Anda di halaman 1dari 22

PENGGUNAAN REFRIGERANT-410a SEBAGAI KANDIDAT

REFRIGERANT RAMAH LINGKUNGAN PADA MESIN PENDINGIN

KARYA TULIS ILMIAH


disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
Bahasa Indonesia

Dosen Pengajar :
Dra. Sri Murniati, M.Pd

Oleh
Ridho Bagus Nurrohman
NIM 211611025

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK PENDINGIN DAN TATA UDARA


JURUSAN TEKNIK REFRIGERASI DAN TATA UDARA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan anugerah-Nya memberikan ilmu dan wawasan yang tak
terbatas, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Penggunaan
Refrigerant-410a sebagai Kandidat Refrigerant Ramah Lingkungan pada Mesin
Pendingin” dengan baik. Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia. Sholawat beserta salam, semoga tetap tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, serta mudah-mudahan sampai
kepada kita selaku umatnya..
Selama proses penulisan, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas saran,
bantuan, bimbingan, serta dukungan yang telah diberikan serta kerjasama kepada semua pihak
yang turut membantu dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini, terutama kepada :
1. Ibu Dra. Sri Murniati, M.Pd selaku dosen pengajar mata kuliah Bahasa Indonesia
yang telah membimbing dan membantu penulis selama proses penyusunan karya
tulis ilmiah ini.
2. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan bantuan material dan moral,
serta dukungan yang tiada hentinya
3. Teman-teman kelas 1A – RTU yang telah banyak memberi ide serta masukan
kepada penulis.
Penulis mengharapkan semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis
maupun bagi pembaca, serta bagi pengembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang
Teknik Refrigerasi dan Tata Udara.

Bandung, Desember 2021

Penulis
ABSTRAK
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

ABSTRAK ............................................................................................................. iii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................

1.1 Latar Belakang ............................................................................................

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................

1.3 Tujuan Penulisan .........................................................................................

1.4 Cara Memperoleh Data ...............................................................................

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................

2.1 Pengertian Mesin Pendingin........................................................................

2.2 Pengertian Refrigerant.................................................................................

2.3 Jenis- Jenis Refrigerant ...............................................................................

2.4 Dampak Penggunaan Refrigerant bagi Lingkungan ...................................

2.5 Indikator Refrigerant Ramah Lingkungan ..................................................

BAB III ANALISIS DATA .......................................................................................

3.1 Kesesuaian Refrigerant-410a terhadap Indikator Refrigerant Ramah Lingkungan

……………………………………………………………………………………………………………………………………

3.2 Perbandingan Penggunaan Refrigerant-410a dan Refrigerant Lain pada Mesin

Pendingin ..............................................................................................................

3.3 Dampak Penggunaan Refrigerant-410a pada Mesin Pendingin.......................

3.3.1 Dampak Positif ...................................................................................

3.3.2 Dampak Negatif .................................................................................

3.4 Keunggulan Refrigerant-410a .....................................................................


BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ........................................................................

4.1 Simpulan......................................................................................................

4.2 Saran ............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA / BIBLIOGRAFI ...................................................................

