Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH BANGUNAN PERTANIAN

GREEN HOUSE DAN KANDANG TERNAK

Makalah ini disusun Untuk Memenuhi Tugas Alat Mesin Pertanian

Disusun Oleh:

WIDIYANSYAH

(200310082)

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

ACEH UTARA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang sampai dengan saat ini
masih memberikan kita kesehatan jasmani maupun rohani sehingga kita dapat
merasakan nikmatnya iman dalam persaudaraan. Tidak lupa shalawat serta salam kita
hanturkan ke junjungan alam nabi besar Muhammad SAW. karena beliaulah merupakan
satu-satunya suri tauladan terbaik yang harus kita contoh sampai dengan zaman
sekarang ini. Terimakasih saya ucapkan kepada dosen mata kuliah Alat mesin pertanian
yaitu bapak Dr. Ir. Halim Akbar MSi yang telah memberikan tugas ini kepada saya.
Terimakasi juga kepada semua yang terlibat dalam tugas saya kali ini. Sehingga
alhamdulilah tugas makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu dan terlaksana dengan
baik.

Saya menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik bentuk, isi dan penyusunannya, oleh karena keterbatasan kemampuan dan waktu
serta keterbatasan literature. Dengan senang hati saya menerima saran dan kritikan yang
bersifat membangun demi kesempurnaan laporan ini dan diharapkan dapat memberi
manfaat bagi pembaca terutama mahasiswa/mahasiswi Jurusan Agroekotekologi,
Fakultas Pertanian, Universitas Malikussaleh.

Reuleut,13 Oktober 2022

Widiyansyah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Tujuan............................................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Defenisi Green House....................................................................................3

2.2 Jenis-Jenis Green House................................................................................4

2.3 Tipe-Tipe Green House..................................................................................6

2.4 Perkandangan.................................................................................................9

2.5 Bahan Membuat Kandang............................................................................10

BAB III. PENUTUP..............................................................................................12

3.1 Kesimpulan..................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………13

LAMPIRAN……………………………………………………………………...14

ii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 .Latar Belakang

Seiring berjalannya waktu pertanian juga semangkin hari kian berkembang


terutama dalam sistem teknologi budidayanya terutama dari segi bangunan yang dipakai
sebagai faktor pendukung untuk meningkatkan produksi pertanian. Bangunan pertanian
sendiri secara fisik adalah semua bangunan dengan berbagai macam tipe dan
strukturnya, yang digunakan untuk proses produksi dibidang pertanian dalam arti luas,
meliputi bangunan untuk produksi tanaman pertanian salah satunya yaitu bangunan
green house dan juga kandang ternak yang berfungsi sebagai bagian dri pertanian guna
untuk meningkatkan hasil produksi yang maksimal.

Penggunaan green house dalam budidaya tanaman merupakan salah satu cara
untuk memberikan lingkungan yang lebih mendekati kondisi optimum bagi
pertumbuhan tanaman. Greenhouse dikembangkan pertama kali dan umum digunakan
dikawasan yang beriklim subtropika. Penggunaan greenhouse terutama ditujukan untuk
melindungi tanaman dari suhu udara yang terlalu rendah pada musim dingin. Pada
mulanya greenhouse yang dibangun dikawasan subtropika menggunakan kaca sebagai
bahan penutup sehingga identik dengan glasshouse atau rumah kaca. Di Indonesia
pembangunan greenhouse juga sering menggunakan kaca sebagai penutup. Saat ini
penggunaan kaca sebagai penutup sudah banyak ditinggalkan, selain biayanya mahal
fungsinya juga sudah tidak relefan lagi. Herry suhardyanto, guru besar fakultas
teknologi pertanian IPB ysng jugs Rektor IPB merancang dan memperkenalkan
greenhouse untuk kawasan iklim tropik dan menyebutnya dengan istilah “rumah
tanaman” sebagai terjemahan dari greenhouse.

