaan
bangunan, baik atap maupun dindingnya. Didalamnya dilengkapi
juga dengan peralatan pengatur temperature dan kelembaban
udara serta distribusi air maupun pupuk. Bangunan ini tergolong
bangunan yang sangat langka dan mahal, karena tidak semua
tempat yang kita jumpai dapat ditemukan bangunan semacam ini.
Greenhouse biasanya hanya dimiliki oleh Perguruan Tinggi atau
lembaga pendidikan, Balai Penelitian dan perusahaan yang
bergerak dibidang bisnis perbenihan, bunga dan fresh market
hortikultura. Namun di negara-negara pertanian yang sudah maju
seperti USA, Australia, Jepang dan negara-negara Eropa sebagian
besar tanaman hortikulturanya ditanam di rumah kaca. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan greenhouse di mancanegara
sudah umum dilakukan. Bahkan mungkin sudah berpuluh tahun
sebelum negara kita mengadopsi tekhnologi tersebut.
Rumah kaca/greenhouse yang digunakan di Indonesia
sebagian besar digunakan untuk penelitian percobaan budidaya,
percobaan pemupukan, percobaan ketahanan tanaman terhadap
hama maupun penyakit, percobaan kultur jaringan, percobaan
persilangan atau pemuliaan, percobaan hidroponik dan
percobaan penanaman tanaman diluar musim oleh para

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 5
mahasiswa , para peneliti, para pengusaha dan praktisi disemua
bidang pertanian.
Pada awalnya pembuatan bangunan greenhouse di
Indonesia dilatarbelakangi oleh kegiatan penelitian yang
dilakukan lembaga penelitian maupun dunia pendidikan.
Kegiatan penelitian yang dimaksud disini adalah kegiatan mencari
jawaban atau mencari solusi / jalan keluar atau pemecahan
terhadap suatu kasus. Sebagai contoh, bila kita ingin mencari uji
ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit
tertentu. Adanya greenhouse yang mampu menciptakan iklim
yang bisa membuat tanaman mampu berproduksi tanpa kenal
musim ini ternyata juga mampu menghindarkan dari serangan
hama dan penyakit yang tidak diujikan. Selain itu dengan adanya
greenhouse penyebaran hama dan penyakit yang diujicoba dapat
dicegah . Hal ini berbeda dengan percobaan yang dilakukan di
luar greenhouse dimana dalam waktu yang sangat singkat hama
dan penyakit dapat cepat menyebar luas karena terbawa angin
maupun serangga.
Manipulasi lingkungan ini dilakukan dalam dua hal, yaitu
menghindari kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki dan
memunculkan kondisi lingkungan yang dikehendaki. Kondisi
lingkungan yang tidak dikehendaki antara lain :
a) Ekses radiasi sinar matahari seperti sinar ultra violet dan
sinar infra merah.
b) Suhu udara dan kelembaban yang tidak sesuai.
c) Kekurangan dan kelebihan curah hujan.
d) Gangguan hama dan penyakit.
e) Tiupan angin yang terlalu kuat sehingga dapat
merobohkan tanaman.
f) Tiupan angin dan serangga yang menyebabkan
kontaminasi penyerbukan.
g) Ekses polutan akibat polusi udara.

6 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
Sementara kondisi lingkungan yang dikehendaki antara lain :
a) Kondisi cuaca yang mendukung rentang waktu tanam lebih
panjang.
b) Mikroklimat seperti suhu, kelembaban dan intensitas
cahaya sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan tanaman.
c) Suplai air dan pupuk dapat dilakukan secara berkala dan
terukur.
d) Sanitasi lingkungan sehingga tidak kondusif bagi hama
dan penyakit.
e) Kondisi nyaman bagi terlaksananya aktivitas produksi dan
pengawasan mutu.
f) Bersih dari ekses lingkungan seperti polutan dan minimnya
residu pestisida
g) Hilangnya gangguan fisik baik oleh angin maupun hewan.

2.3.1 Manfaat Greenhouse


Manfaat greenhouse dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Pengaturan jadwal produksi.
Dunia pertanian kita masih demikian tergantungnya pada
keadaan cuaca, bila terjadi perubahan musim, apalagi bila
tidak terprediksi akan menyebabkan sulitnya menentukan
jenis tanaman yang akan diproduksi. Jika musim hujan terlalu
panjang akan menyebabkan banyaknya penyakit termasuk
pembusukan akar. Jika musim terlalu kering akan
menyebabkan tanaman kekurangan air, hama juga akan
menyerang yang dapat menimbulkan kerugian. Demikian
pula pada saat tertentu suatu komoditas sulit ditemui
mengakibatkan harganya demikian tinggi, sementara pada
waktu lain kebanjiran produk menyebabkan harga anjlok,
sehingga kerugian segera tiba.
Untuk itu perlu sekali mengurangi ketergantungan pada
lingkungan luar menggantikan dengan mikroklimat yang

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 7
diatur. Dengan demikian dapat dijadwalkan produksi secara
mandiri dan berkesinambungan. Sehingga konsumen tidak
perlu kehilangan komoditas yang dibutuhkan, juga kita tidak
perlu membanjiri pasar denganb jenis komoditas yang sama
yang menyebabkan harga anjlok.

2. Meningkatkan hasil produksi


Pada luasan areal yang sama tingkat produksi budidaya di
dalam greenhouse lebih tinggi dibandingkan di luar
greenhouse. Karena budidaya di dalam greenhouse kondisi
lingkungan dan pemberian hara dikendalikan sesuai
kebutuhan tanaman. Gejala hilangnya hara yang biasa terjadi
pada areal terbuka seperti pencucian dan fiksasi, di dalam
greenhouse diminimalisir. Budidaya tanaman seperti ini
dikenal sebagai hidroponik.
Kondisi areal yang beratap dan lebih tertata menyebabkan
pengawasan dapat lebih intensif dilakukan. Bila terjadi
gangguan terhadap tanaman baik karena hama, penyakit
ataupun gangguan fisiologis, dapat dengan segera diketahui
untuk diatasi.

3. Meningkatkan kualitas produksi


Ekses radiasi matahari seperti sinar UV, kelebihan temperatur,
air hujan, debu, polutan dan residu pestisida akan
mempengaruhi penampilan visual, ukuran dan kebersihan
hasil produksi.
Dengan kondisi lingkungan yang terlindungi dan pemberian
nutrisi akurat dan tepat waktu, maka hasil produksi tanaman
akan berkwalitas. Pemasakan berlangsung lebih serentak,
sehingga pada saat panen diperoleh hasil yang lebih
seragam, baik ukuran maupun bentuk visual produk.

8 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
4. Meminimalisasi pestisida
Greenhouse yang baik selain dirancang untuk memberikan
kondisi mikroklimat ideal bagi tanaman, juga memberikan
perlindungan tanaman terhadap hama dan penyakit.
Perlindungan yang umum dilakukan adalah dengan
memasang insect screen pada dinding dan bukaan ventilasi
di bagian atap. Insect screen yang baik tidak dapat dilewati
oleh hama seperti kutu daun.
Pada beberapa greenhouse bagian pintu masuknya tidak
berhubungan langsung dengan lingkungan luar. Ada ruang
kecil, semacam teras transisi yang dibuat untuk menahan
hama atau patogen yang terbawa oleh manusia. Pada lantai
ruang ini juga terdapat bak berisi cairan pencuci hama dan
patogen. Untuk pintu dapat ditambahkan lembaran PVC
sheet.

