Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH ARSITEKTUR TROPIS

“Prinsip Arsitektur Tropis Pada Sebuah Bangunan”

Disusun oleh :

AKBAR RAIHAN
NIM.41219010001

Dosen Pengampu:

M. Syarif Hidayat ,Dr, M.Arch

Fakultas Teknik
Program Studi Arsitektur
Universitas Mercu Buana
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan nikmat sehat
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “prinsip arsitektur tropis pada
sebuah bangunan” untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Arsitektur Tropis.

Penulis berharap makalah ini dapat memenuhi tugas sesuai dengan ketentuan yang telah
ditentukan oleh dosen. Dan saya harap makalah ini dapat membantu mahasiswa atau pihak
lainnya dalam mengembangkan wawasan tentang arsitektur tropis di Indonesia.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bpk M. Syarief Hidayat, Dr., M. Arch selaku
dosen mata kuliah Arsitektur Tropis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan, dan tidak
mencapai kata sempurna. Karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu kami
mohon kritik dan saran terhadap proposal kami agar dapat kami evaluasi dalam pembuatan
makalah kedepannya.

Jakarta, 27 November 2021

Akbar Raihan
Nim.4121901001

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. 1
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2
BAB 1 .................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ............................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................ 4
D. Ruang Lingkup ............................................................................................. 4
BAB 2 .................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
2.1 Keadaan umum geografi dan iklim di Indonesia .................................................... 5
2.1.1 Pengertian Arsitektur tropis ........................................................................... 5
2.2 Prinsip Prinsip Arsitektur Tropis ....................................................................... 6
1. Kenyamanan Thermal, Visual, dan Akustik. .................................................... 6
2. Orientasi Bangunan .................................................................................... 7
3. Menyediakan ruang terbuka hijau ................................................................. 7
4. Sirkulasi Udara ......................................................................................... 7
5. Penerangan Alami Pada Siang Hari ................................................................ 8
6. Pelindung dari radiasi sinar matahari dan hujan lebat........................................ 8
2.3 Material yang cocok pada Arsitektur Tropis ......................................................... 8
2.4 Sistem Ventilasi Pada Arsitektur Tropis............................................................... 9
1. Sistem ventilasi silang (cross ventilation). ......................................................... 9
2. Sistem ventilasi cerobong (stack effect). ......................................................... 10
3. Sistem ventilasi bolak balik......................................................................... 10
2.5 Pemanfaatan Tanaman Pada Arsitektur Tropis .................................................... 11
BAB 3 ................................................................................................................ 12
Analisa Arsitektur Tropis Pada Masjid Darul Ulum Pamulang ....................................... 12
3.1 Deskripsi Objek............................................................................................ 12
3.2 Prinsip Arsitektur Tropis pada Masjid Darul Ulum Pamulang ............................... 13
A. Sistem ventilasi cerobong (stack effect). ......................................................... 13
B. Memaksimalkan Sistem Pencahayaan pada Siang hari ..................................... 13
C. Penggunaan material pada bangunan ........................................................... 14
BAB 4 ................................................................................................................ 16
Kesimpulan ......................................................................................................... 16
Daftar Pustaka......................................................................................................17

