Anda di halaman 1dari 29

PENANAMAN RUMPUT GAJAH ODOT SEBAGAI PAKAN

TERNAK DI LABORATORIUM TERPADU UNITRI

LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Oleh:

MOCHAMMAD GUFRON
2018410099

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Penanaman Rumput Gajah Odot Sebagai Pakan Ternak Di


Laboratorium Terpadu Unitri

Disetujui :
Pada Tanggal : Juni 2022

Ketua Program Studi, Dosen Pembimbing

Farida Kusuma Astuti S.Pt., MP Mohamad Nurul, S.Pt.,M.Si.,M.Pt


NIDN.0703079003 NIDN.0702088603

Dekan, Pimpinan Instansi

Dr. Ir Amir Hamzah, MP


NIDN.0027056718

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
karunianya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini
sebagai pertanggungjawaban dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan
selama kegiatan berlangsung di LaB Terpadu Universitas Tribuhuwana Tunggadewi
Malang. Laporan ini berjudul “ Penanaman Rumput Gajah Odot Sebagai Pakan
Ternak Di Laboratorium Terpadu Unitri’’.
Laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat diselesaikan atas bantuan dan kerjasama
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. Amir Hamzah, MP, selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang.
2. Farida Kusuma Astuti S.Pt.,MP selaku Kepala Program Studi Peternakan
3. Mohamad Nurul S.Pt., M.Si.,M.Pt selaku dosen pembimbing Praktek Kerja
Lapangan yang telah memberikan masukan, arahan dan bimbingan.
4. Pengelola Lab Terpadu UNITRI yang telah bersedia menerima dan memberi arahan
dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan
5. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan dan dorongan serta
doa.
6. Rekan-rekan seperjuangan yang selalu memberikan motivasi dan dukungan baik
secara moral maupun material.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini, sehingga
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh kami.

Malang, Juni 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... ii


KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vii
I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 2
1.2 Tujuan ...................................................................................................... 2
1.3 Manfaat .................................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3
2.1 Rumput Gajah Odot ................................................................................. 3
2.2 Lahan ...................................................................................................... 4
2.3 Pemupukan ............................................................................................. 5
2.4 Jarak Tanam ............................................................................................. 6
III. METODE PELAKSANAAN .............................................................. 8
3.1 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan ............................................................. 8
3.2 Metode Pelaksanaan ................................................................................ 8
3.2.1 Wawancara ................................................................................. 8
3.2.2 Observasi .................................................................................... 8
3.2.3 Praktek Lapangan ....................................................................... 8
3.3 Analisis Data ........................................................................................... 9
3.4 Matrik Kegiatan ....................................................................................... 9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 10
4.1 Keadaan Umum Dan Lokasi Praktek Kerja Lapangan ............................ 10
4.2 Pelaksanaan Penanaman Rumput Gajah Odot......................................... 10
4.3 Alat Dan Bahan Yang Digunakan Dalam Penanaman Rumput Gajah .... 11
4.3.1 Sabit ................................................................................................ 11
4.3.2 Cangkul .......................................................................................... 11
4.3.3 SekopTanah .................................................................................... 11
4.3.4 Gembor Atau Penyiram Tanaman .................................................. 12
4.3.5 Pupuk Kandang .............................................................................. 12
4.3.6 Stek/Bibit Tanaman Rumput Odot ................................................. 12
4.4 Tahapan-tahapan Budidaya Rumput Gajah Odot .................................... 13

iv
4.4.1 Persiapan Lahan ............................................................................. 13
4.4.2 Persiapan Bibit................................................................................ 13
4.4.3 Penanaman ...................................................................................... 13
4.4.4 Pemupukan/Perawatan.................................................................... 14
4.4.5 Pemanenan ...................................................................................... 15
V. PENUTUP .............................................................................................. 16
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 16
5.2 Saran ........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 17
LAMPIRAN ................................................................................................. 19

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Matriks Kegiatan ............................................................................ 7

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rumput Gajah Odot ..................................................................... 3


Gambar 2. Lahan ........................................................................................... 4
Gambar 3. Pupuk Kandang............................................................................ 5
Gambar 4. Peta Lokasi Lab Terpadu UNITRI .............................................. 8

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di Indonesia khususnya dalam dunia peternakan penganekaragaman pemberian
hijauan pakan ternak ruminansia sangat penting untuk dilakukan. Dalam dunia
peternakan pemberian pakan adalah salah satu faktor yang sangat menentukan
keberhasilan dalam menjalani suatu usaha ternak, terkhususnya ternak ruminansia. Salah
satu pakan ternak yang menjadi sumber makanan yang memiliki keunggulan dan
kandungan gizi yang tinggi bagi ternak adalah hijauan makanan ternak. Hijauan Makanan
Ternak (HMT) adalah sumber makanan utama yang sangat dibutuhkan bagi ternak
ruminasia agar dapat bertahan hidup, berkembang biak dan bereproduksi. Semakin
banyak jumlah populasi ternak maka semakin meningkat akan kebutuhan hijauan pakan
ternak, oleh karena itu ketersedian pakan khususnya pakan hijaun harus diperhatikan dari
segi kualitas, kuantitas dan maupun kontinuitasnya. Menurut Hidayanto dkk., (2019),
menyebutkan hijauan pakan ternak atau yang biasa disebut HMT merupakan bahan pakan
yang sangat penting bagi ternak terutama ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, domba
dan kambing.
Dewasa ini sumber utama pakan hijaun ternak bersumber dari rumput dan
leguminosa. Salah satu jenis rumput yang sering diberikan kepada ternak ruminansia
adalah rumput gajah odot. Rumput gajah odot adalah jenis rumput unggul yang
mempunyai produktivitas dan kandungan zat gizi yang cukup tinggi serta memiliki
palatabilitas yang tinggi bagi ternak ruminansia (Kaca dkk., 2019). Tanaman ini adalah
sumber pakan yang sangat berkualitas dan disukai ternak. Rumput ini dapat hidup
diberbagai tempat, tahan terhadap lindungan, respon terhadap pemupukan, serta
mengikuti tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Rumput odot tumbuh merumpun dengan
perakaran serabut, dan serta terus menghasilkan anakan jika dipangkas secara teratur.
Pemenuhan akan pakan hijauan ternak seperti rumput gajah odot yang tinggi perlu
dilakukan penanaman pada lahan yang subur. Penanaman rumput gajah odot pada lahan
yang subur akan menghasilkan produktivitas rumput gajah odot yang lebih baik
dibandingkan pada lahan kritis atau kurang subur. Rica, (2012) menyebutkan jika tanah
tidak subur maka tumbuhan tidak akan dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya. Kusdiana
dkk.,(2017) juga melaporkan bahwa pada sistem bercocok tanam, apabila kerapatan
tanaman/jarak tanam melebihi batas optimum, maka akan terjadi hambatan pertumbuhan
akibat persaingan dengan tanaman lain. Semakin dekat jarak tanaman antara satu tanaman
dengan tanaman lain, maka persaingan antar tanaman semakin besar dalam menerima
sinar matahari, air dan unsur hara.
Upaya yang dapat dilakukan untuk menngatasi kelangkaan hijauan pakan ternak
ialah dengan membudidayakan hijauan pakan. Salah satunya ialah rumput gajah odot
(Pennisetum purpureum cv Mott) yang memiliki keunggulan dalam kandungan nutrisinya
2

