DISUSUN OLEH:
DWI AYU WAHYUNI
F 221 21 033
UNIVERSITAS TADULAKO
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
2020/2021
KATA PENGANTAR
Assalam’mualaikum wr.wb
Segala puji kehadirat Allah SWT akhirnya dapat menyelesaikan makalah ini.Tugas ini
merupakan suatu kewajiban bagi setiap mahasiswa arsitektur Universitas Tadulako yang telah
mengambil mata kuliah Pengantar Arsitektur. Dalam kesempatan ini sebagai mahasiswa
menyampaikan banyak terima kasih. Dengan disusunnya tugas ini saya menyadari masih banyak
kekurangan dan kesalahan-kesalahan, dikarenakan keterbatasan saya. Akhir kata semoga tugas
Wassalam’mualaikum wr.wb
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................................................2
BAB 2 LANDASAN TEORI.............................................................................................................................3
2.1 Rumah Tinggal..............................................................................................................................3
2.1.1 Definisi Rumah Tinggal............................................................................................................3
2.1.2 Fungsi Rumah Tinggal.............................................................................................................4
2.1.3 Tipe Rumah Tinggal.................................................................................................................4
2.2 Rumah Hemat Energi....................................................................................................................6
2.3. Konsep Tata Ruang....................................................................................................................10
2.3.1. Orientasi Bangunan...............................................................................................................13
2.3.2. Konsep Bentuk Bangunan (Fasad).......................................................................................15
2.3.3. Konsep Tata Letak.................................................................................................................16
BAB 3 METODE..........................................................................................................................................18
3.1. Metode......................................................................................................................................18
3.2. Cara Penelitian...........................................................................................................................18
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................................................19
4.1. Hasil...........................................................................................................................................19
4.2. Pembahasan.......................................................................................................................................20
4.2.1. Tema.......................................................................................................................................20
4.2.2. Konstruksi...............................................................................................................................21
4.2.3. Vegetasi..................................................................................................................................21
4.2.4. Pemrograman Ruang..............................................................................................................21
BAB 5 PENUTUP........................................................................................................................................26
5.1. Kesimpulan................................................................................................................................26
5.2. Saran.........................................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................28
iii
iv
BAB 1 PENDAHULUAN
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar dan mempunyai peranan penting bagi
kehidupan manusia. Rumah dianggap sebagai salah satu kebutuhan dasar karena rumah
merupakan salah satu kebutuhan fisik yang harus dipenuhi. Menurut Teori Hierarki
Kebutuhan Maslow dalam Kotler dan Keller (2008: 227) bahwa kebutuhan manusia
tersusun dalam suatu hierarki, dari yang paling mendesak sampai yang paling kurang
mendesak.
kebutuhan penghargaan (harga diri, pengakuan, status), dan kebutuhan aktualisasi diri
tersebut, maka kebutuhan akan rumah sebagai tempat tinggal merupakan kebutuhan dasar
Masyarakat saat ini berpandangan bahwa rumah tidaklah hanya sebagai tempat
berteduh saja, tetapi sudah mulai berfikir untuk memiliki rumah yang dapat memenuhi
persyaratan kenyamanan, keindahan, lingkungan yang baik dan nyaman , harga yang
1
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana karakteristik owner yang akan menempati hunian hemat energi tersebut ?
c. Bagaimana penataan ruang yang baik dan bagaimana karakteristik bangunan tersebut?
a. Untuk mengetahui karakteristik owner yang akan menempati hunian hemat energi
tersebut.
b. Untuk mengetahui konsep hunian seperti apa yang dibutuhkan dan sesuai dengan
karakteristik owner.
c. Untuk mengetahui bagaimana penataan ruang yang baik dan bagaimana karakteristik
bangunan tersebut.