LAMPIRAN ...............................................................................................................
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kulkas dan AC sebagai salah satu contoh mesin pendingin
Gambar 2.2 Siklus kerja mesin pendingin
Gambar 2.3 Tabung refrigerant
Gambar 2.4 Jenis- jenis refrigerant
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bumi adalah tempat tinggal para mahluk hidup dan sudah sewajarnya kita sebagai
penghuninya selalu berusaha untuk menjaganya agar tetap asri dan nyaman untuk
ditinggali. Tapi sayangnya, kebutuhan manusia dan industri yang terus berkembang
menyebabkan kerusakan kepada lingkungan. Dewasa ini, pemanasan global menjadi
salah satu isu serius yang dihadapi dunia. Bahkan, menjadi salah satu masalah terbesar
menurut Inhabitat tahun 2021
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Adelaide di Australia
tentang lingkungan, empat negara, yakni Brazil, Amerika Serikat, China, dan
Indonesia dinyatakan sebagai negara paling berkontribusi terhadap kerusakan
lingkungan di muka Bumi. Indonesia masuk ke dalam empat besar dari sepuluh
negara yang berdasarkan penelitian sebagai negara paling berkontribusi terhadap
kerusakanlingkungan. Terdapat tujuh indikator yang menyatakan bahwa negara di atas
sebagai negara palingberkontribusi untuk kerusakan lingkungan yaitu penggundulan
hutan, pemakaian pupuk kimia, polusi air, emisi karbon, penangkapan ikan, dan
ancaman spesies tumbuhan dan hewan serta peralihan lahan hijau menjadilahan komersial
seperti mall atau pusat perdagangan, dan juga perkebunan.
Salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah pencemaran udara. Semua
penyebab pencemaran udara tersebut akan memberikan dampak kepada atmosfer
bumi ini, yakni rusaknya lapisan ozon pelindung bumi. .Rusaknya lapisan ozon dan
efek rumah kaca yang menjadi bagian dari pemanasan global salah satunya disebabkan
oleh penggunaan bahan yang mengandung unsur klorin (Cl). Sumber unsur ini dapat
berupa refrigerant/pendingin dari golongan CFC (Chloro Fluoro Carbon) yang marak
digunakan pada Air Conditioner (AC), kulkas, serta hampir semua produk mesin
pendingin lainnya.
Penggunaan CFC yang berlebihan akan menghasilkan peningkatan unsur klorin besar-
besaran yang akan mengikat ozon (O3), dengan klorin sebagai otokatalisator (agen yang
bereaksi sekaligus bertindak sebagai katalis) yang akan mengurai ozon di langit, serta
menipiskan lapisan ozon sehingga membentuk lubang ozon (Waluyo Eko Cahyono, 2007).
Menipisnya lapisan ozon benar – benar sangat membahayakan. Mulai dari terjadinya
kerusakan lingkungan akibat ultraviolet yang besar, keterbatasan sumber daya alam
terutama akses air bersih, kerusakan rantai ekosistem sebagai dampak dari perubahan
lingkungan secara terus menerus hingga menurunnya hasil produksi pertanian yang dapat
mengganggu ketahanan pangan, serta bencana alam lainnya yang tak dapat diprediksi.
Efek membahayakan lain yang ditimbulkan oleh penggunaan refrigerant berbasis CFC
adalah terjadinya pemanasan global. Mengingat, CFC berkontribusi sekitar 25 persen
terhadap pemanasan global. Angka yang cukup besar dan apabila tidak ditanggulangi
mulai saat ini akan bertambah buruk. (Daniel Mudiyarso, 2003).
Menanggapi hal diatas, banyak pihak dan penelitian yang mencari alternatif refrigerant
ramah lingkungan yang dpaat digunakan pada mesin pendingin. Terutama, semenjak
dikeluarkannya Protokol Montreal (1987) oleh Perserikatan Bangsa Bangsa yang
mengatur penggunaan zat-zat perusak ozon, salah satunya CFC yang masih marak
digunakan.
Salah satu refrigerant alternatif yang dilirik adalah refrigerant-410a, dengan berbagai
pertimbangan yang ditentukan salah satunya ODP (Ozone Depletion Potential), serta GWP
(Global Warning Potential). Secara keseluruhan perbandingan antara refrigerant
pendahulunya R-22 dengan R-410A cukup mencolok. ODP untuk R-410A
adalah 0 sedangkan R-22 mencapai 0.05, kemudian untuk GWP R-22 sebesar
1810 maka GWP untuk R-410A mencapai 2090. Lalu untuk Cooling Index
(angka indeks pendinginan) milik R-22 adalah 100 sedangkan milik R-410A
adalah 92, dan untuk Flammability (tingkat mudah terbakar), kedua refrigerant
ini sama-sama tidak mudah terbakar.
Pertimbangan – pertimbangan diatas melahirkan berbagai factor yang
akhirnya digunakan sebagai salah satu indikator untuk mengecek kelayakan
sebuah refrigerant sebagai refrigerant ramah lingkungan. Perkembanga
mutakhir dan berkelanjutan di bidang refrigerant utamanya didorong oleh dua
masalah lingkungan, yakni lubang ozon dan pemanasan lingkungan, dan upaya
penyelesaiannya masih terus dilakukan hingga saat ini dengan
mempertimbangkan keunggulan serta dampak yang akan terjadi kedepannya.
Berdasarkan pemaparan diatas, ditetapkan judul karya tulis ilmiah
“Penggunaan Refrigerant-410a sebagai Kandidat Refrigerant Ramah
Lingkungan pada Mesin Pendingin”.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang dapat diambil berdasarkan topik bahasan ini adalah :
a) Bagaimana dampak dan pengaruh penggunaan R-410a bagi lingkungan
b) Bagaimana keunggulan yang terdapat dalam R-410a dibandingkan dengan
refrigerant sejenis
c) Bagaimana faktor-faktor yang berpengaruh sebagai indikator refrigerant ramah
lingkungan