5. Aset dan performance


Saat ini sangat biasa orang membangun greenhouse dengan
sistem knock down. Dengan cara ini gren house bukanlah
aset mati, manakala karena suatu hal ada perubahan
kebijakan, maka struktur greenhouse tersebut dapat
dipindahkan atau mungkin dijual ke pihak lain yang
memerlukan dengan harga yang proporsional.
Dengan adanya greenhouse maka kesan usaha akan terlihat
lebih modern dan padat teknologi. Hal ini tentunya akan
meningkatkan performance petani atau perusahaan yang
menggunakannya.

6. Sarana agrowisata
Greenhouse banyak juga digunakan sebagai ruang koleksi
berbagai jenis tanaman bernilai tinggi. Di dalam greenhouse
pengunjung dapat melihat berbagai jenis tanaman yang

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 9
menarik, bahkan langka, sehingga dapat menjadi daya tarik.
Ada yang khusus mengkoleksi kaktus, anggrek atau berbagai
jenis tanaman dengan suasana dibuat seperti di alam bebas.
Di Indonesia greenhouse seperti ini banyak ditemukan di
berbagai kebun raya dan tempat agrowisata.

2.3.2 Jenis Greenhouse


Yang dimaksud dengan jenis greenhouse adalah
pembedaan ragam greenhouse berdasarkan material dominan
yang digunakan. Pembedaan ini akan membawa kita pada
perbedaan biaya pembangunan dan umur pakai greenhouse.
Semakin kuat dan awet material yang digunakan, akan semakin
besar biayanya tetapi umur greenhouse akan lebih lama.
Untuk negara kita, greenhouse yang biasa digunakan dapat
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu greenhouse bambu, greenhouse
kayu dan greenhouse besi.
1. Greenhouse bambu.
Greenhouse jenis ini umumnya dipakai sebagai greenhouse
produksi. Greenhouse ini secara umum adalah jenis
greenhouse yang paling murah biaya pembuatannya dan
banyak dipakai oleh kalangan petani kita sebagai sarana
produksi.

10 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
Gambar 1. Greenhouse Bambu

Namun kelemahan dari greenhouse ini adalah umurnya


yang relatif pendek dan bahan materialnya dapat menjadi media
timbulnya hama. Karena kekuatan struktur dan juga masalah
biaya, maka greenhouse bambu atapnya terbatas menggunakan
plastik UV.

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 11
2. Greenhouse kayu
Lebih baik dari greenhouse bambu adalah greenhouse
dengan material kayu, terutama jenis kayu yang tahan air,
seperti ulin dan bengkirai. Dibanding greenhouse bambu
umur pakai greenhouse kayu biasanya lebih panjang dan
kondisi sanitasi lingkungan lebih baik.

Gambar 2. Greenhouse Kayu

Beberapa jenis greenhouse kayu, bagian dinding bawah


dibuat dari pasangan bata yang diplester. Jenis greenhouse
ini bahan atapnya sudah lebih bervariasi bisa plastik,
polykarbonat, PVC ataupun kaca.

12 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
3. Greenhouse besi.
Dari segi umur pakai dan kualitas, maka yang terbaik adalah
greenhouse yang menggunakan struktur besi, terlebih besi
yang telah di treatment “hot dipped galvanist”. Struktur yang
baik akan mengurangi frekuensi perawatan; sehingga tidak
terjadi stagnan kegiatan., walaupun pada keadaan tertentu
perlu dilakukan sanitasi, tetapi sanitasi yang terjadwal

Gambar 3. Greenhouse Besi

Dengan struktur yang kuat, maka berbagai jenis tambahan


peralatan / optional dapat dipasangkan pada jenis
greenhouse besi, sehingga penggunaan greenhouse dapat
dilakukan secara optimal.

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 13
2.3.3 Tipe Greenhouse
Tipe greenhouse dibedakan berdasarkan bentuk bangunan
atau desainnya. Bentuk atau desain ini selain berpengaruh pada
kekuatan struktur juga sangat berpengaruh pada kondisi
mikroklimat di dalam greenhouse.
Secara umum desain greenhouse untuk daerah tropis
berbeda dengan desain di daerah empat musim maupun sub
tropis. Kecuali desain greenhouse yang memang dibuat khusus
seperti untuk penanaman planlet, induksi akar atau pembuatan
stek.
Desain greenhouse daerah tropis ditandai dengan
banyaknya bukaan ventilasi. Karena problem utama dari
greenhouse di wilayah tropis adalah suhu udara yang terlalu tinggi
akibat radiasi sinar infra merah. Sebaliknya pada daerah sub tropis
maupun daerah empat musim desain greenhouse lebih tertutup.
Bukaan yang minimal ini dibuituhkan karena pada saat musim
dingin udara hangat akibar radiasi infra merah dipertahankan
tidak keluar. Jadi desain sebuah greenhouse sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman. Bagaimana sebuah greenhouse dapat
memberikan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan
tanaman terletak pada desainnya.
Pada dasarnya greenhouse dapat dibagi ke dalam 3 type,
yaitu :
1. Tipe Tunnel
Tipe ini dari depan tampak seperti lorong setengah lingkaran.
Kelebihannya adalah memiliki struktur sangat kuat. Atapnya
yang berbentuk melengkung kebawah merupakan bentuk
yang sangat ideal dalam menghadapi terpaan angin.
Sementara struktur busur dengan kedua kaki terpendam
ketanah memegang bangunan lebih kuat.

14 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
Gambar 4. Greenhouse Tipe Tunnel

Kelemahan dari tipe ini adalah minimnya sistem ventilasi. Jika


digunakan pada daerah tropis dibutuhkan alat tambahan
berupa exhaust fan atau cooling system untuk mengalirkan
dan menurunkan suhu udara di dalam greenhouse.

2. Tipe Piggy back


Greenhouse tipe ini banyak digunakan di daerah tropis, dapat
dikatakan tipe ini adalah tropical greenhouse. Keunggulan
tipe ini pada ventilasi udara yang sangat baik. Banyak
memiliki struktur bukaan, sehingga memberikan lingkungan
mikroklimat yang kondusif bagi pertrumbuhan tanaman.

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 15
Gambar 5. Tipe Piggy Back
Selain memiliki keunggulan, banyaknya struktur bukaan juga
merupakan kelemahan dari tipe ini. Pada daerah dengan
tiupan angin yang kuat greenhouse tipe piggy back kurang
disarankan. Karena dengan banyaknya struktur terbuka
menyebabkan struktur rentan terhadap terpaan angin. Selain
itu dari segi biaya dengan penggunaan material atap sama,
greeen house tipe ini relatif lebih mahal dibanding tipe lain
karena penggunaan material struktur lebih banyak.

3. Tipe Campuran ( Single span dan Multispan )


Desain tipe ini boleh dikatakan adalah campuran antara tipe
tunnel dengan tipe piggy back. Dari desainnya terlihat
tampak, bahwa tipe ini seakan – akan paduan (hybrid) antara
tipe tunnel dengan tipe piggy back. Karena itu, maka tipe
greenhouse ini memeliki kelebihan dari tipe tunnel dan tipe

16 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
piggy back, yaitu strukturnya kuat tetapi tetap memiliki
ventilasi yang maksimal.

