Disusun oleh :
AKBAR RAIHAN
NIM.41219010001
Dosen Pengampu:
Fakultas Teknik
Program Studi Arsitektur
Universitas Mercu Buana
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan nikmat sehat
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “prinsip arsitektur tropis pada
sebuah bangunan” untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Arsitektur Tropis.
Penulis berharap makalah ini dapat memenuhi tugas sesuai dengan ketentuan yang telah
ditentukan oleh dosen. Dan saya harap makalah ini dapat membantu mahasiswa atau pihak
lainnya dalam mengembangkan wawasan tentang arsitektur tropis di Indonesia.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bpk M. Syarief Hidayat, Dr., M. Arch selaku
dosen mata kuliah Arsitektur Tropis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Penulis juga menyadari bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan, dan tidak
mencapai kata sempurna. Karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Oleh karena itu kami
mohon kritik dan saran terhadap proposal kami agar dapat kami evaluasi dalam pembuatan
makalah kedepannya.
Akbar Raihan
Nim.4121901001
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. 1
DAFTAR ISI ......................................................................................................... 2
BAB 1 .................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ............................................................................................. 3
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................ 4
D. Ruang Lingkup ............................................................................................. 4
BAB 2 .................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 5
2.1 Keadaan umum geografi dan iklim di Indonesia .................................................... 5
2.1.1 Pengertian Arsitektur tropis ........................................................................... 5
2.2 Prinsip Prinsip Arsitektur Tropis ....................................................................... 6
1. Kenyamanan Thermal, Visual, dan Akustik. .................................................... 6
2. Orientasi Bangunan .................................................................................... 7
3. Menyediakan ruang terbuka hijau ................................................................. 7
4. Sirkulasi Udara ......................................................................................... 7
5. Penerangan Alami Pada Siang Hari ................................................................ 8
6. Pelindung dari radiasi sinar matahari dan hujan lebat........................................ 8
2.3 Material yang cocok pada Arsitektur Tropis ......................................................... 8
2.4 Sistem Ventilasi Pada Arsitektur Tropis............................................................... 9
1. Sistem ventilasi silang (cross ventilation). ......................................................... 9
2. Sistem ventilasi cerobong (stack effect). ......................................................... 10
3. Sistem ventilasi bolak balik......................................................................... 10
2.5 Pemanfaatan Tanaman Pada Arsitektur Tropis .................................................... 11
BAB 3 ................................................................................................................ 12
Analisa Arsitektur Tropis Pada Masjid Darul Ulum Pamulang ....................................... 12
3.1 Deskripsi Objek............................................................................................ 12
3.2 Prinsip Arsitektur Tropis pada Masjid Darul Ulum Pamulang ............................... 13
A. Sistem ventilasi cerobong (stack effect). ......................................................... 13
B. Memaksimalkan Sistem Pencahayaan pada Siang hari ..................................... 13
C. Penggunaan material pada bangunan ........................................................... 14
BAB 4 ................................................................................................................ 16
Kesimpulan ......................................................................................................... 16
Daftar Pustaka......................................................................................................17
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia termasuk dalam daerah beriklim tropis dan memberi pengaruh yang cukup
signifikan yaitu pada temperatur udara, radiasi matahari, angin, kelembaban, serta curah
hujan yang mempengaruhi desain bangunan. Selain itu ditinjau dari lokasi dan iklim
sekitar lokasi dimana panas dan banyak atau sedikitnya hujan dalam satu tahun yang
menjadi pertanda pergantian musim, merupakan masalah dominan dan akan berpengaruh
pada desain bangunan dari segi bentuk, fungsi tata ruang, maupun bahan pelingkup
bangunan.
Menurut (L.M.F PURWANTO, 2006) dalam buku Arsitektur Tropis dalam Penerapan
Desain Arsitektur semua produk arsitektur yang ada di daerah yang beriklim tropis mampu
memenuhi standar kenyamanan penggunanya, sehingga manusia yang tinggal didalamnya
dapat dikategorikan sebagai produk arsitektur tropis. Arsitektur tropis merupakan salah
satu representasi konsep yang dikembangkan berdasarkan respon terhadap iklim yang
terjadi di Negara Indonesia yaitu tropis lembab.