2
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Rumah Tinggal
Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan
yang luas, rumah tinggal bukan hanya sebuah bangunan (struktural), melainkan juga
tempat kediaman yang memenuhi syarat-syarat kehidupan yang layak, dipandang dari
pengertian tersebut rumah tinggal dapat diartikan sebagai tempat tinggal yang
Rumah Tinggal adalah salah satu kebutuhan pokok manusia untuk berlempat
tinggal dan melindungi seseorang dari pengaruh lingkungan fisik yang berhubungan
secara langsung, misalnya hujan, panas matahari, angin, dan lain-lain Sedangkan
rumah sehat adalah rumah yang memenuhi persyaratan teknis konstruksi, juga harus
agar memenuhi kebutuhan akan kondisi tempat tinggal yang sehat dan menyenangkan
(Gunawan, 1982).
Dalam pandangan masyarakat umum, rumah memiliki arti sebagai bangunan yang
dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu oleh makhluk hidup. Namun
secara garis besar menurut teori fungsi dan utilitas, rumah memiliki kriteria-kriteria
3
c. Rumah harus melindungi manusia dari penularan penyakit.
d. Rumah harus melindungi manusia dari gangguan luar yang mungkin terjadi.
Secara garis besar, rumah memiliki empat fungsi pokok sebagai tempat tinggal
sebagai berikut:
a. Rumah Sederhana
untuk keluarga kecil dan masyarakat yang berdaya beli rendah. Rumah
4
berpenghasilan atau berdaya beli rendah. Pada umumnya, rumah sederhana
mempunyai luas rumah 22 m² s/d 36 m², dengan luas tanah 60 m² s/d 75 m².
b. Rumah Menengah
Rumah menengah merupakan rumah bertipe sedang. Pada tipe ini, cukup
umumnya, rumah menengah ini mempunyai luas rumah 45 m² s/d 120 m²,
c. Rumah Mewah
rumah tipe ini lebih kompleks karena kebutuhan ruang yang dapat
pemiliknya. Rumah tipe besar ini umumnya tidak hanya sekedar digunakan
untuk tempat tinggal tetapi juga sebagai simbol status, simbol kepribadian
umumnya, rumah mewah ini biasanya mempunyai luas rumah lebih dari 120
5
2.2 Rumah Hemat Energi
Efisiensi energi dapat dicapai melalui desain bangunan yang peduli pada
alami.
Pada hakekatnya telah diketahui bahwa efisiensi energi merupakan bagian dari
energi merupakan upaya yang sistematis terencana dan terpadu guna melestarikan
pengondisian udara yaitu 50-70 %, untuk penerangan 10-25% dan elevator hanya 2-
6
penggunaan energi untuk pencahayaan, berarti konsumsi energi dalam bangunan
dapat berkurang sehingga sistem tata cahaya harus menjadi perhatian khusus pada
tahap awal perencanaan untuk menciptakan bangunan hemat energi yang memenuhi
Kenyamanan visual pada ruang kerja kantor, tercipta jika pengguna ruang dapat
beraktivitas. Aktivitas yang dilakukan pada ruang kerja kantor sangat terkait dengan
tentang tata cara perancangan sistem pencahayaan buatan pada bangunan gedung dan
standar tingkat iluminasi yang direkomendasikan pada ruang kerja kantor adalah 350
lux.
ruang. Dalam hal ini, rekomendasi standar iluminasi untuk ruang kerja kantor
kantor. Pendekatan penelitian yang telah dilakukan oleh Nurul (2001) menunjukkan
7
bahwa desain pencahayaan ruang baca Gedung Perpustakaan Pusat Universitas
Hasanuddin tidak sesuai dengan standar iluminasi yang direkomendasikan SNI 03-
6575-2001 yaitu 250 lux, namun pengunjung masih dapat beraktivitas dengan baik.