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penulisan karya tulis ilmiah dengan topik
bahasan ini adalah :
a) Mengetahui pengaruh penggunaan R-410a dan dampaknya bagi lingkungan
b) Mengetahui keuntungan penggunaan R-410a pada mesin pendingin dengan
mempertimbangan sisi ramah lingkungannya
c) Membandingkan R-410a dengan refrigerant sejenis dan kinerjanya pada mesin
pendingim
d) Mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat menjadi indikator refrigerant ramah
lingkungan

1.4 Cara Memperoleh Data


Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian karya tulis ilmiah ini adalah
metode deskriptif, yakni membuat deskripsi berdasarkan fakta-fakta atau sumber yang
ditemukan oleh penulis secara sistematis.
Pengumpulan data yang dilakukan sendiri dilakukan dengan mengumpulkan
data baik pada buku, berita, situs web, video, atau jurnal penelitian sebelumnya yang
menyinggung atau membahas topik bahasan terkait.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Mesin Pendingin

Gambar 2.1 Kulkas dan AC sebagai salah satu contoh mesin pendingin

Sumber. https://www.electrolux.co.id/produk/kulkas/etb4600b-a/

Menurut Terry Gunawan (2004), mesin pendingin (refrigerator) adalah


suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar
ruangan untuk menjadikantemperatur benda/ruangan tersebut lebih rendah dari
temperatur lingkungannya sehingga menghasilkan suhu/temperatur dingin.
Sesuai dengan konsep kekekalan energi, panas tidak dapat dimusnahkan tetapi
dapat dipindahkan. Sehingga proses kerja mesin pendingin selalu berhubungan
dengan proses-proses aliran panas dan perpindahan panas.
Mesin pendingin pada dasarnya menggunakan sistem refrigerasi, yang
mana proses penyerapan kalor dari ruangan bertemperatur tinggi dan
memindahkan kalor tersebut ke suatu medium tertentu yang bertemperatur lebih
rendah sehingga didapatkan tercapainya suatu temperatur dan
dipertahankannya temperatur tersebut dibawah temperatur lingkungan.
Penyerapan serta pemindahan kalor ini menggunakan kemampuan heat transfer
dari suatu medium yang disebut refrigerant.
Menurut Arismunandar dan Saito (2005) mengatakan bahwa refrigerasi
adalah usaha untuk mempertahankan suhu rendah yaitu suatu proses
mendinginkan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang
sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan terhadap kondisi udara dari suatu
ruangan tertentu.
Prinsip dasar kerja dari alat pendingin udara ruangan ini dapat
didefenisikan sebagai merelokasi atau memindahkan panas. Contohnya, dengan
menggunakan permisalan sebuah Air Conditioner (AC). AC mendinginkan
udara didalam suatu ruangan dengan cara memindahkan suhu panas dari ruangan
indoor ke udara luar ruangan outdoor.
Untuk mempertahankan temperatur pada suatu ruangan, penyerapan kalor
oleh suatu sistem refrigerasi harus dilakukan secara terus menerus atau continue
dan kemudian dilepaskan keluar sistem. Hal ini dapat dilakukan dengan melalui
beberapa proses yang disebut dengan siklus refrigerasi.

Gambar 2.2 Siklus kerja mesin pendingin


Sumber. https://www.indotara.co.id/cara-kerja-mesin-pendingin-ac&id=337.html

Kompresor yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat


untuk memampatkan fluida kerja (refrigerant), jadi refrigerant yang masuk
kedalam kompresor dialirkan ke kondenser yang kemudian dimampatkan di
kondenser. Di bagian kondenser ini refrigeran yang dimampatkan akan berubah
fase dari refrigeran fase uap menjadi refrigeran fase cair, maka refrigeran
mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan yang terkandung didalam refrigeran.
Adapun besarnya kalor yang dilepaskan oleh kondenser adalah jumlah dari
energi kompresor yang diperlukan dan energi kalor yang diambil evaporator
dari substansi yang akan didinginkan.