Secara umum arsitektur tropis terbagi menjadi 2 bagian, yaitu arsitektur tropis lembab
dan arsitektur tropis kering. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), terletak di 6o LU -
11o LS dan 95o BT - 141o BT Indonesia dilalui oleh garis khatulistiwa, maka tergolong
wilayah beriklim tropis lembab. Maka Prinsip-prinsip arsitektur tropis lembab akan lebih
di bahas lebih mendalam. DR. Ir. RM Sugiyanto, mengatakan bahwa (Suryani, 2011) ciri-
ciri iklim tropis lembab sebagaimana ada di Indonesia adalah “kelembapan udara yang
tinggi dan temperatur udara yang relatif panas sepanjang tahun”.
B. Rumusan Masalah
Indonesia termasuk dalam daerah beriklim tropis yang mempengaruhi prinsip perinsip
desain bangunan dalam iklim tropis, ada pun yang perlu diketahui meliputi :
1. Keadaan umum geografi dan iklim di Indonesia.
2. Bagaimana menentukan prinsip orientasi bangunan yang baik untuk mengadaptasi
terhadap iklim tropis.
3. Bagaimana menentukan prinsip material bangunan yang baik untuk mengadaptasi
terhadap iklim tropis.
4. Bagaimana menentukan prinsip ventilasi pada bangunan, yang baik untuk
mengadaptasi terhadap iklim tropis.
3
5. Bagaimana menentukan pemanfaatan tanaman untuk bangunan bangunan yang baik
untuk mengadaptasi terhadap iklim tropis.
C. Tujuan
Dari rumusan masalah yang akan dibahas, makalah ini memiliki tujuan untuk :
D. Ruang Lingkup
Seringkali, informasi yang dibutuhkan dalam ruang lingkup mencakup hal berikut,
diantaranya adalah :
4
BAB 2
PEMBAHASAN
5
pada waktu tertentu, dan kecepatan angin yang rendah diharapkan mampu direalisasikan
dengan penerapan prinsip – prinsip arsitektur tropis (Zurnalis, 2017). Ciri-ciri iklim tropis
dan pengaruhnya pada masalah umum mengenai bangunan yang dihadapi seperti
dikatakan oleh Lippsmeier, 1994 (Alghifary & Indraswara, 2019). Adalah sebagai berikut:
1. Permukaan tanah: landscape hijau. Tanah biasanya merah atau coklat.
2. Vegetasi : lebat, sangat kaya dan bermacam-macam sepanjang tahun.
3. Musim: perbedaan musim kecil. Bulan terpanas, panas lembab sampai basah. Bulan
terdingin, panas sedang dan lembab sampai basah.
4. Kondisi awan: berawan dan berkabut sepanjang tahun.
5. Presipitasi: curah hujan tahunan 500 – 1250 mm. Selama musim kering tidak ada atau
sedikit hujan, selama musim hujan berbeda-beda setiap tempat.
• Kelembaban : kelembaban absolut (tekanan uap) cukup tinggi, sampai 15 mm selama
musim kering, pada musim hujan sampai 20 mm. Kelembaban 6tress6l berkisar 20 ±
85%, tergantung musim.
• Gerakan udara : angin kuat dan konstan. Di daerah hutan rimba lebih lambat, bertambah
cepat bila turun hujan. Biasanya terdapat satu atau dua arah angin utama.
Iklim tropis lembab dan pada umumnya memiliki masalah yang dihadapi seperti dikatakan
oleh Lippsmeier,1994 (Oktawati & Sihabudidin, 2017).
Adalah sebagai berikut:
1. Panas yang tidak menyenangkan.
2. Gerakan udara lambat jadi penguapan sedikit.
3. Perlunya perlindungan terhadap matahari.
4. Perlunya perlindungan terhadap hujan.
5. Perlunya perlindungan terhadap serangga.
6. Perlunya perlindungan terhadap angin keras.
Beberapa kriteria bangunan yang dapat dikatakan menerapkan prinsip arsitektur tropis
menurut DR. Ir. RM. Sugiyatmo (Suryani, 2011) yaitu :
