Anda di halaman 1dari 11

KARYA ILMIAH

BAHASA INDONESIA

“BANGUNAN MASA DEPAN INDONESIA YANG BERSINERGI


DENGAN LINGKUNGAN”

Dosen :

Dadi Waras Suhardjono, S.S, M.Pd.

Disusun Oleh :

Dinda Rizkiyah 41117010088

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA

2019/2020
ABSTRAK

Bangunan Masa Depan Indonesia Yang Bersinergi Dengan Lingkungan

Saat ini masalah lingkungan cukup sering diperbincangkan. Konstruksi bangunan memiliki
pengaruh yang besar terhadap permasalahan lingkungan. Konstruksi bangunan di Indonesia
seharusnya berorientasi untuk tidak menyumbang pada kerusakan lingkungan sehingga Indonesia
memiliki Agenda Konstruksi Indonesia 2030 sebagai upaya dalam mencapai kontruksi masa depan
yang diinginkan.

Berbagai permasalahan mengenai bangunan saat ini yang memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan disebabkan oleh orientasi bangunan yang salah, penggunaan kaca yang berlebihan,
penggunaan lahan tanpa adanya penghjijauan dan penggunaan energi yang berlebihan. Namun
permasalahan dapat diselesaikan dengan penghematan energi bangunan, orientasi bangunan selatan-
utara, penggunaan material bangunan secara benar, agar tercipta bangunan masa depan indonesia
yang bersinergi dengan lingkungan.

Dalam karya tulis ilmiah ini metode penulisan yang penulis gunakan adalah studi literatur atau
kajian pustaka. Berdasarkan hasil yang di peroleh dari literature, penulis dapat menyimpulkan
bahwa Bangunan ramah lingkungan merupakan suatu rancangan kawasan dan bangunan yang
mempertimbangkan kondisi fisik lingkungan setempat. Rancangan arsitektur kawasan dan
bangunan harus mempertimbangkan faktor lokasi, iklim, konservasi air hujan dan air tanah,
meminimalkan limbah, penghijauan kawasan, dan lainnya yang sesuai dengan kaidah-kaidah
perancangan arsitektur ramah lingkungan.

Kata kunci : Bangunan, lingkungan

i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang
berjudul bangunan masa depan indonesia yang bersinergi dengan lingkungan.

Karya tulis ilmiah ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami tentang
bangunan yang seharusnya bersinergi dengan lingkungan.

Kami mengucapkan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kami
dalam pembuatan laporan praktikum ini, terutama kepada :

1. Ibu Yani Suryani selaku dosen Bahasa Indonesia yang telah membimbing dan
mengarahkan kami dalam membuat karya tulis ilmiah ini;

2. Orang tua yang telah memberikan dorongan dan do’a sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas ini;

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, kami berharap pembaca
memberikan kritik dan saran yang membangun, agar laporan ini dapat lebih baik lagi. Semoga
karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandung. Juni 2014

Penulis

ii
Daftar Isi

ABSTRAK.......................................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... ii

Daftar Isi ........................................................................................................................................... iii

BAB I................................................................................................................................................. 4

PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 4

1.1 Latar belakang ..................................................................................................................... 4

1.2 Rumusan masalah ............................................................................................................... 4

1.3 Tujuan ................................................................................................................................. 4

BAB II ............................................................................................................................................... 5

PEMBAHASAN ................................................................................................................................ 5

3.1 Permasalahan bangunan saat ini ......................................................................................... 5

3.2 Solusi untuk permasalahan.................................................................................................. 7

BAB IV .............................................................................................................................................. 9

PENUTUP ......................................................................................................................................... 9

4.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 9

4.2 Saran ................................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Saat ini masalah lingkungan cukup sering diperbincangkan. Sebagaimana telah
diketahui bersama bahwa lapisan ozon kini semakin menipis. Dengan terus
menipisnya lapisan itu, sangat dikhawatirkan bila lapisan ini tidak ada atau
menghilang sama sekali dari alam semesta ini. Tanpa lapisan ozon sangat banyak
akibat negatif yang akan menimpa makhluk hidup di muka bumi ini. Penebangan
hutan pun terjadi di mana-mana, sehingga merusak ekosistem. Selain itu,
meningkatnya pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun mengakibatkan
pembangunan infrastuktur dimana-mana.

Proses konstruksi pada tahap pelaksanaan pembangunan maupun pada saat


bangunan dimanfaatkan diyakini dapat berdampak negatif pada lingkungan hidup di
tempat dan sekitar bangunan tersebut. Produk bangunan ini memberi konstribusi pada
pemanasan global melalui emisi gas rumah kaca dalam bentuk gas karbon, metana
maupun jenis gas lain yang dihasilkan baik pada tahap konstruksi maupun tahap
operasional bangunan.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa definisi lingkungan dan bangunan.
2. Apa saja permasalahan dalam bangunan terhadap lingkungan saat ini.
3. Bagaimana cara menyelesaikan permasalahan yang ada saat ini.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi lingkungan dan bangunan.
2. Dapat menjelaskan berbagai permasalahan dalam hal bangunan terhadap
lingkungan yang terjadi saat ini.
3. Mengetahui cara menyelesaikan permasalahan tentang bangunan yang tidak
ramah lingkungan.