dan mudah dibudidayakan. Dalam keberhasilan suatu pertumbuhan hijaun pakan ternak
(rumput gajah odot) membutuhkan dukungan lingkungan fisik tanah dan iklim yag ideal.
Oleh karena itu, salah satu cara untuk mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan
rumput gajah odot yang baik adalah dengan melakukan perlakuan fisik seperti
pemupukan. Pemupukan merupakan penambahan satu atau beberapa hara tanaman yang
tersedia atau dapat tersedia kedalam tanah/tanaman dengan tujuan mempertahankan
kesuburan tanah yang ditujukan untuk meningkatkan hasil/produksi tanaman. Dengan
adanya penganekaragaman jenis hijaun pakan ternak dengan pembudidayaan rumput
gajah odot maka kebutuhan nutrisi ternak ruminansia diharapkan dapat terpenuhi.

1.2 TUJUAN
Tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah sebagai berikut :
1. Untuk menjalankan kewajiban PKL yang merupakan mata kuliah prasyarat wajib
bagi mahasiswa jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang.
2. Untuk memperoleh wawasan dan pengimplementasian langsung di lingkungan
kerja nyata
3. Untuk menambah pengalaman mahasiswa dan memperkenalkan mahasiswa akan
dunia kerja serta mengasah kemampuannya
4. Untuk mengenalkan kepada mahasiswa terhadap budaya di dunia kerja yang
berbeda dengan budaya dalam perkuliahan, dari segi pengaturan waktu,
kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim dan tanggung jawab.

1.3 MANFAAT
a. Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk mengenal tanaman gajah odot secara
langsung
2. Mahasiswa mendapatkan wawasan dan pengetahuan baru tentang Hijauan
Makanan Ternak (rumput gajah odot)
3. Mahasiswa dapat menerapkan atau mengaplikasikan teori-teori yang sudah
didapatkan selama proses perkuliahan
4. Meningkatkan keterampilan dan membantu mengasah keahlian mahasiswa
dengan mempraktikan langsung di lapangan.
b. Bagi Universitas
1. Universitas dapat meningkatkan kualitas lulusan dengan memberikan kesempatan
bagi mahasiswa melaksanakan kegiatan PKL di lapangan secara langsung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 RUMPUT GAJAH ODOT (Pennisetum purpureum cv. Mott)


Rumput gajah odot atau yang biasa kita kenal dengan sebutan rumput gajah mini
atau rumput gajah kate merupakan salah satu hijauan makanan ternak yang sangat
berpotensi produksi tinggi. Rumput gajah odot termasuk rumput unggul dan juga mudah
dalam pembudidayaannya. Rumput gajah odot merupakan pakan ternak yang paling
disukai ternak, terkhususnya ternak ruminansia. Tanaman ini juga memiliki keunggulan
seperti kandungan gizi yang tinggi, tumbuh tidak terlalu tinggi, umur panennya cepat dan
tidak memerlukan lokasi yang memiliki sinar matahari penuh (Kaca dkk., 2019). Rumput
gajah odot memiliki karakter perakaran kuat, batang tidak keras, menghasilkan banyak
anakan, ruas daun pendek dan banyak serta struktur daun tidak keras dan berbulu halus
sehingga disukai oleh ternak (Lasamadi dkk., 2013; Rahayu dkk., 2021).
Rumput ini juga salah satu rumput unggul yang berasal dari daerah tropis dengan
produksi yang cukup tinggi (60/ha/panen), kandungan nutrisi cukup tinggi (PK 17-19%),
TDN mencapai 63,31% dan presentase lignin hanya 2,5% dari bahan kering (Hendian
dan putra, 2014). Sehingga rumput odot sudah tidak perlu diragukan lagi kandungan gizi
dan tingkat hasil produktivitasnya. Rumput gajah odot tahan terhadap keadaan kering,
dimana pada musim kering atau kemarau hanya membutuhkan pengairan minimal 10 hari
sekali untuk pertumbuhan optimal dan mempercepat umur panen (Ressie dkk., 2018).
Berikut ini adalah tanaman rumput gajah odot yang dapat kita lihat pada Gambar 1
dibawah ini.