1. Kenyamanan Thermal, Visual, dan Akustik.
Salah satu tujuan utama penerapan arsitektur tropis yaitu kenyamanan thermal, Visual,
dan Akustik, karena bangunan yang dibuat harus dapat mewadahi aktivitas pengguna dari
banyaknya permasalahan iklim tropis. Kenyamanan udara yang ditandai dengan adanya
6
kualitas udara yang bersih dan suhu udara yang tidak terlalu panas atau terlalu dingin,
kenyamanan dalam tingkat kebisingan juga diperlukan demi berjalannya aktivitas dalam
bangunan, serta kenyamanan penerangan yang cukup untuk menjaga 7tress7l7 mata
(Karyono, 2001). Untuk mencapai kinerja thermal tersebut ada beberapa rancangan
bangunan yang harus ditentukan, yaitu:
2. Orientasi Bangunan
Orientasi bangunan berpengaruh terhadap kenyamanan pengguna terhadap garis edar
matahari. Orientasi bangunan yang baik adalah menghadap utara – selatan karena sinar
matahari akan memanaskan seluruh bidang bangunan yang menghadap ke arahnya. Arah
timur sebagai arah terbit matahari memberikan efek panas yang tidak menyenangkan antara
jam 09.00-11.00. Sedangkan arah barat sebagai arah terbenamnya matahari memancarkan
panasnya secara maksimal pada jam 13.00- 15.00. Matahari memberikan radiasi yang
berpengaruh terhadap bangunan. Matahari juga dapat menimbulkan gangguan dari panas
dan silau cahayanya. Orientasi bangunan terhadap arah angin perlu diperhatikan, hal
tersebut betujuan untuk menjaga kestabilan sirkulasi angin pada bangunan. Arah angin
sangat berpengaruh pada orientasi bangunan (Tyas, Nabila , Puspita , & Syafitri, 2015).
3. Menyediakan ruang terbuka hijau
Pada area luar bangunan penggunaan material seperti beton atau aspal sebaiknya perlu
diminimalkan, hal tersebut membuat 7tress7l77e udara menjadi panas sehingga ruangan
didalam bangunan akan merasa tidak nyaman. Ruang terbuka hijau diperlukan diwilayah
tropis sebagai upaya penurunan 7tress7l77e disekitar bangunan serta mengurangi tingkat
kebisingan dari jalanan dan sebagai resapan air Ketika musim hujan. Pepohonan yang
ditanam selain menghasilkan O² juga dapat menyerap CO² dan SO² dalam udara serta oksida
logam berat dalam air. Pada siang hari radiasi matahari akan diserap untuk proses
fotosintesis (Saroinsong, Kalangi , & Babo, 2017).
4. Sirkulasi Udara
Pada prinsip arsitektur tropis sirkulasi udara perlu dioptimalkan dengan berbagai
system cross ventilation, Bentuk dan tatanan massa pada site mempengaruhi sirkulasi angin
yang masuk ke bangunan. Angin biasanya berhembus dari daerah yang bertekanan tinggi
ke daerah yang bertekanan rendah. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap posisi letak
bangunan pada site, terkait sirkulasi angin pada site. Semaksimal mungkin menyediakan
banyak bukaan pada bangunan untuk mengalirkan udara secara terus menerus untuk
menciptakan efek dingin (Prianto, Septana , & Suyono , 2018).
7
5. Penerangan Alami Pada Siang Hari
Pada bangunan tropis memerlukan banyaknya bukaan seperti jendela sebagai fasilitas
masuknya sinar matahari. Masuknya sinar matahari sebagai penerangan alami dapat
menghemat energi listrik. Selain jendela bukaan cahaya seperti skylight yang berbentuk
lubang ini berada pada atap bangunan juga memudahkan masuknya sinar matahari, dengan
adanya jendela dan skylight setidaknya mampu mengurangi ketergantungan bangunan
terhadap lampu (Thiodere, 2018).
6. Pelindung dari radiasi sinar matahari dan hujan lebat
Paparan sinar matahari membuat udara didalam bangunan terasa panas, maka antisipasi
hal tersebut dengan menggunakan secondary skin dan overhang. Secondary skin merupakan
lapisan terluar yang biasa sebagai fasad bangunan tetapi memberi jarak jadi tidak menempel
dengan bangunan sehingga menciptakan ruang kosong guna keperluan sirkulasi udara. Ada
berbagai macam bentukan overhang, tetapi yang dibutuhkan untuk bangunan tropis yaitu
memiliki permukaan yang cukup lebar sehingga mampu mengendalikan sudut sinar
matahari dan juga mencegah teritisan hujan langsung masuk ke dalam ruangan yang
mengakibatkan benda-benda didalam ruangan mengalami kerusakan (Hadirman, 2012).
8
1. Material Kayu 4. Material Alumunium
9
bangunan tanpa halangan berarti. Angin dari luar menembus / melintasi suatu ruangan
kemudian segera keluar lagi.