Green house pada prinsipnya adalah sebuah bangunan yang terdiri atau terbuat
dari bahan kaca atau plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh pemukaan
bangunan, baik atap maupun dindingnya. Didalamnya dilengkapi juga dengan peralatan
pengatur temperature dan kelembaban udara serta distribusi air maupun pupuk.
Bangunan ini tergolong bangunan yang sangat langka dan mahal, karena tidak semua

1
tempat yang kita jumpai dapat ditemukan bangunan semacam ini. Green house biasanya
hanya dimiliki oleh Perguruan Tinggi atau lembaga pendidikan, Balai Penelitian dan
perusahaan yang bergerak dibidang bisnis perbenihan, bunga dan fresh market
hortikultura. Namun di negara-negara pertanian yang sudah maju seperti USA,
Australia, Jepang dan negara-negara Eropa sebagian besar tanaman hortikulturanya
ditanam di rumah kaca. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan greenhouse di
mancanegara sudah umum dilakukan. Bahkan mungkin sudah berpuluh tahun sebelum
negara kita mengadopsi teknologi tersebut.

Green house yang digunakan di Indonesia sebagian besar digunakan untuk


penelitian percobaan budidaya, percobaan pemupukan, percobaan ketahanan tanaman
terhadap hama maupun penyakit, percobaan kultur jaringan, percobaan persilangan atau
pemuliaan, percobaan hidroponik dan percobaan penanaman tanaman diluar musim oleh
para mahasiswa , para peneliti, para pengusaha dan praktisi disemua bidang pertanian.
Sebenarnya ide awal untuk pembuatan bangunan green house di Indonesia
dilatarbelakangi oleh kegiatan penelitian yang dilakukan lembaga penelitian maupun
dunia pendidikan. Kegiatan penelitian yang dimaksud disini adalah kegiatan mencari
jawaban atau mencari solusi / jalan keluar atau pemecahan terhadap suatu kasus.
Sebagai contoh, bila kita ingin mencari uji ketahanan tanaman terhadap serangan hama
dan penyakit tertentu. Kandang ternak adalah struktur atau bangunan tempat hewan
ternak dipelihara.Kandnag sering kali dikategorikan menurut jumlah hewan yang
menempatinya ada yang berupa satu bangunan satu hewan,satu bangunan banyak hewan
terpisah sekat,dan satu bangunan diisi banyak hewan tanpa sekat.Usaha ternak hewan
yang dikelola dengan baik akan memerlukan manajemen kandang agar sistem
pemeliharaan dapat optimal.

1.2 .Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yakni agar kita dapat mengetahui
bangunan apa saja yang merupakan bagian dari bangunan pertanian.

2
BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Green House

Green house adalah bangunan dengan kerangka yang dilapisi dinding


insect net dan atap bening yang tembus cahaya matahari. Atap trnsparan
bertujuan agar cahaya matahari dapat menyinari tanaman secara maksimal
dan melindungi tanaman dari perubahan iklim di lingkungan sekitar (Arifin,
2016).

Green house merupakan bangunan yang terbuat dari atap kaca atau
plastic micron yang dapat menyerap sinar matahari. Bangunan ini juga
bermanfaat untuk mengatur ingkat kelembaban udara. Bangunan dapat dibuat
permanen atau semi permanen (Budiman,S. 2010).
Secara umum green house dapat didefinisikan sebagai bangunan
kontruksi dengan atap tembus cahaya yang berfungsi memanipulasi kondisi
lingkungan agar tanaman di dalamnya dapat berkembang optimal. Manipulasi
lingkungan ini dilakukan dalam dua hal, yaitu menghindari kondisi lingkungan
yang tidak dikehendaki dan memunculkan kondisi lingkungan yang
dikehendaki.
Kondisi lingkungan yang tidak dikehendaki antara lain :

a. Ekses radiasi sinar matahari seperti sinar ultra violet dan sinar infra merah.

b. Suhu udara dan kelembaban yang tidak sesuai.

c. Kekurangan dan kelebihan curah hujan.


d. Gangguan hama dan penyakit.

e. Tiupan angin yang terlalu kuat sehingga dapat merobohkan tanaman.

f. Tiupan angin dan serangga yang menyebabkan kontaminasi penyerbukan.

g. Ekses polutan akibat polusi udara.