2
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia termasuk dalam daerah beriklim tropis dan memberi pengaruh yang cukup
signifikan yaitu pada temperatur udara, radiasi matahari, angin, kelembaban, serta curah
hujan yang mempengaruhi desain bangunan. Selain itu ditinjau dari lokasi dan iklim
sekitar lokasi dimana panas dan banyak atau sedikitnya hujan dalam satu tahun yang
menjadi pertanda pergantian musim, merupakan masalah dominan dan akan berpengaruh
pada desain bangunan dari segi bentuk, fungsi tata ruang, maupun bahan pelingkup
bangunan.
Menurut (L.M.F PURWANTO, 2006) dalam buku Arsitektur Tropis dalam Penerapan
Desain Arsitektur semua produk arsitektur yang ada di daerah yang beriklim tropis mampu
memenuhi standar kenyamanan penggunanya, sehingga manusia yang tinggal didalamnya
dapat dikategorikan sebagai produk arsitektur tropis. Arsitektur tropis merupakan salah
satu representasi konsep yang dikembangkan berdasarkan respon terhadap iklim yang
terjadi di Negara Indonesia yaitu tropis lembab.
Secara umum arsitektur tropis terbagi menjadi 2 bagian, yaitu arsitektur tropis lembab
dan arsitektur tropis kering. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), terletak di 6o LU -
11o LS dan 95o BT - 141o BT Indonesia dilalui oleh garis khatulistiwa, maka tergolong
wilayah beriklim tropis lembab. Maka Prinsip-prinsip arsitektur tropis lembab akan lebih
di bahas lebih mendalam. DR. Ir. RM Sugiyanto, mengatakan bahwa (Suryani, 2011) ciri-
ciri iklim tropis lembab sebagaimana ada di Indonesia adalah “kelembapan udara yang
tinggi dan temperatur udara yang relatif panas sepanjang tahun”.

B. Rumusan Masalah
Indonesia termasuk dalam daerah beriklim tropis yang mempengaruhi prinsip perinsip
desain bangunan dalam iklim tropis, ada pun yang perlu diketahui meliputi :
1. Keadaan umum geografi dan iklim di Indonesia.
2. Bagaimana menentukan prinsip orientasi bangunan yang baik untuk mengadaptasi
terhadap iklim tropis.
3. Bagaimana menentukan prinsip material bangunan yang baik untuk mengadaptasi
terhadap iklim tropis.
4. Bagaimana menentukan prinsip ventilasi pada bangunan, yang baik untuk
mengadaptasi terhadap iklim tropis.

3
5. Bagaimana menentukan pemanfaatan tanaman untuk bangunan bangunan yang baik
untuk mengadaptasi terhadap iklim tropis.

C. Tujuan
Dari rumusan masalah yang akan dibahas, makalah ini memiliki tujuan untuk :

1. Mengetahui secara umum tentang geografi dan iklim di Indonesia


2. Dapat menentukan prinsip bangunan yang baik untuk mengadaptasi terhadap iklim
tropis.
3. Dapat menentukan prinsip material bangunan yang baik untuk mengadaptasi
terhadap iklim tropis.
4. Dapat menentukan prinsip ventilasi pada bangunan yang baik untuk mengadaptasi
terhadap iklim tropis.
5. Dapat menentukan pemanfaatan tanaman untuk bangunan bangunan yang baik
untuk mengadaptasi terhadap iklim tropis

D. Ruang Lingkup
Seringkali, informasi yang dibutuhkan dalam ruang lingkup mencakup hal berikut,
diantaranya adalah :

1. Tujuan umum penelitian


2. Waktu atau durasi penelitian
3. Topik atau teori yang akan diteliti
4. Lokasi geografis yang tercakup dalam penelitian
Dari sistematika diatas akan membawa pembaca kedalam pembahasan demi
mengetahui atau memperdalam pengetahuan tentang arsitektur tropis ,dan cakupan
geografis iklim diindonesia. Diharapkan untuk pembaca dapat menerapkan prinsip
arsitektur tropis demi menjaga korelasi desain bangunan dengan iklim yang ada
diIndonesia.