Penelitian berjudul “Studi pencahayaaan ruang kuliah jurusan teknik arsitektur dan
beraktivitas dengan baik. Penelitian lain yang telah dilakukan adalah tinjauan gedung
Graha Pena (Esti, 2007) menyimpulkan bahwa pada ruang kantor terbuka yang
mempunyai nilai iluminasi rendah dan tidak bersifat merata, namun pengguna ruang
ruang kerja kantor dengan mendesain beberapa setting pencahayaan pada ruang
eksperimen. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh tingkat iluminasi
terhadap kinerja dan pengguna ruang dapat beraktifitas dengan baik pada tingkat
iluminasi 150 lux. Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dipaparkan diatas,
dapat disimpulkan bahwa aktivitas masih dapat berjalan dengan baik, meskipun
8
Penelitian ini, menganalisis penggunaan energi pada ruang kerja kantor di
bangunan perkantoran Wisma Kalla dimana area perkantoran terletak pada lantai
tipikal. Area perkantoran juga terdapat pada lantai 3 namun tidak secara keseluruhan
lantai ini di fungsikan sebagi perkantoran namun hanya sebagian. Berdasarkan hal ini,
maka pada penelitian ini hanya menganalisis ruang kerja kantor pada lantai tipikal
9
2.3. Konsep Tata Ruang
Penataan Ruang adalah adalah proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang
2007 Tata Ruang diatur lewat struktur dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan
pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi
memiliki hubungan fungsional. Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam
suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan
Dalam penataan ruang di dalam rumah tinggal yang paling penting diingat adalah
unsur kesatuan dan fungsi ruang-ruang tersebut. Untuk menata ruang-ruang yang ada
pada bangunan rumah tinggal, harus memperhatikan sifat serta fungsi masing-masing
ruang. Pada bagian terdahulu telah diuraikan bahwa sebenarnya ruang-ruang dalam
10
rumah tinggal dapat dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu : (1) daerah bising, (2)
Apabila ruang-ruang yang ada pada rumah tinggal tersebut tidak diletakkan sesuai
dalam rumah tinggal tersebut. Dampak lain yang akan ditimbulkan adalah timbulnya
rasa tidak tenang dan nyaman bahkan kebisingan. Hal ini akan berpengaruh pada
perubahan kejiwaan penghuni rumah tinggal tersebut , dan ini adalah kondisi yang
tidak menguntungkan. Bila dilihat dari sudut pandang fungsi serta sifatnya,
sebetulnya jenis ruang di dalam rumah adalah berbeda, meskipun ada juga yang
Sebagai contoh, misalnya ruang keluarga mempunyai fungsi dan sifat yang sama
dengan ruang santai dan home theatre. Sedangkan ruang kerja mempunyai fungsi dan
sifat yang mirip dengan ruang belajar, serta ruang studio. Sifat dan kerakter masing-
masing ruang tersebut, berbeda beda. Untuk itu meletakkan atau menata ruang
kenyamanan, kejiwaan, dan kearifan lokal, sehingga menimbulkan suatu tatanan yang
serasi dan terpadu menjadi satu kesatuan yang melahirkan suasana yang nyaman dan
menyenangkan.
Untuk melakukan penataan ruang-ruang yang mempunyai fungsi dan sifat yang
berbeda-beda, namun menjadi satu kesatuan yang harmonis serta merata akses
11
1. Meletakkan ruang (space) pengikat berupa ruang keluarga ruang makan,
2. Meletakkan ruang-ruang dengan fungsi dan sifat mirip dalam satu daerah (zona
yang sama) , misalnya teras, ruang tamu, dan garasi yang diletakkan pada daerah
3. Meletakkan ruang makan, ruang keluarga, ruang santai atau home theatre pada
utama, ruang tidur anak, kamar mandi dan WC, ruang tidur pembantu, tempat cuci,
ruang jemur, ruang strika, gudang, ruang kerja, dan dapur pada daerah tenang.
5. Menyediakan ruang untuk sirkulasi yang cukup dan layak, agar tidak terjadi
6. Apabila bentuk site mencukupi luasnya serta terletak di tepi jalan, maka
usahakan ruang tamu terletak di tempat yang mudah dijangkau dari jalan.
7. Apabila rumah tinggal akan dijadikan sebagai tempat usaha juga, maka
tempatkan ruang kerja pada bagian yang mudah di jangkau dari jalan.
8. Tempatkan ruang tidur utama, ruang tidur anak, ruang tidur pembantu, kamar
mandi dan WC, maupun tempat jemuran, gudang di daerah yang tenang.
12
9. Ruang-ruang pelayanan seperti dapur, ruang strika, gudang dan lain sebagainya
ditempatkan pada daerah yang tidak berhubungan langsung dengan ruang tamu,
karena akan menimbulkan ganguan bunyi dan bau pada saat ada tamu.
10. Apabila ingin menciptakan suasana makan dan isterahat yang nyaman dan
tenang, maka dapat menempatkan teras pada bagian samping atau belakang rumah,
persis di depan ruang makan dan ruang keluarga, agar pada saat makan tidak
11. Jika rumah bertingkat, sebaiknya tangga diletakkan pada tempat yang mudah
12. Apabila menghendaki adanya rung tidur tamu, lengkap dengan kamar mandi
dan WC, maka sebaiknya diletakkan tidak jauh dari ruang tamu dan ruang makan.
Hal ini dimaksudkan agar sisrkulasi anggota keluarga tidak terganggu dan tamu juga
dapat melakukan aktivitas, seperti makan dan isterahat, serta bercengraman dengan
pemilik rumah pada ruang makan dan ruang keluarga tersebut dengan nyaman dan
santai.
Untuk menentukan orientasi bangunan (arah hadapah bangunan), maka hal yang
perlu diperhatikan adalah: (a) peredaran sinar mata hari, (b) penentuan letak dan besar
pembukaan ruang pada bangunan, (c) penentuan bentuk atau tampak, (d) bahan atap
yang digunakan, dan (e) lokasi atau sisi persil tanah yang terdapat jalan (Supartono
13
1. Arah peredaran sinar matahari, untuk menghindari terjadinya penyinaran sinar
matahari secara penuh pada saat yang tidak diinginkan yang mengakibatkan ruangan
dalam rumah terasa panas dan silau, maka bangunan rumah tinggal tidak menghadap
tepat ke arah timur atau ke barat. Akan tetapi bilamana kondisi sistemnya memang
sudah menghadap ke timur atau kebarat, maka harus diupayakan agar sinar natahari
tidak masuk secara langsung ke dalam rumah. Hal ini dapat ditempuh dengan
memasang aksesioris atau penghalang sinar matahari di atas jendela atau pintu berupa
kanopi. Cara ini akan mengurangi dan menghalangi sinar matahari langsung masuk
ke dalam rumah.
2. Penentuan letak dan besar bukaan ruang, apabila akan membuat desain pintu
ukuran, letak, dan bahan yang akan digunakan. Desain hendaknya disesuaikan dengan
fungsinya (form follow fungction). Ukuran pintu, jendela serta ventilasi lainnya juga
bangunan (luas bukang ruang harus proporsional dengan luasan ruang). Sebagai
contoh, pemasangan jendela yang besar dan panjang pada ruang tamu akan lebih
sesuai. Hal itu dikarenakan ruang tamu merupakan ruang umum yang membutuhkan
lebih banyak sinar serta aliran udara yang masuk. Akan tetapi, pemasangan tersebut
tidak sesuai untuk ruang tidur, karena ruang tidur akan terasa kurang nyaman apabila
3. Penentuan bentuk dan bahan atap , arah dan orientasi bangunan turut
dipengaruhi oleh bentuk atap. Bentuk atap tersebut dapat mempertegas arah hadap
bangunan. Di samping itu bentuk dan bahan atap juga akan sangat mempengaruhi
14
kenyamanan dan keindahan (estetis) bangunan tersebut. Dalam menentukan bahan
dan bentuk atap, harus mempertimbangkan arah hadap bangunan yang utama maupun
Hal utama yang harus diperhatikan untuk menentukan bentuk atau model
rumah adalah kesesuaian bentuk dan nuangsa arsitektur rumah terhadap lingkungan
sekitar. Hal ini sangat perlu karena apabila kehadiran bangunan rumah pada
lingkungan tidak sesuai, akan timbul hal-hal negatif. Hal itu antara lain kesenjangan