3
Sementara kondisi lingkungan yang dikehendaki antara lain :
a) Kondisi cuaca yang mendukung rentang waktu tanam lebih panjang.
b) Mikroklimat seperti suhu,kelembaban dan intensitas cahaya sesuai
dengankebutuhan pertumbuhan tanaman.
c) Suplai air dan pupuk dapat dilakukan secara berkala dan terukur.
d) Sanitasi lingkungan sehingga tidak kondusif bagi hama dan penyakit.
e) Kondisi nyaman bagi terlaksananya aktivitas produksi dan pengawasan
mutu.
f) Bersih dari ekses lingkungan seperti polutan dan minimnya residu
pestisida
g) Hilangnya gangguan fisik baik oleh angin maupun hewan.
2.2 Jenis-Jenis Green House

Di Indonesia green house yang biasa digunakan dapat dibagi menjadi


tiga jenis, yaitu green house bambu, green house kayu dan green house besi.

1) Green house bambu.

Green house jenis ini umumnya dipakai sebagai green house produksi. Green
house ini secara umum adalah jenis green house yang paling murah biaya
pembuatannya dan banyak dipakai oleh kalangan petani kita sebagai sarana
produksi.

4
Namun kelemahan dari green house ini adalah umurnya yang relatif pendek
dan bahan materialnya dapat menjadi media timbulnya hama. Karena kekuatan
struktur dan juga masalah biaya, maka green house bambu atapnya terbatas
menggunakan plastik UV.

2) Green house kayu


Lebih baik dari green house bambu adalah gren house dengan material
kayu, terutama jenis kayu yang tahan air, seperti ulin dan bengkirai. Dibanding
green house bambu umur pakai green house kayu biasanya lebih panjang dan
kondisi sanitasi lingkungan lebih baik.

Beberapa jenis green house kayu, bagian dinding bawah dibuat dari
pasangan bata yang diplester. Jenis green house ini bahan atapnya sudah lebih
bervariasi bisa plastik, polykarbonat, PVC ataupun kaca.
3) Green house besi.
Dari segi umur pakai dan kwalitas, maka yang terbaik adalah green house
yang menggunakan struktur besi, terlebih besi yang telah di treatment “hot dipped
galvanis”. Struktur yang baik akan mengurangi frekuensi perawatan; sehingga tidak
terjadi stagnan kegiatan., walaupun pada keadaan tertentu perlu dilakukan sanitasi,
tetapi sanitasi yang terjadwal.

5
Dengan struktur yang kuat, maka berbagai jenis tambahan peralatan /
optional dapat dipasangkan pada jenis green house besi, sehingga penggunaan
green house dapat dilakukan secara optimal.

2.3 Tipe Green House


Pada dasarnya green house dapat dibagi ke dalam 3 type, yaitu :

1. Type Tunnel

Tipe ini dari depan tampak seperti lorong setengah


lingkaran.Kelebihannya
adalah memiliki struktur sangat kuat. Atapnya yang berbentuk melengkung
kebawah merupakan bentuk yang sangat ideal dalam menghadapi terpaan
angin. Sementara struktur busur dengan kedua kaki terpendam ketanah
memegang bangunan lebih kuat.

Kelemahan dari tipe ini adalah minimnya system ventilasi. Jika


digunakan pada daerah tropis dibutuhkan alat tambahan berupa exhaust fan atau

6
cooling system untuk mengalirkan dan menurunkan suhu udara di dalam green
house.

2. Tipe Piggy back

Green house tipe ini banyak digunakan di daerah tropis, dapat dikatakan tipe
ini adalah tropical green house. Keunggulan tipe ini pada ventilasi udara yang
sangat baik. Banyak memiliki struktur bukaan, sehingga memberikan
lingkungan mikroklimat yang kondusif bagi pertrumbuhan tanaman.