Gambar 1. Rumput Gajah Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott)

Rumput Gajah Odot merupakan rumput yang cukup mudah dibudidayakan, karena
rumput ini hampir mirip dengan rumput gajah, perbedaannya daun lebih lemas, tidak gatal
karena bulu daun halus, pertumbuhannya sangat cepat. Keunggulan lain dari rumput
4

gajah odot adalah jumlah nutrisi yang cukup tinggi dibanding rumput Gajah, sebagai
ilustrasi jumlah protein kasar yang ada dalam daun rumput odot mencapai 12-14% bahkan
ada yang mencapai angka 17 %, disamping itu tingkat kecernaan rumput odot mencapau
65-70%. Pada musim penghujan, interval pemotongan pada antara 30 sampai 40 dengan
jumlah anakan rumput odot mencapai 20 anakan pada setiap 2x masa panen.

3.2 LAHAN
Lahan merupakan bagian dari daratan permukaan bumi sebagai suatu lingkungan
baik yang meliputi tanah beserta segenap faktor yang mempengaruhi penggunaannya
seperti iklim, relief, aspek geologi, dan hidrologi yang terbentuk secara alami maupun
buatan. Sitorus (2017), juga menyebutkan fungsi lahan yang merupakan gudang dari
mineral dan bahan baku yang digunakan manusia serta sebagai tempat bagi tanaman,
hewan dan makhluk hidup lainnya. Sedangkan lahan pertanian adalah lahan yang
ditujukan untuk dijadikan tempat usaha tani dalam memproduksi tanaman pertanian
maupun ternak. Lahan pertanian juga merupakan salah satu sumber daya utama pada
usaha pertanian.
Keberlanjutan daya dukung lahan sangat ditentukan oleh manusia pemilik atau
pengelola lahan dan proses geomorfologi yang terjadi berupa erosi dan gerakan tanah,
karena proses tersebut merupakan penyebab terjadinya degradasi lahan (Moniga, 2011).
Penggunaan lahan yang bersifat dinamis mempunyai kecenderungan merubah faktor-
faktor topografi, tanah, dan batuan, hidrologi dan vegetasi. Perubahan tersebut ditentukan
oleh kebutuhan hidup manusia dan dapat mengganggu fungsi lahan itu sendiri.
Pada umumnya banyak petani yang berperan sekaligus sebagai peternak. Banyak
petani atau peternak yang sebenarnya masih banyak memiliki lahan kosong yang masih
bisa dimanfaatkan sebagai tempat untuk penanaman hijauan makanan ternak seperti
rumput gajah odot. Tujuannya adalah untuk menjaga ketersedian pakan hijauan ternak.
Lahan-lahan seperti di sekitar kandang ataupun pematang tegalan juga bisa dimanfaatkan
untuk menanam jenis rumput unggulan seperti rumput gajah odot. Rerumputan ini
biasanya dapat dimanfaatkan sebagai pakan hijauan ternak untuk sapi, gajah, kambing,
kerbau, kuda dan lain-lain. Penanaman rumput gajah odot dapat ditanam pada lahan yang
memiliki intensitas sinar matahari yang cukup. Sebelum penanaman dilakukan, lakukan
pemupukan dasar pada lahan dengan menggunakan pupuk kandang, lokasi tanam rumput
gajah odot tersebut harus mendapatkan sinar matahari penuh (Kaca dkk., 2019).
Sekarang ini untuk mebudidayakan rumput gajah odot tidaklah susah. Petani atau
peternak hanya perlu menyiapkan tahapan-tahapan diantaranya penyiapan lahan,
pengelolaan tanah, penanaman, pemeliharaan/pemupukan dan pemanenan. Pengelolaan
lahan mulai dari penggemburan dengan menggunakan cangkul baik manual atau dengan
mesin. Selain dalam pengelolaan lahan hal terpenting kegiatan pemeliharaan ataupun
pemupukan juga merupakan faktor keberhasilan dalam budidaya tanaman rumput gajah
odot. Dalam penanaman rumput odot hal yang harus diperhatikan adalah salah satunya
5

jarak tanam. Faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan da produksi rumput gajah
odot salah satunya jarak tanam. Pengaturan jarak tanam perlu diatur supaya tidak
menganggu pertumbuhan rumput gajah odot (Hidayanto dkk., 2019). Berikut ini adalah
bentuk pengelolaan lahan untuk budidaya rumput gajah odot yang dapat kita lihat pada
Gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2. Lahan Penanaman Rumput Odot

3.3 PEMUPUKAN
Pemupukan merupakan kegiatan penambahan satu atau beberapa unsur hara
tanaman yang tersedia atau dapat tersedia dalam tanah/tanaman dan mempertahankan
kesuburan tanah yang ada yang ditujukan untuk mencapai hasil/produksi yang maksimal.
Pemupukan merupakan salah satu kegiatan atau cara untuk meningkatkan hasil panen
(Purnomo dkk., 2013). Melvin dkk.,(2022), menyebutkan pemupukan adalah upaya yang
dilakukan untuk menambah unsur hara pada tanah dan untuk meningkatkan kesuburan
tanah yang juga merupaka slah satu faktor penunjang dalam pembudidayaan pakan
hijauan ternak. Terdapat 2 jenis pupuk yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Kedua
pupuk ini memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.
Pupuk anorganik memilki kelebihan antara lain mudah terurai dan langsung dapat
diserap tanaman, sehingga pertumbuhan menjadi subur. Sebaliknya di sisi lain pupuk
anorganik memiliki kelemahan, yaitu harganya mahal, tidak dapat menyelesaikan
masalah kerusakan fisik dan biologi tanah, serta pemupukan yang tidak tepat dan
berlebihan menyebabkan pencemaran lingkungan. Sedangkan pupuk organik memiliki
kelebihan dapat memperbaiki sifat dan kimia tanah. Akan tetapi dalam penggunaannya
pupuk organik diperlukan dalam jumlah yang banyak dibandingkan pupuk anorganik.
Pupuk yang memiliki potensi yang bagus dalam penanaman rumput gajah odot adalah
pupuk organik. Pupuk adalah salah satu sumber hara bagi tanaman dan merupakan salah
satu faktor penunjang pertumbuhan tanaman. Salah satu pupuk juga dapat dihasilkan dari
kotoran ternak dan biasa disebut dengan pupuk kandang (pupuk organik). Salah satu
pupuk organik yang banyak dimanfaatkan adalah pupuk kandang (Melvin dkk., 2022).
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan seperti unggas, sapi,
kerbau dan kambing. Pemupukan dasar umumnya pada lahan dilakukan 2 minggu
6

sebelum penanaman stek batang rumput gajah odot pada lahan yang telah digemburkan
sebelumnya. Berikut ini adalah pupuk kandang yang dapat kita lihat pada Gambar 3
dibawah ini.