10
yang ada pada ruangan (indoor air quality, IAQ) merupakan kondisi kandungan udara di
dalam ruangan yang dapat mempengaruhi 11tress11l11 dan kenyamanan penghuni suatu
bangunan.
11
bagi tubuh seperti formaldehyde dan benzene. Dengan adanya vertical garden, kualitas
udara di dalam ruangan dapat menjadi lebih baik. Untuk rumah dengan langit-langit tinggi
dan ruang terbuka, taman vertikal yang ditempatkan dengan baik akan membantu
menyerap kebisingan sehingga Anda bisa mendapatkan lingkungan yang lebih tenang.
Sementara itu, berbagai penelitian menunjukkan bahwa vertical garden di kantor dapat
membuat para pekerja menjadi lebih produktif. Kehadiran vertical garden di tempat kerja
juga membantu mengurangi stres. Dinding hijau ini juga membuat suasana di dalam
ruangan menjadi lebih sejuk dan segar.
BAB 3
Analisa Arsitektur Tropis Pada Masjid Darul Ulum Pamulang
12
menyediakan lampu dan terowongan angin dengan tetap menjaga privasi) yang diproduksi
secara manual oleh masyarakat setempat untuk masyarakat. Pendekatan geometris-
volumetrik dasar sebagai massa cekung (untuk memanfaatkan suhu yang lebih rendah)
ditumpuk di atas yang lain, ini memungkinkan banyak tingkat variasi kecepatan angin
melintasi bangunan yang memberikan naungan total dan suhu ekstrim dan perbedaan
tekanan udara yang memastikan ventilasi silang 24 jam & efek cerobong termal.
13
Terlihat pada gambar bangunan masjid sangat memaksimalkan sinar matahari
untuk pencahayaan alami pada siang hari ,system yang digunakan yaitu system skylight
Skylight adalah teknologi atap transparan. Atap transparan ini terbuat dari berbagai
macam bahan, mulai plastik, kaca, sampai fiber. Penempatan skylight miring
menghadap selatan akan membuat ruang menjadi hangat. Sementara pemasangan
menghadap utara akan menghasilkan cahaya matahari yang lembut sepanjang hari.
Dengan memadainya asupan cahaya matahari, ruangan dalam rumah akan
terhindar dari lembab, terutama pada area kamar mandi. Pada malam hari, Anda juga
dapat memandang bintang tanpa terhalang atap masif.
C. Penggunaan material pada bangunan
14
15
BAB 4
Kesimpulan
Bangunan pada area yang beriklim tropis yang direncanakan dengan memanfaatkan
iklim sebagai alasan primer (utama) haruslah tepat agar mampu menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan denganperubahan iklim yang terjadi akibat darisiklus iklim
Iklim sangat berpengaruh bagi arsitektur suatu bangunan, oleh karena itu perencanaan
suatu bangunan juga harus sinergis dan sejalan dengan iklim yang ada di wilayah tersebut.
Perbedaan iklim yang ada di belahan bumi ini ikut mempengaruhi perbedaan karakter/ciri
khas dari arsitektur bangunan pada masing-masing wilayah.
Adapun kesimpulan dari analisis yang dilakukan pada masjid Masjid Darul Ulum
Pamulang antara lain ialah :
• Kenyamanan thermal, visual dan akustik diterapkan pada berorientasi arah utara-
selatan dengan fasad menghadap timur-barat , terdapatnya lahan terbuka hijau,
serta penggunaan material yang kuat dan tahan lama lalu pemilihan warna yang
sesuai dengan iklim tropis
• Sistem aliran udara yang dimiliki bangunan ini sudah cukup baik dalam
mengaplikasi sistem cross ventilation.
• Penerangan alami pada siang hari secara maksimal telah dilakukan dalam desain
bangunan tersebut dengan memiliki skylight/void.
• Peran material pada bangunan tersebut sangat membantu dalam menyelesaikan
permasalahan mulai dari termal sampai pencahayaan.
16
Daftar Pustaka
• https://www.archdaily.com/945843/bioclimatic-community-mosque-of-pamulang-rad-
plus-ar-research-artistic-design-plus-architecture/5f3a6db7b35765bee000029b-
bioclimatic-community-mosque-of-pamulang-rad-plus-ar-research-artistic-design-
plus-architecture-section-02?next_project=no
• https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ah
UKEwjg7rripb30AhWUlNgFHTOOB1YQFnoECAIQAQ&url=https%3A%2F%2Frad
architecture.net%2F&usg=AOvVaw1xTcq4TCLh94EvQSyw7aut
17