Selain memiliki keunggulan, banyaknya struktur bukaan juga


merupakan kelemahan dari tipe ini. Pada daerah dengan tiupan angin yang kuat
green house tipe piggy back kurang disarankan. Karena dengan banyaknya
struktur terbuka menyebabkan struktur rentan terhadap terpaan angin. Selain
itu dari segi biaya dengan penggunaan material atap sama, greeen house type
ini relatif lebih mahal dibanding type lain karena penggunaan material struktur
lebih banyak.

1. Tipe Campuran ( Single span dan Multispan )

Desain tipe ini boleh dikatakan adalah campuran antara tipe tunnel
dengan tipe piggy back. Dari desainnya terlihat tampak, bahwa tipe ini seakan
– akan paduan (hybrid) antara tipe tunnel dengan tipe piggy back. Karena itu,
maka tipe green house ini memeliki kelebihan dari tipe tunnel dan tipe piggy
back, yaitu strukturnya kuat tetapi tetap memiliki ventilasi yang maksimal.

7
Kelebihan lain dari tipe ini adalah beberapa unit green house (Single
Span) dapat disatukan menjadi satu blok green house besar (Multispan)
dimana hal ini sulit dilakukan pada green house tipe tunnel.Dibandingkan tipe
piggy back, selain struktur lebih kuat biaya pembuatan tipe campuran ini lebih
hemat. Sehingga pada bidang kegiatan yang membutuhkan green house luas,
maka type multispan adalah type yang paling sesuai. Strategi Membangun
Green House.

Beberapa unsur lokasi yang perlu diperhatikan dalam pembangunan


green house adalah sebagai berikut:

1. Luas Areal

Luas lahan hendaknya cukup besar untuk mengantisipasi


perkembangan usaha dimasa yang akan datang. Untuk usaha komersial faktor
ini sangat penting. Disamping itu perlu diperhitungkan juga lahan untuk
bangunan penunjang usaha seperti jalan,gudang dan lain-lain.
2. Topografi

Lokasi green house harus sedatar mungkin untuk menekan biaya,


karena jika dibangun pada lokasi yang miring maka diperlukan biaya tambahan
untuk pembuatan rumah plastik bertingkat. Lokasi yang datar juga
memudahkan dalam otomasisasi pada rangkai rumah plastik yang besar
sekalipun. Lahan tersebut juga harus mempunyai sifat drainase yang baik.

8
3. Iklim

Iklim lokasi yang dipilih diperhitungkan berdasarkan kebutuhan


tanaman yang akan diusahakan. Area yang seringkali berkabut atau bercuaca
buruk umumnya kurang baik bagi kebanyakann tanaman. Tanamam yang
menyukai intensitas cahaya yang tinggi akan lebih baik diusahakan di lokasi
yang ketinggiannya cukup tinggi dengan intensitas cahaya yang baik. Adanya
bukit atau barisan pepohonan yang berlaku sebagai penghalang, penting untuk
area-area yang anginnya cukup kencang.
4. Ketersediaan air

Air adalah salah satu faktor utama yang sangat dibutuhkan tanamam.
Karena itu dalam menentukan lokasi rumah plastik, ketersediaan air di lokasi
yang dipilih baik kualitas maupun kuantitasnya harus cukup tersedia.
Kontinuitas suplai air harus bisa mencukupi untuk jangka waktu yang panjang.
Begitupun kualitas air yang tersedia harus diperiksa untuk menentukan
kandungaan mineral dan mendekteksi unsur-unsur yang kurang baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Mengetahui kandungan mineral
cukup penting terutama untuk daerah-daerah dekat pantai dan muara sungai,
biasanya mengandung ion sodium dan klorida yang kurang baik bagi tanaman.

5. Arah/orientasi

Arah/orientasi akan mempengaruhi penerimaan/transmisi cahaya.