Gambar 3. Pupuk Kandang

pupuk organik atau pupuk kandang mempunyai kelebihan secara fisik dapat
menggemburkan konsistensi atau kepadatan tanah, membantu melarutkan unsur hara,
mengurangi kebutuhan pupuk dengan menciptakan sistem aerasi tanah, meningkatkan
daya simpan air dan memperbaiki struktur tanah. Ditambahkan pula oleh Rosita dkk.,
(2007) dalam Kusuma, (2019) yang menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman semakin
meningkat dengan bertambahnya umur tanaman.

3.4 JARAK TANAM


Jarak tanam ialah salah satu bahan dasar untuk menentukan banyak dan tidaknya
suatu produksi pada tanaman. Pada penanaman rumput gajah odot jarak tanam sangat
penting diperhatikan karena jarak tanam juga dapat mempengaruhi hasil produksi rumput
gajah odot. Jarak tanam harus diatur dengan sebaik mungkin, agar tidak adanya
persaingan air, unsur hara dan matahari yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil
produksi. Jarak tanam akan memberikan ruang yang cukup untuk tanaman agar tidak
terjadinya persaingan dalam mendapatkan air, unsur hara dan cahaya matahari (Beja dan
Apelabi, 2019).
Sasvita dkk., (2013) dalam Asmoro dkk., (2022) juga menyebutkan jarak tanam
yang optimal dinilai mampu mengurangi terjadinya kompetisi antar tanaman. Semakin
kecil kompetisi yang terjadi akan mempengaruhi hasil pertumbuhan produksi tanaman.
Sedangkan menurut Istikomah dan Kunharjanti, (2017) mengatakan tinggi rendahnya
hasil tanaman dipengaruhioleh jarak tanaman dan hasil tersebut akan mempengaruhi
produksi dalm suatu areal. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Asmoro dkk, (2022)
dalam penelitiannya yang menyebutkan jarak tanam yang semakin rapat dapat
7

menghasilkan jumlah tanaman yang banyak tetapi belum tentu memberikam bobot yang
besar karena jarak tanam yang rapat memungkinkan terjadinya kompetisi makanan.
8

BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN


Kegiatan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di Laboratorium Terpadu
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini
dimulai dari bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2021. Kegiatan dimulai dari
observasi tempat Praktek Kerja Lapangan, penyusunan proposal, kegiatan lapangan
hingga penyusunan laporan.

3.2 METODE PELAKSANAAN


Dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini metode pelaksanaan kegiatan terdiri
dari 3 metode, diantaranya seperti wawancara, observasi dan praktek langsung ke
lapangan.
4.3.1 Wawancara
Metode ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang kita perlukan
dengan cara bertanya secara langsung kepada Kepala Lab terpadu ataupun Asisten Dosen
di Laboratorium Terpadu Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.

4.3.2 Observasi
Metode ini merupakan salah satu teknik atau cara pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan secara langsung pada setiap persiapan lahan,
pengelolaan/perawatan hingga pemanenan dan kegiatan ini berlangsung di Laboratorium
Terpadu Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang.

4.3.3 Praktek Lapangan


Kegiatan ini merupakan kegiatan keikutsertaan mahasiswa dalam melaksanakan
aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan persiapan lahan, pengelolaan lahan,
persiapan bibit, penanaman, perawatan hingga pemanenan. Dengan begitu mahasiswa
dapat mengetahui serangkaian kegiatan yang dilaksanakan dan memperoleh pengalaman
serta wawasan kerja secara langsung.
9

3.3 ANALISA DATA


Analisis data yang akan dilakukan dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL)
di Lobarotorium Terpadu Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang ini adalah dengan
menggunakan metode kuantitatif dan metode kualitatif. Metode kuantitatif adalah
Menjelaskan hubungan antar variabel, menguji teori, melakukan generalisasi fenomena
sosial yang diteliti atau melibatkan perhitungan (angka). Metode kualitatif adalah
penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Landasan teori
dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan.

3.4 MATRIKS KEGIATAN


Tabel 1. Matriks Kegiatan Praktek Kerja Lapangan
Bulan Juli Agustus September Okktober

Kegiatan
Observasi Tempat
Praktek Kerja
Lapangan
Penyusunan
Proposal Praktek
Kerja Lapangan
Kegiatan
Lapangan
Penyusunan
Laporan Praktek
Kerja Lapangan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 KEADAAN UMUM DAN LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN


(PKL)
Laboratorium Terpadu universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang adalah salah
satu laboratorium Fakultas Pertanian. Laboratorium Terpadu Universitas Tribhuwana
Tunggadewi Malang berada dekat dengan kampus utama yang berada di jl. Telaga Warna,
Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur 65144. Laboratorium
Terpadu UNITRI adalah wadah bagi mahasiswa ataupun dosen untuk penelitian. Selain
itu juga Lab Terpadu UNITRI digunakan sebagai sarana maupun prasaranan yang
mendukung proses pembelajaran di Fakultas Pertanian. Lab terpadu UNITRI sebagai
wadah pratikum mahasiswa/mahasiswi pertanian seperti keilmuan Agribisnis,
Agroteknologi, Arsitektur Lanskap, Peternakan, dan Teknologi Industri Pertanian. Untuk
mengetahui lokasi lebih jelas Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang dilaksanakan Lab
Terpadu UNITRI maka dibutuhkan peta lokasi. Berikut ini adalah peta lokasi
Laboratorium Terpadu Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang yang dapat kita lihat
pada Gambar 4 dibawah ini.