Pada kondensor tekanan refrigeran yang berada dalam pipa-pipa


kondenser relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigeran yang
berada pada pipa-pipa evaporator. Setelah refrigeran lewat kondenser dan
melepaskan kalor penguapan dari fase uap ke fase cair maka refrigeran
dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi ini refrigeran
tekanannya diturunkan sehingga refrigeran berubah kondisi dari fase cair ke fase
uap yang kemudian dialirkan ke evaporator, didalam evaporator ini refrigeran
akan berubah keadaannya dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini
disebabkan karena tekanan refrigeran dibuat sedemikian rupa sehingga
refrigeran seteleh melewati katup ekspansi dan melalui evaporator tekanannya
menjadi sangat turun.
Hal ini secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang
ada di evaporator relatif lebih besar jika dibandingkan dengan diameter pipa yang
ada pada kondenser.
Dengan adanya perubahan kondisi refrigeran dari fase cair ke fase uap
maka untuk merubahnya dari fase cair ke refrigeran fase uap maka proses ini
membutuhkan energi yaitu energi penguapan., dalam hal ini energi yang
dipergunakan adalah energi yang berada didalam substansi yang akan
didinginkan.
Dengan diambilnya energi yang diambil dari dalam sistem yang akan
didinginkan menjadi turun, dengan turunnya entalpi maka temperatur dari sistem
yang akan didinginkan akan menjadi turun. Proses ini akan terus-menerus sampai
terjadi pendinginan yang sesuai dengan keinginan.
2.2 Pengertian Refrigerant

Gambar 2.3 Tabung Refrigerant

Sumber. https://www.tptumetro.com/2019/05/faktor-dalam-menentukan.html

Refrigerant adalah sejenis fluida yang diklaim bisa menyerap dan membawa panas
dikarenakan karakteristik kimianya dan dalam proses tersebut mengalami perubahan wujud
dari gas menjadi cair atau sebaliknya. Substansi ini kerapkali digunakan pada alat-alat yang
memiliki pengaturan suhu seperti kulkas, AC, mesin pendingin, dan pemanas.Fungsi utamanya
ialah untuk menyerap dan membawa panas yang berasal dari dalam ruangan ke luar
lingkungan.

Dalam hal ini, refrigerant akan disirkulasikan ke seluruh komponen mesin pendingin
untuk menjalankan fungsinya. Seperti untuk mendinginkan, membekukan, maupun untuk
menghangatkan atau menaikkan suhu.

Menurut Kruger dan Seville (2013), refrigerant ialah zat kimia yang bisa mentransfer
panas dengan berubah dari cairan menjadi gas dan menjadi cairan lagi, mengalir di antara
sistem indoor dan outdoor.

Menurut Environmental Protection Agency (EPA), definisi refrigerant ialah sebuah


substansi yang digunakan untuk proses pemanasan atau pendinginan karena kemampuannya
untuk menyerap dan mentransfer energi.

Untuk memenuhi syarat sebagai refrigerant, sebuah substansi atau zat harus memenuhi
beberapa kriteria ideal untuk refrigerant, yakni :

1. Titik didih rendah


2. Kalor laten tinggi
3. Tidak korosif, dan tidak mudah melakukan oksidasi
4. Tidak mudah meledak dan terbakar
5. Aman, tidak beracun
6. Murah dan ekonomis
7. Baunya mudah dicium namun tidak menyengat ,sehingga kebocoran dapat dideteksi
8. Mudah bercampur dengan minyak

2.3 Jenis- Jenis Refrigerant

Gambar 2.4 Jenis-jenis refrigerant

Sumber. https://caramesin.com/refrigerant-adalah/

Refrigerant dapat dikategorikan ke dalam beberapa tipe :


A. CFC (Chloro Fluoro Carbon)
CFC adalah senyawa kimia yang terdiri atas klorin, fluorin, dan karbon.
Refrigerant jenis ini terbukti telah merusak ozon, sehingga pemakainannya telah
dilarang pada berbagai bidang.
Contoh : R-11, R-12, R-13, R-113,R-115