Gambar 6. Greenhouse Tipe Campuran

Kelebihan lain dari tipe ini adalah beberapa unit greenhouse


(Single Span) dapat disatukan menjadi satu blok greenhouse
besar (Multispan) dimana hal ini sulit dilakukan pada
greenhouse tipe tunnel.
Dibandingkan tipe piggy back, selain struktur lebih kuat biaya
pembuatan tipe campuran ini lebih hemat. Sehingga pada
bidang kegiatan yang membutuhkan greenhouse luas, maka
type multispan adalah tipe yang paling sesuai.

2.3.4 Bahan Penutup Greenhouse


Perlu diketahui pula bahwa sebagian besar tanaman yang
dibudidayakan pada greenhouse membutuhkan cahaya dengan
panjang gelombang sekitar 400 – 700 nanometer
(Photosynthetically Active Radiation). Hampir semua bahan

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 17
penutup greenhouse mampu menampung cahaya tersebut sesuai
dengan panjang gelombang yang diinginkan tanaman. Bahan
yang terbuat dari Polyethylene dan fiberglass cenderung
membuat cahaya menjadi tersebar, sementara bahan yang
terbuat dari acrylic dan polycarbonate lebih cenderung
meneruskan cahaya yang masuk secara langsung. Cahaya yang
sifatnya menyebar tersebut memberikan keuntungan tersendiri
bagi tanaman, dimana dia bisa mengurangi kelebihan cahaya
pada daun-daun tanaman bagian atas dan memantulkannya pada
daun-daun yang ada di bagian bawah sehingga penyebaran
cahaya menjadi lebih merata.
Sebenarnya bentuk-bentuk greenhouse tersebut
bermacam-macam mulai dari bentuk sederhana dengan bahan
yang paling murah sampai bentuk komplek yang dibentuk dari
bahan penutup yang mahal. Adapun bahan penutup atap dapat
menggunakan kaca maupun plastik. Bahan yang terbuat dari
plastik juga tidak kalah dengan kaca dimana mempunyai
kelebihan antara lain : tahan pecah, bentuknya bisa disesuaikan
dengan bermacam design, dan sangat mudah digunakan.
Beberapa tipe plastik yang biasa digunakan sebagai penutup
greenhouse antara lain:
1. Acrylic
Acrylic sangat tahan terhadap perubahan cuaca , tahan pecah
serta sangat transparan. Penyerapan sinar ultra violet yang
berasal dari matahari lebih tinggi dibandingkan dengan
bahan yang terbuat dari kaca. Penggunaan acrylic sebanyak
dua lapis mampu menghantarkan sekitar 83 % cahaya dan
mengurangi kehilangan panas sekitar 20-40% dibandingkan
penggunaan 1 lapis. Bahan ini tidak akan menguning
walaupun digunakan dalam waktu yang lama. Namun
kekurangan dari bahan acrylic adalah : mudah terbakar,sangat
mahal, dan sangat mudah tergores/tidak tahan gores.

18 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
Gambar 7. Greenhouse dengan Penutup Acrylic

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 19
2. Polycarbonate
Polycarbonate memiliki ciri-ciri : lebih tahan, lebih fleksibel,
lebih tipis, serta lebih murah dibandingkan acrylic.
Pe n g g u n a a n d u a l a p i s p o l y c a r b o n a t e m a m p u
menghantarkan cahaya sekitar 75-80 % dan mengurangi
kehilangan panas sekitar 40% dibandingkan satu lapis.
Namun bahan ini sangat mudah tergores, mudah memuai,
gampang menguning, dan akan membuat lapisan kurang
transparan dalam waktu satu tahun (meskipun kini hadir jenis
baru yang tidak cepat menguning).

Gambar 8. Greenhouse dengan Penutup Polycarbonate

20 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
3. Fiberglass Reinforced Polyester
Bahan ini memiliki sifat-sifat : lebih tahan lama,
penampilannya menarik, harganya terjangkau dibandingkan
kaca, serta FRP ini lebih tahan pengaruh perubahan cuaca.
Bahan plastik ini mudah sekali dibentuk menjadi bentuk
bergelombang maupun berupa lempengan. Meskipun
demikian kekurangannya adalah bahan ini mudah memuai.

Gambar 9. Greenhouse dengan Penutup Fiberglass


Reinforced Polyester

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 21
4. Polyethylene film
Bahan ini sangat murah dibandingkan dengan bahan lainnya
namun sifatnya hanya sementara (kurang tahan lama),
bentuknya kurang menarik, serta membutuhkan penanganan
maupun perawatan yang lebih intensif . Selain itu, bahan ini
juga mudah sekali rusak oleh sengatan cahaya matahari,
walaupun mampu bertahan minimal 1 – 2 tahun dengan
perawatan lebih intensif. Dikarenakan bahan ini berupa
lembaran lebar sehingga tidak membutuhkan kerangka yang
lebih banyak dan bisa menghantarkan cahaya paling besar.

Gambar 10. Greenhouse dengan Penutup Polyethylene film

22 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
5. Polyvinyl cholride film
Bahan ini mempunyai sifat penghantar emisi yang sangat
besar untuk cahaya dengan panjang gelombang yang besar,
dimana bahan ini mampu menciptakan temperatur udara
yang cukup tinggi pada malam hari dan bisa berfungsi
sebagai penghalang sinar ultra violet. Bahan ini lebih mahal
dibandingkan polyethylene film dan cenderung mudah kotor,
yang mana harus terus dilakukan pembersihan agar
didapatkan penghantaran cahaya yang lebih baik.
Untuk model atap ada yang berbentuk melengkung dan ada
yang berbentuk lancip. Tinggi dinding yang baik mencapai 6
sampai 9 meter, tergantung crop yang akan diproduksi atau
tergantung pada tujuannya. Bahan dinding beserta atapnya
dapat dari kaca maupun plastik yang tebal yang tidak mudah
sobek dan cara pemasanganya dimulai dari atapnya dulu,
kalau sudah selesai baru dinding. Pintu dari greenhouse harus
dibuat serapat mungkin sehingga tidak memberikan
kesempatan bagi udara luar untuk masuk kedalam
greenhouse. Setelah dinding dan atap terpasang kaca atau
plastik, kita dapat memasang sistem irigasi dengan
menggunakan pipa secara sistematis yang dapat kita
kendalikan, serta diberi bak pengontrol untuk mengontrol
masuk dan keluarnya air dari dalam dan keluar dari
greenhouse. Untuk bagian dalam greenhouse ada 2 jenis, yaitu
diplester dengan semen, ini hanya untuk greenhouse yang
penanamannya menggunakan media pot atau plastik
polybag atau percobaan hydroponik tetapi ada juga yang
dalamnya berupa tanah seperti yang ada dilahan
persawahan, hal ini bertujuan untuk budidaya sayuran, buah-
buahan dan bunga yang akan dibuat petakan atau bedengan.
Bahkan bedengan ini ada juga yang diberi mulsa sama seperti
tehnik budidaya tanaman pada umumnya. Tetapi dengan

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 23
greenhouse pengawasan terhadap tanaman baik
temperature, kelembaban, kebutuhan air, kebutuhan hara
bahkan pengendalian hama dan penyakitnya dapat dikontrol
dengan sebaik-baiknya.