Sumber : Google Map


Gambar 4. Peta Lokasi Lab Terpadu UNITRI

4.2 PELAKSANAAN PENANAMAN RUMPUT GAJAH ODOT DI LAB


TERPADU UNITRI
Kegiatan Praktek Kerja Lapangan yang berlangsung dari bulan Juli sampai dengan
Oktober di Lab Terpadu UNITRI adalah dengan kegiatan penanaman pakan ternak
ruminansia. Salah satunya adalah tanaman rumput yang biasa kita kenal dengan Rumput
Gajah Odot. Adapun kegiatan tersebut terdiri dari beberapa tahapan seperti persiapan
11

lahan, pengelolaan lahan, persiapan bibit, penanaman, pemupukan/perawatan dan


pemanenan. Kegiatan ini juga harus didukung dengan alat dan bahan dalam pengelolaan
lahan dan perawatan rumput gajah odot.

4.3 ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN DALAM PENANAMAN


RUMPUT GAJAH ODOT
Alat yang digunakan diantaranya sabit, cangkul, sekop, dan gembor (penyiram
tanaman). Sedangkan bahan yang digunakan adalah pupuk kandang (kotoran kambing)
dan stek batang rumput gajah odot (bibit).

4.3.1 Sabit
Sabit atau biasa kita kenal dengan sebutan arit ataupun celurit adalah salah satu alat
pertanian berupa pisau melengkung menyerupai bulan sabit. Alat ini digunakan untuk
memotong atau membersihkan rumput, semak-semak belukar dan bahkan pohon-pohon
yang berukuran kecil. Dalam kegiatan PKL di Lab Terpadu UNITRI sabit digunakan
untuk membersihkan lahan yang akan digunakan sebagai lahan untuk penanaman rumput
gajah odot. Berikut ini adalah Gambar sabit yang dapat kita lihat pada Gambar 5 dibawah
ini.

4.3.2 Cangkul
Cangkul adalah salah satu alat tradisional yang membantu petani untuk melakukan
kegiatan bertani ataupun berkebun. Cangkul digunakan untuk membersihkan tanah,
rumput ataupun meratakan tanah serta dapat untuk mengemburkan tanah. Cangkul juga
banyak digunakan dalam proses pembangunan, perataaan pupuk, sampah dan
mengangkat tanah yang akan dibuat lubang atau saluran irigasi lahan pertanian. Cangkul
berguna untuk membersihkan lahan yang akan ditanam rumput gajah odot. Cangkul
dimanfaatkan untuk mengemburkan tanah dan meratakan tanah untuk nantinya akan
dilakukan penanaman rumput gajah odot. Berikut ini adalah Gambar cangkul yang dapat
kita lihat pada Gambar 6 dibawah ini.

4.3.3 Sekop Tanah


Sekop tanah merupakan peralatan tanam yang berfungsi untuk mengali tanah dan
membantu dalam memindahlan tanaman dari satu tempat ke tempat lainnya. Dalam
kegiatan PKL di Lab Terpadu UNITRI sekop tanah digunakan sebagai alat yang
membantu dalam mengali tanah, memindahkan, dan menanam tanaman rumput gajah
odot (stek/bibit rumput gajah odot).
12

4.3.4 Gembor Atau Penyiram Tanaman


Gembor atau penyiram tanaman adalah wadah berbentuk seperti cerek besar yang
biasanya memiliki pegangan dan corong dan digunakan untuk menyiram tanaman.
Gembor atau penyiram tanaman digunakan pada saat PKL di Lab Terpadu UNITRI
sebagai alat yang membantu dalam penyiraman air ke tanaman. Kegiatan penyiraman ini
dilakukan 2 kali sehari yang dilakukan saat pagi dan sore hari.

4.3.5 Pupuk Kandang


Pupuk kandang adalah hasil samping yang cukup penting, terdiri dari kotoran padat
dan cair dari hewan ternak yang bercampur sisa makanan, dapat menambah unsur hara
dalam tanah. Pemberian pupuk kandang selain dapat menambah tersediannya unsur hara,
juga dapat memperbaiki sifat fisik tanah (Mayadewi, 2007). Pupuk kandang yang
digunakan dalam penanaman rumput gajah odot di Lab Terpadu UNITRI adalah pupuk
kandang yang berasal dari kotoran kambing.
Kotoran ternak dimanfaatkan sebagai pupuk kandang karena kandungan unsur hara
seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) yang dibutuhkan oleh tanaman dan
kesuburan tanah. Salah satu kotoran ternak yang dapat digunakan untuk pupuk kandang
didasari oleh alasan bahwa kotoran kambing memiliki kandungan unsur hara yang relatif
lebih seimbang dibandingkan pupuk alam lainnya dan kotoran kambing bercampur
dengan air seninya (urine) yang jug mengandung unsur hara. Kotoran kambing yang
masih segar bersifat panas karena kandungan amoniaknya terbilang cukup tinggi.
Sebelum dipakai sebagai pupuk kandang, kotoran kambing harus dilakukan proses
fermentasi.

4.3.6 Stek/Bibit tanaman Rumput Gajah Odot


Bibit rumput gajah odot diperoleh di Lab Terpadu UNITRI yang didapatkan dari
pembudidaya sebelumnya. Rumput gajah odot berasal dari stek, bibit tersebut dipotong
sepanjang 15 cm selanjutnya dibenamkan kelahan, sebelum dilakukan penanaman harus
dilakukan pemupukan dasar terlebih dahulu ke lahan menggunakan pupuk kandang yang
sudah disiapkan sebelumnya. Berikut ini cara membuat dan memilih rumput gajah odot
yang benar, diantaranya panjang stek minimal 20 cm, berbatang besar, halus dan tidak
berbulu, warna hijau kekuningan, layak untuk ditanam dan berumur yang produktif.
13

4.4 TAHAPAN -TAHAPAN BUDIDAYA RUMPUT GAJAH ODOT


Budidaya tanaman rumput odot harus memperhatikan beberapa tahapan seperti
berikut dan diantaranya persiapan lahan, persiapan bibit, penanaman, pemupukan dan
perawatan, dan pemanenan. Berikut ini penjelasan masing-masing dari tahapan-tahapan
budidaya tanaman rumput odot.

4.4.1 Persiapan Lahan


lahan yang dipakai pada Praktek Kerja Lapangan pada penanaman rumput gajah
odot adalah di Lab Terpadu UNITRI. Lahan yang digunakan adalah lahan yang diolah
dengan cara pembersihan lahan dari gulma atau rumput liar, dilanjutkan dengan
pencangkulan untuk pengemburan tanah dan di ratakan. Menurut Deliyanto, (2019)
menyebutkan pengertian lahan adalah tanah terbuka,tanah garapan, maupun tanah yang
belum diolah yang dihubungkan dengan arti atau fungsi sosio-ekonominya bagi
masyarakat. Lahan garapan merupakan lahan yang akan diolah untuk menghasilkan hasil
pertanian atau sebagai fungsi ekonomi bagi masyarakat. Adapun tahapan penyiapan lahan
untuk penanaman rumput gajah odot, yang pertama mebuang rumput liar agar tidak
menjadi sarang hama dan penyakit. Kedua, lakukan pengolahan tanah dengan cara
membajak atau mencakul. Ketiga, pengontrolan tanah dan yang keempat, sebaiknya
diberi pupuk kandang.
Lahan dibersihkan dari gulma guna mengurangi penyakit dan mengurangi gulma
yang akan menganggu pertumbuhan dari tanaman rumput gajah odot. Lahan juga dibuat
petak, pembuatan petak dilakukan dengan mengukur lebar dan panjang lahan dengan alat
meteran, luas lahan petakan diukur sesuai dengan kebutuhan jarak tanam masing-masing.
Lahan yang dibuat sebanyak 5 petak berbentuk bedengan. Setelah itu diberikan pupuk
kandang (kotoran kambing) dan di diamkan selama 1 minggu.

4.4.2 Persiapan Bibit


Bibit rumput gajah odot diperoleh dari lahan Lab Terpadu UNITRI yang pernah
dikembangkan oleh pengelola Lab Terpadu UNITRI. Bibit yang digunakan harus dalam
keadaan sehat, berukuran besar, halus dan tidak berbulu, berwarna hijau kekuningan dan
berasal dari indukan yang sudah produktif. Bibit yang disiapkan dipotong-potong
berukuran 20 cm dan disusun dengan rapi. Bibit yang sehat adalah salah satu faktor
penunjang keberhasilan hasil produksi dalam penanaman rumput gajah odot.

4.4.3 Penanaman
Penanaman dilakukan seminggu setelah pemupukan, rumput gajah cv. Odot
ditanam sesuai perlakuan jarak tanam. Tanah yang sudah diberi pupuk sesuai dengan
perlakuan yang diberikan kemudian didiamkan selama seminggu yang bertujuan agar
pupuk dapat diserap dengan baik oleh tanaman yang akan ditanami. Setelah media tanah
siap digunakan maka bibit rumput gajah odot di tanam sedalam 5 cm dengan arah tanam
14

agak miring. Petak yang sudah dibuat sebanyak 5 petak ditanam bibit rumput gajah odot
sesuai dengan jarak tanam.
Jarak tanam yang digunakan 80x80 cm. Jarak tanam harus diatur dengan sebaik
mungkin, agar tidak adanya persaingan air, unsur hara dan matahari yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan hasil produksi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sulistyorini dan Setiyono (2018) yang menyatakan bahwa pemberian jarak tanam yang
tepat pada rumput gajah odot tidak menyebabkan kompetisi antar tanaman sehingga tidak
akan mengganggu produksi ubi jalar ungu. Setelah ditanam maka dilakukan penyiraman
agar kelembaban terjaga.

4.4.4 Pemupukan/Perawatan
Pemupukan merupakan kegiatan penambahan satu atau beberapa unsur hara
tanaman yang tersedia atau dapat tersedia dalam tanah/tanaman dan mempertahankan
kesuburan tanah yang ada yang ditujukan untuk mencapai hasil/produksi yang maksimal.
Upaya pemupukan sudah jelas mampu membantu penyedian unsur hara serta akan
menjadi lebih efektif apabila dilaksanakan dengan pemilihan acara, dosis dan jenis pupuk
yang tepat dan sesuai dengan kondisi tanaman (Rohayati dkk., 2021). Pemupukan
tanaman rumput gajah odot dilakukan seminggu sebelum penanaman dan pemberian
pupuk selanjutnya diberikan saat tanaman rumput gajah odot berumur 1 bulan. Pupuk
yang diberikan adalah pupuk kandang (kotoran kambing). Pupuk kandang merupakan
hasil samping yang cukup penting, terdiri dari kotoran padat dan cair dari hewan ternak
yang bercampur sisa makanan, dapat menambah unsur hara dalam tanah. Pemberian
pupuk kandang selain dapat menambah tersedianya unsur hara, juga dapat memperbaiki
sifat fisik tanah (Ressie dkk., 2018). Selanjutnya dalam penelitian Zahroh dkk., (2016),
Hasil penelitian menunjukkan pupuk kandang sapi dengan dosis 10 ton/ha berpengaruh
paling baik pada parameter tinggi tanaman, luas daun, jumlah daun dan jumlah anakan
rumput gajah Odot.
Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman, penyulaman, dan pengendalian
organisme pengganggu tanaman (OPT) secara manual. Perawatan yang dilakukan adalah
membersihkan gulma liar yang dapat menganggu pertumbuhan tanaman rumput gajah
odot. Selain pembersihan gulma, rumput gajah odot juga dilakukan penyiraman dengan
air. Pembersihan gulma dilakukan saat adanya pertumbuhan gulma yang tidak diinginkan.
Pembersihan tanamn rumput odot dari gulma menggunakan alat pertanian seperti sabit
dan cangkul. Sedangkan penyiraman dilakukan 2 hari sekali dan dilihat dari kondisi tanah
kering atau lembab. Penyiraman dilakukan dengan bantuan alat berupa gembor atau
penyiram tanaman. Kegiatan penyiraman membantu tanaman memenuhi kebutuhan
unsur hara seperti air. Air merupakan komponen penting bagi berlangsungnya berbagai
proses fisiologi seperti serapan hara, fotosintesis dan reaksi biokimia sehingga penurunan
absorbsi air mengakibatkan hambatan pertumbuhan dan penurunan hasil (Watiasih dan
Nurcholis., 2015).
15