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Keadaan umum geografi dan iklim di Indonesia

Letak astronomis Indonesia terletak di antara 6° LU-11° LS dan 95° BT-141° BT


sehingga Indonesia termasuk dalam iklim tropis.. Indonesia masuk ke dalam kategori
tropis basah. Hal ini juga dipengaruhi oleh bentuk dan letak negara Indonesia sebagai
negara kepulauan dan dikelilingi oleh Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Iklim tropis adalah suatu daerah yang terletak di antara garis 5tress5l pada bumi bagian
utara dan bagian selatan. Iklim tropis ini terdapat pada posisi 23,5 derajat lintang utara,
dan 23,5 derajat lintang selatan. Iklim tropis ini juga terletak pada garis khatulistiwa.
Wilayah tropis dibedakan menjadi dua sesuai dengan keadaan alam. Yang pertama
adalah daerah tropis kering meliputi, stepa, sabana kering, dan juga gurun pasir. Lalu yang
kedua iklim lembab meliputi, hutan hujan tropis, sabana, serta daerah-daerah yang
memiliki musim basah.
Wilayah Indonesia yang berbentuk kepulauan mengakibatkan Indonesia memiliki
kelembaban udara yang cukup tinggi. Letak geografis Indonesia membuat wilayah
Indonesia dipengaruhi oleh iklim muson/ 5tress5. Setiap wilayah memiliki iklim yang
berbeda-beda. Di Indonesia, terdapat tiga jenis iklim, salah satunya iklim yang dipengaruhi
oleh arah angin yang berubah setiap enam bulan sekali.
Iklim musim atau iklim muson sangat dipengaruhi oleh angin musiman yang berubah-
ubah setiap periode tertentu. Biasanya satu periode perubahan angin Muson adalah 6
bulan. Iklim musim terdiri dari 2 jenis, yaitu Angin musim Barat daya (Muson Barat) dan
Angin musim Timur Laut (Muson Timur). Angin Muson Barat bertiup sekitar bulan
Oktober hingga April yang basah sehingga membawa musim hujan/penghujan. Angin
Muson Timur bertiup sekitar bulan Mei hingga bulan September yang sifatnya kering yang
mengakibatkan wilayah Indonesia mengalami musim kering/kemarau.

2.1.1 Pengertian Arsitektur tropis


Arsitektur tropis menurut Lippsmeier 1980 yaitu, arsitektur yang berorientasi pada
kondisi iklim serta cuaca pada suatu wilayah bangunan itu berada serta dirancang khusus
untuk memecahkan permasalahan-permasalahan terhadap iklim tersebut. Suhu dan
kelembaban udara yang sangat berpengaruh terhadap kenyamanan pengguna. Maka
permasalahan seperti terpaan sinar matahari sepanjang tahun, serta hujan deras yang turun

5
pada waktu tertentu, dan kecepatan angin yang rendah diharapkan mampu direalisasikan
dengan penerapan prinsip – prinsip arsitektur tropis (Zurnalis, 2017). Ciri-ciri iklim tropis
dan pengaruhnya pada masalah umum mengenai bangunan yang dihadapi seperti
dikatakan oleh Lippsmeier, 1994 (Alghifary & Indraswara, 2019). Adalah sebagai berikut:
1. Permukaan tanah: landscape hijau. Tanah biasanya merah atau coklat.
2. Vegetasi : lebat, sangat kaya dan bermacam-macam sepanjang tahun.
3. Musim: perbedaan musim kecil. Bulan terpanas, panas lembab sampai basah. Bulan
terdingin, panas sedang dan lembab sampai basah.
4. Kondisi awan: berawan dan berkabut sepanjang tahun.
5. Presipitasi: curah hujan tahunan 500 – 1250 mm. Selama musim kering tidak ada atau
sedikit hujan, selama musim hujan berbeda-beda setiap tempat.
• Kelembaban : kelembaban absolut (tekanan uap) cukup tinggi, sampai 15 mm selama
musim kering, pada musim hujan sampai 20 mm. Kelembaban 6tress6l berkisar 20 ±
85%, tergantung musim.
• Gerakan udara : angin kuat dan konstan. Di daerah hutan rimba lebih lambat, bertambah
cepat bila turun hujan. Biasanya terdapat satu atau dua arah angin utama.
Iklim tropis lembab dan pada umumnya memiliki masalah yang dihadapi seperti dikatakan
oleh Lippsmeier,1994 (Oktawati & Sihabudidin, 2017).
Adalah sebagai berikut:
1. Panas yang tidak menyenangkan.
2. Gerakan udara lambat jadi penguapan sedikit.
3. Perlunya perlindungan terhadap matahari.
4. Perlunya perlindungan terhadap hujan.
5. Perlunya perlindungan terhadap serangga.
6. Perlunya perlindungan terhadap angin keras.