4
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Permasalahan bangunan saat ini
3.1.1 Konsep perancangan bangunan di Indonesia yang mengadopsi negara beriklim
subtropis

Kesalahan mengadopsi konsep rancangan bangunan dari negara beriklim


dingin atau subtropis salah satunya dengan menggunakan atap dari bahan
transparan. Bisa kita ambil contoh pada Gedung Pusat Peragaan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (PP-IPTEK). Bangunan ini tidak mencerminkan
keandalan iptek karena sama sekali tidak mempertimbangkan dan memanfaatkan
ilmu pengetahuan (sains) bangunan dalam rancangan bangunan di kawasan
panas tropis lembab. Atap bangunan yang terbuat dari bahan yang transparan
membuat sinar matahari tembus secara langsung mengakibatkan terjadinya efek
rumah kaca. Akibatnya adalah akumulasi dalam ruang. Ruang di dalam
bangunan menjadi sangat panas, melampaui ambang batas toleransi kenyamanan
termal manusia di dalamnya. Untuk menurunkan suhu ruangan di perlukan unit
pengkodisian (pendingin) udara (AC) dengan kapasitas besar, mengakibatkan
melambungnya biaya listrik gedung ini.

Atap bangunan yang 80% terbuat dari bahan transparan (poly carbonat)
secara tidak di sadari menmbiarkan radiasi matahari langsung masuk ke dalam
bangunan. Gedung tiga lantai dengan tata luas sekitar 23.000m2 di antaranya
digunakan untuk area peraga ilmu pengetahuan dan teknologi akhirnya tidak
dapat berfungsi sebagaimana yang direncanakan semula akibat panasnya udara
ruang peraga yang dapat melebihi 36o C (tanpa AC) sementara suhu luar sekitar
32o C

Konsep memasukan sinar matahari kedalam bangunan melalui bidang


atau atap transparan merupakan solusi desain di negara-negara beriklim subtropis
atau dingin. Bagi daerah beriklim dingin, masuknya sinar matahari kedalam
bangunan selain akan membantu memberikan penerangan, juga berfungsi
memanaskan ruang sebagai akibat dari efek rumah kaca, dengan kata lain
mengurangi biaya listrik bagi pemanasan ruang

5
3.1.2 Orientasi bangunan

Tidak sedikit arsitek di Indonesia yang membuat bangunan tanpa


memerdulikan arah lintasan matahari. Pertimbangan orientasi bangunan
terhadap arah lintasan matahari cenderung diabaikan atau tidak diketahui
sama sekali. Banyak bangunan menghadapkan bidang-bidang kaca lebar
ke arah barat atau timur, arah datangnya radiasi matahari,
berkonsekuensi terhadap pemanasan bangunan , mengakibatkan
ketidaknyamanan termis atau pemborosan energi jika bangunan
menggunakan mesin pengkondisian udara (AC).

Banyak arsitek mengklaim merancang bangunan tropis, namun


kenyataannya tidak mengantisipasi apapun terhadap iklim tropis.
Ketergantungan terhadap penggunaan teknologi yang boros energi dan
melupakan potensi alam semakin mengkhawatirkan kita semua akhir-
akhir ini.

3.1.3 Penggunaan material kaca yang berlebihan

Penggunaan material kaca sebagai pembalut bangunan atau


sebagai atria (atrium) di Indonesia menyebabkan ruang bangunan
menjadi panas. Akumulasi panas terhadap bangunan mengakibatkan
penggunaan AC yang berlebihan, maka energi yang di konsumsi untuk
pendinginan membengkak karena panas yang harus dibuang semakin
membesarKolam air dibawah atap transparan

Dalam gedung PP IPTEK terdapat sebuah kolam air di bawah


atap transparan. Hal ini dapat menyebabkan pemanasan efek rumah
kaca. Mungkin dalam merancang bangunan ini, sang arsitek berharap
bahwa kolam ikan ini dapat menaikkan nilai estetika namun hal ini jelas
keliru. Nyatanya, akibat tingginya suhu udara di atas kolam, air menguap
dengan cepat dan menaikkan tingkat kelembapan udara dalam gedung
dan menambah kerja mesin AC yang berakibat membengkaknya biaya
listrik yang harus dibayar.