Penyulaman adalah kegiatan mengantikan tanaman yang mati atau rusak akibat
hama atau penyakit dengan bibit yang baru dan sehat. Kegiatan penyulaman dilakukan
seminggu atau 2 minggu setelah tanam. Kegiatan ini sejalan dengan penelitian Amin,
(2015) yang menyebutkan kegiatan penyulaman dapat dilakukan sedini mungkin atau
sejak tanam hingga umur 15 hari setelah tanam. Stek bibit rumput gajah odot yang sudah
mati segera diganti atau disulam dengan bibit baru agar pertumbuhannya seragam.
Misalkan bibit yang mati tidak segera dicabut dari lahan, bisa jadi bibit tersebut menjadi
sumber penyakit dan mengurangi produktivitas rumput gajah odot. Petani juga harus
mengontrol perkembangan bibit-bibit yang baru ditanam pada masa-masa tersebut agar
tidak terlambat melakukan penyulaman bibit.

4.4.5 Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah rumput gajah odot berumur 60-75 hari. Menurut
Rustandi dkk., (2020) pemanenan pertama rumput gajah odot dilakukan pada umur 75
hari dengan ciri-ciri adanya ruas pada batang yang telah berukuran minimal 10 cm. Ciri-
ciri rumput yang sudah dapat dipanen adalah adanya ruas pada batang yang berukuran
minimal 15 cm. Pemotongan menggunakan sabit ataupun alat pertanian lain dengan
memotong tidak terlalu pendek. Pemotongan rumput disisakan setinggi 10-15 cm. Tujuan
pemanenan setinggi itu agar tanaman rumput gajah odot dapat menumbuhkan anakan
baru dan bisa dipanen secara berkelanjutan. Pemanenan dilakukan pada pagi hari maupun
sore hari. Pemanenan rumput gajah odot dilakukan dengan alat pertanian berupa sabit.
16

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Rumput gajah odot atau yang biasa kita kenal dengan sebutan rumput gajah mini
atau rumput gajah kate merupakan salah satu hijauan makanan ternak yang sangat
berpotensi produksi tinggi. Rumput gajah odot termasuk rumput unggul dan juga mudah
dalam pembudidayaannya. Rumput gajah odot merupakan pakan ternak yang paling
disukai ternak, terkhususnya ternak ruminansia. Tanaman ini juga memiliki keunggulan
seperti kandungan gizi yang tinggi, tumbuh tidak terlalu tinggi, umur panennya cepat dan
tidak memerlukan lokasi yang memiliki sinar matahari penuh.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penanaman rumput gajah odot terdiri dari
sabit, cangkul, sekop tanah, gembor atau penyiram tanaman, pupuk kandang (kotoran
kambing), dan stek/bibit tanaman rumput gajah odot. Beserta tahapan-tahapan budidaya
rumput gajah odot yang terdiri dari beberapa langkah diantaranya persiapan lahan,
persiapan bibit, penanaman, pemupukan/perawatan dan pemanenan.