sosial, karena kahadiran rumah yang dibangun bisa dianggap sebagi saingan (rival)
Apabila akan membeli rumah jadi pada sebuah lokasi perumahan, sebaiknya diteliti
terlebih dahulu secara cermat, baik ukuran (tipe) maupun bentuk bangunan (desain),
terdahulu dengan keinginan dan kebutuhan. Akan tetapi apabila akan membangun
rumah pada lingkungan bukan perumahan, maka bentuk dan desain sebaiknya
sesuaikan dengan fungsi, kegiatan atau aktivitas yang akan berlangsung serta estetika
membangun rumah tinggal, maka penghuni rumah akan tinggal dengan betah dan
nyaman pada rumah tersebut. Bentuk-bentuk rumah yang sesuai dengan keadaan dan
iklim dinegara kita Indonesia Ini, adalah bentuk-bentuk rumah dengan gaya arsitektur
15
modern yang didominasi oleh pembukaan ruang. Gaya arsitektur semacam ini
membuat rumah akan terasa nyaman, tenang, dan sejuk dikarenakan tingkat
Persil yang tersedia sangat menentukan posisi hadap bangunan rumah tinggal
yang akan dibangun. Walaupun desainnya sudah bagus dilihat dari tiga daerah, yakni
daerah publik atau umum, daeah semi publik atau daerah isolasi, dan daerah privat
atau pribadi. Oleh karena itu untuk menentukan posisi bangunan terhadap bentuk
dan organisasi persil yang tersedia diperlukan beberapa pertimbangan yang matang.
atau persil (kondisi existing). Dalam memahami karakteristik site, terdapat beberapa
dari sisi perawatan maupun segala yang berkaitan dengan peraturan dan syarat-syarat
pendirian bangunan (building codes). Adapun hal utama yang perlu diperhatikan
sebagai berikut: (a) Data keras (haed data), yaitu kondisi yang tidak mungkin diubah,
misalnya perbatasan tapak, building codes, iklim , dan lokasi utilitas, (b) Data lunak
(soft data), yaitu kondisi yang dapat dimodifikasi, misalnya Konsep Perancangan
16
2. Buatlah muka bangunan sesuai sisi site yang menghadap ke jalan tersebut
dan keluar dari bangunan, maka harus melihat arah sirkulasi lalulintas yang berada di
sekitar site, sehingga memudahkan keluar masuknya kendaraan yang akan memasuki
dan nyaman, maka perlu mempertimbangkan situasi dan kondisi lingkungan rumah
tersebut. Misalnya jika rumah terletak di persimpangan jalan, maka sebaiknya rumah
17
BAB 3 METODE
3.1. Metode
penelitian.
dokumen dan studi literatur. Namun kali ini data yang diambil hanya berasal dari
18
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil yang didapat dari metode yang digunakan, yaitu metode literatur. Bahwa
owner. Ruang-ruang yang ada di dalam rumah tinggal tersebut harus bisa
19
4.2. Pembahasan
4.2.1. Tema
bukaan bukaan lebar untuk aliran udara. Oleh karena itu arsitek memilih tema
Modern Tropis pada bangunan rumah tinggal ini. Pemilihan tema ini
Kondisi curah hujan yang cukup besar, dan lintasan matahari menjadi
menjadi permasalahan dalam membentuk hunian ini, warna dark dan abu akan
20
4.2.2. Konstruksi
Pada elemen dinding unsur konstruksi yang penting pada bangunan ini
adalah baja ringan. Kaca juga digunakan sebagai bukaan pada jendela maupun
beberapa pintu, untuk lantai dipilih material Granite dan laminated. Pemilihan
bahan-bahan material ini merujuk kepada konsep rumah Modern Tropis yang
4.2.3. Vegetasi
aktifitas pekerjaannya. Oleh karena itu lebih baiknya harus ada tanaman yang
meneduhkan, berwarna dan bervariasi dari segi ukuran untuk berada pada
halaman depan maupun halaman belakang rumah dan tanaman yang mudah
untuk dirawat.