Gambar 11. Greenhouse dengan Penutup Polyvinyl


cholride film

24 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
2.4 Pertanian Hidroganik
2.4.1 Pemahaman tentang Hidroganik
Hidroganik berasal dari kata “Hidro” dan “Organik” yang
didefinisikan sebagai sistem budidaya organik dengan
memadukan sistem hidro dan sistem organik . Sumber nutrisi
utama dari hidroganik ini diperoleh dari pupuk organik padat dan
air sebagai nutrisi tambahan.
Kelebihan Budidaya Hidroganik, antara lain:
1. Tidak perlu mengolah lahan
2. Tidak banyak gulma
3. Pengendalian hama lebih mudah
4. Tidak perlu penyemaian
5. Lebih hemat bibit
6. Perawatan mudah
7. Tidak perlu irigasi
8. Panen lebih mudah
9. Hasil panen lebih maksimal 1:4
10. Panen ikan
11. Tidak membutuhkan air banyak
12. Bisa dibuat disekitar rumah, di lahan kering, di atas
bangunan dan halaman mall
13. Panen yang dihasilkan lebih sehat karena tidak menggunak
pupuk kimia dan pestisida kimia
14. Dalam satu tahun bisa panen 4 kali

2.4.2 Proses Pembuatan Instalasi Hidroganik


Proses pembuatan instalasi Hidroganik digambarkan
sebagai berikut:

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 25
Gambar 12. Pembuatan Instalasi Hidroganik
Sumber: (Basiri, 2019)

Contoh instalasi Hidroganik digambarkan sebagai berikut:

Gambar 13. Instalasi Padi Hidroganik


Sumber: (Basiri, 2019)

26 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
Gambar 14. Pembuatan Netpot dengan Gelas Mineral
Sumber: (Basiri, 2019)

2.4.3 Pupuk Organik Majemuk


1. Bahan Baku Pupuk Organik Majemuk
Bahan baku pembuatan pupuk organik majemuk adalah:
Tabel 1. Bahan Baku Pupuk Organik
No. BAHAN JUMLAH

1 Kotoran Ayam 80 Kg

2 Kotoran Kambing 20 Kg

3 Urin Kelinci 10 Liter

4 Air Kelapa 5 Liter

5 Air cucian beras 5 Liter

6 Tetes 1 Liter
)
7 Dekomposer* 100 ml

*Jenis dekomposer harus mengandung 10 microba dan kandungan


cfu/ml 105Sumber: (Basiri, 2019)

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 27
Mikro Organisme pada pupuk organik Majemuk adalah :
1. Bacilus Megathirium
2. Lactocbacilus sp
3. Sterptomyces
4. Azetobakter sp
5. Azosprilium
6. Pseudomas Flourencens
7. Aspergillus Niger
8. Pinicillium sp
9. Trichoderma Coningi
10. Metharizium Nisopleae
11. Rhizobium

1. Bacilus Megathirium
? Genom bakteri gram positive berbentuk batang dan
anggota dari firmcutes.Spesies aerob abliyant (bergantung
pada oksigen) atau anaerobik fakultatif (memiliki
kemampuan untuk menjadi aerobik atau anaerobik)
? Menghasilkan senyawa yang menghambat bakteri yang
merugikan
? Menghasilkan protease untuk mengurangi limbah protein
dari sisa makanan dan kotoran (kompos)

2. Lactobacillus sp
? B a kte r i i n i d a pa t m e n g h a m ba t p e r t u m b u h a n
mikroorganisme yang merugikan tanaman
? Meningkatakan percepatan perombakan bahan organik
? Menghancurkan bahan organik seperti lonin dan selulosa
serta menfermentasi tanpa menimbulkan senyawa
beracun yang ditimbulkan dari pembusukan bahan
organik
? Bakteri ini dapat menekan pertumbuhan rusarium, yaitu

28 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
mikroorganisme merugikan yang menimbulkan penyakit
pada lahan / tanaman yang terus menerus ditanami.

3. Sterptomyces
? Penguraian bahan organik atau kompos
? Menghasilkan anti biotik As 1A yang mampu mencegah
pertumbuhan penyakit layu pada tanaman

4. Azetobacter sp
? Rhizobakter salah satu fungsi INOKULON bakteri yang
penting untuk menyediakan Nitrogen pada tanah dan
tanaman
? Mampu meningkatkan kesehatan tanaman akibat adanya
penggunaan bahan kimia dengan cara menguraikan
karbon / residu kimia

5. Azospirilium
? Bakteri yang hidup di daerah akar tanaman bakteri ini
berkembangbiak terutama pada perpanjangan akar dan
pangkal
? Sumber energi yang mereka sukai adalah asam organik
? Fungsi nya mampu menambah nitrogen atmosfer dan
memacu pertumbuhan tanaman

6. Psedomas Flourescens
? Sekelompok AIROB yang memanfaatkan oksigen sebagai
penerima elektron (bakteri ini juga bisa tumbuh AN AIROB
(tanah)
? Melindungi akar dari inveksi patogen tanah dengan cara
kolonisasi
? Mengeluarakan senyawa yang mampu merangsang
pertumbuhan dan perpanjangan pada akar

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 29
? Mampu melarutkan fostot yang terikat oleh kalium

7. Aspergillus Niger
? Mempercepat fermentasi
? Fungsi utama memproduksi enzim dan asam organik
(asam nitrat dan asam glukosa)
? Genus dari fungsi estrogikata yang sangat penting dalam
lingkungan alam serta produk makanan dan obat
? Beberapa anggota dari genus menghasilkan pinisillin ,
molekul yang digunakan sebagai anti biotik yang
membunuh / menghentikan bakteri jahat
? Dapat digunakan dalam pembuatan keju

8. Pinicillium sp
? Genus fungi dari ordo hypomycetes filum askomycota
penicillium sp memiliki ciri hifa bersepta dan membentuk
badan spora yang disebut konodium
? Genus jamur ascomycetous major ini menghasilkan sebuah
molekul yang digunakan sebagai antibiotik yang
membunuh atau menghentikan pertumbuhan beberapa
jenis bakteri didalam tubuh dan tanaman

9. Trichoderma coningi
? Sebangsa jamur yang memiliki enzim selulitik yang sangat
aktif
? Cendawan antagonis ini merupakan agon pengendali
hayati yang menpunyai banyak mekanisme dalam
menyerang dan merusak patogen makanan

10. Metharizium amsoplene


? Jamur yang tumbuh secara alami dalam tanah diseluruh
dunia dan menyebabkan penyakit diberbagai serangan
dengan bertindak sebagai parasitoid
30 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
? M anisoplea dan spesies terkait untuk untuk dapat
mengendalikan sejumlah hama seperti rayap , trip dll

11. Rhizobium
? Bakteri yang bersikap aerob merupakan penambah
nitrogen yang hidup dalam tanah dan berasosiasi simbiotik
dengan sel akar logume , legumenuseae / disebut juga
farebeae , merupakan tanaman berbunga yang di koros
dengan keluaraga larang – larangan

2. Cara pembuatan pupuk organik majemuk


? Campurkan bahan organik padat menjadi satu
? Campurkan bahan organik cair kedalam satu wadah
? Siramkan ke media padat
? Diamkan minimal 5 hari jika pupuk tidak berbau maka bisa
digunakan

Gambar 15. Proses Pembuatan Pupuk Organik Majemuk


Sumber: (Basiri, 2019)