5.2 Saran
Tanaman rumput gajah odot merupakan salah satu pakan hijauan ternak yang
berpotensi produksi tinggi. Maka dari pemilihan bibit, perawatan beserta pemupukan
harus diperhatikan lagi. Dalam pemupukan harusnya takaran dalam per petak harus lebih
disesuaikan dengan jumlah tanaman dan keadaan lahan. Selain itu juga pengendalian
gulma juga harus rutin dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, R.A. 2015. Mengenal Budidaya Mentimun melalui pemenfaatan media informasi.
Jupiter. Fakultas pertanian. Universitas hasanuddin, vol 14(1): 68-69.
Asmoro, Z., Widjajanto, D.W dan Sumarsono. 2022. Produksi Tanaman Ubi Jalar Ungu
Dan Rumput Gajah Odot Pada Sistem Tumpang Sari Dengan Jarak Tanam Berbeda.
Jurnal Agroplasma. Universitas Diponegoro, Vol 9(1): 55-63.
Beja, H. D dan G. O. Apelabi. 2019. Pengaruh Jarak Tanam Pola Tumpang Sari Jagung
dan Pupuk Anorganik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Ubi Kayu (Manihot
esculenta Crantz) Varietas Gajah. J. Pendidikan, Sains dan Humaniora, 7 (6) : 828-
842.
Deliyanto, B. 2019. Pengenalan Lahan. E-Book. Modul 1.
http://core.ac.uk/download/pdf/198233921.pdf (diakses 28 Juni 2022).
Hidayanto, D., Astuti, N dan Amin, L. 2019. Pengaruh Jarak Tanam Terhadap
Produktivitas Defolasi Pertama Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott).
Intisari Skripsi Sarjana Peternakan. Program Studi Peternakan. Universitas Mercu
Buana Yogyakarta.
Istikomah, N dan A. W. Kunharjanti. 2017. Perbedaan Jarak Tanam terhadap
Produktivitas Defoliasi Pertama Rumput Mott (Pennisetum purpureum cv. Mott). J.
Aves, 11 (2) : 14-22.
Kaca, I. N., Suariani, L., Suwitari, N. K. E., & Sanjaya, I. G. A. M. P. (2019). Budidaya
Rumput Odot di Desa Sulangai Kecamatan Petang Kabupaten Badung-Bali.
Community Service Journal (CSJ). 2(1), 29-33.
Kusuma, E.M. 2019. Respon Rumput Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott) Terhadap
Bokashi Kotoran Ayam Pada Tanah Berpasir. Jurnal Ilmu Hewani Tropika.
Fakultas Peternakan. Universitas Kristen Palangkaraya, Vol 8(2).
Mayadewi, A.N.N. 2007. Pengaruh Jenis Pupuk Kandang Dan Jarak Tanam Terhadap
Pertumbuhan Gulma Dan Hasil Jagung Manis. Agritrop. Universitas Udayana,
26(4) : 153-159
Melvin, M.N., dan Sudarma, A.M.I. 2022. Pengaruh Pemberian Pupuk Bokashi Sludge
Biogas Level 0,15 Dan 30 Ton/ha Terhadap Pertumbuhan Kembali Rumput Odot
(Pennisetum purpureum cv. Mott). Jurnal Inovasi Penelitian. Program Studi
Peternakan. Universitas Kristen Wira Wacana Sumba, Vol 2(9).
Moniga, R.B. 2011. Analisis Daya Dukung Lahan Pertanian. Agri Sosio Ekonomi.
Universitas Ratulangi, Vol 7(2): 61-68.
Rahayu, D.A., Widjajanto, W.D dan Sutarno, S. 2021. Pertumbuhan Dan Produksi
Rumput Gajah Odot Dan Kacang Tanah Pada Sistem Pertanian Campuran Dengan
Berbagai Jarak Dan Waktu Tanam. Agrovigor: Jurnal Agroteknologi. Fakultas
Peternakan. Universitas Diponegoro, 14(2) :131-137.
18

Ressie, M.L., Mullik, M.L dan Dato, T.D. 2018. Pengaruh Pemupukan dan Interval
Penyiraman Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Rumput Gajah Odot
(Pennisetum purperum cv. Mott). Jurnal Sain Peternakan Indonesia. Pasca Sarjana
Program Ilmu Peternakan. Universitas Cendana Kupang, 13(2): 182-188.
Rica, Mega Sari (2012) Produksi Dan Nilai Nutrisi Rumput Gajah (Pennisetum
Purpureum) Cv. Taiwan Yang Diberi Dosis Pupuk N, P, K Berbeda Dan Cma Pada
Lahan Kritis Tambang Batubara. Masters Thesis, Universitas Andalas.
Rohayati, T., Hadist, I dan Andreana, C. 2021. Pengaruh Pemupukan Bokashi kotoran
Domba Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Rumput Odot (Pennisetum purpureum
cv. Mott). Seminar Hasil Nasional. Universitas Garut.
Rustandi, Y., Isyunani, dan A. Poety, D. 2020. Implementasi Metode Kaji Terap Pada
Penyuluhan Budidaya Rumput Gajah Odot (Pennisetum purpureum cv. Mott)
Sekitar Perkarangan Rumah Petani Di Kecamatan Katiku Tana Selatan, Kabupaten
Sumba Tengah. Prosiding Seminar Nasional. Polbantan Malang. Jawa Timur
Sitorus, P.R.S. 2017. Perencanaan Penggunaan Lahan. Edisi Cetakan Pertama. IPB
Sciene Techno Park. Penerbit: IPB press.
Sulistyorini, W dan Setiyono. 2018. Pengaruh Jumlah Baris Kedelai dan Dosis Pupuk
Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Ubi Jalar pada Sistem Tumpangsari Ubi
Jalar-Kedelai. J. Ilmu Ilmu Pertanian, 16 (1) : 38 – 60.
Watiasih, R Dan Nurcholis. 2015. Sistem Penyiram Tanaman Jagung Pada Tanah Tandus
Berbasis Fuzzy Logic. Prosiding SENTIA. Universitas Bhayangkara Surabaya, Vol
7(1).
Zahroh, F., Muizzudin. dan L. Chamisijatin. 2016. Pengaruh jenis dan dosis pupuk
kandang terhadap tinggi tanaman, luas daun dan berat basah rumput gajah odot
(Pennisetum purpereum cv Mott). Prosiding Seminar Nasional II Tahun 2016,
Kerjasama Prodi Pendidikan dengan Pusat Studi Lingkungan dan Kependudukan
(PSLK) Universitas Muhammadiah Malang. Malang, 26 Maret 2016.
19

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar Alat Dan Bahan Dalam Penanaman Rumput Gajah Odot Di
Lab Terpadu UNITRI.

No Nama Alat Dan Bahan Gambar


1 Sabit

2 Cangkul

3 Sekop
20

No Nama Alat Dan Bahan Gambar


4 Gembor

5 Pupuk Kandang
21

Lampiran 2. Gambar Kegiatan PKL di Lab Terpadu UNITRI

No Nama Kegiatan Gambar


1 Pembersihan Lahan

2 Pembersihan Lahan

3 Penyekopan Tanah

4 Pencangkulan Lahan
22

5 Pembuatan Bedengan

6 Kenampakan Rumput
gajah odot setelah
ditanam.

7 Penanaman Rumput
Gajah Odot

Anda mungkin juga menyukai