1. Ruang Mayor
akan dikategorikan sebagai ruang mayor. Pada umumnya ruangan ini akan
perencanaan ini ruang mayornya adalah : (1) Ruang Tamu, (2) Ruang
1) Ruang Tamu
21
Ruang tamu adalah tempat pertama energi atau flow fengshui bisa
ruang tamu bisa terlihat sampai belakang rumah. Jadi harus ada
2) Ruang Keleuarga
arah dan peletakkan tempat tidur di kamar tidur utama penting karena
22
4) Ruang Tidur Anak
cara melihat dari jarak pandang anak. Misalnya, jika gagang lemari
anak terlalu tinggi, maka orang tua harus memikirkan konsep lemari
Sama halnya dengan perabot lain seperti kursi anak atau meja
anak, pilih yang masih bisa digunakan secara leluasa dengan anak
panjang. Kamar tidur anak harus memiliki ventilasi udara yang baik
seperti jendela atau lubang angin. Usahakan agar kamar tidur anak
pemilihan bohlam lampu yang memiliki daya pijar terlalu terang dan
2. Ruang Minor
Pada hunian ini, kondisi ruang minor yang dimaksudkan adalah sebuah
ruang yang tidak dijadikan tempat beraktifitas utama namun hanya sebagai
23
(1) Toilet, (2) Carport, (3) Teras.
1) Toilet
mungkin. Selain itu, toilet sakan diberi cat dengan warna yang
sempit.
2) Carport
3) Teras
3. Ruang Servis
(2)Dapur.
1) Ruang Makan
Ruang makan yang kita terapkan tidak terlalu luas, karena itu
24
tetap nyaman untuk digunakan. Pada dinding ruang makan akan
2) Dapur
gampang kotor.
25
BAB 5 PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustaka dan metode yang dilakukan, kita dapat menarik
minimalis, dapat tercipta sebuah rancangan bangunan yang sesuai dengan karakter
ataupun aktivitas keseharian owner. Tema yang diusung yaitu modern tropis,
untuk kondisi cuaca yang kita tahu curah hujan di Indonesia sangat tinggi maka,
dinding banguanan.
pemilihan warna pada material akan menjadi sesuatu yang penting, warna dark
dan abu akan mendominasi warna eksterior sedangkan interior akan dipilih
5.2. Saran
yang kuat antara proses perancangan dengan proses penelitian. Dalam hal ini,
perancangan yang sesuai dengan apa yang dibubtuhkan oleh kasus perancangan
tersebut. Diharapkan karya tulis ini memberikan masukan kepada para arsitek
26
akan mewujudkan suatu karya arsitektur yang berkualitas dan mampu mengikuti
perkembangan zaman.
27
DAFTAR PUSTAKA
HUNIAN RUMAH TINGGAL Studi Kasus Rumah Desain Minimalis Ditinjau Dari Aspek
http://eprints.undip.ac.id/18660/
Zulfikar, Alya (2021) 7 Ide Denah Rumah Minimalis 3 Kamar Tidur Type 36 Terfavorit
2021, 99.co.
https://www.99.co/blog/indonesia/ide-denah-rumah-minimalis-3-kamar-tidur-type-36/
Muh. Fachri B.Z, (2021) Metode Perancangan Rumah Tinggal ( Perancangan Rumah
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiAr67H-8_zAhU-
gtgFHQ5FBp0QFnoECAIQAQ&url=https%3A%2F%2Fwww.academia.edu
%2F13182610%2FMetode_Perancangan_Rumah_Tinggal_Perancangan_Rumah_Tinggal_Kons
ultan_Perpajakan_&usg=AOvVaw0jaxcf1bHde8ythUNd_SgV
28
29