Transmisi cahaya dapat terhalangi oleh kerangka rumah plastik dan juga
ditentukan oleh musim akibat perubahan sudut penyinaran matahari, terutama
untuk daerah-daerah yang berada pada lintang tinggi.

2.4 Perkandangan

9
Dalam pemeliharaan sapi secara intensif, kandang merupakan aspek yang
penting,karena,kandang,berfungsi,untuk:

a) Melindungi ternak dari luar (binatang buas,pencuri) dan faktor cuaca


b) Memberikan kenyamanan bagi ternak
c) Memudahkan pengelolaan
Ketika ternak merasa nyaman, maka ternak akan mampu berproduksi secara
optimal, Pembuatan kandang haus direncanakan dan dilakukan secara efesien, adapun
syarat kandang yang ideal adalah:
a) Memenuhi syarat hidup ternak
b) Mampu menahan masuknya gangguan
c) Efektif dan efesien

2.5 Bahan Membuat kandang

Di daerah tropis seperti Indonesia, dianjurkan untuk membuat kandang yang


terbuat dari bahan-bahan yang tidak menyerap panas, bahan-bahannya sebaiknya adalah
sebagai berikut:

a) Tersedia di lokasi
b) Harga terjangkau ,harga murah dan tahan lama
c) Tidak menggunakan bahan lapuk atau muda
d) Bagian kandang yang terpenting adalah atap, lantai dan dinding.

(Tri Satya Mastuti Widi, S,Pt. MP.,Sc., Ph.D. 2016)

10
Berdasarkan letaknya,bangunan kandang dapat bersifat outdor ataupun
indor,tergantung sistem pemeliharaan yang diterapkan.Pada sistem panch atau pasture
fatetening bangunan kandang umumnya bersifat outdor,diletakan di tempat terbuka
tidak jauh dari pandangan pengembalanya.Bentuk kandang biasanya sederhana
mungkin hanya berupa selter atau naungan dengan dinding terbuka serta di batasi oleh
pagar, Pada pemeliharaan sistem terkurung, bangunan kadang biasanya bersifat
indor,ruang kandang di batasi dinding tertutup atau semi terbukadab dirancang dengan
pengaturanventilasiyangbaik.(Widiyaningrum,P.2005)

11
BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Green house merupakan bangunan menyerupai sebuah rumah handal


untuk menyediakan lingkungan yang menguntungkan bagi pertumbuhan
tanaman
2. Green house harus ditempatkan di lahan terbuka yang cukup cahaya matahari.

3. Lokasi green house harus memiliki drainase yang bagus dan harus tersedia
air irigasi
4. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam merancang green house adalah
lokasi,

topografi, tataletak, orientasi, dan fasilitas pendukung.

5. Keunggulan Tanaman yang ditanam dalam green house, yaitu berpenampilan


lebih baik, lebih bersih, lebih seragam ukurannya, lebih sehat dan akrab
lingkungan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, R. 2016. Bisnis Hidroponik Ala Roni Kebun Sayur. Agromedia


Pustaka.Jakarta.

Budiman, S. 2010. Berkebun Stroberi Secara Komersial. Penebar Swadaya.


Jakarta.

http://inspirasitabloid.wordpress.com/2011/07/11/greenhouse-solusi-untuk-
menghadapi-perubahan-iklim-dalam budidaya pertanian/

http://bangdolfi.blogspot.com/2012/03/deskripsi-green-house-dan-shading-
house.html

http://shafwandi08.blogspot.com/2011/06/greenhouse.html

Tri Satya,M.W, 2016.Integrated Farming System Dalam Pengentasan Kawasan Rawan


Pangan.CV.KOLOM CETAK.Yogyakarta.

Widiyaningrum,P.2005.Manajemen Ternak Potong.Semarang University Press


Jl.Soekarno-Hatta.Semarang

13
LAMPIRAN

14

Anda mungkin juga menyukai