6
3.2 Solusi untuk permasalahan
3.2.1 Konsep perancangan bangunan di Indonesia yang semestinya
a) Kenyamanan Sirkulasi Penghuni
Dalam perencanaan bangunan di Indonesia, kita harus
menganalisa apa saja aktivitas yang akan di lakukan di dalam
bangunan tersebut. Selain itu, apakah fungsi dari bangunan tersebut
untuk ruang publik atau digunakan secara pribadi. Penyesuaian pada
tapak juga dapat menentukan orientasi penempatan ruang – ruang.
Hal ini nantinya akan menentukan hubungan antar ruang agar
tercipta jalur sirkulasi yang tepat

b) Kenyamanan Sirkulasi Udara, Cahaya dan Visual


Mengenai sirkulasi udara dan cahaya, kita dapat memanfaatkan
kondisi iklim di Indonesia yang sangat mendukung untuk
penggunaan energi alami, sehingga kita dapat menekan penggunaan
energi listrik. Sebagai gambarannya kita tidak perlu menyalakan
lampu ataupun AC di siang hari, karena kebutuhan pencahayaan
dan penghawaan telah dipenuhi oleh energi alam. Hal ini didukung
oleh penempatan pintu dan jendela maupun lubang angin yang
ditentukan melalui analisa tapak, supaya rumah tersebut mendapat
sumber pencahayaan dan penghawaan alami yang optimal.

c) Pemilihan, Penggunaan dan Pengolahan Tapak


Dalam membangun bangunan tempat tinggal baru lokasi
sebaiknya dekat dengan pusat transportasi masal. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan warga berpergian ke tempat lain
dengan menggunakan kendaraan umum sehingga mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi.

Dalam aspek penggunaan dan pengolahan tapak sebaiknya


bangunan dibangun tanpa banyak harus memodifikasi tapak atau
permukaan tanah. Perkerasan permukaan tanah harus
mempertimbangkan penyerapan air hujan. Material berpori,
coneblock, grassblock merupakan material yang direkomendasikan.

7
d) Konservasi Air
Kawasan permukiman atau perumahan perlu dirancang
untuk mampu mengonservasi air, baik air tanah maupun air hujan
kawasan permukiman atau perumahan dapat dilengkapi dengan
danau-danau kecil sebagai tempat penampungan air. Penempatan
kolam sedemikian rupa di tempat yang paling rendah di kawasan
perumahan dapat digunakan sebagai penampungan air hujan dan
mencegah genangan atau banjir

e) Penggunaan Material
Bahan bangunan lebih disarankan agar menggunakan material local
seperti halnya kayu, bamboo karena ditinjau dari sisi
keberlanjutannya dapat di tanam kembali namun maraknya kasus
penebangan liar dan pengerusakan hutan, penggunaan kayu untuk
bahan bangunan menjadi hal yang “sensitif’ di Indonesia. Material
yang bersifat reusable, dapat digunakan atau dipasang kembali jika
bangunan diruntuhkan lebih di sarankan untuk digunakan.

8
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Bangunan ramah lingkungan merupakan suatu rancangan kawasan dan
bangunan yang mempertimbangkan kondisi fisik lingkungan setempat, dan
menjawab permasalahan iklim tropis. Rancangan arsitektur kawasan dan
bangunan harus mempertimbangkan faktor lokasi, iklim, konservasi air hujan
dan air tanah, meminimalkan limbah, penghijauan kawasan, dan lainnya yang
sesuai dengan kaidah-kaidah perancangan arsitektur ramah lingkungan.
Kemudian, penghematan energi merupakan bagian penting dalam konsep
perancangan bangunan ramah lingkungan. Penghematan energi dapat
menyisakan sumber energi bagi generasi mendatang serta meminimalkan
emisi CO2 sebagai penyebab utama pemanasan bumi dan perubahan iklim
global.
Apabila kedua hal ini dapat bersinergi dengan baik, tidak dapat dipungkiri lagi
jika pembangunan di Indonesia mengikuti peraturan menteri negara
lingkungan hidup no.8 tahun 2010 maka agenda konstruksi 2030 dapat
terlaksana
4.2 Saran
Dalam menciptakan bangunan ramah lingkungan yang bersinergi dengan
lingkungan yang terdapat pada agenda konstruksi 2030 dan dalam hal
pembangunannya mengikuti peraturan menteri negara lingkungan hidup no.8
tahun diharapkan semua pihak dapat saling berkerja sama. Mulai dari pemilik
bangunan, perencana dan pelaksana.

9
DAFTAR PUSTAKA

Harso, Tri (2013), Arsitektur dan Kota Tropis Dunia Ketiga suatu bahasan
tentang indonesia. Depok: Penerbit PT. Rajagrafindo Persada

Ervianto, Wulfram (2012), Selamatkan Bumi Melalui Konstruksi Hijau.


Yogyakarta: ANDI OFFSET

Frick, Heinz., Suskiyatno, Bambang (1998), Dasar-dasar Eko-arsitektur.

Yogyakarta: Penerbit Kanisius

10

Anda mungkin juga menyukai