2.2 Prinsip Prinsip Arsitektur Tropis

Beberapa kriteria bangunan yang dapat dikatakan menerapkan prinsip arsitektur tropis
menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo (Suryani, 2011) yaitu :
1. Kenyamanan Thermal, Visual, dan Akustik.
Salah satu tujuan utama penerapan arsitektur tropis yaitu kenyamanan thermal, Visual,
dan Akustik, karena bangunan yang dibuat harus dapat mewadahi aktivitas pengguna dari
banyaknya permasalahan iklim tropis. Kenyamanan udara yang ditandai dengan adanya

6
kualitas udara yang bersih dan suhu udara yang tidak terlalu panas atau terlalu dingin,
kenyamanan dalam tingkat kebisingan juga diperlukan demi berjalannya aktivitas dalam
bangunan, serta kenyamanan penerangan yang cukup untuk menjaga 7tress7l7 mata
(Karyono, 2001). Untuk mencapai kinerja thermal tersebut ada beberapa rancangan
bangunan yang harus ditentukan, yaitu:
2. Orientasi Bangunan
Orientasi bangunan berpengaruh terhadap kenyamanan pengguna terhadap garis edar
matahari. Orientasi bangunan yang baik adalah menghadap utara – selatan karena sinar
matahari akan memanaskan seluruh bidang bangunan yang menghadap ke arahnya. Arah
timur sebagai arah terbit matahari memberikan efek panas yang tidak menyenangkan antara
jam 09.00-11.00. Sedangkan arah barat sebagai arah terbenamnya matahari memancarkan
panasnya secara maksimal pada jam 13.00- 15.00. Matahari memberikan radiasi yang
berpengaruh terhadap bangunan. Matahari juga dapat menimbulkan gangguan dari panas
dan silau cahayanya. Orientasi bangunan terhadap arah angin perlu diperhatikan, hal
tersebut betujuan untuk menjaga kestabilan sirkulasi angin pada bangunan. Arah angin
sangat berpengaruh pada orientasi bangunan (Tyas, Nabila , Puspita , & Syafitri, 2015).
3. Menyediakan ruang terbuka hijau
Pada area luar bangunan penggunaan material seperti beton atau aspal sebaiknya perlu
diminimalkan, hal tersebut membuat 7tress7l77e udara menjadi panas sehingga ruangan
didalam bangunan akan merasa tidak nyaman. Ruang terbuka hijau diperlukan diwilayah
tropis sebagai upaya penurunan 7tress7l77e disekitar bangunan serta mengurangi tingkat
kebisingan dari jalanan dan sebagai resapan air Ketika musim hujan. Pepohonan yang
ditanam selain menghasilkan O² juga dapat menyerap CO² dan SO² dalam udara serta oksida
logam berat dalam air. Pada siang hari radiasi matahari akan diserap untuk proses
fotosintesis (Saroinsong, Kalangi , & Babo, 2017).
4. Sirkulasi Udara
Pada prinsip arsitektur tropis sirkulasi udara perlu dioptimalkan dengan berbagai
system cross ventilation, Bentuk dan tatanan massa pada site mempengaruhi sirkulasi angin
yang masuk ke bangunan. Angin biasanya berhembus dari daerah yang bertekanan tinggi
ke daerah yang bertekanan rendah. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap posisi letak
bangunan pada site, terkait sirkulasi angin pada site. Semaksimal mungkin menyediakan
banyak bukaan pada bangunan untuk mengalirkan udara secara terus menerus untuk
menciptakan efek dingin (Prianto, Septana , & Suyono , 2018).