B. HCFC (Hydro Chloro Fluoro Carbon)


HCFC terdiri dari hidrogen, klorin, fluorin, dan karbon. HCFC diproduksi
sebagai substitusi dari CFC. Meski lebih aman, beberapa negara memberhentikan
penggunaannya karena tetap berdampak negarif pada lingkungan.
Contoh : R-22, R-142b
C. HFC (Hydro Fluoro Carbon)
HFC terdiri dari hidrogen, fluorin, dan karbon. HFC cukup memenuhi kriteria
sebagai refrigerant ramah lingkungan. Meskipun tidak terlalu signifikan.
Penggunaannya cukup umum pada berbagai instansi sebagai alternatif termudah.
Contoh : R-134a, R-32, R-410a
D. HC (Hydro Carbon)
HC hanya terdiri dari hidrogen dan karbon saja. HC sebagai suatu senyawa
banyak terdapat dalam minyak bumi. Saat ini, HC menjadi salah satu alternatif
refrigerant ramah lingkungan yang disukai karena penggunaannya secara umum lebih
aman dari CFC, HCFC, maupun HFC.
Contoh : R-600, R-600a, R290

E. HFO (Hydro Fluoro Oxygen)


HFO memiliki susunan yang sama dengan HFC, yakni hidrogen, fluorin, dan
karbon namun memiliki ikatan yang berbeda. Secara umum, HFO dianggap sebagai
refrigerant paling ramah lingkungan yang telah dikembangkan hingga saat ini. Namun,
penggunaannya masih jarang sekali pada berbagai instansi.
Contoh : R-1234yf, R-450a

2.4 Dampak Penggunaan Refrigerant bagi Lingkungan


Meskipun saat ini sudah banyak refrigerant yang tidak memiliki dampak signifikan
terhadap lingkungan bahkan masuk sebagai kandidat refrigerant ramah lingkungan, beberapa
refrigerant yang sering digunakan pada mesin pendingin masih bermasalah dalam lingkungan.
Terutama refrigerant jenis CFC, yang mana CFC berperan dalam pemanasan global atau yang
biasa disebut dengan global warming.
CFC dapat mempengaruhi pemanasan global karena pada saat zat ini dilepaskan di
udara maka akan merubah lapisan ozon dan bahkan menipiskan lapisan ozon yang mana
lapisan ozon ini berguna untuk melindungi bumi dan makhluk hidup dari paparan radiasi Ultra
Violet B (UV-B) dan juga menyerap radiasi ultra violet dari matahari yang tinggi agar tidak
sampai ke bumi.

CFC dapat membuat lapisan ozon semakin tipis dikarenakan zat ini saat dilepaskan di
udara dapat bereaksi dengan ozon. Ozon dibentuk oleh oksigen, rumus ozon adalah O3 namun
karena bereaksi dengan freon maka lapisan ozon tersebut berubah menjadi O2 atau Oksigen
sehingga akibat pelepasan freon ini mengurangi lapisan ozon di atmosfer bahkan hingga
terdapat lubang ozon. Lubang inilah yang akhirnya membuat pemanasan global.

Meski begitu, penggunaan refrigerant jenis ini sudah banyak ditinggalkan dan
digantikan oleh refrigerant yang lebih ramah lingkungan, sehingga memiliki efek dan dampak
yang baik salah satunya dapat mengurangi emisi gas karbon, menghemat pengeluaran listrik
serta biaya, menghasilkan suhu yang lebih dingin, serta meningkatkan performa atau kinerja
pada mesin pendingin

2.5 Indikator Refrigerant Ramah Lingkungan


Pertimbangan dampak terhadap lingkungan penting dalam pemilihan refrigeran selain
kriteria pemilihan yang lain (tingkat penyerapan panas, mudah terbakar, nilai ekonomi, dan
lain-lain saat ini Untuk menentukan apakah sebuah refrigerant dapat menjadi kandidat
refrigerant ramah lingkungan. Terdapat dua indikator umum yang digunakan sebagai bahan
pertimbangan, yakni :

a) ODP (Ozone Depletion Potential)


ODP secara harfiah diartikan sebagai Potensi Penipisan Ozon, adalah substansi
yang merusak lapisan ozon, relatif terhadap CFC-11. ODP merupakan nilai
perbandingan degradasi lapisan ozon suatu senyawa dalam satuan massa tertentu
terhadap CFC-11 dengan massa yang sama. ODP memiliki potensial merusak
lapisan ozon. Nilai ODP maksimum atau tertinggi adalah 1, terdapat pada CFC-11.

b) GWP (Global Warning Potential)