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 31
Gambar 16. Pembuatan Media Tanam Hidroganik
Sumber: (Basiri, 2019)

2.5 Pembangkit Listrik Tenaga Surya


2.5.1 Panel Surya (Fotovoltaik)
Fotovoltaik (biasanya disebut juga sel surya) adalah piranti
semikonduktor yang dapat merubah cahaya secara langsung
menjadi menjadi arus listrik searah (DC) dengan menggunakan
kristal silicon (Si) yang tipis. Sebuah kristal silindris Si diperoleh
dengan cara memanaskan Si itu dengan tekanan yang diatur
sehingga Si itu berubah menjadi penghantar. Bila kristal silindris
itu dipotong stebal 0,3 mm, akan terbentuklah sel-sel silikon yang
tipis atau yang disebut juga dengan sel surya (fotovoltaik). Sel-sel
silikon itu dipasang dengan posisi sejajar/seri dalam sebuah panel
yang terbuat dari alumunium atau baja anti karat dan dilindungi
oleh kaca atau plastik. Kemudian pada tiap-tiap sambungan sel itu
diberi sambungan listrik. Bila sel-sel itu terkena sinar matahari
maka pada sambungan itu akan mengalir arus listrik. Besarnya
arus/tenaga listrik itu tergantung pada jumlah energi cahaya yang

32 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
mencapai silikon itu dan luas permukaan sel itu. Pada dasarnya
sel surya fotovoltaik merupakan suatu dioda semikonduktor yang
bekerja dalam proses tak seimbang dan berdasarkan efek
fotovoltaik. Dalam proses itu sel surya menghasilkan tegangan
0,5-1 volt tergantung intensitas cahaya dan jenis zat
semikonduktor yang dipakai. Sementara itu intensitas energi yang
terkandung dalam sinar matahari yang sampai ke permukaan
bumi besarnya sekitar 1000 Watt. Tapi karena daya guna konversi
energi radiasi menja-di energi listrik berdasarkan efek fotovol-taik
baru mencapai 25%, maka produksi listrik maksimal yang
dihasilkan sel surya baru mencapai 250 Watt per m2 (Suryani et al.,
2018). Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul
yang merupakan unit rakitan beberapa sel surya fotovoltaik.
Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel fotovoltaik yang
dihubungkan secara seri dan paralel. Teknologi ini cukup canggih
dan keuntungannya adalah harganya murah, bersih, mudah
dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat. Sedangkan
kendala utama yang dihadapi dalam pengembangan energi surya
fotovoltaik adalah investasi awal yang besar dan harga per kWh
listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena memerlukan
subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter
sesuai dengan kebutuhannya
Bentuk moduler dari panel surya memberikan kemudahan
pemenuhan kebutuhan pemenuhan listrik untuk berbagai skala
kebutuhan. komponen utama panel surya adalah modul yang
merupakan unit rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk
membuat modul fotovoltaik secara pabrikasi bisa menggunakan
teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal dapat
dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk
membuat sel fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi. Modul
fotovoltaik tersusun dari beberapasel fotovoltaik yang
dihubungkan secara seri dan paralel.

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 33
Gambar 17. Panel Surya

Gambar 18. Struktur Sel Surya

2.5.2 Controller Regulator


Controller regulator adalah alat elektronik pada system
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Fotovoltaik (PLTSF). Berfungsi
mengatur lalu lintas listrik dari modul surya ke battery
(apabila battery sdh penuh maka listrik dari modul surya tidak
akan dimasukkan ke battery dan sebaliknya), dan dari
battery/accu ke beban (apabila listrik dalam battery/accu tinggal
20-30%, maka listrik ke beban otomatis dimatikan.
Controller regulator (Pengontrol muatan) atau pengatur
muatan pada dasarnya adalah pengatur tegangan dan / atau arus,

34 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
untuk menjaga baterai dari pengisian yang berlebihan. Ini
mengatur tegangan dan arus yang datang dari panel surya dan
pergi ke baterai. Sebagian besar panel “12 volt” menghasilkan
sekitar 16 hingga 20 volt, jadi jika tidak ada regulasi, baterai akan
rusak karena pengisian berlebih (Dunlop, 1997).
Pertanyaan yang jelas kemudian muncul - "mengapa panel
tidak hanya dibuat untuk mengeluarkan 12 volt?" Alasannya
adalah jika Anda melakukan itu, panel akan memberikan daya
hanya ketika dingin, dalam kondisi sempurna dan sinar matahari
penuh. Ini bukan sesuatu yang dapat Anda andalkan di sebagian
besar tempat. Panel perlu memberikan tegangan ekstra sehingga
ketika sinar matahari rendah di langit, atau Anda memiliki kabut
tebal, tutupan awan, atau suhu tinggi, Anda masih mendapatkan
beberapa output dari panel, sehingga panel harus mengeluarkan
setidaknya 12,7 volt dalam kondisi kasus terburuk.(Osaretin &
Edeko, 2015).
Fungsi utama dari pengontrol pengisian daya adalah untuk
menjaga baterai pada kondisi pengisian daya setinggi mungkin.
Pengontrol pengisian daya melindungi baterai dari pengisian
berlebih dan memutus beban untuk mencegah pelepasan muatan
yang dalam. Idealnya, charge controller langsung mengendalikan
keadaan baterai. Pengontrol memeriksa status pengisian baterai
antara pulsa dan menyesuaikan sendiri setiap kali. Teknik ini
memungkinkan arus secara efektif “meruncing” dan hasilnya
setara dengan pengisian “tegangan konstan”. Tanpa kontrol
pengisian, arus dari modul PV akan mengalir ke baterai yang
sebanding dengan radiasi, apakah baterai perlu diisi atau tidak.
Jika baterai terisi penuh, pengisian yang tidak diatur akan
menyebabkan tegangan baterai mencapai

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 35
Gambar 19. Solar Charger Controller

2.5.3 Baterry
Berfungsi menyimpan arus listrik yang dihasilkan oleh
Panel Surya (Solar Panel) sebelum dimanfaatkan untuk
menggerakkan beban. Beban dapat berupa lampu penerangan
atau peralatan elektronik dan peralatan lainnya yang
membutuhkan listrik. Fungsi penyimpanan Baterai dalam sistem
PV, antara lain (Manimekalai, 2013): a) Penyimpanan energi dan
otonomi. Untuk menyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh
array PV dan ke memasok energi ke beban listrik saat dan ketika
dibutuhkan (selama waktu malam dan hari-hari non sinar
matahari di musim dingin). b) Stabilisasi tegangan. Untuk
memasok daya ke beban listrik pada tegangan yang stabil
menekan fluktuasi tegangan dalam sistem PV dan melindungi
peralatan dari kerusakan. c) Arus pasokan gelombang. Untuk
memasok arus awal yang tinggi ke beban listrik seperti motor atau
beban induktif lainnya. Kinerja PV sistem dengan penyimpanan

36 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
baterai tergantung pada desain baterai dan parameter operasi
sistem. Jika baterai tidak dirancang untuk kondisi operasi, maka
sistem PV lalu akan gagal bekerja sebelum waktunya.

Gambar 19. VRLA Battery

2.5.4 Inverter AC
Berfungsi merubah arus DC dari battrey menjadi arus AC, arus
yang di hasilkan oleh INVERTER sangatlah setabil, sehingga sudah
tidak memerlukan alat setabilizer lagi, serta aman dan berproteksi
tinggi.
Inverter daya DC ke AC, bertujuan untuk mentransformasikan
daya DC secara efisien sumber ke sumber AC, mirip dengan daya
yang akan tersedia di stopkontak listrik. Inverter digunakan untuk
banyak aplikasi, seperti dalam situasi di mana sumber DC
tegangan rendah seperti baterai, panel surya atau sel bahan bakar
harus dikonversi sehingga perangkat dapat kehabisan daya AC.
Salah satu contoh situasi seperti itu akan mengubah daya listrik
dari aki mobil menjadi: laptop, TV atau handphone.
Metode di mana daya DC tegangan dikonversi menjadi AC
diselesaikan dalam dua langkah: Pertama, konversi daya DC

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 37
tegangan rendah ke sumber DC tegangan tinggi, dan langkah
kedua, konversi sumber DC tinggi ke bentuk gelombang AC
menggunakan modulasi pulsa lebar. Lain metode untuk
menyelesaikan hasil yang diinginkan akan terlebih dahulu
mengkonversi daya DC tegangan rendah ke AC, dan kemudian
gunakan transformator untuk meningkatkan tegangan hingga
120 volt.
Dari berbagai inverter DC/AC yang ada di pasaran saat ini,
pada dasarnya ada dua bentuk AC yang berbeda output yang
dihasilkan: gelombang sinus yang dimodifikasi, dan gelombang
sinus murni
? Gelombang sinus yang dimodifikasi dapat dilihat sebagai lebih
banyak dari gelombang persegi dari gelombang sinus;
melewati tegangan DC tinggi untuk jumlah waktu tertentu
sehingga daya rata-rata dan tegangan rms sama seperti jika itu
adalah gelombang sinus. Jenis inverter ini banyak lebih murah
daripada inverter gelombang sinus murni dan karenanya
merupakan alternatif yang menarik.
? Inverter gelombang sinus murni, di sisi lain, menghasilkan
output gelombang sinus yang identik dengan daya keluar dari
outlet listrik. Perangkat ini mampu menjalankan perangkat
yang lebih sensitif yang dimodifikasi gelombang sinus dapat
menyebabkan kerusakan seperti: printer laser, komputer
laptop, peralatan listrik, jam digital dan peralatan medis.
Bentuk daya AC ini juga mengurangi suara yang terdengar di
perangkat seperti fluorescent lampu dan menjalankan beban
induktif, seperti motor, lebih cepat dan lebih tenang karena
distorsi harmonik yang rendah.

38 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
Gambar 20. Inverter DC ke AC

2.5.5 Bracket
Bracket atau kerangka penyangga sistem panel surya harus
dirancang dengan tepat, jika kerangka dipasang dengan benar
maka akan mendukung kebutuhan energi surya secara optimal
dan melindunginya dari kegagalan akibat angin dan potensi
bahaya cuaca lainnya. Sistem pemasangan juga memungkinkan
untuk mengatur orientasi panel surya terhadap posisi matahari
untuk memaksimalkan kinerja energinya.
Bracket biasanya terbuat dari baja atau aluminium,
kebanyakan sistem pemasangannya dirancang untuk berbagai
aplikasi, dan dapat menahan berbagai beban termasuk
kemiringan bingkai, dipasang di atap yang datar atau dipasang di
tanah. Bracket dapat disesuaikan untuk memenuhi ukuran dan
spesifikasi instalasi PV, seperti serta gaya atap atau instalasi.
Sistem pemasangan yang baik harus mudah dipasang, terbuat
dari bahan yang berkualitas, bebas karat dengan perlindungan
korosi yang cukup (seperti cat, galvanis) - dan harus secara efektif
melindungi system kabel.
Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 39
Gambar 21. Bracket Penyangga Panel Surya

40 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
2.5.6 Prinsip Kerja PLTSF
Dalam cahaya matahari terkandung energi dalam bentuk
foton. Ketika foton ini mengenai permukaan sel surya, elektron-
elektronnya akan tereksitasi dan menimbulkan aliran listrik.
Prinsip ini dikenal sebagai prinsip photoelectric. Sel surya dapat
tereksitasi karena terbuat dari material semikonduktor; yang
mengandung unsur silikon. Silikon ini terdiri atas dua jenis lapisan
sensitif: lapisan negatif (tipe-n)3 dan lapisan positif (tipe-p). Sel
surya ini mudah pecah dan berkarat jika terkena air. Karena itu sel
ini dibuat dalam bentuk panel-panel ukuran tertentu yang dilapisi
plastic atau kaca bening yang kedap air. Panel ini dikenal sebagai
panel surya. Ada beberapa jenis panel surya yang dijual di
pasaran. Jenis pertama, yang terbaik saat ini, adalah jenis
monokristalin. Panel ini memiliki efisiensi5 12-14%. Jenis kedua
adalah jenis polikristalin atau multikristalin, yang terbuat dari
kristal silikon dengan efisiensi 10-12%. Jenis ketiga adalah silikon
jenis amorphous, yang berbentuk film tipis. Efisiensinya sekitar 4-
6%. Panel surya jenis ini banyak dipakai di mainan anak-anak, jam
dan kalkulator. Yang terakhir adalah panel surya yang terbuat dari
GaAs (Gallium Arsenide) yang lebih efisien pada temperatur
tinggi.
Listrik yang dihasilkan oleh panel surya dapat langsung
digunakan atau disimpan lebih dahulu ke dalam baterai. Arus
listrik yang dihasilkan adalah listrik dengan arus searah (DC).
Rangkaian panel-panel surya dapat didesain secara seri atau
paralel, untuk memperoleh output tegangan dan arus yang
diinginkan. Untuk memperoleh arus bolak balik (AC) diperlukan
alat tambahan yang disebut inverter. Kemudian arus yang
diperoleh dari inverter dapat menyuplai beban AC.

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 41
Gambar 22. Rangkaian PLTS

42 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
BAB III
DESAIN

3.1 Desain Skematik Sistem Greenhouse Hidroganik


Desain Skematik Greenhouse Pertanian Sayur Hidroganik
dengan Energi Surya dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 23. Desain Skematik Greenhouse Pertanian Sayur


Hidroganik dengan Energi Surya

Pada desain skematik diperlihatkan sistem pengairan


sebagai berikut: pengambilan air bersih menggunakan pompa air
dalam (submersible) kemudian disalurkan ke tangki air, dari tangka
air disalurkan ke kolam ikan hidroganik. Dari kolam hidroganik air
dipompakan ke pipa-pipa paralon tempat menumbukan sayur
menggunakan pipa sirkulasi hidroganik. Sedangkan sumber
tenaga listrik untuk kedua jenis pompa diambil dari inventer pada
system pembangkit listrik tenaga surya.

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 43
Detail Sistem Hidroganik dapat digambarkan sebagai berikut:

Talang
Tanaman sayur
Pipa paralon media tanam
Gelas plastik berisi tanah humus
media tanam sayur
Pipa dari pompa menuju paralon
media tanam
Pipa air meuju kolam
Kolam ikan
Air
Ikan

Pompa sirkulasi air

Gambar 24. Sistem Hidroganik Sayur

3.2 Desain Greenhouse


Desain bentuk bangunan Greenhouse Pertanian Sayur
Hidroganik dengan Energi Surya menggunakan bentuk tunnel
yang memudahkan masyarakat untuk membangunnya.
Sedangkan struktur bangunan menggunakan bahan bambu,
mengingat di kawasan pedesaan terdapat banyak tanaman
bambu untuk konstruksi bangunan.
Pertanian sayur hidroganik ditempatkan dalam greenhouse
yang struktur bangunannya menggunakan bambu. Bentuk
bangunan menggunakan bentuk tunnel yang memudahkan
masyarakat untuk membangunnya. Sedangkan struktur
bangunan menggunakan bahan bambu, Gambar berikut
memperlihatkan desain greenhouse berbentuk tunnel
menggunakan struktur bambu dengan energi mandiri fotovoltaik.

44 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
UNIT 1
UNIT 2

DENAH

Gambar 25. Denah Greenhouse

RENCANA ATAP
Gambar 26. Rencana Atap Greenhouse

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 45
TAMPAK DEPAN

Gambar 27. Tampak Depan Greenhouse

46 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
Gambar 28. Desain Ekstrior Greenhouse Bambu Untuk
Pertanian Hidroganik Energi Surya

Gambar 29. Desain Interior Greenhouse Bambu Untuk


Pertanian Hidroganik Energi Surya

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 47
3.3 Desain Bracket Energi Surya

Panel surya

Dudukan panel surya


Pipa baja

Pipa baja

Bagian-bagian bracket dan panel surya

Panel surya

Pipa baja

Controller, Battery
dan Inverter

Isometri energy surya fotovoltaik

Gambar 30. Desain Sumber Listrik Tenaga Surya

48 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
BAB IV
APLIKASI BANGUNAN GREENHOUSE BAMBU UNTUK
TANAMAN SAYUR HIDROGANIK DENGAN LISTRIK TENAGA
SURYA

4.1 Pembangunan
4.1.1 Pembuatan Greenhouse
Pembangunan greenhouse dengan struktur bambu
dilaksanakan secara gotong royong oleh masyarakat dusun
Grangsil dibantu mahasiswa Unmer Malang yang sedang
melakukan Kuliah Kerja Nyata pada tahun 2019. Dibutuhkan
waktu 15 hari untuk menyelesaikan pembangunan greenhouse
dengan struktur bambu. Bahan bambu yang digunakan adalah
jenis bambu petung dan bambu ori yang mudah didapatkan di
sekitar Dusun Grangsil

Gambar 31. Penyiapan Bahan Bambu

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 49
Gambar 32. Pembuatan Greenhouse (15 hari)

50 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
4.1.2 Instalasi Hidroganik
Pemasangan instalasi hidroganik dengan bahan-bahan:
rangka aluminium, pipa paralon, asbes gelombang, terpal;
pelaksanaan dilakukan oleh masyarakat Jambangan dan
mahasiswa KKN Unmer Malang dengan arahan oleh Tim
Pengabdian Unmer Malang dan tenaga ahli hidroganik dari
“Bengkel Mimpi. Pemasangan instalasi ini memerlukan waktu 6
hari.

Gambar 33. Instalasi Hidroganik (6 hari)

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 51
4.1.3 Instalasi PLTS
Pemasangan instalasi PLTS antara lain: solar panel, bracket,
solar controller, battery, inverter, dan jaringan kabel menuju
pompa air dan lampu penerangan dilakukan oleh Tim Pengabdian
Unmer Malang dibantu oleh masyarakat Dusun Grangsil.
Pemasangan dilaksanakan dalam waktu 2 hari.

Gambar 34.Pemasangan Solar Panel(6 Jam)

52 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
4.2 Sosialisasi dan Koordinasi
4.2.1 Koordinasi
Diskusi berupa dan koordinasi dilakukan di lapangan tempat
penanaman hidroganik dan di rumah Kepala Dusun Grangsil.

Gambar 35. Sosialisasi Pertanian Hidroganik

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 53
Gambar 36. Koordinasi Tim Pengelola Hidroganik

4.2.2 Workshop Pertanian Hidroganik


Workshop pertanian hidroganik meliputi: pemahaman
tentang pertanian hidrogani, cara membuat media hidroganik,
cara menanam dan memelihara tanaman hidroganik dilaksanakan
di “Bengkel Mimpi” Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran,
Kabupaten Malang.

54 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
Gambar 37. Workshop Pertanian Hidroganik

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 55
BAB V
PENGUJIAN

5.1 Uji Perbedaan Temperatur


Hasil pengujian perbedaan temperatur antara diluar dan di
dalam greenhouse ditunjukkan pada gambar berikut:

Gambar 38. Grafik Perbedaan Temperatur Luar dan


Dalam Greenhouse

Terdapat perbedaan temperatur antara bagian luar dan


dalam greenhouse, perbedaan tertinggi sebesar 7 derajad selsius
pada jam 12.51 wib.

56 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
5.2 Pengujian Energi Surya Fotovoltaik
Hasil pengujian terhadap 2 panel surya masing-masing
2500 wp adalah sebagai berikut:

Gambar 39. Grafik Kekuatan Cahaya Voltase Panel Surya

Terdapat korelasi atara kekuatan cahaya (lux) dengan voltase


yang dihasilkan oleh panel surya. Pada cuaca cerah, 2 buah panel
surya 500 WP dapat menghasilkan maksimum 40,8 volt, rata-rata
35,9 Volt, sedangkan ketika cuaca mendung arus menurun hingga
26,2 Volt. Energi listrik yang tersimpan di dalam 2 buah baterai
(masing-masing 100 AH 12 volt menghasilkan listrik AC dengan
tegangan konstan sebesar 22,2 Volt. sudah dapat digunakan
untuk menggerakkan pompa air dalam (submersible) dengan
daya 700 watt dan pompa air sirkulasi hidroganik masing-masing
38 Watt tegangan 220 Volt serta lampu penerangan baik di dalam
greenhouse maupun di lingkungan sekitarnya.
Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 57
BAB VI
KESIMPULAN

6.1 Kesimpulan
a. Prototipe Greenhouse dengan bentuk tunnel dan bahan
struktur bambu merupakan satu pilihan bentuk bangunan
yang indah, kokoh, dan nyaman digunakan untuk
pertanian hidroganik. Pertanian hidroganik merupakan
salah satu contoh upaya dalam mensukseskan program
peningkatan ketahanan pangan dengan memanfaatkan
lahan pertanian yang semakin sempit,
b. Pertanian hidroganik dengan energi mandiri tenaga surya
merupakan contoh sistem pertanian yang sangat efisien
dan penggunaan energi mandiri. Teknologi ini sangat
sesuai untuk kebutuhan pertanian modern. Kebutuhan
energi listrik untuk pompa air dan lampu penerangan dapat
dipenuhi oleh 500 WP panel surya fotovoltaik, pada cuaca
cerah menghasilkan arus listrik tegangan rata-rata 35,9
Volt, sehingga tidak memerlukan genset atau listrik PLN.
Bangunan greenhouse hidroganik energi mandiri ini dapat
menjadi prototip secara luas sebagai bangunan
greenhouse yang cepat bangun dengan energi mandiri.

6.2 Rekomendasi
a. Prototipe Greenhouse Pertanian Hidroganik energi listrik
mandiri tenaga surya dapat didupikasi dalam skala yang
lebih luas.
b. Penelitian lanjutan dapat dilakukan pada sistem
otomatisasi/sensor di beberapa bagian untuk
memudahkan operasional hidroganik, antara lain untuk
pengaturan waktu pemberian pakan ikan dan sirkulasi air.
c. Penelitian lanjutan juga dapat dilakukan pada

58 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
pemanfaatan bambu sebagai pengganti pipa paralon
untuk pertanian hidroganik

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 59
DAFTAR PUSTAKA

Basiri. (2019). Edukasi Pertanian Hidroganik Padi.


Budiyanto, H., Haris, M., Setiawan, A. B., Sonalitha, E., & Iqbal, M.
(2019). Teknologi greenhouse hidroganik dengan tenaga
listrik. Seminar Nasional Infrastruktur Berkelanjutan Era
R e v o l u s i I n d u s t r i 4 . 0 , 2 , 6 .
https://ejournal.itn.ac.id/index.php/semsina/article/view/22
20
Dunlop, J. P. (1997). Batteries and Charge Control in Stand-Alone
Photovoltaic Systems Batteries and Charge Control in Stand-
Alone Photovoltaic Systems Fundamentals and Application.
http://www.fsec.ucf.edu/en/publications/pdf/FSEC-CR-
1292-01.pdf
Lee-Smith, D., Mougeot, L., Levenston, M., Mann, P., Brown, K., &
Kaufman, J. (2010). On the past and the future of the urban
agriculture movement: Reflections in tribute to Jac Smit.
Journal of Agriculture, Food Systems, and Community
D e v e l o p m e n t , 1 ( 2 ) , 1 7 – 3 9 .
https://doi.org/10.5304/jafscd.2010.012.009
Manimekalai, P. (2013). An Overview of Batteries for Photovoltaic (
PV ) Systems. International Journal of Computer Applications
( 0 9 7 5 – 8 8 8 7 ) , 8 2 ( 1 2 ) , 2 8 – 3 2 .
http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download?doi=10.1.1.
401.7780&rep=rep1&type=pdf
Nasr, J. (1997). Urban agriculture: food, jobs and sustainable cities.
In Urban Agriculture (2001st ed., Vol. 34, Issue 11, pp. 34-
6355-34–6355). The Urban Agriculture Network, Inc.
https://doi.org/10.5860/choice.34-6355

60 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
Osaretin, C. A., & Edeko, F. (2015). Design and implementation of a
solar charge controller with. Journal of electrical and
electronic engineering, 12(2), 40–50.
https://www.researchgate.net/publication/303683238_Des
ign_And_Implementation_Of_A_Solar_Charge_Controller_
With_Variable_Output
Pratiwi, Y. I., Ali, M., Setiawan, M. I., Budiyanto, H., & Sucahyo, B. S.
(2017). Urban Agriculture Technology to Support Urban
Tourism. ADRI International Journal Of Agriculture, 1(1),
5 7 – 6 0 . h t t p : / / e j o u r n a l . p -
adri.org/index.php/ijag/article/view/142
Sudarmo, A. P. (2018). Pemanfaatan pertanian secara hidroponik
untuk mengatasi keterbatasan lahan pertanian di Daerah
Perkotaan. In A. Lilik Aslichati, Tutisiana, Adi Suryanto (Ed.),
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakt
Universitas Terbuka (pp. 1–8). Universitas Terbuka.
Suharyanto, H. (2011). Ketahanan Pangan Heri Suharyanto *
Abstrak. Sosial Humaniora, 4(2), 186–194.
http://iptek.its.ac.id/index.php/jsh/article/view/633/355
Suryani, A., Fadhillah, A. P., Saichu, & Mubarok, H. (2018). Instalasi
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Dos & Don ’ ts (B.
Ramadhani (ed.); 1st ed.). Deutsche Gesellschaft für
Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH.
http://ebtke.esdm.go.id/post/2018/08/31/2007/buku.pan
duan.instalasi.pembangkit.listrk.tenaga.surya
Udin, A. (2017). BBPP Ketindan Kembangkan Sayuran Organik
Dengan Hidroganik. BBPP Ketindan, 1.
http://www.swadayaonline.com/ar tikel/377/BBPP-
Ketindan-Kembangkan-Sayuran-Organik-Dengan-
Hidroganik/

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 61
Buku ini menyajikan berbagai teori tentang pertanian
organik, bangunan greenhouse, sayur hidroganik dan aplikasinya
dalam bentuk bangunan greenhouse untuk tanaman sayur
dengan sistem hidroganik menggunakan energi surya fotovoltaik.
Desain, pembuatan dan pemasangan greenhouse ini telah
diaplikasikan di Kampung Bunga Grangsil Desa Jambangan
Kabupaten Malang yang dilakukan oleh para penulis melalui
Program Produk Teknologi yang Di Desiminasikan Ke Masyarakat
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun
Anggaran 2019 berjudul “Inovasi Teknologi Hidroganik Dengan
Tenaga Listrik Mandiri Fotovoltaik”. Pengabdian ini didanai oleh
Kementerian Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Teknologi
Nasional. Diharapkan buku ini dapat menjadi inspirasi dan
referensi bagi akademisi dan praktisi dalam program ketahanan
pangan di Indonesia.

Penulis
Ir. Hery Budiyanto, MSA., PhD. Adalah dosen Prodi
Arsitektur Universitas Merdeka Malang. Pendidikan
S1 dan S2 Arsitektur ditempuh di Institut Teknologi
Bandung dan Pendidikan S3 Urban & Regional
Planning ditempuh di Universiti Teknologi Malaysia.
Penelitian tentang Bangunan Greenhouse Sayur
Hidroganik dengan Energi Surya dilakukan pada tahun 2019.

Munanto Haris, SST.,MP. adalah Widyaiswara di Balai


Besar Pelatihan Pertanian Ketindan, Malang, D4 lulusan
Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian dan S2 Ilmu
Pertanian Universitas Brawijaya. Pernah bertugas di Balai
Informasi Penyuluhan (BIP) Provinsi Jambi, dan di Balai
Besar Pelatihan Binuang, Kalimantan Selatan. Tugas
tambahan lain sebagai Asesor Kompetensi Penyuluhan
Pertanian sejak tahun 2012 dan Pengurus Inti Perhimpunan Penyuluh
Pertanian (PERHIPTANI) Wilayah Jawa Timur sejak tahun 2015. Ahli di
bidang Penyuluhan Pertanian dan Pemberdayaan Masyarakat Pertanian

62 Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya
Aries Boedi Setiawan, ST., MM adalah dosen Teknik
Elektro Universitas Merdeka Malang. S1 Teknik Elektro
Universitas Brawijaya dan S2 Magister Manajemen
Universitas Merdeka Malang. Berbagai penelitian
telah dilakukan dalam bidang Energi Surya
Fotovoltaik.

Muhammad Iqbal Nur Budiyantoputra, S.Ars. Adalah


lulusan S1 Arsitektur di Universitas Merdeka Malang.
Saat ini sedang menempuh studi S2 Prodi Arsitektur
dan sedang melakukan penelitian Tesis Desain
berjudul “Rumah Sakit Darurat Bencana dengan
Struktur Tiup”

Greenhouse Bambu Untuk Tanaman Sayur Hidroganik Dengan Listrik Tenaga Surya 63

Anda mungkin juga menyukai