7
5. Penerangan Alami Pada Siang Hari
Pada bangunan tropis memerlukan banyaknya bukaan seperti jendela sebagai fasilitas
masuknya sinar matahari. Masuknya sinar matahari sebagai penerangan alami dapat
menghemat energi listrik. Selain jendela bukaan cahaya seperti skylight yang berbentuk
lubang ini berada pada atap bangunan juga memudahkan masuknya sinar matahari, dengan
adanya jendela dan skylight setidaknya mampu mengurangi ketergantungan bangunan
terhadap lampu (Thiodere, 2018).
6. Pelindung dari radiasi sinar matahari dan hujan lebat
Paparan sinar matahari membuat udara didalam bangunan terasa panas, maka antisipasi
hal tersebut dengan menggunakan secondary skin dan overhang. Secondary skin merupakan
lapisan terluar yang biasa sebagai fasad bangunan tetapi memberi jarak jadi tidak menempel
dengan bangunan sehingga menciptakan ruang kosong guna keperluan sirkulasi udara. Ada
berbagai macam bentukan overhang, tetapi yang dibutuhkan untuk bangunan tropis yaitu
memiliki permukaan yang cukup lebar sehingga mampu mengendalikan sudut sinar
matahari dan juga mencegah teritisan hujan langsung masuk ke dalam ruangan yang
mengakibatkan benda-benda didalam ruangan mengalami kerusakan (Hadirman, 2012).

2.3 Material yang cocok pada Arsitektur Tropis


Prinsip arsitektur tropis sendiri dilihat dari penggunaan material yang memanfaatkan
bahan dari sumber daya alam sekitar karena material tersebut memiliki daya tahan , dan
daya serap panas serta memiliki pengaruh yang cukup baik terhadap bangunan beriklim
tropis. Material kayu dan baja ringan yang digunakan untuk kerangka bangunan utama dan
atap, kusen jendela dan pintu menggunakan aluminium khusus untuk transmisi panas dan
kebisingan, batu bata memiliki karakteristik tahan api dan kuat terhadap tekanan tinggi
digunakan sebagai bahan dinding, lalu penggunaan warna cerah bertekstur licin pada
bangunan dapat memantulkan sinar matahari yang baik dan penggunaan warna gelap
bertekstur kasar membantu meredam sinar matahari (Wahyudi & Susilowati, 2014).

8
1. Material Kayu 4. Material Alumunium

2. Material Batu alam 5. Material Tanah liat

3. Material Bambu 6. Kaca

Beriku beberapa material bangunan yang dapat memaksimalkan penghawaan, sinar


matahari, akustik, dan estetika bangunan dengan prinsip arsitektur tropis.

2.4 Sistem Ventilasi Pada Arsitektur Tropis


Ventilasi (berasal dari 9tress latin, Ventus) yang berarti aliran udara, baik di ruang
terbuka maupun di ruang tertutup (di dalam ruangan). Dalam konteks sains bangunan, istilah
ventilasi disamakan artinya dengan istilah penghawaan. Penghawaan alami adalah proses
pergantian udara ruangan oleh udara segar dari luar ruangan tanpa bantuan peralatan
mekanik.Pergantian udara per jam (ACH, Air Change per Hour) adalah jumlah pergantian
seluruh udara di dalam ruangan dengan udara segar dari luar setiap jamnya.
Sistem ventilasi alami dapat diuraikanmenjadi beberapa bagian, yaitu :
1. Sistem ventilasi silang (cross ventilation).
Sangat dianjurkan untuk diterapkan pada khususnya di daerah tropis lembab. Sistem
ventilasi silang berarti terjadi lintasan aliran angin yang menembus suatu ruangan

9
bangunan tanpa halangan berarti. Angin dari luar menembus / melintasi suatu ruangan
kemudian segera keluar lagi.

2. Sistem ventilasi cerobong (stack effect).


Sistem ventilasi cerobong merupakan sistem ventilasi yang diarahkan secara vertical
bahkan sampai melintasi atap bangunan. Secara alamiah, prinsip ventilasi cerobong lebih
banyak disebabkan adanya faktor “hisapan” dari bagian atas yang dapat terjadi karena
adanya perbedaan tekanan udara yang cukup besar antara bagian atas dan bagian bawah.

3. Sistem ventilasi bolak balik


Sistem ventilasi bolak balik dapat terjadi pada suatu ruangan dimana hanya terdapat
satu sisi bukaan saja. Prinsip ventilasi bolak balik hanya terdapat satu 10tress sisi tempat
kedudukan bukaan. Pada sisi yang bersangkutan dapat diterapkan satu bukaan maupun
beberapa bukaan angin akan bersirkulasi dalam ruangan. Sesuai dengan hakikatnya,
kualitasventilasi alami sangat tergantung pada kualitas udara lingkungan. Kualitas udara

10
yang ada pada ruangan (indoor air quality, IAQ) merupakan kondisi kandungan udara di
dalam ruangan yang dapat mempengaruhi 11tress11l11 dan kenyamanan penghuni suatu
bangunan.

2.5 Pemanfaatan Tanaman Pada Arsitektur Tropis


Tanaman telah melayani umat manusia sejak waktu dahulu , penyediaan makanan,
pakaian, bahan bangunan dan sejumlah lainnya barang. Dengan munculnya modern kota
11tress11l , sekarang rumah bagi lebih dari setengahdari populasi dunia , perencana ,
desainer dan pendukung perkotaan sekalilagi beralih ke tanaman – infrastruktur hijau -
Sebagai strategi kunci untuk memberikan udara yang lebih bersih dan air , sementara
meningkatkan kehidupan lingkungan , kesehatan manusia dan mental kesejahteraan .
Integrasi hidup , sistem organik ditandai dengan hijau dinding dan atap hijau , dengan
anorganik dan struktur tak bernyawa yang telah datang ke mendominasi arsitektur modern
, memegang janji tipe baru arsitektur 'hidup' . Hidup arsitektur multi-disiplin ,
pencampuran bakat arsitek , arsitek lansekap , insinyur dan bercocok tanam . Praktisi
berkomitmen untuk penghijauan kota dan bangunan dan mengakui bahwa tanaman adalah
sumber kurang dimanfaatkan dalam gerakan green building yang lebih besar . Atap Hijau
untuk ( GRHC ) misi Kota Sehat ' adalah untuk meningkatkan kesadaran akan manfaat
ekonomi , sosial , dan lingkungan hidup arsitektur di Amerika Utara dan fokus pada
memajukan pengembangan pasar untuk produk dinding hijau dan layanan .
• Fasad hijau
Fasad hijau adalah jenis sistem dinding hijau di mana tanaman merambat atau
Cascading ground covers dilatih untuk menutupi struktur pendukung yang dirancang
khusus . berakar pada dasar struktur ini , di dalam tanah , di pekebun menengah atau
bahkan di atas atap , tanaman biasanya memakan waktu 3-5 tahun sebelum mencapai
cakupan penuh . Hijau fasad dapat berlabuh ke dinding yang ada atau dibangun sebagai
berdiri bebas struktur, seperti pagar atau kolom.
Tanaman menempel seperti English Ivy telah umum digunakan untuk membuat dinding
hijau . Struktur akar pengisap mereka memungkinkan mereka untuk langsung ditempelkan
ke dinding , yang meliputi seluruh permukaan . Tanaman ini agresif dapat merusak dinding
cocok dan / atau menimbulkan kesulitan ketika saatnya tiba untuk pemeliharaan gedung
dan penghapusan tanaman.
Keuntungan mengguna kan dinding hijau di dalam ruangan akan membantu
mendetoksifikasi udara, mengurangi polusi udara, dan menghilangkan zat yang tidak baik

11
bagi tubuh seperti formaldehyde dan benzene. Dengan adanya vertical garden, kualitas
udara di dalam ruangan dapat menjadi lebih baik. Untuk rumah dengan langit-langit tinggi
dan ruang terbuka, taman vertikal yang ditempatkan dengan baik akan membantu
menyerap kebisingan sehingga Anda bisa mendapatkan lingkungan yang lebih tenang.
Sementara itu, berbagai penelitian menunjukkan bahwa vertical garden di kantor dapat
membuat para pekerja menjadi lebih produktif. Kehadiran vertical garden di tempat kerja
juga membantu mengurangi stres. Dinding hijau ini juga membuat suasana di dalam
ruangan menjadi lebih sejuk dan segar.

BAB 3
Analisa Arsitektur Tropis Pada Masjid Darul Ulum Pamulang

3.1 Deskripsi Objek

Masjid Darul Ulum Pamulang


Terletak di tengah-tengah komunitas demografis muda, Masjid Darul Ulum
Pamulang dirancang dengan perawatan yang sangat rendah dan swasembada karena
lingkungan yang sangat tidak ramah di mana panas langsung dan kelembaban tinggi sangat
dominan. Desain bioklimatik adalah arah yang jelas untuk diadopsi yang memanfaatkan
lumen ekstrim dari energi matahari sebagai pencahayaan alami tidak langsung 12 jam
menuju bagian terbesar masjid dan sumber daya lingkungan terkait lainnya untuk
memberikan kenyamanan termal manusia di dalam dan luar ruangan, seperti teknik rinci
untuk ventilasi silang ( variasi inlet-outlet, penggunaan roster, bukaan berbayang samping
dan atas untuk efek tumpukan).
Sebagai upaya untuk mengurangi biaya untuk masjid komunitas dan meningkatkan
efisiensi, arsitek memutuskan untuk mengganti 95% dari apa yang seharusnya menjadi
partisi bata dan menggantinya dengan lebih dari 30.000 lembar roster block ( yang

12
menyediakan lampu dan terowongan angin dengan tetap menjaga privasi) yang diproduksi
secara manual oleh masyarakat setempat untuk masyarakat. Pendekatan geometris-
volumetrik dasar sebagai massa cekung (untuk memanfaatkan suhu yang lebih rendah)
ditumpuk di atas yang lain, ini memungkinkan banyak tingkat variasi kecepatan angin
melintasi bangunan yang memberikan naungan total dan suhu ekstrim dan perbedaan
tekanan udara yang memastikan ventilasi silang 24 jam & efek cerobong termal.

3.2 Prinsip Arsitektur Tropis pada Masjid Darul Ulum Pamulang


A. Sistem ventilasi cerobong (stack effect).

Sistem ventilasi cerobong merupakan sistem ventilasi yang diarahkan secara


vertikal bahkan sampai melintasi atap bangunan. Secara alamiah, prinsip ventilasi
cerobong lebih banyak disebabkan adanya faktor “hisapan” dari bagian atas yang dapat
terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara yang cukup besar antara bagian atas dan
bagian bawah
B. Memaksimalkan Sistem Pencahayaan pada Siang hari

13
Terlihat pada gambar bangunan masjid sangat memaksimalkan sinar matahari
untuk pencahayaan alami pada siang hari ,system yang digunakan yaitu system skylight
Skylight adalah teknologi atap transparan. Atap transparan ini terbuat dari berbagai
macam bahan, mulai plastik, kaca, sampai fiber. Penempatan skylight miring
menghadap selatan akan membuat ruang menjadi hangat. Sementara pemasangan
menghadap utara akan menghasilkan cahaya matahari yang lembut sepanjang hari.
Dengan memadainya asupan cahaya matahari, ruangan dalam rumah akan
terhindar dari lembab, terutama pada area kamar mandi. Pada malam hari, Anda juga
dapat memandang bintang tanpa terhalang atap masif.
C. Penggunaan material pada bangunan

Sebagai upaya untuk mengurangi biaya untuk masjid komunitas dan


meningkatkan efisiensi, arsitek memutuskan untuk mengganti 95% dari apa yang
seharusnya menjadi partisi bata dan menggantinya dengan lebih dari 30.000 lembar
roster block, Roster merupakan partisi atau penyekat antarruang yang memiliki fungsi
utama sebagai lubang sirkulasi udara dan pencahayaan di siang hari pada sebuah ruang.
Di luar negeri roster dikenal dengan istilah ventilation block.
Dalam perkembangannya, penggunaan roster kini tak hanya untuk luar ruangan,
tapi merambah ke interior ruangan. Roster dapat digunakan sebagai pagar rumah,
tempat menaruhpot, atau secondary skin untuk fasad rumah. Bentuknya yang berongga
membantu memudahkan udara masuk ke dalam ruangan. Pastinya, ruangan tidak lagi
menjadi pengap dengan keberadaan dinding roster. Adanya dinding roster di rumah
dapat memudahkan masuknya sinar matahari ke dalam rumah. Dengan begini,
rumah menjadi tidak pengap dan lembap.

14
15
BAB 4
Kesimpulan

Bangunan pada area yang beriklim tropis yang direncanakan dengan memanfaatkan
iklim sebagai alasan primer (utama) haruslah tepat agar mampu menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan denganperubahan iklim yang terjadi akibat darisiklus iklim
Iklim sangat berpengaruh bagi arsitektur suatu bangunan, oleh karena itu perencanaan
suatu bangunan juga harus sinergis dan sejalan dengan iklim yang ada di wilayah tersebut.
Perbedaan iklim yang ada di belahan bumi ini ikut mempengaruhi perbedaan karakter/ciri
khas dari arsitektur bangunan pada masing-masing wilayah.
Adapun kesimpulan dari analisis yang dilakukan pada masjid Masjid Darul Ulum
Pamulang antara lain ialah :
• Kenyamanan thermal, visual dan akustik diterapkan pada berorientasi arah utara-
selatan dengan fasad menghadap timur-barat , terdapatnya lahan terbuka hijau,
serta penggunaan material yang kuat dan tahan lama lalu pemilihan warna yang
sesuai dengan iklim tropis
• Sistem aliran udara yang dimiliki bangunan ini sudah cukup baik dalam
mengaplikasi sistem cross ventilation.
• Penerangan alami pada siang hari secara maksimal telah dilakukan dalam desain
bangunan tersebut dengan memiliki skylight/void.
• Peran material pada bangunan tersebut sangat membantu dalam menyelesaikan
permasalahan mulai dari termal sampai pencahayaan.

16
Daftar Pustaka

• Wahyudi, F., & Susilowati, D. (2014). UNIVESITAS Gunadarma. KAJIAN


PENGARUH PENERAPAN ARSITEKTUR TROPIS TERHADAP KENYAMANAN
TERMAL PADA BANGUNAN PUBLIK MENGGUNAKAN SOFTWARE ECOTECH.

• Zurnalis. (2017). ARSITEKTUR TROPIS SEBAGAI PENDEKATAN REDESAIN


PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KABUPATEN INDRAGITI HILIR. Jakarta .

• Hadirman, G. (2012). PERTIMBANGAN IKLIM TROPIS LEMBAB DALAM KONSEP


ARSITEKTUR BANGUNAN MODERN.

• https://www.archdaily.com/945843/bioclimatic-community-mosque-of-pamulang-rad-
plus-ar-research-artistic-design-plus-architecture/5f3a6db7b35765bee000029b-
bioclimatic-community-mosque-of-pamulang-rad-plus-ar-research-artistic-design-
plus-architecture-section-02?next_project=no

• https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ah
UKEwjg7rripb30AhWUlNgFHTOOB1YQFnoECAIQAQ&url=https%3A%2F%2Frad
architecture.net%2F&usg=AOvVaw1xTcq4TCLh94EvQSyw7aut

17

Anda mungkin juga menyukai