Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

APLIKASI KOMBINASI REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU DAN


CENGKEH DALAM MENCENGAH
TERJADINYA PLAK

OLEH ꓽ
LA ILUN
PO.71.3.261.20.1.020

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUPLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR JURUSAN
KESEHATAN GIGI PROGRAM STUDI
DIPLOMA III TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

“ Assalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh”

Puji syukur atas kehadiran Tuhan yang Maha Esa karena dengan Rahmat,
karunia serta taufik dan hidaya-Nya lah sehingga penulis dapat menyususn
penelitian proposal karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya dengan judul
“APLIKASI KOMBINASI REBUSAN DAUN SIRIH HIJAU DAN CENGKEH
DALAM MENCENGAH TERJADINYA”

Proposal karya tulis ilmiah ini disusun dan diajukan untuk memnuhi salah
satu syarat kelulusan dan perolehan gelar (A.Md.K.G) di poltekkes kesehatan
makassar, jenjang pendidikan Diploma III/D.III kesehatan Gigi. Disamping itu,
penulisan karya tulis ilmiah ini juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan
kepada para pembacanya.

Selama waktu penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulisan mendapatkan


banyak bimbingandan dukungan dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis
mengucapkan rasa terimaksih yang terhingga kepada:

1. Bapak ir. H. Agustian, M.Kes selaku Direktur Poltekkse Kesehatan


Kemenkes Makassar.
2. Bapak Syamsuddin Abubakar, S.SiT, M.Mkes selaku Ketua Jurusan
Kesehatan Gigi Poltekkes Kesehatan Kemenkes Makassar.
3. Bapak Agus Supriatna SKM, M.Kes selaku ketua Prodi Diploma D.III
Jurusan Kesehatan Gigi poltekkes kesehatan Makassar.
4. Bapak Sainuddin AR, S.SiT, M.kes selaku pembimbing Akademik saya
yang telah membimbing dengan luar biasa.
5. Drg. Surya Irayani Yunus, M.Mke selaku pembimbing pertama dalam
penyusunan proposal karya tulis ilmiah yang telah membimbing dan
memberikan masukan serta arahan yang bermnfaat bagi penulis
6. Bapak Agus Supriatna SKM, M.Kes selaku pembimbing pertama dalam
penyusunan proposal karya tulis ilmiah yang telah membimbing dan
memberikan masukan serta arahan yang bermnfaat bagi penulis
7. Seluruh dosen dan staff di Jurusan kesehatan Gigi Poltekkes Kesehatan
Kemenkes Makassar atas segala curahan ilmu dan pengalaman serta yang
turut membantu penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah
8. Seluruh teman-teman seangkatan Jurusan DIII kesehatan gigi yang telah
bersama penulis dari awal perkuliahan, telah melalui suka duka bersama
hingga turut membantu penulis dalam menyusun proposal karya tulis
ilmiah ini.
9. Seluruh keluarga dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan
namanya satu persatu yang telah membantu penulis dalam penyusunan
proposal karya tulis ilmiah ini.

Semoga segala bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak


yang telah diberikan kepada penulis kelak akan terbalaskan oleh Allah SWT,
aminn. Serta penulis juga berharap agar semua pihak nantinya dapat memberikan
saran serta kritik yang membangun, demi kepentingan pengetahuan serta
kesempurnaan proposal karya tulis ilmiah ini kelak. Dan pada akhirnya, penulis
sangat mengharapkan proposal karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi diri
sendiri ataupun pembacanya nanti

Makassar, 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMANJUDUL..............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTARISI .....................................................................................................iv
BAB I. PENDAHLUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................
1
B. Rumusan masalah...................................................................................
2
C. Tujuan Penelitian....................................................................................
2
D.Manfaat Penelitian..................................................................................
3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................4

A. Daun sirih dan cengkeh.....................................................................4


A. 1. Daun sirih ...............................................................................4

A. 2. Diskripsi daun sirih .............................................................5

A. 3. Kandungan daun sirih .........................................................5

A. 4. Khasiat ................................................................................6

B. 1. Cengkeh ...................................................................................6

B. 2. Diskripsi cengkeh ................................................................6

B. 3. Kandungan cengkeh ............................................................7


B. 4. Khasiat .................................................................................8

B. Plak .....................................................................................................8
B. 1. Defenisi Plak .......................................................................8
B. 2. Komposis Plak .....................................................................9
B. 3. Pembentukan Plak ............................................................10
B. 4. Indeks Plak ......................................................................11
C. Kerangka konsep ............................................................................11
BAB III. METODE PENELITIAN .................................................................15
A. Jenis Penelitian ..................................................................................15
B. Lokasi dan Waktu penelitian .............................................................15
C. Populasi dan Sempel ..........................................................................15
D. Metode Peneliti ..................................................................................15
E. Alat dan Bahan ...................................................................................15
F. Instrumen pengumpulan Data............................................................16
G. Prosedur Kerja ...................................................................................16
H. Kriteria Penelitian ..............................................................................18
I. Defenisi Oprasional .............................................................................18
J. Metode analisa data..............................................................................19
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagaian terpenting dalam kehidupan
manusia, sehat secara jasmani dan rohani. Tidak terkecuali anak-anak,
setiap orang tua menginginkan anaknya bisa tumbuh dan berkembang
secara optimal, hal ini dapat di capai jika tubuh mereka sehat.
Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara
umum, juga kesehatan gigi dan mulut, karena kesehatan gigi dan mulut
dapat mempengaruhi kesehatan gigi secara menyeluruh.
Kesehatan gigi dan mulut merupakan pelayanan kesehatan gigi dan
mulut untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pengobatan
penyakit gigi, dana pemulihan kesehatan gigi oleh pemerintah,
pemerintah daerah, dan atau masyarakat yang yang dilakukan seacara
terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan (Undang-Undang
Kesehatan RI No 36 Tahun 2009, pasal 93).
Kesehatan gigi dan mulut seringkali di hiraukan bagi sebagaian
orang. Seperti yang di ketahui gigi dan mulut merupakan pintuh
gerbang masuknya kuman dan bakteri sehingga dapat menganggu
kesehatan organ tubuh lainnya. Masalah gigi dan mulut masi banyak di
ketahui baik oleh anak-anak maupun orang dewasa dan tidak bisa di
biarkan hingga parah karena akan mempegaruhi kualitas hidup seperti
mengalami rasa sakit, ketidak nyamanan, cata, infeksi akut, dan kronis,
gangguan makanan dan tidur serta memiliki resiko tinggi untuk
dirawat di rumah sakit, yang menyebabkan biaya pengobatan tinggi
dan berkurangnya waktu belajar di sekolah. (Kemenkes RI, 2018)
Berbagai penelitian telah menujukan bahan beberapa tumbuhan
yang dapat digunakan sebagai bahan obat kumur herbal seperti daun
sirih (Piper Betle L) dan cengkeh (Syzigium aromaticum). Yang
digunakan sebagai obat tradisional.
Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat pada
permukaan gigi, terdiri dari mikroorganisme yang berkembang biak
dalam matrik interaseluler jika seseorang melalaikan kebersihan gigi
dan mulut nya (putri Megananda H, dkk, 2010). Plak diklasifikasi
menjadi plak supragingiva dan subgingiva. Plak Supragingiva terletaka

diatas dento-gingival-junction dan biasa di temukan pada sepertiga


mahkota, area interproksimal, pit dan fisssure. Plak Subgingiva
terletak di bawah dento-gingiva-junction dan biasa di temukan di
antara gigi dan sulkus gigi (An-nissa Asti Finda, 2012).
Kontrol plak yang baik baik dan benar biasa dilakukan dengan cara
kimiawi ataupun secara mekanis misalnya menggunakan obat kumut
dengan kandungan antiseptik maupun secara mekanis dengan cara
flossing dan menyikat gigi (Alvinash et.al, 2017). Pengunaan obat
kumur sebagai usaha dalam kontrol plak sudah dilakukan 5000 tahun
yang lalu. Obat kumur biasa digunakan untuk tujuan pencegahan atau
pengobatan terhadap infeksi rongga mulut, mengurangi inflamasi dan
mengurangi halitosis(Parashar, 2015).

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraiyan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya
yaitu:
Bagaimana pengaruh kombinasi daun sirih hijau dan cengkeh dalam
mencegah plak.
C. TUJUAN
C.1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum ini adalah untuk mengatahui pengaruh
kombinasi rebusan daun sirih dan cengkeh dalam mencegah terjadinya
plak.
C.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengatahui indeks plak sebelum mengunakan
kombinasi rebusan daun sirih dan cengkeh
2. Untuk mengatahui indeks plak setelah mengunakan kombinasi
rebusan daun sirih dan cengkeh
D. MANFAAT PENETIAN
1. Manfaat secrara teori
Secara teori yaitu dengan adanya penelitian ini di harapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai referensi.
2. Manfaat secara praktek
Secara praktik yaitu agar siswa dan siswi di Mts Al-Mambrur
Wailey mengatahui pentingnya bahan-bahan tradisional bagi
kesehatan gigi.
3. Manfaat bagi peneliti
a. Bagi peneliti merupakan pengetahuan yang berharga dalam
rangka menambah wawasan keilmuan melalui penelitian di
lapangan
b. Sebagai sumber pengalaman bagi penulis dalam melakukan
penelitian
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DAUN SIRIH DAN CENGKEH


A. Daun sirih
A.1. Diskripsi daun sirih
Sirih atau Piper betle merupakan tanaman yang merambat
tinggi, bagian yang bisa digunakan adalah daun sirih. Daun sirih
mengandung minyak atsiri dan kavikol yang menghilangkan bau mulut
juga membunuh bakteri dan jamur yang ada di dalam mulut
(Suharmiati, 2005).
Daun sirih suatu tanaman herbal yaitu sirih atau piper betle
(PB) telah lama diketahui dan digunakan secara turun temurun untuk
pengobatan batuk, sakit gigi, penyegar dan sebagainya. Bagian-bagian
dari tanaman sirih seperti akar, biji dan daun berpotensi untuk
pengobatan yang paling sering dimanfaatkan untuk pengobatan adalah
bagian daunnya.10
Tanaman sirih merupakan tanaman hijau yang merambat
dengan daun yang berbentuk hati. Tanaman dari keluarga piperaceae
ini berasal dari Asia Selatan (India, Nepal, Bangladesh, Sri Lanka serta
tumbuh luas di kawasan Malaysia, Thailand, Taiwan dan Indonesia).
(Ramamurthi & Rani, 2012). Sirih (Indonesia) dikenal diberbagai
tempat dengan nama yang berbeda-beda: betel (inggris), paa (india),
dan phlu (Thailand). Tanaman ini di potensial untuk dibudidayakan
karena dapat digunakan sebagai antiseptik dan obat luka (Kumari &
Rao, 2014).
Klasifikasi ilmia:
Kindom : Plantae
Order : Piperales
Family : piperaceae
Genus : Piper
Species : p. Betle13

Gambar 1: Daun sirih hijau (KOMPAS.com)

Sirih di indonesia ada beberapa jenis, yang dibedakan berdasarkan


bentuk daun, rasa dan aromanya, yaitu sirih hijau, sirih banda, sirih
cengkih, sirih hitam, dan sirih merah.
A.2. Kandungan daun sirih
Komponen aktif dari daun sirih terdapat dalam minyak
atrisi dan kandungannya di pengaruhi oleh umur dan jenis daun.
Dalam sirih terdapat eugenol, kavikol, kavibetol, tannin, karvakol,
kariofilen, hidroksikavikol dan asam askorbat yang mempunyai
aktifitas antimikrobat.10
Daun dirih mempunyai aroma yang khas dengan minyak
atsiri 4,2%. 1,2 komponen utama minyak atsiri adalah senyawa fenol
yaitu betlephenol dan kavikol yang merupakan senyawa aromatik, dan
senyawa turunannya seperti kavibetol, karvakol, eugenol,
allilpyrocatechol dan ketekin. Kavikol merupakan komponen paling
banyak ditemui pada daun sirih dan menyebabkan bau khas sirih.
Selain itu daun sirih mengandung dalam minyak atrisi daun sirih
bersifat antimikroba dan anti jamur yang kuat dan efektif menghambat
pertumbuhan bebarapa jenis bakteri.
A.3. Khasiat
Dalam studi farmakologi, daun sirih hijau dapat digunakan
sebagai obat analgensik (Venkateswarlu & Devanna, 2014), anti –
bisul, anti – alergi (Rekha at al, 2014), anti – bakteri (Chakraborty &
shah, 2011), anti – larva nyamuk (Parwata et al, 2011), anti – oksidan
(Nagori et al, 2011), anti – serangga (Mohottalage et al, 2007), dan anti
– diabetes (Pradhan et al, 2013).
Sirih hijau memiliki berbagai macam khasiat karena
kandungan yang dimilikinya sangat banyak. Dalam mengidentifikasi
kandungan kimia yang ada pada sirih dapat dilakukan berbagai macam
jenis ekstraksi diantaranya ekstraksi sokhletasi, maserasi, dll dan juga
dapat mengunakan berbagai pelarut seperti aquades, alkohol, dll.
B.Cengkeh

B.1. Diskripsi cengkeh

Indonesia terkenal dengan kekayaan sumber daya alam


yang melimpah, baik flora (dunia tumbuhan) maupun fauna (dunia
hewan). Indonesia memiliki kekayaan keanekaragaman hayati
diperkirakan sekitar 40.00 jenis tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-
tumbuhan bermanfaat dalam bidang pertanian, perkebunan,
kehutanan, bahan indruksi dan bahan obat-obatan. Bahan alami
yang digunakan sebagai bahan obat-obatan seperti tanaman
cengkeh. Tanaman cengkeh (syzigium aromatica) merupakan
tanaman rempah yang dapat ditemukan di indonesia dan
dimanfaatkan dalam induksi roko, makanan dan obat-obatan
(sidabutar, 2016).

Klasifikasi Ilmia:

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae
Sub kelas : Monochlamydea

Bangsa : Caryophylalles

Suku : Caryophillaceae

Famili : Myrtaceaa

Spesies : Syzigium aromaticum (L) Meer. & perry

Gambar 2: Cengkeh (greeners.co)

Cengkeh S. Aromaticum tersebut dalam Family Mytacea dan


termasuk tanaman rempah asli indonesia. Asal tanaman cengkeh di
indonesia adalah kepulauan maluku (Anto, 2020).

Tanaman cengkeh dapat tumbuh pada tempat ketinggian 0


- 900 meter di atas permukaan laut. Sedangkan tanah yang cocok
untuk pertumbuhan adalah tanah andosol, padsolik merah, dan
latosol. Syarat pH (kemasaman tanah) yang optimum kisaran 5,5 –
6,5. Kebutuhan curah hujan untuk perkembangan tanaman berkisar
1.500 – 2.000 mm pertahun. Suhu udara pada siang hari berkisar
20 - 30° C dan pada malam hari tidak kurang dari 17 ° C (Anton,
2020).

B.2. Kandungan kimia cengkeh


Kandungan kimia dalam cengkeh adalah minyak atrisi
yang mengandung eugenol 70% - 85%, saponin, tannin, alkaloid,
glikosida dan flavonoid. Eugenol merupakan komponen minyak
atrisi terbesar pada tanaman cengkeh (Wijayakusuma, 2007).
Eugenol merupakan cairan tidak berwarna atau berwarna kuning
pucat, dapat larut dalam alkohol, eter, dan kloroform.

Senyawa 4-allyl-2- methoxyphenol (eugenol) yang


merupakan komponen aktif cengkeh yang telah digunakan secara
tradisional di Asia sebagai obat yang populer, terutama sebagai
agen antiseptik, analgesik dan antibakteri (Hector et al., 2004 dean
Carrasco et al., 2009). Minyak cengkeh atau minyak atsiri cengkeh
yang dikenal eugenol cengkeh memiliki keunggulan lebih dari
minyak atsiri eugonel lainnya. Keunggulan eugenol cengkeh
adalah memiliki kemempuan menghambat dibanding dengan
minyak atsiri yang mengandung eugenol lainnya, misalnya jinten
(Minasari, 2017).

B.3. Khasiat

Tanaman cengkeh merupakan tanaman rempah yang


memiliki banyak manfaat yang telah lama digunakan sebagai
rempah baik dalam industri makanan dan minuman, obat-obatan
maupun industri roko. Biasanya bagian-bagian tanaman yang
digunakan selain bunga dan daun adalah tangkai bunganya (Anto,
2020).

Berdasarkan hasil penelitian tentang manfaat cengkeh bagi


kesehatan manusia sebagai berikut (Tulungen, 2020):

1. Anti kanker
2. Anti mikro
3. Anti jamur
4. Anti oksida
5. Anti inflamasi
B. PLAK

B.1. Defenisi plak

Plak gigi adalah deposit lunak yang membentuk biofilm yang menutupi
ke permukaan gigi, kalkulus dan restorasi. Secara klinis, plak berupa lapisan
trasparan yang sulit dilihat. Plak dideteksi menggunakan sonde dengan cara
mengerakan sonde di atas permukaan gigi hingga di sekitar marginal gingival
sehingga kumpulan plak dapat terlihat (Vibhute et,al. 2012).

Menurut Mampuni Y(2013) plak adalah lapisan lunak dan lengket yang
melekat pada gigi. Plak terdiri dari protein dan bakteri. Plak terbentuk segera
setalah menyikat gigi. Plak mulai mengeras oleh kalsium, fosfor dan mineral
lainya. Plak gigi diklasifikasi atas plak supragingiva dan plak subgingiva.

Plak supragingiva adalah sekumpulan mikroorganisme yang berkembang pada


marginal gingiva hingga ke permukaan korona gigi (pada atau di atas marginal
gingiva).

Plak subgingiva adalah sekumpulan mikroorganisme yang berkembang pada


marginal gingiva hingga ke permukaan apikal gigi (di bawa marginal gingiva,
diantara gigi dan epitel poket gingiva) (Vozze et.al, 2019).

B.2. Komposisi plak

Plak terdiri dari endapan-endapan mikroorganisme gelatin dari sukrosa,


terutama dekstan dan levan mikroorganisme penghasil asam melekat pada enamel
polimen destran dan levan yang menghasilkan oleh mikroorganisme plak.

Komposisi paling besar pada plak adalah mikroorganisme, yaitu sekitar 70


sampai 80 persen dari mass plak. Sekitar 20% terdiri dari matriks interseluler
yang berfungsi melindungi bakteri dari sel-sel pertahanan tubuh (neutrofil,
makrofag, dan limfosit). Matriks interseluler plak mengandung bahan organik dan
anorganik dari saliva, Ginviva Crevicular Fluid (GCF) produk bakteri. (Stein
et.al, 2013).

Bahan organik terdiri atas protein, polisakarida yang komplek dengan


komponen utamanya karbohidrat 30%, dan protein 30%, lipids 15% dan sisanya
masi belum diketahui dengan jelas. Karbohidrat terdapat dalam jumlah yang
banyak di dalam matriks plak dalam bentuk dekstran, suatu polisakarida yang
dihasilkan bakteri merupakan 9,5% dari jumlah seluruh plak gigi yang padat.
Matriks karbohidrat lainnya adalah relevan, suatau polisakarida yang juga di
produksi mikroorganisme plak gigi.

Bahan organik dalam plak terdiri atas kalsium dan sodium, dimana semua
bahan ini terikat pada komponen organik matriks. Jumlah bahan anorganik pada
plak yang baru terbentuk sedikit sekali, pemberian fluorida secara topical pada
gigi dalam air minum akan bercampur di dalam plak (Megananda dkk,2012).

Plak sering ditemukan pada daerah gigi yang berdekatan dengan duktus
saliva (permukaan lingual gigi insisivus dan kaninus rahang bawah dan
permukaan bukal gigi molar pertama rahang atas) menandakan konsentrasi
mineral yang tinggi pada daerah tersebut. Komponen anorganik pada subgingiva
berasal dari GCF. Klasifikasi plak subgingival juga membentuk kalkulus
(Stefanini et, al. 2016).

B.3. Pembentukan Plak

Proses pembentukan plak didalam rongga mulut terbentuk oleh saliva


karbohidrat dari sisa-sisa makanan, kemudian dilanjutkan dengan proses
pembentukan yang terjadi dari 3 fase yaitu:

1. Fase pertama adalah pembentukan pelikel. Pelikel adalah lapisan tipis


protein saliva yang melekat erat pada permukaan gigi. Palikel sifatnya
melindungi email dari aktivitas asam dan lengket pada kedua sisinya, sisi
yang satu melekat pada permukaan gigi dan sisi lainnya menghadap keluar
yang dapat melekatkan bakteri pada permukaan gigi (Lersen et.al, 2017).
2. Fase kedua adalah perlekatan bakteri. Pelekatan bakteri ini dapat terjadi
karena gigi memiliki sisi yang melekat sehingga mudah dikolonisasi oleh
bakteri. Setelah di kolonisasi maka bakteri akan mengubah glukosa dan
karbohidrat pada makanan menjadi asam melalui proses fermentasi. Asam
akan terus diproduksi oleh bakteri yang menyebabkan terjadinya
demineralisasi lapisan email gigi sehingga struktur gigi menjadi rapuh dan
mudah berlubang (stein et.al, 2013).
3. Tahapan ketiga terjadi kombinsi antara kolonisasi bakteri sisa makanan
dan saliva dalam mulut untuk pematangan plak dan menjadi warna
kekuningan yang melekat pada permukaan gigi yang disebut plak. Plak
dapat mengalami pengerasan atau mineralisasi jika tidak dibersihkan,
sehingga membentuk karang gigi yang melekat pada permukaan gigi
(Lersen et.al, 2017).

Plak akan terbentuk pada manusia dan hewan yang makanannya melalui
lambung,

Walaupun dalam jumlah kecil. Bakteri memang mengunakan nutrient yang dapat
berdifusi dengan mudah kedalam plak, misalnya larutan gula, sikrosa, frukosa,
dan laktosa serat mungkin berfungsi sebagai subtract bakteri (Manson dan Elly,
1993).

B.4. Indeks plak

Indek adalah suatu angka yang menujukan keadaan klinis yang di dapat pada
waktu dilakukan pemeriksaan dengan cara mengukur luas dari permukaan gigi
yang ditutupi oleh plak maupun calculus (Putri, Herijulianti, dan Nurjanah, 2012).
Plak gigi adalah deposit lunak yang membentuk biofilm yang menutupi ke
permukaan gigi, kalkulus dan restorasi.

Untuk mendapatkan nilai indeks plak dapat dihitung dengan cara


menjumlahkan total permukaan gigi yang di berikan skor kemudian ditambahkan
dan dibagi dengan jumlah permukaan yang ada di dalam rongga mulut pasien dan
dikalikan seratus (O' Leary, 1972 dalam pintauli dan Hamada, 2010).
Podshadley dan Haley (1968) cit. Pintauli, S. Dan Hamada, T. (2010)
menjelaskan bagaimana cara pemeriksaan indek plak personal hygiene
performance (PHP) sebagai berikut:

1. Untuk memeriksa plak yang terbentuk pada permukaan gigi biasanya


dengan Disclosing solution.
2. Lakukan pemeriksaan mahkota gigi pada bagian bukal lingual dengan
membagi tiap permukaan mahkota menjadi lima bagian, yaitu D (distal),
G (sepertiga tengah gingiva), M (mesial), C (Sepertiga tengah), I/O
(sepertiga tengah insical atau oklusal). Gigi indeks dan permukaan gigi
yang diukur yaitu:

16 : Buccal 11: labial 26 : bucca

46 : lingual 31: labial 36 : lingual

3. Cara penilaian plak:


Nilai 0 = tidak ada plak
Nilai 1 = ada plak
4. Untuk menetukan indeks plak personal Hygiene Performance digunakan
rumus yaitu:
IP PHP = Jumlah skor plak seluruh permukaan gigi yang dipriksa
Jumlah gigi yang dipriksa
5. Kriteria penilaian tingkat kebersihan mulut berdasarkan indeks plak PHP
(Personal Hygiene Performance), yaitu :
Sangat Baik =0
Baik = 0,1 – 1,7
Sedang = 1,8 – 3,4
Buruk = 3,5 – 5

C. Karangka konsep
Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah variabel bebas
(Independent) dan variabel terikat (Dependent).
a) Variabel bebas (Independent)
Variabel independent adalah variabel yang akan mentukan atau
berpengaruh terhadap variabel dependent.
b) Variabel terikat (Dependent)
Variabel Dependent adalah variabel yang nilai atau kondisi
dipengaruhi oleh variabel bebas.

Kombinasi daun sirih dan


cengkeh Plak

1. Palikel
2. Bakteri
3. Kombinasi bakteri
dan saliva
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah per-eksperimental untuk menguji kebersihan indeks
plak terhadap pengunaan kombinasi rebusan daun sirih hijau dan cengkeh
terhadap siswa-siswi Mts Al-Mambrur wailey.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Penelitian di lakukan di Mts Al-Mambrur Wailey
2. Waktu
C. Populai Dan Sampel
1. Populasi adalah keseluruan dari objek yang akan diteliti.
Populasi penelitian adalah kelas VII di Mts Al-mambrur Wailey
yang berjumlah 30 orang.
2. Sempel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dari
keseluruhan objek yang akan diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi. Sempel yang di ambil adalah objek total
sampling yang berjumlah 30 orang.
D. Metode Penelitian
Pengumpulan data di peroleh dari :
1. Data primer
Data primer yaitu data yang di ambil melalui pemeriksaan secara
langsung dengan mengunakan alat ukur yaitu sonde dengan
memperhatikan.
2. Data sekunder
Data yang di ambil dari arsip sekolah Mts Al-Mambrur Wailey
Desa Latu Kec. Amalatu, berupa identitas murid di antaranya
nama, jenis kelamin, dan umur.
E. Alat dan bahan
1. Alat
a) Format pemeriksaan Oral Hygiene (PHP)
b) Kaca mulut
c) Sonde
d) excavator
e) Pinset
f) Nierbecken
g) Masker
h) Handscoon
i) Sikat gigi
j) Gelas kumur
k) Tissue
l) Saringan
m) Panci
2. bahan yang di gunakan:
a) daun sirih
b) cengkeh
c) disclosing agent
d) air
F. Instrumen Pengumpulan Data

Format pemeriksaan Oral Hygiene (PHP)

G. DataProsedur kerja

G.1. Tahap persiapan

1. Mengajukan izin penelitian di Mts Al-Mambrus Wailey.


2. pengambilan sempel pada siswa dan sisiwi Mts Al-Mambrur wailey
dengan metode simple random.
3. Menyiapkan lembar penilaian indeks plak.
4. Pembuatan air rebusan daun sirih hijau dilakukan dengan metode
infundasi. Infundasi adalah dengan cara perebusan. Adapun langkah-
langkahnya, meliputi: daun sirih yang masi mudah sebanyak 6-8
lembar daun sirih dicuci sampai bersih, kemudian dimasukan ke dalam
120 ml air dan direbus selama 15 menit, setelah air rebusan dingin
kemudian disaring dengan mengunakan alat penyaring, air rebusan
yang telah disaring dimasuk ke dalam botol agar menghindari tercemar
kuman.
5. Pembuatan cengkeh, ambil cengkeh yang sudah kering segenggam
tanggan kemudian ditumbuh sampai membentuk bubuk.
6. Pencatatan identitas masing-masing responden.

G.2. Tahap pelaksanaan

A. Kunjungan tahap awal


1. Mengoles larutan disclosing agent dibawah lidah seluruh responden
dan peneliti menginstruksikan untuk menyebarkannya keseluruh
permukaan mengunakan lidah secara merata. Lalu dilakukan
pemeriksaan gigi dengan tujuan mengetahui skor indeks plak sebelum
dilakukan kegiatan.
2. Setelah didapat hasil pemeriksaan, peneliti mencatat hasil pemeriksaan
di formulir pemeriksaan indeks plak yang telah disiapkan.
Adapun kegiatan selanjutnya yaitu kegiatan simulasi:
1. pengolesan cengkeh yang suda menjadi bubuk ke semua permukaan
gigi setelah itu melakukan penyikatan gigi dengan sikat gigi selama 1-
2 menit.
2. Kemudian melakukan kegiatan berkumur dengan rebusan 20 ml dari
hasil rebusan daun sirih yang sudah di sediakan. Kemudian dilakukan
berkumur-kumur dengan waktu 30 detik.
3. Setelah itu responde diintruksikan untuk melakukan pengaplikasian
rebusan daun sirih dan cengkeh selama 1 minggu.
B. Kunjugan tahap kedua
1. Kunjugan tahap akhir dilaksanakan 1 minggu setelah para siswa-siswi
melakukan pengaplikasian rebusan daun sirih dan cengkeh ditahap
sebelumnya.
2. Mengolesi larutan disclosing agent pada permukaan gigi yang akan
dipriksa.
3. Kemudian melakukan pencatatan skor indeks plak sesudah
menggunakan rebusan daun sirih dan cengkeh.
c) Tahap akhir
1. Mengumpulkan data penelitian berupa lembaran penilaian kesehatan
gigi mengunakan indeks plak (PHP).
H. Kriteria penelaian

Pemeriksaan dilakukan pada pada mahkota gigi bagian fasial atau


lingual dengan membagi tipa permukaan mahkota gigi menjadi lima subdivisi:

a. D : distal
b. G : 1/3 tengah gingival
c. M : mesial
d. C : 1/3 tengah
e. I/O : 1/3 tengah incisal atau oklusal

Pemeriksaan dilakukan secara sistematis pada :

1. Untuk rahang atas


a. Untuk gigi 16 kanan rahang atas permukaan bukal
b. Untuk gigi 11 kanan rahang atas permukaan labial
c. Untuk gigi 26 kiri rahang atas permukaan bukal
2. Untuk rahang bawah
a. Untuk gigi 36 kirin bawah permukaan lingual
b. Untuk gigi 31 rahang bawah permukaan labial
c. Untuk gigi 46 rahang bawah permukaan lingual

Setelah di lakukan pemeriksaan indeks plak (PHP) yang di dapat tersebut dengan
kriteria:

Sangat baik =0
Baik = 0,1 – 3,4

Sedang = 1,8 – 3,4

Buruk = 3,5 – 5

I. Defenisi Oprasional
a. Daun sirih atau nama ilmiahnya Piper Betle Linn, merupakan
tumbuhan obat yang banyak manfaatnya, sirih mengandung zat
antiseptik dan antibakteri hampir seluruh bagiannya, daun sirih dikenal
sebagai tanaman obat. Sirih banda banyak di banda, seram dan ambon.
Berdaun besar berwarna hijau tua dan kuning di beberapa bagian, rasa
serta aroma atau baunya tajam, mempunyai mofologi, jenis dan bentuk
yang berbedah-bedah Tetapi mempunyai kandungan yang sama
dengan daun sirih dari daerah-daerah lain.
b. Cengkeh atau cengkih adalah tangkai bunga kering yang berasa dari
keluarga pohon Myrtaceae, cengkeh yang ada di seluruh indonesia
mengandung senyawa yang sama terutama mengandung senyawa
minyak atrisi (eugenol) dan juga sebagai antimikrobat. Selain itu
ekstrak daun cengkeh berpotensi untuk meningkatkan aktifitas
makrofag. Makrofag merupakan salah satu sel yang berperan penting
dalam respon imun. sehingga Pengabdian masyarakat dilakukan untuk
membina dan melatih kelompok masyarakat dalam mengolah daun
cengkeh menjadi seduhan teh herbal yang dapat dijual.
c. Plak gigi merupakan deposit lunak yang melekat erat permukaan gigi,
terdiri atas mikroorganisme yang berkembang baik dalam suatu matrik
interseluler jika seseorang melalaikan kebersihan gigi gigi dan
mulutnya. Indeks plak adalah angkah yang diukur untuk mengukur
endapan lunak yang terdapat diatas permukaan gigi dilihat dari
perwarnaan.
J. Metode Analisa Data
1. Meghitung rata-rata indek plak sebelum mengunakan kombinasi
rebusan daun sirih hijau dan cengkeh.
2. Menghitung rata-rata indeks plak sesudah mengunakan kombinasi
rebusan daun sirih hijau dan cengkeh.
3. Menghitung rata-rata penurunan indeks plak kunjugan pertama dan
kunjugan kedua.
4. Melakukan perbandingan kunjugan tahap pertama dan kunjugan tahap
kedua.

Anda mungkin juga menyukai