Potensi pemanasan global (GWP), menurut UNEP adalah ukuran dari efek
pemanasan global relatif dari berbagai gas. Ukuran tersebut memberikan nilai untuk
jumlah panas yang terperangkap oleh massa gas tertentu relatif terhadap jumlah
panas terperangkap oleh massa karbon dioksida (CO2) yang sama pada jangka
waktu tertentu. Karbon dioksida dipilih oleh Intergovernmental Panel on Climate
Change (IPCC) sebagai gas referensi dan diambil GWP-nya sebagai 1. Semakin
tinggi nilai GWP, semakin spesifik gas menghangatkan bumi dibandingkan dengan
karbon dioksida.
Nilai GWP untuk bahan perusak ozon dapat berkisar misalnya dari 2 hingga
sekitar 14.000. GWP dari HFC yang umum digunakan dapat berkisar dari <1
sampai sekitar 12.500. GWP berkontribusi pada pemanasan bumi akibat panas yang
terjebak di dalam atmosphere sehingga terjadi apa yang disebut pemanasan global.
BAB III
ANALISIS DATA

3.1 Kesesuaian Refrigerant-410a terhadap Indikator Refrigerant Ramah Lingkungan

3.2 Perbandingan Penggunaan Refrigerant-410a dan Refrigerant Lain pada Mesin


Pendingin

3.3 Dampak Penggunaan Refrigerant-410a pada Mesin Pendingin


3.3.1 Dampak Positif

3.3.2 Dampak Negatif

3.4 Keunggulan Refrigerant-410a


BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA / BIBLIOGRAFI

Eko Cahyono, Waluyo. 2007. Urgensi Menjaga Lapisan Ozon Bagi Bumi. LAPAN:Jakarta
Murdiyarso, Daniel. 2003. Konvensi Perubahan Iklim, Jakarta: Kompas
United Nations Environment Programme (UNEP). 2000. Global Environment Outlook 2000.
USA: United Nation (PBB). Topik Google
Rasti, M., Aghamiri, S., dkk. 2013. Energy Efficiency Enhancement of a Domestic
Refrigerator Using R436A and R600a as Alternative Refrigerants to R134a, vol. 74, hal 86-
94.
Song Jwo, Ching. 2009. Efficiency Analysis of Home Refrigerators by Replacing
Hydrocarbon Refrigerants, vol. 42, hal 697–701.
Masithah, Itha. 2013. Jurnal Ilmiah-Menipisnya Lapisan Ozon. diakses Desember 8, 2021

Bab II Tinjauan Pustaka 2.1. - Unimar Amni. Pengertian Mesin Pendingin-jurnal. (n.d.).
diakses Desember 8, 2021, http://repository.stimart-amni.ac.id/1503/2/BAB%20II.pdf –
memuat berbagai sumber

2.1 Mesin Pendingin. (n.d.). diakses Desember 9, 2021,


http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/87/5/11.813.0032_file5.pdf

Apa Sih Freon R410A ITU? SHARP Indonesia. (n.d.). diakses December 10, 2021,
https://id.sharp/news/apa-sih-freon-r410a-itu

The Impact of Filter Loading on Residential HVAC Performance. (n.d.). diakses Desember
15, 2021, from https://smartech.gatech.edu/bitstream/handle/1853/50344/KRUGER-THESIS-
2013.pdf

Nur, & NurHalo. (2021, October 20). Refrigerant Adalah: Pengertian, Karakteristik, Jenis
Serta penggunaannya. Cara Mesin. diakses Desember 15, 2021,
https://caramesin.com/refrigerant-adalah/

Wahyudi, A. (n.d.). Faktor Dalam Menentukan refrigerant/Freon Yang Digunakan.


TPTUMETRO. diakses Desember 15, 2021, https://www.tptumetro.com/2019/05/faktor-
dalam-menentukan.html

Welcome to Repository Unimar AMNI Semarang. Welcome to Repository STIMART AMNI


Semarang - Repository Universitas Maritim AMNI (UNIMAR AMNI) Semarang. (n.d.).
diakses Desember 18, 2021, http://repository.unimar-amni.ac.id/

YouTube. (2020). Perbedaan Freon R134a R22 R32 R410a . YouTube. diakses Desember
27, 2021, https://www.youtube.com/watch?v=bBB1MoMniEE.

Pentingnya Faktor Lingkungan ODP Dan Gwp dalam Pemilihan Refrigeran. PENTINGNYA
FAKTOR LINGKUNGAN ODP DAN GWP DALAM PEMILIHAN REFRIGERAN ~.
(2020, November 30). diakses Desember 28, 2021,
http://www.mekanisasikp.web.id/2020/11/pentingnya-faktor-lingkungan-odp-dan.html
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai